• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dinamakan virus corona atau biasa di sebut COVID 19. Virus ini yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. tersebut dinamakan virus corona atau biasa di sebut COVID 19. Virus ini yang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Indonesia saat ini sedang berada di kondisi yang tidak kondusif, sejak munculnya wabah yang sangat berbahaya pada bulan Maret lalu. Wabah tersebut dinamakan virus corona atau biasa di sebut COVID 19. Virus ini yang sedang menyerang Indonesia mengakibatkan sebagian besar perekonomian mengalami penurunan, seperti contohnya pada bidang politik, bidang ekonomi dan sosial, dan bidang pendidikan. Adanya perubahan perkembangan dalam bidang pendidikan diIndonesia menyebabkan seluruh sekolah mulai jenjang SD, SMP, SMA dan Diploma atau Sarjana melakukan pembelajaran secara online (daring). Khususnya pada pendidikan Sekolah Dasar (SD) juga mengalami pembelajaran secara online. Pada pembelajaran Sekolah Dasar yang dilakukan secara online memiliki beberapa kendala contohnya pembelajaran yang dilakukan harus menggunakan handphone, sedangkan banyak peserta didik yang tidak memiliki handphone, sehingga peserta didik menggunakan handphone orang tua mereka. Ada beberapa peserta didik yang tidak mengikuti pembelajaran dikarenakan handphone tersebut dibawa oleh orang tuanya. Contoh lainnya yaitu kurangnya pemahaman peserta didik saat pembelajaran sehingga pada saat materi yang seharusnya di jelaskan dengan bantuan media yang konkret, tetapi guru hanya menjelaskan secara teori tanpa bantuan media konkret. Kita sebagai guru harus memahami dan mengetahui perkembangan kognitif yang di miliki peserta didik.

(2)

Perkembangan kognitif adalah tahapan-tahapan perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia untuk memahami, mengolah informasi, memecahkan masalah dan mengetahui sesuatu. Tahapan-tahapan tersebut yaitu tahap sensory motorik (0–2 tahun), pra-operasional (2–7 tahun), operasional konkret (7–11 tahun) dan operasional formal (11–15 tahun). Anak menggunakan skema, asimilasi, akomodasi, organisasi dan equilibrasi agar anak menjadi lebih aktif. Pengetahuan anak terbentuk secara bertahap sejalan dengan pengalaman tentang informasi-informasi yang ditemui. Anak menjalani urutan yang sudah pasti dari tahap-tahap perkembangan kognitif (Mu’min, 2013).

Adanya tahapan-tahapan perkembangan kognitif ini akan lebih mengetahui batasan-batasan informasi atau pelajaran yang di dapat sesuai dengan tahapan usianya. Materi pelajaran disesuaikan dengan tingkatan pemahaman dan kelas peserta didik. Contohnya di kelas rendah dan kelas tinggi, materi yang diterima peserta didik semakin naik kelas maka semakin besar pula pemhaman yang di terima atau semakin bertambahnya usia maka semakin besar pula daya ingat dan pemahaman peserta didik.

Pemahaman setiap peserta didik itu berbeda-beda, ada yang pemahamannya cepat dan ada yang pemahamannya lambat, ada yang dapat berpikir secara abstrak dan ada yang tidak bisa berpikir secara abstrak. Hal tersebut dapat menyebabkan pembelajaran tidak berjalan dengan semestinya atau tidak berjalan dengan lancar. Jadi diperlukannya bantuan dari pembelajaran tersebut agar pembelajaran berjalan dengan baik. Pembelajaran yang sangat membutuhkan bantuan dalam

(3)

pembelajarannya yaitu pembelajaran matematika merupakan suatu ilmu mengenai pola yang sudah terstruktur atau teratur untuk membantu manusia dalam suatu masalah ekonomi, sosial dan alam.

Berdasarkan observasi yang di lakukan peneliti pada tanggal 03 Desember 2020 di SDN Tegalgondo bahwa pelajaran matematika sangat sulit di pahami oleh peserta didik, tidak hanya di SDN Tegalgondo di beberapa Sekolah dasar tempat saya magang salah satunya di SDN Sumbersari 02 yang peserta didiknya juga sulit pada pelajaran matematika. Dari hasil observasi peneliti di SDN Tegalgondo yaitu kurangnya pemahaman peserta didik kelas VI pada pembelajaran matematika, karena kurangnya penggunaan media. Ditambah dengan kondisi saat ini pembelajaran yang dilakukan secara online (daring) peserta didik sangat sulit untuk memahami pembelajaran. Khususnya pada materi bilangan bulat positif dan negatif, saat materi ini peserta didik kelas VI SDN Tegalgondo masih kurang memahami penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat positif dan negatif. Guru dalam penyampaian materinya menggunakan bahan ajar LKS atau Lembar Kegiatan Siswa, namun peserta didik masih belum mudah memahami materi yang telah disampaikan guru, sehingga diperlukan media sebagai penunjang pembelajaran yang dapat membantu peserta didik lebih memahami materinya. Hal ini membuat peserta didik sulit memahami materi tersebut secara abstrak, karena materi ini sangat membutuhkan media yang konkret atau nyata.

(4)

Media sangat penting dalam suatu pembelajaran khususnya matematika. Pembelajaran akan berjalan dengan baik dan mendapat hasil yang memuaskan jika disertai dengan media pembelajaran yang baik. Maka dari itu, tidak zamannya lagi jika proses pembelajaran tidak ditambah dengan media pembelajaran (Purba, A. R., dkk., 2020). Karena media merupakan wadah untuk menyampaikan informasi, ide atau gagasan untuk sampai kepada sasaran yang dituju dengan masing-masing batasan yang dimiliki, contohnya media visual, audio dan visual. Dengan adanya media peserta didik akan semakin mudah untuk memahami pembelajaran yang dilakukan khususnya matematika materi bilangan bulat positif dan negatif.

Media untuk mata pelajaran matematika khususnya materi bilangan bulat positif dan negatif yang di rancang oleh peneliti agar mudah memahami materi tersebut, peneliti memberikan nama media yaitu media Garis BILBUL (Bilangan Bulat) adalah media yang tersusun berbentuk garis bilangan pada umumnya, pada bagian tengah di tuliskan angka nol kemudian di sebelah kanan bilangan positif satu, dua, tiga dan seterusnya begitu juga sebaliknya di sebelah kiri terdapat bilangan negatif. Agar peserta didik lebih mudah membedakan bilangan posistif dan negative, peneliti membedakannya dengan warna, untuk bilangan positif berwarna biru dan untuk bilangan negatif berwarna merah. Tetapi tidak cukup jika guru saja yang mempraktikkan media Garis BILBUL (Bilangan Bulat) karena jika peserta didik tidak ikut dalam penggunaan atau praktik menggunakan media tersebut maka masih kurangnya pemahaman pada

(5)

diri peserta didik. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Meesala (2017) bahwa media konkret membagikan peluang kepada peserta didik ikut serta aktif dalam proses pendidikan. Pemakaian media konkret dalam pendidikan baik sebagai perlengkapan bantu pengajaran ataupun sebagai pendukung supaya materi pendidikan menjadi lebih jelas serta bisa dengan gampang dimengerti peserta didik, sebab media konkret bisa dimanfaatkan peserta didik menggunakan barang secara langsung di dalam proses pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengembangan Media Garis BILBUL pada mata pelajaran Matematika kelas VI mengenai bilangan bulat positif dan negatif?

2. Bagaimanakah efektifitas Media Garis BILBUL pada mata pelajaran Matematika kelas VI mengenai bilangan bulat positif dan negatif?

C. Tujuan Penelitian & Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat ditulis tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan pengembangan Media Garis BILBUL pada mata pelajaran Matematika kelas VI mengenai bilangan bulat positif dan negatif.

2. Untuk mengetahui apakah Media Garis BILBUL yang dikembangkan efektif pada pembelajaran Matematika materi bilangan bulat positif dan negatif.

(6)

D. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan

Produk yang diharapkan dari media Garis BILBUL (Bilangan Bulat) ini ada dua yaitu konten dan konstruk.

1. Konten / Isi

Kompetensi Dasar Matematika

3.2 Menjelaskan dan melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian yang melibatkan bilangan bulat negatif 4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi penjumlahan,

pengurangan, perkalian, dan pembagian yang melibatkan bilangan bulat negatif dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun isi dari media Garis BILBUL (Bilangan Bulat) sebagai berikut :

a. Pada tampilan depan papan garis bilangan terdapat bilangan bulat positif dan negatif mulai dari bilangan bulat negatif -1,-2,-3,-4,-5,-6,-7,-8,-9,-10 di tengahnya terdapat angka 0 kemudian di sebelahnya bilangan positif 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10.

b. Pada tampilan samping papan garis bilangan terdapat kayu sebagai penyanggah agar papan garis bilangan dapat berdiri.

c. Pada tampilan depan bawah terdapat tanda panah gambar orang yang terbuat dari kayu, fungsinya untuk mengarahkan tanda panah gambar orang ke kanan dan kekiri. Untuk operasi hitung penjumlahan, tanda panah gambar orang menghadap ke arah kanan, untuk operasi hitung pengurangan, tanda panah gambar

(7)

orang berbalik arah atau menghadap ke kiri. Selanjutnya untuk tanda positif maka arah gerak tanda panah gambar orang adalah maju, sedangkan untuk tanda negatif maka arah gerak tanda panah gambar orang adalah mundur.

d. Pada tampilan akhir yaitu peneliti menyiapkan kertas HVS berwarna putih dimana untuk peserta didik tersebut menuliskan jawabannya. Selain itu, disediakan kertas berwarna merah dan warna biru yang berbentuk persegi dengan ukuran yang kecil kira-kira masing-masing sudutnya 3 cm. kertas berwarna tersebut berguna untuk menentukan jawaban dari soal yang telah di kerjakan, apakah jawabannya positif (biru) atau negative (merah). Setelah mengetahui tanda dari jawaban soal tersebut langsung saja di tempelkan di samping sama dengan (=) atau soal, misalnya hasilnya positif, kemudian siswa menempelkan kertas berwarna biru di samping soal yang sudah di tuliskan terlebih dahulu. Kemudian hasilnya di lihat dari pengerjaan sebelumnya. Misalnya, soalnya -5 + 7 = …., dalam pengerjaan sebelumnya yaitu menunjukkan yaitu 2. Karena tanda panah tersebut berhenti di warna biru, maka peserta didik menempelkan warna biru di kertas mereka dan menuliskan angka 2 di atas kertas warna biru tesebut dengan menggunaan spidol yang telah disediakan.

2. Konstruk / Bentuk

Adapun bentuk dari media Garis BILBUL (Bilangan Bulat) sebagai berikut :

(8)

a. Media Garis BILBUL (Bilangan Bulat) dibentuk seperti garis bilangan pada umumnya tetapi media ini berupa media konkret. b. Ukuran kayu bagian atas yaitu 70 cm, di bagian atas ini juga di

letakkan kayu berbentuk persegi yang nantinya dituliskan bilangan. Untuk kayu persegi bagian kanan di beri warna biru atau menggunakan stiker berwarna biru dengan adanya tulisan bilangan, sedangkan bagian kiri diberi warna merah, sama seperti sebelumnya di berikan stiker berwarna merah dengan adanya tulisan bilangan.

c. Ukuran kayu sebagai penyanggah yaitu 40 cm

d. Ukuran kayu pada bagian bawah penyanggah yaitu panjang 70 cm. e. Bagian panah terbuat dari kayu dengan ukuran panjangnya 30 cm.

Depan atas Tiang samping Tanda panah Depan bawah Kertas HVS -5 + 7 =

(9)

Keterangan:

Depan Atas = Letak penulisan bilangan positif, bilangan nol dan bilangan negatif

Depan Bawah = Rel atau lintasan agar tanda panah bisa bergerak ke kanan dan ke kiri

Tiang Samping = Penyanggah

Tanda Panah = Penunjuk atau penentu hasil akhir hitungan Kertas HVS = Menulis soal dan jawaban.

E. Pentingnya Penelitian Dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan sangat penting di lakukan karena diharapkan dapat memberikan keefektifan belajar kepada peserta didik mengenai media pembelajaran Garis BILBUL (Bilangan Bulat). Selain itu, penelitian ini sangat penting dilakukan untuk melihat kondisi dilapangan atau menganalisis kebutuhan sekolah. Penelitian ini dilakukan karena tertuju pada kelas VI bahwa masih kurangnya penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran matematika, khususnya pada materi bilangan bulat positif dan negatif dengan menggunakan garis bilangan, guru hanya menggunakan LKS (Lembar Kegiatan Siswa) sebagai acuan pembelajarannya. Selanjutnya pengembangan media pembelajaran diharapkan membantu peserta didik kelas VI untuk lebih memahami materi terkait bilangan bulat positif dan negative. Selain itu juga, guru yang menggunakan atau menjelaskan materi menggunakan media tersebut, mula-mula harus memahami penggunaan media tersebut.

(10)

F. Asumsi Dan Batasan Penelitian Dan Pengembangan

Adapun asumsi dan batasan penelitian dan pengembangan sebagai berikut: 1. Asumsi

Asumsi media Garis BILBUL (Bilangan Bulat) sebagai berikut : a. Peserta didik kelas VI belum bisa menggunakan garis bilangan. b. Peserta didik kelas VI belum memahami bilangan bulat positif dan

negatif.

c. Peserta didik kelas VI belum memahami penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat positif dan negatif.

d. Peserta didik kelas VI sudah bisa menghitung penjumlahan dan pengurangan susun baik satuan maupun puluhan.

e. Media yang ada di sekolah hanya menggunakan LKS (Lembar Kegiatan Siswa) untuk peserta didik kelas VI pada materi bilangan bulat positif dan negatif dengan menggunakan garis bilangan. 2. Batasan

Batasan media Garis BILBUL (Bilangan Bulat) sebagai berikut : a. Pengembangan media Garis BILBUL (Bilangan Bulat) hanya

digunakan pada peserta didik kelas IV, V dan VI atau kelas atas, dan pembahasan materi hanya penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat positif dan negatif.

b. Pengembangan media Garis BILBUL (Bilangan Bulat) hanya sampai dengan bilangan bulat 10, bilangan bulat positif sampai angka 10 dan bilangan bulat negative sampai angka -10.

(11)

c. Pengembangan media Garis BILBUL (Bilangan Bulat) untuk memudahkan peserta didik kelas VI pada materi bilangan bulat positif dan negatif.

d. Pengembangan media Garis BILBUL (Bilangan Bulat) sebagai penunjang guru untuk memberikan keaktifan terhadap peserta didik kelas VI.

e. Pengembangan media Garis BILBUL (Bilangan Bulat) sebagai wadah agar peserta didik kelas VI bisa menjadi lebih teliti dan kreatif.

G. Definisi Operasional

Adapun istilah yang terdapat dalam rumusan judul pengembangan sebagai berikut:

1. Pengembangan Media merupakan perubahan atau penambahan pada suatu produk agar menjadi lebih efektif dan pengetahuan yang di dapat dari produk tersebut lebih banyak dari produk sebelumnya.

2. Garis Bilangan merupakan suatu garis bilangan yang berisi angka real yang mana di bagian tengah garis bilangan terdapat angka nol kemudian di sebelah kanan garis bilangan terdapat bilangan positif yaitu satu, dua, tiga dan seterusnya dan begitu juga sebaliknya di sebelah kiri garis bilangan terdapat bilangan negatif.

3. Pembelajaran Matematika merupakan suatu ilmu mengenai pola yang sudah terstruktur atau teratur untuk membantu manusia dalam menyelesaikan suatu masalah ekonomi, sosial dan alam.

(12)

4. Bilangan Bulat merupakan himpunan bilangan yang terdiri dari seluruh bilangan, kecuali bilangan imajiner, irasional dan pecahan.yang di dalamnya terdapat bilangan positif, nol dan bilangan negatif.

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan paparan di atas, dalam hal ini Peneliti bermaksud untuk melaksanakan penelitian yang berfokus pada bagaimana persepsi masyarakat desa mengenai

Rendahnya motivasi mahasiswa untuk mengikuti pembelajaran secara daring di masa pandemi Covid-19 tersebut didasari karena pemanfaatan atau penggunaan media

Virus corona atau yang dikenal juga dengan covid-19 mulai muncul di Wuhan pada bulan November 2019. Virus tersebut tergolong sebagai virus yang mematikan, melihat bagaimana

Dalam waktu 28 hari, tubuh seharusnya sudah memiliki antibody yang cukup untuk melawan virus corona..

Penyakit Corona virus 2019 atau yang sering di sebut Covid-19 adalah virus yang menyebar melalui udara, cipratan cairan yang di keluarkan oleh mulut dan hidung,

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait pembelajaran bahasa asing yang dilakukan secara daring di tingkat sekolah menengah atas. Memberikan suatu

Pembatasan permasalahan riset ini ialah dengan memfokuskan pada kemungkinan adanya perbedaan average abnormal return, market capitalization serta average security return

Dalam kasus tersebut beberapa pasien yang direkomendasikan untuk mendapatkan dosis antikoagulan terapeutik diantaranya adalah pasien terintubasi dengan klinis dan