• Tidak ada hasil yang ditemukan

"Pengaruh Compulsive Buying Terhadap Brand Awareness, Brand Loyalty, Brand Attachment, Perceived Brand Quality: Dengan Gender Perempuan Sebagai Variabel Moderasi. (Studi pada Konsumen Stradivarius) ".

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan ""Pengaruh Compulsive Buying Terhadap Brand Awareness, Brand Loyalty, Brand Attachment, Perceived Brand Quality: Dengan Gender Perempuan Sebagai Variabel Moderasi. (Studi pada Konsumen Stradivarius) "."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh antara compulsive buying terhadap brand equity: dengan gender perempuan sebagai variabel moderasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara compulsive buying dengan elemen elemen brand equity (brand awarenes , brand loyalty, brand attachment, perceived brand quality).

sampel yang akan diambil untuk penelitian ini adalah mahasiswi Universitas Kristen Maranatha yang pernah berbelanja di Stradivarius sebagai sampel dari penelitian. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampel Non-Probability Sampling dengan teknik purposive sampling.

Dari penelitian ini, didapat bahwa Terdapat pengaruh antara Compulsive Buying terhadap Brand Equity (Brand Awareness, Brand Loyalty, Brand Attachment, dan Perceived Brand Quality) pada para mahasiswa dengan gender wanita di Universitas Kristen Maranatha Bandung

(2)

ABSTRACT

The purpose of this study was to examine and analyze the influence between compulsive buying of brand equity: the female gender as a moderating variable. The purpose of this study was to find the relationship between

compulsive buying with elements - elements of brand equity (brand awarenes, brand loyalty, brand attachment, perceived brand quality).

samples will be taken for this study is the Maranatha Christian University student who shopped on Stradivarius as samples of the study. The sampling method in this study is the sample Non-Probability Sampling with purposive sampling technique.

From this research, found that the influences of the Compulsive Buying the Brand Equity (Brand Awareness, Brand Loyalty, Brand Attachment and Brand Perceived Quality) to students with female gender at Maranatha Christian University Bandung

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN...iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv

KATA PENGANTAR... v

BAB II LANDASAN TEORI... 9

2.1 Kajian Pustaka... 9

BAB III METODE PENELITIAN... 32

3.1 Jenis Penelitian... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 43

(4)

4.1.3.1 Uji Normalitas... 49

4.1.3.2 Uji Heterokedastisitas... 50

4.1.3.3 Uji Multikolinearitas... 51

4.1.4 Pengujian Hipotesis... 52

4.1.4.1 Pengaruh compulsive buying terhadap brand awareness... 52

4.1.4.2 Pengaruh compulsive buying terhadap brand loyalty... 54

4.1.4.3 Pengaruh compulsive buying terhadap brand attachment... 55

4.1.4.4 Pengaruh compulsive buying terhadap perceived brand quality. 57 4.1.4.5 Pengaruh compulsive buying terhadap brand equity... 59

4.2 Pembahasan... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 65

5.1 Kesimpulan... 65

5.2 Keterbatasan Penelitian... 66

5.3 Saran... 67

DAFTAR PUSTAKA... 68

LAMPIRAN... 70

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Piramida Kesadaran Merek... 15

Gambar 2.2 RerangkaTeoritis... 20

Gambar 2.3 Rerangka Pemikiran... 21

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu... 28

Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional Variabel (DOV)... 34

Tabel 4.1 Tabel Profil Responden Berdasarkan Jurusan...44

Tabel 4.2 Tabel Profil Responden Berdasarkan Usia... 45

Tabel 4.3 Tabel Profil Responden Berdasarkan Pengeluaran... 45

Tabel 4.4 Tabel Profil Responden Berdasarkan Pengalaman Berbelanja... 46

Tabel 4.5 Tabel Profil Responden Berdasarkan Frekuensi Belanja... 46

Tabel 4.6 Tabel Hasil Uji Validitas... 47

Tabel 4.7 Tabel Hasil Uji Reliabilitas... 48

Tabel 4.8 Tabel Hasil Uji Normalitas... 49

Tabel 4.9 Tabel Hasil Uji Heteroskedastisitas... 51

Tabel 4.10 Tabel Hasil Uji Multikolinearitas... 52

Tabel 4.11 Tabel Coefficients H1... 53

Tabel 4.12 Tabel Model Summary H1... 53

Tabel 4.13 Tabel Coefficients H2... 54

Tabel 4.14 Tabel Model Summary H2... 55

Tabel 4.15 Tabel Coefficients H3... 56

Tabel 4.16 Tabel Model Summary H3... 56

Tabel 4.17 Tabel Coefficients H4... 58

Tabel 4.18 Tabel Model Summary H4... 58

Tabel 4.19 Tabel Coefficients H5... 60

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Kuesioner Penelitian... 70

Lampiran B Data Responden... 75

Lampiran C Uji Validitas... 77

Lampiran D Uji Reliabilitas... 78

Lampiran E Uji Asumsi Klasik... 79

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Berbelanja adalah sesuatu yang umum yang dilakukan oleh masyarakat.

Meningkatnya kualitas hidup masyarakat membuat pola pikir dan kebiasaan

masyarakat menjadi berubah. Terlebih dengan meningkatnya pendapatan

perkapita masyarakat, maka hal tersebut akan mempengaruhi pola konsumsi

masyarakat. Sikap masyarakat terhadap pola hidup yang konsumtif menjadi

sesuatu yang biasa dan lumrah terjadi sebagai bentuk telah berkembangnya

pembangunan ekonomi. Konsumsi atau belanja bukanlah lagi dianggap sebagai

suatu tindakan dengan mengeluarkan sejumlah uang untuk mendapatkan barang

tetapi juga melibatkan unsur rekreasi sebagai pemenuhan kebutuhan secara

psikologis (Nafisah, 2001). Saat ini berbelanja sudah menjadi gaya hidup

masyarakat moderen. Hal ini dibuktikan dengan besarnya waktu dan tenaga yang

dikerahkan konsumen untuk melakukan aktivitas berbelanja ini. Kegiatan

berbelanja saat ini bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan saja atau hanya

untuk mendapatkan produk yang diinginkan tetapi lebih dari itu kegiatan

berbelanja sudah menjadi suatu aktivitas untuk memuaskan motif-motif sosial dan

personal (Bloch et al.1994; Guiry et al.,2006)

Untuk sebagian orang, berbelanja mungkin menjadi sesuatu kegiatan yang

normal dan lumrah dilakukan sehari-hari. Namun bagi individu yang memiliki

kecenderungan menjadi pembeli yang kompulsif (compulsive buyer),

(9)

individu tersebut untuk melakukan apa saja asalkan hasrat mereka terpenuhi.

Dapat dikatakan kecenderungan seseorang untuk melakukan pembelian berulang

sebagai akibat dari adanya peristiwa yang tidak menyenangkan ataupun perasaan

negatif disebut sebagai compulsive buying (Faber and O’Guinn 1989).

Kecenderungan berbelanja yang berlebihan atau pembelian yang kompulsif ini

lebih disebabkan oleh fakor psikologis dari dalam diri mereka. Seperti yang

dikutip oleh (Ditmarr 2005) bahwa mengkonseptualisasikan compulsive buying sebagai suatu manifestasi ekstrim dari individu-individu yang mencari perbaikan

suasana hati dan peningkatan rasa percaya diri dengan membeli produk-produk

yang dapat meningkatkan identitas diri individu tersebut. Hal yang menarik

adalah perilaku compulsive buying ini terjadi pada produk-produk yang bersifat

consumer goods, seperti pakaian dan produk lainnya yang dapat menunjang penampilan seseorang. Oleh karena itu, compulsive buying pada dasarnya

cenderung terjadi pada konsumen perempuan (Dittmar 2005). Walaupun tidak

dipungkiri bahwa compulsive buying juga dapat terjadi pada kaum pria namun penelitian yang dilakukan oleh (Hanley & Wilhelm, 1992; Black et al. 1998;

Scherhorn et al. 1990) mengatakan bahwa rata-rata 90% konsumen perempuan

memiliki perilaku pembelian yang kompulsif. Berdasarkan penelitian sebelumnya

juga ditemukan bukti yang menyatakan bahwa dimensi berbelanja yang terkait

dengan masalah emosional dan identitas lebih didominasi oleh konsumen

perempuan daripada konsumen pria (Dittmar 2005).

Besarnya tingkat pembelian yang rata-rata dilakukan oleh kaum perempuan

terhadap suatu merek dapat diakibatkan oleh adanya suatu perilaku yang

(10)

dalam membentuk perilaku, dimana respon terhadap merek sering mempengaruhi

apakah konsumen akan membeli atau tidak. Respon sendiri dapat dibedakan

menjadi 2 respon yang berbeda. Respon mental yang ditunjukkan konsumen dapat

berupa afeksi (affect) yang mengacu pada hal yang mereka rasakan mengenai

stimulus dan kejadian misalnya apakah mereka menyukai / tidak menyukai

produk. Sedangkan kognisi (cognition) mengacu kepada hal yang mereka pikirkan

seperti kepercayaan terhadap suatu produk/merek (J.Paul Petter & Jerry C Olson,

2014). Respon sendiri dapat memberikan dampak terhadap suatu merek. Respon

konsumen yang positif memungkinkan konsumen untuk membeli suatu produk

dari suatu merek tertentu, dan sebaliknya respon yang negatif dapat menahan

seorang konsumen untuk melakukan pembelian. Menurut Swastha dan Handoko

(1997): “Respon adalah predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan, yang dapat memulai

atau membimbing tingkah laku orang tersebut”. Sedangkan menurut Engel, Balckwell, Minniard (1994) mendefinisikan respon sebagai “suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang bertindak dengan cara yang

menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan

obyek yang diberikan.”

Merek sendiri sangat bergantung terhadap respon yang diberikan oleh

konsumen. Apa yang menjadi persepsi konsumen terhadap merek membuat cara

pandang dan keputusan konsumen terhadap merek itu berbeda-beda. Persepsi

konsumen yang berbeda inilah yang membentuk adanya ekuitas merek. Ekuitas

merek sendiri adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan

(11)

diberikan oleh sebuah produk atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan

perusahaan (David Aaker, 1997). Ekuitas merek ini juga menentukkan keputusan

konsumen di masa yang akan datang. Keller menyatakan bahwa ekuitas merek

adalah keinginan seseorang untuk melanjutkan menggunakan suatu brand atau tidak. Ekuitas merek juga dapat dikelompokkan ke dalam beberapa elemen

menurut Aaker (1997), elemen-elemen tersebut adalah:

Brand loyalty (loyalitas merek) merupakan rasa setia konsumen terhadap merek produk. Dalam brand loyalty akan dilihat seberapa besar keinginan konsumen

untuk menukar suatu merek produk dengan produk lain.

Brand awareness (kesadaran merek) adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu

kategori produk tertentu.

Perceived quality (persepsi/kesan akan kualitas) dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk

atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan.

Brand attachment (ketertarikan merek) dapat dikatakan lebih memfokuskan pada

persepsi orang terhadap merek tersebut dibandingkan dengan nilai dari produk itu

sendiri

Elemen – elemen inilah yang menjadi pemicu adanya suatu ekuitas merek.

Dunia fashion saat ini dapat dikatakan sebagai salah satu industri yang semakin berkembang di dunia. Banyaknya item fashion seperti baju , tas, sepatu,

dan aksesoris yang semakin bervariasi membuat orang semakin tertarik terhadap

industri fashion terutama kaum perempuan. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah

(12)

terhadap industri fashion. Salah satu merek dari industri fashion terkenal yang

cukup banyak diminati oleh kaum perempuan adalah Stradivarius. Stradivarius

menjadi salah-satu merek yang dianggap berkelas oleh kaum perempuan. Merek

yang seperti inilah yang dicari oleh perempuan yang mempunyai perilaku yang

konsumtif. Mereka tidak lagi membeli berdasarkan kebutuhan tetapi berdasarkan

motif-motif personal yang dapat meningkatkan identitas diri dan keinginan

pribadi (Bloch et al.1994 ; Guiry et al.,2006). Perilaku konsumtif inilah yang

membawa kaum perempuan mempunyai kecenderungan sebagai seorang

compulsive buyer. Kaum perempuan membeli barang bukan karena faktor membutuhkan tetapi lebih kepada faktor-faktor pribadi yang lebih dipicu oleh

perasaan, pemikiran, feeling, dan lain-lain. Tentunya perilaku compulsive buying

ini membawa dampak yang dapat memicu respon konsumen terhadap merek.

Respon ini dapat membangkitkan persepsi konsumen yang mungkin tidak ada

menjadi ada ataupun yang sudah ada menjadi semakin berkembang terhadap suatu

merek. Sesuai dengan brand equity yang dibahas , respon ini mengacu kepada kesadaran konsumen terhadap merek Stradivarius, kesetiaan konsumen terhadap

merek Stradivarius, ketertarikan konsumen terhadap merek Stradivarius, dan

kualitas merek Stradivarius di hadapan konsumen.

Maka berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui

seberapa besar pengaruh perilaku kompulsif ini dalam menanggapi respon sebuah

(13)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas, fenomena atau gejala-gejala

yang terjadi adalah:

Adanya perilaku konsumtif di masyarakat dimana perilaku ini merupakan

perilaku yang melakukan pembelian berulang dikarenakan adanya faktor

psikologis maupun motif-motif pribadi. Perilaku kompulsif ini umumnya terjadi

kepada kaum perempuan karena kaum perempuan cenderung melakukan

pembelian yang melibatkan perasaan dan bukan berdasarkan kebutuhan.

Pembelian suatu produk atau merek yang mendominasi kaum perempuan juga

lebih didominasi oleh barang-barang atau merek-merek yang bersifat consumer goods seperti pakaian, tas, sepatu, aksesoris, dll. Dalam hal ini , perilaku

konsumen yang cenderung mempunyai perilaku pembelian kompulsif pada

akhirnya akan menunjukkan respon atas produk atau merek yang mereka beli.

Respon ini dapat dilihat dari perilaku selanjutnya yang ditunjukkan konsumen.

Apakah respon ini membuat konsumen semakin sadar terhadap brand

Stradivarius, atau semakin loyal terhadap brand Stradivarius, atau ketertarikannya

semakin meningkat, bahkan persepsi konsumen terhadap kualitas brand Stradivarius semakin meningkat.

Berdasarkan fenomena yang ada, makan rumusan masalahnya adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh antara compulsive buying terhadap brand awareness: dengan gender perempuan sebagai variabel moderasi?

(14)

3. Apakah terdapat pengaruh antara compulsive buying terhadap brand

attachment: dengan gender perempuan sebagai variabel moderasi? 4. Apakah terdapat pengaruh antara compulsive buying terhadap

percieved brand quality: dengan gender perempuan sebagai variabel moderasi?

5. Apakah terdapat pengaruh antara compulsive buying terhadap brand

awareness , brand loyalty , brand attachment , dan perceived brand quality: dengan gender perempuan sebagai variabel moderasi?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh antara compulsive buying terhadap brand awareness: dengan gender perempuan sebagai variabel

moderasi.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh antara compulsive buying

terhadap brand loyalty: dengan gender perempuan sebagai variabel moderasi.

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh antara compulsive buying

terhadap brand attachment: dengan gender perempuan sebagai variabel

moderasi.

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh antara compulsive buying terhadap percieved brand quality: dengan gender perempuan sebagai variabel moderasi.

(15)

perceived brand quality: dengan gender perempuan sebagai varibel

moderasi.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat bagi:

1. Akademisi

Agar dapat membantu para akademisi untuk memperluas dan

mengembangkan penelitian yang telah ada sebelumnya. Sehingga penelitian yang

dilakukan dapat menambah wawasan dan membantu akademisi untuk memperluas

pengetahuan di bidangnya. Dengan adanya materi mengenai compulsive buying ini, bidang akademisi terkait dapat mengkaji ilmu – ilmu yang berdasarkan penelitian terdahulu. Diharapkan materi mengenai compulsive buying ini tidak

hanya dapat digunakan oleh bidang studi terkait (pemasaran) tetapi kiranya materi

ini juga dapat dapat bermanfaat bagi jurusan lain.

2. Perusahaan

Agar dapat membantu perusahaan untuk memperluas pengetahuan nya di

bidang pemasaran dan juga dalam memahami perilaku konsumen di lapangan.

Dan juga diharapkan dari penelitian yang dilakukan, perusahaan dapat

mempergunakan setiap ilmu yang ada untuk dapat dijadikan pedoman atau

dasar-dasar di dalam melaksanakan setiap kegiatan perusahaan yang berhubungan

dengan kegiatan pemasaran. Karena kita tahu bahwa dalam setiap penelitian yang

dilakukan, perusahaan sangat membutuhkan informasi-informasi terbaru

mengenai ilmu pemasaran yang dapat membangun perusahaan secara stabil

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis ada atau tidaknya

pengaruh compulsive buying berdasarkan gender terhadap brand equity.

Berdasarkan tujuan penelitian maka jenis penelitian ini adalah Causal Explanatory. Disebut causal explanatory karena penelitian ini ingin menjelaskan mengenai hubungan antara variabel dan pengujian hipotesis yang telah

dirumuskan sebelumnya dan bertujuan untuk menjelaskan berbagai kejadian dan

fenomena penelitian. Jenis penelitian ini sangat bermanfaat dengan penelitian

yang sedang dilakukan.

Penelitian ini juga merupakan penelitian eksplanatori (explanatory

research) karena di dalam penelitian ini dijelaskan hubungan atau pengaruh yang terjadi antara variabel (X) dengan variabel (Y). Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mencari hubungan antara compulsive buying dengan elemen – elemen brand equity (brand awarenes , brand loyalty, brand attachment, perceived brand quality).

3.2 Populasi dan Sampel

Sukardi (2003:53) mengatakan bahwa, “Populasi pada prinsipnya adalah

semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal

pada suatu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari suatu hasil

(17)

wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian

ditarik kesimpulannya.” Untuk mendukung penelitian yang sedang dilakukan

maka peneliti akan melakukan penelitian terhadap konsumen Stradivarius yang

dapat dikatakan sering berbelanja di toko Stradivarius sebagai populasi yang

dituju. Tetapi dikarenakan adanya keterbatasan waktu , tenaga , dan dana , dari

penelitian ini maka peneliti hanya mengambil sebagian dari populasi yang disebut

sampel.

Sugiyono mengatakan (2012) , “sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Jadi dengan menggunakan

sampel data yang diambil dari sebagian populasi sama dengan data yang diambil

jika menggunakan keseluruhan anggota populasi. Berdasarkan hal tersebut maka

sampel yang akan diambil untuk penelitian ini adalah mahasiswi Universitas

Kristen Maranatha yang pernah berbelanja di Stradivarius sebagai sampel dari

penelitian.

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampel

Non-Probability Sampling dengan teknik purposive sampling. Peneliti memilih pengambilan sampel Non-Probability Sampling agar dapat memperoleh informasi

yang maksimal dan agar dalam pengambilan sampel ini tiap anggota populasi

tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel (Suliyanto, 2006).

Sedangkan teknik purposive sampling digunakan karena sampel yang diambil merupakan sampel yang memenuhi kriteria yang sesuai dengan pertimbangan

peneliti. Seperti yang dikutip oleh Margono (2004) pemilihan sekelompok subjek

(18)

mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui

sebelumnya, dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan

kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan peelitian. Malhotra

(1993) memberikan panduan ukuran sampel yang diambil dapat ditentukan

dengan cara mengalikan jumlah variabel dengan 5, atau 5x jumlah variabel.

Dengan demikian jika jumlah variabel yang diamati berjumlah 20, maka sampel

minimalnya adalah 5 x 20 = 100. Maka berdasarkan teori tersebut , peneliti akan

mengambil sampel sebanyak 5 x 27 = 135 sampel.

3.3 Definisi Operasional Variabel (DOV)

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala Keterangan

(19)

5. Saat saya

Interval Fepria (2009) dan Ulinnuha

(20)
(21)

3.4Metode pengumpulan data

Sumber data yang digunakan adalah data primer. Data primer adalah data

yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama

(Suliyanto, 2006). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik

angket (kuesioner), dimana menurut (Suliyanto,2006) teknik ini merupakan

metode pengumpulan data dengan cara membagi daftar pertanyaan kepada

responden agar mendapatkan jawaban. Kuesioner yang diberikan berupa

kuesioner tertutup dimana jawaban sudah disediakan oleh peneliti sehingga

jawaban yang didapat akan sesuai dengan kebutuhan riset (Suliyanto,2006)

3.5Metode analisis data

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan yaitu

diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah

dirumuskan dalam proposal. Karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data

dan menggunakan metode statistik yang sudah tersedia (Sugiyono. 2012).

Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai

ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel

independen (bebas), dengan tujuan untuk peramalan (Ghozali. 2007).

Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masin

independen (X). Koefisien ini diperoleh dengan cara mempredisiksi nilai variabel

dependen (Y) dengan suatu persamaan yang dinamakan persamaan regresi, yaitu

suatu formula yang mencari nilai variabel dependen dari nilai variabel independen

yang diketahui. Koefisien regresi merupakan nilai yang mengukur besarnya

(22)

Persamaan regresi akan menunjukan hubungan linier antara dua variabel.

Linier disini dapat diartikan hubungannya bersifat positif atau negatif. Adapun

persamaan regresi adalah sebagai berikut :

y = a + b1x1+b2x2+b3x3

Dimana :

 x : Variabel tidak terikat (independen variabel) yaitu resilience at work,

stress kerja, dan turnover intention

 y : Variabel terikat (dependen variabel) yaitu Kinerja

 a : Koefisien intercept (merupakan nilai Y bila X = 0)

 b : Koefisien regresi atau slope (kemiringan dari garis regresi: kenaikan

atau penurunan Y untuk setiap perubahan satuan X).

Koefisien determinasi adalah suatu pengujian yang digunakan untuk menguji

pengaruh besarnya kontribusi antara variabel independen (variabel bebas) yaitu

perilaku konsumen terhadap variabel dependen (variabel terikat) yaitu keputusan

pembelian biasanya dinyatakan dalam presentase (Sekaran. 2003).

Rumus yang digunakan menurut Sekaran (2003) adalah :

Koefisien determinasi = R² x 100%

Dimana:

(23)

Menurut Ghozali (2005) dalam Fadillah (2012), koefisien determinasi (R2)

bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen

menjelaskan variabel dependen. Pada output SPSS koefisien determinasi terletak

pada tabel Model Summary dan tertulis Adjusted R Square. Nilai R2 sebesar 1,

berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel

independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel

dependen

3.5.1. Uji Hipotesis Parsial (t-test)

Menurut Nugroho (2005) dalam Fadillah (2012), Uji t dilakukan untuk

mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara

individual terhadap variabel dependen. Hasil uji ini pada output SPSS dapat

dilihat pada tabel Coefficients. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel

dependen, dilakukan dengan membandingkan p-value pada kolom Sig.

Masing-masing variabel independen dengan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar.

0,05. Jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya jika p-value lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima.

3.5.2.Uji Hipotesis Simultan (F-test)

Menurut Nugroho (2005) dalam Fadillah (2012), uji F dilakukan untuk

mengetahui pengaruh variabel-variabel independen secara simultan

(bersama-sama) terhadap variabel dependen. Hasil uji F pada output SPSS dapat dilihat

(24)

simultan mempengaruhi variabel dependen, dilakukan dengan membandingkan

p-value pada kolom Sig. Dengan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0,05. Jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, sebaliknya jika p-value lebih besardari 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima.

3.6Uji Validitas dan Reliabilitas

Dalam menganalisis data diperlukan uji validitas dan reliabilitas disamping

metode analisis data yang akan digunakan oleh peneliti. Validitas adalah suatu

alat uji untuk menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang

seharusnya diukur. Seperti yang dikutip oleh (Ghiselli et al.,1981) validitas

menunjukkan seberapa jauh suatu tes atau satu set dari operasi-operasi mengukur

apa yang seharurnya diukur. Azwar (2000) mengartikan validitas sebagai sejauh

mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Uji validitas juga menunjukkan tingkat dari kemampuan tes untuk mencapai

sasarannya (Isaac and Michael , 1981)

Selain uji validitas , peneliti juga perlu melakukan uji reliabilitas. Reliabilitas

ini menunjukkan akurasi dan ketepatan dari pengukuranya. Reliabilitas suatu

pegukur menunjukkan stabilitas dan konsistensi dari suatu instrumen yang

mengukur suatu konsep dan berguna untuk mengakses “kebaikan” dari suatu

pengukur (Sekaran, 2003) reliabilitas juga didefinisikan sebagai suatu pengukur

seberapa besar variasi tidak sistematik dari penjelasan kuantitatif dari karakteristik

– karakteristik satu individu jika individu yang sama diukur beberapa kali

(Ghiselli et al., 1981). Reliabilitas berhubungan dengan akurasi dari pengukurnya.

(25)

dikatakan reliabel (dapat diandalkan) jika dapat dipercaya. Supaya dapat

dipercaya maka hasil dari pengukuran harus akurat dan konsisten. Seperti

didefinisikan oleh Isaac dan Michael (1981) mendefinisikan reliabilitas sebagai

konsistensi antar pengukuran-pengukuran secara berurutan.

3.7Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau variabel residual memiliki distribusi normal atau tidak

(Ghozali, 2009). Salah satu cara untuk mendeteksi apakah data tersebut

berdistribusi normal atau tidak adalah dengan cara menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan hipotesis pengujian :

Ho: Data residual berdistribusi normal

H₁: Data residual tidak berdistribusi normal

Kriteria penerimaan/penolakan:

Asymp sig > 0.05  H0 diterima

Asymp sig ≤ 0.05  H0 ditolak

3.8Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

Ghozali (2009). Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

melalui melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu

(26)

dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot

antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan

sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah

di-studentized. Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik – titik menyebar secara

acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi,

sehingga model regresi layak untuk dipakai Ghozali (2009).

3.9Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk

mengidentifikasi suatu model regresi dapat dikatakan baik atau tidak.

Multikolinearitas adalah situasi dimana terdapat dua variabel yang saling

berkorelasi.Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah ada ketertarikan

antara hubungan yang sempurna dengan variabel – variabel independen (Ghozali,

2011). Jika dalam pengujian ternyata didapatkan sebuah kesimpulan bahwa antara

variabel independen itu saling terikat, maka pengujian tidak dapat dilanjutkan ke

tahap yang selanjutnya yang disebabkan oleh tidak dapat ditentukannya koefisien

regresi variabel tersebut dan juga nilai standard error nya menjadi tidak terhingga.

Untuk mengetahui hasil uji dari uji multikolinearitas dapat dilihat dengan melihat

nilai tolerance atau nilai VIF (Variance Inflation Factor).

Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance :

- Mempunyai nilai VIF +/- 1

- Mempunyai angka Tolerance +/- 1

(27)

- Nilai cutoff yang umumnya dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolinearitas adalah nilai VIF >5 dipastikan terjadi

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang sudah dicantumkan peneliti pada

bab sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh antara Compulsive Buying terhadap Brand

Awareness pada para mahasiswa dengan gender wanita di Universitas

Kristen Maranatha Bandung

2. Terdapat pengaruh antara Compulsive Buying terhadap Brand Loyalty

pada para mahasiswa dengan gender wanita di Universitas Kristen

Maranatha Bandung

3. Terdapat pengaruh antara Compulsive Buying terhadap Brand

Attachment pada para mahasiswa dengan gender wanita di Universitas

Kristen Maranatha Bandung

4. Terdapat pengaruh antara Compulsive Buying terhadap Perceived

Brand Quality pada para mahasiswa dengan gender wanita di

Universitas Kristen Maranatha Bandung

5. Terdapat pengaruh antara Compulsive Buying terhadap Brand Equity

(Brand Awareness, Brand Loyalty, Brand Attachment, dan Perceived

Brand Quality) pada para mahasiswa dengan gender wanita di

(29)

5.2.Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan peneliti dalam penelitian kali ini adalah sampel yang digunakan

oleh peneliti hanya dibatasi pada mahasiswa Universitas Kristen Maranatha yang

menjadi konsumen Stradivarius. Selain itu, keterbatasan peneliti yang lainnya

adalah penelitian ini hanya mengambil jumlah responden yang tidak terlalu

banyak yaitu hanya 135 responden yang diambil oleh peneliti.

5.3. Saran

Untuk itu, peneliti dapat membuat saran/rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi Stradivarius, peneliti menyarankan kepada Stradivarius sebagai

sebuah perusahaan untuk dapat terus menjaga suasana toko, dengan

tujuan untuk dapat meningkatkan terjadinya Compulsive Buying, yang

pada gilirannya dapat meningkatkan Brand Equity dan aspek-aspeknya

(brand awareness, brand loyalty, brand attachment, dan perceived brand

quality)

2. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti dapat menggunakan

objek yang lain yang lebih luas seperti konsumen Zara, H&M, Bershka,

TopShop, dan lain-lain.

3. Diharapkan juga dalam penelitian yang selanjutnya dapat menggunakan

sampel yang lebih luas lagi. Tidak hanya seputar mahasiswa, tetapi

sampel lebih diperluas kearah yang lebih global. Baik dari segi usia,

profesi, status, dan lain-lain.

4. Diharapkan juga pada penelitian yang selanjutnya peneliti dapat

(30)

berdasarkan gender saja tetapi juga dapat melakukan penelitian

berdasarkan usia, tingkat pendapatan, lingkungan, gaya hidup , dan

lain-lain. Dan juga diharapkan pada penelitian yang selanjutnya , metode yang

dilakukan untuk menguji hipotesis ini menggunakan metode yang lebih

akurat.

5. Diharapkan juga pada penelitian selanjutnya, jumlah responden yang

digunakan lebih banyak sehingga hasil akhir penelitian akan lebih akurat

(31)

ATTACHMENT, PERCEIVED BRAND QUALITY:

DENGAN GENDER PEREMPUAN SEBAGAI

VARIABEL MODERASI.

(Studi Pada Konsumen Stradivarius)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh

Sidang Sarjana Strata 1 (S-1)

Oleh

ELVINA HANNA CHRISTIANTY

1352269

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(32)

AWARENESS, BRAND LOYALTY, BRAND

ATTACHMENT, AND PERCEIVED BRAND

QUALITY: THE FEMALE GENDER AS A

MODERATING VARIABEL.

(Studies On Consumer Stradivarius)

A THESIS

In Partial Fulfillment of the Requirements for The Degree of

Bachelor of Science in Management

By

ELVINA HANNA CHRISTIANTY

1352269

MANAGEMENT DEPARTMENT

FACULTY OF ECONOMICS

MARANATHA CHRISTIAN UNIVERSITY

BANDUNG

2016

(33)

Penelitian yang berjudul “Pengaruh compulsive buying terhadap brand awareness,

brand loyalty, brand attachment, dan perceived brand quality: dengan gender

perempuan sebagai variabel moderasi”, memiliki tujuan untuk mengetahui sejauh

mana pengaruh emosional konsumen yang memiliki kecenderungan compulsive

buying terhadap aspek-aspek brand equity pada toko Stradivarius. Selanjutnya,

peneliti juga meneliti apakah compulsive buying ini mempunyai pengaruh

terhadap keseluruhan brand equity.

Peneliti menyadari banyaknya kekurangan dari penyusunan tugas akhir

ini. Penelitian yang dilakukan hanya berfokus kepada mahasiswi Universitas

Kristen Maranatha yang pernah berbelanja di Stradivarius dan juga jumlah

sampel yang diambil oleh peneliti hanya sebanyak 135 responden.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis

ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak

yang telah mendukung dan membantu hingga penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik. Besarnya rasa terimakasih saya berikan kepada:

1. Chandra Kuswoyo,S.E.,M.T. selaku dosen dan pembimbing skripsi yang telah

membimbing dan membantu penulis menyelesaikan skripsi dengan baik.

2.Dr. Drs. Mathius Tandiontong, M.M., Ak.. selaku Dekan Fakultas Ekonomi.

3.Dr. Dra. Ratna Widiastuti, M.T. dan Peter, S.E., M.T. selaku Wakil Dekan

(34)

5. Rully Arlan Tjahyadi., S.E., M.Si selaku Sekretaris Program Studi Manajemen.

6. Dr. Dra. Jacinta Winarto, M.T.selaku Dosen Wali yang telah membimbing

penulis semasa kuliah dan membantu penulis dalam setiap rencana studi semasa

kuliah.

7. Seluruh Dosen Universitas Kristen Maranatha yang telah memberikan ilmu

pada penulis selama masa kuliah dan memberikan masukkan di bidang akademik

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

8. Kepada Orang Tua yang telah memberikan dorongan moril dan materiil yang

tak ternilai selama masa kuliah dan dalam penyusunan skripsi ini.

9. Evan Ayub dan Elvira Ribka selaku saudara yang juga telah memberikan

dukungan moril selama penyusunan skripsi ini berlangsung

10. Ivana Perlita, Viona Veronica, Aura Natasha, Glenys, Cecillia Augustine,

Jennifer Theresia, Jerremia Kurniawan, dan Dominicus Calvin yang juga telah

membantu terlebih memberikan dukungan moril kepada penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

11. Yuliani Kurniawan, Yemima Korompis dan Yoganata Fransjaya selaku kakak

mentor yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan moril selama

penyusunan skripsi.

12. Kepada seluruh sahabat yang telah membantu dan mendukung sehingga

(35)

telah memberikan pelayanan dengan baik.

14. Semua pihak yang turut membantu hingga selesainya penelitian ini.

Adanya keterbatasan yang dimiliki oleh penulis membuat penulis dengan

senang hati menerima segala kritik dan saran yang membangun sebagai bahan

perbaikan dan untuk menambah wawasan penulis di masa yang akan dating.

Akhir kata, semoga Tuhan selalu melimpahkan kasih dan berkatNya kepada

semua pihak atas semua kebaikan dan bantuan yang telah diberikan. Semoga

skripsi ini dapat berguna dan memberi nilai tambah serta wacana baru bagi semua

pihak yang membacanya. Tuhan Yesus memberkati.

Bandung, November 2016

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Ahuvia, Aaron C & Carrol, Barbara A. 2006. Some Antecedents and Outcomes of Brand Love. Market Lett, 17 : 79-89

Allen, Andrea & Hollander, Eric. 2006. Is Compulsive Buying A Real Disorder, And Is It Really Compulsive?. Am J Psychiatry 163 : 10.

Ardhanari, Margaretha. 2008. Customer Satisfaction Pengaruhnya Terhadap Brand Preference and Repurchase Intention Private Brand. Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis, Vol 8, No 2.

Adinata, Julianto. 2016. Pengaruh Iklan Terhadap Minat Beli PT.Tokopedia. Jurnal Manajemen

Baraba, Ridwan & Anggreini, Indah Dwi. Pengaruh Brand Equity Sepeda Motor Terhadap Kepuasan Konsumen.Jurnal Manajemen.

Basu Swastha, Hani Handoko. 2011. Manajemen Pemasaran-Analisis Perilaku. Konsumen. Yogyakarta : BPFE.

Buchari Alma. 2007, Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa. Bandung: CV. Alfabeta.

Cardinale, Sylvia&Nguyen, Bang&Melewar, T.C. 2015. Place-Based Brand

Experience: Place Attachment adn Loyalty. Marketing

Intelligence&Planning, Vol 34, No 3, pp 301-317.

Chi, Hsin Kuang, Yeh, Huery Yen & Yang, Ya Ting. 2009. The Impact of Brand Awareness on Customer Purchase Intention: The Mediating Effect of Perceived Quality and Brand Loyalty.The Journal of International Management Studies, Vol 4, No 1.

Charles W. Lamb, Joseph F. Hair, Carl Mcdaniel. 2001. Pemasaran. Edisi. Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Dharmayanti, Diah. 2006. Analisa Sensitivitas Respon Konsumen Terhadap Ekstentifikasi Merek (Brand Extension) Pada Margarin Merek Filma Di Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol 1, No 2, hal 65-73.

Ekowati, Titin. Compulsive Buying: Tinjauan Pemasar dan Psikolog. Jurnal Manajemen.

Edwards, Elizabeth A.1993. Development of A New Scale for Measuring

Compulsive Buying Behavior. Financial Counseling and Planning, Vol 4.

(37)

Ghozali. 2011. Analisis Statistik Multivariate. Jakarta: Eleks Media Computindo

Hartini, Sri. 2012. Perilaku Pembelian Smarthphone: Analisis Brand Equity dan Brand Attachment. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol 3, No 1, Hal 75- 86.

Hurriyati, Ratih, 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Alfabeta,.

Olson, Jerry C & Petter, J Paul. Consumer Behavior and Marketing Strategy. Penerbit Salemba Empat.

Kotler, Philip., Keller, Kevin L. 2013. Manajemen Pemasaran.

Kotler Philip. 2005, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol. Jakarta: PT. Prehallindo.

Lee, Seung Hee & Workman, Jane E. 2015. Compulsive Buying and Branding Phenomena. Journal Of Open Innovation: Technology, Market, Complexity, 1:3.

Lassar, Walfried, Mittal, Banwari & Sharma, Arun. 1995. Measuring Customer Based-Brand Equity. Journal of Consumer Marketing, Vol 12, No 4, pp 11-19.

Nawangsari, Sri&Budiman. 2008. Kepuasan Konsumen dan Kesetiaan Terhadap Merek. Jurnal Psikologi, Vol 1, No 2.

Raab, Gerhard & Elger, Christian E & Neuner, Michael. 2011. A Neurological Study of Compulsive Buying Behavior. Journal Consum Policy 34: 401 Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Industri Telepon Seluler. National Conference on Management Research

Rizan, Mohammad, Saidani, Basrah & Sari, Yusiyana. 2012. Pengaruh Brand Image dan Brand Trust Terhadap Brand Loyalty Teh Botol Sosro. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, Vol , No 1.

(38)

Sheikh, Alireza & Lim, Ming. 2015. The Making of Brand Attachment and Brand Meanings: The Case of a UK Engineering Services Firm. Journal of Marketing Intelligence & Planning, Vol 33, No 6, Hal 887-907.

Shoham, Aviv & Makovec, Maja. 2003. Compulsive Buying Behavior. Journal of Consumer Marketing, Vol 20, No 2, pp. 127-138.

Simmons, Geoff, Thomas, Brychan & Truong, Yan. 2008. Managing I-branding to Create Brand Equity. European Journal of Marketing, Vol 44, No 9, pp 1260-1285.

Suciningtyas, Wulan. 2012. Pengaruh Brand Awareness, Brand Image, dan Media Communication Terhadap Keputusan Pembelian. Management Analysis Journal, Vol 1

Suliyanto, 2005, Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran, Bogor : Ghalia.

Sugiyono, 2001. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ketiga Penerbit: Alfabeta, Bandung

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2006. Metode penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung, Alfabeta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung, Alfabeta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuatitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Penerbit Alfabeta

Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Tjahyadi, Rully Arlan. 2006. Brand Trust Dalam Konteks Loyalitas Merek: Peran Karakterisik Merek, Karakteristik Perusahaan, dan Karakteristik

Hubungan Pelanggan-Merek. Jurnal Manajemen, Vol 6, No 1.

Tjiptono, Fandi. 2005. Pemasaran Jasa. Malang : Bayumedia

Ujang Suwarman, 2004, “ Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam

Pemasaran, Penerbit: PT Ghalia Indonesia, Bogor.

Gambar

Gambar 2.4 Model Penelitian...............................................................................
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Kawiyana, I.K.S., 2009, Crosslink Telopeptida C-Terminal (CTx) sebagai petanda aktivitas Sel Osteoklas pada Osteoporosis Paska Menopause Defisiensi Estrogen.. Bone

RAI PUTRA TEKNIK Produsen, Supplier, Distributor Berbagai Alat Kebutuhan Teknik Sipil Alamat : Jl.. Jingga Wijaya

Hasil : Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat perbedaan tekanan darah pada responden sebelum dan sesudah pemberian jus buah belimbing manis, dengan nilai p

Menurut Mohammad (2007) dalam Suwerda (2012:14), pengelolaan sampah dengan pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara. 3) Menyebabkan pencemaran air,

Melalui pembelajaran online peserta didik mampu menentukan nilai variabel pada sistem persamaan linear dua variabel dengan metode eliminasi dan substitusi dalam

(reciprocal teaching) di SMP N 7 Pati adalah: (a) belum pernah diadakan penelitian terhadap pembelajaran menggambar bentuk di SMP N 7 Pati; (b) berdasarkan hasil

Kondisi sumberdaya perikanan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pasir masih tinggi, hal tersebut dapat dilihat dari jumlah dan nilai produksi ikan setiap tahun,

6DODK VDWX IDNWRU SHQJKDPEDW SHPEHULDQ GLVSHQVDVL NDZLQ GL 3HQJDGLODQ $JDPD 3ROHZDOL \DLWX MLND NHGXD DQDN WHODK VDOLQJ PHQFLQWDL WHWDSL RUDQJ WXD VDODK VDWX SLKDN DWDX NHGXDQ\D