• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SMP NEGERI 1 LOSARI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SMP NEGERI 1 LOSARI."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SMP

NEGERI 1LOSARI

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhiSebagiandariSyaratuntuk MemperolehGelarSarjanaPendidikan Program Studi

PendidikanJasmaniKesehatandanRekreasi

Oleh

Gugun Ardiansyah 0900108

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN GUGUN ARDIANSYAH

PENERAPAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA DI SMP

NEGERI 1 LOSARI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. Sucipto M.Kes AIFO NIP . 196106121987031002

Pembimbing II

Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd NIP. 196807071992032001

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(3)

PENERAPAN MODEL INKUIRI UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR

BERMAIN SEPAKBOLA SMP NEGERI 1 LOSARI

Oleh Gugun Ardiansyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Gugun Ardiansyah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SMP

NEGERI 1 LOSARI

Pembimbing I Drs. Sucipto, M.Kes Pembimbing II Dr. Tite Juliantine, M.Pd.

Gugun Ardiansyah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peningkatan model inkuiri terhadap keterampilan gerak dasar bermain sepakbola di SMPN 1 Losari. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Dalam metode ini penulis memberi perlakuan dengan menggunakan model inkuiri.sampel dalam penelitian ini sebanyak 23 orang yang dipilih dengan menggunakan total sampling. Sampel terdiri atas 23 orang anggota ekstrakurikuler sepakbola siswa SMPN 1 Losari. Desain penelitian yang digunakan adalah One

Group Pretest-Postest Desain . Alat pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah passing, driblling dan shooting dari Nurhasan (1999). Dari pengolahan data diperoleh thitung = 2,95 < ttabel = 1,714 maka 2,95 > 1,714 dengan

demikian hipotesis nol (Ho) ditolak. Hasil pengolahan dan analisis data, terungkap adanya pengaruh model inkuiri terhadap keterampilan gerak dasar bermain sepakbola SMPN 1 Losari. Kesimpulan penelitian ini bahwa model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap keterampilan gerak dasar bermain sepakbola SMPN 1 Losari.

(5)

ABSTRACT

THE APPLICATION OF INQUIRY MODEL TO INCREASE SKILL OF FOOTBALL PRINCIPAL MOVEMENT IN SMP NEGERI 1 LOSARI

Supervisor I: Drs. Sucipto, M.Kes Supervisor II: Dr. Tite Juliantine, M.Pd

Gugun Ardiansyah

The purpose of the research was to know how increase of inquiry model on skill of football principal movement in SMP Negeri 1 Losari. The method in the research, writer gave a treatment used inquiry model. The sample of this research was 23 students with total sampling. The sample consist 23 members of football extracurricular in SMPN 1 Losari. The research design used Group pretest-postest design. The instrument of this research used passing, driblling, and shooting from Nurhasan (1999). The result of research showed that tcount = 2,95 < ttable = 1,714 so that 2,95 > 1,714 with the result that zero hypotheses (Ho) is push away. Beside the result of research showed that inquiry model has an influence on skill of football principal movement in SMPN 1 Losari. The conclusion of this research that inquiry model has an influence on skill of football principal movement in SMPN 1 Losari.

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR/BAGAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Batasan Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Model Pembelajaran ... 6

1. Konsep Model Pembelajaran ... 6

2. Fungsi Penggunaan Model ... 7

3. Model-model Pembelajaran ... 8

4. Karakteristik Model Pembelajaran ... 9

B. Model Pembelajaran Inkuiri ... 10

1. Pengertian Inkuiri ... 10

2. Konsep Model Pembelajaran Inkuiri ... 11

3. Karakteristik Model Pembelajaran Inkuiri ... 12

4. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pendidikan Jasmani ... 13

5. Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri ... 14

6. Kelebihan dan Kelemahan dari Model Inkuiri ... 18

C. Pengertian Permainan Sepakbola ... 19

1. Pengertian Sepakbola ... 19

2. Teknik Dasar dalam Permainan Sepakbola ... 20

a. Gerak Dasar Passing (Mengoper) ... 20

b. Gerak Dasar Dribling (Menggiring) ... 22

c. Gerak Dasar Shooting (Menembak) ... 23

D. Model Inkuiri Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Bermain Sepakbola ... 23

E. Kerangka Pemikiran ... 24

F. Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 27

B. Metode Penelitian... 27

(7)

D. Desain Penelitian ... 28

E. Definisi Operasional... 30

F. Instrumen Penelitian... 31

G. Teknik Pengumpulan Data ... 36

H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 39

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 39

1. Uji Normalitas ... 40

2. Uji Homogenitas ... 41

C. Pengujian Hipotesis ... 41

D. Diskusi Penemuan ... 43

1. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Bermain Sepakbola ... 43

2. Perbedaan Waktu antara Tes Awal dan Tes Akhir... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 45

B. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 47

(8)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan jasmani disekolah hakikatnyaadalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani merupakan kegiatan yang tidak hanya mengembangkan aspek psikomotor saja tetapi dapat mengembangkan aspek kognitif dan afektif juga. Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan jasmani menurut Dauer dan Pegrazi (1989:1) , yaitu :

“Pendidikan jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, untuk pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk tiap anak. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan melalui gerak dan harus dilaksanakan dengan cara-cara yang tepat agar memiliki makna bagi anak. Pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang memberikan perhatian yang proporsional dan memadai pada domain-domain pembelajaran, yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif ”.

Ketiga aspek tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain.Dari pengertian diatas maka pembelajaran tidak harus selalu terpusat kepada guru tetapi terpusat pula pada siswa.Karena pada dasarnya siswa yang menjadi objek pendidikan agar menjadi manusia yang seutuhnya melalui pendidikan jasmani yang kita berikan.

Penerapan model pembelajaran perlu dilakukan oleh guru penjas untuk menunjang siswa bisa melaksanakan tugas gerak yang di berikan oleh guru penjas, bukan hanya untuk melaksanakan tugas gerak yang diperintahan oleh guru, penerapan model pembelajaranpun bisa melatih kemandirian, dapat memecahkan masalah gerak yang diberikan dalam melaksanakan pembelajaran penjas pada khususnya.

(9)

2

dilapangan dan agar gurupun tahu kemampuan kemadirian siswa saat berkreatifitas dalam tugas gerak yang sudah diberikannya

Model pembelajaran inkuiri diciptakan oleh Suchman pada tahun 1962, dengan alasan ingin memberikan perhatian dalam membantu siswa menyelidiki secara independen, namun dalam suatu cara yang teratur. Model inkuri dalam bahasa inggris ( inquiry ) berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan.

Model inkuiri adalah mencari informasi dengan menyusun sejumlah pertanyaan. Definisi tersebut dikembangkan oleh Tite Juliantine (dalam Trianito 2007:35:79 ) sebagai berikut „Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi ‟.

Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri menurut Tite Juliantine (dalam Gulo, t,t dalamtrianto, 2007:80 )

Terdapat ahli lain, Ellis ( 1977 : 74 ) menyatakan bahwa inkuiri adalah “the process of selecting, gathering, and processing data related to a particular problem in order to make inferences from those data.”

Maksudnya adalah bahwa inkuiri merupakan suatu proses menyeleksi, mengumpulkan dan memproses data yang berhubungan dengan suatu masalah tertentu untuk menarik kesimpulan berdasarkan data-data tersebut.

(10)

monotonnya kebiasaan pembelajaran yang dilakukan setiap harinya oleh guru penjas yang ada di sekolah tersebut.

Kebiasaan belajar penjas yang dilakukan di daerah pantura yang dimaksud adalah dimana anak–anak dalam setiap pertemuan pembelajaran selalu diberi materi anak berbaris memanjang lalu guru melempar dibantu siswa, tanpa melibatkan siswanya dalam pembelajaran yang berlangsung. Sehingga anak–anak dalam pembelajaran penjas tidak bisa untuk memecahkan masalah tugas gerak yang diberikan oleh guru penjas tersebut yang menimbulkan rasa jenuh pada dalam diri siswa untuk mengembangkan kemampuan gerak yang dimilikinya, sehingga mengakibatkan kreatifitas siswa jauh dari sebenarnya terutama keterampilan gerak dasar pada bermain sepakbola. Untuk itu upaya peningkatan mutu siswa dalam pendidikan jasmani khususnya pada pembelajaran sepakbola sangatlah penting agar secepatnya mungkin untuk dilaksanakan.

Tetapi yang paling mencemaskan adalah dimana pembelajaran sepakbola dilaksanakan dengan teratur tanpa memberikan tugas gerak dan melibatkan siswa dalam pembelajaran tersebut, siswa hanya diperintahkan untuk pemanasan, mengambil bola lalu main tanpa melibatkan siswa untuk berfikir dan memecahkan masalah tugas gerak yang ada dalam pembelajaran sepakbola seperti yang sudah dibahas di atas. Siswa tidak dilibatkan dalam pembelajaran dan siswa tidak diberikan kesempatan untuk memecahakan masalah dalam keterampilan gerak dasar bermain sepak bola dan kurangnya pengetahuan guru dan kurang memberikan kesempatan siswa untuk berfikir memecahkan masalah tugas geraknnya.

(11)

4

begitupun dalam hal berfikir. Model pembelajaran harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan kreatifitas dan kemampuan berfikir secara optimal, sebab pemilihan model pembelajaran yang tidak sesuaiakan mengakibatkan proses belajar mengajar yang tidak optimal.

Pada pembelajaran sepakbola di sekolah banyak metode pembelajaran yang digunakan diantaranya adalah metode taktik, praktik langsung dan lain-lain. Pada pembelajaran gerak dasar pada sepak bola umumnya masih banyak metode pembelajaran yang hanya terpusatkan kepada guru sedangkan siswa hanya sebagai audience dan mengikuti apa yang guru katakan dan perintahkan. Seiring perkembangan zaman dan perkembangan metode pembelajaran yang ada untuk meningkatkan kreatifitas dan keterampilan gerak dasar pada olahraga sepakbola bisa menggunakan model inkuiri.

Dengan menerapkan model inkuiri ini diharapkan para siswa bisa menggali pengetahuan sendiri bagaimana untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar pada permainan sepakbola

Dengan mengetahui beberapa keterampilan gerak dasar diharapkan para guru pengajar penjaskes khususnya pada level rendah menjadi lebih mampu memodifikasi bahkan berinovasi untuk mencari aktivitas-aktivitas fisik yang dapat membuat siswanya mendapatkan pengalaman gerak yang tepat sehingga seluruh siswanya mampu bertumbuh dan berkembang sesuai dengan pertumbuhan/perkembangan diusianya.

Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian mengenai penerapan model inkuiri dalam meningkatkan kreatifitas dan keterampilan gerak dasar dalam permainan sepakbola.

(12)

tingkat SMP dengan tujuan mengoptimalkan serta mengembangkan kreatifitas siswa dalam keikutsertaan dalam pembeljaran penjas kemuadian setelah model pembelajaran diterapkan apakah ada perbedaan yang berarti pada pembelajaran dan kreatifitas siswa setelah menerapkan model pembelajaran inkuiri dengan sebelumnya tidak menerapkan model pembelajaran inkuiri.

Bertolak dari latar belakang tersebut, dengan ini penulis bermaksud melakukan penelitian yang mempunyai tujuanya itu“ Penerapan Model Inkuiri Untuk Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Bermain Sepakbola di SMPN 1 Losarikab. Cirebon”

B. Rumusan Masalah Penelitian

Bagaimana model inkuiri berpengaruh terhadap keterampilan gerak dasar bermain sepakbola di SMPN 1 Losari Kab. Cirebon.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana peningkatan model inkuiri terhadap keterampilan gerak dasar bermain sepakbola.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai referensi ilmiah khususnya pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terutama pada pembelajaran sepakbola.

2. Manfaat Praktis

(13)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 januari - 13 februari 2014. 2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di ekstrakurikuler SMP Negeri 1 Losari Kabupaten Cirebon.

B.Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian perlu menetapkan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkap suatu permasalahan. Keberhasilan suatu penelitian ilmiah tidak akan terlepas dari metode yang digunakan dalam penelitian tersebut. Masalah yang diteliti dan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian akan menentukan penggunaan metode penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif. Sugiyono (2009:14) menjelaskan tentang metode penelitian kuantitatif, yaitu :

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sempel tertentu, teknik pengambilan sempel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan”.

Mengenai metode penelitian eksperimen, Arikunto (2002:4) berpendapat bahwa „eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab-akibat(hubungan klausal) antara faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengiliminir atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu‟.

(14)

C.Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Sudjana (2005:6) mengemukakan bahwa : “Populasi adalah totalitas yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”.

Tentang hal yang sama Boediono dan Koster (2001:363) menjelaskan, „populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang ingin diteliti atau yang menjadi pengamatan kita‟. Lebih lanjut Sugiyono (2009:215) menjelaskan „Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau subjek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya‟.

Sedangkan pengertian sempel menurut Sugiyono (2009:81) yaitu: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sempel yang diambil dari populasi itu”.

Secara singkat Sudjana (2005:6) menjelaskan bahwa: „Sempel adalah sebagian yang diambil dari populasi‟. Berdasarkan penjelasan dari kutipan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh sumber data atau keseluruhan subjek penelitian, sedangkan sempel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dapat mewakili seluruh populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri 1 losari Kabupaten Cirebon. Dan sempel dari penelitian ini adalah seluruh anggota populasi, karena teknik sampling yang dilakukan adalah total sampling.

D.Desain Penelitian

(15)

29

tujuan penelitian”. Penentuan desain penelitian ini disesuaikan dengan aspek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, desain yang digunakan adalah One

Group Pretest-Postest Desain, yaitu dalam desain ini terdapat pretest sebelum

diberikannya perlakukan. Dengan demikian hasil perlakukan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan pada saat sebelum diberikan pelakukan. Arikunto (2006:85) menjelaskan dalam pola sebagai berikut:

Desain penelitian

Ket: O1 = Pre- tes yaitu tes awal sebelum diberikan perlakuan

X = Treatment yaitu perlakuan dengan model inkuiri O2 = Post-test yaitu tes akhir sesudah diberikan perlakuan

Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen. Obeservasi yang dilakukan sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Obeservasi yang dilakukan sebelum eksperimen (O1)

disebut pre-test, dan observasi sesudah (O2) disebut post-test.

Adapun langkah-langkah penelitian penulis di deskripsikan dalam gambar sebagai berikut:

(16)

Gambar 3.1 Bagan Alur Langkah-langkah Penelitian

E. Definisi Operasional

Untuk mempermudah serta menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk memberikan definisi dalam judul penelitian sebagai berikut:

1. Pendidikan Jasmani adalah sebuah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional siswa yang kelak mampu di gunakan dalam kehidupan sehari-hari

2. Model pembelajaran ikuiri adalah Model inkuiri adalah mencari informasi dengan menyusun sejumlah pertanyaan. Definisi tersebut

Ekstrakurikuler Sepakbola SMP Negeri 1

Sampel

Tes Awal

Keterampilan Teknik Dasar

Model Pembelajaran Inkuiri

Test Akhir

Keterampilan Teknik Dasar

Pengolahan Data dan Analisi Data

(17)

31

dikembangkan menurut Tite Juliantine (dalam Trinito 2007:135:79 ) sebagai berikut “Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi”.

3. Sepakbola menurut Sucipto dkk (2000:7) : Sepakbola adalah permainan beregu, masing –masing regu terdiri atas sebelas pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang. Permainan ini hamper seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang boleh menggunakan lengannya didaerah tendangan hukuman.

4. Stoping dan Passing, Sucipto ( 2000 : 28 ) adalah “ menghentikan bola untuk mengontrol bola, yang termasuk didalamnya untuk mengatur tempo permainan, dan memudahkan laju permainan dan memudahkan untuk mengumpan “

5. Dribling dalam sepakbola menurut Sucipto ( 2000 : 28 ) adalah “ menendang bola terputus – putus atau pelan – pelan dengan bagian kaki yang digunakan untuk menendang bola “.

F. Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian tentunya dibutuhkan suatu alat ukur yang dapat melihat atau menggambarkan perubahan atau kemajuan yang telah dicapai dari suatu penelitian. Nurhasan (1999:2) mengemukakan bahwa: “Dalam proses pengukuran membutuhkan alat ukur”. Dari alat ukur ini akan didapat data yang merupakan hasil pengukuran yang telah dilakukan.

Adapun instrumen penelitian yang digunakan oleh penulis untuk memperoleh data dalam penelitian ini, yaitu:

1. Keteramilan Teknik Dasar

(18)

digunakan untuk mengukur keterampilan teknik dasar dalam penelitian ini diambil dari buku tes dan pengukuran Nurhasan (2000:169-174).

a. Tes Sepak Tahan Bola ( Passing dan Stopping)

1. Tujuan : untuk mengukur keterampilan dan gerak kaki dalam menendang dan menahan bola.

2. Alat yang digunakan 1) Bola dua buah 2) Stop watch 3) Kapur

4) Bangku swedia (papan ukuran 3m x 60cm sebanyak 2 buah) 3. Petunjuk pelaksanaan.

a) Testee berdiri di belakang garis tembak yang berjarak 4 meter dari sasaran/papan, boleh dengan kaki kanan siap menembak atau sebaliknya.

b) Pada aba-aba “ya”, testee mulai menendang bola ke sasaran/papan dan menahan kembali dengan kaki di belakang garis tending kaki yang akan menendang bola berikut yang arahnya berlawanan dengan tendangan pertama.

c) Lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan kanan selama 30 detik.

d) Apabila bola keluar dari daerah tendangan, maka testee menggunakan bola cadangan yang telah disediakan.

4. Gerakan tersebut dinyatakan gagal apabila:

a) Bola ditahan dan ditendang di depan garis tending yang akan menendang bola.

(19)

33

Gambar 3.2 Lapangan tes menendang dan menahan bola

b. Tes Menggiring Bola (dribbling)

1. Tujuan : mengukur keterampilan, kelincahan, dan kecepatan kaki dalam memainkan bola.

2. Alat yang digunakan; a) Bola

b) Stop watch

c) 6 buah rintangan (cone) d) Tiang bendera melewati rintangan pertama dan berikutnya menuju rintangan berikunya sesuai dengan arah panah yang telah ditentukan sampai testee melewati garis finish.

(20)

d) Menggiring bola dilakukan oleh kaki kanan dan kiri bergantian, atau minimal salah satu kaki pernah menyentuh bola satu sentuhan.

4. Gerakan tersebut dinyatakan gagal apabila:

a) Testee menggiring bola hanya dengan menggunkan satu kaki saja. b) Testee menggring bola tidak sesuai dengan arah panah

c) Testee menggunajan anggota badan selain kaki

Untuk lebih jelas mengenai tes dribbling ini dapat dilihat pada gambar sebagai beriku

Gambar 3.3 Lapangan tes menggiring bola

c. Tes Menembak (shooting)

1. Tujuan : untuk mengukur keterampilan, ketepatan dan kecepatan gerak kaki bagian dalam menendang bola ke sasaran.

2. Alat yang digunakan: a) Bola

b) Stop watch c) Gawang

5 m

5 m

5 m

FINISH START

(21)

35

d) Nomor-nomor e) Tali

3. Petunjuk pelaksanaan

a) Testee berdiri di belakang yang diletakan pada sebuah titik berjarak 16,5 meter di depan gawang/ sasaran.

b) Testee menendang bola sesuai target yang telah disediakan. c) Testee diberi kesempatan tiga kali menendang.

4. Gerakan tersebut dinyatakan gagal apabila: a) Bola keluar daerah sasaran

b) Menempatkan bola tidak pada jarak 16,5 meter dari sasaran c) Bola tidak dishooting atau testee hanya menendang bola dengan

teknik passing. 5. Cara memberi skor

a) Jumlah skor yang diperoleh testee pada sasaran dalam 3 (tiga) kali kesempatan

b) Bila bola hasil tendangan mengenai tali pemisah skoor pada sasaran, maka diambil skor terbesar dari kedua sasaran tersebut.

Untuk lebih jelas mengenai tes shooting ini bisa dilihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 3.4 Lapangan tes menendang bola

7 5 3 1 3 5 7

78 cm 90 cm 103 cm 185 cm 103 cm 90 cm 78 cm

(22)

G.Teknik Pengumpulan Data

Instrumen atau alat pengumpulan data sudah pasti ada dalam suatu penelitian. Klinger dalam Arikunto (2006:222) mengatakan bahwa “ mengobservasi adalah suatu istilah umum yang mempunyai arti semua bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan cara merekam kejadian, menghitungnya, mengukurnya dan mencatatnya”. Mengenai hal ini Arikunto (2006:222) menyatakan bahwa: “Metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur terstandar”. Lebih lanjut Arikunto (2007:101) menjelaskan “ Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”.

Suatu data yang diperlukan agar penelitian menjadi lebih kongkrit. Data tersebut diperoleh dari sebelum eksperimen sebagai data awal dan setelah eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya adalah untuk melihat pengaruh atau hasil dari perlakuan yang diberikan yang merupakan tujuan dari penelitian. Dalam pengumpulan data untuk mengetahui kemampuan awal dan kemampuan setelah diberikan perlakuan, maka dilakukan beberapa tes, shooting, dibbling dan stop passing.

Adapun tata cara pelaksanaan tes keterampilan sepakbola tersebut dijelaskan, yaitu sebagai berikut:

a. Tes Passing

1. Tujuan: mengukur kemampuan passing dan stopping.

2. Alat/perlengkapan: lapangan, bola, papan/bangku swedia, stopwatch. 3. Pelaksanaan: Testee dengan bola di kaki di belakang garis yang jaraknya

(23)

37

melakukan passing salah satu atau kedua kaki testee menginjak atau melewati garis, maka passing tersebut dianggap tidak sah dan tidak diberi angka.

4. Penyekoran: banyaknya passing dalam 30 detik dicatat sebagai data testee.

b. Tes Shooting

1. Tujuan: mengukur kemampuan shooting 2. Alat/perlengkapan: lapangan, bola, gawang

3. Pelaksanaan: testee berdiri di belakang bola yang diletakkan pada sebuah titik berjarak 16,5m di depan gawang/sasaran. Pada saat kaki testee mulai menendang bola, maka stopwatch dijalankan dan berhenti saat melaju ke sasaran. Jika pada saat melakukan tes bola keluar dari sasaran atau testee menempatkan bola tidak pada jarak 16,5m dari sasaran, maka testee tidak diberi angka.

4. Penyekoran: jumlah skor dan waktu yang ditempuh bola pada sasaran dalam tiga kali kesempatan dicatat sebagai data testee.

c. Tes Dribbling

1. Tujuan: mengukur kemampuan menggiring bola

2. Alat/perlengkapan: lapangan, bola, enam buah rintangan, tiang gawang, stopwatch

3. Pelaksanaan: sebelum melakukan tes, testee berdiri dengan bola di belakang garis start. Setelah aba-aba “ya”, testee menggiring bola melalui enam rintangan dengan rute seperti terlihat pada gambar 3.2 sampai melewati garis finish.

4. Penyekoran: waktu yang ditempuh selama testee melakukan tes dribbling dari start sampai finish dicatat sebagai data testee,

H.Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

(24)

mampu menggambarkan pengaruh pendekatan taktis terhadap penguasaan keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepak bola.

Dalam penelitian ini, proses pengolahan data dilakukan dengan uji statistik sebagai berikut:

1. Uji normalitas data dengan mengguanakan Uji liliefors 2. Uji Homogenitas menggunakan Test Bartlett

3. Uji signifikansi

Untuk menguji signifikansi hasil eksperimen, maka dilakukan t-test sebagai berikut:

̅

Arikunto (2009:397) Keterangan:

̅ = rata-rata nilai beda D = nilai beda

= beda kuadrat

(25)

45

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap keterampilan gerak dasar bermain sepakbola SMPN 1 Losari Kabupaten Cirebon.

B. Saran

Saran-saran yang dapat peneliti Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian yang telah peneliti kemukakan di atas, berikut beberapa saran peneliti, diantaranya:

1. Untuk guru pendidikan jasmani diharapkan menggunakan model-model pembelajaran lain yang bisa digunakan saat pembelajaran penjas berlangsung, untuk pembelajaran sepakbola sebaiknya menggunakan model pembelajaran inkuiri karena dapat berpengaruh terhadap keterampilan gerak dasar bermain sepakbola.

2. Untuk rekan-rekan mahasiswa PJKR apabila ingin meneliti tentang model inkuiri diharapkan memperluas cakupan pembelajarannya dengan materi yang ada dalam pembelajaran penjas.

(26)
(27)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang; Darajat, Jajat. (2012). Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung: FPOK UPI Bandung

Agustian, Eka. (2012). Pendekatan Taktis Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Keterampilan Bermain Sepakbola. Skripsi pada POR FPOK Bandung: Tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Hendrayana, Yudi. Dkk (2012). Perencanaan Pengajaran. Bandung: Prodi PJKR Juliantine, Tite. Dkk.(2013). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani.

Banudng: Universitas Pendidikan Indonesia.

Munandar, Utami. (2002). Kreativitas dan keberbakatan strategi mewujudkan Potensi Kreatif dan bakat.

Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sucipto. Dkk ( 2000). Sepak Bola. Jakarta : Depdiknas. Sudjana. (2005). Metoda Statistika, Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Basuki, Heru. (2010). Pendahuluan. http://v-class.gunadarma.ac.id/mod/ resource/view. php?id=15517.

http://www.maindexchange.com/index2.php?option=com_ docman& task=doc_view&gid=99&Itemid=28.

(28)

http://www.ras-eko.com/2011/05/model-pembelajaran-inquiry.html

http://dinamikaedukasidasar.org/model-pembelajaran-inkuiri/#.UmitzVf-Eo0

Gambar

gambar sebagai berikut:
Gambar 3.1 Bagan Alur Langkah-langkah Penelitian
Gambar 3.2 Lapangan tes menendang dan menahan bola
Gambar 3.3 Lapangan tes menggiring bola
+2

Referensi

Dokumen terkait

1) Pengetahuan tentang RPP, khususnya RPP untuk mata pelajaran keahlian. 2) Menyusun RPP dan perangkatnya sesuai dengan kurikulum K-13. Target Luaran. Luaran yang ditargetkan

© www.arithmetic4kids.com Sign up at: www.kizmath.com.

pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh konsumen atau pembeli, prosesnya yang diawali dengan tahap menaruh perhatian ( attention )

Data kuantitatif mendapatkan hasil bahwa siswa telah dikategorikan kedalam empat kategori yaitu memahami konsep, lack of knowledge, error, dan miskonsepsi sedangkan

(Studi Deskriptif terhadap Buruh Pabrik Perempuan di Kecamatan Kalijati

The natural zeolite was modified with EDTA 0,1 M that applied as an absorbent of ions Cu(II), Ni(II), and Zn(II) which each of the initial concentration was 50 mg/L with variation

Keputusan Rektor ITB Nomor 277/SK/K01/KP/2005 tentang Pengangkatan Para Dekan Fakultas dan Sekolah di Lingkungan Institut Teknologi Bandung Periode 2006-2010.. MEMUTUSKAN :

Untuk menganalisis variabel manakah antara gaya kepemimpinan yang terdiri dari gaya kepemimpinan orientasi produksi dan gaya kepemimpinan orientasi karyawan, serta