• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN SASTRA PADA KELOMPOK KREATIVITAS SASTRA DI KELURAHAN AMANTELU KECAMATAN SIRIMAU KOTA AMBON :Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon dan Model Pelestariannya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN SASTRA PADA KELOMPOK KREATIVITAS SASTRA DI KELURAHAN AMANTELU KECAMATAN SIRIMAU KOTA AMBON :Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon dan Model Pelestariannya."

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN SASTRA PADA KELOMPOK

KREATIVITAS SASTRA DI KELURAHAN AMANTELU

KECAMATAN SIRIMAU KOTA AMBON

(Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon dan Model Pelestariannya)

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh

gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh

Merlyn Rutumalessy

NIM 1104028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN SASTRA PADA KELOMPOK

KREATIVITAS SASTRA DI KELURAHAN AMANTELU

KECAMATAN SIRIMAU KOTA AMBON

(Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon dan Model Pelestariannya)

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.)

pada Fakultas Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia

© Merlyn Rutumalessy 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

MERLYN RUTUMALESSY, S.Pd.

PEMBELAJARAN SASTRA PADA KELOMPOK

KREATIVITAS SASTRA DI KELURAHAN AMANTELU KECAMATAN SIRIMAU KOTA AMBON

(Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon dan Model Pelestariannya)

Disetujui oleh:

Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Yus Rusyana NIDN 0024033802

Pembimbing II,

Prof. Dr. Iskandarwassid, M.Pd. NIDN 002073902

Mengetahui:

(4)

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dr. Sumiyadi, M. Hum.

NIP 19660320 199103 1 004

PERNYATAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa tesis dengan Judul “Pembelajaran Sastra

Anak pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan

Sirimau Kota Ambon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon dan Model

Pelestariannya) ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar hasil penelitian yang

telah dilakukan dan merupakan karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap

menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan apabila kemudian ditemukan

adanya pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku dalam karya ini, atau ada

klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 18 Juli 2013

Yang Membuat Pernyataan

(5)

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

(6)

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Sastra anak membawa anak pada dunia yang dipahaminya sebagai wadah untuk berimajinasi dan berkreasi. Anak melihat dirinya dan memahami keberadaan orang lain di sekitarnya melalui karya sastra yang dibacanya. Petualangan demi petualangan dalam alur yang dikisahkan dengan pengambaran tokoh dan penokohannya memberikan kesenangan sekaligus didikan untuk menjalani hidup. Sastra anak yang meliputi sastra tradisional dan modern mewakili pemahaman anak dari masa ke masa tentang bagaimana menjadi pribadi yang menyenangkan, lucu, dan polos. Pantun, peribahasa, cerita rakyat atau dongeng, fabel, mitos, dan legenda memperkaya nilai dan tradisi yang seharusnya dimiliki oleh anak. Sedangkan keragaman novel remaja, cerpen, komik, cerita bergambar, puisi anak, dan biografi menuntun imajinasi masa kini. Semuanya dapat menjadi kekayaan untuk membina karakter anak. Belajar di lingkungan melalui Kelompok Kreativitas Sastra memungkinkan anak menyerap lebih banyak nilai dan tradisi karena dekat dengan jangkauan pengalamannya.

Berdasarkan uraian di atas, secara umum penelitian ini bertujuan mendeskripsikan 1) sastra anak yang masih hidup di kota Ambon, 2) proses pelaksanaan pembelajaran pada kelompok kreativitas sastra, 3) pemanfaatan model, teknik, dan media pembelajaran sastra di kelompok kreatifitas sastra, 4) dampak yang ditimbulkan oleh kelompok kreativitas sastra pada pengembangan nilai dan peningkatan keterampilan berbahasa, dan 4) hambatan yang ditemui dan solusi yang ditempuh.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan secara kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, teknik wawancara mendalam, catatan lapangan, dan teknik dokementasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah peneliti sendiri dan dibantu dengan pedoman wawancara, catatan lapangan, tape recorder, dan handycam. Sumber data penelitian adalah rangkaian kegiatan kelompok kreativitas sastra dimulai dari identifikasi kebutuhan, pembentukan kelompok, pelaksanaan proses pembelajaran, dan evaluasi dan tindak lanjut pembelajaran berikutnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan kelompok kreativitas sastra hendaknya dimulai dengan tahapan identifikasi kebutuhan untuk menjawab proses pembelajaran yang akan ditempuh di kelompok. Komponen-komponen yang mendasari kegiatan di kelompok, yaitu peserta, pendamping, kelompok ahli, bahan ajar, dan evaluasi pembelajaran merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

(7)

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Children literature take a child to the world he saw as the container for imagination and creativity. Children see themselves and understand the existence of other people around him through the literature they read. Adventure after adventure in a groove that is told with life character gives pleasure and education for life. Children's literature, including traditional and modern literature represents the understanding of the child from time to time about how to be a nice person, funny, and plain. Rhymes, proverbs, folk tales or fairy tales, fables, myths, and legends and traditions enrich the value that should be owned by the child. While the diversity of young adult novels, short stories, comics, illustrated stories, nursery rhymes, and biographies of leading contemporary imagination. Everything can be a wealth of character for foster children. Learning environment through Group Creativity in Literature allows children to absorb more of the values and traditions as it is close to the range of experiences.

Based on the above, in general, this study aims to describe 1) children's literature still live in the city of Ambon, 2) implementation of the learning process in the group of literary creativity, 3) the use of models, techniques, and media group learning literature in literary creativity, 4) the impact of the group of literary creativity in the development and improvement of the value of language skills, and 4) the obstacles encountered and the solutions adopted.

This research uses descriptive qualitative method with a qualitative approach. Data collection techniques used are observation, in-depth interviewing techniques, field notes, and techniques dokementasi. Instruments used in this study is the researchers themselves and assisted with the interview, field notes, tape recorders, and camcorders. Source of research data is a series of literary creativity group starting from the identification of needs, the formation of the group, the learning process implementation, and evaluation and the next follow-up learning.

The results showed that the formation of literary creativity should begin with the identification stage to answer the needs of the learning process that will be pursued in the group. The components of the underlying activity in the group, ie participants, experts group, teaching materials, and evaluation of learning is a unity that can not be separated.

(8)

ix

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

1.3Batasan Masalah Penelitian ... 4

1.4Rumusan Masalah Penelitian ... 5

1.5Tujuan Penelitian ... 5

1.6Manfaat Penelitian ... 5

1.7Anggapan Dasar ... 6

BAB II KAJIAN TEORETIS PEMBELAJARAN SASTRA ANAK PADA KELOMPOK KREATIVITAS SASTRA 2.1 Sastra Anak ... 11

2.2 Genre Sastra Anak ... 16

2.2.1 Puisi : Jenis dan Karakteristik... 18

2.2.2 Sastra Tradisional ... 26

2.2.3 Cerita Fantasi : Jenis dan Karakteristik ... 40

(9)

x

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.2.5 Nonfiksi : Jenis dan Karakteristik ... 59

2.2.6 Komik ... 62

2.3 Manfaat Sastra Anak ... 63

2.4 Pembelajaran Sastra dan Keterampilan Berbahasa ... 66

2.4.1 Pembelajaran Sastra ... 66

2.4.2 Hubungan Pembelajaran Sastra dan Keterampilan Berbahasa ... 68

2.4.3 Komponen-komponen Strategi Pembelajaran Sastra ... 71

2.4.4 Model Pelestarian Sastra Berbasis Kelompok ... 84

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Metode Penelitian... 107

3.2Data dan Sumber Data ... 108

3.3Prosedur Pengumpulan Data ... 108

3.4Instrumen Penelitian... 111

3.5Langkah-Langkah Penelitian ... 111

3.6Paradigma Penelitian ... 112

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN PEMBELAJARAN SASTRA ANAK PADA KELOMPOK KREATIVITAS SASTRA KELURAHAN AMANTELU KECAMATAN SIRIMAU KOTA AMBON 4.1 Deskripsi Data ... 113

4.1.1 Lingkungan Budaya Penelitian ... 113

4.1.2 Sastra Anak di Kota Ambon ... 121

(10)

xi

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1.5 Fiksi dan Nonfiksi ... 138

4.1.6 Komik ... 139

4.1.7 Model Pelestarian Sastra Anak di Kota Ambon ... 139

4.2 Analisa Data ... 140

4.2.1 Analisis Puisi Anak ... 140

4.2.2 Analisis Bacaan Anak ... 142

4.2.3 Sastra Tradisional ... 143

4.3.4 Model Pelestarian Sastra Anak ... 156

4.3 Hasil Analisis ... 156

4.4 Pembahasan Hasil Analisis ... 158

4.4.1 Kriteria Puisi Anak ... 158

4.4.2 Kriteria Bahan Bacaan Anak ... 160

4.4.3 Relevansi Sastra Tradisional dengan Kehidupan Sehari-hari ... 160

4.4.4 Model Pelestarian Sastra Anak di Lingkungan Masyarakat ... 161

BAB V MODEL PELESTARIAN SASTRA ANAK PADA KELOMPOK KREATIVITAS SASTRA DI LINGKUNGAN MASYARAKAT 5.1 Profil Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Ambon ... 164

5.1.1 Proses Pembentukan Kelompok Kreativitas ... 164

5.1.2 Proses Pelaksanaan Kegiatan Kelompok Kreativitas Sastra ... 168

5.1.3 Evaluasi Proses Pembelajaran Sastra Anak di Kelompok Kreativitas ... 170

(11)

xii

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterampilan Berbahasa dan Pembinaan Karakter ... 171

5.1.5 Hambatan-Hambatan... 172

5.2 Model Pelestarian Sastra Anak ... 177

5.2.1 Tahapan Perencanaan ... 177

5.2.2 Tahapan Pelaksanaan dan Evaluasi Program Pembelajaran ... 184

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan ... 202

6.2 Saran ... 204

(12)

xiii

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

1 Keterkaitan antara Jenis, Keunggulan dan Kelemahan, serta Tujuan

Utama Penggunaan Media Pembelajaran... 98

2 Hubungan antara Metode dan Teknik Pembelajaran... 103

3 Pedoman Analisis Pembelajaran Sastra Anak pada Kelompok

Kreativitas Sastra ... 110

4 Jadwal Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Kegiatan... 168

5 Rancangan Program Belajar Triwulan Pertama Kelompok Kreativitas

Sastra Kelompok Usia 9 – 10 ... 185

6 Rancangan Program Belajar Triwulan Pertama Kelompok Kreativitas

Sastra Kelompok Usia 11 – 13 ... 187

(13)

xiv

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 8

9

Sastra Kelompok Usia 14 – 16...

Format Penilaian Proyek...

Format Penilaian Perilaku ... 191

200

201

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kumpulan Pantun... 213

2 Kumpulan Peribahasa... 215

3 Kumpulan Puisi Anak ... 217

4 Permainan Tradisional... 219

(14)

xv

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 8

9

10

Pembelajaran Sastra Anak...

Peta Kelurahan Amantelu...

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian...

Kelengkapan Penelitian

226

229

230

(15)

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran sastra dapat dilakukan melalui aktivitas di luar

sekolah. Aktivitas belajar di luar sekolah memungkinkan siswa mengalami

pengalaman yang bersentuhan secara langsung dengan lingkungan di mana

ia hidup. Sehingga memasyarakatkan sastra melalui aktivitas di luar sekolah

adalah langkah untuk memberikan sebanyak mungkin kesempatan pada

anak mengenal dan bereksplorasi dengan pengetahuan yang telah

didapatnya di sekolah. Untuk memahami sastra dibutuhkan pemahaman

tentang pengalaman. Tarigan (1995:2) menyatakan bahwa sastra merupakan

sarana pembuka pintu-pintu penemuan serta memberikan

petualangan-petualangan dan kenikmatan yang tidak ada habis-habisnya. Hal ini juga

ditegaskan oleh Nodelman (Shelby, 2004:19) sebagai berikut:

„...that these pleasure represent recognition, connection, and reflection. For example, he discussed “the pleasure of recognizing forms and genres of seeing similarities between works of literature “as well as” the pleasure of understanding of seeing how literature not only mirros life but comments on it and makes us cinsider the meaning of our own existence‟

(„….bahwa kesenangan tersebut menggambarkan pengakuan, hubungan dan refleksi. Sebagai contoh, dia membahas “kesenangan mengenali bentuk dan genre dari melihat kesamaan-kesamaan antara karya sastra “dan juga” kesenangan memahami dalam melihat bagaimana sastra tidak hanya mencerminkan kehidupan tetapi mengomentarinya dan membuat kita mempertimbangkan makna dari keberadaan kita sendiri.‟)

Kenikmatan sastra dapat diperoleh melalui pengakuan, hubungan,

dan perenungan. Sastra tidak hanya mencerminkan kehidupan tetapi

tanggapan terhadapnya sehingga kita dapat mempertimbangkan arti dan

keberadaan kita sendiri. Huck, Hepler, Hickman, dan Kiefer (Shelby,

(16)

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesenangan dari buku-buku yang dibaca, dan terkadang buku dapat berbuat

lebih banyak untuk mereka daripada menghibur mereka.

Sastra anak atau Children‟s Literature adalah karya sastra yang dapat dikomsumsi oleh anak-anak. Karya-karya sastra yang dibuat untuk

dikomsumsi oleh anak-anak merupakan hasil kreasi imajinatif yang mampu

menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan pemahaman dan pengalaman

keindahan tertentu. Sastra anak yang hidup dan berkembang di lingkungan

masyarakat adalah cerminan jiwa anak yang dapat dipahami dari

kacamatanya. Dongeng tradisional sampai novel-novel yang bermutu, dan

pantun (anak-anak) dan puisi dengan tema yang bervariatif berkembang

dengan ciri khas yang hanya dimiliki oleh anak-anak.

Pembelajaran bahasa dan sastra menekankan pada aspek

mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis yang merupakan kesatuan

yang jika diolah mampu memberi warna baru untuk meningkatkan minat

belajar sastra. Puisi, prosa, dan drama dapat disintesiskan dengan kegiatan

menyimak dan membaca sebagai aktivitas reseftif anak, dilanjutkan

kegiatan berbicara dan menulis yang merupakan aktivitas produktif mereka.

Sehingga melalui proses ini, anak dapat mengapresiasi, menganalisis, dan

juga dapat memproduksi karya sastra di masyarakat.

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan oleh Strube (1996),

Goodwin (2004), Diller (2003), Wright (2006) dan Dewey (2009)

menegaskan beberapa fakta. Pertama, pembelajaran sastra yang dilakukan

di kelas sering menemui kendala untuk melakukan aktifitas menyimak

sastra, berbicara sastra, membaca sastra, dan menulis sastra.

Kedua, pengembangan kegiatan yang membutuhkan kreativitas model dan

media pembelajaran seringkali terhambat dengan sempitnya ruang kelas.

Seringkali guru harus melakukan aktifitas di luar kelas. Kendala yang

ditemui adalah waktu yang tersedia seringkali dihabiskan untuk menarik

perhatian anak. Ketiga, perhatian anak seringkali diperoleh jika guru dapat

(17)

3

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengelolaan kelas. Keempat, pembelajaran sastra seharusnya dapat

diselaraskan dengan kegiatan-kegiatan di luar sekolah, sehingga anak

mengalami kekayaan pengalaman dan pengetahuan. Kenyataan ini

menegaskan bahwa proses pembelajaran yang berhasil membentuk

kepribadian anak hanya dapat ditempuh jika adanya keseimbangan antara

proses belajar di kelas dan pengalaman di luar kelas yakni lingkungan

masyarakat.

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui

interaksi antara individu dan lingkungan di mana ia hidup (Iskandarwassid

& Sunendar, 2010:1). Lingkungan masyarakat menawarkan pengalaman

kehidupan berupa budaya sebagai sumber belajar untuk anak. Maryaeni

(2005:5), kebudayaan pada dasarnya merupakan segala macam bentuk

gejala kemanusiaan, baik yang mengacu pada sikap, konsepsi, ideologi,

perilaku, kebiasaan, karya kreatif, dan sebagainya. Endaswara menegaskan

hal ini dengan menyatakan bahwa budaya adalah sesuatu yang hidup,

berkembang, dan bergerak menuju titik tertentu (2006:1). Karya sastra lahir

dan berkembang pada budaya yang dihasilkan oleh masyarakat, dan anak

sebagai komponen masyarakat sebagai pemiliki budaya perlu dibimbing ke

arah pemahaman tentang budaya yang berlaku di sekelilingnya.

Hurlock (1978:251), sikap anak-anak terhadap orang lain dan

seberapa baik mereka dapat bergaul dengan orang lain sebagian besar akan

tergantung pada pengalaman belajar selama tahun-tahun awal kehidupan

yang merupakan masa pembentukan. Cullinan (Tarigan, 1999: 2), bahwa “buku-buku (sastra) dapat memegang peranan penting dalam kehidupan anak, tetapi peranan buku-buku tersebut tergantung pada orang tua dan para

guru yang membimbing mereka. Para orang tua dan guru bertanggung

jawab bagi penyediaan buku-buku sastra serta menyebarluaskan warisan

sastra yang telah tersurat dan tersirat dalam rima anak-anak,

(18)

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mencapai keseimbangan antara pembelajaran sastra yang

diterima di sekolah dan lingkungan masyarakat, diperlukan wadah yang

membuat keseimbangan tersebut saling melengkapi sehingga materi yang

diterima di sekolah tidak terisolasi dari pengalaman. Membelajarkan sastra

melalui kelompok kreativitas adalah alternatif pembelajaran sastra yang

dapat dilakukan di luar sekolah yaitu di lingkungan tempat tinggal.

Kelompok kreativitas sastra di lingkungan Kelurahan Amantelu RT 003

RW 01 Kecamatan Sirimau Kota Ambon bertujuan untuk mengenalkan

berbagai proses yang berhubungan dengan bagaimana memahami karya

sastra dan menghargai karya sastra. Berbagai aktivitas sastra yang disajikan

melibatkan model, teknik, dan media pembelajaran sastra, bahkan

pemilihan bacaan anak baik sastra lama maupun modern, dipilih dengan

cermat agar membawa dampak yang positif bagi perkembangan anak.

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

Masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini dapat diuraikan

sebagai berikut :

a. Pembelajaran sastra di sekolah harus mendapat keselarasan dengan

kenyataan yang ditemui anak di lingkungan masyarakat. Proses

membimbing, mengajarkan atau membelajarkan, dan melatih melalui

pemanfaatan metode, teknik, dan media pembelajaran sastra, menciptakan

kreativitas sastra yang dapat membawa anak pada apresiasi sastra.

b. Khazanah sastra anak berbasis budaya lokal dapat dijadikan alternatif

pembelajaran sastra di masyarakat sebagai bentuk pelestariannya.

c. Aktivitas kelompok kreativitas dapat dituangkan dalam model

pembelajaran sastra anak yang dapat diterapkan lingkungan masyarakat.

1.3 Batasan Masalah Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada pendeskripsian pelaksanaan dan

(19)

5

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hidup di kota Ambon dengan pemanfaatan metode, teknik, media, dan bahan

ajar pada kelompok kreativitas di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau

Ambon.

1.4 Rumusan Masalah Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu menjawab beberapa pertanyaan di

bawah ini, yaitu :

a. bagaimanakah perkembangan sastra anak di Kota Ambon ?

b. bagaimanakah profil kelompok kreativitas di Kelurahan Amantelu

Kecamatan Sirimau Ambon ?

c. bagaimanakah program pembelajaran sastra anak diterapkan pada

kelompok kreativitas ?

d. apakah kelompok kreativitas berdampak pada peningkatan apresiasi dan

kemampuan berbahasa anak ?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan-tujuan berikut :

a. mendeskripsikan perkembangan sastra anak di kota Ambon

b. mendeskripsikan model-model pelestarian sastra anak sebagai alternatif

pembelajaran sastra di lingkungan

c. mendeskripsikan peningkatan apresiasi dan kemampuan berbahasa anak

setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di kelompok kreativitas

d. menciptakan program sastra anak berbasis kelompok melalui proses

yang dapat diterapkan di lingkungan masyarakat

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis dan

(20)

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan program

rancangan pembelajaran sastra untuk lembaga pendidikan formal (sekolah)

melalui pemanfaatan model, teknik, media pembelajaran dan bahan

pembelajaran berbasis budaya lokal .

b. Secara praktis, penelitian ini dapat menawarkan berbagai strategi

pembelajaran sastra anak yang dapat diterapkan di lingkungan masyarakat.

1.7 Anggapan Dasar Penelitian

Melandasi penelitian ini, ada beberapa anggapan dasar yang penulis

sampaikan, antara lain :

a. Pendidikan sastra dapat dilakukan di lingkungan masyarakat melalui

proses pembinaan, bimbingan, pengajaran atau pembelajaran, dan

pelatihan

b. membelajarkan sastra dapat dilakukan di luar sekolah dengan

mendayagunakan potensi lokal melalui penerapan model, teknik, media,

dan bahan ajar

c. kelompok kreativitas dapat memberi dampak pada penguasaan

(21)

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan

metode deskriptif. Seluruh aktivitas penelitian yang dilakukan untuk

memperoleh pengetahuan, sejumlah informasi yang rinci tentang subjek dan

latar sosial penelitian. Data yang dapat diperoleh berasal dari naskah

wawancara, observasi, catatan lapangan, dokumen pribadi, dan dokumen

lainnya dengan tujuan untuk mendeskripsikan realitas empiris yang

berhubungan dengan fenomena yang ada secara mendalam, rinci atau tuntas.

Kegiatannya adalah mendeskripsikan secara terperinci tentang pelaksanaan

kegiatan kelompok kreatifitas sastra dan pengaruhnya pada peningkatan

keterampilan berbahasa serta perilaku anak.

Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan),

yaitu menggunakan berbagai sumber dan teknik pengumpulan data secara

simultan sehingga dapat diperoleh data yang pasti. Analisa data dalam

penelitian kualitatif bersifat induktif, yakni berdasarkan fakta-fakta yang

ditemukan dan kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori

sehingga hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada

generalisasi (Sugiyono,2010:1-3)

Penelitian dilakukan pada kelompok kreatifitas di lingkungan kelurahan

Amantelu RT 003 RW 01 Kecamatan Sirimau Kota Ambon. Peneliti

berinteraksi dengan anak-anak yang menjadi subjek penelitian untuk

memecahkan permasalahan yang terkait pembelajaran sastra anak pada

(22)

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2Data dan Sumber Data

Data diperoleh dari responden yang berjumlah 40 anak berusia 9 – 12

yang terbagi dalam tiga kelompok berdasarkan usia sebaya, yaitu kelompok

dengan kategori usia 9 – 10 tahun, kelompok dengan kategori usia 11-13

tahun, dan kelompok dengan kategori usia 14-16 tahun. data-data tersebut

diperoleh secara lisan dan tulisan. Tuturan lisan diperoleh melalui wawancara

untuk memperoleh data yang berhubungan dengan aktifitas kelompok

kreatifitas, peningkatan keterampilan berbahasa, kendala yang ditemui

selama aktifitas berlangsung. Data dalam bentuk tulisan diperoleh melalui

catatan lapangan tentang proses pelaksanaan kegiatan, evaluasi formatif yang

dilakukan oleh pendamping, evaluasi perilaku yang dilakukan oleh orang tua,

dan hasil observasi terhadap profil kelompok kreativitas sastra. Selanjutnya

data-data tersebut dianalisis secara deskriptif dengan mengandalkan

teknik-teknik pengumpulan data.

Sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh aktivitas kelompok

kreativitas sastra yang meliputi program pembelajaran, peserta kelompok,

pendamping kelompok, materi atau bahan ajar (termasuk budaya lokal) yang

diterapkan, pemilihan dan penerapan metode, teknik, dan media pembelajaran,

serta evaluasi yang dirancang. Selanjutnya hasil analisis terhadap

komponen-komponen tersebut akan dituangkan dalam model pelatihan sastra anak pada

kelompok kreativitas sastra di kelurahan Amantelu RT 003 RW 03 kecamatan

Sirimau kota Ambon.

3.3Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu teknik pengumpulan

data dan analisis data yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Teknik Pengumpulan Data

(23)

109

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Observasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan sastra anak di

kota Ambon baik modern maupun tradisional, aktivitas kelompok

kreatifitas dan perilaku subjek yang diteliti terhadap proses tersebut.

b. Wawancara dilakukan untuk menyempurnakan data observasi dan

kuesioner yang telah ditemukan, meliputi tanggapan subjek yang

diteliti terhadap proses pembelajaran sastra di kelompok kreatifitas

yang melibatkan model, teknik, media dan bahan yang digunakan.

c. Catatan Lapangan berupa catatan-catatan yang dibuat oleh peneliti

selama proses aktitivitas kelompok berlangsung, catatan berupa

evaluasi formatif yang dilakukan oleh pendamping kelompok, dan

evaluasi perilaku yang dilakukan oleh orang tua. Catatan-catatan ini

diharapkan dapat melengkapi data observasi, kuesioner, dan

wawancara.

d. Dokumentasi adalah semua barang-barang tertulis berupa dokumen

tes, buku-buku, dan hasil notulen rapat. Dokumen juga meliputi hasil

pengambilan gambar terhadap proses kegiatan dalam kelompok.

2. Teknik Analisa Data

Sugiyono (2008:90) menyatakan bahwa analisis data telah dimulai

sejak dirumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan

dan terus berlanjut sampai hasil penelitian. Sebelum dianalisis, data yang

diperoleh dari observasi, wawancara dan penilaian unjuk kerja

dikumpulkan dan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. mendeskripsikan sastra anak di kota Ambon dan model-model

pelestariannya

b. mendeskripsikan aktivitas kelompok kreatifitas

c. mendeskripsikan kendala yang ditemui selama aktivitas berlangsung

d. menginterpretasikan data yang diperoleh sesuai dengan teori yang

(24)

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. menemukan solusi pengembangan aktivitas yang akan diterapkan

pada kelompok kreatifitas

f. menyusun laporan

Langkah-langkah di atas disesuaikan dengan pedoman analisis sebagai

berikut :

Tabel 3

Pedoman Analisis Pembelajaran Sastra Anak pada Kelompok Kreativitas Sastra

No. Tujuan Penelitian Data Temuan Pedoman Analisis

1 Mendeskripsikan

Teori yang dikemukakan oleh :

pelestarian sastra anak sebagai alternatif

pembelajaran di

lingkungan masyarakat

1. Hasil penelitian 2. Lomba-lomba

antara lain bertutur, nyanyian anak, permainan anak, dan taman baca 3. Kelompok

kreativitas sastra

Teori yang digunakan

sebagai acuan

menganalisis kelompok kreativitas sastra sesuai dengan prinsip-prinsip 3 Menciptakan program

pelatihan dan rancangan

Teori yang dikemukakan oleh :

1. Sudjana (2007) 2. Iskandarwassid dan

(25)

111

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.4 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menempatkan peneliti sebagai instrumen kunci, sesuai

dengan pendapat yang dikemukakan oleh Nasution (2003:55-56), yaitu :

a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari

lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi

penelitian

b. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek

keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

c. Tiap situasi merupakan suatu keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen

berupa tes atau angket yangdapat menangkap kesleuruhan situasi, kecuali

manusia. Hanya manusia sebgai instrumen dapat memahami situasi dalam

segala seluk beluknya.

d. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami

dengan pengetahuan semata-mata. Untuk memahaminya kita sering perlu

merasakannya, menyelaminya berdasarkan penghayatan kita.

e. Peneliti sebagai instrumen dapat segere menganalisis daya yang diperoleh.

Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesa dengan segera menentukan

arah pengamatan untuk mentes yang timbul seketika

f. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan

berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan segera

menggunakannya sebagai balikan untuk memperoleh penegasan,

perubahan, perbaikan, atau penolakan.

(26)

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah-langkah penelitian dapat diuraikan dalam desain penelitian.

Pertama, melakukan observasi atau pengamatan pada aktivitas kelompok

kreatifitas yang meliputi kegiatan, model pembelajaran, dan media yang

diterapkan serta perilaku subjek terhadap aktivitas kelompok. Kedua,

menyebarkan kuesioner pada pendamping dan peserta kelompok kreatifitas

untuk mengetahui tanggapan atas aktivitas yang dilakukan.

Ketiga, melakukan wawancara dengan beberapa peserta kelompok,

pendamping dan orangtua untuk mendapatkan informasi tentang penerapan

teknik pembelajaran sastra, dampak terhadap keterampilan berbahasa yang

dimiliki dan pemahaman tentang diri anak dan lingkungannya.

Keempat, mengelola data yang diperoleh dari observasi, wawancara, tes,

catatan lapangan dan dokumentasi, kemudian dideskripsikan secara rinci.

Kelima, mendeskripsikan formula atau solusi produk berupa program

kelompok kreatifitas yang dapat diterapkan pada lingkungana yang lain.

3.6Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian dapat digambarkan melalui skema di bawah ini :

(27)

113

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

(28)

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

MODEL PELESTARIAN SASTRA ANAK MELALUI KELOMPOK KREATIVITAS SASTRA

DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

Berdasarkan hasil analisis pada bab IV, peneliti mencoba

merancang model pembelajaran yang dapat diterapkan pada kelompok

kreativitas sastra di lingkungan masyarakat. Pembahasan profil kelompok

kreativitas sastra di kelurahan Amantelu RT 003 RW 01 kecamatan

Sirimau Kota Ambon meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan,

penilaian, dampak dari proses pembelajaran yang dilakukan di kelompok

serta hambatan-hambatan yang ditemui. Selanjutnya dari profil kelompok

yang dijabarkan, akan disusun model pelestarian yang dapat diterapkan

di lingkungan masyarakat dengan mempertimbangkan proses

pembelajaran yang telah ada dan akan ditindaklanjuti atau dapat

diterapkan pada lingkungan yang berbeda karakteristiknya.

Keseluruhan proses pelaksanaan pembelajaran kelompok

kreativitas sastra memperhatikan beberapa hal, yaitu :

1. karakteristik anak,

2. karakteristik lingkungan,

3. bahan ajar,

4. pembimbing atau pendamping,

5. model, teknik, dan media pembelajaran , dan

6. format evaluasi

Berbagai kriteria yang telah diuraikan pada bab IV dijadikan

acuan untuk rancangan model pelestarian sastra anak pada kelompok

(29)

164

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.1. Profil Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu RT 003 RW 001 Kecamatan Sirimau Kota Ambon

5.1.1 Proses Pembentukan Kelompok Kreativitas Sastra

Proses pembentukan kelompok kreativitas sastra di kelurahan

Amantelu RT 003 RW 001 melalui tiga tahapan yang dapat diuraikan

sebagai berikut :

Kelompok kreativitas sastra dibentuk dengan tujuan untuk

mengajarkan sastra pada anak dan remaja semasa usia dini. Gagasan ini lahir

didasarkan pada beberapa hal :

a. perkembangan anak dan remaja di kelurahan Amantelu menghabiskan

sebagian besar waktu dengan melakukan aktivitas bermain dengan teman,

nongkrong di pinggir jalan, dan bermain game di warnet,

b. perilaku yang mulai menyimpang, misalnya mengeluarkan kata-kata yang

tidak menyenangkan, berkelahi, pergaulan bebas, dan balap liar,

c. timbulnya beberapa keluhan dari orang tua tentang prestasi belajar beberapa anak yang mulai menurun, padahal telah diterapkan „Belajar Malam‟.

Beberapa faktor di atas yang mendasari sehingga terbentuknya

kelompok kreativitas sastra. Mengapa kelompok kreativitas sastra ?

Tahapan pertama ditempuh untuk menjajaki strategi dan model yang

harus ditempuh yaitu melalui wawancara dan observasi pada 15 responden,

yang terdiri dari 8 responden berasal dari pihak orang tua dan 7 responden

berasal dari anak dan remaja. Materi wawancara berkisar pada strategi apa

yang harus ditempuh untuk mengatasi berbagai permasalahan di atas,

sedangkan observasi dilakukan untuk mengetahui minat dan potensi pada diri

anak yang perlu dikembangkan.

Berdasarkan data wawancara yang diperoleh dari orang tua menegaskan

bahwa (1) perlu dibentuk wadah yang menarik dari segi penyajian materi,

(30)

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari perilaku tidak menyenangkan dan (3) menyibukkan mereka dengan

berbagai aktivitas yang bermanfaat.

Hasil wawancara tersebut ditindaklanjuti dengan observasi terhadap

minat anak dan remaja di lingkungan kelurahan Amantelu RT 003 - 005, dan

diperoleh data bahwa sebagian besar minat anak dan remaja adalah bermain

secara berkelompok. Setiap hari menjelang sore, pada pukul 16.00 – 18.00

selalu ada aktivitas bermain secara berkelompok di beberapa titik. Anak dan

remaja yang terlibat dalam proses bermain secara berkelompok ini berkisar

pada usia 9 – 16 tahun, tidak merasa canggung dan menyenangkan walaupun

usia mereka berbeda. Aktivitas bermain bola dana aktivitas fisik dilakukan

oleh anak laki-laki sedangkan bermain sambil bernyanyi dilakukan oleh anak

perempuan.

Berdasarkan data observasi dan wawancara ini, ditentukan beberapa

indikator, yaitu :

a. anak dan remaja di kelurahan Amantelu selalu berkelompok dalam

melakukan aktivitas

b. menyenangi segala sesuatu yang menyenangkan dan menimbulkan rasa

ingin tahu mereka tentang sesuatu

c. menyenangi aktivitas bermain

Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu :

(1) menemukan model belajar yang tepat, (2) menemukan teknik belajar yang

menyatukan anak laki-laki dan perempuan yang mempunyai minat yang sama

yaitu bermain tapi menyukai jenis permainan yang berbeda, dan (3)

menentukan lokasi strategis untuk seluruh aktivitas yang akan dilakukan, (4)

menentukan materi yang diajarkan, (5) memilih pendamping yang sesuai

dengan kriteria anak, yaitu memiliki rasa humor dan dapat beradaptasi

dengan mereka, (6) dan melibatkan orang tua sebagai informan untuk

mengetahui hasil yang dicapai oleh melalui perubahan perilaku dan motivasi

(31)

166

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan temuan ini, maka ditempuhlah tahapan kedua dengan

beberapa kegiatan untuk menindaklanjuti beberapa indikator di atas, yaitu :

1. menentukan model belajar kelompok untuk diterapkan sebagai model

pembinaan karakter anak dan penerapan nilai-nilai budaya lokal

2. melakukan koordinasi dengan orang tua dan lembaga pemerintahan yaitu

pihak kelurahan Amantelu beserta perangkat RT 003 RW 001 sehubungan

dengan lokasi dan waktu pelaksanaan kegiatan kelompok

3. melakukan pemilihan dan pelatihan pendamping kelompok sesuai dengan

kriteria sebagai berikut :

a. berusia 24 – 36 tahun

b. mampu beradaptasi dengan anak dan remaja secara baik

c. menyediakan waktu untuk melakukan pendampingan di kelompok

Melalui proses tahapan kedua, maka ditentukan beberapa hal yang

menjadi prinsip pelaksanaan kelompok kreativitas sastra, yaitu :

1. peserta terdiri atas anak berusia 9 – 16 tahun dan dikelompokkan dalam

tiga kelompok yaitu kelompok usia 9 – 10 tahun, kelompok usia 11 – 13

tahun, dan kelompok usia 14 – 16 tahun Kelompok usia yang sama akan

memudahkan penerapan model, teknik dan media pembelajaran, dan

pemilihan bahan sastra yang sesuai dengan kebutuhan kelompok usia

tersebut,

2. program pembelajaran dilakukan dengan menerapkan proses bimbingan

(pembinaan), pengajaran atau pembelajaran, dan pelatihan baik pada

peserta maupun pelatih,

3. pemilihan bahan ajar sesuai dengan kebutuhan anak di sekolah dan

lingkungan tempat tingga. Selain itu pemilihan bahan ajar

mendayagunakan kekayaan budaya lokal berupa permainan tradisional,

nyanyian, teka-teki, dan cerita rakyat,

4. pembelajaran dilakukan dengan mengadaptasi model, teknik, dan media

(32)

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. suasana pembelajaran dikondisikan agar siswa dapat bekerja dan

berinteraksi dengan rekan yang lain, dengan menggunakan bahan ajar

untuk mengeksplorasikan dan melatih keterampilan berbahasa,

6. memberikan kesempatan untuk anak-anak ikut serta dalam berbagai tugas

dengan bekerjasama secara berpasangan, menceritakan sebuah cerita, dan

melakukan sesuatu yang baru,

7. setiap kelompok akan didampingi oleh seorang kakak pemandu untuk

melatih dan memantau perkembangan anak dalam kelompok,

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan usia anak, yang

dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Usia 9 - 10 tahun. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain

mendengarkan pembacaan dongeng, mengenalkan nyanyian dan

permainan daerah serta mendengarkan pembacaan puisi dan memproduksi

puisi sederhana

b. Usia 11 - 13 tahun. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi pembacaan

cipta sastra berupa puisi, prosa (cerpen dan cerita rakyat), diskusi tentang

bahan bacaan meliputi tanggapan terhadap bahan bacaan, menceritakan

kembali bacaan yang telah dibaca, memproduksi cipta sastra berupa puisi

dan cerpen, bermain peran serta mengenalkan permainan dan tarian

daerah.

c. Usia 14 - 16 tahun. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi pembacaan

cipta sastra berupa puisi, prosa dan melatih dialog drama, menulis puisi,

cerpen dan drama sebabak dan mempublikasikannya dalam buletin.

Diskusi tentang bahan bacaan dilanjutkan dengan menulis tanggapan

terhadap bahan sastra, menyiapkan pementasan drama.

Prinsip-prinsip di atas merupakan dasar dari pembentukan kelompok

kreativitas sastra di kelurahan Amantelu RT 003 RW 01. Selanjutnya tahapan

ketiga, yang meliputi penentuan lokasi kegiatan, waktu pelaksanaan kegiatan,

(33)

168

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lokasi kegiatan ditentukan berdasarkan beberapa hal, yaitu : (1) lokasi

lingkungan tempat tinggal anak adalah lokasi yang dipadati oleh rumah

penduduk dengan luas pekarangan antara 5 – 10 meter, dan (2) melibatkan

peran orang tua dalam proses kegiatan. Berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan ini maka ditentukanlah bahwa lokasi kegiatan adalah di lokasi

rumah penduduk dengan jadwal kegiatan sebagai berikut :

Tabel 3

Jadwal Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Kegiatan

No. Hari dan Waktu Pelaksanaan Kelompok Usia

1. Selasa, 16.00 – 18.00 9 – 10 tahun

2. Rabu, 16.00 – 18.00 11 – 13 tahun

3. Kamis, 16.00 – 19.00 14 – 16 tahun

4 Minggu, 16.00 – 18.00 semua kategori kelompok

usia

Jika kebutuhan materi memerlukan aktivitas di luar ruangan, maka

seluruh kegiatan akan dilakukan di pekarangan rumah. Lokasi kegiatan telah

dirundingkan setiap awal bulan dan disampaikan pada keluarga yang

rumahnya akan digunakan. Sejauh ini, tidak ada hambatan yang ditemui

selama lokasi yang digunakan adalah rumah penduduk.

Tahapan ketiga yang selanjutnya adalah mendiskusikan rancangan

program kegiatan yang akan dilaksanakan selama triwulan, melibatkan

pendamping, orang tua yang mempunyai latar belakang guru dan mempunyai

keahlian tertentu. Rancangan materi yang dihasilkan sesuai tabel berikut :

(34)

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Proses pelaksanaan kegiatan di kelompok kreativitas sastra melibatkan

teknik dan media pembelajaran yang diadaptasi dari sekolah dan budaya lokal.

Pemilihan teknik dan media disesuaikan dengan materi atau bahan ajar yang

akan disampaikan dan kategori usia. Penanganan yang keliru oleh Pendamping

akan mengakibatkan ketidaknyaman dalam kelompok. Ada beberapa tahapan

yang dilakukan pada proses pelaksanaan kegiatan, yaitu :

a. Pelatihan pada Pendamping

Pelatihan pada pendamping kelompok dianggap penting mengingat

tidak semua pendamping kelompok mempunyai latar belakang guru.

Pelatihan dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa pendamping akan

bersentuhan langsung dengan anak dan remaja dalam seluruh aktivitas di

kelompok.

Proses ini membutuhkan pemahaman terhadap materi yang

disampaikan dengan beragam model pembalajaran sastra yang diterapkan

di sekolah, budaya lokal (permainan tradisional), pemanfaatan media

pembelajaran, dan bagaimana cara bersahabat dengan anak.

Pertemuan-pertemuan dilakukan setiap minggu untuk membahas materi dan teknik

yang akan diterapkan pada pertemuan berikutnya.

b. Variasi Metode dan Media Pembelajaran

Variasi metode yang telah diterapkan pada kegiatan triwulan

pertama merujuk pada model pembelajaran kelompok. Penerapan ini

diharapkan dapat memberikan kesempatan pada anak untuk bekerja sama

memecahkan masalah dan mencapai pemahaman tentang karya sastra

melalui diskusi dan keterlibatan dengan kehidupan sehari-hari.

Penggunaan berbagai model pembelajaran ini diadaptasi dari metode, tekn,

dan media pembelajaran di sekolah. Metode pembelajaran yang telah

diterapkan : (1) Example Non Examples, (2) Picture and Picture, (3)

Numbered Heads Together, (4) Cooperative Script, (5) Inside – Outside –

(35)

170

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Facilitator and Expalaining, (8) Course Review Horay, (9) Talking Stick,

(10) Snowball Throwing, (11) Kepala Bernomor Struktur (Modifikasi dari

NHT), (12) Mencari Pasangan, (13) Investigasi Kelompok, (14) Inquiry,

(15) Role Playing, dan(16) Team Games Tournament (TGT).

Media yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran

dan memungkinkan penerapan metode berjalan dengan baik berasal dari

bahan-bahan alamiah. Pendayagunaan alam akan membangkitkan

kreativitas anak untuk mengolahnya, sedangkan media-media yang telah

ada seperti papan tulis, infokus, pemutar video, dan gambar adalah

swadaya masyarakat.

5.1.3 Evaluasi Proses Pembelajaran Sastra Anak di Kelompok Kreativitas Sastra

Seluruh proses pembelajaran sastra tidak dievaluasi dalam bentuk tes

pada anak dan remaja, namun dalam bentuk penilaian yang dilakukan oleh

Pendamping Kelompok. Hal ini berhubungan dengan menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan, tidak terkesan memberikan suasana yang

sama dengan suasana sekolah pada anak. Evaluasi melibatkan beberapa

komponen yaitu :

1. Pendamping Kelompok

Pendamping kelompok diberikan format penilaian proses dan

diberikan kesempatan untuk menyampaikan tanggapan terhadap

penampilan anak.

2. Orang tua

Format yang diberikan pada orang tua meliputi perkembangan

perilaku anak dan remaja selama berada dalam lingkungan keluarga.

Keterlibatan orang tua dalam penilaian ini, tidak disampaikan pada

anak, karena akan berpengaruh pada aktivitas mereka di kelompok.

(36)

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. tanggapan yang disampaikan secara langsung terhadap penampilan anak

saat diskusi dalam kelompok besar

b. evaluasi yang dilakukan dengan mengisi format penilaian terhadap

proses yang berlangsung, kemudian didiskusikan dalam pertemuan

Pendamping setiap hari Sabtu.

c. evaluasi juga dilakukan dengan mengunjungi orang tua sebagai penilai

pendamping, kemudian didiskusikan dalam pertemuan pembina

d. setiap akhir bulan selalu dilakukan laporan perkembangan yang

disampaikan pada orang tua meliputi portofolio

5.1.4 Pengaruh Kelompok Kreativitas Sastra pada Peningkatan Keterampilan Berbahasa dan Pembinaan Karakter Anak

Kelompok kreativitas sastra di kelurahan Amantelu RT 003 RW 01

Kecamatan Sirimau Kota Ambon memberikan dampak yang dirasakan

oleh anak, orang tua, dan lingkungan tempat tinggal. Data-data yang

diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, kuesioner dan catatan

lapangan berupa hasil evaluasi rutin yang dilakukan oleh pendamping

kelompok dan orang tua menunjukkan beberapa hal yaitu :

a. anak memiliki rutinitas yang berlangsung dengan tetap pada setiap hari

di kelompok kreativitas sastra, penggunaan waktu yang berlebihan

untuk bermain dan ke warnet mulai berkurang, tidak secara drastis

namun menunjukkan kemajuan

b. pembelajaran sastra yang diterima selain memberikan pengetahuan

baru dengan mengetahui lebih banyak tentang puisi, prosa, dan drama,

minat baca anak pun bertambah. Beberapa kegiatan membaca dongeng

mendapat tanggapan dengan kehadiran anak dan remaja, bahkan kerja

sama dengan perpustakaan keliling telah menjadi rutinitas baru yang

(37)

172

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. dukungan orang tua terhadap kegiatan kelompok mulai dirasakan

dengan kehadiran anak dan remaja tepat pada waktunya, tugas yang

diberikan dapat dikerjakan dengan baik, kebutuhan-kebutuhan yang

menjadi kelengkapan materi dapat dipenuhi sesuai permintaan, dan

bimbingan belajar di rumah mengakibatkan kehadiran orang tua pada

setiap kegiatan kelompok

d. proses pembelajaran yang mulai diarahkan di rumah penduduk

mendapat tanggapan baik, menyediakan kebutuhan dan membuat

suasana belajar yang terkontrol dengan baik

e. perilaku anak mulai mengalami perubahan sebagaimana disampaikan orang tua melalui buku „Penilaian Sikap Anak‟ yang diberikan setiap dua minggu sekali pada pendamping untuk dievaluasi. Buku ini juga

memuat tanggapan orang tua terhadap kegiatan kelompok.

f. tutur kata anak mengalami peningkatan karena kebiasaan membaca

yang mulai berkembang dan mempengaruhi kepercayaan diri sewaktu

menyampaikan pendapat di keluarga bahkan dalam proses

pembelajaran di kelompok

g. lingkungan mulai mengalami manfaat dengan kreativitas anak dan

remaja melalui pentasan seni

5.1.5 Hambatan-Hambatan

Tahapan pertama pada proses pembentukan kelompok kreativitas

sastra didahului dengan melakukan penjajakan melalui wawancara dan

observasi. Penjajakan ini terkesan sederhana dapat dilakukan dengan baik

karena didasari oleh masalah yang disampaikan oleh orang tua, bukan

inisiatif sekelompok orang dalam lingkungan. Jadi, pembentukan tersebut

mendapat dukungan dari masyarakat di lingkungan kelurahan Amantelu

RT 003 RW 01, namun bagaimana jika kelompok ini diterapkan pada

(38)

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kondisi ini memerlukan instrumen yang tepat dan waktu yang cukup

untuk melakukan proses penjajakan, materi yang sesuai dengan kebutuhan

anak disertai dengan kreativitas pendamping. Setiap komponen dalam

masyarakat harus dilibatkan sehingga ada hubungan timbal balik, saling

memahami dan sepakat untuk menjalankan proses pembinaan ini.

Pembentukan kelompok di lingkungan masyarakat harus

mempertimbangkan beberapa hal yaitu : karakteristik masyarakat, pola

asuhan yang berlaku di tengah-tengah keluarga, dan manfaat yang dapat

dinikmati oleh subjek yang dituju.

1. Karakteristik masyarakat

Karakteristik masyarakat, yaitu orang tua, pemuda dan anak-anak

menjadi penentu kelompok kreativitas yang berbasis pembinaan ini dapat

berjalan dengan baik. Tanpa dukungan yang baik, maka program kerja dan

belajar akan menemui kendala. Kerja sama yang baik adalah faktor utama.

Setiap anggota masyarakat harus mengambil bagian dalam proses ini,

sehingga tidak terkesan melimpahkan tanggung jawab pembinaan pada

kelompok.

2. Pola Asuhan Keluarga

Keluarga merupakan basis utama pembinaan anak dan remaja.

Keluarga memberikan semua kebutuhan pembinaan sekaligus memberikan

kelonggaran pada pelanggaran yang dilakukan anak-anak. Pola asuhan

yang tepat menjadi tanggung jawab orang tua, dan tidak semua pola

asuhan yang diterapkan menghendaki campur tangan pihak lain untuk

menyempurnakannya. Hal terkadang menjadi kendala bagi pengembangan

kegiatan yang berbasis kelompok di masyarakat, tanpa kesadaran bahwa

saling melengkapi antar komponen masyarakat untuk mengarahkan pola

asuhan di keluarga ke arah yang lebih baik, maka akan sulit untuk

melakukan pembinaan.

(39)

174

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karakteristik program kegiatan harus mempertimbangkan

pemecahan terhadap masalah pada diri subjek yang dapat dicapai,

sehingga program kegiatan di lingkungan berbeda dengan lingkungan di

sekolah. Sekolah memiliki program pembelajaran yang sistematis dan hal

ini tidak dimiliki oleh lingkungan di luar sekolah. Sistematis suatu

program menjadi urutan kedua setelah pemecahan terhadap masalah

terpecahkan. Apabila suasana lingkungan menjadi kondusif, maka

rancangan program yang sistematis sesuai dengan kebutuhan anak dapat

diterapkan dengan baik.

Selanjutnya perancangan program dan penerapannya tidak terkesan

mengambil bagian dari keluarga sebagai basis pembinaan karakter, namun

menawarkan sesuatu dengan cara yang berbeda tapi memiliki tujuan yang

sama.

4. Fungsi Kontrol

Selain kontrol yang dilakukan oleh pendamping, maka kerja sama

dengan lembaga pemerintahan yaitu kelurahan juga perlu diperhatikan.

Sehingga hasil ini dapat didukung sepenuh dan dapat terus dilaksanakan.

Jika membawa manfaat, maka perlu dicontohi oleh lokasi lain di kota

Ambon.

Ada beberapa kendala yang ditemui pada tahapan kedua yaitu

pemilihan dan pelatihan pendamping serta perancangan program

pembelajaran yang dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pemilihan dan Pelatihan Pendamping

Pemilihan pendamping selain memenuhi kriteria usia, kedekatan

dengan anak, dan bersedia meluangkan waktu. Ada beberapa

kemampuan yang seyogyanya dimiliki oleh seorang pendamping,

yaitu :

1. kemampuan mengolah dan menyampaikan materi dengan

menarik sehingga menarik perhatian anak sepenuhnya pada

(40)

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. bahasa yang digunakan adalah bahasa yang dapat dipahami oleh

anak sehingga tidak menimbulkan kebuntuan saat proses

pembelajaran berlangsung

3. kemampuan mengembangkan model pembelajaran dan

menggandengnya dengan model pembelajaran yang lain agar tidak

terjadi kejenuhan pada anak. Setiap pertemuan hendaknya disertai

dengan penerapan model dan media pembelajaran yang bervariasi

4. kemampuan untuk mengatasi permasalahan yang timbul saat

proses pembelajaran berlangsung baik yang timbul dari penerapan

model pembelajaran maupun dari diri siswa

5. kemampuan mengelola kelas, memanfaatkan lokasi kegiatan

dengan maksimal sehingga pusat perhatian anak tidak terbagi ke

tempat lain

6. mengetahui dasar-dasar psikologi yang berhubungan dengan

bagaimana mengatasi kenakalan, sikap acuh tak acuh, dan kurang

perhatian selama proses pembelajaran berlangsung.

7. melakukan evaluasi tanpa menimbulkan kesan bahwa anak sedang

diharuskan untuk menjawab pertanyaan sehingga bahasa yang

digunakan perlu diperhatikan

8. kemampuan melakukan komunikasi dengan orang tua dan pihak

terkait, baik yang berhubungan dengan materi dan evaluasi yang

dilakukan

b. Perancangan Program Belajar Kelompok

Perancangan program belajar meliputi materi, model, media,

dan karakteristik anak. Perancangan program belajar yang

memerlukan instrumen yang tepat, dirancang untuk memenuhi tujuan

pembelajaran dan memaksimalkan proses tersebut agar memberikan

manfaat untuk anak. Selain itu ada beberapa hal yang seharusnya

(41)

176

Merlyn Rutumalessy, 2013

Pembelajaran Sastra Pada Kelompok Kreativitas Sastra di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau Kota Amoon (Khazanah Sastra Anak di Kota Ambon Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. karakteristik anak yang menjadi subjek pembinaan, berhubungan

dengan percepatan belajar untuk setiap materi yang disajikan,

sehingga waktu yang telah disediakan tidak harus memberikan

tambahan materi pada anak sekedar mencapai tujuan tanpa

memperhatikan kemampuan menyerap materi

2. karakteristik lingkungan pembelajaran meliputi lokasi kegiatan,

sarana yang tepat, dan media yang digunakan. Hal ini dapat

memberikan inspirasi pada anak dan pendamping untuk

mendayagunakan alam sekitar

3. karakteristik pembimbing yang belum tentu memiliki pengalaman

mengajar, menafsirkan materi yang akan disampaikan dengan

baik, pengelolaan kelas, dan kemampuan menyelesaikan masalah.

Sehubungan dengan hal ini, rancangan program belajar harus

dibuat sesederhana mungkin dengan bahasa yang dapat dipahami

tanpa menimbulkan penafsiran yang keliru

4. kesesuaian dengan kehidupan sehari-hari, dapat membawa anak

pada penanaman konsep yang benar dan mengenalkan anak

tentang nilai budaya yang tercermin dari karya sastra yang

digaulinya

5. evaluasi yang berkelanjutan agar proses pembinaan sesuai dengan

tahapan-tahapan yang telah disepakati. Proses ini akan membantu

penetapan program belajarn lanjutan yang tepat.

c. Proses Pembelajaran dan Evaluasi

Pemanfaatan model, teknik, dan media pembelajaran

seyogyanya tepat guna. Artinya, tidak mengakibatkan komunikasi

yang terhenti pada saat proses belajar berlangsung. Pembinaan lanjut

untuk para pendamping tidak hanya berlangsung hanya satu kali,

namun sebelum memulai triwulan kedua dan seterusnya, pembinaan

Gambar

Tabel 3 Pedoman Analisis Pembelajaran Sastra Anak pada Kelompok Kreativitas Sastra
Tabel 3  Jadwal Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 5 Program Belajar Triwulan Pertama
Tabel 6  Program Belajar Triwulan Pertama
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam analisis finansial, yang diperhatikan adalah hasil total atau produktivitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau

Kami menyimpulkan, jadi, saat salah satu memperhitungkan penghematan tenaga kerja sebagian besar pengalihan teknologi modern , adanya pelarian modal

Kemampuan diri praktikan masih minim sehingga butuh bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing agar lebih baik, sehingga dapat dikembangkan untuk menambah kualitas

Suatu perilaku yang positif ketika kita sedang menjalin hubungan baik dengan orang lian, bisa terlihat berbeda ketika hubungan memburuk.. Degree of Involvement with the

TK Negeri Kintelan Semarang hanya digunakan oleh keluarga besar TK Negeri Kintelan Semarang dan tidak ada sekolah lain yang menggunakan untuk melakukan kegiatan

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan unsure tokoh dan penokohan yang lebih ditekankan terhadap tokoh Bratasena dalam cerita pewayangan Bale Sigala-gala untuk

Walaupun kondisi yang masih carut marut kita bisa bangkit bersama membangun, masih ada hari esok dengan generasi muda yang berfikir lebih maju dalam konsep dan bertindak dan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa Kota Surakarta pada tahun 1959 menjadi salah satu basis dari Partai Komunis Indonesia dan juga Lekra, karena