• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Problem Based Instruction efektif atau tidak jika ditinjau dari gaya belajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Problem Based Instruction efektif atau tidak jika ditinjau dari gaya belajar"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah model pembelajaran Problem Based Instruction efektif atau tidak jika ditinjau dari gaya belajar kinestetik siswa. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimen, karena mengamati efek atau pengaruh suatu variabel terhadap satu variabel terikat, yaitu gaya belajar kinestetik siswa. Desain penelitian eksperimen yang akan digunakan adalah jenis one group pre-post test design, yaitu eksperimen yang dilakukan tanpa adanya kelompok pembanding, dan kelompok yang dijadikan subyek akan dilakukan pengukuran terlebih dahulu lalu diberikan suatu perlakuan tertentu kemudian pengukuran kembali (Rosyadi, Susanti, & Dintarini, 2016). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif pada hasil belajar siswa dengan gaya belajar kinestetik, dan penelitian kualitatif pada respon siswa dengan gaya belajar kinestetik.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 06 Dau Malang yang terletak di Jl.Margo Basuki No 48, Jetis, Mulyo Agung, Malang. Penelitian juga dilaksanakan pada tanggal 19-22 Februari 2018.

3.3. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, dan tahap analisis yang akan dijabarkan sebagai berikut:

(2)

24 1) Tahap Persiapan

Penelitian ini diawali dengan perkenalan dan penyesuaian kelas. Lalu persiapan tindakan dengan pembelajaran biasa. Kemudian menyiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan, yaitu angket.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan ini, kegiatan yang akan dilakukan adalah melakukan pengamatan terhadap siswa. Kemudian diadakannya pretest untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum adanya tindakan dengan pembelajaran Problem Based Instruction. Kemudian pada hari berikutnya, pengelompokkan siswa. Dalam pengelompokkan, siswa dengan gaya belajar kinestetik tidak disendirikan, tetapi tetap berkelompok dengan siswa yang lain. Namun pada penelitian ini hanya fokus pada gaya belajar kinestetik siswa. Setelah itu, adanya persiapan tindakan pembelajaran Problem Based Instruction dan menyediakan media atau alat dan bahan yang akan digunakan selama pembelajaran berlangsung. Lalu pengamatan siswa kembali, dan mengadakan posttest untuk mengukur kemampuan akhir siswa setelah adanya perlakuan pada pembelajaran Problem Based Instruction serta adanya sesi wawancara oleh siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran Problem Based Instruction.

3) Tahap Analisis

Menganalisis data dengan melihat hasil pre-post test anak sebelum dan sesudah adanya tindakan dengan pembelajaran Problem Based Instruction ditinjau dari gaya belajar kinestetik yang ditentukan dari hasil angket gaya belajar, serta hasil wawancara siswa yang kemudian akan disimpulkan hasilnya.

(3)

25

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 06 Dau Malang tahun ajaran 2017/2018. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel tidak acak atau nonrandom sampling dengan pertimbangan tujuan, dalam arti pengambilan sampel merujuk langsung pada masalah yang diteliti dan subjek atau objek yang sesuai pada tujuan penelitian (Rosyadi et al., 2016). Masalah yang diteliti adalah mengenai keefektifan model pembelajaran PBI ditinjau dari gaya belajar kinestetik siswa, dan tujuan pada penelitian untuk mengetahui keefektifan model tersebut pada gaya belajar kinestetik siswa. Dalam hal ini, subjek yang diambil yaitu dari kelas VIII-B SMP Muhammadiyah 06 Dau Malang yang berjumlah 27 siswa. Serta sampel dalam penelitian ini adalah siswa dengan tipe gaya belajar kinestetik di kelas VIII-B sejumlah 8 siswa yang diketahui dari hasil analisis angket gaya belajar siswa, yang dimana subjek/sampel dalam penelitian ini telah sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian.

3.5. Variabel Penelitian

Variabel merupakan faktor-faktor atau semua obyek yang berpengaruh dalam penelitian (Rosyadi et al., 2016). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Problem Based Instruction, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah gaya belajar kinestetik siswa.

(4)

26

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan selama proses penelitian pembelajaran Problem Based Instruction di kelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung yang dilakukan oleh peneliti dan narasumber. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur yaitu peneliti menyiapkan beberapa pertanyaan yang sudah disusun secara sistematis untuk ditanyakan kepada narasumber (Rosyadi et al., 2016). Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui respon siswa pada gaya belajar kinestetik terhadap model pembelajaran Problem Based Instruction. Kisi-kisi wawancara dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 3. 1 : Kisi-Kisi Wawancara Penelitian

Aspek Indikator Nomor

Perhatian siswa dalam mata pelajaran matematika

1. Kesenangan siswa dalam mata pelajaran matematika 2. Perhatian siswa dalam

mengikuti pelajaran matematika

3. Ketertarikan siswa dalam cara mengajar guru

1, 2, 3, 4

Pelaksanaan model

pembelajaran Problem Based

Instruction

1. Tanggapan siswa mengenai model pembelajaran Problem

Based Instruction

2. Pemahaman siswa pada model pembelajaran

Problem Based Instruction

5, 6, 7

Motivasi siswa dengan model pembelajaran Problem Based

Instruction

1. Semangat belajar matematika siswa 2. Keaktifan siswa dan

kemampuan matematika siswa

8, 9

Tanggapan siswa 1. Ketertarikan siswa pada metode mengajar guru yang berbeda

2. Saran siswa mengenai pembelajaran kedepannya

(5)

27 b) Angket

Menurut Rosyadi et al., (2016) angket merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan atau pernyataan baik terbuka maupun tertutup untuk dijawab responden. Pada penelitian ini, digunakan angket tertutup yaitu angket yang isinya sudah terdapat jawaban yang tinggal dipilih oleh responden tersebut. Angket dalam penelitian ini di adaptasi dari Prasetya (2012). Terdapat tiga angket dalam penelitian ini yaitu angket gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Angket ini juga berisi pernyataan dan menggunakan skala likert yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Dalam angket ini memuat pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable). Angket ini diisi oleh siswa pada kegiatan awal untuk menentukan gaya belajar tiap siswa. Dengan adanya data dari angket gaya belajar tersebut, dapat membantu dalam pengamatan dan menganalisis data hasil belajar siswa pada gaya belajar kinestetik. Untuk kisi-kisi angket, item favorable dan unfavorable, serta skor penilaian pernyataan pada angket ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 2 : Kisi-Kisi Angket Gaya Belajar Visual

No Indikator Nomor Pernyataan

1 Cara belajar dengan visual 1, 2, 3, 4*

2 Paham mengenai warna, bentuk, posisi, dan angka 5, 6, 7*

3 Rapi dan tertata 8, 9, 10*

4 Tidak mudah terusik pada keributan 11*, 12 5 Sulit dalam mengingat instruksi verbal 13*, 14

Tabel 3. 3: Kisi-Kisi Angket Gaya Belajar Auditorial

No Indikator Nomor Pernyataan

1 Cara belajar dengan mendengar

1, 2, 3

2 Baik perihal kegiatan lisan 4, 5, 6

3 Peka mengenai musik 7*, 8

4 Mudah terusik pada keributan 9*, 10 5 Kurang dalam kegiatan visual 11, 12, 13*

(6)

28

Tabel 3. 4 : Kisi-Kisi Angket Gaya Belajar Kinestetik

Tabel 3. 5 : Item Favorable dan Unfavorable

No Gaya Belajar Item Favorable Item Unfavorable Jumlah

1 Visual 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 12, 14 4, 7, 10, 11, 13 14 2 Auditorial 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12 7, 9, 13 13 3 Kinestetik 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12 4, 6, 13 13 JUMLAH 29 11 40

Tabel 3. 6: Skor Penilaian Pernyataan Angket

No Jawaban Skor Favorable Skor Unfavorable

1 Sangat Setuju (SS) 4 1

2 Setuju (S) 3 2

3 Tidak Setuju (TS) 2 3

4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

c) Dokumen

Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data nilai-nilai siswa dalam kelas VIII-B SMP Muhammadiyah 06 Dau Malang.

d) Tes

Data yang diambil dari tes ini adalah hasil belajar siswa pada gaya belajar kinestetik sebelum dan sesudah adanya tindakan. Tes kemampuan awal siswa sebelum adanya tindakan yaitu pretest, dan tes kemampuan akhir siswa setelah adanya tindakan yaitu postest. Tes yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari soal UN tahun 2000, 2010, 2012, 2015, dan 2016 yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa pada gaya belajar kinestetik selama proses pembelajaran Problem Based

No Indikator Nomor Pernyataan

1 Cara belajar dengan kegiatan fisik

1, 2, 3, 4*

2 Mempunyai kepekaan dalam ekspresi dan olah tubuh

5, 6*

3 Orientasi pada gerak dan fisik 7, 8, 9 4 Cenderung kurang rapi dan

suka mencoba

10, 11

(7)

29

Instruction, dan juga digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan hasil belajar siswa pada gaya belajar kinestetik sebelum dan sesudah adanya tindakan dengan model pembelajaran Problem Based Instruction tersebut. Untuk kisi-kisi soal pretest dan postest terlampir.

3.7. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dan kualitatif, sehingga adanya perhitungan dan adanya analisis deskriptif. Untuk melihat keefektifan model pembelajaran Problem Based Instruction, dalam penelitian ini menggunakan 2 analisis data yaitu analisis data hasil wawancara untuk menganalisis respon siswa pada gaya belajar kinestetik terhadap model pembelajaran Problem Based Instruction, dan analisis data hasil tes untuk menganalisis ketuntasan serta rata-rata hasil belajar siswa dengan uji IF pada Microsoft Excel serta analisis Paired Sample T-Test dalam SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Kemudian analisis data hasil angket untuk menganalisis gaya belajar siswa. Untuk lebih jelasnya, dapat dijabarkan sebagai berikut:

3.7.1. Analisis Gaya Belajar Siswa

Angket gaya belajar yang sudah diisi siswa akan dianalisis untuk menentukan gaya belajar tiap siswa. Untuk menentukan gaya belajar tiap siswa, maka tiap angket gaya belajar haruslah dicari nilai rata-ratanya terlebih dahulu dengan rumus:

(Arikunto, 2013)

𝑋 adalah mean atau rata-rata ∑𝑥 adalah jumlah skor tiap item

𝑋 =∑𝑥 𝑁

(8)

30 𝑁 adalah banyaknya item

Setelah dihitung nilai rata-rata tiap angket gaya belajar siswa tersebut, maka untuk mengetahui gaya belajar siswa dapat ditentukan berdasarkan nilai rata-rata tertinggi diantara 3 angket gaya belajar tersebut. Jika ada nilai rata-rata tertinggi yang sama dari ketiga gaya belajar tersebut, maka dapat dilihat dari jumlah jawaban siswa yang sering menjawab sangat setuju dan setuju.

3.7.2. Analisis Respon Siswa Gaya Belajar Kinestetik Terhadap Model Pembelajaran Problem Based Instruction

Respon siswa gaya belajar kinestetik terhadap model pembelajaran Problem Based Instruction dapat diketahui berdasarkan analisis data hasil wawancara. Data hasil wawancara selama penelitian akan dianalisis dengan kualitatif. Pada model Miles and Huberman, ada 3 komponen analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2016).

Pada reduksi data, data hasil wawancara yang didapat akan dicatat/dirangkum namun hanya pada hal-hal pokok atau hal-hal penting saja dan membuang data yang tidak dibutuhkan. Selanjutnya dalam penyajian data, data disajikan atau disusun dalam uraian singkat untuk memudahkan dalam memahami atau menganalisis permasalahan, apa yang sedang terjadi, dan respon siswa. Setelah data-data sudah direduksi, dan disajikan, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan. Dalam hal ini, kesimpulan berguna untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian. Oleh karena itu, dengan hasil wawancara ini kita dapat mengetahui keefektifan model pembelajaran Problem Based Instruction tersebut melalui respon siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik.

(9)

31

3.7.3. Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Gaya Belajar Kinestetik

Analisis ini digunakan untuk melihat banyaknya siswa pada gaya belajar kinestetik yang tuntas dan pesentase ketuntasan hasil belajar siswa gaya belajar kinestetik yang sudah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Analisis ini dilakukan 2 kali, yaitu pada saat pretest dan posttest sehingga kita dapat mengetahui berapa banyak siswa yang tuntas dan persentase ketuntasan hasil belajar siswa yang mencapai KKM pada saat sebelum dan sesudah adanya tindakan pembelajaran Problem Based Instruction.

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah pada pelajaran matematika adalah 70. Siswa dapat dinyatakan tuntas jika nilai hasil belajarnya mencapai ≥70 dari nilai maksimum yaitu 100, sedangkan siswa dinyatakan tidak tuntas jikai nilai hasil belajarnya < 70. Untuk melihat berapa banyak siswa yang tuntas dapat menggunakan rumus IF pada program Microsoft Excel. Hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan menyiapkan data siswa beserta skor hasil belajarnya. Kemudian menerapkan rumus IF dengan rumus sebagai berikut:

(Slager, 2016)

Dengan rumus IF tersebut, kita dapat menentukan berapa banyak siswa yang tuntas dan tidak tuntas dalam pretest maupun posttest. Dan untuk melihat persentase ketuntasan hasil belajar siswa, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

(Arikunto, 2013)

P adalah persentase ketuntasan hasil belajar siswa; = IF(Alamat sel>=70;”tuntas”;”tidak tuntas”)

𝑃 = 𝑛

(10)

32 𝑛 adalah jumlah siswa yang tuntas;

𝑁 adalah jumlah keseluruhan siswa.

Dengan rumus ini, kita dapat menentukan berapa persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada gaya belajar kinestetik disetiap pretest dan posttest serta dapat membandingkan persentase ketuntasan mana yang paling tinggi. Sehingga, dengan analisis ini kita dapat mengetahui keefektifan model pembelajaran Problem Based Instruction berdasarkan ketuntasan tersebut.

3.7.4. Paired Sample T-Test

Analisis Paired Sample T-Test digunakan untuk membandingkan nilai rata-rata dua sampel dengan kesamaan subjek dalam perlakuan berbeda (Setyaningsih, 2009). Dalam arti, analisis ini digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata pretest dan posttest pada siswa gaya belajar kinestetik sebelum menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction dan sesudah menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction.

Ketika mengetahui perbedaan rata-rata antara pretest dan posttest, kita dapat mengetahui apakah model pembelajaran Problem Based Instruction itu efektif atau tidak. Rumus yang digunakan dalam analisis Paired Sample T-Test ini adalah

(Sukirno, 2008) 𝑥1

̅̅̅ adalah rata-rata sampel pada pretest; 𝑥2

̅̅̅ adalah rata-rata sampel pada posttest;

𝑠1 adalah simpangan baku sampel pada pretest; 𝑠2 adalah simpangan baku sampel pada posttest;

𝑡 = 𝑥̅̅̅ − 𝑥1 ̅̅̅2 √𝑠𝑛12 1 + 𝑠22 𝑛2 − 2𝑟 ( 𝑠1 √1) ( 𝑠2 √𝑛2)

(11)

33 𝑠12 adalah varians sampel pada pretest; 𝑠22 adalah varians sampel pada posttest; 𝑟 adalah korelasi antara dua sampel.

Rumus ini tentunya akan digunakan dalam analisis Paired Sample T-Test pada SPSS. Dalam analisis pada SPSS ini nantinya akan mengeluarkan hasil pada output-nya. Menurut Setyaningsih (2009) pada Paired Samples Statistic ini akan menghasilkan rata-rata hasil belajar siswa pada saat pretest dan posttest. Disini kita akan mengetahui perbedaan nilai rata-rata antara dua perlakuan tersebut. Pada Paired Samples Correlations akan menunjukkan korelasi atau hubungan antara rata-rata dua perlakuan apakah signifikan atau tidak dan memiliki hubungan yang kuat atau tidak (Setyaningsih, 2006). Kemudian, dalam Paired Samples Test kita dapat menganalisis hipotesis selanjutnya yaitu apakah rata-rata nilai hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction adalah sama atau berbeda. Untuk menguji ini, dapat dilihat dari nilai t yang ada di output. Jika nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔berada diantara ±𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan nilai probabilitas nya > 0,05 maka disimpulkan bahwa rata-rata nilai hasil pretest dan posttest siswa adalah sama. Sedangkan, jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔tidak berada diantara ±𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan nilai probabilitas nya < 0,05 maka disimpulkan bahwa rata-rata nilai hasil pretest dan posttest siswa adalah berbeda (Setyaningsih, 2009). Oleh karena itu, dengan adanya analisis ini kita dapat melihat apakah model pembelajaran Problem Based Instruction ini efektif atau tidak ditinjau dari perbandingan antara rata-rata hasil belajar siswa sebelum dan sesudah adanya model pembelajaran Problem Based Instruction.

Gambar

Tabel 3. 1 : Kisi-Kisi Wawancara Penelitian
Tabel 3. 2 : Kisi-Kisi Angket Gaya Belajar Visual
Tabel 3. 4 : Kisi-Kisi Angket Gaya Belajar Kinestetik

Referensi

Dokumen terkait

Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan pretest untuk mengukur kemampuan awal siswa, pemberian perlakuan pembelajaran fisika menggunakan metode pembelajaran

1) Kegiatan pengamatan ini tidak terpisah dengan pelaksanaan tindakan karena pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. 2) Guru pelaksana pengamat

Observasi pelaksanaan tindakan ini untuk mengetahui seberapa jauh kemajuan tindakan II dengan metode card sort. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

Tahapan pelaksaan penelitian dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut:.. Memberikan pre-test kepada siswa untuk mendapatkan data kemampuan awal siswa. Memberikan perlakuan

Hasil belajar siswa dalam penelitian ini dilihat dari aspek kognitif yaitu nilai yang diperoleh melalui pretest yang digunakan untuk mengetahui kemampuan awal

1. Perbincangan dengan guru kelas 4. Membuat rencana tindakan. Pelaksanaan tindakan dan pengamatan. Melakukan refleksi untuk setiap siklus. Hal-hal yang akan dilakukan pada

Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal mahasiswa dalam mengartikan kanji yang sebelumnya tidak diketahui maknanya dan posttest dilakukan untuk

Pada tahap perencanaan tindakan peneliti melakukan langkah awal untuk kelancaran penelitian yang akan dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan, langkah yang dilakukan