Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN SASTRA PADA KELOMPOK
KREATIVITAS SASTRA DI KELURAHAN AMANTELU
KECAMATAN SIRIMAU KOTA AMBON
(Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon dan Model Pelestariannya)
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh
gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Oleh
Merlyn Rutumalessy
NIM 1104028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN SASTRA PADA KELOMPOK
KREATIVITAS SASTRA DI KELURAHAN AMANTELU
KECAMATAN SIRIMAU KOTA AMBON
(Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon dan Model Pelestariannya)
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.)
pada Fakultas Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia
© Merlyn Rutumalessy 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
MERLYN RUTUMALESSY, S.Pd.
PEMBELAJARAN SASTRA PADA KELOMPOK
KREATIVITAS SASTRA DI KELURAHAN AMANTELU KECAMATAN SIRIMAU KOTA AMBON
(Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon dan Model Pelestariannya)
Disetujui oleh:
Pembimbing I,
Prof. Dr. H. Yus Rusyana NIDN 0024033802
Pembimbing II,
Prof. Dr. Iskandarwassid, M.Pd. NIDN 002073902
Mengetahui:
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dr. Sumiyadi, M. Hum.
NIP 19660320 199103 1 004
PERNYATAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa tesis dengan Judul “Pembelajaran Sastra
Anak pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan
Sirimau Kota Ambon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon dan Model
Pelestariannya) ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar hasil penelitian yang
telah dilakukan dan merupakan karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan apabila kemudian ditemukan
adanya pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku dalam karya ini, atau ada
klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, 18 Juli 2013
Yang Membuat Pernyataan
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Sastra anak membawa anak pada dunia yang dipahaminya sebagai wadah untuk berimajinasi dan berkreasi. Anak melihat dirinya dan memahami keberadaan orang lain di sekitarnya melalui karya sastra yang dibacanya. Petualangan demi petualangan dalam alur yang dikisahkan dengan pengambaran tokoh dan penokohannya memberikan kesenangan sekaligus didikan untuk menjalani hidup. Sastra anak yang meliputi sastra tradisional dan modern mewakili pemahaman anak dari masa ke masa tentang bagaimana menjadi pribadi yang menyenangkan, lucu, dan polos. Pantun, peribahasa, cerita rakyat atau dongeng, fabel, mitos, dan legenda memperkaya nilai dan tradisi yang seharusnya dimiliki oleh anak. Sedangkan keragaman novel remaja, cerpen, komik, cerita bergambar, puisi anak, dan biografi menuntun imajinasi masa kini. Semuanya dapat menjadi kekayaan untuk membina karakter anak. Belajar di lingkungan melalui Kelompok Kreativitas Sastra memungkinkan anak menyerap lebih banyak nilai dan tradisi karena dekat dengan jangkauan pengalamannya.
Berdasarkan uraian di atas, secara umum penelitian ini bertujuan mendeskripsikan 1) sastra anak yang masih hidup di kota Ambon, 2) proses pelaksanaan pembelajaran pada kelompok kreativitas sastra, 3) pemanfaatan model, teknik, dan media pembelajaran sastra di kelompok kreatifitas sastra, 4) dampak yang ditimbulkan oleh kelompok kreativitas sastra pada pengembangan nilai dan peningkatan keterampilan berbahasa, dan 4) hambatan yang ditemui dan solusi yang ditempuh.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan secara kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, teknik wawancara mendalam, catatan lapangan, dan teknik dokementasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah peneliti sendiri dan dibantu dengan pedoman wawancara, catatan lapangan, tape recorder, dan handycam. Sumber data penelitian adalah rangkaian kegiatan kelompok kreativitas sastra dimulai dari identifikasi kebutuhan, pembentukan kelompok, pelaksanaan proses pembelajaran, dan evaluasi dan tindak lanjut pembelajaran berikutnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan kelompok kreativitas sastra hendaknya dimulai dengan tahapan identifikasi kebutuhan untuk menjawab proses pembelajaran yang akan ditempuh di kelompok. Komponen-komponen yang mendasari kegiatan di kelompok, yaitu peserta, pendamping, kelompok ahli, bahan ajar, dan evaluasi pembelajaran merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Children literature take a child to the world he saw as the container for imagination and creativity. Children see themselves and understand the existence of other people around him through the literature they read. Adventure after adventure in a groove that is told with life character gives pleasure and education for life. Children's literature, including traditional and modern literature represents the understanding of the child from time to time about how to be a nice person, funny, and plain. Rhymes, proverbs, folk tales or fairy tales, fables, myths, and legends and traditions enrich the value that should be owned by the child. While the diversity of young adult novels, short stories, comics, illustrated stories, nursery rhymes, and biographies of leading contemporary imagination. Everything can be a wealth of character for foster children. Learning environment through Group Creativity in Literature allows children to absorb more of the values and traditions as it is close to the range of experiences.
Based on the above, in general, this study aims to describe 1) children's literature still live in the city of Ambon, 2) implementation of the learning process in the group of literary creativity, 3) the use of models, techniques, and media group learning literature in literary creativity, 4) the impact of the group of literary creativity in the development and improvement of the value of language skills, and 4) the obstacles encountered and the solutions adopted.
This research uses descriptive qualitative method with a qualitative approach. Data collection techniques used are observation, in-depth interviewing techniques, field notes, and techniques dokementasi. Instruments used in this study is the researchers themselves and assisted with the interview, field notes, tape recorders, and camcorders. Source of research data is a series of literary creativity group starting from the identification of needs, the formation of the group, the learning process implementation, and evaluation and the next follow-up learning.
The results showed that the formation of literary creativity should begin with the identification stage to answer the needs of the learning process that will be pursued in the group. The components of the underlying activity in the group, ie participants, experts group, teaching materials, and evaluation of learning is a unity that can not be separated.
ix
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Identifikasi Masalah Penelitian ... 4
1.3Batasan Masalah Penelitian ... 4
1.4Rumusan Masalah Penelitian ... 5
1.5Tujuan Penelitian ... 5
1.6Manfaat Penelitian ... 5
1.7Anggapan Dasar ... 6
BAB II KAJIAN TEORETIS PEMBELAJARAN SASTRA ANAK PADA KELOMPOK KREATIVITAS SASTRA 2.1 Sastra Anak ... 11
2.2 Genre Sastra Anak ... 16
2.2.1 Puisi : Jenis dan Karakteristik... 18
2.2.2 Sastra Tradisional ... 26
2.2.3 Cerita Fantasi : Jenis dan Karakteristik ... 40
x
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.2.5 Nonfiksi : Jenis dan Karakteristik ... 59
2.2.6 Komik ... 62
2.3 Manfaat Sastra Anak ... 63
2.4 Pembelajaran Sastra dan Keterampilan Berbahasa ... 66
2.4.1 Pembelajaran Sastra ... 66
2.4.2 Hubungan Pembelajaran Sastra dan Keterampilan Berbahasa ... 68
2.4.3 Komponen-komponen Strategi Pembelajaran Sastra ... 71
2.4.4 Model Pelestarian Sastra Berbasis Kelompok ... 84
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Metode Penelitian... 107
3.2Data dan Sumber Data ... 108
3.3Prosedur Pengumpulan Data ... 108
3.4Instrumen Penelitian... 111
3.5Langkah-Langkah Penelitian ... 111
3.6Paradigma Penelitian ... 112
BAB IV DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN PEMBELAJARAN SASTRA ANAK PADA KELOMPOK KREATIVITAS SASTRA KELURAHAN AMANTELU KECAMATAN SIRIMAU KOTA AMBON 4.1 Deskripsi Data ... 113
4.1.1 Lingkungan Budaya Penelitian ... 113
4.1.2 Sastra Anak di Kota Ambon ... 121
xi
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.1.5 Fiksi dan Nonfiksi ... 138
4.1.6 Komik ... 139
4.1.7 Model Pelestarian Sastra Anak di Kota Ambon ... 139
4.2 Analisa Data ... 140
4.2.1 Analisis Puisi Anak ... 140
4.2.2 Analisis Bacaan Anak ... 142
4.2.3 Sastra Tradisional ... 143
4.3.4 Model Pelestarian Sastra Anak ... 156
4.3 Hasil Analisis ... 156
4.4 Pembahasan Hasil Analisis ... 158
4.4.1 Kriteria Puisi Anak ... 158
4.4.2 Kriteria Bahan Bacaan Anak ... 160
4.4.3 Relevansi Sastra Tradisional dengan Kehidupan Sehari-hari ... 160
4.4.4 Model Pelestarian Sastra Anak di Lingkungan Masyarakat ... 161
BAB V MODEL PELESTARIAN SASTRA ANAK PADA KELOMPOK KREATIVITAS SASTRA DI LINGKUNGAN MASYARAKAT 5.1 Profil Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Ambon ... 164
5.1.1 Proses Pembentukan Kelompok Kreativitas ... 164
5.1.2 Proses Pelaksanaan Kegiatan Kelompok Kreativitas Sastra ... 168
5.1.3 Evaluasi Proses Pembelajaran Sastra Anak di Kelompok Kreativitas ... 170
xii
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterampilan Berbahasa dan Pembinaan Karakter ... 171
5.1.5 Hambatan-Hambatan... 172
5.2 Model Pelestarian Sastra Anak ... 177
5.2.1 Tahapan Perencanaan ... 177
5.2.2 Tahapan Pelaksanaan dan Evaluasi Program Pembelajaran ... 184
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan ... 202
6.2 Saran ... 204
xiii
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
1 Keterkaitan antara Jenis, Keunggulan dan Kelemahan, serta Tujuan
Utama Penggunaan Media Pembelajaran... 98
2 Hubungan antara Metode dan Teknik Pembelajaran... 103
3 Pedoman Analisis Pembelajaran Sastra Anak pada Kelompok
Kreativitas Sastra ... 110
4 Jadwal Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Kegiatan... 168
5 Rancangan Program Belajar Triwulan Pertama Kelompok Kreativitas
Sastra Kelompok Usia 9 – 10 ... 185
6 Rancangan Program Belajar Triwulan Pertama Kelompok Kreativitas
Sastra Kelompok Usia 11 – 13 ... 187
xiv
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 8
9
Sastra Kelompok Usia 14 – 16...
Format Penilaian Proyek...
Format Penilaian Perilaku ... 191
200
201
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kumpulan Pantun... 213
2 Kumpulan Peribahasa... 215
3 Kumpulan Puisi Anak ... 217
4 Permainan Tradisional... 219
xv
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 8
9
10
Pembelajaran Sastra Anak...
Peta Kelurahan Amantelu...
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian...
Kelengkapan Penelitian
226
229
230
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pembelajaran sastra dapat dilakukan melalui aktivitas di luar
sekolah. Aktivitas belajar di luar sekolah memungkinkan siswa mengalami
pengalaman yang bersentuhan secara langsung dengan lingkungan di mana
ia hidup. Sehingga memasyarakatkan sastra melalui aktivitas di luar sekolah
adalah langkah untuk memberikan sebanyak mungkin kesempatan pada
anak mengenal dan bereksplorasi dengan pengetahuan yang telah
didapatnya di sekolah. Untuk memahami sastra dibutuhkan pemahaman
tentang pengalaman. Tarigan (1995:2) menyatakan bahwa sastra merupakan
sarana pembuka pintu-pintu penemuan serta memberikan
petualangan-petualangan dan kenikmatan yang tidak ada habis-habisnya. Hal ini juga
ditegaskan oleh Nodelman (Shelby, 2004:19) sebagai berikut:
„...that these pleasure represent recognition, connection, and reflection. For example, he discussed “the pleasure of recognizing forms and genres of seeing similarities between works of literature “as well as” the pleasure of understanding of seeing how literature not only mirros life but comments on it and makes us cinsider the meaning of our own existence‟
(„….bahwa kesenangan tersebut menggambarkan pengakuan, hubungan dan refleksi. Sebagai contoh, dia membahas “kesenangan mengenali bentuk dan genre dari melihat kesamaan-kesamaan antara karya sastra “dan juga” kesenangan memahami dalam melihat bagaimana sastra tidak hanya mencerminkan kehidupan tetapi mengomentarinya dan membuat kita mempertimbangkan makna dari keberadaan kita sendiri.‟)
Kenikmatan sastra dapat diperoleh melalui pengakuan, hubungan,
dan perenungan. Sastra tidak hanya mencerminkan kehidupan tetapi
tanggapan terhadapnya sehingga kita dapat mempertimbangkan arti dan
keberadaan kita sendiri. Huck, Hepler, Hickman, dan Kiefer (Shelby,
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesenangan dari buku-buku yang dibaca, dan terkadang buku dapat berbuat
lebih banyak untuk mereka daripada menghibur mereka.
Sastra anak atau Children‟s Literature adalah karya sastra yang dapat dikomsumsi oleh anak-anak. Karya-karya sastra yang dibuat untuk
dikomsumsi oleh anak-anak merupakan hasil kreasi imajinatif yang mampu
menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan pemahaman dan pengalaman
keindahan tertentu. Sastra anak yang hidup dan berkembang di lingkungan
masyarakat adalah cerminan jiwa anak yang dapat dipahami dari
kacamatanya. Dongeng tradisional sampai novel-novel yang bermutu, dan
pantun (anak-anak) dan puisi dengan tema yang bervariatif berkembang
dengan ciri khas yang hanya dimiliki oleh anak-anak.
Pembelajaran bahasa dan sastra menekankan pada aspek
mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis yang merupakan kesatuan
yang jika diolah mampu memberi warna baru untuk meningkatkan minat
belajar sastra. Puisi, prosa, dan drama dapat disintesiskan dengan kegiatan
menyimak dan membaca sebagai aktivitas reseftif anak, dilanjutkan
kegiatan berbicara dan menulis yang merupakan aktivitas produktif mereka.
Sehingga melalui proses ini, anak dapat mengapresiasi, menganalisis, dan
juga dapat memproduksi karya sastra di masyarakat.
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan oleh Strube (1996),
Goodwin (2004), Diller (2003), Wright (2006) dan Dewey (2009)
menegaskan beberapa fakta. Pertama, pembelajaran sastra yang dilakukan
di kelas sering menemui kendala untuk melakukan aktifitas menyimak
sastra, berbicara sastra, membaca sastra, dan menulis sastra.
Kedua, pengembangan kegiatan yang membutuhkan kreativitas model dan
media pembelajaran seringkali terhambat dengan sempitnya ruang kelas.
Seringkali guru harus melakukan aktifitas di luar kelas. Kendala yang
ditemui adalah waktu yang tersedia seringkali dihabiskan untuk menarik
perhatian anak. Ketiga, perhatian anak seringkali diperoleh jika guru dapat
3
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengelolaan kelas. Keempat, pembelajaran sastra seharusnya dapat
diselaraskan dengan kegiatan-kegiatan di luar sekolah, sehingga anak
mengalami kekayaan pengalaman dan pengetahuan. Kenyataan ini
menegaskan bahwa proses pembelajaran yang berhasil membentuk
kepribadian anak hanya dapat ditempuh jika adanya keseimbangan antara
proses belajar di kelas dan pengalaman di luar kelas yakni lingkungan
masyarakat.
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui
interaksi antara individu dan lingkungan di mana ia hidup (Iskandarwassid
& Sunendar, 2010:1). Lingkungan masyarakat menawarkan pengalaman
kehidupan berupa budaya sebagai sumber belajar untuk anak. Maryaeni
(2005:5), kebudayaan pada dasarnya merupakan segala macam bentuk
gejala kemanusiaan, baik yang mengacu pada sikap, konsepsi, ideologi,
perilaku, kebiasaan, karya kreatif, dan sebagainya. Endaswara menegaskan
hal ini dengan menyatakan bahwa budaya adalah sesuatu yang hidup,
berkembang, dan bergerak menuju titik tertentu (2006:1). Karya sastra lahir
dan berkembang pada budaya yang dihasilkan oleh masyarakat, dan anak
sebagai komponen masyarakat sebagai pemiliki budaya perlu dibimbing ke
arah pemahaman tentang budaya yang berlaku di sekelilingnya.
Hurlock (1978:251), sikap anak-anak terhadap orang lain dan
seberapa baik mereka dapat bergaul dengan orang lain sebagian besar akan
tergantung pada pengalaman belajar selama tahun-tahun awal kehidupan
yang merupakan masa pembentukan. Cullinan (Tarigan, 1999: 2), bahwa “buku-buku (sastra) dapat memegang peranan penting dalam kehidupan anak, tetapi peranan buku-buku tersebut tergantung pada orang tua dan para
guru yang membimbing mereka. Para orang tua dan guru bertanggung
jawab bagi penyediaan buku-buku sastra serta menyebarluaskan warisan
sastra yang telah tersurat dan tersirat dalam rima anak-anak,
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mencapai keseimbangan antara pembelajaran sastra yang
diterima di sekolah dan lingkungan masyarakat, diperlukan wadah yang
membuat keseimbangan tersebut saling melengkapi sehingga materi yang
diterima di sekolah tidak terisolasi dari pengalaman. Membelajarkan sastra
melalui kelompok kreativitas adalah alternatif pembelajaran sastra yang
dapat dilakukan di luar sekolah yaitu di lingkungan tempat tinggal.
Kelompok kreativitas sastra di lingkungan Kelurahan Amantelu RT 003
RW 01 Kecamatan Sirimau Kota Ambon bertujuan untuk mengenalkan
berbagai proses yang berhubungan dengan bagaimana memahami karya
sastra dan menghargai karya sastra. Berbagai aktivitas sastra yang disajikan
melibatkan model, teknik, dan media pembelajaran sastra, bahkan
pemilihan bacaan anak baik sastra lama maupun modern, dipilih dengan
cermat agar membawa dampak yang positif bagi perkembangan anak.
1.2 Identifikasi Masalah Penelitian
Masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Pembelajaran sastra di sekolah harus mendapat keselarasan dengan
kenyataan yang ditemui anak di lingkungan masyarakat. Proses
membimbing, mengajarkan atau membelajarkan, dan melatih melalui
pemanfaatan metode, teknik, dan media pembelajaran sastra, menciptakan
kreativitas sastra yang dapat membawa anak pada apresiasi sastra.
b. Khazanah sastra anak berbasis budaya lokal dapat dijadikan alternatif
pembelajaran sastra di masyarakat sebagai bentuk pelestariannya.
c. Aktivitas kelompok kreativitas dapat dituangkan dalam model
pembelajaran sastra anak yang dapat diterapkan lingkungan masyarakat.
1.3 Batasan Masalah Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada pendeskripsian pelaksanaan dan
5
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hidup di kota Ambon dengan pemanfaatan metode, teknik, media, dan bahan
ajar pada kelompok kreativitas di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau
Ambon.
1.4 Rumusan Masalah Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu menjawab beberapa pertanyaan di
bawah ini, yaitu :
a. bagaimanakah perkembangan sastra anak di Kota Ambon ?
b. bagaimanakah profil kelompok kreativitas di Kelurahan Amantelu
Kecamatan Sirimau Ambon ?
c. bagaimanakah program pembelajaran sastra anak diterapkan pada
kelompok kreativitas ?
d. apakah kelompok kreativitas berdampak pada peningkatan apresiasi dan
kemampuan berbahasa anak ?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan-tujuan berikut :
a. mendeskripsikan perkembangan sastra anak di kota Ambon
b. mendeskripsikan model-model pelestarian sastra anak sebagai alternatif
pembelajaran sastra di lingkungan
c. mendeskripsikan peningkatan apresiasi dan kemampuan berbahasa anak
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di kelompok kreativitas
d. menciptakan program sastra anak berbasis kelompok melalui proses
yang dapat diterapkan di lingkungan masyarakat
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis dan
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan program
rancangan pembelajaran sastra untuk lembaga pendidikan formal (sekolah)
melalui pemanfaatan model, teknik, media pembelajaran dan bahan
pembelajaran berbasis budaya lokal .
b. Secara praktis, penelitian ini dapat menawarkan berbagai strategi
pembelajaran sastra anak yang dapat diterapkan di lingkungan masyarakat.
1.7 Anggapan Dasar Penelitian
Melandasi penelitian ini, ada beberapa anggapan dasar yang penulis
sampaikan, antara lain :
a. Pendidikan sastra dapat dilakukan di lingkungan masyarakat melalui
proses pembinaan, bimbingan, pengajaran atau pembelajaran, dan
pelatihan
b. membelajarkan sastra dapat dilakukan di luar sekolah dengan
mendayagunakan potensi lokal melalui penerapan model, teknik, media,
dan bahan ajar
c. kelompok kreativitas dapat memberi dampak pada penguasaan
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
metode deskriptif. Seluruh aktivitas penelitian yang dilakukan untuk
memperoleh pengetahuan, sejumlah informasi yang rinci tentang subjek dan
latar sosial penelitian. Data yang dapat diperoleh berasal dari naskah
wawancara, observasi, catatan lapangan, dokumen pribadi, dan dokumen
lainnya dengan tujuan untuk mendeskripsikan realitas empiris yang
berhubungan dengan fenomena yang ada secara mendalam, rinci atau tuntas.
Kegiatannya adalah mendeskripsikan secara terperinci tentang pelaksanaan
kegiatan kelompok kreatifitas sastra dan pengaruhnya pada peningkatan
keterampilan berbahasa serta perilaku anak.
Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan),
yaitu menggunakan berbagai sumber dan teknik pengumpulan data secara
simultan sehingga dapat diperoleh data yang pasti. Analisa data dalam
penelitian kualitatif bersifat induktif, yakni berdasarkan fakta-fakta yang
ditemukan dan kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori
sehingga hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi (Sugiyono,2010:1-3)
Penelitian dilakukan pada kelompok kreatifitas di lingkungan kelurahan
Amantelu RT 003 RW 01 Kecamatan Sirimau Kota Ambon. Peneliti
berinteraksi dengan anak-anak yang menjadi subjek penelitian untuk
memecahkan permasalahan yang terkait pembelajaran sastra anak pada
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2Data dan Sumber Data
Data diperoleh dari responden yang berjumlah 40 anak berusia 9 – 12
yang terbagi dalam tiga kelompok berdasarkan usia sebaya, yaitu kelompok
dengan kategori usia 9 – 10 tahun, kelompok dengan kategori usia 11-13
tahun, dan kelompok dengan kategori usia 14-16 tahun. data-data tersebut
diperoleh secara lisan dan tulisan. Tuturan lisan diperoleh melalui wawancara
untuk memperoleh data yang berhubungan dengan aktifitas kelompok
kreatifitas, peningkatan keterampilan berbahasa, kendala yang ditemui
selama aktifitas berlangsung. Data dalam bentuk tulisan diperoleh melalui
catatan lapangan tentang proses pelaksanaan kegiatan, evaluasi formatif yang
dilakukan oleh pendamping, evaluasi perilaku yang dilakukan oleh orang tua,
dan hasil observasi terhadap profil kelompok kreativitas sastra. Selanjutnya
data-data tersebut dianalisis secara deskriptif dengan mengandalkan
teknik-teknik pengumpulan data.
Sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh aktivitas kelompok
kreativitas sastra yang meliputi program pembelajaran, peserta kelompok,
pendamping kelompok, materi atau bahan ajar (termasuk budaya lokal) yang
diterapkan, pemilihan dan penerapan metode, teknik, dan media pembelajaran,
serta evaluasi yang dirancang. Selanjutnya hasil analisis terhadap
komponen-komponen tersebut akan dituangkan dalam model pelatihan sastra anak pada
kelompok kreativitas sastra di kelurahan Amantelu RT 003 RW 03 kecamatan
Sirimau kota Ambon.
3.3Prosedur Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu teknik pengumpulan
data dan analisis data yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Teknik Pengumpulan Data
109
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Observasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan sastra anak di
kota Ambon baik modern maupun tradisional, aktivitas kelompok
kreatifitas dan perilaku subjek yang diteliti terhadap proses tersebut.
b. Wawancara dilakukan untuk menyempurnakan data observasi dan
kuesioner yang telah ditemukan, meliputi tanggapan subjek yang
diteliti terhadap proses pembelajaran sastra di kelompok kreatifitas
yang melibatkan model, teknik, media dan bahan yang digunakan.
c. Catatan Lapangan berupa catatan-catatan yang dibuat oleh peneliti
selama proses aktitivitas kelompok berlangsung, catatan berupa
evaluasi formatif yang dilakukan oleh pendamping kelompok, dan
evaluasi perilaku yang dilakukan oleh orang tua. Catatan-catatan ini
diharapkan dapat melengkapi data observasi, kuesioner, dan
wawancara.
d. Dokumentasi adalah semua barang-barang tertulis berupa dokumen
tes, buku-buku, dan hasil notulen rapat. Dokumen juga meliputi hasil
pengambilan gambar terhadap proses kegiatan dalam kelompok.
2. Teknik Analisa Data
Sugiyono (2008:90) menyatakan bahwa analisis data telah dimulai
sejak dirumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan
dan terus berlanjut sampai hasil penelitian. Sebelum dianalisis, data yang
diperoleh dari observasi, wawancara dan penilaian unjuk kerja
dikumpulkan dan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. mendeskripsikan sastra anak di kota Ambon dan model-model
pelestariannya
b. mendeskripsikan aktivitas kelompok kreatifitas
c. mendeskripsikan kendala yang ditemui selama aktivitas berlangsung
d. menginterpretasikan data yang diperoleh sesuai dengan teori yang
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. menemukan solusi pengembangan aktivitas yang akan diterapkan
pada kelompok kreatifitas
f. menyusun laporan
Langkah-langkah di atas disesuaikan dengan pedoman analisis sebagai
berikut :
Tabel 3
Pedoman Analisis Pembelajaran Sastra Anak pada Kelompok Kreativitas Sastra
No. Tujuan Penelitian Data Temuan Pedoman Analisis
1 Mendeskripsikan
Teori yang dikemukakan oleh :
pelestarian sastra anak sebagai alternatif
pembelajaran di
lingkungan masyarakat
1. Hasil penelitian 2. Lomba-lomba
antara lain bertutur, nyanyian anak, permainan anak, dan taman baca 3. Kelompok
kreativitas sastra
Teori yang digunakan
sebagai acuan
menganalisis kelompok kreativitas sastra sesuai dengan prinsip-prinsip 3 Menciptakan program
pelatihan dan rancangan
Teori yang dikemukakan oleh :
1. Sudjana (2007) 2. Iskandarwassid dan
111
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.4 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menempatkan peneliti sebagai instrumen kunci, sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Nasution (2003:55-56), yaitu :
a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi
penelitian
b. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek
keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
c. Tiap situasi merupakan suatu keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen
berupa tes atau angket yangdapat menangkap kesleuruhan situasi, kecuali
manusia. Hanya manusia sebgai instrumen dapat memahami situasi dalam
segala seluk beluknya.
d. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami
dengan pengetahuan semata-mata. Untuk memahaminya kita sering perlu
merasakannya, menyelaminya berdasarkan penghayatan kita.
e. Peneliti sebagai instrumen dapat segere menganalisis daya yang diperoleh.
Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesa dengan segera menentukan
arah pengamatan untuk mentes yang timbul seketika
f. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan segera
menggunakannya sebagai balikan untuk memperoleh penegasan,
perubahan, perbaikan, atau penolakan.
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah-langkah penelitian dapat diuraikan dalam desain penelitian.
Pertama, melakukan observasi atau pengamatan pada aktivitas kelompok
kreatifitas yang meliputi kegiatan, model pembelajaran, dan media yang
diterapkan serta perilaku subjek terhadap aktivitas kelompok. Kedua,
menyebarkan kuesioner pada pendamping dan peserta kelompok kreatifitas
untuk mengetahui tanggapan atas aktivitas yang dilakukan.
Ketiga, melakukan wawancara dengan beberapa peserta kelompok,
pendamping dan orangtua untuk mendapatkan informasi tentang penerapan
teknik pembelajaran sastra, dampak terhadap keterampilan berbahasa yang
dimiliki dan pemahaman tentang diri anak dan lingkungannya.
Keempat, mengelola data yang diperoleh dari observasi, wawancara, tes,
catatan lapangan dan dokumentasi, kemudian dideskripsikan secara rinci.
Kelima, mendeskripsikan formula atau solusi produk berupa program
kelompok kreatifitas yang dapat diterapkan pada lingkungana yang lain.
3.6Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian dapat digambarkan melalui skema di bawah ini :
113
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
MODEL PELESTARIAN SASTRA ANAK MELALUI KELOMPOK KREATIVITAS SASTRA
DI LINGKUNGAN MASYARAKAT
Berdasarkan hasil analisis pada bab IV, peneliti mencoba
merancang model pembelajaran yang dapat diterapkan pada kelompok
kreativitas sastra di lingkungan masyarakat. Pembahasan profil kelompok
kreativitas sastra di kelurahan Amantelu RT 003 RW 01 kecamatan
Sirimau Kota Ambon meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan,
penilaian, dampak dari proses pembelajaran yang dilakukan di kelompok
serta hambatan-hambatan yang ditemui. Selanjutnya dari profil kelompok
yang dijabarkan, akan disusun model pelestarian yang dapat diterapkan
di lingkungan masyarakat dengan mempertimbangkan proses
pembelajaran yang telah ada dan akan ditindaklanjuti atau dapat
diterapkan pada lingkungan yang berbeda karakteristiknya.
Keseluruhan proses pelaksanaan pembelajaran kelompok
kreativitas sastra memperhatikan beberapa hal, yaitu :
1. karakteristik anak,
2. karakteristik lingkungan,
3. bahan ajar,
4. pembimbing atau pendamping,
5. model, teknik, dan media pembelajaran , dan
6. format evaluasi
Berbagai kriteria yang telah diuraikan pada bab IV dijadikan
acuan untuk rancangan model pelestarian sastra anak pada kelompok
164
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.1. Profil Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu RT 003 RW 001 Kecamatan Sirimau Kota Ambon
5.1.1 Proses Pembentukan Kelompok Kreativitas Sastra
Proses pembentukan kelompok kreativitas sastra di kelurahan
Amantelu RT 003 RW 001 melalui tiga tahapan yang dapat diuraikan
sebagai berikut :
Kelompok kreativitas sastra dibentuk dengan tujuan untuk
mengajarkan sastra pada anak dan remaja semasa usia dini. Gagasan ini lahir
didasarkan pada beberapa hal :
a. perkembangan anak dan remaja di kelurahan Amantelu menghabiskan
sebagian besar waktu dengan melakukan aktivitas bermain dengan teman,
nongkrong di pinggir jalan, dan bermain game di warnet,
b. perilaku yang mulai menyimpang, misalnya mengeluarkan kata-kata yang
tidak menyenangkan, berkelahi, pergaulan bebas, dan balap liar,
c. timbulnya beberapa keluhan dari orang tua tentang prestasi belajar beberapa anak yang mulai menurun, padahal telah diterapkan „Belajar Malam‟.
Beberapa faktor di atas yang mendasari sehingga terbentuknya
kelompok kreativitas sastra. Mengapa kelompok kreativitas sastra ?
Tahapan pertama ditempuh untuk menjajaki strategi dan model yang
harus ditempuh yaitu melalui wawancara dan observasi pada 15 responden,
yang terdiri dari 8 responden berasal dari pihak orang tua dan 7 responden
berasal dari anak dan remaja. Materi wawancara berkisar pada strategi apa
yang harus ditempuh untuk mengatasi berbagai permasalahan di atas,
sedangkan observasi dilakukan untuk mengetahui minat dan potensi pada diri
anak yang perlu dikembangkan.
Berdasarkan data wawancara yang diperoleh dari orang tua menegaskan
bahwa (1) perlu dibentuk wadah yang menarik dari segi penyajian materi,
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari perilaku tidak menyenangkan dan (3) menyibukkan mereka dengan
berbagai aktivitas yang bermanfaat.
Hasil wawancara tersebut ditindaklanjuti dengan observasi terhadap
minat anak dan remaja di lingkungan kelurahan Amantelu RT 003 - 005, dan
diperoleh data bahwa sebagian besar minat anak dan remaja adalah bermain
secara berkelompok. Setiap hari menjelang sore, pada pukul 16.00 – 18.00
selalu ada aktivitas bermain secara berkelompok di beberapa titik. Anak dan
remaja yang terlibat dalam proses bermain secara berkelompok ini berkisar
pada usia 9 – 16 tahun, tidak merasa canggung dan menyenangkan walaupun
usia mereka berbeda. Aktivitas bermain bola dana aktivitas fisik dilakukan
oleh anak laki-laki sedangkan bermain sambil bernyanyi dilakukan oleh anak
perempuan.
Berdasarkan data observasi dan wawancara ini, ditentukan beberapa
indikator, yaitu :
a. anak dan remaja di kelurahan Amantelu selalu berkelompok dalam
melakukan aktivitas
b. menyenangi segala sesuatu yang menyenangkan dan menimbulkan rasa
ingin tahu mereka tentang sesuatu
c. menyenangi aktivitas bermain
Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu :
(1) menemukan model belajar yang tepat, (2) menemukan teknik belajar yang
menyatukan anak laki-laki dan perempuan yang mempunyai minat yang sama
yaitu bermain tapi menyukai jenis permainan yang berbeda, dan (3)
menentukan lokasi strategis untuk seluruh aktivitas yang akan dilakukan, (4)
menentukan materi yang diajarkan, (5) memilih pendamping yang sesuai
dengan kriteria anak, yaitu memiliki rasa humor dan dapat beradaptasi
dengan mereka, (6) dan melibatkan orang tua sebagai informan untuk
mengetahui hasil yang dicapai oleh melalui perubahan perilaku dan motivasi
166
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan temuan ini, maka ditempuhlah tahapan kedua dengan
beberapa kegiatan untuk menindaklanjuti beberapa indikator di atas, yaitu :
1. menentukan model belajar kelompok untuk diterapkan sebagai model
pembinaan karakter anak dan penerapan nilai-nilai budaya lokal
2. melakukan koordinasi dengan orang tua dan lembaga pemerintahan yaitu
pihak kelurahan Amantelu beserta perangkat RT 003 RW 001 sehubungan
dengan lokasi dan waktu pelaksanaan kegiatan kelompok
3. melakukan pemilihan dan pelatihan pendamping kelompok sesuai dengan
kriteria sebagai berikut :
a. berusia 24 – 36 tahun
b. mampu beradaptasi dengan anak dan remaja secara baik
c. menyediakan waktu untuk melakukan pendampingan di kelompok
Melalui proses tahapan kedua, maka ditentukan beberapa hal yang
menjadi prinsip pelaksanaan kelompok kreativitas sastra, yaitu :
1. peserta terdiri atas anak berusia 9 – 16 tahun dan dikelompokkan dalam
tiga kelompok yaitu kelompok usia 9 – 10 tahun, kelompok usia 11 – 13
tahun, dan kelompok usia 14 – 16 tahun Kelompok usia yang sama akan
memudahkan penerapan model, teknik dan media pembelajaran, dan
pemilihan bahan sastra yang sesuai dengan kebutuhan kelompok usia
tersebut,
2. program pembelajaran dilakukan dengan menerapkan proses bimbingan
(pembinaan), pengajaran atau pembelajaran, dan pelatihan baik pada
peserta maupun pelatih,
3. pemilihan bahan ajar sesuai dengan kebutuhan anak di sekolah dan
lingkungan tempat tingga. Selain itu pemilihan bahan ajar
mendayagunakan kekayaan budaya lokal berupa permainan tradisional,
nyanyian, teka-teki, dan cerita rakyat,
4. pembelajaran dilakukan dengan mengadaptasi model, teknik, dan media
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. suasana pembelajaran dikondisikan agar siswa dapat bekerja dan
berinteraksi dengan rekan yang lain, dengan menggunakan bahan ajar
untuk mengeksplorasikan dan melatih keterampilan berbahasa,
6. memberikan kesempatan untuk anak-anak ikut serta dalam berbagai tugas
dengan bekerjasama secara berpasangan, menceritakan sebuah cerita, dan
melakukan sesuatu yang baru,
7. setiap kelompok akan didampingi oleh seorang kakak pemandu untuk
melatih dan memantau perkembangan anak dalam kelompok,
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan usia anak, yang
dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Usia 9 - 10 tahun. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain
mendengarkan pembacaan dongeng, mengenalkan nyanyian dan
permainan daerah serta mendengarkan pembacaan puisi dan memproduksi
puisi sederhana
b. Usia 11 - 13 tahun. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi pembacaan
cipta sastra berupa puisi, prosa (cerpen dan cerita rakyat), diskusi tentang
bahan bacaan meliputi tanggapan terhadap bahan bacaan, menceritakan
kembali bacaan yang telah dibaca, memproduksi cipta sastra berupa puisi
dan cerpen, bermain peran serta mengenalkan permainan dan tarian
daerah.
c. Usia 14 - 16 tahun. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi pembacaan
cipta sastra berupa puisi, prosa dan melatih dialog drama, menulis puisi,
cerpen dan drama sebabak dan mempublikasikannya dalam buletin.
Diskusi tentang bahan bacaan dilanjutkan dengan menulis tanggapan
terhadap bahan sastra, menyiapkan pementasan drama.
Prinsip-prinsip di atas merupakan dasar dari pembentukan kelompok
kreativitas sastra di kelurahan Amantelu RT 003 RW 01. Selanjutnya tahapan
ketiga, yang meliputi penentuan lokasi kegiatan, waktu pelaksanaan kegiatan,
168
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lokasi kegiatan ditentukan berdasarkan beberapa hal, yaitu : (1) lokasi
lingkungan tempat tinggal anak adalah lokasi yang dipadati oleh rumah
penduduk dengan luas pekarangan antara 5 – 10 meter, dan (2) melibatkan
peran orang tua dalam proses kegiatan. Berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan ini maka ditentukanlah bahwa lokasi kegiatan adalah di lokasi
rumah penduduk dengan jadwal kegiatan sebagai berikut :
Tabel 3
Jadwal Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Kegiatan
No. Hari dan Waktu Pelaksanaan Kelompok Usia
1. Selasa, 16.00 – 18.00 9 – 10 tahun
2. Rabu, 16.00 – 18.00 11 – 13 tahun
3. Kamis, 16.00 – 19.00 14 – 16 tahun
4 Minggu, 16.00 – 18.00 semua kategori kelompok
usia
Jika kebutuhan materi memerlukan aktivitas di luar ruangan, maka
seluruh kegiatan akan dilakukan di pekarangan rumah. Lokasi kegiatan telah
dirundingkan setiap awal bulan dan disampaikan pada keluarga yang
rumahnya akan digunakan. Sejauh ini, tidak ada hambatan yang ditemui
selama lokasi yang digunakan adalah rumah penduduk.
Tahapan ketiga yang selanjutnya adalah mendiskusikan rancangan
program kegiatan yang akan dilaksanakan selama triwulan, melibatkan
pendamping, orang tua yang mempunyai latar belakang guru dan mempunyai
keahlian tertentu. Rancangan materi yang dihasilkan sesuai tabel berikut :
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Proses pelaksanaan kegiatan di kelompok kreativitas sastra melibatkan
teknik dan media pembelajaran yang diadaptasi dari sekolah dan budaya lokal.
Pemilihan teknik dan media disesuaikan dengan materi atau bahan ajar yang
akan disampaikan dan kategori usia. Penanganan yang keliru oleh Pendamping
akan mengakibatkan ketidaknyaman dalam kelompok. Ada beberapa tahapan
yang dilakukan pada proses pelaksanaan kegiatan, yaitu :
a. Pelatihan pada Pendamping
Pelatihan pada pendamping kelompok dianggap penting mengingat
tidak semua pendamping kelompok mempunyai latar belakang guru.
Pelatihan dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa pendamping akan
bersentuhan langsung dengan anak dan remaja dalam seluruh aktivitas di
kelompok.
Proses ini membutuhkan pemahaman terhadap materi yang
disampaikan dengan beragam model pembalajaran sastra yang diterapkan
di sekolah, budaya lokal (permainan tradisional), pemanfaatan media
pembelajaran, dan bagaimana cara bersahabat dengan anak.
Pertemuan-pertemuan dilakukan setiap minggu untuk membahas materi dan teknik
yang akan diterapkan pada pertemuan berikutnya.
b. Variasi Metode dan Media Pembelajaran
Variasi metode yang telah diterapkan pada kegiatan triwulan
pertama merujuk pada model pembelajaran kelompok. Penerapan ini
diharapkan dapat memberikan kesempatan pada anak untuk bekerja sama
memecahkan masalah dan mencapai pemahaman tentang karya sastra
melalui diskusi dan keterlibatan dengan kehidupan sehari-hari.
Penggunaan berbagai model pembelajaran ini diadaptasi dari metode, tekn,
dan media pembelajaran di sekolah. Metode pembelajaran yang telah
diterapkan : (1) Example Non Examples, (2) Picture and Picture, (3)
Numbered Heads Together, (4) Cooperative Script, (5) Inside – Outside –
170
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Facilitator and Expalaining, (8) Course Review Horay, (9) Talking Stick,
(10) Snowball Throwing, (11) Kepala Bernomor Struktur (Modifikasi dari
NHT), (12) Mencari Pasangan, (13) Investigasi Kelompok, (14) Inquiry,
(15) Role Playing, dan(16) Team Games Tournament (TGT).
Media yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran
dan memungkinkan penerapan metode berjalan dengan baik berasal dari
bahan-bahan alamiah. Pendayagunaan alam akan membangkitkan
kreativitas anak untuk mengolahnya, sedangkan media-media yang telah
ada seperti papan tulis, infokus, pemutar video, dan gambar adalah
swadaya masyarakat.
5.1.3 Evaluasi Proses Pembelajaran Sastra Anak di Kelompok Kreativitas Sastra
Seluruh proses pembelajaran sastra tidak dievaluasi dalam bentuk tes
pada anak dan remaja, namun dalam bentuk penilaian yang dilakukan oleh
Pendamping Kelompok. Hal ini berhubungan dengan menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan, tidak terkesan memberikan suasana yang
sama dengan suasana sekolah pada anak. Evaluasi melibatkan beberapa
komponen yaitu :
1. Pendamping Kelompok
Pendamping kelompok diberikan format penilaian proses dan
diberikan kesempatan untuk menyampaikan tanggapan terhadap
penampilan anak.
2. Orang tua
Format yang diberikan pada orang tua meliputi perkembangan
perilaku anak dan remaja selama berada dalam lingkungan keluarga.
Keterlibatan orang tua dalam penilaian ini, tidak disampaikan pada
anak, karena akan berpengaruh pada aktivitas mereka di kelompok.
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. tanggapan yang disampaikan secara langsung terhadap penampilan anak
saat diskusi dalam kelompok besar
b. evaluasi yang dilakukan dengan mengisi format penilaian terhadap
proses yang berlangsung, kemudian didiskusikan dalam pertemuan
Pendamping setiap hari Sabtu.
c. evaluasi juga dilakukan dengan mengunjungi orang tua sebagai penilai
pendamping, kemudian didiskusikan dalam pertemuan pembina
d. setiap akhir bulan selalu dilakukan laporan perkembangan yang
disampaikan pada orang tua meliputi portofolio
5.1.4 Pengaruh Kelompok Kreativitas Sastra pada Peningkatan Keterampilan Berbahasa dan Pembinaan Karakter Anak
Kelompok kreativitas sastra di kelurahan Amantelu RT 003 RW 01
Kecamatan Sirimau Kota Ambon memberikan dampak yang dirasakan
oleh anak, orang tua, dan lingkungan tempat tinggal. Data-data yang
diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, kuesioner dan catatan
lapangan berupa hasil evaluasi rutin yang dilakukan oleh pendamping
kelompok dan orang tua menunjukkan beberapa hal yaitu :
a. anak memiliki rutinitas yang berlangsung dengan tetap pada setiap hari
di kelompok kreativitas sastra, penggunaan waktu yang berlebihan
untuk bermain dan ke warnet mulai berkurang, tidak secara drastis
namun menunjukkan kemajuan
b. pembelajaran sastra yang diterima selain memberikan pengetahuan
baru dengan mengetahui lebih banyak tentang puisi, prosa, dan drama,
minat baca anak pun bertambah. Beberapa kegiatan membaca dongeng
mendapat tanggapan dengan kehadiran anak dan remaja, bahkan kerja
sama dengan perpustakaan keliling telah menjadi rutinitas baru yang
172
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. dukungan orang tua terhadap kegiatan kelompok mulai dirasakan
dengan kehadiran anak dan remaja tepat pada waktunya, tugas yang
diberikan dapat dikerjakan dengan baik, kebutuhan-kebutuhan yang
menjadi kelengkapan materi dapat dipenuhi sesuai permintaan, dan
bimbingan belajar di rumah mengakibatkan kehadiran orang tua pada
setiap kegiatan kelompok
d. proses pembelajaran yang mulai diarahkan di rumah penduduk
mendapat tanggapan baik, menyediakan kebutuhan dan membuat
suasana belajar yang terkontrol dengan baik
e. perilaku anak mulai mengalami perubahan sebagaimana disampaikan orang tua melalui buku „Penilaian Sikap Anak‟ yang diberikan setiap dua minggu sekali pada pendamping untuk dievaluasi. Buku ini juga
memuat tanggapan orang tua terhadap kegiatan kelompok.
f. tutur kata anak mengalami peningkatan karena kebiasaan membaca
yang mulai berkembang dan mempengaruhi kepercayaan diri sewaktu
menyampaikan pendapat di keluarga bahkan dalam proses
pembelajaran di kelompok
g. lingkungan mulai mengalami manfaat dengan kreativitas anak dan
remaja melalui pentasan seni
5.1.5 Hambatan-Hambatan
Tahapan pertama pada proses pembentukan kelompok kreativitas
sastra didahului dengan melakukan penjajakan melalui wawancara dan
observasi. Penjajakan ini terkesan sederhana dapat dilakukan dengan baik
karena didasari oleh masalah yang disampaikan oleh orang tua, bukan
inisiatif sekelompok orang dalam lingkungan. Jadi, pembentukan tersebut
mendapat dukungan dari masyarakat di lingkungan kelurahan Amantelu
RT 003 RW 01, namun bagaimana jika kelompok ini diterapkan pada
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kondisi ini memerlukan instrumen yang tepat dan waktu yang cukup
untuk melakukan proses penjajakan, materi yang sesuai dengan kebutuhan
anak disertai dengan kreativitas pendamping. Setiap komponen dalam
masyarakat harus dilibatkan sehingga ada hubungan timbal balik, saling
memahami dan sepakat untuk menjalankan proses pembinaan ini.
Pembentukan kelompok di lingkungan masyarakat harus
mempertimbangkan beberapa hal yaitu : karakteristik masyarakat, pola
asuhan yang berlaku di tengah-tengah keluarga, dan manfaat yang dapat
dinikmati oleh subjek yang dituju.
1. Karakteristik masyarakat
Karakteristik masyarakat, yaitu orang tua, pemuda dan anak-anak
menjadi penentu kelompok kreativitas yang berbasis pembinaan ini dapat
berjalan dengan baik. Tanpa dukungan yang baik, maka program kerja dan
belajar akan menemui kendala. Kerja sama yang baik adalah faktor utama.
Setiap anggota masyarakat harus mengambil bagian dalam proses ini,
sehingga tidak terkesan melimpahkan tanggung jawab pembinaan pada
kelompok.
2. Pola Asuhan Keluarga
Keluarga merupakan basis utama pembinaan anak dan remaja.
Keluarga memberikan semua kebutuhan pembinaan sekaligus memberikan
kelonggaran pada pelanggaran yang dilakukan anak-anak. Pola asuhan
yang tepat menjadi tanggung jawab orang tua, dan tidak semua pola
asuhan yang diterapkan menghendaki campur tangan pihak lain untuk
menyempurnakannya. Hal terkadang menjadi kendala bagi pengembangan
kegiatan yang berbasis kelompok di masyarakat, tanpa kesadaran bahwa
saling melengkapi antar komponen masyarakat untuk mengarahkan pola
asuhan di keluarga ke arah yang lebih baik, maka akan sulit untuk
melakukan pembinaan.
174
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Karakteristik program kegiatan harus mempertimbangkan
pemecahan terhadap masalah pada diri subjek yang dapat dicapai,
sehingga program kegiatan di lingkungan berbeda dengan lingkungan di
sekolah. Sekolah memiliki program pembelajaran yang sistematis dan hal
ini tidak dimiliki oleh lingkungan di luar sekolah. Sistematis suatu
program menjadi urutan kedua setelah pemecahan terhadap masalah
terpecahkan. Apabila suasana lingkungan menjadi kondusif, maka
rancangan program yang sistematis sesuai dengan kebutuhan anak dapat
diterapkan dengan baik.
Selanjutnya perancangan program dan penerapannya tidak terkesan
mengambil bagian dari keluarga sebagai basis pembinaan karakter, namun
menawarkan sesuatu dengan cara yang berbeda tapi memiliki tujuan yang
sama.
4. Fungsi Kontrol
Selain kontrol yang dilakukan oleh pendamping, maka kerja sama
dengan lembaga pemerintahan yaitu kelurahan juga perlu diperhatikan.
Sehingga hasil ini dapat didukung sepenuh dan dapat terus dilaksanakan.
Jika membawa manfaat, maka perlu dicontohi oleh lokasi lain di kota
Ambon.
Ada beberapa kendala yang ditemui pada tahapan kedua yaitu
pemilihan dan pelatihan pendamping serta perancangan program
pembelajaran yang dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pemilihan dan Pelatihan Pendamping
Pemilihan pendamping selain memenuhi kriteria usia, kedekatan
dengan anak, dan bersedia meluangkan waktu. Ada beberapa
kemampuan yang seyogyanya dimiliki oleh seorang pendamping,
yaitu :
1. kemampuan mengolah dan menyampaikan materi dengan
menarik sehingga menarik perhatian anak sepenuhnya pada
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. bahasa yang digunakan adalah bahasa yang dapat dipahami oleh
anak sehingga tidak menimbulkan kebuntuan saat proses
pembelajaran berlangsung
3. kemampuan mengembangkan model pembelajaran dan
menggandengnya dengan model pembelajaran yang lain agar tidak
terjadi kejenuhan pada anak. Setiap pertemuan hendaknya disertai
dengan penerapan model dan media pembelajaran yang bervariasi
4. kemampuan untuk mengatasi permasalahan yang timbul saat
proses pembelajaran berlangsung baik yang timbul dari penerapan
model pembelajaran maupun dari diri siswa
5. kemampuan mengelola kelas, memanfaatkan lokasi kegiatan
dengan maksimal sehingga pusat perhatian anak tidak terbagi ke
tempat lain
6. mengetahui dasar-dasar psikologi yang berhubungan dengan
bagaimana mengatasi kenakalan, sikap acuh tak acuh, dan kurang
perhatian selama proses pembelajaran berlangsung.
7. melakukan evaluasi tanpa menimbulkan kesan bahwa anak sedang
diharuskan untuk menjawab pertanyaan sehingga bahasa yang
digunakan perlu diperhatikan
8. kemampuan melakukan komunikasi dengan orang tua dan pihak
terkait, baik yang berhubungan dengan materi dan evaluasi yang
dilakukan
b. Perancangan Program Belajar Kelompok
Perancangan program belajar meliputi materi, model, media,
dan karakteristik anak. Perancangan program belajar yang
memerlukan instrumen yang tepat, dirancang untuk memenuhi tujuan
pembelajaran dan memaksimalkan proses tersebut agar memberikan
manfaat untuk anak. Selain itu ada beberapa hal yang seharusnya
176
Merlyn Rutumalessy, 2013
Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. karakteristik anak yang menjadi subjek pembinaan, berhubungan
dengan percepatan belajar untuk setiap materi yang disajikan,
sehingga waktu yang telah disediakan tidak harus memberikan
tambahan materi pada anak sekedar mencapai tujuan tanpa
memperhatikan kemampuan menyerap materi
2. karakteristik lingkungan pembelajaran meliputi lokasi kegiatan,
sarana yang tepat, dan media yang digunakan. Hal ini dapat
memberikan inspirasi pada anak dan pendamping untuk
mendayagunakan alam sekitar
3. karakteristik pembimbing yang belum tentu memiliki pengalaman
mengajar, menafsirkan materi yang akan disampaikan dengan
baik, pengelolaan kelas, dan kemampuan menyelesaikan masalah.
Sehubungan dengan hal ini, rancangan program belajar harus
dibuat sesederhana mungkin dengan bahasa yang dapat dipahami
tanpa menimbulkan penafsiran yang keliru
4. kesesuaian dengan kehidupan sehari-hari, dapat membawa anak
pada penanaman konsep yang benar dan mengenalkan anak
tentang nilai budaya yang tercermin dari karya sastra yang
digaulinya
5. evaluasi yang berkelanjutan agar proses pembinaan sesuai dengan
tahapan-tahapan yang telah disepakati. Proses ini akan membantu
penetapan program belajarn lanjutan yang tepat.
c. Proses Pembelajaran dan Evaluasi
Pemanfaatan model, teknik, dan media pembelajaran
seyogyanya tepat guna. Artinya, tidak mengakibatkan komunikasi
yang terhenti pada saat proses belajar berlangsung. Pembinaan lanjut
untuk para pendamping tidak hanya berlangsung hanya satu kali,
namun sebelum memulai triwulan kedua dan seterusnya, pembinaan