• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERDASARKAN PENGAKTIFAN SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH (PLUS) SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/ 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERDASARKAN PENGAKTIFAN SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH (PLUS) SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/ 2017"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERDASARKAN PENGAKTIFAN SISWA KELAS XI SMA

MUHAMMADIYAH (PLUS) SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/ 2017

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

Nur Laela A420130068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

(2)

i

(3)

ii

(4)

iii

(5)

1

PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERDASARKAN PENGAKTIFAN SISWA KELAS XI SMA

MUHAMMADIYAH (PLUS) SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/ 2017

Abstrak

Lembar Kerja Siswa (LKS) memiliki peran yang penting dalam berlangsungnya proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan LKS Biologi SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga terhadap tingkat pengaktifan siswa. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah populasi sampling. Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) biologi yang digunakan SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga belum mampu meningkatkan pengaktifan siswa kelas XI SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga pada lembar kerja siswa materi sel, sistem gerak pada manusia, sistem peredaran darah pada manusia dan hewan pada lembar kerja siswa semester ganjil dan semester genap tingkat pengaktifan petunjuk kegiatan rendah pada materi sistem pencernaan manusia dan hewan, sistem pernafasan manusia dan hewan, sistem ekskresi manusia dan hewan, sistem regulasi manusia, dan sistem kekebalan tubuh manusia.

Penilaian pengaktifan siswa berdasarkan petunjuk kegiatan bernilai sedang pada lembar kerja siswa materi jaringan tumbuhan dan hewan pada semester ganjil dan materi sistem reproduksi manusia pada semester genap.

Kata kunci : Lembar Kerja Siswa, Pengaktifan Abstrack

Student’s worksheet has an important role in learning process. The purpose of this research is to know the use of Biology students’ worksheet for Muhammadiyah Senior High School (Plus) of Salatiga toward the level of students’ activation. Type of this research is descriptive qualitative. Sample collecting technique in this research using Sampling Population. The result data analysis and discussion have a result as follow Biology students’

worksheet are used by Muhammadiyah Senior High School (Plus) of Salatiga had not improved yet to students activation for XI Grade Muhammadiyah Senior High School (Plus) of Salatiga on Student’s worksheet in bloody cell material, motion human system, blood circulation human and animal system,breathing Human and animal system, regulation human system and immune human system. Activation students’ assessment based on activity’s instruction in medium valuation on plant and animal sissue material’s Student’s worksheet (LKS) in odd semester and reproduction human system material in even semester.

Keyword: Student’s Worksheet, activation

(6)

2

1. PENDAHULUAN

Pembelajaran biologi yaitu pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Interaksi pembelajaran biologi antara guru dan siswa memerlukan suatu sumber belajar yang digunakan untuk membantu pemecahan masalah dalam pembelajaran biologi. Sumber belajar yang baik harus bisa merangsang pembelajar untuk mengingat apa yang sudah dipelajari, mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk selalu memperhatikan materi yang sedang disampaikan oleh guru sehingga terjadi suatu pembelajaran yang interatif. Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran biologi adalah lembar kerja siswa (LKS).

Lembar kerja siswa (LKS) adalah sumber belajar yang dapat digunakan sebagai penunjang yang dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi yang harus dikuasai. Lembar kerja siswa merupakan alat bantu untuk menyampaikan pesan kepada siswa yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Fungsi LKS menurut Djamarah dan Zain (2010) sebagai alat bantu untuk mewujudkan belajar mengajar yang efektif, alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya menarik perhatian siswa, mengajak siswa melakukan kegiatan belajar sehingga menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa yang akan aktif mencari dan menemukan sendiri jawaban permasalahan sedangkan guru hanya sebagai motifator dan fasilitator.

Lembar kerja siswa (LKS) diharapkan dapat meningkatkan indeks pengaktifan pada siswa. Pengaktifan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) berarti proses atau cara atau kegiatan yang dapat menjadikan aktif.

Pengaktifan siswa adalah salah satu kegiatan yang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran, memberikan

kesempatan kepada siswa untuk ikut serta dalam pembuatan keputusan yang

(7)

3

penting dalam proses pembelajaran, mengajak siswa untuk banyak berinteraksi dengan siswa yang lain dan siswa berpartisipasi dalam penetapan tujuan pembelajaran. Pemenuhan aspek diharapkan prestasi belajar menjadi lebih baik dan siswa menjadi memiliki nilai karakter yang khas yang membedakan individu satu dengan individu yang lain (Yamin, 2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Nadlah (2012) dari hasil penelitiannya didapatkan bahwa deskripsi data tingkat pengaktifan siswa pada LKS dibagi menjadi 3 katagori, yaitu tingkat pengaktifan siswa pada petunjuk kegiatan, gambar, dan latihan soal. Selain memuat materi pembelajaran LKS juga memuat petunjuk kegiatan yang bertujuan untuk memudahkan siswa memahami materi yang dipelajarinya. Penelitian yang dilakukan Anggraini (2006) dari hasil penelitiannya didapatkan hasil bahwa LKS memiliki tingkat pengaktifan siswa sedang pada kategori petunjuk kegiatan dan gambar, tetapi masih rendah pada,kategori soal-soal latihannya, serta jenjang soal yang tidak proporsional. Adapun saran yang bisa diberikan yaitu, adanya perbaikan pada isi LKS, terutama yang menyangkut aspek pengaktifan siswa.

Mengingat pentingnya peran LKS dalam berlangsungnya proses

pembelajaran, maka menjadi penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana

tingkat efektivitas lembar kerja siswa (LKS) sebagai salah satu sumber

belajar yang digunakan dalam pembelajaran. Frekuensi penggunaan LKS

yang cukup tinggi dalam setiap pembelajaran harus diimbangi dengan

kualitas atau mutu LKS yang tinggi pula. Jika LKS yang digunakan adalah

LKS yang bermutu rendah, tentu sangat merugikan penggunanya, baik siswa

maupun guru.

(8)

4

2. METODE

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2017 – Juni 2017 di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Teknik penggumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi.

Data yang sudah terkumpul kemudian ditabulasikan dan dideskripsikan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan siswa SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga untuk kelas XI mencakup dua LKS. Lembar Kerja Siswa yang digunakan untuk semester ganjil dan Lembar kerja siswa yang digunakan untuk semester genap. Lembar kerja siswa yang digunakan untuk semester ganjil meliputi empat bab yaitu bab pertama membahas mengenai sel, bab ke dua membahas mengenai jaringan tumbuhan dan hewan, bab tiga membahas mengani sistem gerak pada manusia dan bab terakhir membahas mengenai sistem peredaran darah pada manusia dan hewan.

Lembar kerja siswa yang digunakan untuk semester genap meliputi enam bab yaitu bab satu membahas mengenai sistem pencernaan manusia dan hewan, bab ke dua mengenai sistem pernafasan manusia dan hewan, bab ke tiga membahas sistem ekskresi manusia dan hewan, bab selanjutnya sistem regulasi manusia, bab ke lima mengenai sistem reproduksi manusia dan bab terakhir pada lembar kerja siswa semester genap membahas mengenai sistem kekebalan tubuh manusia. Lembar Kerja Siswa (LKS) tersebut kemudian akan dianalisis untuk mengungkap isi LKS yang terdiri dari tingkat pengaktifan siswa.

Hasil perhitungan kemudian kemudian dianalisis berdasarkan kriteria apabila skor mulai dari 1,51 atau lebih besar dari 1,51 maka termasuk katagori tinggi. Apabila skor berada pada nilai 0,41 – 1,50 maka termasuk dalam katagori sedang dan apabila skor yang diperoleh berada pada nilai 0,00 – 0,40 maka termasuk dalam katagori rendah Widodo dalam Nadlah (2012).

Penilaian pengaktifan siswa pada katagori penilaian petunjuk kegiatan dapat

dilihat pada tabel 1 berikut :

(9)

5

Tabel 1.

Rekapitulasi Data Tingkat Pengaktifan Siswa Berdasarkan Penilaian Petunjuk Kegiatan LKS Siswa Kelas XI yang digunakan SMA Muhammadiyah ( Plus) Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017

No LKS Judul Materi Nilai Keterangan

1. Ganjil Sel 0,37 Rendah

Jaringan Tumbuhan dan Hewan 0,41 Sedang Sistem Gerak pada Manusia 0,34 Rendah Sistem Peredaran Darah pada

Manusia dan Hewan

0,16 Rendah 2 Genap Sistem Pencernaan Manusia dan

Hewan

0,00 Rendah Sistem Pernapasan Manusia dan

Hewan

0,25 Rendah Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan 0,37 Rendah Sistem Regulasi Manusia 0,37 Rendah Sistem Reproduksi Manusia 0.50 Sedang Sistem Kekebalan Tubuh Manusia 0,37 Rendah

X

0,31 Rendah

Petunjuk kegiatan adalah bagian yang sangat penting dari LKS karena fungsinya untuk memandu siswa dalam melakukan kegiatan atau percobaan.

Karena kegunaan LKS menurut Widati dalam Kustati (2004) adalah sebagai alternatif bagi guru untuk mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai variasi kegiatan belajar mengajar. Sehingga petunjuk kegiatan yang ada diharapkan menjadi sarana untuk mengaktifkan siswa dalam kegitan pembelajaran.

Petunjuk kegiatan di dalamnya juga terdapat beberapa pertanyaan untuk memahamkan konsep – konsep bagi siswa setelah melakukan kegiatan.

Petunjuk kegiatan bagi siswa yang sesuai termasuk dalam katagori pengaktifan siswa adalah petunjuk kegiatan yang didalamnya memenuhi prinsip pengaktifan siswa berupa kegiatan yang meminta siswa untuk melakukan percobaan, atau rancanagn eksperimen yang sudah ditentukan, menyajikan data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan di depan kelas.

Kegiatan ini juga termasuk dalam prinsip pengaktifan siswa berupa prinsip

motivasi, prinsip konteks, prinsip sosialisasi, prinsip belajar sambil bekerja,

dan prinsip menemukan.

(10)

6

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa penilaian petunjuk kegiatan memiliki nilai jika dirata – rata maka nilainya adalah rendah. Hal ini kurang sesuai tujuan proses pembelajaran yaitu untuk mengajak peserta didik menjadi pembelajar yang aktif. Rendahnya nilai petunjuk kegiatan yang mengaktifkan siswa ini disebabkan oleh kurang terpenuhinya prinsip pengaktifan siswa berupa kegiatan yang meminta siswa untuk melakukan percobaan, atau rancanagan eksperimen yang sudah ditentukan, menyajikan data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan di depan kelas. Beberapa prinsip lain yang harus diperhatikan untuk meningkatakan tingkat pengaktifan petunjuk kegiatan adalah prinsip motivasi, prinsip konteks, prinsip sosialisasi, prinsip belajar sambil bekerja, dan prinsip menemukan.

Prinsip motivasi yaitu berperan sebagai pendorong agar motif yang positif pada diri siswa bisa dibangkitkan. Petunjuk kegiatan yang ada harus dapat menjadi pendorong atau motivator bagi siswa karena memberi tantangan tersendiri bagi siswa untuk melakukan sebuah kegiatan atau percobaan, walaupun dengan rancangan instrument yang sudah ditentukan. Tantangan yang ada secara tidak langsung akan memotivasi siswa untuk mendapatkan pengalaman dan menemukan pengetahuannya sendiri.

Prinsip konteks yaitu mampu menyelidiki pengetahuan, perasaan,

ketrampilan, sikap dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Petunjuk

kegiatan yang ada dalam LKS harus memenuhi prinsip konteks karena dengan

siswa melakukan kegiatan atau percobaan maka guru dapat menyelidiki sikap,

ketrampilan, pengetahuan yang dimiliki siswa. Prinsip sosialisasi juga harus

ada dalam petunjuk kegiatan yaitu melatih siswa untuk bekerjasama dengan

rekannya, petunjuk kegiatan harus memenuhi prinsip sosialisasi karena

percobaan atau kegiatan yang dilakukan dengan kelompoknya tidak secara

individu. Hal ini secara tidak langsung mengajak siswa agar dapat

bersosialisasi dengan orang lain, bagaimana mereka menyampaikan pendapat,

bagaimana mereka menghargai pendapat orang lain, bagaimana mereka

(11)

7

berdiskusi untuk menemukan solusi dan saling melengkapi dengan kekurangan dan kelebihannya masing – masing.

Prinsip belajar sambil bekerja juga harus ada dalam petunjuk kegiatan yaitu berfungsi untuk menyalurkan dan melatih kemampuan bekerja siswa.

Petunjuk kegiatan harus secara tidak langsung mengajak siswa untuk terampil melakukan suatu percobaan dengan penuh ketelitian dan ketekunan. Prinsip menemukan yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari dan menemukan getaran pikiran, perasaan sehingga siswa dapat mengolah pengalaman belajarnya. Petunjuk kegiatan mengarahkan siswa untuk melakukan penyelidikan yang akan menghasilkan sebuah pengetahuan baru bagi siswa dengan usaha yang mereka lakukan sendiri.

Ukuran ideal sebuah LKS yang mengaktifkan siswa hendaknya dalam petunjuk kegiatan hanya berisi arahan secara umum mengenai kegiatan yang akan dilakukan, tidak perlu sampai menerangkan langkahnya secara rinci.

Dengan petunjuk kegiatan yang seperti ini diharapkan siswa dapat melakukan rancangan bagi eksperimen mereka sendiri sesuai kreatifitas mereka dan guru hanya sebagi pengarah dan pemberi masukan apabila ada kekeliruan dan membantu siswa apabila mengalami kesulitan. Setelah itu siswa diminta untuk mengolah data yang mereka dapat dan mempresentasikannya di depan kelas.

Secara umum LKS yang digunakan SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga

belum memenuhi prinsip pengaktifan siswa pada petunjuk kegiatan. Sehingga

dapat menjadi perhatian bagi guru untuk memilih lembar kerja siswa yang

mampu mengajak siswa menjadi aktif sehingga tujuan pembelajaran dapat

terpenuhi.

(12)

8

4. PENUTUP

Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) biologi yang digunakan SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga belum mampu meningkatkan pengaktifan siswa kelas XI SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga pada lembar kerja siswa materi sel, sistem gerak pada manusia, sistem peredaran darah pada manusia dan hewan pada lembar kerja siswa semester ganjil dan semester genap tingkat pengaktifan petunjuk kegiatan rendah pada materi sistem pencernaan manusia dan hewan, sistem pernafasan manusia dan hewan, sistem ekskresi manusia dan hewan, sistem regulasi manusia, dan sistem kekebalan tubuh manusia. Penilaian pengaktifan siswa berdasarkan petunjuk kegiatan bernilai sedang pada lembar kerja siswa materi jaringan tumbuhan dan hewan pada semester ganjil dan materi sistem reproduksi manusia pada semester genap.

PERSANTUNAN

Terimakasih kepada kedua orang tua, dosen pembimbing, dosen FKIP biologi dan teman – teman semuanya yang telah memberi dukungan, bantuan, motivasi serta doa untuk penelitian skripsi dan penulisan artikel ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Y. 2006. Analisis LKS Biologi SMP Kelas VII Semester I yang digunakan SMP Negeri di Kota Semarang Tahun Pembelajaran 2005/2006 . Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Djamarah, Syaiful Bahri &Aswan, Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Nandlah, Izzun. 2012. Analisis Lembar Kerja Siswa (LKS) Biologi Karya

MGMP SMP di kota Semarang yang digunakan siswa Kelas VII

(13)

9

Semester Gasal 2010/ 2011. Jurnal phenomenom. Vol 2. No 1. Juli 2012 hal 183.

Riyadi, Ahcmad; Apriliani, Fitria dan Yuwono, Susatyo. 2013. Macam Karakter yang Menunjang Kebahagiaan pada Anak. Prosiding Seminar Nasional Parenting Fakultas Psikologi 2013. Hal 426- 436. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Utami, Rizqi. 2013. Efektivitas Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Terpadu Tema Pencemaran Lingkungan terhadap Penanaman Nilai Karakter dan Pemahaman Konsep. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Widjajanti, Endang. 2008. Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Guru SMK/MAK”.

Makalah dalam Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat disampaikan di Ruang Sidang Kimia FMIPA UNY pada tanggal 22 Agustus 2008.

Yamin, Martinis. 2007. Kiat Pembelajaran Siswa. Jakarta : Gaung Persada

Press.

Referensi

Dokumen terkait

pembinaan bagi usaha mikro dan penataan regulasi yang mendukung pertumbuhan usaha mikro dengan melibatkan seluruh stakeholder , serta penegakan hukum dalam rangka

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i) hubungan sosial ekonomi pengamba’ dan nelayan berpola patron-klien, (ii) permodalan yang diberikan oleh pengamba’ nelayan berdampak

Hanya saja, kondisi menyayat hati yang demikian, hingga hari ini masih banyak 

Tersedia data base Pemakai (jumlah pengunjung, jumlah peminjam koleksi, jumlah koleksi perpustakaan yang dipinjam, jumlah pengguna.

Behaviour characteristic of deformation and mode of failure at coupling beams that happened is the existence of compression area at diagonal direction coming in contact with

dari garis tengah.. 3) Untuk menghitung CDG, SDG, dan strong beam.. 2) Untuk menghitung deck beam.. 2) Untuk menghitung deck beam.. Beban sisi kapal di bawah garis air muat untuk

Wrang alas terbuka terdiri dari gading-gading pada plat dasar dan gading balik pada plat alas dalam yang dihubungkan pada penumpu tengah dan plat tepi melaui

[r]