• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN PEMUDA KARANG TARUNA MELALUI BUDIDAYA JAMUR TIRAM DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERWIRAUSAHA DI KAMPUNG CIROGOL DESA CIKEUSAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMBERDAYAAN PEMUDA KARANG TARUNA MELALUI BUDIDAYA JAMUR TIRAM DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERWIRAUSAHA DI KAMPUNG CIROGOL DESA CIKEUSAL"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERDAYAAN PEMUDA KARANG TARUNA MELALUI BUDIDAYA JAMUR TIRAM

DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERWIRAUSAHA DI KAMPUNG CIROGOL DESA CIKEUSAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAHMI FAHRUROZI NIM. 2221131516

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2018

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala kenikmatan, rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pemberdayaan Pemuda Karang taruna melalui Budidaya Jamur Tiram dalam Meningkatkan Keterampilan Berwirausaha di Kampong Cirogol Desa Cikeusal Kabupaten Serang”

Penulisan skripsi ini merupakan saahsatu sarat wajib guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Dalam penyususnan skripsi ini tenttunya penulis tidak dapat menyelesaikan dengan baik tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terimakasih banyak kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

2. Bapak Dr.H. Aceng Hasani, M.Pd selaku dekan FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

3. Bapak Prof.Dr.Sudadio, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

4. Bapak Dr.H.M Syadeli Hanafi, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi.

5. Bapak Dr.H.Sholih, MP.d selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan dan motivasi serta membimbing penulis dalam penyusunan skripsi dalam penyusunan skripsi.

(5)

v

khususnya pada program studi pendidikan luar sekolah, yang telah membekali penulis ilmu pengetahuan dalam rangka penulisan skripsi ini.

7. Ibu Yayah Suhaisiah, M.Pd selaku kepala sanggar kegiatan belajar (SKB) kota serang yang telah memberikan izin penulis melakukan penelitian tentang program PKK.

8. Ibu Fera Rahayu, M.Pd selaku pamong sekaligus peanggung jawab program PKK yang telah memberikan informasi serta data yang di butuhkan penulis.

9. Kedua orang tua tercinta, Bapak Prihatna B.sc dan Alm Sugianti A.md yang tiada hentinya mendoakan dengan penuh keikhlasan serta memberikan dorongan, motivasi, maupun materi. Kepada merekalah skripsi ini dipersembahkan.

10. Kakak Sandy Prayoga S.Ip yang telah memberikan motivasi positive serta arahan- arahan yang di berikan.

11. Rekan-rekan penulis satu angkatan 2013 yang senantiasa memberikan dukungan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

12. Rekan-rekan KKM PUPR 17 desa panungguan kecamatan tunjung teja seluruhnya yang terlibat dalam kehidupan penulis.

13. Teman-teman kontrakan banjar agung yang terus mengingatkan penulis.

14. Semua pihak yang belum penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut serta dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Demikian yang penulis dapat sampaikan, akhir kata, mengucapkan terimakasih.

Serang, Maret 2018 Penulis

Fahmi Fahrurozi NIM.2221131516

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN……… i

LEMBAR PERSETUJUAN PENGESAHAN………... ii

KATA PENGANTAR………. iii

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR TABEL……… x

ABSTRAK……….. xi

MOTTO………... xii

PERSEMBAHAN……….... xiii

BAB I PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang………... 1

B. Identifikasi Masalah………. 4

C. Fokus Masalah……….. 5

D. Tujuan Penelitian………. 5

E. Kegunaan Penelitian……….. 6

F. Sistematika Penulisan……… 6

BAB II TINJAUAN TEORI……….. 9

A. Konsep Pemberdayaan………. 9

1. Pengertian Pemberdayaan……….. 9

2. Strategi Pemberdayaan………. 12

3. Tahapan Pemberdayaan……….. 13

B. Konsep Pemuda Karang Taruna……… 15

1. Pengertian Pemuda………. 15

(7)

vii

3. Tugas dan Fungsi Karang Taruna……… 17

C. Konsep Budidaya Jamur……… 19

D. Konsep Keterampilan………. 21

1. Pengertian Keterampilan………. 21

2. Katagori Keterampilan……… 23

3. Jenis-jenis Keterampilan………. 24

E. Konsep Kewirausahaan……… 25

1. Pengertian Kewirausahaan………. 25

2. Tujuan dan Manfaat Kewirausahaan………. 26

3. Sasaran atau Pelaku Kewirausahaan………. 27

4. Karakteristik Kewirausahaan………. 28

F. Budidaya Jamur Tiram sebagai Bekal Pendidikan Non Formal……….. 29

1. Pengertian Pendidikan Non Formal……… 29

2. Tujuan Pendidikan Non Formal………. 30

3. Tinjauan Pembudidayaan Jamur Tiram………. 31 4. Sarana Produksi Pembudidayaan Jamur Tiran 38 5. Proses Pembudidayaan Jamur Tiram 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN………. 57

A. Metodologi dan Pendekatan Penelitian………. 57

B. Tempat dan Waktu penelitian………. 58

1. Tempat Penelitian……… 58

2. Waktu Penelitian………. 58

(8)

viii

1. Data Primer………. 59

2. Data Sekunder………. 59

D. Langkah-langkah Pengumpulan Data……….. 60

1. Tahap Orientasi……….. 60

2. Tahap Eksplorasi……… 60

3. Tahap Member Check 61 E. Teknik dan Pedoman Pengumpulan Data……….. 61

1. Teknik Wawancara……….. 62

2. Teknik Observasi………. 63

3. Studi Dokumentasi………. 64

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 69 BAB IV HASIL PENELITIAN……… 70

A. Deskripsi Umum Hasil Penelitian………. 70

1. Profil Desa……….. 70

2. Deskripsi Organisasi Karang Taruna……….. 71

3. Visi dan Misi Organisasi Karang Tauna Desa Cikeusal 73 4. Tujuan Organisasi Karang Taruna Desa Cikeusal…… 73

5. Struktur Organisasi Karang Taruna Desa Cikeusal….. 74 B. Deskripsi Khusus Hasil Penelitian………..

1. Proses Pemberdayaan Pemuda Karangtaruna melalui Budidaya Jamur Tiram dalam Meningkatkan Keterampilan Berwirausaha………

2. Dampak Program Pemberdayaan Karang Karuna melalui Budidaya Jamur Tiram………..

75

76

93

(9)

ix

Karang Taruna melalui Budidaya Jamur

Tiram………... 98

C. Pembahasan Hasil Penelitian………. 106

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 116

A. Kesimpulan………. 116

B. Saran……… 117

DAFTAR PUSTAKA………... 119

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel.2.1 Perbandingan Kandungan Gizi Jamur dan Bahan Makanan

Lain (dalam %)………. 35

Tabel 3.1 Proses Pemberdayaan Karang Taruna Melalui Budidaya Jamur Tiram di Kp Cirogol Desa Cikeusal ……….

66

Tabel 3.2 Dampak Program Pemberdayaan Karang Karuna melalui Budidaya Jamur Tiram di Kp. Cirogol Desa Cikeusal………

67

Tabel 3.3 Faktor Pendukung dan Penghambat Pemberdayaan Karang Taruna melalui Budidaya Jamur Tiram di Kp. Cirogol Desa

Cikeusal……… 68

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Desa Cikeusal……… 71 Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Cikeusal……… 71

(11)

xi ABSTRAK

PEMBERDAYAAN PEMUDA KARANG TARUNA MELALUI BUDIDAYA JAMUR TIRAM DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERWIRAUSAHA

DI KAMPUNG CIROGOL DESA CIKEUSAL KABUPATEN SERANG FAHMI FAHRUROZI

NIM. 2221131516

Kata kunci: pemberdayaan pemuda, peluang usaha, dan budidaya jamur

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan: (1) Proses pemberdayaan pemuda karangtaruna melalui budidaya jamur tiram dalam meningkatkan keterampilan berwirausaha di Kampung Cirogol Desa Cikeusal Kabupaten Serang, (2) Dampak pemberdayaan pemuda karangtaruna melalui budidaya jamur tiram dalam meningkatkan keterampilan berwirausaha di Kampung Cirogol Desa Cikeusal Kabupaten Serang, (3) Faktor pendukung dan penghambat pemberdayaan pemuda karang taruna melalui budidaya jamur tiram dalam meningkatkan keterampilan berwirausaha di Kampung Cirogol Desa Cikeusal Kabupaten Serang.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian ini adalah pengelola, tutor/pelatih, dan pemuda. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti merupakan instrumen utama dalam melakukan penelitian yang dibantu oleh pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi.

Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah display data, reduksi data, dan pengambilan kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan menggunakan teknik Trianggulasi sumber.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan program pemberdayaan pemuda karang taruna di Desa Cikeusal dalam menciptakan peluang usaha melalui budidaya jamur tiram antara lain : a) Rekuitmen peserta dilakukan dengan cara memlilih anggota yang aktif, dan berminat mengikuti program. b) Motivasi dari peserta adalah ingin meningkatkan kesejahteraan hidupnya. c) Pelaksanaan proses pembelajaran dari segi materi, strategi pembelajaran, evaluasi dan tindak lanjut dilakukan oleh pelatih/ tutor yang juga berperan sebagai motivator dan partner yang baik. (2) Faktor pendukungnya antara lain: peran serta/partisipasi dari pemuda yang cukup tinggi, masih tingginya peluang pasar untuk budidaya jamur tiram, keuntungan besar dengan modal kecil, dan pemuda menjadi mandiri serta berjiwa wirausaha.

Dan faktor penghambat antara lain: pendanaan yang masih kurang dan kesulitan dalam menentukan waktu yang tepat untuk berkumpul. (3) Berdasarkan tanggapan pemuda, program pemberdayaan ini adalah cukup baik. Keberhasilan program pemberdayaan tersebut juga terlihat dari tingginya antusiasisme pemuda dalam mengikuti program pemberdayaan, pemuda menjadi mandiri, mampu membuka peluang usaha dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

(12)

xii

MOTTO

“Tidak Peduli Hasilnya Apa Yang Penting Dalam Prosesnya Bersungguh- Sungguh, Karna Proses Tidak

Akan Membohongi Hasil”

(13)

xiii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis perembahkan untuk :

1. Kedua orang tua penulis yang senantiasa memberikan dukungan baik secara moril ataupun materil.

2. Kakak penulis yang selalu memberikan arahan dan semangat

3. Seluruh sahabat yang telah memberikan motivasi secara langsung maupun tidak langsung

4. Kepada seluruh jajaran dosen yang telah mendidik penulis selama tujuh semester 5. Untuk teman-teman pendidikan luar sekolah angkatan 2013 terimaksih untuk

pengalamannya dan dukungannya

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia.

Masalah ketenagakerjaan, pengangguran, dan kemiskinan sudah menjadi masalah pokok bangsa Indonesia yang membutuhkan penanganan segera supaya tidak semakin membelit dan menghalangi langkah Indonesia untuk menjadi negara yang lebih maju. Banyaknya angkatan kerja membuat arus urbanisasi yang terus mengalir berakibat pengangguran menumpuk disatu titik dan membuat permasalahan tenaga kerja menjadi sangat besar dan kompleks.

Pengangguran merupakan salah satu dampak awal yang justru dapat menyebabkan pada hal negative lainnya, seorang yang dikatakan pengangguran tentunya yaitu seorang yang tidak mempunyai pekerjaan dan apa yang harus dikerjakan sebagai pemenuhan kebutuhan hidup, boleh jadi kerena faktor tidak memiliki keahlian atau kemempuan untuk bekerja.

Penganggura juga dapat disebabkan antara lain,yaitu karena jumlah lapangan kerjaq yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja, juga kompetensi pencari kerja yang tidak sesuai dengan pasar kerja.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia tentang kependudukan pada Sensus 2010 menyatakan bahwa penduduk Indonesia berjumlah 237, 6 juta jiwa. Jumlah penduduk yang termasuk kelompok

(15)

generasi muda yaitu kelompok umur 14-22 tahun menempati jumlah yang banyak sebesar 64 juta jiwa. Jumlah generasi muda Indonesia yang sangat melimpah adalah 2 potensi terbesar untuk solusi pembangunan bangsa ini kedepan menjadi lebih baik.

Berdasarkan dari data yang diperoleh dari Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Serang, diketahui bahwa jumlah penduduk Kabupaten Serang sebesar 618,802 orang. Berdasarkan tingkat pendidikan, diketahui bahwa jumlah penduduk yang tidak mengenyam sekolah sebanyak 37.265 orang, sedangkan yang masih pengangguran sebanyak 7.132 orang, jumlah buta huruf sebanyak 1.240 orang dan ibu rumah tangga yang tidak bekerja sebanyak 48.697 orang. Hal ini menyebabkan jumlah angka kemiskinan yang masih tinggi di Kabupaten Serang Propinsi Banten pada tahun 2015 yaitu sekitar 17.252 keluarga (http://m.kompasiana.com/7890/kemiskinan- di-kabupaten-serang-banten-masih-terbilang-tinggi)

Salah satu pelayanan pemerintah yang dibutuhkan oleh masyarakat adalah pendidikan. Karena pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat. Seperti telah termaktub dalam pembukaan UUD negara Indonesia, bahwa tugas negara adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh sebab itu maka pendidikan menjadi sebuah hal pokok yang penting dalam tugas pemerintah. Pelayanan pendidikan adalah hal yang menjadi salah satu kebutuhan pokok ketika dibentuk negara, maka negara haruslah membuat sebuah sistem pendidikan atau kebijakan-kebijakan yang disesuaikan dengan tugas dan pemerintah dan kebutuhan masyarakat.

(16)

Menurut Undang-Undang SISDIKNAS Tahun 2003 Pasal 26 ayat (3), adalah pendidikan kecakapan hidup (life skill) pendidikan yang memberikan:

(1) kecakapan personal, (2) kecakapan sosial, (3) kecakapan konstektual, dan (4) kecakapan voksional untuk bekerja atau usah mandiri. Kecakapan- kecakapan tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu umum (general life skill) dan kecakapan khusus (specificesskill).

Pendidikan luar sekolah adalah menjadi salah satu alternative jalan keluar untuk mengurangi pengangguran yang ada di Indonesia melalui program Pendidikan kursus dan pelatihan merupakan pendidikan non formal yang di selenggarakan untuk masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup dan sikap untuk mengembangkan diri, bekerja dan usaha mandiri. Dalam penjelasan pasal 26 ayat 5 undang-undang nomer 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta pelatihan dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, setandar kopetensi, pengambilan sikap kewirausahaan.

Kecamatan Cikeusal yang terletak Di Kabupaten Serang Provinsi Banten terdiri dari 15 desa dengan luas wilayah 53,31 km2 dengan jumlah penduduk mencapai 63,807 jiwa terdiri dari 33,028 laki-laki dan 30,779 perempuan, dengan jumlah kepala keluarga sebnyak 16,620 kepala keluarga dan 4,219 (27,88%) kepala keluarga dikategorikan keluarga miskin dengan mayoritas mata mencaharian masyarakatnya adalah petani, pedang kecil, buruh tani, PNS, dan karyawan, dengan potensi sumber daya alamnya adalah peternakan dan pertanian.

(17)

Dengan jumlah penduduk yang tinggi dan angka kemiskinan yang juga tinggi perlu adanya penanngan khusus untuk menanggulanginya, dari data diatas jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan dengan jumalah penduduk perrempuan, artinya perlu ada suatu organisasi pemuda yang mewadahi mereka untuk dapat melakukan sesuatu/ berkarya.

Pemuda karang taruna adalah salah satu wadah untuk menanggulangi masalah sosial seperti pengangguran dan kemiskinan yang terdapat pada generasi muda baik yang bersifat preventif, rehabilitatif maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya sangat bnayak tugas dan fungsi karang taruna untuk memecahkan masalah sosial yang terjadi di lingkungan sekitar.

Dengan data yang diperoleh ini salah satu upaya mandiri dalam penyelenggaraan pendidikan Nonformal yaitu dengan diadakannya pelatihan budidaya jamur tiram untuk menumbuhkan minat peserta dalam berwirausaha di Kampung Cirogol Desa Cikeusal yang di selenggarakan oleh pemuda karang taruna.

Oleh karena itu penulis mengadakan penelitian tentang Pemberdayaan Pemuda Karang Taruna Melalui Budidaya Jamur Tiram Dalam Meningkatkan Keterampilan Berwirausaha di Kampung Cirogol Desa Cikeusal Kabupaten Serang

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas terdapat beberapa masalah yang dapat di identifikasi diantaranya :

(18)

1. Tingginya angka putus sekolah di Kampung Cirogol Desa Cikeusal Kabupaten Serang.

2. Tingginya angka kemiskinan di Kampung Cirogol Desa Cikeusal Kabupaten Serang.

3. Tingginya pengangguran di Kampung Cirogol Desa Cikeusal Kabupaten Serang.

C. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka fokus penelitian masalah ini adalah :

1. Bagaimana proses pemberdayaan pemuda karangtaruna melalui budidaya jamur tiram dalam meningkatkan keterampilan berwirausaha di Kampung Cirogol Desa Cikeusal Kabupaten Serang ?

2. Bagaimana dampak pemberdayaan pemuda karangtaruna melalui budidaya jamur tiram dalam meningkatkan keterampilan berwirausaha di Kampung Cirogol Desa Cikeusal Kabupaten Serang ?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pemberdayaan pemuda karang taruna melalui budidaya jamur tiram dalam meningkatkan keterampilan berwirausaha di Kampung Cirogol Desa Cikeusal Kabupaten Serang ?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Proses pemberdayaan pemuda karangtaruna melalui budidaya jamur tiram dalam meningkatkan keterampilan berwirausaha di Kampung Cirogol Desa Cikeusal Kabupaten Serang.

(19)

2. Dampak pemberdayaan pemuda karangtaruna melalui budidaya jamur tiram dalam meningkatkan keterampilan berwirausaha di Kampung Cirogol Desa Cikeusal Kabupaten Serang.

3. Faktor pendukung dan penghambat pemberdayaan pemuda karang taruna melalui budidaya jamur tiram dalam meningkatkan keterampilan berwirausaha di Kampung Cirogol Desa Cikeusal Kabupaten Serang.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini mampu menambah referensi pada jurusan Pendidikan Luar Sekolah mengenai peranan organisasi pemuda karang taruna dalam mengurangi pengangguran, kemiskinanan dan usia putus sekolah.

Selain itu perilaku hidup konsumtif berubah menjadi perilaku hidup produktif dengan pengembangan kewirausahaan pembudidayaan jamur tiram.

2. Praktis

a. Bagi Anggota Karang Taruna

Anggota karang taruna memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal hidup. Mengubah pola hidup konsumtif menjadi pola hidup produktif melalui kewiausahaan pembudidayaan jamur tiram.

b. Bagi Masyarakat Sekitarnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana yang positif bagi lingkungan untuk meningkatkan perilaku hidup produktif dan meningkatkan motivasi berwirausaha.

c. Bagi Peneliti

(20)

Memberi motivasi bagi peneliti untuk lebih memperdalam pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan yang akan bermanfaat bagi peneliti dalam mewujudkan tujuan pendidikan non formal.

F. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Menguruskan latar belakang masalah yang akan diteliti, identifikasi masalah, focus masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, anggapan dasar (definisi konsep dan definisi operasional), dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Berisi konsep-konsep sebagai dasar untuk menganalisis masalah penelitian, yaitu konsep pemberdayaan, konsep budidaya, konsep jamur tiram, konsep keterampilan, dan konsep kewirausahaan.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Meliputi metode dan pendekatan penelitian, tempat dan waktu penelitian sumber data, teknik pengumpulan data alat pengumpulan data, cara pengumpulan data, analisis data, dan vadilitas data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Berisi tentang deskripsi umum hasil penelitian yang meluiputi; deskripsi wilayah penelitian, visi dan misi organisasi karang taruna, tujuan dan struktur organisasi karang taruna. Deskripsi kuhusus penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran tentang

(21)

pelaksanaan program pemberdayaan pemuda, faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program pemberdayaan, dan tingkat keberhasilan pelaksanaan program pemberdayaan.

(22)

BAB II

TUJUAN TEORITIK.

A. Konsep Pemberdayaan 1. Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain memperdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat.

Pemperdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan atau meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya meningkatkan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraanya.

Pemberdayaan masyarakat memperlukan keterlibatan yang lebih besar dari perangkat pemerintahan daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesemptan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.

Menurut Azis (2005: 134) mengatakan bahwa, pemberdayaan merupakan upaya meningkatkan harkat lapisan masyarakat dan pribadi manusia. Upaya ini meliputi (1) Mendorong, memotivasi, meningkatkan kesadaran akan potensinya dan menciptakan iklim atau suasana untuk berkembang. (2) Memperkuat daya, pontensi yang dimiliki dengan langkah-langkah positif dalam memperkembangkan. (3) Penyediaan berbagai masukan dan pembukaan akses kepeluang-peluang. Upaya pokok yang dilakukan dalam pemberdayaan adalah peningkatan taraf pendidikan, derajat kesehatan, akses kepada modal, teknologi tepat guna, informasi, lapangan kerja dan pasar, dan fasilitas-fasilitas yang ada.

(23)

Paradigma pemberdayaan masyarakat yang mengemuka sebagai isu sentral pembangunan dewasa ini muncul sebagai tanggpan atas kenyataan adanya kesenjangan yang belum tuntas terpecahkan terutama antara masyarakat di daerah pedesaan, kawasan terpencil, dan terkebelakangan. Padahal pertumbuhan ekonomi nasional diwilayah perkotaan terus meningkat.

Pemberdayaan pada dasarnya menempatkan masyarakat sebagai pusat perhatian dan sekaligus pelaku utama pembangunan.

lanjut Aziz (2005:136), mengemukakan bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses dimana masyarakat, khususnya mereka yang kurang memiliki akses ke sumber daya pembangunan, didorong untuk meningkatkan kemandiriannya di dalam mengembangkan kehidupan mereka.

Pemberdayaan masyarakat juga merupakan proses partisipasif dimana anggota masyarakat bekerja sama dalam kelompok formal maupun informal untuk berbagai pengetahuan dan pengalaman serta berusaha mencapai tujuan bersama.

Ali (2007:86), mengemukakan bahwa pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah bentuk partisipasi untuk membebaskan diri mereka sendiri dari ketergantungan nilai maupun fisik. Partisipasi masyarakat menjadi satu elemen pokok dalam startegi pemberdayaan dan pembangunaan masyarakat, dengan alasan: pertama, partisipasi masyarakat merupakan satu perangkat ampuh untuk memobilisasi sumber daya lokal, mengorganisir serta membuka tenaga, kearifan, dan keratifitas masyarakat. Kedua, partisipasi masyrakat juga membantu upaya identifikasi diri terhadap kebutuhan masyarakat.

Dari pengertian diatas proses perberdayaan mengandung dua makna pertama proses pemberdayaan yang menekankan kepada proses

(24)

memberikan atau mengahlikan sebagai kemampuan kepada masyarakat agar individu menjadi lebih berdaya.

Kedua proses mentimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberadaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog.

Suyono dan Salem Marzuki (2010:88) Pengembangan dan Pemberdayaan manusia adalah proses pengembangan manusia agar memiliki kapasitas penuh, memiliki pilihan-pilihan yang lebih luas dari kesempatan yang lebih luas dan kesempatan yang lebih besar sehingga mereka dapat mencapai kehidupan yang lebih bermatabat dan lebih makmur.

Penulis menyimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses membekali ilmu pengetahuaan dan keahlian atau keterampilan kepada masyarakat dengan tujuanya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Menurut Suharto (2005: 58) , pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan dan kemampuan dalam:

a. Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom) dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari dari kelaparan, bebas dari kebodohan dan bebas dari kesakitan.

b. Menjangkau sumber-sumber produkutif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa yang mereka perlukan.

c. Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka.

(25)

Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan sebagi tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin di capai oleh sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.

2. Strategi Pemberdayaan

Strategi Pemberdayaan dilakukan dengan mewujudkan keempat elemen pemberdayaan masyarakat: inklusi dan partisipasi, akses pada informasi, kapasitas organisasi lokal, profesionalitas pelaku pemberdayaan, tantangan utama yang dihadapi dalam memberdayakan masyarakat mikin adalah pengetahuan yang terbatas, wilayah yang sulit dijangkau dan pemahaman masyarakat terhadap perubahan itu sendiri. Dalam konteks pekerjaan sosial pemberdayaan dapat dilakukan dengan mikro, mezzo, dan makro.

Mikro, adalah pembedayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan dan konseling. Tujuan utamnya adalah membimbing dan melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas.

(26)

Mezzo, adalah pemberdayaan yang dilakukan terhadap sekelompok klien. Pemerdayaan dilakukan dengan menggunkan kelompok sebagai media interfensi. Penddikan dan pelatihan dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai setrategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecah permasalahan yang dimilikinya.

Makro adalah pendekatan ini disebut juga sebagai system strategi besar, sasaran perubahan di arahkan pada sitem lingkungan yang lebih luas perumusan kebijakan, perencanaan sosial, aksi sosial, pengorganisasian masyarakat, manageman konflik dalam beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi system besar memandang klien segai orang yang memiliki kopetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.

3. Tahapan Pemberdayaan

Dalam pemberdayaan tidak langsung terbentuk atau terjadi secara langsung, akan tetapi hal tersebut harus melalui proses berikut :

a. Tahapan persiapan

Pada tahapan persiapan ini didalamnya sekurang-kurangnya ada dua tahapan yang harus dikerjakan yaitu: 1) Penyiapan tugas, yakni tenaga pemberdaya masyarakat yang bisa juga dilakukan oleh community worker. 2) Penyiapan lapangan, yakni persaratan suksesnya suatu program pemberdayaan masyarakat yang pada dasarnya di usahakan dilakukan secara non-directive.

b. Tahap pengkajian

(27)

Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah dan juga sumberdaya manusia yang dimiliki klien. Dalam proses penilaian ini dapat juga digunakan teknik SWOT dengan melihat kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman.

c. Tahapan perencanaan alternative program atau kegiatan. Pada tahap ini agen perubahan secara partisipative memcoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagai mana cara mengatasinya.

d. Tahapan formulasi rencana aksi

Pada tahap ini agen membantu masing-masing kelompok untuk merumuskan dan menentukan program dan kegitan apa yang mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada.

e. Tahap pelaksanaan program

Tahap ini merupakan suatu tahapan yang paling penting dalam proses pemberdayaan masyarakat, karena sesuatu yang direncanakan dengan baik akan melenceng dalam pelaksanaan bila tida ada kerjasama antara warga.

f. Tahap evalusi

Evalusi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan dengang melibatkan warga dengan keterllibatan warga pada tahap ini diharapk akan terbentuk suatu system dalam komunitas untuk melakukan pengawasan secara internal.

B. Konsep Pemuda Karang Taruna 1. Pengertian Pemuda

Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan

(28)

emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Secara internasional,WHO menyebut sebagai” young people” dengan batas usia 10-24 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun disebut ”adolescenea” atau remaja. International Youth Year yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai kelompok pemuda.

Definisi yang kedua, pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural.

Sedangkan menurut draft RUU Kepemudaan, Pemuda adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun. Menilik dari sisi usia maka pemuda merupakan masa perkembangan secara biologis dan psikologis. Oleh karenanya pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan aspirasi masyarakat secara umum. Dalam makna yang positif aspirasi yang berbeda. Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan kaum muda. Seringkali terminologi pemuda, generasi muda, atau kaum muda memiliki definisi beragam. Definisi tentang pemuda di atas lebih pada definisi teknis berdasarkan kategori usia sedangkan definisi lainnya lebih fleksibel. Di mana pemuda/ generasi muda/kaum muda adalah mereka yang memiliki semangat pembaharu dan progresif.

2. Pengertian Karang Taruna

Karang Taruna lahir pada tanggal 26 September 1969 di Kampung Melayu Jakarta, melalui proses Experimental Project Karang Taruna, kerjasama

(29)

masyarakat Kampung Melayu/ Yayasan Perawatan Anak Yatim (YPAY) dengan Jawatan Pekerjaan Sosial/Departemen Sosial. Pembentukan Karang Taruna dilatar belakangi oleh banyaknya anak-anak yang menyandang masalah sosial antara lain seperti anak yatim, putus sekolah, mencari nafkah membantu orang tua dan seterusnya. Masalah tersebut tidak terlepas dari kemiskinan yang dialami sebagian masyarakat kala itu. (http://portal.mahkamahkonstitusi.go.id/)

Perkembangan karang taruna di Banten merupakan salah satu Provinsi yang ikut menorehkan sejarah ke-Karangtarunaan. Pada tanggal 9-12 April 2005 digelar Temu Karya Nasional V Karang Taruna Indonesia (TKN V KTI) di Propinsi Banten. Beberapa hal yang dihasilkan pada TKN V tersebut antara lain: (1) Pemilihan Pengurus Nasional Karang Taruna (PNKT) periode 2005 – 2010; (2) Perubahan nama KTI menjadi Karang Taruna; (3) Merekomendasikan Pedoman Dasar Karang Taruna yang baru yang akan ditetapkan oleh MENSOS RI.

3. Tugas dan Fungsi Karang Taruna

Sesuai pedoman dasar karang taruna,pengertian Karang Taruna adalah Organisasi Sosial wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembangan atas dasar esadaran dan tanggung jawab sosial dari,oleh, dan untuk masyarakat terutama generasi mudadi wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial.Pembinaan Karang Taruna diatur dalam Permensos 83/HUK/2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna. Berikut kutipan isi pedoman:

a. Tugas Karang Taruna

(30)

Setiap Karang Taruna mempunyai tugas pokok secara bersama-sama dengan Pemerintah dan komponen masyarakat lainnya untuk menanggulangi

berbagai masalah kesejahteraan

sosial terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya.

b. Fungsi Karang Taruna

Setiap Karang Taruna melaksanakan fungsi : 1) Penyelenggara Usaha Kesejahteraan Sosial

2) Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan bagi masyarakat.

3) Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda dilingkunggannya secara komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan. Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda di lingkungannya.

4) Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggung jawab sosial generasi muda.

5) Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

6) Pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggung jawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan mendayagunakan segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial di lingkungannya secara swadaya.

7) Penyelenggara rujukan, pendampingan, dan advokasi social bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial.

(31)

8) Penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan dengan berbagai sektor lainnya.

9) Penyelenggara usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang actual (Permensos 77 Tahun 2010 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna)

c. Tujuan Karang Taruna adalah

Ada beberapa tujuan Karang Taruna diantaranya adalah :

1) Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran dan tanggung jawab sosial setiap generasi muda warga karang taruna dalam mencegah menangkal, menaggulangi dan mengantisipasi berbagai masalah sosial.

2) Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda warga karang taruna yang terampil dan berkepribadian serta berpengetahuan.

3) Tumbuhnya potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka membangun keberdayaan waga karang taruna.

4) Termotivasinya setiap generasi muda warga karang taruna untuk mampu menjalin toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam keberagamaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

5) Terjalinnya kerjasama antara gemerasi muda karang taruna dalam rangka mewujudkan taraf kesejahteraan sosial bagi masyarakat.

6) Terwujudnya Kesejahteraan Sosial yang semakin meningkatkan bagi generasi muda di desa/ kelurahan atau komunitas adat sederajat yang memungkinkan pelaksanaan fungsi sosialnya sebagai manusia pembangunan yang mampu mengatasi masalah kesejahteraan sosial di lingkungannya.

7) Terwujudnya pembangunan kesejahteraan sosial generasi muda di desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang dilaksanakan secara

(32)

komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan oleh karang taruna bersama pemerintah dan komponen masyarakat lainnya.

C. Konsep Budidaya Jamur Tiram

Budidaya tanaman adalah suatu proses menghasilkan bahan pangan dan berbagai produk argoindustri lainnya dengan memanfaatkan sumberdaya tumbuhan. Yang jadi objek budidaya tanaman ini antara lain: tanaman holticultura, tanaman pangan dan tanaman perkebunan.

Menurut PPRI No 18 Tahun 2010 Tentang usaha budidaya tanaman pengertian budidaya tanaman adalah :

Berbagai macam kegiatan pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya alam nabati yang dilakukan oleh manusia dengan menggunakan modal, teknologi ataupun dengan sumberdaya lainnya untuk menghasilkan suatu produk berupa barang yang bisa memenuhu kebutuhan manusia.

Pengertian budidaya tanaman pangan adalah proses budidaya berbagai tanaman yang menjadi kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar manusi untuk memenuhi berbagai nutrisi seperti : karbohidrat, mineral, protein dan vitamin. Tanaman pangan ini dapat dikelompokan menjadi tiga jenis yakni tanaman umbi-umbian (contoh tanaman budidaya: talas, singkong dan ubi jalar) , tanaman kacang-kacanagan (contoh tanaman budidaya: kacang tanah, kacang hijau dan kedelai), tanaman jamur-jamuran (contoh tanaman budidaya: jamur tiram, jamur kancing, jamur merang dan lainnya) dan tanaman serelia atau biji- bijian (contoh tanaman budidaya: padi, jagung, gandum dan sorgum).

Istilah budidaya berarti usaha yang dilakukan manusia yang bermanfaat dan membrikan hasil sedangkan pengertian budidaya tanaman adalah

(33)

serangkaian kegiatan usaha manusia untuk mnegembangkan dan memanfaatkan sumberdaya alam nabati dengan berbagai cara, modal, dan teknologi untuk menghasilkan berbagai komoditas tanaman seperti bahan pangan dan produk argoindustri lainnya untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih baik.

Budidaya dapat diterapkan pada tanaman pangan, perkebunan, holticultura, tanaman hias dan lain sebagainya.

Manfaat budidaya jamur yang paling utama adalah agar produksi jamur lebih meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas seperti jamur yang lebih besar, lebih berat lebih manis, tidak mudah rusak dan lain-lainnya.

Misalkan budidaya tanaman jamur tiram untuk menghasilkan jamur tiram yang lebih banyak dan lebih tahan lama.

Tidak semua kegiatan bercocok tanam dapat dikatakan budidaya tanaman, suatu kegiatan dapat dikatan budidaya tanaman jika komoditi yang dilibatkan dalam jumlah volume yang besar dan proses produksinya relative beresiko tinggi.

Dalam budi daya tanaman jamur setidaknya ada tiga kegiatan pokok yang dilakukan yaitu pengolahan media tanam sebagai lahan pertanian, pemeliharaan jamur dengan berbagai cara, system atau teknologi untuk mendapatkan hasil maksimal, serta menetap atau tidak berpindah-pindah tempat. Teknologi yang digunakan dalam budidaya tnaan tergantung pengetahuan yang dimiliki manusia pada masa itu. Semakin berkembang peradaban dan semakain canggih teknologi tentu teknik budidaya tanaman jamur semakin meningkat serta lebih efektif dann efisien

D. Konsep Keterampilan

(34)

1. Pengertian keterampilan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata keterampilan berasal dari kata tempil yang mengandung arti cakap dalam menyelesaikan tugas mampu dan cektan. Keteampilan itu sendir mengandung arti kecakapan dalam menyelesaikan tugas.

Keterampilan merupakan pelajaran yang berisi kemampuan konseptual, apresiatif dan keratif produktif dalam menghasilkan benda produk kerajinan dan produk teknologi yang memberikan penekanan pada penciptaan benda-benda fungsional dari karya kerajinan karya teknologi sederhana, yang bertumpu pada keterampilan tangan. Untuk memperoleh keberhasilan peserta didik yang optimal dalam pembelajaran maka salahsatu upaya yang penting adalah melatih keterampilan proses. Dengan melatih keterampilan proses peserta didik akan lebih mudah mengusai dan menghayati materi pembelajaran, karena peserta didik secara langsung mengalami peristiwa pembelajaran tersebut.

Pekerjaan sosial dan praktisi perubahan sosial memahami bahwa keterampilan (skill) adalah sebuah kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik. Karena itu keteampilan dan keahlian berkembang secara terus menerus dan mengalami pengulangan. Skill adalah kempuan tentang bagaimana dan apa saja yang di kerjakan. Sekil memerlukan perhatian yang sangat serius dari peserta didik, akan tetapi (menlihat) sendiri secara langsung merupakan hal yang lebih penting.

Menurut Yudha dan Rudhyanto (2005:7) Menafsirkan keterampilan sebagai kemampuan anak dalam melakukan berbagai aktifitas seperti motorik,

(35)

bahasa, sosial-emosional, kognitif dan afektif. Keterampilan yang dipelajari dengan baik akan menjadi kebiasaan. Terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara keterampilan dengan perkembangan kemampuan seluruh anak. Keterampilan anak tidak akan berkembang tanpa adanya kematangan.

Gordon (1994:55) keterampilan merupakan sebuah kemampuan dalam mengoperasikan pekerjaan secara lebih mudah dan tepat. Definisi keterampilan menurut Gordon ini cenderung mengarah kepada aktifitas psikomotor. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995:1043) menyebutkan keterampilan adalah kesanggupan pemakai bahasa untuk menanggapi secara betul stimulus lisan atau tulisan, menggunakan kosa kata secara tepat, menerjemakan dari satu bahasa kebahasa lain. Dunnette (1976:33) mengartikan keterampilan sebagai kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan beberapa tugas yang meruapakan pengembangan dari hasil traning dan pengalaman yang didapat.

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan seseorang dapat dilatih sehingga seseorang tersebut dapat terampil dalam melaksanakan berbagai tugasnya. Keteranpilan harus diasah dan dilatih sedemikian rupa dan tidak bisa hanya didapatkan melalui pendidikan formal melalui lisan tanpa latihan.

2. Kategori Keterampilan

Menurut Robbins (2000: 494-495) membagi keterampilan menjadi empat kategori yaitu: 1) Basic Literacy Skill yaitu keahlian dasar yang sudah pasti harus dimiliki oleh setiap orang seperti membaca, menulis, berhitung.

Serta mendengarkan, 2) Technical Skill : Keahlian secara teknis yang didapat melalui pembelajaran dalam bidang teknik seperti mengoperasikan komputer

(36)

dan alat digital lainya, 3) Inetrpersonal Skill : Keahlian setiap orang dalam melakukan komunikasi satu sama lain seperti mendengarkanseseorang, memberi pendapatdan bekerja secara tim, dan 4) Problem Solving: Keahlian seseorang dalam memcahkan masalah dengan menggunakan logikanya.

3. Jenis-jenis Ketereampilan

Tipe-tipe dasar keterampilan menurut RobertL. Katz dalam Ulber Silalahi (2002:56) adalah sebagai berikut:

a. Keterampila Teknik (technical skill)

Keterampilan teknik merupakan kompetensi spesifik untuk melaksanakan tugas atau kemampuan menggunakan teknik-teknik, alat-alat, prosedur dan pengetahuan tentang lapanagn yang dispesialisasi secara benar dan tepat dalampelaksanaan tugasnya.

b. Keterampilan Administratif

Keterampilan administratif adalah kemampuan untuk mengurus, mengatur, dan mencatat informasi tentang pelaksaan dan hasil yang dicapai serta berbagai hambatan-hambatan yang dialami maupun kemampuan mengikuti kebijakan dan prosedur.

c. Keterampilan Hubungan Manusia

Keterampilan hubungan manusia merupakan kemampuan untuk memahami dan memotivasi orang lain, sebagai individu atau dalam kelompok. Kemampuan ini berhubungan dengan kemampuan menyeleksi pegawai, menciptakan dan membina hubungan yang baik, memahami orang lain, memberi motivasi dan bimbingan, dan mempengaruhi para pekerja baik secara individual maupun kelompok.

d. Keterampilan Konseptual

(37)

Keterampilan konseptual adalah kemampuan mengkoordinasikan dan mengatasi semua kepentingan dan aktivitas organisasi atau kemampuan mental mendapatkan, menganalisis dan interpretasi informasi yang diterima dari berbagai sumber. Ini mencakup kemampuan melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan, memahami bagaimana bagian-bagian bergantung pada yang lain dan mengantisipasi bagaimanan suatu perubahan dalam tiap bagian akan mempengaruhi keseluruhan. Kemampuan melihat gambaran keorganisasian secara keseluruhan dengan pengintergrasian dan pengkoordinasian sejumlah besar aktivitas keterampilan konseptual.

E. Konsep Kewirausahaan 1. Pengertian Kewirausahaan

Menurut Drucker (dalam Mustofa Kamil 2010:118) mengemukakan bahwa kewirausahaan adalah “ability to create the ner and diferent” , suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sering kewirausahaan diartikan yang sama dengan enterpreneurship dalam bidang usaha.

Bygrave (1994:1) seperti dikutip Alma (dalam Kamil 2010:118) mengertikan enterepreneur “....as the person who destroyes the existing economic orderby introducing new products and services,by creating new forms of organization or by exploiting new rawmaterial”. Pada intinya enterepreneur atau kewirausahaan diartikan sebagai orang yang mengerti tatanan ekonomi dengan mengenal hasil dan layanan, menciptakan bentuk organisasi baru atau menggali bahan-bahan menah yang baru. Hal ini berarti kewirausahaan menyangkut upaya seseorang unutuk memperbaiki ekonomi melalui pengenalan

(38)

produk, pengelolaan dan penggalian sumber-sumber baru untuk keperluan ekonomi.

Wirakusumo (dalam Mustofa Kamil 2010:118) menyatakan dengan tegas bahwa “the bone of economy”, yaitu pengendali perekonomian suatu bangsa”. Secara epistemologis kewirausahaan merupakan suatu nilai yang diperlukan untuk menilai suatu usaha proses dalam mengerjakan suatu yang baru (creative) dan sesuatu yang berbeda (innovative).

Bisa disimpulkan dari beberapa pendapat para ahli di atas, bahwa kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dalam bidang usaha melalui pengenalan produk, pengelolaan dan penilaian sumber-sumber baru untuk keperluan ekonomi.

2. Tujuan Dan Manfaat Kewirausahaan

Dari beberapa pengertian kewirausahaan diatas, maka dapat diperoleh gamabar dari tujuan kewirausahaan yang sederhana samapai yang lengkap.

Tujuan-tujuan tersebut antara lain sebagai berikut:

a) mewujudkan gagasan inovatif dari seseorang dalam bidang usaha.

b) Menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dalam bidang usaha.

c) Mengganti tatanan ekonomi dengan mengenalkan produk layanan, penciptaan pengelolaan dan mengganti bahan-bahan mentah baru dalam usaha.

d) Suatu proses untuk mengerjakan suatu yang baru.

e) Menciptakan inovasi dan kreatifitas untuk memecahkan masalah-masalah dalam bidang usaha.

f) Mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan masalah dan memanfaatkan peluang dalam bidang usaha.

(39)

g) Menemukan cara-cara berfikir yang baru dan melakukannya dengan cara- cara tersebut dalam bidang usaha.

3. Sasaran Atau Pelaku Kewirausahaan

Atas dasar tujuan dan pengertian kewirausahaan yang terperinci dan luas, akan mengarahkan sasaran kewirausahaan yang luas pula yang meliputi orang, kelompok orang dan kelompok usaha secara lengkap sasaran kewirausahaan seperti disarikan oleh Alma adalah:

a) Wanita Pengusaha

Yang dimaksud adalah mereka yang menekuni bidang bisnis ini didorong oleh faktor-faktor kemampuan berprestasi, membantu ekonomi rumah tangga, dan frustasi terhadap pekerjaan sebelumnya.

b) Minoritas Pengusaha

Minoritas pengusaha adalah mereka yang berusaha menekuni kegiatan bisnis dalam kehidupan sehari-hari. Mereka berasal dari paraperantau yang usahanya semakin lama semakin maju.

c) Imgran Wirausaha

Imgran Wirausaha adalah kaum pendatang yang memasuki suatu daerah untuk memperoleh pekerjaan sehingga mereka lebih leluasa memilih pekerjaan yang bersipat informal mulai dari pedagang kecil hingga pedagang tingkat menengah.

d) Wirausaha Paruh Waktu

Wirausaha paruh waktu adalah orang-orang yang mengisi waktu luangnya dengan berbisnis agar mereka menjadi pengusahaan besar dengan tidak mengorbankan pekerjaan pokoknya.

e) Pengusaha Rumah Tangga

(40)

Yang dimaksud adalah ibu-ibu rumah tangga yang memulai kegiatan bisnisnya dari rumah tangga dan pada akhir usaha mereka semakin berkembang dan maju.

f) Wirausaha Keluarga

Wirausaha keluarga adalah sebuah keluarga yang dapat membuka berbagai jenis dan cabang usaha yang semakin lama semakin maju dan membuka cabang baru pada lokasi yang berbeda.

g) Wirausaha Pemula

Wirausaha pemula adalah usaha seseorang untuk menciptakan pembagian pekerjaan atau usaha yang didasarkan atas keahlian masing-masing dan sekaligus menjadi penggung jawab dan usaha tersebut (Kamil 2010:121).

4. Karakteristik Kewirausaahaan

Kewirausahaan merupakan kegiatan yang menuntun karakteristik tertentu dari pelakunya dan kegiatan untuk melakukan usaha usaha tersebut.

Maka karakteristik wirausaha adalah:

a) Keterampilan mengambil keputusan dan mengambil resiko yang moderat dan bukan atas dasar kebutuhan belaka.

b) Bersifat energetik, khususnya dalam bentuk berbagai kegiatan inovatif.

c) Tanggung jawab individu.

d) Mengetahui hasil-hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya dengan tolak ukur satuan uang sebagai indikator keberahasilan.

e) Mampu mengatisipasi berbagai kemungkinan di masa datang.

f) Memiliki kemampuan berorganisasi, yaitu seseorang wirausaha memiliki kemampuan keterampilan, kepemimpinan dan manajerial.

(41)

g) Memiliki visi ke depan dan mampu membuat perubahan-perubahan untuk kemajuan organisasi.

h) Memiliki sifat kompetitif dan keberanian yang tinggi.

F. Budidaya Jamur Tiram sebagai Bekal Program Pendidikan Non Formal

1. Pengertian Pendidikan Non Formal

Pendapat para pakar pendidikan non formal mengenai definisi pendidikan non formal cukup bervariasi. Philip H. Coombs berpendapat bahwa pendidikan non formal adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan diluar system formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajar (Soelaman Joesoe,1992: 50).

Menurut Soelaman Joesoef, pendidikan non formal adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan tingkat usia dan kebutuhan hidup, dengan jutuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efesien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya (Soelaman Joesoe,1992: 50).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan non formal adalah pendidikan kegiatan belajar mengajar yang diadakan di luar sekolah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan peserta didik tertentu untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, latihan, dan bimbingan sehingga

(42)

mampu bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan negara.

Pendidikan non formal sudah ada sejak dulu dan menyatu di dalam kehidupan masyarakat lebih tua dari pada keberadaan pendidikan sekolah. Para Nabi dan Rasul yang melakukan perubahan mendasar terhadap kepercayaan, cara berfikir, sopan santun dan cara-cara hidup di dalam menikmati kehidupan dunia ini, berdasarkan sejarah, usaha atau gerakan yang dilakukan bergerak di dalam jalur pendidikan non formal sebelum lahirnya pendidikan sekolah. Gerakan atau dahwah nabi dan Rosul begitu besar porsinya pembinaan yang ditujukan pada orang-orang dewasa dan pemuda. Para Nabi dan Rosul berurusan dengan pendidikan dan pembangunan masyarakat melalui pembinaan orang dewasa dan pemuda yang berlangsungnya diluar system persekolahan (Sanapiah Faisal, 1981: 70).

2. Tujuan Pendidikan Non formal

Ditinjau dari faktor tujuan belajar/pendidikan, pendidikan non formal bertanggung jawab menggapai dan memenuhi tujuan-tujuan yang sangat luas jenis, level, maupun cakupannya. Dalam kapasitas inilah muncul pendidikan non formal yang bersifat multi purpose. Ada tujuan-tujuan pendidikan non formal yang terfokus pada pemenuhan kebutuhan belajar tingkat dasar (basic education) semacam pendidikan keaksaraan, pengetahuan alam, keterampilan vokasional, pengetahuan gizi dan kesehatan, sikap sosial berkeluarga dan hidup bermasyarakat, pengetahuan umum dan kewarganegaraan, serta citra diri dan nilai hidup.

Ada juga tujuan belajar di jalur pendidikan non formal yang ditujukan untuk kepentingan pendidikan kelanjutan setelah terpenuhinnya

(43)

pendidikan tingkat dasar, serta pendidikan perluasan dan pendidikan nilai-nilai hidup. Contoh program pendidikan non formal yang ditujukan untuk mendapatkan dan memaknai nilai-nilai hidup misalnya pengajian, sekolah minggu, berbagai latihan kejiwaan, meditasi, “manajemen kolbu”, latihan pencarian makna hidup, kelompok hoby, pendidikan kesenian, dan sebagainya.

Dengan program pendidikan ini hidup manusia berusaha diisi dengan nilai- nilai keagamaan, keindahan, etika dan makna (Ishak Abdulhak, Ugi Suprayogi, 2012: 44).

3. Tinjauan Pembudidayaan Jamur a. Pengertian Jamur

Jamur merupakan tanaman yang berinti, berspora, tidak berklorofil berupa sel atau benang-benang bercabang. Karena tidak berklorofil, kehidupan jamur dengan cara mengambil zat-zat makanan sepert selulosa, glukosa, lignin, protein san senyawa pati yang sudah dibuat oleh organisme lain yang telah mati. Dengan bantuan enzim yang di produksi oleh hifa (bagian jamur yang bentuknya sperti benang halus, panjang, dan kadang bercabang), bahan makanan tersebut diuraikan menjadi senyawa yang dapat diserap untuk pertumbuhan. Oleh karena itu jamur digolongkan sebagai tanaman heterotrofik, yaitu tanaman yang kehidupannya tergantung pada organisme lain.

Di seluruh dunia ada ribuan spesies jamur yang tersebar oleh wilayah subtropis yang cenderung dingin sampai kawasan tropis yang hangat.

Dari ribuan jenis tersebut ada jamur yang merugikan dan ada pula yang menguntungkan. Jamur yang merugikan adalah berbagai jenis jamur (fungi) penyebab penyakit pada manusia dan tanaman, misalnya menyebabkan

(44)

keracunan saat dikonsumsi, menjadi sumber penyakit kulit seperti panu, kadas dan kurap atau jamur yang meyebabkan cepat lapuk pada tanaman.

Sedangkan jamur yang menguntungkan adalah berbagai jenis jamur yang yang bermanfaat bagi kehidupan dunia, misalnya untuk menghancurkan sampah organik, menghasilkan antibiotik untuk obat, atau jamur yang bermanfaat dalam pembuatan tempe, oncom, dan alkohol. Termasuk jenis yang menguntungkan adalah jamur konsumsi, yaitu jamur yang dapat dimakan tanpa menimbulkan efek racun. Jenisnya antara lain jamur kuping, tiram, merang, shiitake, champignon, dan jamur barat.

Namun dalam pembahasan nanti lebih pada penelitian pembudidayaan jamur tiram. Di samping mudah perawatannya tetapi juga memiliki nilai jual yang tinggi. Jamur tiram bila kita budidayakan akan mendapat manfaat berganda. Selain rasanya lezat mengandung gizi yang cukup besar manfaatnya bagi kesehatan manusia sehingga jamur tiram dapat dianjurkan sebagai bahan makanan bergizi tinggi dalam menu sehari- hari.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pakar jamur di departemen sains kementerian industri thailand bebarapa zat yang terkandung dalam jamur tiram atau oyster mushroom adalah protein 5,94%; karbohidrat 50,59%; serat 1,56%; lemak 0,17% dan abu 1,14%. Selain kandungan ini, dalam setiap 100 gr jamur tiram segar ternyata juga mengandung 45,65 kalori; 8,9 mg kalsium: 1,9 mg besi; 17,0 mg fosfor; 0,15 mg vitamin B,75 mg vitamin B2 dan 12,40 mg vitamin C.

Dari hasil penelitian kedokteran secara klinis, para ilmuwan mengemukakan bahwa kandungan senyawa kimia khas jamur tiram berkhasiat mengobati berbagai penyakit manusia seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kelebihan kolesterol, anemia, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan polio dan

(45)

influenza serta kekurangan gizi.

Secara sosial budaya, jamur tiram, merupakan bahan pangan bergizi, berkhasiat obat yang lebih murah dibandingkon obat modern. Secara ekonomis merupakan komoditas yang tinggi harganya dan dapat meningkatkan pendapatan petani serta dapat dijadikan makanan olahan untuk konsumsi dalam upaya peningkatan gizi masyarakat.

Hal tersebut yang membuat pemuda yang tergabung di karang taruna Desa Cikeusal, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Provinsi Propinsi Banten membudidayakan jamur tiram. Di samping perawatan yang mudah, banyak diminati masyarakat dan meningkatkan pendapatan/ taraf hidup para pemuda disekitar. Namun juga dapat membuka peluang usaha, yang apabila dikembangkan akan menghasilkan keuntungan yang besar khususnya untuk peningkatan taraf hidup pemuda itu sendiri. Karena dengan mengembangkan potensi yang ada pada pemuda dan melihat peluang usaha maka angka pengangguran juga akan berkurang. Dengan memberdayakan pemuda sebagai generasi penerus bangsa yang kreatif dan inisiatif serta dengan melihat peluang yang ada dan potensi yang dimiliki, maka pemuda di Desa Cikeusal tersebut dapat menciptakan peluang usaha melalui budidaya jamur tiram yang sekarang banyak diminati oleh masyarakat. Diharapkan dari peran pemuda ini, sehingga angka pengangguran desa tersebut akan berkurang. Di samping itu belum ada home industry atau pengusaha kecil yang membudidayakan jamur tiram di Desa Cikeusal. Sehingga menambah potensi akan berkembangnya budidaya jamur tiram di Desa Cikeusal . Pemuda sebagai generasi penerus yang masih produktif dengan semangat, kreatifitas dan inisiatif yang tinggi maka perlu kita berdayakan untuk meningkatkan

(46)

kesejahteraan individu, masyarakat dan Negara.

b. Nilai Gizi Jamur Tiram

Walaupun rasanya hampir menyamai kelezatan daging, kandungan lemak jamur lebih rendah sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi. Jamur mengubah selulosa menjadi polisakrida yang bebas kolesterol sehingga orang yang mengkonsumsinya terhindar dari resiko terkena stroke. Selain itu, kandungan protein jamur juga lebih tinggi dibandingkan dengan bahan makanan lain yang juga berasal dari tanaman. (Siswano, 2003 : 5). Gizi lain yang terkandung dalam jamur antara lain karbohidrat, berbagai mineral seperti kalsium, fosfor, dan besi, serta vitamin B, Bdan C. Berikut ini tabel yang menunjukkan besarnya kandungan gizi beberapa jenis jamur konsumsi dibandingkan dengan b

Tabel 2.1. Perbandingan Kandungan Gizi Jamur dan Bahan Makanan Lain (dalam %)

Bahan Makanan Protein Lemak Karboidrat

Jamur Merang 1,8 0,3 4

Jamur Tiram 27 1,6 58

Jamur Kuping 8,4 0,5 82,8

Daging Sapi 2,1 5,5 0,5

Bayam - 2,2 1,7

Kentang 2 - 20,9

Kubis 1,5 0,1 4,2

Seledri - 1,3 0,2

Buncis - 2,4 0,2

(Di olah dari berbagai sumber Parjimo dan Andoko, 2007: 4)

Nama jamur tiram (Pleurotus sp.) diberikan karena bentuk tudung jamur ini agak membulat, lonjong, dan melengkung menyerupai cangkang tiram. Permukaan tudung jamur tiram licin agak berminyak jika lembab, dan tepiannya bergelombang. Pembudidayaan Jamur Tiram Tempat tumbuh jamur tiram termasuk dalam jenis jamur kayu yang dapat tumbuh baik pada kayu

(47)

lapuk dan mengambil bahan organik yang ada didalamnya. Untuk membudidayakan jamur jenis ini dapat menggunakan kayu atau serbuk gergaji sebagai media tanamnya. Serbuk kayu yang baik untuk dibuat sebagai bahan media tanam adalah dari jenis kayu yang keras sebab kayu yang keras banyak mengandung selulosa yang merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur dalam jumlah banyak di samping itu kayu yang keras membuat media tanaman tidak cepat habis.

Kayu atau serbuk kayu yang berasal dari kayu berdaun lebar komposisi bahan kimianya lebih baik dibandingkan dengan kayu berdaun sempit atau berdaun jarum dan yang tidak mengandung getah, sebab getah pada tanaman dapat menjadi zat ekstraktif yang menghambat pertumbuhan misellium. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan serbuk kayu sebagai bahan baku media tanam adalah dalam hal kebersihan dan kekeringan, selain itu serbuk kayu yang digunakan ticlak busuk dan tidak ditumbuhi jarnur jenis lain. Untuk meningkatkan produksi jamur tiram, maka dalam campuran bahan media tumbuh selain serbuk gergaji sebagai bahan utama, perlu bahan tambahan berupa bekatul dan tepung jagung.

Dalam hal ini harus dipilih bekatul dan tepung jagung yang mutunya baik, masih baru sebab jika sudah lama disimpan kemungkinan telah menggumpal atau telah mengalami fermentasi serta tidak tercampur dengan bahan-bahan lain yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur.

Kegunaan penambahan bekatul dan tepung jagung merupakan sumber karbohidrat, lemak dan protein.

Marliana (2001: 69) mengatakatan disamping itu perlu ditambahkan bahan-bahan lain seperti kapur (calsium carbonat) sebagai

(48)

sumber mineral dan pengatur pH meter. Media yang terbuat dari campuran bahan-bahan tersebut perlu diatur kadar airnya. Kadar air diatur 60 - 65 % dengan menambah air bersih agar misellia jamur dapat tumbuh dan menyerap makanan dari media tanam dengan baik Penambahan air yang tidak bersih dapat menyebabkan media terkontaminasi dengan mikroorganisme. Yang perlu diperhatikan dalam pembudidayaan jamur antara lain :

c. Tingkat keasaman ( pH)

Tingkat keasaman media sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram. Apabila pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur akan terhambat. bahkan mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan mergganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri. Keasaman pH media perlu diatur antara pH 6 - 7 dengan menggunakan kapur ( Calsium carbonat ).

d. Suhu udara

Pada budidaya jamur tiran suhu udara memegang peranan yang penting untuk mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu fase inkubasi yang memerlukan suhu udara berkisar antara 22- 28° C dengan kelembabon 60-70% dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16 - 22° C.

e. Cahaya

(49)

Pertumbuhan misellium akan tumbuh dengan cepat dalam, keadaan gelap/tanpa sinar. Sebaiknya selama masa pertumbuhan misellium ditempatkan dalam ruangan yang gelap, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan adanya rangsangan sinar. Terbentuknya badan buah pada permukaan media mulai mendapat sinar dengan penyinaran 60-70 %.

Jamur tiram atau jamur tiram putih adalah jamur pangan dengan tudung berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung dan berwarna putih hingga krem. Tubuh buah memiliki batang yang berada dipinggir (bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus), sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotusostreatus. Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii atau King Oyster Mushroom (Suriawiria, 2001).

Tubuh buah mempunyai tudung yang berubah dari hitam, abu- abu, coklat, hingga putih dengan permukaan yang hampir licin dengan diameter 5 - 20 cm. Tepi tudung mulus sedikit berlekuk. Spora berbentuk batang berukuran (8 - 11) (3 - 4) µm. Miselium berwarna putih dan bisa tumbuh dengan cepat.

Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang.

Pembudidayaan jamur tiram biasanya dilakukan dengan media tanam serbuk gergaji. Selain campuran pada berbagai jenis masakan, jamur tiram merupakan bahan baku obat statin. Jamur tiram diketahui membunuh dan mencerna nematoda yang kemungkinan besar dilakukan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan pada hasil pengujian statistik menggunakan aplikasi SPSS-23 dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh pendekatan PMRI

Keputusan morfologi telah dilengkapkan lagi dengan pendekatan genetik molekul menggunakan separa (490 bp) gen 16S rRNA mitokondria yang berevolusi perlahan untuk

Analisis data penelitian ini bersifat komparatif-deskriptif, yaitu membandingkan 3 (tiga) objek yang diduga memiliki persamaan dan perbedaan (Ratna, 2010: 333), yakni menguraikan

Alhamdulillah saya selaku penulis melakukan hal yang demikian dalam menyusun sebuah proposal skripsi yang berjudul “Analisis pengaruh Strategi Segmentation,

Selanjutnya didalam Keputusan LAN (Lembaga Administrasi Negara) nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah juga disebutkan

tanggal yang disahkan oleh PPK, dengan ini kami nyatakan bahwa dokumen penggunaan dana Bantuan Operasional Pendidikan tahun 2015 dalam bentuk bukti-bukti pengeluaran, SK Kepala RA

Parameter yang diamati adalah persentase tumbuh, jumlah anakan, tinggi tanaman, jumlah daun, panjang dan lebar daun serta lingkar batang pada umur empat bulan, bobot rimpang

Dengan kata lain, himpunan dalam pengertian matematika objeknya/ anggotanya harus tertentu (well defined), jika tidak ia bukan himpunan. Dengan demikian, kata