• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Humas Dalam Mewujudkan Citra Positif Di Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional (Lapan) Shita Pramika Sari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Humas Dalam Mewujudkan Citra Positif Di Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional (Lapan) Shita Pramika Sari"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN HUMAS DALAM MEWUJUDKAN CITRA

POSITIF DI LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA

NASIONAL (LAPAN)

Oleh: Shita Pramika Sari

D 1606104

Konsentrasi : Pulic Relations(Humas)

DISETUJUI UNTUK DIPERTAHANKAN DIHADAPAN PANITIA PENGUJI TUGAS AKHIR PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI

TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

PERSETUJUAN

Tugas Akhir Berjudul :

PERANAN HUMAS DALAM MEWUJUDKAN CITRA

POSITIF DI LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA

NASIONAL (LAPAN)

Karya :

Shita Pramika Sari D 1606104

Konsentrasi : Pulic Relations(Humas)

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan panitia penguji Tugas Akhir Program Diploma III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Surakarta, Juni 2009 Menyetujui

Dosen Pembimbing,

(3)

PENGESAHAN

Tugas Akhir ini telah diujikan dan disahkan oleh panitia Ujian Akhir Program D

III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Hari : Tanggal :

Panitia Ujian Akhir :

1. Ketua

Drs. H. Sudihardjo, SH NIP. 19440505 198203 1 001

2. Anggota

Nora Nailul Amal, S.Sos, MLMed, Hons

NIP. 19810429 200501 2 002

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dekan

(4)

HALAMAN MOTTO

M aka tanyalah para ahli ilmu pengetahuan apabila kamu semua tidak

mengert i.

(Surat N ahl ayat : 43)

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

L aporan Tugas Akhir ini kupersembahkan unt uk Allah SWT besert a Rosul-N ya

U nt uk keluargaku t ercint a ; at as cint a doa, kepercayaan dan dukungan

yang t iada hent i-hent inya

Seseorang yang selalu memberikan dorongan unt uk menjadi yang lebih baik

Semua sahabat t erbaikku

Almamat er PR- ku t ercint a

D an juga

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas

segala rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga Laporan Tugas Akhir yang

berjudul “Peranan Humas Dalam Mewujudkan Citra Positif di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan)” ini dapat terselesaikan dengan baik.

Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Diploma 3 Program Studi Public

Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Dalam penyusunan Laporan Tugas akhir ini penulis mengucapkan terima

kasih atas bantuan moral maupun materi kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian tugas Akhir ini. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT Yang telah memberikan segala rahmat, dan hidayah-Nya,

kesempatan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan

Tugas Ahkir ini.

2. Drs. H. Supriyadi SN SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Eko Setyanto selaku Ketua Jurusan Program Diploma III Ilmu

(7)

membimbing penulis dengan penuh kesabaran sehingga terselesaikannya

Tugas Akhir ini.

4. Bapak Drs. Hamid Arifin M.Si selaku Pembimbing Akademik Program

Diploma III Public Relations tahun angkatan 2006.

5. Ibu Nora Nailul Amal, S.Sos, MLMed, Hons yang dengan sabar membimbing

Tugas Akhirku agar cepat selesai.

6. Ibu Elly Koentjahyowati, Bpk Triyadi, Bpk Firmanullah yang dengan sabar

membimbing saat proses KKM di Biro Humas magan LAPAN.

7. Segenap dosen dan pengajar Program Diploma III Komunikasi Terapan

FISIP-UNS yang telah memberikan bimbingan dalam mengajar dan curahan

ilmunya.

8. Segenap staf Humas Antar Lembaga Lapan yang sudah memberikan banyak

ilmu tentang kehumasan.

9. Keluargaku tersayang yang senantiasa selalu memberikan dukungan untuk

terus maju.

10.MAHAFISIPPA yang telah memberikan pelajaran banyak untuk hidup yang

tidak sekedarnya dan untuk teman-teman Diksar 21 terimakasih untuk

semuanya .

11.Seseorang yang dari awal kuliah hingga akhir selalu memberikan

dukungannya baik moril maupun materiil, hingga sampai terselesaikannya TA

ini.

12.Mba Andrew yang dengan rela memberikan tumpangan selama proses KKM

(8)

13.Sahabat-sahabat rumahku le restu, le novi, isma dan riana, terimakasih untuk

doa dan dukungannya, dan tetaplah menjadi sahabat yang terbaikku.

14.Teman-teman kost asrama putri sari, takkan pernah kulupakan semua cerita

yang pernah terjadi dikost kita, dan terimakasih selalu menanyakan Tugas

Akhirku dan inilah jawabannya teman, silahkan kalau mau membaca.

15.Seluruh teman-teman tersayang Program Diploma III Public Relations

FISIP-UNS angkatan tahun 2006.

Penulis menyadari bahwa Laporan ini jauh dari sempurna baik dari segi

materi maupun penyampaiannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang sanagat

penulis harapkan sebagai saran perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya

semoga Laporan Tugas Ahkir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya

penulis.

Surakarta, Juni 2009

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

MOTTO... iii

D. Tempat & Waktu Pelaksanaan Kuliah Kerja Media... ... 05

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Humas... 06

B. Peran Humas Pada Instansi Pemerintah... 09

C. Pembentukan Citra... 17

D. Opini Publik... 19

E. Kegiatan Humas... 23

BAB III DESKRIPSI LAPAN A. Sejarah Berdirinya Lapan... 32

B. Tugas Pokok dan Fungsi Lapan... 33

C. Visi dan Misi Lapan... 36

(10)

E. Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Kedirgantaraan

Lapan... 47

F. Fasilitas-Fasilitas Lapan... 54

G. Struktur Organisasi... 60

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA (KKM) A. Tempat dan Bidang Pelaksanaan Magang... 61

B. Penanggung Jawab Magang... 62

C. Tugas-Tugas yang Telah di Lakukan Selama KKM... 63

D. Kesulitan atau Kendala yang di Hadapi... 71

E. Cara yang di Lakukan Untuk Mengatasi Kesulitan... 72

F. Kemajuan Yang Telah di Capai... 73

G. Peran Humas Lapan... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 76

B. Saran... 80

DAFTAR PUSTAKA... 83

(11)
(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN MOTTO

PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang... 01

B. Rumusan Masalah... 03

C. Tujuan Kuliah Kerja Media... 04

D. Tempat & Waktu Pelaksanaan Kuliah Kerja Media... ... 05

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Humas... 06

B. Peran Humas Pada Instansi Pemerintah... 09

C. Pembentukan Citra... 17

D. Opini Publik... 19

E. Kegiatan Humas... 23

BAB III DESKRIPSI LAPAN A. Sejarah Berdirinya Lapan... 32

B. Tugas Pokok dan Fungsi Lapan... 33

(13)

E. Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Kedirgantaraan

Lapan... 47

F. Fasilitas-Fasilitas Lapan... 54

G. Struktur Organisasi... 60

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA (KKM) A. Tempat dan Bidang Pelaksanaan Magang... 61

B. Penanggung Jawab Magang... 62

C. Tugas-Tugas yang Telah di Lakukan Selama KKM... 63

D. Kesulitan atau Kendala yang di Hadapi... 71

E. Cara yang di Lakukan Untuk Mengatasi Kesulitan... 72

F. Kemajuan Yang Telah di Capai... 73

G. Peran Humas Lapan... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 76

B. Saran... 80

(14)
(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan jaman, persaingan diberbagai aspek

kehidupan semakin ketat, khususnya persaingan didunia kerja. Saat ini, tenaga

kerja yang menguasai bidangnya akan sangat dibutuhkan sehingga calon tenaga

kerja harus mampu dan meningkatkan kemampuan dan profesionalitasnya yang

tidak akan didapat dengan sendirinya tetapi harus dipelajari, dipahami dan

dipraktekan baik secara teori maupun praktek kerjanya. Untuk itu perguruan

tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan harus mampu mencetak tenaga kerja

yang siap pakai. Salah satu usaha tersebut adalah dengan mewajibkan setiap

mahasiswanya untuk melakukan praktek kerja diberbagai lembaga maupun

instansi atau perusahaan baik negeri maupun swasta. Dan langkah nyata tersebut

adalah dengan penyelenggaraan Kuliah Kerja Media 2009 oleh Program

Diploma-III di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Kuliah Kerja Media adalah salah satu usaha nyata dalam meningkatkan

penguasaan ilmu bagi mahasiswa “Public Relations”, karena dengan mengikuti

Kuliah Kerja Media (KKM), mahasiswa secara langsung dapat menerapkan dan

mempraktekan ilmu yang sudah diperolehnya di bangku kuliah. Kegiatan ini

memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengetahuan

praktis sebanyak-banyaknya yang tidak diperoleh di bangku kuliah.

(16)

untuk mendapatkan informasi. Saat ini masyarakat menjadi lebih kritis terhadap

transparansi informasi, apalagi dukungan perangkatnya yaitu berupa

undang-undang kebebasan memperoleh informasi telah tersedia. Ini semua secara tidak

langsung juga membawa dampak yang signifikan terhadap peran kehumasan pada

semua unit organisasi.

Hubungan masyarakat (Humas) yang dulu kegiatannya diidentikan sebagai

tukang kliping, tukang foto, membuat press release, sibuk dengan wartawan dan

sebagainya, maka saat ini Humas telah menjadi pilar utama yang keberadaan dan

perannya menjadi sangat vital. Hal ini karena pada setiap organisasi, lembaga,

baik yang bersifat ke dalam (internal) maupun ke luar (eksternal).

Humas di lembaga pemerintah merupakan suatu kegiatan untuk

menanamkan dan memperoleh pengertian, niat baik, kepercayaan, penghargaan

dari dan kepada masyarakat luas dengan jalan komunikasi. Lembaga Penerbangan

dan Antariksa Nasional (Lapan) sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen

yang bergerak dibidang penelitian dan pengembangan (litbang) kedirgantaraan

memiliki peran serta agar hasilnya bermanfaat bagi kepentingan masyarakat.

Lapan melalui Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Kedirgantaraan

(Humasmagan) memiliki kapasitas untuk mengungkapkan informasi secara

langsung. Kehadiran situs resmi, media massa internal, serta jurnal-jurnal ilmiah

maupun popular, menunjukan kemampuan Lapan dalam menyediakan informasi

yang dibutuhkan masyarakat. Biro yang dikenal dengan istilah kehumasan Lapan

(17)

Membangun hubungan yang baik dengan pers adalah cara yang harus dilakukan

pihak Humas dalam usaha mencapai tujuan. Pers dirasa sangat memiliki peran

yang cukup besar dalam kegiatan Humas Lapan dalam mencapai tujuan. Pers

merupakan teman sekerja Humas sebagai pelayan informasi, tanpa pers informasi

yang disampaikan pihak Lapan melalui Humas Lapan tidak akan sampai ketangan

masyarakat. Cara-cara yang tepat dalam membina hubungan yang baik dengan

pers akan menimbulkan simpati publik, yang mana pencitraan positif Lapan akan

didapat dari sini.

Semakin tinggi peran kehumasan dimasyarakat, tentu saja berdampak pada

meningkatnya kompleksitas dan sorotan masyarakat. Dari itu, kegiatan

kehumasan yang dilakukan juga harus mampu menjaga dan mengontrol informasi

yang diberikan ke masyarakat, agar tercipta suatu informasi yang berimbang,

bermanfaat dan bertanggungjawab. Fungsi jembatan komunikasi ini yang diemban

kehumasan Lapan dalam mengejawantahkan produk-produk litbang hasil dari unit

teknis yang ada di Lapan, baik secara internal maupun eksternal. Menyoroti

mengenai peran kehumasan dalam mewujudkan citra positif tentu saja sangat

menarik untuk dipelajari dan dijadikan praktek kerja.

B. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah dari pelaksanaan Kuliah Kerja Media ini yaitu penulis

(18)

informasi tentang IPTEK Dirgantara kepada masyarakat serta membentuk citra

positif Lapan kepada masyarakat.

C. Tujuan Kuliah Kerja Media

Adapun dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Media (KKM) 2009, penulis

mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu sebagai berikut :

Tujuan Umum :

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah syarat kelulusan untuk

mendapatkan gelar Ahli Madya (Amd) dengan peraturan yang berlaku Diploma

III Komunikasi Terapan sesuai dengan peraturan akademik yang berlaku di

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, jurusan Public Relations Universitas

Sebelas Maret. Dari pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) ini adalah

untuk mengaplikasikan ilmu yang selama ini didapatkan dibangku kuliah kepada

publik secara umum.

Tujuan Khusus :

Dari pelaksanaan Kuliah Kerja Media penulis mempunyai tujuan khusus

yaitu mengaplikasikan ilmu yang selama ini telah dipelajari di bangku kuliah serta

untuk memperoleh pengalaman menjalani profesi Public Relations/Humas. Serta

untuk mengetahui proses kerja Humas di Lembaga Penerbangan dan Antariksa

(19)

banyaknya mengenai IPTEK dirgantara dan LAPAN kepada publik, guna

menciptakan simpati dan citra yang baik melalui komunikasi yang sehat.

D. Tempat & Waktu Pelaksanaan Kuliah Kerja Media

Penulis melakukan praktek kerja di Lembaga Penerbangan dan Antariksa

Nasional (Lapan) sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen yang bergerak

dibidang penelitian dan pengembangan (litbang) kedirgantaraan. Penulis

ditempatkan di Sekretariat Utama Lapan khususnya di Biro Humasmagan bagian

Humas Antar Kelembagaan ( Hutarla ).

Sekretariat Utama Lapan terletak di jalan Pemuda Persil No. 1 Rawa

Mangun, Jakata Timur. Penulis melakukan praktek Kuliah Kerja Media yaitu dari

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN HUMAS

Hubungan masyarakat ( Humas ) atau Public Relations timbul karena

adanya tuntutan kebutuhan. Hal ini dengan tidak disadari telah menjadi profesi

yang baru atau disiplin yang baru. Dalam organisasi, Humas mempunyai tujuan

untuk memberikan kepuasaan terhadap semua pihak yang berkepentingan baik itu

masyarakat umum, karyawan, pers atau pimpinan organisasi itu sendiri bahkan

dengan instansi yang lain.

Kegiatan pencitraan suatu institusi di era globalisasi ini, tidak terlepas dari

peran bidang kehumasan, karena pada dasarnya Hubungan masyarakat ( Humas )

berfungsi untuk meraih goodwiil, kepercayaan, pengertian, serta citra baik

institusi dari publik. Betapa pentingnya kegiatan Humas bagi setiap institusi,

Gatot Irawan dan Thomas Jan Bernadues dalam sebuah media mengatakan:

“Keberadaan Humas bagi setiap institusi sangat vital karena setiap institusi

menginginkan citra yang baik dimasyarakat atau publik. Citra yang baik antara

institusi dengan publik akan tercipta dengan adanya komunikasi yang baik antara

institusi dengan publik. Humas akan saling tercipta pengertian antara institusi

dengan public. Karena itu, bidang komunikasi dengan Humas kini menjadi salah

(21)

Begitu pula professor Dr. Onong Uchjana Effendy menjelaskan bahwa “

Humas berperan penting dalam mendukung tercapainya tujuan suatu organisasi,

yang dikejar dan dilaksanakan oleh seluruh insan dalam organisasi yang

bersangkutan, mulai dari pimpinan tertinggi sampai bawahan terendah “ (Effendy,

1993 : 56 ).

Ilmu Public Relations sebenarnya sudah lama muncul, banyak para ahli

yang berpendapat mengenai pengertian Humas/ Public Relations walaupun

berbeda-beda. Meskipun begitu pada dasarnya mempunyai inti yang sama. Seperti

misalnya yang diutarakan oleh Cutlip, Center dan Broom yang dikutip oleh

Onong Uchjana Effendy, sebagai berikut :

Public Relations sebagai fungsi manajemen yang menilai sikap public, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi untuk kepentingan public, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan public. (Effendy, 1993 : 22 ).

Selain pendapat diatas, masih banyak lagi para ahli yang mengutarakan

definisi mereka tentang Public Relations. Masih tidak kurang ada 2000 lebih lagi

pendapat yang dikemukakan para ahli Amerika Serikat. Namun dari seluruh

pendapat yang ada, setelah diseleksi oleh panitia yang terdiri dari para ahli Public

Relations, terdapat tiga definisi yang dianggap terbaik, sebagaimana dikutip oleh

Bambang Siswanto, yakni :

1. Definisi J.C Seidel, berbunyi : Public Relations adalah proses yang

kontinue dari para usaha-usaha management untuk memperoleh

goodwill dan pengertian dari para langganannya, pegawainya dan

(22)

perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan

pernyataan-pernyataan.

2. Definisi W. Emerson Reck, berbunyi : Public Relations adalah

kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan penentuan

pelayanan-pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan

orang-orang atau golongan agar orang-orang atau lembaga itu memperoleh

kepercayaan dan goodwill dari mereka. Pelaksanaan kebijaksanaan,

pelayaanan dan sikap adalah untuk menjamin adanya pengertian dan

penghargaan yang sebaik-baiknya.

3. Definisi Howard Bonham, Public Relations berbunyi : Public Relations

adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik

yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau

sesuatu organisasi atau badan.

( Siswanto, 1985 : 6 ).

Seiring dengan semakin majunya pemikiran manusia tentang Public

Relations, definisinyapun semakin beragam, seperti yang ditulis oleh Dr. rex

Harlow dalam bukunya “A Model for Public Relations Educations for

Professesional Practices” yang dikeluarkan oleh International Public Relations

Associations (IPRA), mengemukakan definisi PR paling lengkap dan akomodatif

terhadap perkembangan dan dinamika PR. International Public Relations

(23)

konsekuensi mereka, menasehati pimpinan-pimpinan organisasi, dan

melaksanakan program-program kegiatan yang telah direncanakan yang

menguntungkan baik bagi organisasi maupun khalayak.” Definisi ini didukung

oleh 34 organisasi nasional Public Relations dan juga oleh asosiasi-asosiasi

kehumasan diseluruh dunia.

Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung

pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya,

menyangkut aktivitas komunikasi, melibatkan manajemen dalam permasalahan,

membantu manajemen dalam menanggapi opini publik, bertindak sebagai system

peringatan diri dan pengantisipasian, kecenderungan menggunakan penelitian

secara tehnik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama. (Ruslan,

1998: 17 ).

B. PERAN HUMAS PADA INSTANSI PEMERINTAH

Humas dalam lembaga pemerintahan merupakan suatu keharusan

fungsional dalam rangka tugas penyebaran informasi tentang kebijakan, program

dan kegiatan-kegiatan – lembaga pemerintahan kepada masyarakat. Humas

pemerintah bertugas memberikan informasi dan penjelasan kepada

khalayak/publik mengenai kebijakan dan langkah-langkah yang diambil oleh

pemerintah serta mengusahakan tumbuhnya hubungan yang harmonis antara

(24)

tentang apa yang dikerjakan oleh instansi pemerintah dimana humas itu berada

dan berfungsi.

Humas pemerintah merupakan tangan kanan, mata dan telinga pemerintah,

dimana mempunyai kewajiban untuk turut serta memantapkan program-program

dari pemerintah sehingga menunjang terwujudnya tujuan yang diharapkan dan

mengusahakan agar masyarakat mau menerima dan mengakui pertanggungan

jawab yang diberikan.

Humas pemerintah juga memiliki peranan untuk menyelenggarakan dan

mengkoordinasikan lalu lintas arus komunikasi kedalam dan keluar, ia juga

berfungsi sebagai penyaring ( filter ) dari komunikasi timbal balik. Model

komunikasi yang diciptakan humas pemerintah dalam menciptakan iklim saling

pengertian menurut Kincaid & Schramm yang dikutip oleh Bambang Siswanto

adalah sebagai berikut :

( Siswanto, 1985: 40-41 )

• Model Komunikasi Dengan Umpan Balik

Sumber Pesan saluran Penerima

Umpan balik

• Model Timbal Balik Dalam Komunikasi

(25)

Pesan 1

Menguraikan sandi

A Menguraikan Sandi Pesan 2 Menyusun sandi

Menyusun Sandi Pesan 3

Tugas Humas Pemerintah :

1. Membina pengertian khalayak umum atas kebijakan pemerintah

2. Menyelenggarakan dokumentasi mengenai kegiatan yang dilakukan

pemerintah

3. Memonitor dan mengevaluasi tanggapan dan pendapat umum masyarakat

4. Mengumpulkan data dan informasi tentang kegiatan pemerintah,

mengkoordinasikan lalu lintas informasi didalam lingkungan pemerintah

5. Mengatur penyelenggaraan kegiatan dengan media pers.

( Moore, 1988 : 46).

Produk yang dihasilkan oleh Humas Pemerintah dapat berupa : majalah,

buletin untuk khalayak, press release, artikel, sponsor untuk media, desain

program siaran radio; tv dan film, poster, folder, pamflet, selebaran, spanduk .

Disamping itu tugas humas ditetapkan dan dilaksanakan atas dasar :

™ Profesionalisme yang bermoral, dimana tugas dan kegiatan Humas

(26)

™ Pertanggungjawaban yang profesional dengan sosial. Ini berarti semua

kegiatan Humas hanya dilaksanakan untuk membuktikan kemanfaatannya

bagi lembaga dan masyarakat dengan lebih menitikberatkan kepada

kepentingan masyarakat.

Itulah sebabnya mengapa tugas Humas dianggap paling utama adalah

menyesuaikan kebijakan dan tindakan lembaga sesuai dengan harapan dan

tuntutan masyarakat. ( Ali, 1985 : 23)

Peran Humas pada instansi pemerintah diharapkan tidak hanya berfungsi

sebagai unit kerja yang sekedar meneruskan informasi dari pimpinan, atau

menanggapi berita-berita sumir dan sinis, yang bersifat sensasi dari media. Namun

peran Humas perlu dikembangkan agar lebih pro-aktif mampu mengemas

informasi maupun berita miring yang berkembang pada masyarakat, dan

meluruskannya sesuai dengan fakta yang benar dan berimbang, sehingga dapat

membentuk opini publik yang proporsional.

Rosady Ruslan, seorang akademisi menguraikan fungsi pokok Humas

instansi pemerintah, yaitu :

™ Mengamankan kebijakan pemerintah

™ Memberikan pelayanan, dan menyebarluaskan pesan atau informasi

mengenai kebijaksanaan dan hingga program-program kerja kepada

masyarakat.

™ Menjadi komunikator dan sekaligus mediator yang proaktif dalam

(27)

menampung aspirasi serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya

di lain pihak.

™ Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi

mengamankan stabilitas dan keamanan politik pembangunan nasional.

Dengan fungsi Humas tersebut, Rosady Ruslan berpendapat bahwa peran

Humas pemerintah menjadi ganda, yaitu keluar berupa memberi informasi atau

pesan-pesan sesuai dengan tujuan dan kebijaksanaan lembaga/instansi pemerintah

pada masyarakat sebagaikhalayak sasaran, sedangkan ke dalam wajib menyerap

reaksi, aspirasi atau opini khalayak tersebut diserasikan demi kepentingan

instansinya atau tujuan bersama.

Selanjutnya tugas pokok Humas instansi pemerintah adalah :

™ Mengamati dan mempelajari keinginan-keinginan dan aspirasi masyarakat.

™ Memberikan nasihat/sumbang saran untuk menanggapi apa yang

sebaiknya dilakukan instansi/lembaga pemerintah seperti yang

dikehendaki publiknya.

™ Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan publik dengan

aparat pemerintah.

™ Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah diupayakan

oleh suatu lembaga atau instansi pemerintah.

Melihat tugas Humas yang dikemukakan Rosady Ruslan tersebut, dapat

(28)

ketidaksesuaian antara konsep/teori dengan praktek yang harus dilakukan oleh

Humas di instansi pemerintah. Ketidaksesuain tersebut antara lain :

™ Kecenderungan menempatkan Humas dalam perspektif komunikasi satu

arah, padahal seharusnya dua arah.

™ Kecenderungan menempatkan Humas dalam peran teknikal (pelaksana,

eksekusi), bukan sebagai perancang, pengambi keputusan (peran

manajerial)

Dozier & Broom, membagi peranan Humas dalam suatu perusahaan

menjadi empat kategori yaitu :

™ Expert Perscriber. Sebagai praktisi PR yang berpengalaman dan memiliki

kemampuan yang sangat tinggi dapat membantu untuk mencari solusi

dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya ( public

relationship ). Hubungan disini seperti hubungan dokter dengan pasiennya,

sehingga pihak perusahaan akan menerima atau memepercayai apa yang

telah disarankan atau usulan dari praktisi public relations yang memiliki

pengalaman dan keterampilan tinggi dalam memecahkan masalah serta

mengatasi persoalan yang dihadapi oleh perusahaan.

™ Communication fasilitator. Dalam hal ini praktisi public relations

bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu perusahaan

dalam hal mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya

(29)

™ Problem Solving Process Fasilitator. Peranan praktisi public relations

dalam hal proses pemecahan suatu masalah, merupakan bagian tim yang

membantu pimpinan perusahaan baik sebagai penasehat ( advisor ) hingga

pengambilan keputusan dalam mengatasi persoalan atau krisis yang

terjadi, maka dibentuk suatu tim yang dikoordinir oleh praktisi PR dengan

melibatkan berbagai unit atau departemen untuk membantu perusahaan

yang tengah menghadapi krisis.

™ Communication Technician. Berbeda dengan ketiga peranan praktisi

public relations diatas, peranan communication technician ini adalah

sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis

komunikasi (methode of communication in organisation). Sistem

komunikasi dalam suatu perusahaan tergantung dari masing-masing bagian

atau tingkatan (level). Arus komunikasi yang digunakan dari tingkat

pimpinan dengan bawahan akan berbeda dengan dari bawahan ke

pimpinan. ( Triyadi, 2006 : 28)

Dari penjelasan keempat kategori diatas, diharapkan para praktisi public

relations di suatu perusahaan dapat menjadi mata, telinga serta tangan kanan bagi

pimpinan perusahaan.

Pada umumnya Humas dianggap sebagai ”juru bicara” bagi seluruh

organisasi Humas. Humas mewakili pimpinan mengeluarkan

pernyataan-pernyataan yang dianggap perlu. Tetapi fungsi humas sebagai juru bicara saja

(30)

masyarakat tetapi juga menampung informasi dari masyarakat yang ditujukan

kepada lembaga.

Pada umumnya fungsi Humas adalah sebagai berikut :

™ Menjalin hubungan yang harmonis antara lembaga dengan masyarakat

™ Menciptakan kondisi saling pengertian (mutual understanding antara

lembaga dengan masyarakat)

™ Membentuk pendapat umum yang menguntungkan bagi lembaga.

( Ali, 1985 : 2 )

Apapun sebutannya serta tingkat eselonisasinya, bahwa dalam

menjalankan peran, tugas dan fungsi keberhasilan Humas sangat tergantung

kepada tingkat profesionalisme aparat Humas. Sedangkan kompetensi dan

persyaratan untuk menentukan tingkat profesionalisme seorang aparat Humas

antara lain :

™ Mampu berkomunikasi, mampu menyampaikan informasi secara jelas dan

dapat dimengerti,mampu menulis dan berkomunikasi dengan publik.

™ Mampu bernegoisasi, yaitu mampu membuat planning, melaksanakan,

memonitor, dan mengevaluasi pekerjaannya.

™ Mampu bergaul, petugas Humas harus mampu berkomunikasi dengan

berbagai tingkatan dan semua kalangan.

™ Mempunyai kepribadian yang menarik.

™ Mampu berimajinasi, kaya dengan ide, dan memanfaatkan imajinasinya

(31)

™ Memiliki kewenangan untuk belajar, keingintahuan dan selalu ingin tahu

akan menambah wawasan pengetahuan serta akan membantu dalam

melaksanakan pekerjaannya. ( Triyadi, 2006 : 27-28).

C. PEMBENTUKAN CITRA

Citra adalah tujuan utama, dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi

yang hendak dicapai bagi dunia Humas. Pengertian citra itu sendiri abstrak

(intangible) dan tidak dapat diukur secara matematis, tetapi wujudnya bisa

dirasakan dari hasil penilaian baik / buruk. Seperti misalnya penerimaan dan

tanggapan baik positif maupun negatif yang datang dari publik dan masyarakat

terhadap lembaga atau perusahaan. Menurut Rosady Ruslan penilaian atau

tanggapan masyarakat tersebut dapat berkaitan dengan timbulnya rasa hormat

(respek), kesan yang baik dan menguntungkan terhadap suatu citra lembaga

organisasi yang mana tugas inilah diwakili oleh pihak Humas. Biasanya citra

terbentuk karena berakar pada " nilai-nilai kepercayaan " yang diberikan secara

individual dan merupakan persepsi yang diberikan individu tersebut kepada

lembaga dalam hal ini masyarakat. ( Ruslan, 1998 : 70 )

Menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations, citra perusahaan

ialah citra perusahaan ( coorporate image) adalah citra dari suatu organisasi secara

keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayanannya. Citra ini terbentuk

oleh banyak hal. Hal-hal yang dapat meningkatkan citra suatu perusahaan antara

(32)

bidang keuangan yang pernah diraih, keberhasilan ekspor, hubungan yang baik

dengan stakeholdernya, reputasi yang baik dan masih banyak lagi.

( Jefkins, 1992 : 81)

Menurut Katz dalam Abdurrahman (2001) mengatakan bahwa Citra adalah

bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan , seseorang, suatu komite,

atau suatu aktifitas. Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak jumlah orang

memandangnya. Berbagai citra perusahaan datang dar pelanggan perusahaan,

pelanggan potensial, bankir, staf perusahaan, pesaing, distributor, pemasok,

asosiasi dagang dan gerakan pelanggan di sektor perdagangan yang mempunyai

pandangan terhadap perusahaan.

Menurut Bill Canton dalam Abdurrahman (2001) mengatakan bahwa citra

adalah ”image: the impression, the feeling, the conception which the public has of

a company, a concioussly created, created impression of an object, person or

organization “ (Citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap

perusahaan, kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau

organisasi ).

Public Relations adalah salah satu metode komunikasi untuk menciptakan

citra positif dari mitra organisasi atas dasar menghormati kepentingan bersama,

kesan pertama dalam definisi ini yaitu :

1) Komunikasi adalah ilmu. Public Relations adalah bagian dari ilmu

komunikasi, ilmu yang sedang tumbuh dan mulai di gandrungi. Public

(33)

2) Citra adalah suatu istilah baru yang menarik. Banyak diperbincangkan

saat ini oleh masyarakat. Kita perlu memanfaatkan momentum ini,

sekaligus memasyarakatkan pengertian dari perlunya PR.

3) Mitra adalah juga istilah baru yang menarik. Memberi kesan saling

memperhatikan. Inilah model masyarakat masa depan, sehingga PR

sungguh berwawasan, sangat mendukung dalam mendukung suasana

nasional yang membangun. Sangat cocok dengan pancasila.

4). Kepentingan bersama (mutual interest) adalah esensi dan kegiatan PR

jelas dan menggambarkan dua pihak (two way communication). Saat ini

menjadi topik internasional. Masalah lingkungan (sosial dan fisik) yang

perlu diperhatikan untuk keharmonisan umat manusia.

(Abdurahhman, 2001 : 112)

D. OPINI PUBLIK

Menurut Leonard W. Doob, dalam Abdurrahman, 2001, pengertian opini

publik adalah sikap orang-orang mengenai sesuatu soal, dimana mereka

merupakan anggota dari sebuah masyarakat yang sama. Definisi ini menyebutkan

bahwa opini publik itu berhubungan erat dengan sikap manusia yaitu sikap secara

pribadi maupun sebagai anggota suatu kelompok. Doob lebih jauh

mengemukakan bahwa yang membentuk opini publik adalah sikap pribadi

(34)

pengalamannya, yaitu pengalaman dari dan dalam kelompok itu pula.

(Abdurahhman, 2001 : 104)

Marian D. Irish dan James W. Prothro, dalam Abdurrahman, 2001,

menyebutkan bahwa opini publik adalah ekspresi sikap mengenai persoalan

masyarakat.

Definisi Irish dan Prothro itu mencakup tiga aspek :

1). Ekspresi, sikap yang tidak diekspresikan bukanlah opini publik. Sebab

sikap adalah predisposisi internal yang tidak bisa diobservasi secara

langsung. Untuk menjadi aspek dari opini publik, sikap harus

dikomunikasikan kepada orang lain. Sementara ahli lain menyebut

sikap sebagai opini publik yang tersembunyi.

2). Persoalan (issue), yang dimaksud dengan issue atau persoalan disini

ialah yang mengandung pro dan kontra, setuju atau tidak setuju.

Karena ciri pro dan kontra itulah, suatu opini selalu mengenai objek

yang dapat menimbulkan tanggapan yang menyenangkan atau yang

tidak menyenangkan.

3). Kemasyarakatan, opini publik lebih banyak bersangkutan dengan

kemasyarakatan. Opini publik menunjukan opini perseorangan secara

terpadu. Leonard W. Doob mengatakan opini publik merujuk pada

sikap orang-orang mengenai persoalan masyarakat apabila mereka dari

kelompok sosial yang sama. Emory S. Bogardus mengatakan opini

(35)

ekspresi yang diperluas dari opini kelompok. Bernard Berelson

menyebutkan opini publik adalah beberapa jenis persoalan masyarakat,

yang ditampilkan untuk menarik perhatian beberapa jenis orang dalam

beberapa jenis kondisi, menimbulkan beberapa jenis efek.

(Abdurahhman, 2001 : 106)

Menurut Effendy, dalam Abdurrahman , 2001, untuk memperoleh

kejelasan mengenai opini publik, perlu dikemukakan tentang jenis-jenis opini

lainnya yang berkaitan dengan opini publik, dan penting untuk diketaui public

Relations Officer (Pejabat Humas) :

1. Opini individu, pendapat seseorang secara perorangan mengenai

sesuatu yang terjadi dimasyarakat. Pendapat itu bisa setuju atau tidak

setuju. Baru diketahuinya bahwa orang-orang lain ada yang sependapat

dan ada yang tidak sependapat dengan dia, setelah ia

memperbincangkannya dengan orang lain. Maka sesuatu yang terjadi

itu menjadi obyek opini publik. Jadi, opini itu merupakan perpaduan

dari opini-opini individu.

2. Opini pribadi, pendapat asli seseorang mengenai suatu masalah sosial.

Pendapat seseorang belum tentu merupakan opininya pribadi, mungkin

ia ambil alih opini oran lain disebabkan ia menyetujuinya, lalu dalam

suatu pengunjingan dikomunikasikannya kepada orang lain sebagai

(36)

3. Opini kelompok, pendapat kelompok mengenai masalah sosial yang

menyangkut kepentingan banyak orang, termasuk sekelompok orang

tadi.

4. Opini mayoritas, pendapat orang-orang terbanyak dari mereka yang

berkaitan dengan suatu masalah yang pro, mungkin yang kontra,

mungkin yang mempunyai penilaian lain. Biasanya munculnya opini

mayoritas itu dibawa kesuatu forum terbuka dalam bentuk lembaga,

misalnya parlemen, sehingga bisa dihitung berapa jumlah yang pro,

berapa yang kontra, dan berapa pula yang tidak termasuk pro dan

kontra.

5. Opini minoritas, kebalikan dari opini mayoritas. Opini minoritas

adalah pendapat orang-orang yang relatif sedikit dari dibandingkan

jumlah mereka yang berkaitan dengan suatu masalah sosial.

6. Opini massa (mass opinion), merupakan tahap lanjutan dari opini

publik. Opini yang bersifat massa ini bisa beralih bentuk menjadi

tindakan fisik, sering tindakan yang bersifat destruktif.

7. Opini umum, pendapat yang sama dari semua orang dalam suatu

masyarakat mengenai masalah yang menyangkut kepentingan umum.

Dari definisi tersebut terdapat persamaan dari opini massa, yaitu

bahwa keduanya mempunyai pendapat yang sama. Perbedaannya ialah,

jika pada opini massa pendapat yang sama itu merupakan hasil

(37)

suatu masalah yang menyangkut kepentingan umum, semua orang pro

atau ssemua orang kontra. Adakalanya, apabila sesuatu disetujui oleh

seluruh masyarakat, lama kelamaan bisa menjadi kebiasaan, adat

istiadat atau kebudayaan, yang kemudian berlangsung secara turun

temurun dan menjadi tradisi, bahkan menjadi pandangan hidupnya

(waf of life). (Abdurahhman, 2001 : 107-108)

E. KEGIATAN HUMAS

Pada dasarnya tujuan umum dari kegiatan Humas adalah upaya untuk

menciptakan hubungan antara organisasi dengan publiknya yang pada akhir

tujuannya diharapkan akan tercipta citra yang positif (good image), kemauan yang

baik (good will); saling menghargai (mutual appreciation), saling timbul

pengertian (mutual understanding), toleransi (tolerunce) antara kedua belah pihak

yang terkait.

Dalam kerjanya Humas akan melakukan beberapa aktivitas sebagai berikut

:

1. Proses Rencana Program Kerja Humas

Aktivitas humas di lapangan yaitu sejauh mana kemampuannya untuk

berperan sebagai pendengar (listener), penasehat (counselor), komunikator

(communicator) dan penilai (evaluator) yang handal. Karena itu sebelum

melakukan tugasnya terlebih dahulu membuat program kerja. Menurut Scott M.

(38)

atau langkah-langkah pokok, sebagaimana yang dikutip Rosady Ruslan yakni

sebagai berikut :

1. Research-Listening ( Penelitian dan mendengarkan )

™ Humas harus dapat mengenal sistem dan penyebabnya, maka dalam tahap ini

praktisi Humas perlu melibatkan diri dalam penelitian dan pengumpulan fakta.

Selain itu, praktisi humas perlu memantau dan membaca dan mendengar terus

pengertian, opini, sikap, dan perilaku mereka yang berkepentingan dan

terpengaruh oleh sikap dan tindakan lembaga/instansi.

2. Planning- Decision ( Perencanaan dan mengambil keputusan )

™ Pada tahap ini Humas sudah menemukan penyebab timbulnya per-masalahan

dan sudah siap dengan langkah-langkah pemecahan/pencegahan.

Langkah-langkah itu dirumuskan dalam bentuk rencana dan program termasuk

anggarannya.

3. Communication- Action ( Mengkomunikasikan dan pelaksanaan )

™ Pada tahap ini Humas melakukan aksi dan komunikasi berdasarkan asumsi

pribadi. Aksi dan komunikasi harus dikaitkan dengan objective dan gouls yang

spesifik. Tahap ini menjawab pertanyaan, “How do we do it and say it”

4. Evaluation ( Mengevaluasi ).

(39)

atau belum, Humas perlu melakukan evaluasi atas langkah-langkah yang telah

diambil. Seperti biasa, selesainya suatu permasalahan selalu diikuti dengan

perrnasalahan baru. Maka, tahap ini akan melibatkan pengukuran atas hasil

tindakan dimasa lalu. Penyesuaian dapat dibuat dalam program yang sama,

atau setelah suatu berakhir.

™ Pengukuran ini menjawab pertanyaan : "How did we do ? "

( Ruslan, 1998: 143-144)

1. Membina Hubungan Pers ( Press Relations)

Membina hubungan pers ( Press Relations ) merupakan bagian dari fungsi

humas, khususmya sebagai alat pendukung atau media kerjasama untuk

kepentingan proses publikasi tentang berbagai kegiatan program kerja demi

kelancaran aktivitas komunikasi Humas dengan pihak publik sebagai sasarannva.

Karena peranan hubungan press dalam kehumasan tersebut dapat sebagai media

saluran ( channel ).

Aktivitas humas yang korelasinya dengan Press Relations yaitu dalam hal

teknik pembuatan produk-produk publikasi, informasi dan berita dalam bentuk

seperti : press release, photo press, news letter, news, feauturis, video release,

advertising, PR Writing, company profile dan annual report publication.

Jadi Press Relations tersebut menurut Rosady Ruslan, yaitu Press

Relations merupakan suatu kegiatan khusus dari pihak Humas untuk melakukan

(40)

kelembagaan, perusahaan, institusi, produk dan hingga kegiatan individu lainnya

yang perlu dipublikasikan melalui kerja sama dengan pihak pers atau media.

( Ruslan, 1998: 162)

Disamping itu kemampuannya dalam penciptaan publikasi yang cukup

tinggi melalui kerjasama dengan pihak pers maka dampak pemberitaannnya, baik

yang bersifat stimultaneity effect (efek keserempakan), maupun efek

mendramatisir, atau efek publisitas yang luar biasa besar pengaruhnya

(influencing spheres) terhadap pembentukan opini publik ( public opinion ) dalam

jangka waktu yang relatif singkat, dan bersamaan dengan jangkauan jumlah

pembaca atau audiensinya lebih luas yang tersebar diberbagai ternpat atau

kawasan.

Maka dengan membina hubungan yang baik dengan pihak pers inilah akan

tercipta kerjasama yang akan diharapkan tcrcipta suatu opini publik yang positip,

dan sekaligus memperoleh " citra yang baik " pula dari pihak publik sebagai

khalayak sasarannya ( target audience ) dan masyarakat luas lainnya.

Bentuk-Bentuk Kegiatan Press Relations

Dalam aktivitas Humas, menurut Rosady Ruslan Humas akan melakukan

kegiatan yang bersentuhan dengan pers, antara lain:

a. Kontak Resmi / Secara Formal Dengan Pihak Pers

Hubungan dengan pers yang direncanakan, dilaksanakan pihak Humas

(41)

¾ Press Conference ( Konferensi Pers )

Suatu pertemuan (kontak) khusus dengan pihak pers yang bcrsifat resmi

untuk memberikan informasi penting secara stimulan/bersama-sama oleh seorang,

pejabat pemerintahan dengan sekelompok wartawan, sehingga dari sini akan

timbul pengertian dan penghargaan yang baik dari masyarakat. Atau juga untuk

meluruskan, untuk membantah tentang suatu berita negatif yang telah tersiar

dalam media massa.

¾ Press Tour ( Wisata Pers)

Kunjungan ke suatu event khusus daerah, peninjauan keluar kota yang

dilakukan oleh suatu lembaga bersama-sama dengan pers untuk meliput acara

tertentu.

¾ Press Brefing ( Taklimat pers )

Menyampaikan informasi mengenai kegiatan yang baru saja terjadi kepada

pers yang diselenggarakan secara reguler oleh Humas.

¾ Press Reception dan Press Gathering

Jamuan pers/wartawan yang bersifat sosial, menghadiri acara resepsi/

seremonial tertentu baik formal maupun informal dengan tujuan untuk mengikat

hubungan tali silahturahmi kedua belah pihak.

b. Kontak Pers Tidak Resmi / Informal

(42)

Keterangan kepada pers yang bisa dilakukan kapan saja, dimana

saja oleh nara sumber tanpa ada undangan resmi.

• Press Interview

Wawancara dengan nara sumber yang bersifat pribadi

• Special event

Kegiatan khusus Humas yang biasanya mengundang pers untuk

meliputnya. ( Ruslan, 1998 : 184-191 )

Press Release

Press Release adalah segala bentuk informasi yang hendak disebarkan

kepada pers/wartawan, baik media cetak ataupun elektronik.

Press Release biasanya akan dikirim ke media massa dengan harapan

dapat disebarluaskan sebagai berita yang mana lebih dulu Press Release yang

sudah dibuat oleh pihak Humas akan diolah lagi sehingga layak untuk diberitakan.

Namun editor media massa mempunyai kriteria yang berbeda untuk menerima /

menolak suatu Press Release, karena itu perlu dipenuhi syarat-syarat sebagai

berikut :

• Judul yang diangkat

Judul yang diangkat oleh Humas dalam press release tentu tidak harus

menjadi judul surat kabar, tetapi prinsip pemberian judul keduanya adalah sama.

Judul harus menarik perhatian dan mewakili isi bcrita.

(43)

Kalimat pembuka dalam tubuh press release sebaiknya memuat informasi

tentang 5 W + 1 H, yakni :

Who ( siapa )

What ( apa )

When ( kapan)

Where ( dimana )

Why ( mengapa )

How ( bagaimana )

• Akurasi

Editor umumnya tidak akan mudah percaya begitu saja pada isi

berita yang disebarkan. Berita tersebut apakah benar-benar

memberi data yang dapat dipercaya.

• Bahasa

Menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

• Eklusivitas

• Relevansi

Relevan atau tidak dengan media dan kepentingan pembaca.

(Kasali; 1994: 170)

Selain itu menurut Drs. Onong Uchjana Effendy, press release harus juga

memenuhi syarat sebagai ber-ikut :

(44)

• Faktanya termasa ( timely )

• Waktu terjadinya peristiwa yang relatif baru (terukur 24 jam )

• Disusun secara piramida terbalik (inverted Pyramid)

Dalam susunan kisah didahulukan yang segi terpenting atau klimaks, yang

disusul berturut-turut oleh bagian yang berkadar semakin rendah penting. Agak

penting kurang penting dan tidak penting. (Effendy, 1993 : 210-212 )

Press Conferency

Yakni suatu pertemuan khusus dengan pihak pers yang bersifat resmi atau

sengaja diselenggarakan oleh Pejabat Humas, yang bertindak sebagai nara sumber

dalam upaya menjelaskan suatu rencana atau permasalahan tertentu yang tengah

dihadapinya dalam bentuk acara jumpa pers yang telah ditetapkan waktu, tempat,

tema dengan sekelompok wartawan dengan maksud memberikan informasi,

berita, publikasi dan promosi dan aktivitas Humas, sehingga dari sini masyarakat

nantinya dapat mengetahui maka timbul saling pengertian dan penghargaan yang

lebih baik.

Tolak ukur dalam mengadakan jumpa pers oleh Humas adalah sebagai

berikut :

• What : apa yang menjadi tujuan, topik atau temanya dan isu yang ingin

ditampilkan

• Who : Siapa yang ditunjuk sebagai narasumbernya ( jubir ), pembicara,

staff Ahli sebagai pendamping, siapa dan berapa jumlah wartawannya

(45)

• Where & When : harus jelas perencanaan dan rinci mengenai dimana

tempatnya, kapan tanggal dan waktu perencanaan jumpa pers tersebut

berlangsung.

• Why : mengapa, dan ada atau tidaknya relevansi kepentingan tertentu

pihak Humas ingin mengadakan jumpa pers tersebut.

• How : mengenai bagaimana tentang persiapan dan hasil jumpa pers,

meliputi : Persiapan, pelaksanaan, evaluasi

Hubungan yang baik dengan pers dibangun melalui suatu kejujuran, serta

mau membantu untuk pelayanan pemberian sumber berita/ informasi yang

diperlukan dalam suasana saling menghormati dan adanya keterusterangan.

Hubungan yang baik tersebut dapat dicapai dalam praktiknya yaitu antara lain ada

beberapa prinsip-prinsip, sebagai berikut :

¾ Mutlak adanya kejujuran dan keterusterangan

¾ Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pers/media

¾ Tidak meminta-minta /mengemis kepada pers/wartawan

¾ Tidak mencoba minta untuk menutup saluran informasi

¾ 'Tidak terlalu membanjiri publisitas di media massa yang tidak

(46)

BAB III

DESKRIPSI LEMBAGA

PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL ( LAPAN )

A. Sejarah Berdirinya Lapan

ƒ Kronologi Pembentukan Lapan

Pada tanggal 31 Mei 1962, dibentuk Panitia Astronautika oleh Menteri

Pertama RI, Ir. Juanda (selaku Ketua Dewan Penerbangan RI) dan R.J.

Salatun (selaku Sekretaris Dewan Penerbangan RI).

Tanggal 22 September 1962, terbentuknya Proyek Roket Ilmiah dan

Militer Awal (PRIMA) afiliasi AURI dan ITB. Berhasil membuat dan

meluncurkan dua roket seri Kartika berikut telemetrinya.

Tanggal 27 November 1963, Lembaga Penerbangan dan Antariksa

Nasional (LAPAN) dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor 236

Tahun 1963 tentang LAPAN.

(47)

•Keppres Nomor 33 Tahun 1988 jo Keppres Nomor 24 Tahun 1994,

•Keppres Nomor 132 Tahun 1998,

•Keppres Nomor 166 Tahun 2000 sebagaimana diubah beberapa kali

yang terakhir dengan Keppres Nomor 62 Tahun 2001,

•Keppres Nomor 178 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah beberapa

kali yang terakhir dengan Keppres 60 Tahun 2001,

•Keppres Nomor 103 Tahun 2001.

•Keppres Nomor 9 Tahun 2004.

ƒ Lingkup Kegiatan

•Pengembangan teknologi dan pemanfaatan penginderaan jauh.

•Pemanfaatan sains atmosfer, iklim dan antariksa.

•Pengembangan teknologi dirgantara.

•Pengembangan kebijakan kedirgantaraan nasional.

B.Tugas Pokok dan Fungsi Lapan

Kedudukan

Lapan adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berkedudukan di

bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia. Dalam

pelaksanaan tugasnya dikoordinasikan oleh menteri yang bertanggung-jawab di

(48)

Tugas Pokok

• Melaksanakan tugas pemerintah di bidang penelitian dan pengembangan

kedirgantaraan dan pemanfaatannya sesuai dengan peraturan perundangan

yang berlaku.

• Melaksanakan tugas Sekretariat Dewan Penerbangan dan Antariksa

Nasional Republik Indonesia (DEPANRI), sesuai Keppres No. 99 Tahun

1993 tentang DEPANRI sebagaimana telah diubah dengan Keppres No.

132 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Keppres No.99 Tahun 1993.

DEPANRI adalah suatu badan nasional yang mengkoordinasikan

program-program kedirgantaraan antar instansi dan mengarahkan

kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan masalah-masalah kedirgantaraan.

Fungsi

Dalam mengemban tugas pokok di atas Lapan menyelenggarakan

fungsi-fungsi :

• Pengkajian dan penyusunan kebijaksanaan nasional di bidang penelitian

dan Pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya.

(49)

• Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan

instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatannya.

• Kerjasama dengan instansi terkait di tingkat nasional dan internasional.

• Penelitian, pengembangan dan pemanfaatan bidang penginderaan jauh,

serta pengembangan bank data penginderaan jauh nasional dan

pelayanannya.

• Penelitian, pengembangan dan pemanfaatan sain atmosfer, iklim antariksa

dan lingkungan antariksa, pengkajian perkembangan kedirgantaraan,

pengembangan informasi kedirgantaraan serta pelayanannya.

• Penelitian, pengembangan teknologi dirgantara terapan, elektronika

dirgantara, wahana dirgantara serta pemanfaatan dan pelayanannya.

• Pemasyarakatan dan pemasaran dalam bidang kedirgantaraan.

• Pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas semua unsur di

lingkungan Lapan.

• Penyelenggaraan, pembinaan pelayanan administrasi umum.

Kewenangan

• Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

• Perumusan kebijakan dibidangnya untuk mendukung pembangunan secara

makro;

(50)

• Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku yaitu : Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di

bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya.

Penginderaan/pemotretan jarak jauh dan pemberian rekomendasi perizinan

orbit satelit.

C. Visi dan Misi Lapan

V I S I

“Meningkatkan Peran Iptek Kedirgantaraan Dalam Mewujudkan Kesejahteraan

Berkelanjutan“

M I S I

1. Meningkatkan Penguasaan Teknologi Wahana Dirgantara dan Sistem

Antariksa untuk Mencapai Kemandirian dalam Rangka Mendukung

Kesinambungan Pemanfaatan dan Pendayagunaannya, serta Menjaga

Keutuhan NKRI

2. Meningkatkan Partisipasi dalam Pembangunan Ekonomi melalui Upaya

Pemanfaatan Teknologi Dirgantara dalam Mendukung Pembangunan

Nasional Berkelanjutan

(51)

untuk Pemanfaatannya di Indonesia dan Kontribusinya pada

Perkembangan Ilmu Pengetahuan

4. Meningkatkan Pengkajian Kebijakan dan Perundang-Undangan dalam

Bidang Kedirgantaraan untuk Keperluan Pembangunan Kedirgantaraan

Nasional dan Perlindungan Kepentingan Indonesia dalam Pendayagaunaan

Dirgantara, serta Komunikasi Informasi Kedirgantaraan

5. Meningkatkan Manajemen, Sumber Daya, dan Kinerja Pelaksanaan

Program Lapan

6. Meningkatkan Kerjasama Penelitian, Hubungan antar Lembaga, Promosi

Hasillitbang Lapan serta Kerjasama Internasional

D. PROGRAM

I. Pemanfaatan dan Pelayanan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dirgantara

1. Produksi dan pelayanan data penginderaan jauh;

2. Pemanfaatan satelit penginderaan jauh untuk pengembangan ekonomi

nasional dan mitigasi bencana;

3. Rancang bangun teknologi dirgantara terapan (spin-off) dalam teknologi

konversi energi angin, teknologi telemetri dan komunikasi, teknologi

monitoring posisi wahana, teknologi polimer, teknologi material komposit

dan teknologi perlindungan wilayah;

4. Pemanfaatan space science untuk peringatan dini perubahan iklim,

gangguan komunikasi radio, penentuan posisi berbasis satelit dan

(52)

II. Penelitian, Pengembangan dan Rekayasa Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dirgantara

1. Penelitian, pengembangan, pemanfaatan penginderaan jauh satelit;

2. Penelitian, pengembangan dan rancang bangun teknologi penginderaan

jauh satelit;

3. Rancang bangun teknologi satelit mikro (ruas antariksa dan ruas bumi);

4. Rancang bangun teknologi system wahana peluncur satelit mikro;

5. Penelitian variabilitas dan perubahan iklim serta dampaknya;

6. Penelitian polusi udara, gas rumah kaca dan ozon di Indonesia;

7. Penelitian hubungan antara matahari dan bumi;

8. Penelitian ionosfer untuk telekomunikasi radio, navigasi dan penentuan

posisi berbasis satelit.

III. Pembinaan Kebijakan Kedirgantaraan Nasional

1. Politik dan hokum kedirgantaraan nasional;

2. Kelembagaan kedirgantaraan nasional.

IV. Program Diseminasi Informasi Kedirgantaraan

1. Pengembangan bisnis dirgantara;

2. Pengembangan sistem informasi kedirgantaraan;

(53)

1. Pengembangan sumber daya manusia;

2. Peningkatan perencanaan dan ketatalaksanaan;

3. Pengembangan prasarana fisik dan sarana penelitian.

CONTOH HASIL PROGRAM ANTARA LAIN :

1). Teknologi dan pemanfaatan penginderaan jauh.

™ Bank data dan distribusi data penginderaan jauh

™ Deteksi sumber daya laut zona potensi penangkapan ikan ( ZPPI )

™ Pemantauan tata ruang kota

™ Pemantauan sumber daya lahan padi

™ Pemantauan lingkungan

™ Penanggulangan bencana tsunami : informasi 3 D daerah tergenang

™ Informasi bencana gunung Merapi dan Lumpur Sidoarjo

™ Monitoring kebakaran lahan dan hutan

™ Prediksi curah hujan di Indonesia

™ Pemantauan iklim

2). Sains Atmosfer, iklim dan Antariksa

™ Prakiraan iklim regional

™ Pemantauan Atmosfer dan Ionosfer

(54)

3). Teknologi Dirgantara.

™ Penelitian dan pengkajian sistem satelit

™ Pembangunan satelit mikro

™ Spesifikasi satelit mikro LAPAN-TUBSAT

™ Pengembangan stasiun bumi telemetri dan pengendali satelit.

™ Peluncuran satelit mikro LAPAN-TUBSAT

™ Pengembangan roket sonda eksperimental

™ Upaya pengembangan motor roket.

™ Uji statistic dan uji terbang motor roket

™ Misi dan muatan roket sonda eksperimental

™ Pengembangan system kendali roket

™ Fasilitas uji terbang Pemeungpeuk, Jawa Barat

™ Spesifikasi roket

™ Pengembangan kapal udara Airship untuk Video Monitoring.

™ Pengembangan system konversi energi angina (SKEA)

™ Teknologi system konversi energi angin untuk peningkatan taraf hidup

masyarakat.

™ Uji coba pemanfaatan SKEA

4). Analisis, Kebijakan, dan informasi kedirgantaraan.

(55)

Perserikatan Bangsa-Bangsa,khususnya yang terkait masalah-masalah

antariksa (UNCOPUOS, RESAP,COSPAR, SCOSA, dan lain-lain)

Ratifikasi berbagai perjanjian internasional tentang antariksa :

a. Liability Convention 1972, melalui Keppres 20 tahun 1996.

b. Registration Convention 1975, melalui Keppres 5 tahun 1997.

c. Rescue Agreement 1968, melalui Keppres 4 tahun 1999.

d. Agreement for the Established of the Center for Space Science and

Education in Asia and Pacific (CSSTEAP) 1995, melalui Keppres 70 tahun

1999.

e. Treaty on Principles Governing the Activities of States in the Exploration

and Use of Outer Space, including the Moon and other Celestial Bodies (Outer

Space Treaty) 1967, melalui UU 16 tahun 2002.

Kongres dan sidang paripurna Dewan Penerbangan dan Antariksa

Nasional RI ( DEPANRI):

a. Sidang Paripurna pertama DEPANRI di Jakarta, 28 Mei 1994, menetapkan

kebijakan serta program jangka panjang menengah dan pendek bagi

pembangunan kedirgantaraan nasional.

b. Kongres Kedirgantaraan Nasional Pertama DEPANRI di Jakarta, 3-4

(56)

- konsep kedirgantaraan Nasional

- posisi Indonesia tentang orbit Geostasioner

- kebijakan jangka panjang dan jangka pendek bagi pembangunan

kedirgantaraan nasional.

c. Sidang paripurna kedua DEPANRI di Jakarta, 10 Desember 1998

mensyahkan keputusan kongres kedirgantaraan nasional pertama

DEPANRI.

d. Kongres kedirgantaraan nasional kedua DEPANRI di Jakarta, 22-24

Desember 2003 (bertepatan dengan peringatan 100 tahun penerbangan

internasional ) menetapkan kebijakan bagi 10 masalah utama dan

mendesak tentang pembangunan kedirgantaraan nasional beserta

langkah-langkah penyelesaiannya.

5) Terbitan ilmiah.

™ Jurnal penginderaan jauh dan pengolahan data citra digital

™ Jurnal teknologi dirgantara

™ Jurnal sains dirgantara

™ Jurnal analisis dan informasi kedirgantaraan

™ Majalah sains dan teknologi dirgantara

(57)

™ Buku ilmiah

6).Kerjasama nasional

Keanggotaan antara lain :

™ Bakornas penaggulangan bencana dan pengungsi

™ Dewan dan badan bimas ketahanan pangan

™ Badan koordinasi tata ruang nasional

™ Panitia teknik energi

™ Evaluasi implementasi pembangkit listrik dari sumber energi baru dan

terbarukan.

™ Penyusunan dokumen panduan pembangkit listrik skala kecil.

™ Panitia teknik penyusunan rancangan standar nasional Indonesia

bidang energi baru.

™ Forum komunikasi litbang pertahanan.

™ Panitia pengembangan satelit nasional-KRT.

™ Panitia pengembangan peroketan nasional-KRT.

Kerja sama dengan instansi pusat, antara lain :

™ Dep. ESDM, PPKTI, LH, Han,kehutanan, agama, pertanian, kelautan

dan perikanan, dagri, perhubungan.

™ TNI dan POLRI

(58)

™ Propinsi : NAD, Sumbar, DKI, Jabar, Bengkulu, Sulsel, Gorontalo.

™ Kabupaten : Bantul, Wonogiri, Agam, Nunukan, Tanah Datar,

Parepare, Jaya pura, Ketapang, Sambas, Aceh besar, Situbondo,

Kerawang, Indramayu, Bangkalan, Biak, Sibolga, Pekalongan, Ciamis,

Garut.

Kerjasama dengan perguuan tinggi, antara lain:

™ ITB, IPB, UI, UGM, ITS, UNDIP, Univ. Sam Ratulangi, Udayana,

Nusa Cendana-Kupang.

7) Kerjasama internasional.

Lapan membangun dan menjalin hubungan kerjasama internasional

dengan organisasi mitradi bidang penelitian dan pengembangan serta

kebijakan kedirgantaraan dalam rangka:

a. Melindungi kepentingan Indonesia dalam pendayagunaan

kedirgantaraan

b. Memperoleh alih teknologi dirgantara

c. Memperoleh manfaat kemajuan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi dirgantara yang saling menguntungkan.

d. Menjalin jaringan hubungan Indonesia di kalangan organisasi

(59)

™ Technical University Berlin (TU Berlin)

™ German Aerospace Center (DLR)

™ Indian Space Research Organization (ISRO)

™ Russian Space Agency (Rosaviakosmos)

™ Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA)

™ National Institute of Communication Technology (NICT), Japan.

™ Nagoya University, Japan.

™ Energy Research Foundation (ECN), Holland

™ Teamwork Technology BV, Holland.

™ International Institute for Aerospace Survey and Earth Sciences (ITC),

Holland.

™ National Oceanographic and Atmospheric Administration (NOAA).

™ European Space Agency (EU)

™ Astronautic Technology, Sdn.Bhd., Malaysia

™ Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization

(CSIRO), Australia.

™ China Precision Mechanic Import and Export Corp. (CPMIEC), China.

™ China National Space Agency (CSA)

™ Dan mitra kerja bilateral lainnya.

Partisipasi pada Organsasi International :

™ United Nations Committee on Peaceful Uses of Outer Space

(60)

™ United Nations Regional Space Application Program (RESAP)

™ Center for Space Science and Technology Education in Asia and the

Pacific, Affiliated to the United Nations (CSSTEAP).

™ ASEAN COST-Sub Committee on Space Technology and Application

(SCOSA)

™ International Austronautical Federation (IAF)

™ Committee on Space Research (COSPAR)

™ Science Committee on Solar Terrestrial Physics (SCOSTEP)

™ International Geosphere/Biosphere program (IGBP)

™ Industrial Science and Technology Working Group (ISTWG/APEC)

™ Asia Pacific Network on Global Change (APN)

™ Asia Pacific Regional Space Agency Forum (APRSAF)

(61)

E. Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Kedirgantaraan Lapan.

Berdasarkan keputusan kepala Lapan, No:KEP/116/IX/2002. Mengenai

uraian tugas di lingkungan Lapan. Tiap-tiap bagian dan Sub mempunyai tugas dan

fungsi di Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Kedirgantaraan Lapan yaitu

sebagai berikut :

Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Kedirgantaraan

Biro Hubungan masyarakat dan kerjasama kedirgantaraan mempunyai

tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan penyebaran informasi, pembinaan

hubungan antar lembaga dan masyarakat serta kerjasama di bidang

kedirgantaraan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 41, Biro

Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Kedirgantaraan menyelenggarakan fungsi :

1. pemberian informasi dan hubungan antar lembaga.

2. Pemberian informasi dan hubungan media massa.

3. Pengelolaan publikasi, pameran dan informasi kepada masyarakat.

4. Administrasi kerjasama teknis bilateral dan multilateral dengan

instansi dalam dan luar negeri.

5. Pelaksanaan pameran program, kegiatan dan hasil-hasil Lapan.

6. Pelaksanaan pemberian dan penyebarluasan informasi kepada

(62)

Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Kedirgantaraan membawahkan

1. Bagian Hubungan Masyarakat.

2. Bagian Kerjasama.

3. Bagian Publikasi dan Promosi

a) Bagian Hubungan Masyarakat

Bagian Hubungan Masyarakat mempunyai tugas memberikan

informasi dan hubungan antar lembaga dan media massa serta melakukan

pengelolaan perpustakaan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 44,

Bagian Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi :

™ Pelaksanaan hubungan antar lembaga tertinggi dan tinggi Negara,

lembaga pemerintah dan organisasi kemasyarakatan.

™ Pemberian informasi kepada media massa dan tanggapan pendapat

umum.

™ Pelayanan informasi kepada masyarakat mengenai program

kebijaksanaan kegiatan dan hasil-hasil Lapan.

™ Pemantauan dan evaluasi kegiatan kehumasan dan perpustakaan.

Bagian Humas membawahkan :

(63)

I. Subbagian Hubungan Antar Kelembagaan.

Subbagian Hubungan Antar Kelembagaan mempunyai

tugas menyiapkan bahan informasi dalam rangka hubungan dengan

lembaga tertinggi dan tinggi Negara, lembaga pemerintah dan

organisasi kemasyarakatan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

pasal 47, Subbagian Hubungan Antar Kelembagaan

menyelenggarakan fungsi :

™ Penyiapan bahan hubungan antar lembaga tertinggi dan tinggi

Negara, lembaga pemerintah dan organisasi kemasyarakatan.

™ Penyiapan bahan informasi kepada media massa dan

tanggapan pendapat umum.

™ Penyiapan sarana dan prasarana pelayanan informasi kepada

masyarakat mengenai program kebijaksanaan kegiatan dan

hasil-hasil Lapan.

™ Pemantauan dan evaluasi kegiatan kehumasan.

1. Subbagian Antar Kelembagaan terdiri dari :

(64)

Kelompok lembaga pemerintah mempunyai tugas

menyiapkan bahan informasi dalam rangka hubungan dengan

lembaga tertinggi dan tinggi Negara serta lembaga

pemerintah serta pendokumentasian kegiatan-kegiatan Lapan

dengan lembaga tertinggi dan tinggi Negara.

™ Kelompok organisasi kemasyarakatan.

Kelompok organisasi kemasyarakatan mempunyai

tugas menyiapkan bahan informasi dalam rangka hubungan

dengan organisasi kemasyarakatan,media massa dan lembaga

pendidikan serta melakukan pendokumentasian

kegiatan-kegiatan Lapan dengan organisasi kemasyarakatan, media

massa dan lembaga pendidikan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

dalam pasal 52, Kelompok Organisasi Kemasyarakatan

melakukan :

a) Pengumpulan bahan hubungan dengan organisasi

kemasyarakatan, media massa, lembaga pendidikan dan

seluruh pegawai Lapan.

b) Pengumpulan bahan sarana dan prasarana informasi

(65)

c) Pendokumentasian kegiatan-kegiatan Lapan dengan

organisasi kemasyarakatan dan media massa, lembaga

pendidikan serta kegiatan-kegiatan internal Lapan.

d) Pengumpulan bahan pemantauan dan pelaporan hubungan

dengan organisasi kemasyarakatan, media massa dan

lembaga pendidikan.

2. Masing-masing kelompok terdiri dari sejumlah tenaga

fungsional atau non struktural umum sesuai kebutuhan.

3. Masing-masing kelompok dipimpin oleh seorang tenaga

fungsional ataunon structural umum senior yang ditunjuk oleh

Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama

Kedirgantaraan.

4. Jumlah tenaga fungsional dan non structural umum ditentukan

berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

5. Jenis dan jenjang jabatan fungsional dan structural umum diatur

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Kelompok dalam melaksanakan tugasnya menggunakan sarana

(66)

II. Subbagian Perpustakaan.

Subbagian Perpustakaan mempunyai tugas menyiapkan

bahan kepustakaan, dan mengelola perpustakaan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

dalampasal 54, Subbagian Perpustakaan menyelenggarakan fungsi

:

a. Pengembangan bahan pustaka.

b. Pengolahan bahan pustaka.

c. Pelayanan bahan pustaka dan informasi.

d. Pengelolaan dan pemeliharaan bahan pustaka dan ruang

perpustakaan.

e. Koordinasi pengelolaan dan pemeliharaan bahan pustaka unit

teknis.

f. Pemantauan dan pelaporan kegiatan perpustakaan di Lapan.

1. Subbagian Perpustakaan terdiri dari :

a. Kelompok Pengembangan.

(67)

b. Kelompok Pengolahan

kelompok pengolahan mempunyai tugas melakukan

katalogisasi dan klasifikasi bahan pustaka.

c. Kelompok pelayanan.

Kelompok pelayanan mempunyai tugas melakukan

pelayanan bahan pustaka kepada pengguna :

™ Penyebaran informasi bahan pustaka baru ke Deputi,

Kepala pusat dan Unit Perpustakaan.

™ Pendistribusian bahan pustaka kepada Unit

Perpustakaan.

™ Pertukaran informasi bahan pustaka.

™ Kerjasama antar perpustakaan.

2. Masing- masing kelompok dikerjakan oleh sejumlah tenaga

fungsional dan non structural .

3. Masing- masing kelompok dikerjakan oleh sejumlah tenaga

fungsional dan non structural umum senior yang ditunjuk oleh

kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama

Kedirgantaraan.

4.Jumlah tenaga fungsional dan non structural umum tersebut pada

Referensi

Dokumen terkait

Tujan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui profil bahan ajar yang ada di lembaga BIPA, (2) untuk merancang desaian bahan ajar sastra yang berorintasi

Rincian pokok full sequence accounts Perusahaan Dana Pensiun dan Perusahaan Pembiayaan menggunakan data hasil konsolidasi dari Biro Dana Pensiun � Badan Pengawas Pasar Modal

nilai besar yang dapat digali dalam film ini yaitu setiap orang memiliki.. kebenarannya

Pengguna data mengakui bahwa BPS tidak bertanggung jawab atas penggunaan data atau interpretasi atau kesimpulan berdasarkan penggunaan data apabila tidak diketahui atau

Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada program studi pendidikan bahasa Jepang.

dengan burnout pada perawat kesehatan jiwa yaitu kepuasan kerja, dukungan. sosial, aspek pelayanan pasien yang bervariasi (seperti:

(6)Kebijakan Industri Abon Lele KARMINA dalam mengelola persediaan bahan baku ikan lele pada periode produksi 2008, 2009, 2010 dan 2011 masih belum efisien

merupakan sumber hukum formil dari Hukum Tata Negara sepanjang traktat atau perjanjian itu menentukan segi hukum ketatanegaraan yang hidup bagi negara masing-masing yang terikat