• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGGUNAAN FUKUSHI DAITAI DALAM NOVEL NORUWEI NO MORI KARYA HARUKI MURAKAMI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGGUNAAN FUKUSHI DAITAI DALAM NOVEL NORUWEI NO MORI KARYA HARUKI MURAKAMI."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGGUNAAN

FUKUSHI

DAITAI

DALAM

NOVEL

NORUWEI NO MORI

KARYA HARUKI

MURAKAMI

Oleh

SONYA SHINTIA DEWI TISCHA

BP 0910752038

JURUSAN SASTRA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENGGUNAAN

FUKUSHI

DAITAI

DALAM NOVEL

NORUWEI NO MORI

KARYA HARUKI MURAKAMI

Oleh: Sonya Shintia Dewi Tischa

Kata kunci: Adverbia daitai, penggunaan, makna.

Skripsi ini mengenai adverbia daitai dalam kalimat bahasa Jepang yang ditinjau dari segi sintaksis. Adverbia dalam bahasa Jepang disebut fukushi, yaitu kelas kata yang dapat berdiri sendiri (jiritsugo) dan tidak mengenal konjugasi. Fukushi

merupakan kata keterangan yang berfungsi untuk menerangkan kelas kata lainnya seperti verba, nomina, adjektiva, numeralia, dan adverbia lainnya. Adverbia sangat banyak ditemukan dalam bahasa Jepang, salah satunya adverbia daitai.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif. Tahap pengumpulan data menggunakan metode simak dengan teknik sadap, yang dilanjutkan dengan teknik simak bebas llibat cakap dan teknik catat. Tahap analisis data digunakan metode agih dengan teknik bagi unsur langsung dan teknik ubah ujud, selanjutnya pada tahap penyajian analisis data digunakan metode informal. Data pada penelitian ini diperoleh dari novel Noruwei no Mori karya Haruki Murakami. Penelitian ini menggunakan teori Yoshifumi Hida.

Hasil dari penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan adverbia

(3)

ABSTRACT

THE USING ANALYSIS OF DAITAI

ADVERB IN

NORUWEI NO

MORI

NOVEL WORK OF HARUKI MURAKAMI

By: Sonya Shintia Dewi Tischa

Key Words : Daitai adverb, utilization and meaning.

The thesis is about daitai adverb in Japanese sentence that is viewed from syntax field. Adverb in Japanese is called fukushi which is an independent world class so that fukushi does not recognize conjugation. Fukushi is an adverb that has function explain word class such as verb, nominal, adjective, numeralia and other adverb. One of adverb in Japanese sentence that can be often found is daitai.

This research is descriptive research type that has a qualitative disposition. The data collecting step used scrutinize method with tapping technique. Then, the researcher continued to do free scrutinize of statement involvement technique and note technique. The data analyzing step is used a distributive method with direct element shared technique and modified element technique. Next, the result of data presenting step is used informal and formal method. The data was gained from Noruwei No Mori that worked by Haruki Murakami. The researcher used Yoshifumi Hida theory.

Based on the data analyzing, the researcher concluded that the position of

(4)

要旨

村上春樹

ノル

いう小説

副詞

利用

分析

ソニャ

シン

スチャ

キーワード: い い 副詞 使用 意味

こ 卒業論文 日本語 い い 副詞 シンタクス 研究す

副詞 品詞 一 活用 知 い 副詞 動詞や名詞や形容詞や副詞

説明す 言葉 日本語 副詞 くさ あ そ 一

い い 副詞 あ

こ 研究 記述的 質的 手法 使 い こ 研究 資料 集

metode simak teknik sadap teknik simak bebas libat

cakap 使 当該資料 分析 す metode agih teknik

bagi unsur langsung teknik ubah ujud 使 結果 示す際 metode

informal 使 い こ 研究 資料 ノル 森 いう小説

け 資料 分析す 当 義文飛騨 文献 参考 し

研究 結果 し 使用 副詞 文章 言葉 説明さ 近く 位置

別個 位置 あ 副詞 動詞や名詞や形容詞や副詞 説明す 言葉

い い 副詞 殆 や少量や一般的や通常 さ 持

い い い 副詞 品質 表すや 癖 表すや量 説明す や状態

活動 表す 意味 持 い

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Adverbia merupakan kata yang dipakai untuk menerangkan verba,

adjektiva, dan adverbia lain. Disamping itu, adverbia termasuk kategori yang

dapat mendampingi numeralia atau preposisi dalam kalimat. Adverbia dalam

bahasa Jepang disebut fukushi. Fukushi sebagaimana yang dikemukakan Matsuoka dalam Sudjianto (2007:165) adalah kata-kata yang menerangkan verba,

adjektiva, dan adverbia yang lainnya, tidak dapat berubah, dan berfungsi

menyatakan keadaan atau derajat suatu aktivitas, suasana, atau perasaan

pembicara. Sudjianto dkk (2007:165) mengemukakan pendapatnya bahwa fukushi

juga bisa menerangkan verba, adjektiva-i/na, dan adverbia lain serta nomina.

Fukushi merupakan kata yang pada prinsipnya berfungsi sebagai kata keterangan predikat.

Fukushi sebagai kata keterangan termasuk kelas kata yang tidak mengalami perubahan bentuk, yang dengan sendirinya dapat menjadi keterangan

bagi kelas kata yang dapat berubah bentuk yang disebut yoogen. Sudjianto (2003:72-73) menerangkan bahwa fukushi termasuk kata yang berdiri sendiri (jiritsugo) dan tidak mengenal konjugasi atau deklinasi.

Fukushi sebagai kata keterangan dapat dilihat dari letak atau posisinya dengan kata yang diterangkannya pada suatu kalimat. Sehubungan dengan itu,

(6)

Fukushi tidak selalu berdekatan dengan kata yang diterangkannya. Terkadang letak fukushi terpisah dari kata yang diterangkannya, karena terhalangi oleh beberapa kata. Walaupun demikian, fukushi

selalu diletakkan sebelum kata yang diterangkannya itu.

Bahasa Jepang memiliki banyak fukushi, yang dikelompokkan berdasarkan fungsi dan penggunaannya dalam kalimat. Banyak pendapat tentang jenis-jenis

fukushi, perbedaan utamanya terletak pada nama-nama jenis fukushi tersebut.

Fukushi dalam bahasa Jepang mempunyai bermacam jenis berdasarkan fungsinya. Matsuoka dalam Sudjianto (2004:166) membagi fukushi menjadi tiga macam jenis, yaitu: (1) Jootai no Fukushi, yaitu berfungsi untuk menerangkan keadaan verba yang ada pada bagian berikutnya, misalnya: shikkari (to) „(dengan) tegas‟, yukkuri (to) „(dengan) perlahan-lahan‟, hakkiri (to) „(dengan) jelas‟, dan sebagainya. (2)

Teido no Fukushi, yaitu berfungsi untuk menerangkan yoogen (verba, adjektiva-i, adjektiva-na), menyatakan standar (tingkat, taraf, kualitas, atau derajat) suatu

keadaan atau suatu perbuatan, misalnya: sukoshi „sedikit‟, taihen „amat, sangat‟, kanari „cukup‟, taitei „umumnya‟, zutto „terus-menerus‟, dan sebagainya. (3)

Chinjutsu no Fukushi, yaitu fukushi yang memerlukan cara pengucapan khusus, disebut juga jujutsu no fukushi atau koo‟o no fukushi. Contoh adverbia yang temasuk golongan chinjutsu no fukushi, misalnya: kesshite „sama sekali tidak‟,

totemo „sangat‟, marude „sama sekali‟, dooshite „kenapa‟, dan sebagainya.

Fukushi sering dijumpai dalam pemakaian kalimat bahasa Jepang, baik itu dalam tulisan maupun lisan. Salah satunya fukushi daitai yang berarti “hampir,

pada umumnya, sebagian besar, rata-rata, kurang lebih, dan lain-lain”. Daitai

(7)

Fukushi daitai „hampir‟ dapat menerangkan beberapa kelas kata seperti verba, adverbia, adjektiva, dan numeralia yang terdapat pada kalimat. Daitai

„hampir‟ yang berfungsi untuk menerangkan kata yang mengikutinya, ada yang

letaknya dekat dengan kata yang diterangkannya dan ada juga yang terpisah.

Disamping itu, peneliti juga menemukan daitai yang berarti “hampir, pada

umumnya, sebagian besar, rata-rata, kurang lebih, dan lain-lain”, mempunyai

makna yang berbeda-beda dalam penggunaannya pada suatu kalimat. Hal tersebut

dapat dilihat dari penggunaan daitai dalam kalimat bahasa Jepang, berikut contohnya:

1. 宿題 い い終わ

(carty dan okawa, 2004:904)

Shukudai -wa daitai owat -ta. Pekerjaan rumah-TOP hampir selesai-LAMP

„(aku) tadi hampir menyelesaikan pekerjaan rumahku‟.

2. 容 い い前

(Murakami, 1987:90)

Naiyou-wa daitai mae -no onaji -dat -ta.

Isinya -TOP hampir sebelumnya-GEN sama -VB-LAMP „isinya hampir sama dengan (isi surat) sebelumnya‟.

Fukushi daitai pada contoh kalimat (1) dan (2) di atas, daitai memiliki arti

yang sama yaitu „hampir‟, namun makna daitai dari masing-masing kalimat

berbeda.

Pada contoh (1) daitai digunakan untuk menerangkan doushi „verba‟ yaitu

yaitu 終わ owatta„(telah) selesai‟, fukushi daitai yang menerangkan doushi

„verba‟ 終terletak sebelum dengan kata終わ owatta „(telah) selesai‟ yang

diterangkannya. Fukushi daitai ͚hampir͛ pada contoh (1) menerangkan verba

(8)

tetapi pekerjaannya itu belum selesai, karena adanya fukushidaitai͚hampir͛, tetapi tingkat penyelesaiannya tinggal sedikit lagi. Fukushi daitai pada contoh (1) digunakan untuk menerangkan suatu aktifitas yang telah dilakukan, fukushidaitai tersebut berfungsi sebagai penanda kualitas yang menunjukan tingkatan dari suatu

aktifitas. Pada contoh (1) tingkat penyelesaian aktifitas itu hampir mendekati

penyelesaian.

Fukushi daitai ͚hampir͛ pada contoh (2) menerangkan kata onaji

͚sama͛ pada kalimat 容 い い 前 . Pada kalimat tersebut

letak fukushi daitai͚hampir͛ terpisah dengan kata yang diterangkannya yaitu

onaji ͚sama͛. Kalimat contoh (2) mempunyai arti yang sama dengan kalimat contoh 1 yaitu ͚hampir͛.

Fukushi daitai digunakan untuk menerangkan kata onaji ͚sama͛ yang diikuti oleh verba bantu kala lampau ~datta. Fukushi daitai yang menerangkan kata onaji, berfungsi sebagai penanda kualitas yang lebih menunjukan pada nuansanya, yaitu menyiratkan tentang adanya kemiripan isi

antara surat yang sedang dibaca dengan surat sebelumnya. Kemiripan surat

tersebut dengan surat sebelumnya tidak mutlak, hal ini dapat dilihat dengan

adanya fukushi daitai yang berarti ͚hampir͛.

Berdasarkan contoh (1) dan (2), terlihat bahwa penggunaan fukushi daitai

dalam kalimat, memiliki makna yang berbeda-beda. Peneliti perlu memahami

(9)

lagi mengenai penggunaan dan makna dari fukushi daitai yang terdapat dalam novel ͞Noruwei no Mori͟ karya Haruki Murakami.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan di atas, maka

rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan fukushi daitai dalam novel Noruwei no Mori

karya Haruki Murakami?

2. Apa saja makna yang terdapat pada penggunaan fukushi daitai dalam novel Noruwei no Mori karya Haruki Murakami?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam sebuah penelitian, yaitu untuk menjawab pertanyaan yang

dikemukan dalam rumusan masalah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui dan menjelaskan penggunaan fukushi daitai dalam Noruwei no Mori karya Haruki Murakami.

2. Mengetahui dan menjelaskan makna apa saja yang terdapat pada

penggunaan fukushidaitai Noruwei no Mori karya Haruki Murakami.

1.4 Batasan Penelitian

Fukushi daitai termasuk ke dalam jenis ryoo no fukushi, yaitu fukushi yang digunakan untuk menerangkan kuantitas yang berkaitan dengan aktifitas.

(10)

ada pada novel “Noruwei no Mori” karya Haruki Murakami, dimana novel

terjemahannya berjudul “Norwegian Wood”.

Haruki Murakami merupakan novelis terkemuka di dunia. Novel

Noruwei no Mori” merupakan karya novel keempatnya yang telah terjual lebih dari dua juta eksemplar. Novel “Noruwei no Mori” merupakan novel yang sudah

diliriskan menjadi sebuah film. Peneliti memilih data dari novel tersebut, karena

banyak penggunaan fukushi daitai, serta makna yang terkandung dari fukushi

tersebut dalam penggunaan kalimat sesuai konteksnya. Peneliti mengharapkan

nantinya dapat mengetahui bagaimana penggunaan serta makna yang terdapat

pada fukushi daitai.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah

pengetahuan peneliti dan pembelajar bahasa Jepang tentang penggunaan dari

fukushi daitai, juga makna yang terkandung pada penggunaannya dalam kalimat. Menambah referensi untuk pengembangan linguistik Jepang yang dapat

dilanjutkan dengan sudut pandang yang berbeda.

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif. Menurut Subroto

(2007:10) penelitian kualitatif adalah penelitian terhadap segi-segi bahasa tertentu

dalam rangka menemukan pola-pola atau kaidah-kaidah yang bersifat mengatur

bahasa. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, karena dalam penelitian ini

(11)

Menurut Djajasudarma (2006:17) pemilihan data dapat dilakukan setelah

data sudah terkumpul. Metode penelitian ini meliputi tiga tahap upaya penelitian,

yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil

analisis data.

1.6.1 Tahap Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode observasional atau metode simak.

Pada tahap pengumpulan data ini menurut Kesuma (2007:43), teknik dasarnya

adalah teknik sadap, yaitu pelaksanaan metode dengan menyadap penggunaan

bahasa seseorang atau beberapa orang, yang dapat berbentuk lisan atau tulisan.

Untuk teknik lanjutannya, yaitu dengan menggunakan teknik simak bebas

libat cakap dan teknik catat. Teknik ini dapat dilakukan dengan penjaringan data

yang menyimak penggunaan bahasa tanpa ikut berpatisipasi dalam proses

pembicaraan. Untuk teknik catat, yaitu teknik menjaring data dengan mencatat

hasil penyimakan kartu data pada kartu data (Kesuma, 2007:44-45).

1.6.2 Tahap Analisis Data

Peneliti menggunakan metode agih atau disebut juga dengan metode

distribusional. Metode agih menurut Sudaryanto dalam Kesuma (2007:54) adalah

metode analisis yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari

bahasa yang diteliti.

Teknik dasar yang digunakan dalam metode agih ini adalah teknik bagi

unsur langsung, yaitu teknik analisis data dengan cara membagi suatu konstruksi

(12)

dipandang sebagai bagian atau unsur yang langsung membentuk konstruksi yang

dimaksud (Sudaryanto dalam Kesuma, 2007:55). Unsur yang dibagi dalam

penelitian ini berupa konstruksi kalimat bahasa Jepang.

Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik ubah ujud, yaitu teknik

analisis data dengan cara mengubah wujud atau bentuk satuan kebahasaan yang

dianalisis (Kesuma, 2007:63). Teknik analisis ini digunakan untuk menentukan

satuan makna atau peran konstituen sintaksis yang mengacu pada fukushi daitai

dalam kalimat bahasa Jepang.

1.6.3 Tahap Penyajian Hasil Analisis Data

Penyajian hasil analisis bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu penyajian

hasil data secara formal dan informal. Penyajian hasil analisis data secara informal

adalah penyajian hasil analisis data dengan memaparkan kata-kata. Penyajian

hasil analisis data secara formal yaitu perumusan dengan tanda-tanda dan

lambang-lambang (Sudaryanto, 1993:14). Penelitian ini menggunakan tahap

penyajian hasil analisis data secara formal dan informal.

1.7 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan untuk mencari tahu apakah penelitian ini

sudah ada yang membahas sebelumnya. Sejauh penelusuran yang peneliti lakukan,

peniliti telah mencari dan membaca penelitian yang sama dengan tema penelitian

ini yaitu mengenai adverbia (fukushi) sebagai referensi adalah sebagai berikut:

Fornando (2006), membahas tentang adverbia kitto, kanarazu, dan

(13)

menganalisis fungsi adverbia kitto, kanarazu, dan mochiron dengan pendekatan sintaksis.

Nasra (2010), membahas adverbia totemo dan taihen yang menyatakan tingkat, derajat suatu keadaan yang bersifat berlebihan, dengan memaparkannya

lewat kajian sinonim. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan semantik.

Pengumpulan data di sini menggunakan metode simak (baca) dengan teknik cakap.

Pada tahap analisis data menggunakan metode distribusional dengan teknik ganti

atau substitusi. Kesimpulan yang didapatkan dalam penelitiannya, yaitu

penggunaan adverbia totemo dan taihen masuk dalam kelas kata teido no fukushi.

Ainun (2010), membahas fukushi „adverbia‟ naze, dooshite, dan nande. Adverbia naze, dooshite, dan nande tersebut masuk pada jenis chinjutsu no fukushi yang berdasarkan bentuk kalimatnya merupakan golongan kata keterangan yang berpasangan dengan pertanyaan (gimon). Penelitiannya dilakukan melalui tinjauan pragmatik. Dalam penelitian ini, menggunakan teori aspek-aspek situasi

tutur yang dikemukakan oleh Leech. Data yang digunakan dalam penelitian ini,

diambil dari beberapa novel Jepang. Tahap pengumpulan datanya menggunakan

metode simak dengan teknik sadap, dengan menyadap penggunaan bahasa secara

tertulis, dilanjutkan dengan teknik catat, lalu dilanjutkan dengan pengklasifikasian

data. Pada tahap analisis data digunakan metode padan yaitu dengan teknik pilah

unsur penentu, yang dilanjutkan dengan teknik padan pragmatis.

Berdasarkan hasil dari beberapa tinjauan pustaka di atas, penelitian akan

peneliti lakukan berbeda dengan penelitian yang sudah ada. Penelitian ini

(14)

no fukushi, untuk mengetahui penggunaan serta makna yang terdapat pada penggunaan fukushi daitai.

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penyajian penelitian ini terdiri dari empat bab,

pertama bab I yang memuat pendahuluan objek penelitian yang meliputi latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode

penellitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. Bab II mengenai

kerangka teori yang membahas tinjauan pustaka dan landasan teori penelitian

seperti konsep dan kerangka teori. Bab III menjelaskan tentang analisis data yang

menjadi objek penelitian, dimana pada bab ini akan dijelaskan penggunaan

fukushi daitai, serta apa saja makna yang terdapat pada penggunaan fukushi daitai. Bab IV mengenai penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan lanjutan dari Bagan dan Road Map Penelitian sebelumnya yaitu: Model Knock Down Sistem Semi Ploating media Sphagnum Moss, namun masih perlu

Dengan ini memberi kuasa kepada RS Mitra Keluarga Surabaya untuk memberikan data-data medis saya / keluarga saya, kepada:. Nama : ASI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan “ Citraan atau imaji apasajakah yang terdapat dalam lima sajak pada kumpulan puisi Terkenang Topeng Betawi karya Ajip Rosidi..

Pada Indikator Kinerja ”Jumlah dokumen perencanaan dan keuangan ket ahanan pangan”, realisasinya 10 0 persen (sangat berhasil) dari target, dengan output yaitu :

Pertama, Prinsip-prinsip kepemimpinan Yusuf dalam menghadapi perubahan adalah sebagai berikut, (1) Berpegang teguh pada visi yang berasal dari Allah yang ditunjang dengan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat

Sedangkan dimensi keterandalan (reliability), kecepat-tanggapan (responsiveness), dan jaminan (assurance) mempunyai nilai CSI yang sama yaitu 0,92. Nilai CSI rata-rata dari

Penelitian tentang nilai-nilai dalam ungkapan tradisional masyarakat Ciacia di Kabupaten Buton memberikan gambaran atau pencerminan tentang kepribadian masyarakat