• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS VEGETASI POHON PADA FAMILIA EUPHORBIACEAE DI HUTAN MUDIAK AIR JORONG TAMPANG NAGARI TARUNG- TARUNG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS VEGETASI POHON PADA FAMILIA EUPHORBIACEAE DI HUTAN MUDIAK AIR JORONG TAMPANG NAGARI TARUNG- TARUNG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS VEGETASI POHON PADA FAMILIA EUPHORBIACEAE DI

HUTAN MUDIAK AIR JORONG TAMPANG NAGARI

TARUNG-TARUNG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN

Yogi Oktora, Rizki, Meliya Wati

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatra Barat. Jl. Gunung Pangilun, Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia.

Email: Yogi.ogi79@yahoo.com ABSTRACK

Euphorbiaceae is the fourth largest tribe of five tribes of vascular plants in Maleisia caveat which accommodate 1345 species of 91 genera. Some references say at least 148 types of plants that have potential as traditional medicine. Mudiak Air Forest is a forest located in Jorong Tampang Nagari Tarung-Tarung District Rao Pasaman District. This forest is experiencing various disturbances such as forest burning and deforestation conducted by local people. This can lead to forest destruction resulting in changes in the composition of natural vegetation. Forest destruction is feared to threaten the diversity of plant species, especially trees. Based on the background of the authors have conducted research with the purpose of tree composition, diversity index, similarity index and environmental factors in the forest water Jorong Tampang kecamata Rao East Pasaman District.This research was conducted in October 2016 in Mudiak Air Jorong Forest Tampari Nagari Tarung-Tarung District Rao Pasaman District by using point center method. The results of the study were 4 species of 25 individual trees. The value of tree species diversity index in forest area of Mudiak Air Jorong Tampang Nagari Tarung-Tarung Rao Sub-district Pasaman District is 0.4. Means the diversity of species at a site is small. The similarity index (IS) value of tree species in Mudiak Air forest in Rao sub-district of Pasaman District is not similar, where the similarity index is in the range of 0% -0.4%. The highest index of similarity (IS) is found in transects 1 and 2 (0.4%), while those keeping the lowest IS (1.3) transect indexes are 1.3, and 1.4 are 0%. The control of environmental factors was found, soil pH ranged from 5.0 to 5.7 air temperature ranging

from 20-30°C, and air humidity ranged from 80-90%.

Keywords: Forest, vegetation, structure, diversity.

ABSTRAK

Euphorbiaceae merupakan suku terbesar keempat dari lima suku tumbuhan berpembuluh di kawasasan maleisia yang mewadahi 1.345 jenis dari 91 marga. Beberapa referensi mengatakan sedkitnya148 jenis tumbuhan yang memiliki potensi sebagai obat tradisional. Hutan Mudiak Air merupakan hutan yang terletak di Jorong Tampang Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman. Hutan ini mengalami berbagai gangguan diantaranya pembakaran hutan dan penebangan hutan yang dilakukan oleh penduduk sekitar. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan hutan sehingga menyebabkan terjadinya perubahan komposisi vegetasi alami. Kerusakan hutan dikhawatirkan akan mengancam keanekaragaman jenis tumbuhan terutama pohon. Berdasarkan latar belakang penulis telah melakukan penelitian dengan tujuan komposisi pohon, indeks keanekaragaman, indeks similaritas dan faktor lingkungan di hutan mudiak air Jorong Tampang kecamata Rao Kabupaten Pasaman Timur. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Oktober 2016 di Hutan Mudiak Air Jorong Tampang Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman dengan menggunakan metode point center. Hasil penelitian didapatkan 4 spesies dari 25 individu pohon. Nilai indek keanekaragaman species pohon di kawasan hutan Mudiak Air Jorong Tampang Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman yaitu 0,4. Berarti keanekaragaman species pada suatu lokasi adalah sedikit. Nilai indeks similaritas (IS) species pohon di hutan Mudiak Air Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman tergolong tidak mirip, dimana indeks similaritasnya berada pada kisaran 0%-0,4%. Indeks similaritas (IS) tertinggi terdapat pada transek 1 dan 2 yaitu (0,4%), sedangkan yang menepati Indeks similaritas (IS) terendah yaitu transek 1,3, dan 1,4 yaitu 0%. Penguran faktor lingkungan didapatkan, pH tanah berkisar 5,0-5,7 suhu udara berkisar 20-30°C, dan kelembaban udara berkisar antara 80-90%.

(2)

PENDAHULUAN

Suku euphorbiaceae dikenal dengan sebagai jarak-jarakan memiliki jenis yang sangat banyak. Euphorbiaceae merupakan suku terbesar keempat dari lima suku tumbuhan berpembuluh di kawasasan maleisia yang mewadahi 1.345 jenis dari 91 marga (Suryawan dalam Djawarningsih, 2007). Euphorbiaceae terdiri atas pohon, perdu, semak dan sebagian besar merupakan tumbuhan bergetah. Pemanfaatan euphorbiaceae yang telah dilakukan antara lain sebagai bahan biodiesel seperti Jatropa spp, serta bahan obat tradisional. Hasil studi referensi Djawarningsih (2007) menyimpulkan bahwa berdasarkan data yang pernah muncul terdapat 148 jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai obat tradisional dari suku euphorbiaceae. Selain itu, hutan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar hutan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan hidupnya.

Kebutuhan masyarakat akan sumber daya hutan akan menyebabkan ketersediaan sumberdaya hutan berkurang dan ini bisa mengakibatkan terjadinya kerusakan hutan. Hal ini dipertegas oleh Mukhtar dan Tsuyoshi (2010) bahwa berbagai kegiatan yang diakibatkan oleh kebutuhan masyarakat akan sumberdaya hutan berdampak kurang baik terhadap vegetasinya, diantaranya terjadi perubahan komposisi tumbuhan (vegetasi) pada bagian strata pertumbuhan seperti seedling, sampling dan pohon.

Hutan mudiak air ini merupakan salah satu hutan ulayat milik warga jorong tampang Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman yang ada di Sumatera Barat. Keberadaan hutan sangat bermanfaat bagi kehidupan yang ada di bawah kawasannya. Begitu pula dengan kehidupan penduduk, penduduk di sekitar hutan Mudia Air ini memenfaatkan sumberdaya alam yang ada di hutan dan kebanyakan penduduk memiliki mata pencaharian sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga ekosistem hutan menjadi terganggu. Hutan mudiak air sudah beberapa kali mengalami longsor dan banjir yang mengakibatkan memakan

korban jiwa (20 Mei 2013), berdasarkan observasi penulis dengan penduduk setempat pada tanggal 8 November 2015, bencana ini diakibatkan oleh pembalakan liar yang menimbulkan kerusakan sehingga terbentuknya ruang terbuka. Penduduk juga melakukan pembakaran hutan lalu dijadikan lahan pertanian yang ditanami coklat dan karet. Selain itu faktor lingkungan juga mempengarui kondisi hutan. Kerusakan hutan dikhawatirkan akan mengancam keanekaragaman tumbuhan terutama pohon. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis telah melakukan penelitian tentang komposisi pohon di hutan mudiak air Jorong Tampang Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman dengan tujuan untuk mengetahui Informasi mengenai

komposisi pohon, indeks

keanekaragaman, indeks similaritas dan faktor lingkungan di hutan mudiak air Jorong Tampang kecamatan Rao Kabupaten Pasaman.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November-Desember 2016 di hutan mudiak air Jorong Tampang Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman Timur. Identifikasi sampel dilakukan di laboratorium Botani STKIP PGRI Sumatera Barat. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran (100 m), kompas, parang, pisau, gunting tanaman, pancang, tali plastik, goni, kameradigital, alat-alat tulis dan perlengkapan herbarium (kantong plastik, koran, label, mistar dan spidol). Sedangkan bahan yang akan digunakan adalah alkohol 96%.

Sebelum meletakkan transek dilakukan terlebih dahulu peninjauan atau survei lokasi secara umum untuk mengetahui keadaan lapangan dan pengamatan sepintas mengenai vegetasi lokasi tersebut serta untuk mengetahui peletakan awal transek pada lokasi penelitian. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pembuatan jalur transek sebanyak 4 jalur transek yang akan di bagi menjadi dua bagian yaitu 2 jalur transek di kanan sungai dan 2 jalur

(3)

transek di kiri sungai yang masing-masing transek berjarak 200 m, dimana setiap masing-masing jalur transek dibuat sepanjang 200 m yang arahnya tegak lurus dengan badan sungai (vertikal) yang melintasi kawasan hutan mudiak air Jorong Tampang pada areal perbukitan. Pada jalur transek tersebut dibuat titik pancang yang satu dengan yang lain berjarak 20 m dan garis tegak lurus terhadap jalur sehingga akan terbentuk 4 transek dan 160 kuadran. Sedangkan titik pancang yang akan diamati berjumlah 40 titik pancang. Pada setiap kuadran akan dilakukan pengukuran dari pohon berdiameter batang setinggi dada (dbh) 10 cm) yang terdekat dari titik pancang. Pencatatan data meliputi jarak pohon pada masing-masing kuadran terhadap titik pancang dan diameter pohon.

Selanjutnya, deskripsi sampel yang diambil dilihat dari segi morfologi, nama daerah dan nama latin. Semua species yang belum diketahui akan dikoleksi untuk di identifikasi. Selain itu juga dilakukan pengambilan data sekunder berupa suhu udara dan kelembaban udara dari stasiun terdekat. Data yang didapat di lapangan dianalisis dengan menggunakan rumus: (Indriyanto, 2008).

jarak pohon rata-rata yaitu:

n d d d d d 1 2 3... n Keterangan: D : Jarak pohon

d1- dn : Jarak masing-masing pohon ke titik pengamatan

n : Jumlah pohon yang diamati

Kerapatan seluruh species/Ha

2 2 ) ( 000 . 10 rata rata pohon Jarak m   K species semua individu Jumlah species suatu individu Jumlah kerapatan seluruh species KR(%) = 100% species semua Kerapatan species suatu Kerapatan

F Jumlah titik ditemukannya suatu species

Jumlah semua titik

FR (%) = 100% species seluruh Frekuensi species suatu Frekuensi D area Luas species suatu basal Jumlah  DR(%)= 100% species seluruh Dominansi species suatu Dominansi

Keterangan :NP : Nilai penting KR: Kerapatan Relatif DR: Dominansi Relatif FR : Frekuensi Relatif

Indeks keanekaragaman dihitung dengan menggunakan rumus Shanon atau Shannon index of general diversity (Odum, 1971) yaitu :

H’ = -Σ Keterangan :

H’=indeks kemeragaman Shannon - Wienner

ni = jumlah individu dari suatu species N = jumlah total individu dalam seluruh

species HASIL

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di hutan Mudiak Air Jorong Tampang Nagari Tarung-Tarung Kecematan Rao Kabupaten Pasaman didapatkan 4 spesies dan 25 individu pohon dengan jumlah individu masing-masing familia dapat terlihat pada pada Tabel 1.

Tabel 1 : Species dan jumlah individu pohon di hutan mudiak air Jarong Tampang Nagari

Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman

No Familia Species jumlah

1 Euphorbiaceae Macara conifera Juv 2

Mallotus paniculatus Mull. Arg 1

Microcos tomentosa J.E.Smith 3

Neoscortechinia sumatrensis S.More 19 NP = KR+FR+DR

(4)

Gambar 1: Species euphorbiaceae yang di temukan di hutan Mudiak Air Jorong

Tampang Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman. a.

Macaranga conifera Juv, b. Mallotus paniculatus Mull. Arg, c.

Microcos tomentosa

J.E. Smith, d. Neoscortechinia sumatrensis S.More.

a

b

d

c

(5)

Gambar 2: Posisi ditemukan species euphorbiaceae pada transek di hutan Mudiak Air Jorong Tampang Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman.

Keterangan :

Mc: Macara conifera Juv

Mp: Mallotus paniculatus Mull. Arg Mt: Microcos tomentosa J.E.Smith Ns:NeoscortechiniasumatrensisS.More Hasil perhitungan kerapatan, kerapatan relatif, frekuensi, frekuensi relatif, dominansi, dominansi relatif, nilai penting dan indeks keanekaragaman di hutan

Mudiak Air Jorong Tampang Nagari Tarung-tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman.

Tabel 2. Komposisi dan indeks keanekaragaman 71 species yang terdapat di hutan Mudiak Air Jorong Tampang Kenagarian Tarung-tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman.

No Species K KR (%) F FR (%) D DR (%) INP Pi ln Pi 1 Macara conifera Hook. F 7,84 0,08 0,05 0,13 800,25 0,07 0,29 -0,054 2 mallotus paniculatus Mull. Arg 3,92 0,04 0,02 0,06 357,48 0,03 0,14 -0,031 3 Microcos tomentosa J. E 11,76 0,12 0,05 0,13 481,74 0,04 0,29 -0,074 4 Neoscortechinia sumatrensis S. 74,54 0,76 0,25 0,66 8749,77 0,84 2,26 -0,253

Tabel 3. Nilai Indek Similaritas (IS) komposisi pohon di hutan Mudiak Air Jorong Tampang Nagari Tarung-tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman.

Transek 1 2 3 4

1 -

2 0,4% -

3 0% 0,16% -

4 0% 0% 0,15% -

Tabel 4. Nilai hasil pengukuran faktor lingkungan dilokasi penelitian di Hutan Mudiak Air Jorong Tampang Nagari Tarung-tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman.

1 2 3 4

5

6

7

8

9 10

1 2 3 4 5 6 7

8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Mc.1

Mc.2

Mt.1

Mt.2

Mt.3

Mp.1

Ns.1 Ns.2

Ns.3

Ns.4

Ns.5

Ns.6

Ns.7

Ns.8

Ns.9

Ns.10

Ns.11

Ns.17

Ns.18

Ns.12 Ns.13

Ns.15

Ns.14

Ns.19

Ns.16

(6)

No Parameter Hasil

1 Ph Tanah 5,0-6,0

2 Kelembaban Udara (%) 70-90

3 Suhu Udara (C) 20-30

PEMBAHASAN

Pada Tabel 1 dapat dilihat pada familia euphorbiaceae memiliki 4 species dari 25 individu, yang memiliki jumlah individu paling banyak adalah

Neoscortechinia sumatrensis S dengan 19 individu, sedangkan yang memiliki jumlah individu sedikit yaitu mallotus paniculatus Mull. Arg dengan 1 individu.

Pada Tabel 2 didapatkan nilai kerapatan relatif berkisar antara 0,04%- 0,76%. Neoscorthechinia sumatrensis adalah spesies pohon yang memiliki kerapatan relatif paling tinggi 0,76%, sedangkan nilai kerapata relatif terkecil adalah 0,04% dengan species yang berbeda.

Nilai frekuensi relatif masing-masing species yang didapatkan berkisar antara 0,06%-0,66%. Species pohon yang memiliki nilai frekuensi tertinggi adalah Neoscortechinia sumatrensis yaitu 0,66%. Sedangkan nilai frekuensi terendah masing-masing mempunyai nilai 0,06%. Rendahnya nilai frekuensi suatu species menunjukkan kesering species tersebut hadir di habitat itu.

Nilai dominansi relatif pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai dominansi relatif tertinggi adalah species pohon Neoschortechinia sumatrensis yaitu 0,84%, sedangkan species yang memiliki nilai dominansi relatif rendah yaitu 0,03%. Berarti species yang mempunyai nilai dominansi tinggi memiliki rata-rata diameter batang yang besar sehingga penguasaan daerahnya lebih luas. Menurut Odum (1971) bahwa jenis yang dominan mempunyai produktivitas yang besar, dan dalam menentukan suatu j enis vegetasi dominan yang perlu diketahui adalah diameter batangnya dan habitat yang sesuai untuk mendukung pertumbuhannya

Nilai penting dapat ditentukan berdasarkan penjumlahan dari Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi Relatif (RF), Dominansi Relatif (DR). Nilai penting ini dapat menunjukkan tingkat penguasaan

suatu species di dalam vegetasi. Pada rincian tabel 2, terlihat bahwa nilai penting tertinggi dari species neoscortechinia sumatrensis yaitu 2,26%. Tingginya nilai penting suatu species menyatakan bahwa species tersebut dapat dikatakann dominan(yang berkuasa) dalam suatu komunitas tumbuhan (Indriyanto, 2006). Menurut Soerianegara dan Indrawan (1978) menyatakan bahwa tingginya nilai penting dari suatu species menandakan bahwa species tersebut mampu untuk memanfaatkan sumberdaya lingkungan dalam satuan vegetasi dimana species itu berbeda.

Nilai indek keanekaragaman species pohon di kawasan hutan Mudiak Air Jorong Tampang Nagari Tarung-tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman yaitu 0,41. Menurut Fachrul (2007) apabila nilai H’<1 menunjukan bahwa keanekaragaman species pada suatu transek adalah sedikit. Dibandingkan dengan hasil penelitian Hidayat (2014) dimana nilai indeks keanekaragamannya yaitu kurang dari 2, maka kondisi ini digolongkan dengan keanekaragaman vegetasi yang rendah. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan faktor lingkungan yang dimiliki oleh masing-masing lokasi.

Nilai indeks similaritas (IS) species pohon di hutan Mudiak Air pada masing-masing lokasi yang berbeda menunjukkan nilai indeks similaritas yang berbeda, dimana indeks similaritasnya berada pada kisaran 9%-21%. Pada Tabel 3 nilai yang menepati Indeks similaritas (IS) tertinggi terdapat pada transek 3 dan 4 yaitu (21%), sedangkan yang menepati Indeks similaritas (IS) terendah yaitu transek 2 dan 4, yaitu hanya 9%. Nilai ini menunjukkwn bahwa antara setiap lokasi mempunyai kesamaan yang tidak mirip. Menurut Suin (2000) bahwa nilai indeks similaritas (IS) 75%-100% dikatakan sangat mirip, 50%-75% dikatakan mirip, 25%-50% dikatakan tidak mirip, dan < 25% dikatakan sangat tidak

(7)

mirip. Sementara hasil yang didapatkan sangat tidak mirip. Kesamaan vegetasi species pohon antara lokasi tergolong sangat rendah atau tidak mirip karena tidak ada yang mencapai lebih dari 25%. Nilai IS yang rendah ini menunjukkan bahwa vegetasi antara lokasi yang satu dengan yang lain tidak mirip.

Berdasarkan persentase hasil pengukuran faktor lingkungan di hutan Mudiak Air didapatkan pH tanah berada pada angka 5,0-6,0, suhu udara 30°C-35°C dan kelembaban udara berkisar antara 70%-90%. Hal ini berarti kondisi lingkungan berpengaruh terhadap komposisi dan keanekaragaman pohon di hutan Mudiak Air

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang analisis vegetasi pohon di hutan mudiak air Jorong Tampang Nagari Tarung-tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Komposisi pohon yang terdapat pada lokasi penelitian terdiri dari 36 familia, 72 species dan 160 individu. Nilai penting tertinggi pada lokasi penelitian adalah species

Neoscortechinia sumatrensis 0,193% dari familia Euphorbiaceae. Nilai indek keanekaragaman species pohon di kawasan hutan Mudiak Air Jorong Tampang Nagari

Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman yaitu 3,9. Berarti keanekaragaman species pada suatu lokasi adalah melimpah tinggi. Nilai indeks similaritas (IS) species pohon di hutan Mudiak Air Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman tergolong tidak mirip, dimana indeks similaritasnya berada pada kisaran 9%-21%. Indeks similaritas (IS) tertinggi terdapat pada transek 3 dan 4 yaitu (21%), sedangkan yang menepati Indeks similaritas (IS) terendah yaitu transek 2 dan 4, yaitu hanya 9%. Penguran faktor lingkungan didapatkan, pH tanah berkisar 5,0-5,7 suhu udara berkisar 20-30°C, dan kelembaban udara berkisar antara 80-90%. DAFTAR PUSTAKA

Djwarningsih, T. (2007). Jenis-jenis Eupphorbiaceae (jarak-jarakan) yang berpotensi sebagai obat tradisional. Puslit Biologi-LIPI. Cibinong.

Fachrul, F. M. 2007. Metode Sampling Bio Ekologi. Jakarta: Bumi Aksara. Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara.

Indriyanto, 2008. Pengantar budi daya hutan. Jakarta: Bumi Aksara. Odum, Eugene P. 1998. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: UGM Press.

Hidayat, S, 2014. Kondisi Vegetasi di Hutan Lindung Seasoat, Kabupaten Lombik Barat, Nusa Tenggara Barat, Sebagai Informasi Dasar Pengelolaan Kawasan. Jurnal. Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor, LIPI.

Soerianegara, I., dan Indrawan. (1978). Ekologi Hutan Indonesia. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Gambar

Tabel 1 : Species dan jumlah individu pohon di hutan mudiak air Jarong Tampang  Nagari Tarung-
Gambar 1: Species euphorbiaceae yang di temukan di hutan Mudiak Air Jorong  Tampang Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman
Gambar  2:  Posisi  ditemukan  species  euphorbiaceae  pada  transek  di  hutan Mudiak  Air  Jorong  Tampang Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman

Referensi

Dokumen terkait

Populasi ternak sapi potong di Indonesia saat ini dalam kondisi yang sangat memprihatinkan dimana secara nasional terjadi gejala penurunan populasi terus-menerus dari tahun

• Penjualan ekspor KAEF 2013 tumbuh 39,78% • KAEF incar pendapatan Rp 1,8 triliun di tahun 2014 • HT Investment beli saham BHIT Rp 391,80 miliar • SMRA tarik fasilitas

Setelah melaksanakan langkah- langkah dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil observasi sebelum dan sesudah bermain

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah mencurahkan kasih, kemurahan dan karuniaNya, se- hingga penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan tesis

Sedangkan Hole (1981) membagi binatang tanah ke dalam enam kategori berdasarkan keberadaannya di dalam tanah, yakni: 1) Permanen, yaitu fauna tanah yang seluruh daur hidupnya

Penampilan berupa padatan Kristal tak ber*arna. 2ermasuk asam lemah dan larut dalam air. +edangkan untuk sifat kimianya adalah trayek p# berkisar pada =,&#34;-4F.

2,. Kedudukan tertin!!i dalam eraturan erundan!)undan!an adalah.... Prinsi ersamaan kedudukan war!ane!ara meruakan ciri khas ne!ara.... Berikut bentuk hukum di

Simbol Perlawanan Komunitas Punk dalam penelitian ini adalah media yang biasa digunakan dan dilakukan oleh Komunitas Street Punk Gonzo sebagai bentuk simbol-simbol