i
Ichsan Taufik Rachman, 2015
ABSTRAK
Ichsan Taufik Rachman (1105049)“Analisis Kualitas Jasa Pramuwisata dan Kepuasan Wisatawan di destinasi Wisata Budaya Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya”.
Di bawah bimbingan Ridwan Purnama. SH., M.Si dan HP. Dyah Setyorini. SE., Par., MM
Pariwisata merupakan industri yang berpengaruh untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pembangunan pariwisata meliputi destinasi wisata dimana kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, Pramuwisata, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Kampung Naga merupakan salah satu destinasi wisata budaya yang mulai dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten Tasikmalaya dan pemerintah pusat. Keterbatasan masih menjadi kendala yang sering dijumpai oleh destinasi wisata budaya yang berbasis masyarakat. Kurangnya tenaga ahli yang profesional untuk memberikan pelayanan yang memuaskan bagi wisatawan. Selain itu kerjasama dari pihak-pihak terkait, baik pemerintah, swasta, dan masyarakat. Namun sebagai salah satu sumber pendapatan bagi daerah, seharusnya pemerintah memiliki peran yang lebih besar didalamnya. Setiap aktivitas daya tarik wisata yang ada harus difokuskan pada upaya manajemen untuk memberikan kinerja jasa yang melebihi harapan wisatawan. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui kualitas pelayanan yang terdiri dari Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Emphaty.
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan analisis mengenai kepuasan wisatawan dilihat dari kualitas pelayanan pramuwisata. Unit analisis dari penelitian ini adalah pengunjung yang menjadi wisatawan di Kampung Naga Tasikmalaya, kemudian pramuwisata sebagai operator yang memberikan pelayanan jasa terhadap wisatawan dan pemerintah sebagai pengembang destinsasi tujuan wisata (DTW) di Kabupaten Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode deskriptif dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Keabsahan data diperoleh dengan cara triangulasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas Pelayanan yang terdiri dari Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Emphaty dapat mempengaruhi kepuasan wisatawan. Oleh karena itu, operator destinasi wisata Kampung Naga diharapkan mampu meningkatkan kinerja pelayanan untuk meningkatkan nilai kepuasan wisatawan.
ABSTRACT
Ichsan Taufik Rachman (1105049) "Analysis the quality of tourist guide services and satisfaction of tourist in cultural tourism destination District Kampung Naga Tasikmalaya".
Under the guidance of Ridwan Purnama. SH., M.Si and HP Dyah Setyorini. SE., Par., MM.
Tourism is an industry that influential for economic growth of a country. Development of tourism covering tourist destination where geographical area who are in one or more an administrative territory in which there is tourist attraction, public facilities, tourism facilities, accesibility, tourist guide, as well as the interlocking and furnish a creation of tourism. Kampung Naga is one of cultural tourism who began developed by Tasikmalaya district and central government. The limited is an obstacle that is often seen by cultural tourist destination based on community. A lack of professional experts to give a better services for tourist. In addition the cooperation of the relevant parties, both by government, private, and the community (public). But as one source of income for the regions, government should have bigger roles in it. Every activity tourist attraction should be focus on management efforts to give the performance of services which exceeds expectations of tourists. The effort could be done through the quality of services consisting of Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurances, and Emphaty.
Based on the description above, then doing the analysis about the tourist satisfaction that seen from the quality of tourist guide services. Analysis unit of this research is visitors who become tourists in Kampung Naga Tasikmalaya. Then tourist guide as an operator who provide services to the tourists and government as a developer destination a tourist destination in Tasikmalaya district. This analysis method used descriptive method and technique of collecting the data that is used through observation, interview, and documentation study. The validity of the data obtained by Triangulation. The results of research shows that the quality of services consisting Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance,and Emphaty can effort to the tourists satisfaction. Hence, tourist destination operator of Kampung Naga expected to increase the services performance to increase the value of tourists satisfaction.
Ichsan Taufik Rachman, 2015
ANALISIS KUALITAS JASA PRAMUWISATA DAN KEPUASAN WISATAWAN DI DESTINASI WISATA DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMAKASIH ... vi
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 8
1.3Tujuan Penelitian ... 8
1.4Kegunaan Penelitian ... 9
1.4.1 Keguanaan Teoritis ... 9
1.4.2 Keguanaan Praktis ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 10
2.1 Kajian Pustaka ... 10
2.1.1 Konsep Kepariwisataan ... 10
2.1.1.1 Konsep Destinasi Wisata ... 11
2.1.1.2 Konsep Wisata Budaya ... 18
2.1.1.3 Konsep Pramuwisata ... 20
2.1.2 Kualitas Pelayanan ... 35
2.1.2.1 Kualitas Pelayanan bagian dalam pemasaran Jasa ... 35
2.1.2.2 Pengukuran Kualitas Pelayanan ... 50
2.1.3 Kepuasan Konsumen ... 53
2.1.3.2 Pengukuran Kepuasan Konsumen ... 55
2.1.4 Orisinalitas Penelitian ... 60
2.2 Kerangka Pemikiran ... 62
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 64
3.1 Objek Penelitian ... 64
3.2 Metode Penelitian ... 65
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 65
3.2.2 Operasional Variabel ... 67
3.2.3 Populasi, Sampel, Teknik, dan Sampling ... 68
3.2.3.1 Populasi ... 68
3.2.3.2 Sampel ... 68
3.2.3.3 Teknik Sampling ... 69
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 69
3.2.4.1 Triangulasi ... 70
3.2.5 Pengujian Validitas dan Reabilitas ... 71
3.2.5.1 Pengujian Validitas ... 71
3.2.5.2 Pengujian Reabilitas ... 71
3.2.6 Rancangan Tekhnik Analisis Data ... 72
3.2.6.1 Rancangan Analisis Data Kualitatif ... 72
3.2.6.2 Reduksi Data ... 72
3.2.6.3 Penyajian Data ... 73
3.2.6.4 Verifikasi Data ... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 74
4.1 Profil dan Wisatawan Desa Budaya ... 74
4.1.1 Profil Desa Budaya Kampung Naga ... 74
4.1.1.2 Sejarah Singkat Desa Budaya ... 75
4.1.1.3 Produk dan Jasa yang Ditawarkan ... 76
4.1.2 Informan Penelitian ... 78
xii
Ichsan Taufik Rachman, 2015
4.1.2.2 Tanggapan Mengenai Tangible ... 79
4.1.2.3 Tanggapan Mengenai Reability ... 84
4.1.2.4 Tanggapan Mengenai Responsiveness ... 88
4.1.2.5 Tanggapan Mengenai Assurance ... 91
4.1.2.6 Tanggapan Mengenai Emphaty ... 93
4.2.1 Gambaran Tingkat Kepuasan Wisatawan ... 96
4.2.2.1 Expected Quality ... 96
4.2.2.2 Perceived Quality ... 98
4.3 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ... 100
4.3.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ... 100
4.3.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik ... 101
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 102
5.1 Kesimpulan ... 102
5.2 Rekomendasi ... 103
DAFTAR PUSTAKA ... 105
1
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Perilaku wisatawan merupakan serangkaian tindakan yang diambil oleh
individu, kelompok atau organisasi. Serangkaian tindakan tersebut terdiri dari
input, proses, dan output. Input merupakan stimulus bagi wisatawan dalam
memunculkan sebuah minat berkunjung yang terdiri dari pengenalan akan
kebutuhan wisata.
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang cukup potensial untuk
dikembangkan menjadi sumber pendapatan asli daerah. Industri pariwisata telah
membuktikan dirinya mengenai sebuah alternatif kegiatan ekonomi yang dapat
diandalkan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Jawa
Barat yang memiliki potensi pariwisata cukup tinggi baik itu yang bersumber dari
alam, budaya, maupun hasil buatan manusia yang mampu menarik minat wisatawan
untuk berkunjung ke destinasi tujuan wisata yang ada di Kabupaten Tasikmalaya.
Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 :
TABEL 1.1
PERTUMBUHAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN NUSANTARA KE DESTINASI WISATA DI KABUPATEN TASIKMALAYA 2010-2014
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Wisatawan
Nusantara/Orang 521.052 525.624 530.231 548.226 638.666
% - 8,6 0,86 3,28 14,16
2
Ichsan Taufik Rachman, 2015
Tabel 1.1 menunjukan bahwa pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan
Nusantara ke destinasi yang ada di Kabupaten Tasikmalaya dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2014 mengalami fluktuasi. Pada tabel 1.1 tampak bahwa pada tahun
2014 jumlah kunjungan wisatawan Nusantara ke destinasi yang ada di Kabupaten
Tasikmalaya mencapai 638.666 dengan tingkat persentase sebesar 14,16%.
Salah satu destinasi tujuan wisata budaya di Jawa Barat, Khususnya di
Kabupaten Tasikmalaya yaitu suatu perkampungan yang dihuni oleh sekelompok
masyarakat keturunan Sunda di Jawa Barat, yang sangat kuat dalam memegang adat
istiadat peninggalan leluhurnya, dalam hal ini adalah kebudayaan Sunda khususnya,
itulah yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Kampung Naga
Kabupaten Tasikmalaya. Hal ini dapat dilihat pada pertumbuhan jumlah kunjungan
wisatawan ke Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2010 s.d 2014
pada tabel 1.2 :
TABEL 1.2
DATA KUNJUNGAN DAN PERSENTASE KENAIKAN WISATAWAN NUSANTARA DI KAMPUNG NAGA
TAHUN 2010-2014
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Wisatawan
Nusantara/Orang 38.555 51.861 70,751 38.675 32.703
Persentase Not
Available 34,5% 36,4% -45% 129%
Sumber : Modifikasi Disbudpar Kabupaten Tasikmalaya, 2015
Pada tabel 1.2 diketahui bahwa jumlah kunjungan wisatawan Nusantara
yang berkunjung ke Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya dari tahun 2010
sampai dengan tahun 2014 mengalami pluktuasi. Pada tahun 2013 jumlah
kunjungan wisatawan Nusantara ke Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya
mengalami penurunan, dimana pada tahun 2012 jumlah kunjungan wisatawan
3
Tingkat kunjungan wisatawan yang diharapkan Kampung Naga Kabupaten
Tasikmalaya tidaklah selamanya akan berlangsung sesuai dengan yang diharapkan.
Hal ini disebabkan adanya destinasi tujuan wisata budaya yang saat ini sudah mulai
melakukan pembenahan dalam berbagai hal mengingat Jawa Barat adalah salah
satu tujuan wisata budaya di Indonesia.
Ketua Himpunan Pramuwisata Kampung Naga (HIPANA), mengatakan
perlu campur tangan dari pemerintah setempat khususnya Dinas Pariwisata untuk
meningkatkan pelayanan kepada wisatawan yang mengunjungi obyek tujuan wisata
di wilayahnya, dengan harapan angka kunjungan wisatawan dapat terus meningkat.
Berdasarkan sudut pandang pemasaran maka yang menjadi pertanyaannya
adalah, sebagai obyek tujuan wisata, apakah kualitas pelayanan di Kampung Naga
Kabupaten Tasikmalaya menciptakan kepuasan bagi wisatawan.
Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya dituntut untuk terus memberikan
pelayanan yang baik terhadap wisatawan, sebagai destinasi tujuan wisata yang
mengutamakan kepuasaan pada wisatawan guna memperoleh kepercayaan,
sehingga wisatawan akan menjadi puas dan loyal sehingga Kampung Naga
Kabupaten Tasikmalaya akan memperoleh keunggulan yang maksimal. Wisatawan
yang merasa puas akan datang berkunjung kembali dan merekomendasikannya
kepada orang lain, dan wisatawan akan merasa nyaman bila dilayani dengan baik
sehingga wisatawan akan merasa terpuaskan (Sarah, 2013). Hasil pra penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui masalah dominan faktor penyebab ketidakpuasan
4
Ichsan Taufik Rachman, 2015
GAMBAR 1.1
MASALAH DOMINAN KETIDAKPUASAN WISATAWAN DI DTW KAMPUNG NAGA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2015
Sumber: Hasil pra penelitian, 2015
Berdasarkan data pada gambar 1.1 hasil survey pra penelitian yang
dilakukan pada bulan April 2015 dengan jumlah informan sebanyak 20 orang
wisatawan yang pernah berkunjung ke Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya
mengenai kualitas pelayanan pramuwisata, dapat diketahui bahwa mayoritas
wisatawan yang datang ke Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya merasa tidak
puas akan kualitas pelayanan yang diberikan oleh pramuwisata. Faktor pelayanan
menjadi hal utama penyebab ketidakpuasan wisatawan yang berkunjung ke
Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya pelayanan yang diberikan oleh
pramuwisata belum cukup untuk memberikan nilai kepuasan terhadap wisatawan,
dalam hal ini kualitas pelayanan yang diberikan akan memberikan dampak yang
sangat besar terhadap wisatawan. 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RASA AMAN DAN NYAMAN PENYAJIAN INFORMASI TINGKAT PELAYANAN PRAMUWISATA
KELENGAPAN FASILITAS
5
Adapun strategi-strategi pegelola Kampung Naga Kabupaten
Tasikmalaya dalam hal ini adalah Himpunan Pramuwisata Kampung Naga
(HIPANA) sebagai operator yaitu meningkatkan kualitas pelayanan kepada
wisatawan, memberikan informasi mengenai kawasan wisata melalui publikasi
internal maupun eksternal, melakukan pelatihan kepada anggota pramuwisata
sehingga dapat menciptakan pelayanan yang baik bagi wisatawan.
Strategi yang dilakukan Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya pada
dasarnya bertujuan untuk menciptakan kepuasan pelanggan. Kepuasan menjadi
sebuah ukuran yang mutlak diberikan oleh setiap destinasi tujuan wisata dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginan pada setiap wisatawan yang berkunjung.
Menurut Kotler dan Keller (2013:164) definisi kepuasan konsumen :
Pengertian menurut Kotler dan Keller (2013:164) menjelaskan bahwa tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya, apabila persepsi terhadap kinerja tidak bisa memenuhi harapan, maka yang terjadi adalah ketidakpuasan. Sebaliknya jika persepsi terhadap kinerja bisa memenuhi harapan konsumen akan merasa sangat puas.
Menurut Tilden (2014) dalam bukunya “Interpreting Our Culture”
interpretasi pramuwisata merupakan bina cinta lingkungan yang khusus ditunjukan
kepada pengunjung daerah tujuan wisata melalui 6 hal, yaitu pelayanan informasi,
pelayanan pemandu, pendidikan, hiburan, inspirasi dan promosi. Jika dikaitkan
dengan keadaan Kampung Naga yang hanya memfasilitasi wisatawan yang
berkunjung dengan kualitas pelayanan melalui interpretasi dari pramuwisata saja,
6
Ichsan Taufik Rachman, 2015
Hal lain yang memperkuat permasalahan pada kepuasan wisatawan adalah
pramuwisata yang mengenyam pendidikan secara formal sehingga informasi yang
disampaikan kepada wisatawan berdasarkan pengalamannya di Kampung Naga
Kabupaten Tasikmalaya tanpa dukungan faktor lain yang bermuatan pengetahuan
secara akademik. Di bawah ini adalah tabel 1.3 yang menunjukan latar belakang
pendidikan pramuwisata di Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya:
TABEL 1.3
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN PRAMUWISATA DI KAMPUNG NAGA KABUPATEN TASIKMALAYA
No. Pendidikan Terakhir Jumlah
1. SD 10
2. SMP 8
3. SMA 1
4. Sarjana (S1) 1
TOTAL 20
Sumber: Himpunan Pramuwisata Kampung Naga (HIPANA), 2015
Berdasarkan tabel 1.3 latar belakang pendidikan pramuwisata di Kampung
Naga Kabupaten Tasikmalaya masih sangat rendah, yaitu pramuwisata pendidikan
terakhir SD 10 orang, SMP 8 Orang, SMA 1 Orang, dan Sarjana (S1) 1 orang
dengan total keseluruhan sebanyak 20 orang yang tergabung dalam organisasi
Himpunan Pramuwisata Kampung Naga (HIPANA).
Menurut Kotler Keller (2013:408) orang yang berkomunikasi informal
yang berhubungan dengan produk dan menawarkan nasihat atau informasi tentang
produk atau produk kategori tertentu. Kualitas Jasa yang baik hanya dapat diberikan
oleh pramuwisata yang profesional berorientasi terhadap kepuasan wisatawan
berdasarkan kemampuan baik secara teoritis maupun tekhnis. Selain itu, seorang
pramuwisata yang harus memiliki pengetahuan yang didukung oleh kemampuan
dan keyakinan diri untuk menciptakan pelayanan yang menyenangkan, keunikan,
7
Parasuraman et.el (Kertajaya 2013:9) mengatakan bahwa kualitas
pelayanan terdiri dari lima elemen, yaitu reability, assurance, tangible, emphaty,
dan responsiveness.
Adapun implementasi mengenai kelima elemen tersebut dapat
diaplikasikaan oleh pramuwisata terhadap pelayanan yang diberikan kepada
wisatawan Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya adalah :
Reability yang dapat dirasakan oleh wisatawan yaitu ketika berhadapan
dengan pramuwisata yang mempunyai kemampuan untuk memberikan
pelayananan sesuai dengan janji-janji yang ditawarkan.
Assurance, meliputi kemampuan pramuwisata atas pengetahuan terhadap
produk secara tepat, keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberi
pelayanan dan keterampilan dalam memberikan informasi.
Tangible, pramuwisata di Kampung Naga menggunakan pakaian dan alat
penunjang kerja yang sederhana, sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial di
kalangan wisatawan. Dengan itu wisatawan dapat merasakan dipandu oleh
pramuwisata secara harmonis dengan kultur dan kearifan lokal yang sangat khas.
Emphaty perhatian secara individu yang diberikan pramuwisata kepada
wisatawan seperti kemudahan untuk menghubungi, kemampuan pramuwisata
untuk berkomunikasi dengan wisatawan, dan usaha pramuwisata dalam memahami
keinginan dan kebutuhan wisatawan.
Responsiveness, pramuwisata mendampingi wisatawan yang ingin
mengetahui bagaimana proses kehidupan di Kampung Naga berlangsung, misalnya
8
Ichsan Taufik Rachman, 2015
Berdasarkan implementasi kualitas pelayanan tersebut dapat disimpulkan
bahwa kinerja yang dilakukan senantiasa mengacu pada dimensi kualitas pelayanan
pramuwisata yang diharapkan dapat meningkatkan kepuasan wisatawan yang
berkunjung ke Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya. Beberapa data diatas
menjelaskan permasalahan yang timbul di Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya
adalah kurangnya pelayanan yang diberikan, kualitas pelayanan pramuwisata yang
diberikan tidak sesuai dengan keinginan wisatawan, maka diperlukan suatu
penelitian yang mendalam mengenai perancangan dan pengembangan kualitas
pelayanan yang dihasilkan sesuai dengan keinginan wisatawan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu diadakan suatu penelitian
tentang “Analisis Kualitas Pelayanan Pramuwisata dan Kepuasan Wisatawan
di Destinasi Wisata Budaya Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya”
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan pokok dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana gambaran kualitas pelayanan di Kampung Naga.
2. Bagaimana gambaran kepuasan wisatawan di Kampung Naga.
1.3 Tujuan penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka penelitian ini adalah
mendeskripsikan, menganalisis dan menjelaskan hasil temuan tentang:
1. Kualitas pelayanan di Kampung Naga.
9
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat menambah perluasan kajian ilmu pemasaran
pariwisataan di bidang jasa khususnya kualitas pelayanan dan kepuasan wisatawan.
Diharapkan dapat berguna bagi akademis dalam mengembangkan teori kepariwisataan.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pihak pengelola Kampung Naga
dengan melakukan fokus teradap usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan
dalam upaya mewujudkan kepuasan wisatawan. Dimana peningkatan ini memberikan
Ichsan Taufik Rachman, 2015
BAB III
OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1Objek Penetilitan
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu proses penelitian
dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang membahas mengenai
suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pendekatan kualitatif ini
menghasilkan suatu data dalam bentuk deskripsi dan tidak menggunakan suatu
perhitungan statistik yang menghasilkan angka-angka.
Menurut Moleong (2012:6), pendekatan kualitaif adalah
Pendekatan yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan cara memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Nasution (2003:18) mengemukakan bahwa “pendekatan kualitatif disebut
juga dengan penelitian naturalistik”. Disebut kualitatif karena tidak menggunakan
alat-alat pengukur, sedangkan disebut naturalistic karena situasi lapangan
penelitian bersifat natural atau wajar sebagaimana adanya tanpa dimanipulasi dan
tanpa eksperimen atau tes.
65
Berdasarkan pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan
kualitatif adalah pendekatan yang lebih memperhatikan situasi dan kondisi
berdasarkan fakta yang ada di lapangan dan bertujuan untuk memahami fenomena
sosial yang terjadi di masyarakat. Alasan peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif karena pendekatan kualitatif memiliki adaptabilitas yang tinggi terhadap
perubahan yang terjadi, sehingga memungkinkan peneliti untuk senantiasa
menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah yang dihadapi dalam
penelitian ini. Selain itu, dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penulis
berusaha menguraikan secara deskriptif hasil yang diperoleh dari data-data dan
temuan-temuan yang ada di lapangan untuk menggambarkan mengenai kualitas
pelayanan pramuwisata terhadap kepuasan wisatawan di desa budaya Kampung
Naga Kabupaten Tasikmalaya.
3.2Metode Penelitian
3.2.1Jenis Penelitian dan Metode yang digunakan
Metode merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mencapai tujuan
penelitian. Sugiono (2009:6) memberikan penjelasan mengenai metode penelitian
yaitu:
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam pendidikan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif, yaitu metode peneltian yang bertujuan untuk menggambarkan suatu
66
Ichsan Taufik Rachman, 2015
Hal ini sesuai dengan pendapat Moeloeng (2006:169) yang menyatakan
bahwa ciri-ciri umum manusia sebagai metode penelitian mencakup segi
responsif, dapat menyesuaikan diri, menekan keutuhan, mendasarkan diri atas
pengetahuan, memproses dan mengikhtisarkan, dan memanfaatkan kesempatan
mencari respon yang tidak lazim.
Menurut Nasution (Sugiono, 2005:61-62) peneliti sebagai metodologi
penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus
dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi peneliti
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek
keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa
test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami
dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
5. Hanya manusia sebagai metode dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau pelaksanaan.
3.2.2Operasionalisasi Variabel
Uber Silalahi (2009:201) mengungkapkan bahwa, ”Operasionalisasi variabel
merupakan kegiatan mengurai variabel menjadi sejumlah variabel operasional
atau variabel empiris yang menujuk langsung pada hal-hal yang dapat diamati dan
diukur”. Secara lebih rinci operasionalisasi masing-masing variabel ditunjukan
68
Ichsan Taufik Rachman, 2015
3.2.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
3.2.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2012:49) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakterisitik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh wisatawan yang berkunjung ke Kampung Naga
Kabupaten Tasikmalaya, Juru Kuncen Kampung Naga, Himpunan Pramuwisata
Kampung Naga (HIPANA), dan Dinas Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya.
3.2.3.2 Sampel
Pengambilan sampel dari populasi agar diperoleh sampel yang presentatif
atau mewakili, maka diupayakan setiap subjek dalam populasi mempunyai
peluang untuk menjadi sampel. Menurut Sugiyono (2008:73), yang dimaksud
dengan sampel adalah “bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut”.
Sugiono (2009:297) menjelaskan bahwa yang menjadi sampel penelitian
adalah sebagaiu berikut:
69
3.2.3.3Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Sugiyono (2010:62)
mengemukakan bahwa teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Jadi
tekhnik sampling pada penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang menjadi
sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi dipilih secara
purposive berkaitan dengan tujuan tertentu. (Sugiono, 2009:300) memaparkan
bahwa purposive sampling adalah sebagai berikut
Tekhnik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling mengetahui tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan proses pengadaan data untuk
keperluan penelitian dimana data yang terkumpul. Bila dilihat dari segi cara atau
tekhnik pengumpulan data, tekhnik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
observasi (pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi dan gabungan
ketiganya (Sugiono, 2009:62).
1. Wawancara, yaitu penelitian berhubungan langsung atau tatap muka
dengan melakukan tanya jawab secara lisan kepada pihak pramuwisata dan
sesepuh Kampung Naga untuk memperoleh data mengenai profil
Kampung Naga, kualitas pelayanan dan kepuasan wisatawan ke Kampung
70
Ichsan Taufik Rachman, 2015
2. Observasi, yaitu dilakukan dengan meninjau serta melakukan pengamatan
langsung terhadap destinasi yang diteliti yaitu Kampung Naga Kabupaten
Tasikmalaya, khususnya kualitas pelayanan yang ditawarkan agar
wisatawan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
3. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi bias berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental.
Lebih jelasnya mengenai teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
maka peneliti mengumpulkan dan menyajikan dalam tabel berikut ini:
TABEL 3.2
TEKNIK PENGUMPULAN DAN SUMBER DATA
No. Tekhnik Pengumpulan Data Sumber Data
1. Wawancara
Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Himpunan Pramuwisata Kampung Naga (HIPANA), sesepuh Kampung Naga, Wisatawan Kampung Naga 2. Observasi Kampung Naga Tasikmalaya
3. Dokumentasi Arsip Dinas Pariwisata, HPI, dan HIPANA
Sumber: Hasil pengolahan dan referensi (2015)
3.2.4.1Triangulasi
Dalam tekhnik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai tekhnik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai tekhnik
pengumpulan data. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan dari sumber
yang berbeda-beda dengan tekhnik yang sama (Sugiono, 2009:83).
Tujuan penelitian kualitatif memang bukan semata-mata mencari
kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subyek terhadap dunia sekitarnya.
Selanjutnya mathison (Sugiono, 2009:85) mengemukakan bahwa nilai dari
tekhnik pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data yang
71
3.2.5 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
3.2.5.1Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
dan kesahihan atau keahlian suatu instrument. Suatu instrumen yang valid atau
sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid
memiliki validitas rendah (Arikunto, 2006: 168).
3.2.5.2Pengujian Reliabilitas
Selanjutnya dilakukan uji realibilitas untuk mengetahui apakah alat
pengumpulan data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan,
kestabilan dan konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari
sekelompok individu.
Realibilitas artinya adalah ketepatan atau keakuratan (accuracy) dan
kemantapan (consistency) suatu instrument (Kusmayadi dan Endar Sugiarto,
(2000:112). Pengukuran yang memiliki realibilitas tinggi, yaitu pengukuran yang
mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliable). Realibilitas merupakan
salah satu ciri atau karakter utama instrument pengukuran yang baik.
Menurut penelitian kualitatif, suatu reabilitas itu bersifat majemuk ganda,
dinamis selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten, dan berulang seperti
72
Ichsan Taufik Rachman, 2015
3.2.6 Rancangan Teknik Analisis Data
3.2.6.1 Rancangan Analisis Data Kualitatif
Pengolahan data dilakukan setelah peneliti melakukan keseluruhan
proses penelitian hingga memperoleh sejumlah data melalui wawancara,
observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data diperlukan untuk mendapatkan
informasi yang berarti agar dapat mengungkapkan permasalahan yang diteliti. Hal
ini sesuai dengan pendapat Sugiono (2011:335) yang menyatakan bahwa
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menyebarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis data
merupakan proses mencari, menyusun, dan mengorganisasikan, menjabarkan data
yang diperoleh untuk dibuat kesimpulan penelitian.
Berkaitan dengan hal tersebut, Miles & Huberman (sugiono, 2010:337)
mengemukakan bahwa
Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus dan sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi.
3.2.6.2 Reduksi Data
Pada tahap ini, mereduksi data artinya merangkum, memilih hal-hal
pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, dan membuang hal yang dianggap
tidak perlu. Reduksi data dilakukan dalam hal pemilihan tentang relevan tidaknya
73
mentah diringkas, disusun lebih sistematis, serta ditonjolkan pokok-pokok yang
penting sehingga lebih mudah dikendalikan.
Peneliti menggunakan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi untuk
memperjelas data yang dibutuhkan. Reduksi data bertujuan untuk mempermudah
pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan
dengan cara merangkum, mengklasifikasikan sesuai masalah dan aspek-aspek
permasalahan yang diteliti.
3.2.6.3 Penyajian Data
Pada tahap ini peneliti berupaya mengklasifikasikan data sesuai dengan
pokok permasalahan yang diawali dengan pengkodean pada setiap sub pokok
permasalahan. Penyajian data dalam penelitian kualitatif dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.
Miles & Huberman (Sugiono, 2010:339) menyatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif.
3.2.6.4 Verifikasi Data
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan
dengan mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan. Penarikan kesimpulan
dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subyek
penelitian dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam
penelitian tersebut. Verifikasi dimaksudkan agar penilaian tentang kesesuaian data
dengan maksud yang terkandung dalam konsep-konsep dasar dalam penelitian
Ichsan Taufik Rachman, 2015
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan
analisa metode deskriptif dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui
observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Keabsahan data diperoleh dengan cara
triangulasi data mengenai analisis kualitas pelayanan dan kepuasan wisatawan
Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara umum tanggapan wisatawan Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya
mengenai kualitas pelayanan yang terdiri dari Tangible, Reliability,
Responsiveness, Assurance, dan Emphaty baik yang dirasakan oleh
wisatawan maupun berdasarkan tingkat kepentingannya memiliki penilaian
yang berbeda-beda.
2. Pelaksanaan kualitas pelayanan yang dilakukan oleh pramuwisata Kampung
Naga Kabupaten Tasikmalaya bahwa Strategi kualitas pelayanan yang terdiri
dari Tangible, Realiability, Responsiveness, Assurance, Emphaty yang
dilaksanakan oleh pramuwisata maupun masyarakat Kampung Naga
Kabupaten Tasikmalaya termasuk dalam kategori baik.
3. Gambaran tingkat kepuasan wisatawan Kampung Naga Kabupaten
Tasikmalaya yang terdiri dari expected dan perceived, lebih tinggi kenyataan
103
sangat puas karena tingkat kenyataan lebih besar dibandingkan tingkat
harapan.
4. Kualitas pelayanan yang terdiri dari Tangible, Reliability, Responsiveness,
Assurance, dan Emphaty memiliki peran yang sangat penting untuk dapat
memenuhi kepuasan wisatawan di Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya
baik itu secara simultan maupun parsial.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka direkomendasikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Kualitas Pelayanan dapat mempengaruhi kepuasan wisatawan, namun dalam
hal ini masih terdapat beberapa kekurangan dan harus diperbaiki untuk dapat
meningkatkan kepuasan wisatawan. Oleh karena itu perlu adanya pendidikan
dan pelatihan mengenai tugas dan funksi pramuwisata secara berkala pada
setiap pramuwisata Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya dalam bersikap,
berprilaku, berbahasa dan tata cara melayani wisatawan dengan baik dan
benar.
2. Untuk dapat meningkatkan dan tidak hanya mempertahankan kepuasan dari
wisatawan Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya adalah dengan
meningkatkan kualitas setiap pramuwisata, salah satunya adalah dengan
melakukan pembinaan dan pelatihan yang berkesinambungan, baik itu
104
Ichsan Taufik Rachman, 2015
bekerjasama dengan pihak terkait konsultan bidang pariwisata, karena dengan
adanya pembinaan terlebih jika bekerjasama dengan pihak yang memang
memiliki keahlian untuk hal tersebut, tentunya setiap pramuwisata akan
memiliki kualitas yang baik, sehingga akan berdampak pada kepuasan
wisatawan itu sendiri. Mengingat bahwa usaha pariwisata di Kabupaten
Tasikmalaya merupakan suatu jenis usaha yang memiliki potensi yang cukup
baik dan juga masih belum banyak dimanfaatkan, kerjasama antara
pihak-pihak terkait dan juga pemerintah akan banyak membantu dalam
mengembangkan potensi ini.
3. Setiap penelitian tentunya memiliki kekurangan dan keterbatasan, begitu juga
dengan penelitian ini memiliki keterbatasan karena hanya dilakukan pada
wisatawan yang melakukan kunjungan di Kampung Naga Kabupaten
Tasikmalaya yang diukur melalui program kualitas pelayanan pramuwisata
yang diberikan oleh pihak Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya. Sebagai
bahan rekomendasi bagi para peneliti selanjutnya di Kampung Naga
Kabupaten Tasikmalaya, para peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian
yang mencakup keseluruhan program maupun strategi yang dilakukan pihak
Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya untuk dapat bersaing dengan
destinasi wisata lainnya dan memberikan kepuasan pada setiap wisatawannya
105
jasa yang diberikan menjadi wisatawan yang memiliki loyalitas terhadap