PENGARUH PEMANFAATAN PATAHAN LEMBANG SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA PADA PESERTA DIDIK (Studi Eksperimen Kelas X Mata Pelajaran Geografi di
SMA Negeri 1 Lembang)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Geografi
Oleh :
NENENG FENTI FATIMAH NIM 1201487
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
SEKOLAH PASCASARJANA
Oleh :
Neneng Fenti Fatimah
S.Pd FPIPS Geografi Universitas Pendidikan Indonesia, 2011
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Geografi
© Neneng Fenti Fatimah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK
PENGARUH PEMANFAATAN PATAHAN LEMBANG SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA PADA PESERTA DIDIK (Studi Eksperimen Kelas X Mata Pelajaran Geografi di
SMA Negeri 1 Lembang)
Oleh : Neneng Fenti Fatimah (1201487), 2014.
Pembimbing I dan II : Darsiharjo dan Epon Ningrum
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya Patahan Lembang sebagai daerah rawan bencana. Bencana yang timbul yaitu bencana gempa bumi yang dapat mencapai kekuatan 3,3 SR, berpotensi merusak dan dampak yang dirasakan di daerah jalur patahan cukup besar. Keberadaan Patahan Lembang yang merupakan daerah bencana dianggap penting sebagai sumber belajar, dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemanfaatan Patahan Lembang terhadap kesiapsiagaan peserta didik di SMA Negeri 1 Lembang. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Desain eksperimen menggunakan Quasi
Experimental Design dengan pola desain Randomized Pretest-Postest Control.
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengan memanfaatkan patahan lembang sebagai sumber belajar berpengaruh terhadap kesiapsiagaan peserta didik.
Kata kunci : patahan lembang, sumber belajar, kesiapsiagaan.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LEMBANG’S FAULT UTILIZATION AS A SOURCE FOR LEARNING TOWARD IN STUDENT’S DISASTER ALERT (Experimental Study of Grade X Geographical Subject in
SMA Negeri 1 Lembang)
By: Neneng Fenti Fatimah (1201487), 2014.
First and Second Preceptor : Darsiharjo and Epon Ningrum
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
that learning process by utilizing Lembang’s Fault as a significant source for learning towards the student’s alert.
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR BAGAN ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 9
C. Rumusan Masalah Penelitian... .. 10
D. Tujuan Penelitian ... 11
E. Manfaat Penelitian ... 11
F. Struktur Organisasi Tesis ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 14
A. Hakekat Pembelajaran ... 14
1. Konsep Belajar dan Pembelajaran ... 14
2. Komponen Pembelajaran ... 16
B. Sumber Belajar ... 17
1. Hakikat Sumber Belajar ... 17
2. Klasifikasi dan Bentuk Sumber Belajar ... 18
3. Kriteria Pemilihan Sumber Belajar ... 21
4. Fungsi Sumber Belajar ... 22
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6. Pemanfaatan Lingkungan dalam Pembelajaran Geografi.. .... 25
C. Penggunaan Metode Studi Lapangan ... 28
D. Penggunaan Metode Pemberian Tugas ... 30
E. Patahan Lembang Sebagai Sumber Belajar Geografi ... 32
1. Definisi Patahan ... 32
2. Macam-Macam Patahan ... 34
3. Manfaat Daerah Patahan Bagi Manusia ... 35
4. Dampak Daerah Patahan Bagi Manusia ... 35
F. Kesiapsiagaan Bencana ... 36
1. Pengertian Kesiapsiagaan Bencana ... 36
2. Parameter Kesiapsiagaan ... 37
G. Penelitian Terdahulu ... 39
H. Kerangka Pemikiran ... 42
I. Hipotesis Penelitian ... 43
BAB III METODE PENELITIAN ... 45
A. Lokasi dan Populasi/Sampel Penelitian ... 45
1. Lokasi Penelitian ... 45
2. Populasi Penelitian ... 45
3. Sampel Penelitian ... 46
B. Desain Penelitian ... 47
C. Metode Penelitian... 50
D. Definisi Operasional... 50
E. Instrumen Penelitian... 54
F. Proses Pengembangan Instrumen... .... 57
G. Teknik Pengumpulan Data ... 60
H. Analisis Data ... 62
I. Alur Penelitian ... 68
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 69
1. Lokasi Penelitian ... 69
2. Sejarah Singkat Sekolah ... 69
3. Visi dan Misi Sekolah ... 69
4. Tujuan Sekolah... 70
5. Sarana Prasarana ... 71
6. Sumber Daya Manusia ... 72
B. Deskripsi Data hasil Penelitian ... 74
1. Kesiapsiagaan Peserta Didik Kelompok Eksperimen 1... ... 74
a. Proses dan Hasil Belajar Menggunakan Metode Studi Lapangan ... 74
b. Kesiapsiagaan Peserta Didik ... 78
2. Kesiapsiagaan Peserta Didik Kelompok Eksperimen 2... ... 87
a. Proses dan Hasil Belajar Menggunakan Metode Pemberian Tugas ... 87
b. Kesiapsiagaan Peserta Didik ... 90
3. Kesiapsiagaan Peserta Didik Kelompok Kontrol ... 98
a. Proses dan Hasil Belajar Menggunakan Pembelajaran Konvensional ... 98
b. Kesiapsiagaan Peserta Didik ... 101
C. Analisis Data ... 109
1. Normalitas Data ... 109
2. Homogenitas ... 113
3. Uji Hipotesis ... 117
D. Pembahasan ... 124
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 132
A. Simpulan ... 132
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA ... 136
LAMPIRAN ... 141
DAFTAR TABEL Tabel Hal. Tabel 2.1. Klasifikasi Sumber Belajar ... 19
Tabel 2.2. Parameter Kesiapsiagaan Bencana... 38
Tabel 3.1. Nilai Skor Kesiapsiagaan pada Studi Pendahuluan dan Nilai UTS ... 46
Tabel 3.2. Desain Kuasi Eksperimen Randomized Pretest-Posttest Control... 48
Tabel 3.3. Operasional Variabel Patahan Lembang ... 51
Tabel 3.4. Operasional Variabel Kesiapsiagaan Peserta Didik ... 53
Tabel 3.5. Kategori Tingkat Kesiapsiagaan Bencana ... 53
Tabel 3.6. Kategori Tingkat Kesukaran Soal ... 59
Tabel 3.7. Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 59
Tabel 3.8. Nilai Koefisien Daya Pembeda ... 60
Tabel 3.9. Tingkat Kesiapsiagaan Bencana ... 63
Tabel 3.10 Kategori Tingkat Gain yang Dinormalisasi. ... 65
Tabel 4.1. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Lembang ... 71
Tabel 4.2. Periode Jabatan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Lembang ... 72
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.4. Tenaga Administrasi SMA Negeri 1 Lembang ... 73
Tabel 4.5. Rombongan Belajar Peserta Didik SMA Negeri 1 Lembang ... 74
Tabel 4.6. Hasil Belajar Pretest dan Postest Kelas Eksperimen 1 ... 77
Tabel 4.7. Nilai Maksimum dan Minimum Parameter Kesiapsiagaan ... 78
Tabel 4.8. Frekuensi Indeks Kesiapsiagaan Berdasarkan Parameter Pengetahuan di Kelas Eksperimen 1 ... 79
Tabel 4.9. Frekuensi Indeks Kesiapsiagaan Berdasarkan Parameter Rencana Tanggap Darurat di Kelas Eksperimen 1 ... 81
Tabel 4.10.Frekuensi Indeks Kesiapsiagaan Berdasarkan Parameter Sistem Peringatan Bencana di Kelas Eksperimen 1 ... 83
Tabel 4.11.Frekuensi Indeks Kesiapsiagaan Berdasarkan Parameter Mobilisasi Sumberdaya di Kelas Eksperimen 1 ... 84
Tabel 4.12. Peningkatan N-Gain Kesiapsiaagaan Peserta Didik Kelas Eksperimen 1 ... 86
Tabel 4.13. Hasil Belajar Pretest dan Postest Kelas Eksperimen 2 ... 89
Tabel 4.14. Frekuensi Indeks Kesiapsiagaan Berdasarkan Parameter Pengetahuan di Kelas Eksperimen 2 ... 90
Tabel 4.15. Frekuensi Indeks Kesiapsiagaan Berdasarkan Parameter Rencana Tanggap Darurat di Kelas Eksperimen 2 ... 92
Tabel 4.16. Frekuensi Indeks Kesiapsiagaan Berdasarkan Parameter Sistem Peringatan Bencana di Kelas Eksperimen 2 ... 94
Tabel 4.17. Frekuensi Indeks Kesiapsiagaan Berdasarkan Parameter Mobilisasi Sumberdaya di Kelas Eksperimen 2 ... 95
Tabel 4.18. Peningkatan N-Gain Kesiapsiaagaan Peserta Didik Kelas Eksperimen 2 ... 97
Tabel 4.19. Hasil Belajar Pretest dan Postest Kelas Kontrol ... 100
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.21. Frekuensi Indeks Kesiapsiagaan Berdasarkan Parameter
Rencana Tanggap Darurat di Kelas Kontrol ... 103
Tabel 4.22. Frekuensi Indeks Kesiapsiagaan Berdasarkan Parameter Sistem Peringatan Bencana di Kelas Kontrol ... 105
Tabel 4.23. Frekuensi Indeks Kesiapsiagaan Berdasarkan Parameter Mobilisasi Sumberdaya di Kelas Kontrol ... 106
Tabel 4.24. Peningkatan N-Gain Kesiapsiaagaan Peserta Didik Kelas Kontrol ... 108
Tabel 4.25. Hasil Uji Normalitas Kesiapsiagaan Kelas Eksperimen 1 ... 110
Tabel 4.26. Hasil Uji Normalitas Kesiapsiagaan Kelas Eksperimen 2 ... 110
Tabel 4.27. Hasil Uji Normalitas Kesiapsiagaan Kelas Kontrol ... 111
Tabel 4.28. Hasil Uji Normalitas Data Kesiapsiagaan Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 ... 112
Tabel 4.29. Hasil Uji Normalitas Data Kesiapsiagaan Kelas Eksperimen 1 dan Kontrol ... 112
Tabel 4.30. Hasil Uji Normalitas Data Kesiapsiagaan Kelas Eksperimen 2 dan Kontrol ... 113
Tabel 4.31. Hasil Uji Homogenitas Data Kesiapsiagaan Kelas Eksperimen 1 ... 114
Tabel 4.32. Hasil Uji Homogenitas Data Kesiapsiagaan Kelas Eksperimen 2 ... 114
Tabel 4.33. Hasil Uji Homogenitas Data Kesiapsiagaan Kelas Kontrol... 115
Tabel 4.34. Hasil Uji Homogenitas Data Kesiapsiagaan Kelas Eksperimen 1 dan 2 ... 116
Tabel 4.35. Hasil Uji Homogenitas Data Kesiapsiagaan Kelas Eksperimen 1 dan Kontrol ... 116
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.37. Perbedaan Skor Kesiapsiagaan Peserta Didik di Kelas
Eksperimen 1 ... 118
Tabel 4.38. Perbedaan Skor Kesiapsiagaan Peserta Didik di Kelas Eksperimen 2 ... 119
Tabel 4.39. Perbedaan Skor Kesiapsiagaan Peserta Didik di Kelas Kontrol ... 120
Tabel 4.40. Perbedaan Skor Kesiapsiagaan Peserta Didik Kelas Eksperimen 1 dan 2 ... 122
Tabel 4.41. Perbedaan Skor Kesiapsiagaan Peserta Didik Kelas Eksperimen 1 dan Kontrol ... 123
Tabel 4.42. Perbedaan Skor Kesiapsiagaan Peserta Didik Kelas Eksperimen 2 dan Kontrol ... 124
DAFTAR GAMBAR Gambar Hal. Gambar 2.1. Lokasi Patahan Lembang ... 33
Gambar 4.1. Tingkat Kesiapsiagaan Peserta Didik di Kelas Eksperimen 1 .... 85
Gambar 4.2. Tingkat Kesiapsiagaan Peserta Didik di Kelas Eksperimen 2 .... 96
Gambar 4.3. Tingkat Kesiapsiagaan Peserta Didik di Kelas Kontrol ... 107
Gambar 4.4. Kegiatan Mengamati pada Kelas Eksperimen 1 ... 125
Gambar 4.5. Kegiatan Eksperimen/Eksplorasi pada Kelas Eksperimen 2... 127
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR BAGAN
Bagan Hal.
Bagan 2.1. Hubungan Antar Komponen Pembelajaran ... 17
Bagan 2.2. Kerangka Pemikiran Penelitian... 42
Bagan 3.1. Alur Penentuan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .. 47
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bagan 3.3. Alur Penelitian ... 68
DAFTAR LAMPIRAN
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Lampiran A.1. Soal Pretest dan Postest ... 141
Lampiran A.2. Angket Kesiapsiagaan Peserta Didik ... 147
Lampiran B.1. RPP untuk Kelas Eksperimen 1 ... 150
Lampiran B.2. RPP untuk Kelas Eksperimen 2 ... 169
Lampiran B.3. RPP untuk Kelas Kontrol ... 191
Lampiran C.1. Lembar Observasi Aktivitas Guru di Kelas Eksperimen 1 ... 205
Lampiran C.2. Lembar Observasi Aktivitas Guru di Kelas Eksperimen 2 ... 206
Lampiran C.3. Lembar Observasi Aktivitas Guru di Kelas Kontrol ... 207
Lampiran E.1. Foto Penelitian ... 208
Lampiran E.2. Surat Izin Penelitian... 210
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Negara Indonesia dijuluki sebagai Negara Kepulauan karena wilayah
Indonesia terdiri dari beberapa pulau. Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan
dan Perikanan (2011:1) “jumlah pulau di Indonesia berjumlah sekitar 17.504
pulau”. Secara astronomis, Indonesia terletak di antara 6ºLU - 11ºLS dan 95ºBT -
141ºBT. Berdasarkan letak astronomisnya Indonesia dilalui oleh garis equator
yang menyebabkan Indonesia beriklim tropis. Berdasarkan letak secara geografis,
Indonesia terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia serta terletak
di antara dua samudera yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Secara
geologis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada pertemuan tiga lempeng
tektonik antara lain lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan lempeng
Pasifik. Sebagaimana dikemukakan oleh Murtianto (2010: 30-31) bahwa:
Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng utama dunia yaitu Lempeng Australia, Eurasia, dan Pasifik. Lempeng Eurasia dan Australia bertumbukan di lepas pantai barat Pulau Sumatera, lepas pantai selatan Pulau Jawa, lepas pantai selatan kepulauan Nusatenggara dan berbelok ke arah utara perairan Maluku sebelah selatan, sedangkan Lempeng Australia dan Lempeng Pasifik bertumbukan di sekitar Pulau Papua, sementara pertemuan ketiga lempeng itu terjadi di sekitar Pulau Sulawesi.
Hal ini dipertegas oleh Malik (2010:37) bahwa “pergerakan lempeng
tektonik dapat menyebabkan terbentuknya jalur gempa bumi, rangkaian gunung
api aktif serta patahan-patahan yang berpotensi menjadi sumber gempa”. Beberapa
pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa adanya pergerakan antara ketiga
lempeng tektonik dapat menyebabkan terbentuknya jalur gempa bumi, oleh
karena itu Indonesia memiliki potensi bencana gempa bumi dan dapat
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Wilayah yang sering terjadi gempa bumi pada umumnya terletak dekat
dengan zona tumbukan lempeng dan dekat dengan zona patahan, seperti yang
diungkapkan oleh Noor (2011:172) bahwa “pusat gempa yang tersebar di daratan
seringkali berkaitan dengan struktur sesar aktif berskala besar” oleh karena itu,
bencana gempa bumi tersebut merupakan salah satu fenomena geosfer akibat dari
adanya tumbukan antar lempeng atau tumbukan zona patahan. Salah satu daerah
yang rawan terhadap bencana gempa bumi yaitu Provinsi Jawa Barat.
Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi yang tergolong rawan terhadap
bencana gempa bumi karena dipengaruhi oleh kondisi geologi yang sangat
kompleks. Menurut Pusat Vulkanonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (2009:32)
menyatakan “kegempaan di wilayah Jawa Barat bersifat merusak karena
kegempaan tersebut berasal dari pergerakan sesar atau patahan di darat dan
wilayah ini pernah mengalami kejadian kegempaan sekitar 34 kejadian”.
Bachtiar dan Brahmantyo (2009:78) memandang bahwa “patahan atau sesar
merupakan patahan yang terjadi di kerak bumi dimana terjadinya suatu pergerakan
dan pergeseran blok-blok kerak bumi”. Pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa patahan atau sesar dapat terjadi karena adanya retakan pada kerak bumi
yang dapat mengalami pergeseran atau pergerakan sehingga pergerakan tersebut
dapat mengakibatkan adanya getaran di atas permukaan bumi serta dapat
menimbulkan bencana gempa bumi. Salah satu daerah yang dilewati jalur patahan
berada di Kawasan Bandung Utara dan patahan tersebut dikenal dengan Patahan
Lembang. Patahan Lembang ini terindikasi dapat mengalami pergerakan sehingga
menimbulkan bencana gempa bumi.
Patahan Lembang secara administratif berada di Kabupaten Bandung Barat
yang dimulai dari kaki Gunung Manglayang di sebelah timur, Gunung Batu di
Lembang hingga ke Cisarua Cimahi. Sebagaimana diungkapkan oleh
3
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Patahan Lembang merupakan retakan yang memanjang lebih dari 22 km, bagian utara bergerak relatif turun sementara bagian selatan terangkat. Wilayah yang relatif bergerak turun itu dimulai dari kota Lembang, Cisarua, Maribaya hingga ke Batu lonceng Cibodas. Akibat dari proses tektonik ini terbentang suatu gawir (lereng lurus) yang merupakan bidang gelincir sesar lembang yang jelas terlihat dari Lembang ke arah timur. Patahan ini termasuk patahan yang normal.
Pernyataan yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan patahan
lembang merupakan patahan yang membentuk dua blok yaitu blok utara dan blok
selatan. Blok bagian utara mengalami penurunan yang tajam sedangkan blok
selatan mengalami pengangkatan yang akibatnya terbentuk suatu gawir yang dapat
mengalami pergerakan. Gawir (lereng lurus) dari patahan lembang ini jelas terlihat
dari wilayah Lembang ke arah timur. Hal ini yang membuat Kabupaten Bandung
Barat ini rentan terhadap bencana gempa bumi.
Kerentanan ini dibuktikan dengan adanya guncangan gempa bumi yang
terjadi di Kecamatan Cisarua tepatnya terjadi pada bulan Juli, akhir Agustus, dan
Oktober 2011. Hal ini dipertegas oleh Bachtiar dan Syafriani (2012: 104) bahwa “selama tahun 2011 terjadi beberapa kali gempa di sekitar Patahan Lembang yang kekuatannya mencapai 3,3 skala Richter, meskipun kekuatan gempa tersebut kecil
namun dampak yang dirasakan di daerah jalur patahan cukup besar”. Dari
pernyataan tersebut dapat dikatakan patahan lembang berpotensi menjadi daerah
yang rawan bencana gempa bumi, meskipun guncangan gempa bumi ini terjadi
sekitar 3,3 skala Richter namun dampak yang dirasakan sangat besar bagi
penduduk atau lembaga sekolah yang berada di atas jalur patahan tersebut. Hal ini
menyebabkan beberapa bangunan yang berada di atas jalur patahan tersebut
mengalami kehancuran, dari peristiwa tersebut dapat diindikasikan bahwa gempa
bumi yang berasal dari pergerakan patahan berpotensi merusak karena lebih dekat
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sebagaimana pernyataan yang dikemukakan oleh Malik (2010:38) “gempa
bumi yang bersumber dari patahan aktif di darat berpotensi merusak meskipun
magnetudonya tidak terlalu besar, namun kedalamannya dangkal dan dekat dengan
pemukiman serta aktivitas penduduk”. Daerah patahan lembang merupakan daerah
yang rawan bencana geologis, oleh karena itu daerah sekitar patahan lembang
sering terjadi gempa bumi dengan skala magnetudo yang tidak terlalu besar namun
dapat berpotensi merusak. Potensi kebencanaan pada patahan lembang ini
sebenarnya dapat diminimalisir melalui usaha-usaha manusia dalam kegiatan
mitigasi bencana. Usaha dalam meminimalisir bencana sebenarnya dapat bersifat
struktural dan non struktural. Usaha-usaha dalam meminimalisir bencana tersebut
dapat disosialisasikan melalui pendidikan. Begitupun keberadaan Patahan
Lembang yang menjadi penyebab bencana gempa bumi selayaknya dapat
disosialisasikan melalui proses pendidikan di sekolah.
Bencana gempa bumi yang bersumber dari Patahan Lembang ini
diindikasikan belum banyak peserta didik yang mengetahuinya. Hal ini dibuktikan
dari hasil penelitian Noviansyah (2013: 76-79) bahwa :
Sebesar 43,7% peserta didik belum mengetahui dan belum memahami Kawasan Bandung Utara rawan terhadap bencana gempa bumi serta peserta didik tersebut tidak mengetahui penyebab terjadinya bencana gempa bumi. Penyebab peserta didik belum mengetahui dan memahami jenis bencana yang terjadi di sekitar Patahan Lembang disebabkan karena cara guru memberikan pendidikan kebencanaan hanya terpaku pada buku pelajaran atau buku pegangan.
Hal inilah yang menjadikan Patahan Lembang dianggap penting sebagai
sumber belajar karena Patahan Lembang dapat memberikan informasi
pengetahuan bagi peserta didik terhadap jenis bencana yang terjadi di sekitar
Kawasan Bandung Utara. Penerapan pembelajaran tentang kebencanaan sangat
berperan penting dalam membangun kesiapsiagaan peserta didik karena
5
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pikir serta pola perilaku peserta didik dalam menghadapi suatu bencana. Upaya
tersebut dapat dilakukan dengan tujuan agar peserta didik yang berada di jalur
patahan memiliki rasa kesiapsiagaan yang tinggi dalam menghadapi bencana
gempa bumi yang sewaktu-waktu akan terjadi.
Kesiapsiagaan bencana sangat penting untuk diterapkan bagi peserta didik
melalui proses pembelajaran geografi. Sumaatmadja (1997:12) menyatakan “pembelajaran geografi pada hakikatnya adalah pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan
kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya”. Tilbury dan Williams
(1997:108) menyatakan “geography which studies the interactions between human
and physical environment, contributes to an understanding of the process affecting
the environment and ecourages an interest in its management and protection”.
Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut geografi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang suatu gejala di permukaan bumi yang tidak akan terlepas dari
adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan fisiknya. Pembelajaran
geografi ini tidak akan terlepas dari lingkungan fisiknya karena keberadaan
lingkungan sekitar dengan segala sumber dayanya dapat menjadi sumber
pembelajaran geografi. Sebagai contoh Patahan Lembang yang merupakan suatu
fenomena yang harus ditelaah keberadaannya serta dipahami dampak
keberadaannya, oleh karena itu adanya Patahan Lembang sangat penting dipelajari
dalam pembelajaran geografi terutama untuk tingkat Sekolah Menengah Atas.
Pembelajaran geografi pada tingkat Sekolah Menengah Atas ini harus dapat
mengembangkan pembelajaran yang dapat menggali potensi peserta didik melalui
kegiatan yang dapat memecahkan masalah agar peserta didik memiliki
kemampuan analisis secara geografis dan dapat mengambil keputusan melalui
perilaku keruangan. Pembelajaran geografi diharapkan dapat memberikan
wawasan global bagi peserta didik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Noviansyah
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pembelajaran geografi itu harus berorientasi pada permasalahan yang aktual berkembang di sekitar peserta didik, adanya kepentingan dan psikologi perkembangan peserta didik, peningkatan taraf hidup melalui pengenalan dan pemanfaatan sumberdaya, berorientasi ke masa depan, memberikan wawasan global baik dalam bentuk peluang maupun tantangan.
Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan pembelajaran geografi bukan
pembelajaran yang bertujuan untuk menghafalkan konsep namun pembelajaran
geografi adalah pembelajaran yang aplikatif berdasarkan permasalahan yang
aktual dan faktual. Pembelajaran yang berdasarkan permasalahan yang aktual dan
faktual ini dapat menjadikan peserta didik lebih nyata dalam memahami
permasalahan yang sedang terjadi di sekitar lingkungannya. Hal ini menunjukkan
bahwa pembelajaran geografi saat ini telah mengalami perubahan pola
pembelajaran, dari pola teacher centered menjadi student centered. Pola
pembelajaran tersebut, saat ini dikembangkan melalui kurikulum 2013. Sesuai
Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah menyebutkan bahwa :
Pola pembelajaran pada kurikulum 2013 berpusat pada peserta didik, pembelajaran harus interaktif (interaktif guru, peserta didik, masyarakat, lingkungan alam, sumber/ media lainnya), pembelajaran dilakukan secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari sumber manapun dan dari siapa saja), pembelajaran aktif-mencari, pembelajaran berbasis tim, pembelajaran berbasis alat atau multimedia dan pembelajaran yang kreatif.
Selain pernyataan di atas, Amri (2013:39) menyatakan “pembelajaran pada
kurikulum 2013 merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh perubahan, baik perubahan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan)”. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berpusat pada kebutuhan peserta didik dan kepentingan peserta didik yang disesuaikan
dengan potensi lingkungan yang ada, oleh karena itu pembelajaran geografi sesuai
kurikulum 2013 tersebut harus dapat mengembangkan potensi peserta didik untuk
7
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
agar tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan materi pembelajaran pada kehidupan sehari-hari. Pengembangan
pembelajaran geografi sebaiknya didukung oleh adanya sumber belajar, karena
proses pembelajaran untuk peserta didik pada kurikulum tersebut dapat diperoleh
dari berbagai sumber, baik sumber belajar melalui fenomena-fenomena alam,
sumber belajar yang berasal dari benda-benda bersejarah, sumber belajar dari
masyarakat, buku atau fakta-fakta yang sedang terjadi.
Proses pembelajaran geografi sebenarnya bukan hanya berlangsung di dalam
kelas saja, namun dapat juga berlangsung di luar kelas dengan menggunakan
lingkungan sebagai media atau sumber belajar. Pembelajaran menggunakan
lingkungan sebagai sebagai sumber belajar sangat diperlukan guna untuk
mengenalkan lingkungan sekitar peserta didik terutama wilayah yang rawan
bencana. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sebenarnya memberikan
fungsi yang sangat besar bagi peningkatan pemahaman peserta didik dan
memotivasi peserta didik. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Husamah (2013:3)
bahwa “sumber belajar dari lingkungan akan semakin memperkaya wawasan dan
pengetahuan peserta didik karena mereka mengalami secara langsung dan dapat
mengoptimalkan potensi pada peserta didik itu sendiri”. Serupa dengan pernyataan
di atas, Sudjana dan Rivai (2011: 208-209) mengungkapkan bahwa :
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat memberikan keuntungan diantaranya kegiatan pembelajaran lebih menarik, pembelajaran lebih bermakna, bahan yang dipelajari lebih faktual, kegiatan belajar lebih komprehensif dan aktif, sumber belajar menjadi lebih beraneka ragam, dan peserta didik dapat memahami aspek-aspek kehidupan yang ada di sekitarnya.
Dari beberapa pernyataan yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan dimana penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat
dikembangkan oleh guru geografi agar dapat mencapai pembelajaran yang
bermakna, meningkatkan pemahaman peserta didik, memberikan motivasi kepada
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kesan membosankan dan peserta didik dapat memahami lingkungan sekitar secara
faktual. Segala kenyataan yang ada dan terjadi di atas permukaan bumi baik yang
berkenaan dengan kehidupan manusia maupun lingkungan dengan segala
prosesnya dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Sebagai guru, kita harus dapat
memilih berbagai benda yang terdapat di lingkungan untuk dijadikan sebagai
media dan sumber belajar bagi peserta didik di sekolah.
Ningrum (2009:114) menyatakan “seorang guru hendaknya melibatkan
siswa dalam lingkungan seperti membawa sesuatu dari lingkungan ke dalam
kegiatan pembelajaran, membawa siswa ke lingkungan luar dan membiarkan siswa
belajar dengan lingkungannya”. Pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa
hendaknya para peserta didik terlibat dengan lingkungannya, agar peserta didik
dapat memperoleh pengalaman belajar secara langsung. Sebagai contoh, peserta
didik akan mempelajari materi tentang mitigasi dan adaptasi bencana dimana pada
kenyataannya mereka berada pada jalur Patahan Lembang. Patahan Lembang ini
sebenarnya dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai sumber belajar pada
pembelajaran geografi baik dengan cara membawa peserta didik ke lingkungan
langsung maupun membawa lingkungan Patahan Lembang melalui media
pembelajaran.
Hal ini dipertegas oleh pernyataan Bachtiar dan Syafriani (2012:114) bahwa “Patahan Lembang merupakan bagian proses sejarah Bandung yang dapat dijadikan tempat pembelajaran dan laboratorium alam”. Fenomena ini dapat dikaji
oleh peserta didik karena berhubungan dengan materi kebencanaan pada mata
pelajaran geografi. Patahan Lembang dijadikan sebagai sumber belajar, diharapkan
agar peserta didik memperoleh ilmu mengenai keberadaan Patahan Lembang
secara nyata, peserta didik dapat memahami konsep melalui pengalaman
belajarnya sendiri dan peserta didik dapat memiliki tingkat kesiapsiagaan yang
9
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Lembang ini serta memahami secara nyata tentang dampak yang timbul jika
berada di jalur patahan.
Pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik
tentang potensi kebencanaan serta dapat meningkatkan kesiapsiagaan peserta didik
di sekitar jalur Patahan Lembang, sehingga peserta didik lebih siap dalam
menghadapi bencana yang suatu saat akan terjadi. Berdasarkan permasalahan yang
terkait mengenai pentingnya daerah Patahan Lembang sebagai sumber belajar
maka guru dapat mengimplementasikannya melalui proses pembelajaran agar
peserta didik dapat mengetahui dan memahami daerah sekitar tempat tinggalnya
serta peserta didik menjadi lebih siap dalam menghadapi bencana terutama
bencana yang berkaitan dengan bencana geologis.
Upaya dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik
mengenai potensi bencana yang sering terjadi di lingkungan sekitar patahan
lembang, maka pada penelitian ini peneliti mencoba untuk dapat memanfaatkan
patahan lembang sebagai sumber belajar geografi dengan menggunakan metode
studi lapangan, metode pemberian tugas melalui media pembelajaran, serta
memanfaatkan patahan lembang dengan pembelajaran konvensional. Indikasi yang
diharapkan setelah memanfaatkan patahan lembang sebagai sumber belajar
menggunakan metode studi lapangan, metode pemberian tugas, dan pembelajaran
konvensional yaitu peserta didik dapat mengetahui serta memahami lingkungan
sekitar peserta didik rawan akan bencana sehingga mereka dapat menyadari bahwa
daerah sekitar patahan lembang merupakan daerah yang berpotensi terjadinya
bencana gempa bumi bahkan setelah melalui proses pembelajaran diharapkan
kegiatan pembelajaran tersebut dapat berpengaruh terhadap kesiapsiagaan peserta
didik khususnya kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi, dari
permasalahan yang telah peneliti uraikan sebelumnya maka peneliti tertarik untuk
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PATAHAN LEMBANG SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA PADA PESERTA DIDIK (Studi Eksperimen Kelas X Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri 1 Lembang).”
B.Identifikasi Masalah Penelitian
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya daerah Patahan Lembang yang
terindikasi dapat mengalami pergerakan. Pergerakan tersebut dapat menimbulkan
guncangan gempa bumi. Guncangan gempa bumi yang disebabkan oleh
pergerakan Patahan Lembang ini dapat menimbulkan bencana gempa bumi yang
kekuatannya mencapai 3,3 SR sehingga berpotensi merusak dan dampak yang
dirasakan di daerah jalur patahan cukup besar. Keberadaan Patahan Lembang yang
merupakan daerah rawan bencana dianggap penting sebagai sumber belajar karena
pembelajaran dengan memanfaatkan Patahan Lembang dapat memberikan
informasi kebencanaan serta merupakan media sosialisasi yang dapat diterapkan
melalui pendidikan.
Pemanfaataan Patahan Lembang sebagai sumber belajar pada penelitian ini
dapat diimplementasikan dengan menggunakan metode studi lapangan, metode
pemberian tugas serta melalui pembelajaran secara konvensional. Indikasi yang
diharapkan setelah memanfaatkan patahan lembang sebagai sumber belajar
menggunakan metode studi lapangan, metode pemberian tugas, dan pembelajaran
secara konvensional yaitu agar proses pembelajaran yang berdasarkan potensi
lingkungan sekitar dapat berpengaruh terhadap kesiapsiagaan peserta didik
terhadap bencana. Bersumber dari permasalahan yang telah dipaparkan
sebelumnya maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian bagaimana
pengaruh pemanfaatan patahan lembang sebagai sumber belajar terhadap
kesiapsiagaan peserta didik baik pemanfaatan patahan lembang dengan membawa
peserta didik secara langsung ke daerah patahan melalui metode studi lapangan,
11
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pemberian tugas serta pemanfaatan patahan lembang yang menggunakan
pembelajaran konvensional. Implementasi pembelajaran yang telah diterapkan
tersebut, diharapkan agar peserta didik dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
ke dalam kehidupan sehari-hari.
C.Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang dan identifikasi masalah yang
telah diuraikan sebelumnya bahwa Patahan Lembang memiliki potensi
kebencanaan yang besar, untuk itu Patahan Lembang dianggap penting sebagai
sumber belajar bagi peserta didik yang berada pada jalur patahan. Sumber belajar
yang berdasarkan lingkungan sekitar peserta didik dapat dimanfaatkan baik
melalui metode studi lapangan dengan membawa peserta didik secara langsung ke
lapangan maupun melalui metode pemberian tugas dengan membawa lingkungan
patahan lembang melalui media pembelajaran, agar penelitian ini lebih terarah,
maka rumusan masalah tersebut dijabarkan sebagai berikut.
1. Adakah perbedaan kesiapsiagaan peserta didik sebelum dan sesudah perlakuan
pada kelas eksperimen 1 yang memanfaatkan Patahan Lembang sebagai sumber
belajar melalui metode studi lapangan?
2. Adakah perbedaan kesiapsiagaan peserta didik sebelum dan sesudah perlakuan
pada kelas eksperimen 2 yang memanfaatkan Patahan Lembang sebagai sumber
belajar melalui metode pemberian tugas?
3. Adakah perbedaan kesiapsiagaan peserta didik sebelum dan sesudah kegiatan
pembelajaran pada kelas kontrol yang memanfaatkan Patahan Lembang sebagai
sumber belajar melalui pembelajaran konvensional?
4. Adakah perbedaan kesiapsiagaan peserta didik setelah kegiatan pembelajaran
antara kelas eksperimen 1 dengan eksperimen 2 yang memanfaatkan Patahan
Lembang sebagai sumber belajar melalui metode studi lapangan dan Patahan
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5. Adakah perbedaan kesiapsiagaan peserta didik setelah kegiatan pembelajaran
antara kelas eksperimen 1 dengan kelas kontrol yang memanfaatkan Patahan
Lembang sebagai sumber belajar melalui metode studi lapangan dan Patahan
Lembang melalui pembelajaran konvensional?
6. Adakah perbedaan kesiapsiagaan peserta didik setelah diberikan perlakuan
antara kelas eksperimen 2 dengan kelas kontrol yang memanfaatkan Patahan
Lembang sebagai sumber belajar melalui metode pemberian tugas dan Patahan
Lembang melalui pembelajaran konvensional?
D.Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan rumusan masalah yang
telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut.
1. Menganalisis perbedaan kesiapsiagaan peserta didik sebelum dan sesudah
perlakuan pada kelas eksperimen 1 yang memanfaatkan Patahan Lembang
sebagai sumber belajar melalui metode studi lapangan.
2. Menganalisis perbedaan kesiapsiagaan peserta didik sebelum dan sesudah
perlakuan pada kelas eksperimen 2 yang memanfaatkan Patahan Lembang
sebagai sumber belajar melalui metode pemberian tugas.
3. Menganalisis perbedaan kesiapsiagaan peserta didik sebelum dan sesudah
kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol yang memanfaatkan Patahan
Lembang sebagai sumber belajar melalui pembelajaran konvensional.
4. Menganalisis perbedaan kesiapsiagaan peserta didik setelah kegiatan
pembelajaran antara kelas eksperimen 1 dengan eksperimen 2 yang
memanfaatkan Patahan Lembang sebagai sumber belajar melalui metode studi
lapangan dan Patahan Lembang melalui metode pemberian tugas.
5. Menganalisis perbedaan kesiapsiagaan peserta didik setelah kegiatan
pembelajaran antara kelas eksperimen 1 dengan kelas kontrol yang
memanfaatkan Patahan Lembang sebagai sumber belajar melalui metode studi
13
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6. Menganalisis perbedaan kesiapsiagaan peserta didik setelah diberikan
perlakuan antara kelas eksperimen 2 dengan kelas kontrol yang memanfaatkan
Patahan Lembang melalui metode pemberian tugas dan Patahan Lembang
melalui pembelajaran konvensional.
E.Manfaat Penelitian
Secara praktis penelitian ini mengkaji mengenai pengaruh pemanfaatan
Patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada
peserta didik di SMA Negeri 1 Lembang. Patahan Lembang dimanfaatkan secara
langsung melalui metode studi lapangan, metode pemberian tugas dengan
menggunakan media pembelajaran serta melalui kegiatan pembelajaran
konvensional. Penelitian ini dapat menghasilkan produk tentang langkah-langkah
atau cara memanfaatkan Patahan Lembang sebagai sumber belajar serta dapat
membuktikan bahwa pembelajaran berbasis lingkungan berpengaruh terhadap
kesiapsiagaan peserta didik dalam menghadapi bencana terutama bencana gempa
bumi yang diindikasikan berasal dari zona patahan. Hasil penelitian tersebut dapat
memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Manfaat dari segi teori, penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan terkait dengan pemanfaatan Patahan Lembang sebagai sumber
belajar, khususnya tentang kesiapsiagaan terhadap bencana gempa bumi.
2. Manfaat dari segi kebijakan, penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi
para penentu kebijakan untuk menjadikan Patahan Lembang sebagai
laboratorium alam dalam proses pembelajaran geografi serta diharapkan
penentu kebijakan dapat memberikan kesempatan kepada setiap guru geografi
agar lebih intensif dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
terutama lingkungan sekitar peserta didik yang membutuhkan suatu kesiapan
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Manfaat dari segi praktik, penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi
guru geografi dalam memilih sumber belajar yang dapat dimanfaatkan sehingga
dapat mempermudah guru dalam menerapkan pembelajaran yang bermakna.
4. Manfaat dari segi isu serta aksi sosial, penelitian ini dapat memberikan
informasi mengenai keberadaan Patahan Lembang yang berpotensi terhadap
timbulnya bencana gempa bumi.
F. Struktur Organisasi Tesis
Struktur organisasi pada tesis ini merupakan sistematika atau rincian tentang
urutan penulisan yang terdiri dari lima bab yaitu bab pendahuluan, bab kajian
pustaka, bab metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan serta simpulan
dan saran yang peneliti ajukan. Struktur organisasi tersebut dapat dilihat pada
pernyataan di bawah ini.
Bab I (Pendahuluan) terdiri dari :
1. Latar belakang masalah.
2. Identifikasi masalah.
3. Rumusan masalah.
4. Tujuan penelitian.
5. Manfaat penelitian.
6. Struktur organisasi tesis.
Bab II (Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian) terdiri dari:
1. Teori dan konsep yang berkenaan dengan sumber belajar, patahan lembang,
kesiapsiagaan bencana.
2. Penelitian terdahulu.
3. Kerangka pemikiran.
4. Hipotesis penelitian.
Bab III (Metode Penelitian) terdiri dari :
15
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Populasi penelitian.
3. Sampel penelitian.
4. Desain penelitian.
5. Metode penelitian.
6. Definisi operasional.
7. Instrumen penelitian.
8. Proses pengembangan instrumen (pengujian validitas, reliabilitas, daya beda,
dan tingkat kesukaran soal).
9. Teknik pengumpulan data.
10. Analisis data.
Bab IV (Hasil Penelitian dan Pembahasan) terdiri dari :
1. Penjabaran tentang hasil penelitian di lapangan.
2. Pembahasan mengenai temuan yang dihasilkan.
Bab V (Simpulan dan Saran) terdiri dari :
1. Simpulan.
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi dan Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian mengenai “Pengaruh Pemanfaatan Patahan Lembang
Terhadap Kesiapsiagaan Bencana pada Peserta Didik” ini berada di SMA Negeri 1
Lembang yang terletak di Jl. Maribaya No. 68, Kecamatan Lembang, Kabupaten
Bandung Barat. Peneliti memilih lokasi ini karena SMA Negeri 1 Lembang
merupakan salah satu sekolah yang telah menerapkan kurikulum 2013 dan sekolah
ini dilalui oleh jalur Patahan Lembang, sehingga sangat cocok apabila
pembelajaran geografi diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran
kontekstual karena peserta didik akan mudah menghubungkan antara materi
pelajaran mengenai mitigasi bencana dengan kondisi nyata sekitar lingkungannya.
Pertimbangan lain yaitu bahwa peserta didik SMA Negeri 1 Lembang sebagian
besar tinggal di sekitar jalur Patahan Lembang sehingga dengan penanaman
konsep kesiapsiagaan terhadap bencana gempa bumi yang diindikasikan dari
Patahan Lembang melalui pembelajaran studi lapangan ke Patahan Lembang dan
melalui pemberian tugas diharapkan pembelajaran akan lebih bermakna dan
pemahaman konsep dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.
2. Populasi Penelitian
Somantri dan Muhidin (2006:61) memandang bahwa “populasi dalam
statistika merujuk pada sekumpulan individu dengan karakteristik khas yang
menjadi perhatian dalam suatu penelitian atau pengamatan”, sedangkan
menurut Furqon (2009:146) “populasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan
objek, orang, atau keadaan yang paling tidak memiliki satu karakter umum yang
46
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
merupakan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, gejala-gejala
fenomena atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteriktik tertentu
di dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta
didik kelas X SMA Negeri 1 Lembang semester genap tahun ajaran 2013/2014.
Pengambilan populasi ini didasarkan pada Kompetensi Dasar (KD) yaitu (3.7)
menganalisis mitigasi dan adaptasi bencana alam dengan kajian geografis dan (4.7)
menyajikan contoh penerapan mitigasi dan cara beradaptasi terhadap bencana
alam di lingkungan sekitar. Jumlah kelas pada populasi penelitian ini sebanyak 5
kelas, sedangkan jumlah populasi peserta didik sebanyak 155 orang.
3. Sampel Penelitian
Tika (2005:24) mengemukakan bahwa, “sampel adalah sebagian dari objek
atau individu-individu yang mewakili populasi”, selain pendapat di atas
dikemukan juga oleh Somantri dan Muhidin (2006:62) bahwa “sampel adalah
bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu
sehingga dapat mewakili populasinya”. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik sampel purposif (purposive sample). Menurut
Morrisan, dkk (2012:117) teknik sampel purposif (purposive sample) merupakan
teknik penarikan sampel dengan cara diteliti serta dipilih berdasarkan
pertimbangan peneliti yang dianggap bermanfaat dan representatif.
Sampel pada penelitian ini sebanyak tiga kelas dari lima kelas X SOS yang
setara. Kesetaraan ini dilihat dari hasil skor kesiapsiagaan pada studi pendahuluan
dan kemampuan akademik yang diambil dari hasil nilai ujian tengah semester yang
tercantum dalam daftar nilai guru mata pelajaran geografi kelas X SOS. Data
tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1. di bawah ini.
Tabel 3.1.
Nilai Skor Kesiapsiagaan pada Studi Pendahuluan dan Nilai UTS
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
didik Skor
Kesiapsiagaan
1. X SOS 1 31 79 68 94 75 40
2. X SOS 2 32 86 76 90 75 34
3. X SOS 3 30 80 76 94 75 55
4. X SOS 4 32 81 76 94 75 55
5. X SOS 5 31 81 76 94 75 56
Sumber : Daftar Nilai Mata Pelajaran Geografi Kelas X dan Hasil Studi Pendahuluan
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari kelima nilai rata-rata skor
kesiapsiagaan dan nilai rata-rata ujian tengah semester, maka dapat diambil
sebanyak tiga kelas sampel yang setara dari jumlah populasi. Penentuan kelas
eksperimen dan kelas kontrol ditentukan dengan cara diundi. Dari hasil
pengundian tersebut didapat sampel yaitu kelas X SOS 4 sebagai kelas eksperimen
1, X SOS 3 sebagai kelas eksperimen 2, serta kelas X SOS 5 yang dijadikan
sebagai kelas kontrol. Ketiga kelas tersebut diambil menjadi sampel karena
dipertimbangkan dari hasil nilai rata-rata skor kesiapsiagaan dan nilai ujian tengah
semester yang nilainya mendekati dan relatif hampir sama. Cara pengambilan
sampel tersebut akan dijelaskan pada bagan 3.1 di bawah ini.
Melihat rata-rata skor kesiapsiagaan pada studi
pendahuluan dan rata-rata nilai UTS
Mencari tiga kelas yang rata-rata skor kelasnya
mendekati/ relatif hampir sama
Terpilih tiga kelas
48
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bagan 3.1. Alur Penentuan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
B.Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan
memanfaatkan patahan lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan
peserta didik pada mata pelajaran geografi. Desain eksperimen dalam penelitian ini
menggunakan Quasi Experimental Design (desain eksperimen semu). Syaodih
Sukmadinata (2013:207) menyatakan “desain eksperimen semu merupakan desain
yang pengambilan kelompoknya tidak dilakukan secara acak penuh, tetapi hanya
satu karakteristik saja dengan cara dipasangkan atau dijodohkan”.
Pola desain kuasi eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan desain Randomized Pretest-Posttest Control. Dalam desain ini
terdapat kelas yang tidak diberikan perlakuan khusus yaitu kelas kontrol.
Penelitian ini dilakukan pada tiga kelompok peserta didik yaitu kelompok
eksperimen 1, eksperimen 2 dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen 1 yaitu
kelompok yang memanfaatkan patahan lembang sebagai sumber belajar dengan
menggunakan metode studi lapangan, kelompok eksperimen 2 memanfaatkan
patahan lembang melalui metode pemberian tugas menggunakan media foto, dan
kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak diberikan perlakuan dimana
proses pembelajaran dilakukan secara alamiah. Desain penelitian ini dapat
digambarkan pada tabel 3.2. di bawah ini.
Tabel 3.2.
Desain Kuasi Eksperimen Randomized Pretest-Posttest Control
Kelas/ Kelompok Pretest Perlakuan Postest
A (Eksperimen 1) 01 X1 02
Pengundian kelas
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B (Eksperimen 2) 01 X2 02
C (Kontrol) 01 - 02
Sumber : Diadaptasi dari Syaodih Sukmadinata (2013:205)
Keterangan :
A : Kelas eksperimen 1
B : Kelas eksperimen 2
C : Kelas kontrol
01 : Tes awal sebelum penggunaan metode studi lapangan di kelas eksperimen 1
02 : Tes akhir setelah penggunaan metode studi lapangan di kelas ekperimen 1
01 : Tes awal sebelum penggunaan metode pemberian tugas di kelas eksperimen 2
02 : Tes akhir setelah penggunaan metode pemberian tugas di kelas ekperimen 2
01 : Tes awal sebelum penerapan pembelajaran konvensional di kelas kontrol
01 : Tes akhir setelah penerapan pembelajaran konvensional di kelas kontrol
X1 :Pembelajaran dengan menggunakan metode studi lapangan
X2 : Pembelajaran dengan menggunakan media gambar (foto) melalui metode
pemberian tugas
Mengacu pada pola desain di atas, penelitian eksperimen ini melibatkan tiga
kelas. Ketiga kelas tersebut sama-sama diberikan pretest dan posttest untuk
menilai hasil belajar peserta didik sedangkan untuk menilai kesiapsiagaan peserta
didik maka peneliti memberikan angket sebelum dan setelah perlakuan/ sebelum
dan setelah proses pembelajaran. Kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2
diberikan perlakuan sedangkan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan melainkan
pembelajaran dilakukan berjalan alamiah, untuk lebih jelasnya skema desain
penelitian dapat dilihat pada bagan 3.2 di bawah ini.
50
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bagan 3.2. Skema Desain Penelitian
C.Metode Penelitian
Sugiyono (2013:2) menyatakan “metode penelitian merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa metode merupakan suatu cara ilmiah atau
langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian dimulai dari pengumpulan data, analisis
data bahkan menginterpretasi data. Sesuai uraian di atas maka metode yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Menurut
Purwanto (2010:180) “penelitian dengan metode eksperimen adalah penelitian
dimana variabel yang hendak diteliti kehadirannya sengaja ditimbulkan dengan
memanipulasi menggunakan perlakuan atau treatment”. Syaodih Sukmadinata
(2013:212) menegaskan bahwa “penelitian dengan metode eksperimen bertujuan
untuk mengukur pengaruh suatu atau beberapa variabel terhadap variabel lainnya”.
Penelitian eksperimen berbeda dengan jenis penelitian lainnya karena ciri
khas dari penelitian eksperimen adalah memberikan manipulasi atau memberikan
perlakuan pada suatu kelompok yang akan diteliti. Pemberian perlakuan pada
Tidak diberikan perlakuan, cara pengemasan melalui objek Patahan Lembang dengan media gambar menggunakan lembar tugas.
Kedua metode diberikan perlakuan diantaranya : 1. Metode studi lapangan, cara pengemasan
pembelajaran melalui objek Patahan Lembang secara langsung menggunakan lembar petunjuk kerja observasi dan lembar tugas.
2. Metode pemberian tugas, cara pengemasan pembelajaran melalui objek Patahan Lembang dengan media gambar (foto) menggunakan lembar petunjuk kerja media dan lembar tugas.
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penelitian eksperimen biasanya dibuat ke dalam dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen akan diberikan
perlakuan sesuai tujuan penelitian sedangkan kelompok kontrol dijadikan sebagai
kelompok pembanding terhadap kelompok eksperimen. Hal ini dilakukan untuk
mengontrol efektivitas perlakuan pada kelompok eksperimen.
D.Definisi Operasional
Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
pemanfaatan patahan lembang terhadap kesiapsiagaan bencana, untuk menghindari
kesalahan maka penulis akan menguraikan maksud dari penelitian di bawah ini.
a. Pemanfaatan Patahan Lembang
Patahan Lembang merupakan suatu daerah berbentuk bukit yang memanjang
dimulai dari kaki Gunung Manglayang di sebelah timur, Gunung Batu di Lembang
hingga ke Cisarua Cimahi. Menurut Kusumadinata (2011:19) “Patahan Lembang
itu merupakan retakan yang memanjang lebih dari 22 km, bagian utara bergerak
relatif turun sementara bagian selatan terangkat”. Lapisan batuan yang patah
tersebut ada yang mengalami pemerosotan membentuk lembah patahan (slenk atau
graben) dan ada pula yang terangkat membentuk puncak patahan (horst).
Maksud dari penelitian ini adalah guru memanfaatkan Patahan Lembang
sebagai sumber belajar secara langsung dan nyata melalui metode studi lapangan,
melalui media foto dengan metode pemberian tugas, dan melalui pembelajaran
konvensional. Area atau zone yang menjadi fokus pada proses pembelajaran
tentang kebencanaan ini adalah adanya puncak patahan serta lembah patahan yang
dapat mengakibatkan pergerakan. Puncak patahan yang diamati oleh peserta didik
adalah puncak Gunung Batu yang berada di Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat. Alasan mengapa peneliti memilih Gunung Batu sebagai objek
dalam pembelajaran mitigasi dan adaptasi bencana karena Gunung Batu
52
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
secara nyata. Pada Gunung Batu ini peserta didik dapat mengamati secara
langsung puncak patahan/horst, lembah patahan/ slenk, mengidentifikasi dampak
patahan bagi kehidupan, dan upaya mitigasi bencana dari Patahan Lembang.
Operasional variabel Patahan Lembang dijabarkan pada tabel 3.3 sebagai berikut.
Tabel 3.3.
Operasional Variabel Patahan Lembang
Variabel Indikator
1. Pemanfaatan Patahan Lembang menggunakan metode studi lapangan
1. Membuat tulisan berupa laporan singkat mengenai hasil temuan di lapangan
2. Mempresentasikan hasil temuan di lapangan
2. Pemanfaatan Patahan Lembang menggunakan metode pemberian tugas melalui media gambar (foto)
1. Membuat tulisan berupa laporan singkat mengenai hasil temuan melalui media gambar (foto)
2. Mempresentasikan hasil temuan melalui media gambar (foto)
3. Pemanfaatan Patahan Lembang melalui pembelajaran konvensional (pembelajaran yang tidak diberikan perlakuan khusus)
1. Membuat tulisan berupa laporan singkat mengenai hasil temuan melalui pembelajaran konvensional
2. Mempresentasikan hasil temuan melalui pembelajaran konvensional Sumber : Peneliti, 2014
b. Sumber Belajar
Secara umum sumber belajar menurut Ningrum (2009:106) yaitu “sebagai
segala sesuatu yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran, sehingga tercapai
efisiensi dan efektivitasnya”. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan sumber
belajar pada penelitian ini merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar
lingkungan peserta didik baik lingkungan sekolah maupun lingkungan luar sekolah
yang dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan pengembangannya sumber belajar pada penelitian ini terbagi ke
dalam dua bagian, yaitu sumber belajar yang dirancang (by design resources) dan
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sumber belajar yang dirancang merupakan sumber belajar yang sengaja
dibuat oleh peneliti untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu dengan membuat
lembar kerja siswa, lembar tugas dan lembar observasi. Sumber belajar yang
dimanfaatkan merupakan sumber belajar yang dapat dimanfaatkan keberadaaannya
dan dijadikan sebagai media pembelajaran. Sumber belajar yang dimanfaatkan
oleh peneliti yaitu keberadaan patahan lembang sebagai contoh riil bentukan bumi
yang dapat menimbulkan gempa bumi. Selain itu, peran serta masyarakat di sekitar
patahan lembang dapat dijadikan acuan sebagai proses pembelajaran secara nyata
dalam menghadapi bencana.
c. Kesiapsiagaan
Menurut Undang-undang No. 24 (2007: 3) tentang penanggulangan bencana
menyatakan “kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat
guna dan berdaya guna”. Kesiapsiagaan yang dimaksud adalah kegiatan yang
dilakukan peserta didik untuk mengantisipasi bencana ketika sebelum, saat, dan
setelah bencana terjadi. Parameter yang digunakan dalam mengukur kesiapsigaan
peserta didik terhadap bencana hanya menggunakan parameter dari pengetahuan
(KAP), rencana tanggap darurat (RTD), sistem peringatan bencana (PB) serta
mobilisasi sumber daya (MSD). Operasional variabel kesiapsiagaan peserta didik
pada komunitas sekolah dijabarkan pada tabel 3.4 sebagai berikut.
Tabel 3.4.
Operasional Variabel Kesiapsiagaan Peserta Didik
Variabel Parameter Indikator
Kesiapsiagaan Peserta Didik
54
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kesiapsiagaan Peserta Didik
2. Rencana tanggap darurat
1. Kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat bencana terjadi 2. Peta atau jalur evakuasi sekolah 3. Pertolongan dan penyelamatan
yang dilakukan oleh setiap individu 3. Sistem peringatan
bencana
1. Peringatan bencana yang memanfaatkan kearifan lokal 2. Terkait dengan latihan dan
simulasi
4. Mobilisasi sumber daya 1. Terkait dengan bangunan yang aman terhadap bencana
2. Peningkatan keterampilan individu dalam menghadapi bencana
Sumber : Widyatun, dkk (LIPI, 2008: 4)
Tingkat kesiapsiagaan peserta didik pada komunitas sekolah terhadap
bencana akan didapat dengan mengkategorisasikan hasil indeks pada
indikator-indikator yang ditetapkan sesuai dengan parameter. Tingkat kesiapsiagaan peserta
didik terhadap bencana gempa bumi dalam kajian ini dijabarkan pada tabel 3.5. di
bawah ini.
Tabel 3.5.
Kategori Tingkat Kesiapsiagaan Bencana
No Nilai Indeks Kategori
1. 80 – 100 Sangat siap
2. 65 – 79 Siap
3. 55 – 64 Hampir siap
4. 40 – 54 Kurang siap
5. Kurang dari 40 Belum siap
Sumber : Widyatun, dkk (LIPI, 2008: 4)
d. Kelas Eksperimen
Kelas eksperimen pada penelitian ini adalah kelas X, yaitu kelas yang
mendapat treatment atau perlakuan khusus. Kelas eksperimen ini terdiri dari dua
kelas yaitu kelas eksperimen 1 (X SOS 4) diberikan perlakuan dengan
Neneng Fenti Fatimah, 2014
Pengaruh pemanfaatan patahan Lembang sebagai sumber belajar terhadap kesiapsiagaan bencana pada peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
studi lapangan sedangkan kelas eksperimen 2 (X SOS 3) diberikan perlakuan
dengan memanfaatkan media visual sebagai sumber belajar geografi melalui
metode pemberian tugas.
e. Kelas Kontrol
Kelas kontrol pada penelitian ini adalah kelas X SOS 5, yaitu sebagai kelas
pembanding. Kelas kontrol ini merupakan kelas yang pada saat pembelajaran
diberikan keleluasaan pada guru geografi untuk melakukan proses pembelajaran
secara alamiah tanpa diberikan perlakuan khusus.
E.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang peneliti gunakan untuk
mengumpulkan data. Pengembangan instrumen disusun terlebih dahulu dengan
tujuan untuk memudahkan peneliti dalam menentukan jenis instrumen yang akan
dibuat. Instrumen penelitian akan diuraikan pada uraian di bawah ini.
1. Tes
Menurut Noor (2013:101) “tes adalah suatu prosedur sistematik pengujian
individu dengan pemberian seperangkat bilangan terhadap respon yang timbul dari
stimuli tersebut”. Tes dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan peserta didik dalam memahami materi mitigasi dan adaptasi bencana alam. Tes
yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa soal pilihan ganda sebanyak 15
soal. Bentuk tes ini dipilih oleh peneliti karena bentuk tes pilihan ganda cocok
untuk mengukur tingkat pengetahuan dan pemahaman peserta didik dalam
menghadapi bencana sesuai tujuan pembelajaran. Pemberian tes ini dilakukan
sebelum dan sesudah perlakuan dengan memanfaatkan patahan lembang secara
langsung dan melalui media gambar (foto) sebagai sumber belajar geografi serta
diberikan pada kelas yang tidak diberikan perlakuan. Tes ini dilakukan pada saat
pretest dan pottest, bertujuan untuk mengetahui hasil belajar ketika sebelum dan