• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Hasil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Hasil"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Reviu Penelitian Terdahulu

Triyanti et al. (2020) melakukan penelitian tentang pengaruh profitabilitas, size, leverage, komite audit, komisaris independen dan umur perusahaan terhadap tax avoidance yang menggunakan 30 perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2018. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap tax avoidance artinya Perusahaan yang mengalami penuaan harus mengurangi biaya termasuk biaya pajaknya akibat pengalaman dan pembelajaran yang dimiliki oleh perusahaan serta pengaruh perusahaan lain baik dalam industri yang sama maupun berbeda. Perusahaan yang memiliki jangka waktu operasional yang relatif lebih lama juga akan membuat perusahaan lebih ahli dalam mengatur pengelolaan pajaknya.

(2)

lebih lama akan lebih terampil dan lebih berpengalaman dalam pengelolaan manajemen keuangan terkait dengan urusan pajak. Penelitian ini diperkuat oleh Widiayani et al. (2019) yang menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap tax avoidance. Namun dalam penelitian Christian (2018) melakukan penelitian tentang pengaruh karakteristik perusahaan, corporate governance, dan persistensi laba terhadap penghindaran pajak yang menggunakan 47 perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2016. Hasil dari penelitian bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Hal ini dikarenakan lama atau tidaknya perusahaan berdiri selalu menjadi sorotan regulator atau pemerintah sehingga setiap perusahaan baik yang sudah lama berdiri atau baru saja berdiri berusaha untuk taat pada ketentuan pajak yang berlaku agar tetap dapat menjaga kepercayaan publik terhadap perusahaan tersebut dan menghindari kemungkinan terkena sanksi pajak dimasa yang akan datang. Pernyataan ini juga di perkuat oleh Hendra (2019) yang menyatakan bahwa umur perusahaan tidak akan mempengaruhi tingkat penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan.

(3)

leverage, profitability, ukuran perusahaan dan proporsi kepemilikan institusional terhadap tax avoidance yang menggunakan 34 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015. Hasil dari penelitian yaitu menunjukkan bahwa leverage memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap tax avoidance karena perusahaan-perusahaan manufaktur sub sektor konsumsi merupakan perusahaan yang operasionalnya banyak dibiayai oleh hutang. Semakin besar utang maka laba kena pajak akan menjadi lebih kecil karena insentif pajak atas bunga utang yang semakin besar. Biaya bunga yang tinggi memberikan pengaruh berkurangnya beban pajak perusahaan. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio leverage, maka semakin rendah CETR perusahaan sehingga mengindikasikan semakin tinggi penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan. Pernyataan ini juga diperkuat oleh Aprianto dan Dwimulyani (2019) dan Dharma dan Ardiana (2016) yang menunjukkan bahwa leverage secara signifikan berpengaruh negatif terhadap tax avoidance. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi leverage akan menyebabkan menurunnya tingkat tax avoidance.

(4)

leverage yang tinggi memiliki kemampuan yang lebih untuk menghindari pajak melalui transaksi–transaksi keuangan. Perusahaan dimungkinkan menggunakan hutang untuk memenuhi kebutuhan operasional dan investasi perusahaan. Akan tetapi, hutang akan menimbulkan beban tetap (fixed rate of return) yang disebut dengan bunga. Beban bunga yang ditanggung peusahaan dapat dimanfaatkan sebagai pengurang penghasilan kena pajak perusahaan untuk menekan beban pajaknya. Hal ini menunjukkan bahwa jika leverage mengalami peningkatan maka penghindaran pajak juga semakin rendah, karena laba kena pajak akan menjadi lebih kecil dan insentif pajak atas bunga utang menjadi semakin besar. Sehingga semakin tinggi leverage maka semakin rendah pajak yang dibayarkan perusahaan karena timbulnya biaya bunga. Biaya bunga dapat mengurangi hasil akhir laba perusahaan yang dampaknya ketika perusahaan akan membayar pajak, pajak yang dibayarkan akan berkurang karena ada penambahan biaya bunga tersebut.

(5)

(2016) yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance).

2.2 Tinjauan Pustaka

a. Teori Keagenan (Agency Theory)

Dalam teori agensi menjelaskan tentang bagaimana hubungan antara pihak yang memberi wewenang (principal) dengan pihak yang menerima wewenang (agent) untuk bekerja sama dalam memenuhi hak dan kewajiban satu sama lain (Artinasari dan Mildawati, 2018). Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan agensi seperti sebuah kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) menggunakan orang lain (agent) untuk bekerja atas nama principal dimana termasuk mendelegasikan kewenangan kepada agent untuk membuat beberapa keputusan.

Perbedaan kepentingan antara fiskus dan perusahaan berdasarkan teori keagenan akan menimbulkan ketidakpatuhan yang dilakukan oleh wajib pajak atau pihak manajemen perusahaan yang akan berdampak pada upaya perusahaan untuk melakukan tax avoidance (Dewinta dan Setiawan, 2016).

b. Teori Pajak

(6)

undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dalam teori trade off menyatakan bahwa perusahaan memiliki tingkat utang yang optimal dan berusaha untuk menyesuaikan tingkat utang aktualnya ke arah titik optimal, ketika perusahaan tersebut berada pada tingkat utang yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Pada kondisi yang stabil, perusahaan akan menyesuaikan tingkat utangnya kepada tingkat rata-rata utangnya dalam jangka panjang. Biaya yang didapatkan dari utang selain biaya bunga, dengan adanya utang yang tinggi maka akan meningkatkan biaya keagenan antara pemegang utang dengan pemegang saham, karena potensi kerugian yang dialami oleh pemegang utang akan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasan bisa dilakukan dalam bentuk biaya monitoring dan bisa dalam bentuk kenaikan tingkat bunga (Andhari dan Sukartha, 2017).

c. Tax Avoidance

(7)

avoidance adalah upaya yang dilakukan oleh wajib pajak baik perorangan maupun badan hukum atau usaha untuk meminimalisir pembayaran pajak (Jusman dan Nosita, 2020).

Bentuk-bentuk tax avoidance yaitu meliputi memanfaatkan celah undang-undang perpajakan yang berlaku dan terkadang ada faktor kesengajaan untuk memanfaatkan peraturan perpajakan secara legal padahal yang dilakukan itu bukan yang dimaksud dalam undang-undang perpajakan.

Masyarakat memandang penghindaran pajak ini merupakan tindakan yang dapat merugikan masyarakat luas. Masyarakat menilai bahwa perusahaan seharusnya berpartisipasi dalam memajukan kesejahteraan masyarakat luas melalui pembayaran pajak (Puspita dan Harto, 2014). Pemerintah dimana dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak tidak dapat melakukan penuntutan secara hukum, karena pelaku penghindaran pajak ini memanfaatkan celah-celah dan memanfaatkan hal-hal yang belum diatur dalam undang-undang perpajakan meskipun tindakan ini merugikan negara (Mangoting, 1999).

(8)

d. Umur Perusahaan

Umur perusahaan adalah lamanya sebuah perusahaan berdiri, berkembang dan bertahan. Umur perusahaan dikatakan baik apabila telah melewati 5-10 tahun, perusahaan tersebut tetap berdiri bahkan terus berkembang serta mengalami kemajuan yang signifikan (Budiyono dan Indah, 2017). Umur perusahaan merupakan hal yang dipertimbangkan investor dalam menanamkan modalnya, umur perusahaan mencerminkan perusahaan tetap survive dan menjadi bukti bahwa perusahaan mampu bersaing dan dapat mengambil kesempatan bisnis yang ada dalam perekonomian.

Keterkaitan antara umur perusahaan dengan tax avoidance yaitu semakin lama jangka waktu operasional perusahaan, semakin tinggi pula aktivitas tax avoidance perusahaan yang disebabkan karena perusahaan dengan jangka waktu operasional yang relatif lebih lama akan lebih terampil dan lebih berpengalaman dalam pengelolaan manajemen keuangan terkait dengan urusan pajak (Dewinta dan Setiawan, 2016).

(9)

mampu bersaing di dalam dunia usaha hal ini disebabkan karena pada saat perusahaan sudah terdaftar di BEI dan go public, maka perusahaan harus mempublikasikan pelaporan keuangannya kepada masyarakat dan pemakai laporan keuangan agar informasi yang ada di dalamnya dapat segera digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan (Dewinta dan Setiawan, 2016).

e. Leverage

Leverage mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang dari modalnya (Ariawan dan Setiawan, 2017). Kebijakan leverage yang menghasilkan laba perusahaan sebelum kena pajak yang menggunakan hutang sebagai sumber yang menyebabkan munculnya beban bunga tentunya dapat mengurangi kewajiban pajak perusahaan dan dapat digolongkan sebagai tindakan penghindaran pajak (Ganiswari, 2019). Debt to Total Asset Ratio (DAR) merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat solvabilitas perusahaan dimana rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aset perusahaan dibiayai dengan total utang. DAR digunakan karena dapat mengukur seberapa besar jumlah aset perusahaan dibiayai dengan total utang (Dewinta dan Setiawan, 2016).

(10)

menggunakan hutang untuk memenuhi kebutuhan operasional dan investasi perusahaan (Ganiswari, 2019). Hutang bagi perusahaan memiliki beban tetap yang berupa beban bunga.

2.3 Pengembangan Hipotesis

Pengaruh umur perusahaan terhadap tax avoidance

Umur perusahaan merupakan hal yang dipertimbangkan investor dalam menanamkan modalnya, umur perusahaan mencerminkan perusahaan tetap survive dan menjadi bukti bahwa perusahaan mampu bersaing dan dapat mengambil kesempatan bisnis yang ada dalam perekonomian (Darma, 2021).

Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan untuk tetap eksis dan mampu bersaing di dalam dunia usaha hal ini disebabkan karena pada saat perusahaan sudah terdaftar di BEI dan go public, maka perusahaan harus mempublikasikan pelaporan keuangannya kepada masyarakat dan pemakai laporan keuangan agar informasi yang ada di dalamnya dapat segera digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan (Dewinta dan Setiawan, 2016).

(11)

et al. (2019), dan Bratadilaga et al. (2020), serta Errianto (2020) bahwa umur perusahaan berpengaruh positif terhadap tax avoidance.

Hipotesis 1 = Umur perusahaan berpengaruh terhadap tax avoidance. Pengaruh leverage terhadap tax avoidance

Teori trade off menyatakan bahwa pendanaan keuangan oleh perusahaan yang berasal dari penggunaan hutang dapat memberi manfaat sebagai pengurang beban pajak. Kebijakan keputusan pendanaan yang ditetapkan oleh perusahaan dapat digambarkan melalui rasio leverage yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi leverage suatu perusahaan maka menunjukkan semakin tinggi ketergantungan perusahaan tersebut untuk membiayai asetnya dari pinjaman atau hutang. Hutang bagi perusahaan memiliki beban tetap yang berupa beban bunga. Beban bunga termasuk ke dalam beban yang yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak (deductible expense) sehingga penggunaan hutang akan memberikan hubungan positif terhadap aktivitas penghindaran pajak oleh suatu perusahaan (Arianandini dan Ramantha, 2018).

(12)

dimanfaatkan sebagai pengurang penghasilan kena pajak perusahaan untuk menekan beban pajaknya. Hal ini menunjukkan bahwa jika leverage mengalami peningkatan maka penghindaran pajak juga semakin rendah, karena laba kena pajak akan menjadi lebih kecil dan insentif pajak atas bunga utang menjadi semakin besar. Sehingga semakin tinggi leverage maka semakin rendah pajak yang dibayarkan perusahaan karena timbulnya biaya bunga. Biaya bunga dapat mengurangi hasil akhir laba perusahaan yang dampaknya ketika perusahaan akan membayar pajak, pajak yang dibayarkan akan berkurang karena ada penambahan biaya bunga tersebut. Pernyataan ini diperkuat dengan hasil penelitian dari Alfina et al. (2018), Ratnasari dan Nuswantara (2020), dan Diana et al. (2019) yang menunjukkan bahwa leverage berpengaruh terhadap tax avoidance.

Hipotesis 2 = Leverage berpengaruh terhadap tax avoidance Kerangka Pemikiran

Variabel Independen Variabel Dependen

H1

`

H2

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Umur Perusahaan (X1)

Leverage (X2)

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Umur Perusahaan (X1)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk kebijakan impor garam pemerintah menerapkan beberapa kebijakan antara lain: kebijakan Pembatasan spesifik (specific limitation) berupa Peraturan atau

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan koagulan asam (asam asetat dan asam sitrat) pada tahu yang disubstitusi dengan kacang hijau tehadap karakteristik

Anak dengan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam atau nafas cepat (60X per menit atau lebih). Tarikan dinding dada kedalam terjadi bila paru-paru menjadi “kaku”

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses negosiasi identitas masyarakat keturunan Samin dengan masyarakat Jawa dominan, apa saja masalah komunikasi yang muncul

“kalau kepercayaan antara pengurus pasar dengan para pedagang kaki lima di pasar Sidayu ini agak sulit mas, soalnya gini ya mas kalau pedagang kaki lima yang mempunyai

Dengan menggunakan metode Life Cycle Cost (LCC), perusahaan dapat mengetahui umur mesin dan jumlah maintenance crew yang optimal, dan dengan metode Overall

 Selanjutnya cetak 1 bagian adonan untuk bentuk ikan dengan warna putih beri sedikit totol-totol dengan menggunakan warna hitam dan merah, 1 bagian adonan

According to Indonesia Proposal of Energy Services Classification is under : Competency Certification in Power Plant (4.2.2.11). - No Commitment No Offer No Commitment