• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KERUGIAN EKONOMI DAN DAMPAK PSIKOLOGIS BAGI PENGGUNA JALAN AKIBAT KEMACETAN LALU LINTAS DI KABUPATEN BEKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KERUGIAN EKONOMI DAN DAMPAK PSIKOLOGIS BAGI PENGGUNA JALAN AKIBAT KEMACETAN LALU LINTAS DI KABUPATEN BEKASI"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS KERUGIAN EKONOMI DAN DAMPAK

PSIKOLOGIS BAGI PENGGUNA JALAN AKIBAT

KEMACETAN LALU LINTAS

DI KABUPATEN BEKASI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh Tiara Nurul Fadillah NIM : 11140840000006

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. Identitas Diri

1. Nama Lengkap :Tiara Nurul Fadillah 2. Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 11 Juni 1996

3. Alamat :Jalan Hos Cokro Aminoto No 50 Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi 17530 4. Telpon : 087879158862

5. E-mail : tiaranrlf@gmail.com

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Negeri Karang Baru 02 2003-2008

2. SMP Negeri 1 Cikarang Utara Tahun 2008-2011 3. SMA Negeri 1Cikarang Utara Tahun 2011-2014 4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014-2018

III. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : FadilKurniawan 2. Ibu : YuyunWahyuni

3. Alamat : Jalan Hos Cokro Aminoto No 50 Kecamatan CikarangBarat, KabupatenBekasi 17530

(7)

vi

ABSTRACT

The purpose of this study is to analyze theeconomic losses and psychological impact drivers in Bekasi Regency due to traffic congestion. The descriptive qualitative search collects primary data with interview and questionnaires. The subject of this study is road users in the district of Bekasi such as motorcycle, car and public transportation drivers.

The results of this study indicate that traffic congestion has a economic losses is the effects of congestion in fuel use. For the motorcycleadditional expenses increase by 26,37% for cars increase by39,63% and for public transportation increase by 37,99%. In the congestion, the lost income for respondents who experienced a loss of lost income of all road users in Bekasi Regency was Rp88.597.788.195per day.Traffic congestion incurs additional costs that must be borne by respondents as road users in Bekasi Regency, as many as 29% must have additional costs for body massage, 33% to buy vitamins and 38% for maintenance cost.

This research also shows the effect of psychological impact on the driversin Bekasi Regency, as many as 52%public transportation driversare very stressed, for cars as many as 71% C and for motorcycles as many as 73%are very stressed but road users feel fatigueas many as 52% public transportation driversare very fatigue, for cars as many as 86% are very fatigue and for motorcycles as many as 57% are very fatigue.

(8)

vii ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kerugian ekonomi dan dampak psikologisyang dirasakan oleh pengguna jalan di Kabupaten Bekasi akibat kemacetan. Data yang digunakan adalah data primer yang didapat langsung melalui wawancara dan angket. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptifkualitatif. Subjek penelitian ini adalah pengguna jalan di Kabupaten Bekasi meliputi orang yang berkendara motor, mobil dan supir angkutan umum.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemacetan berdampak pada kerugian ekonomi yaitu kemacetan berpengaruh terhadap pengeluaran BBM untuk motor tambahan pengeluaran BBM akibat kemacetan naik sebesar 37,76%. Untuk mobil tambahan pengeluaran BBM naik sebesar 45,07%. Untuk angkutan umum tambahan pengeluaran BBM naik sebesar 45,23%.Pada saat terjadi kemacetan menyebabkan pendapatan yang hilang bagi pengguna jalan di Kabupaten Bekasi sebesar Rp88.597.788.195/hari. Kemacetan menimbulkan biaya tambahan yangharus ditanggung oleh responden sebagai pengguna jalan di Kabupaten Bekasi, 29% responden memiliki biaya tambahan untuk pijat badan, 33% responden memiliki biaya tambahan untuk membeli vitamin dan 38% responden memiliki biaya tambahan untuk biaya kendaraan.

Penelitian ini pun menunjukkan kemacetan berpengaruh terhadap psikologis pengguna jalan di Kabupaten Bekasi, untuk tingkat stress pada supir angkutan umum diketahui bahwa sebanyak 52% mengalami sangat stress dan untuk pengguna mobil diketahui bahwa sebanyak 71% mengalami sangat stress sedangkan untuk pengguna motor diketahui bahwa sebanyak 73% responden mengalami sangat stress. Sedangkan untuk tingkat kelelahan pada supir angkutan umum diketahui bahwa sebanyak 52% responden mengalami sangat kelelahan, untuk pengguna mobil diketahui bahwa sebanyak 86% responden mengalami sangat kelelahan sedangkan untuk pengguna motor diketahui bahwa sebanyak 57% responden mengalami sangat kelelahan.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi Robbil’ Alamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Kerugian Ekonomi dan Dampak Psikologis Bagi Pengguna Jalan Akibat Kemacetan Lalu Lintas di Kabupaten Bekasi”denganbaik. Shalawat serta salam terlimpahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan ajaran Islam yang telah terbukti kebenarannya dan terus terbukti kebenarannya.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat-syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama proses pembuatan skripsi ini, berbagai hambatan dan kesulitan telah penulis hadapi. Namun berkat dorongan semangat dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ayahanda tercinta Fadil Kurniawan dan Ibunda tercinta Yuyun Wahyuni yang tiada henti memberikan dukungan doa semangat dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Kelurga besar penulis yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan dan doa kepada peneliti.

4. Bapak Dr. Arief Mufraini, M.Si, Lc selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Arief Fitrianto, S.Si., M. Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(10)

ix

6. Bapak Pheni Chalid, SF., MA., Ph.Dselaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan memberikan ilmu, bimbingan, serta arahankepadapenulissehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga segala kebaikan dan ketulusandari Bapak dapat Allah balas dengan pahala yang berlimpah.

7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman.

8. Para sahabat tercintasaya sejak duduk dibangku SMA yang tiada henti meramaikan grup Whatsapp MutiaChairuniza, Regita Nurul Fitri, Septi Dwi Haryani dan Sri Rahayu.

9. Para sahabat kelompok penjahat Alida Zia Syifa, Alfiani Rizqoh, Anita Rahmawati, Dwi Deby Oktaviana, Islamiyah dan Silvia Ningsih yang makan enak kalau ada yang ulang tahun doang diantara kita.

10. Teman perskripsian penulis Roy alias Muhammad Prianda Kurn, Nurul Istiqomah, Taufiq Achmarudin, Christina Wulandari dan Nurul Fauziah yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

11. Teman–teman Ekonomi Pembangunan yang telah bersama-sama berjuang, berdoa dan berbagi tawa, duka dan cerita selama masa perkuliahan

12. Teman Kuliah Kerja Nyata (KKN) Nawasta penulis yaitu Destri, Nadita, Meilani, Ida, Rifa, Nissa, Dwi, Kak Hana, Usamah, Fiqi, Acong, Pono, Bens, Angga dan Irfan yang telah menjadi keluarga baru penulis.

13. Seluruh responden pengguna jalan Kabupaten Bekasi yang sudah bersedia membantu penulis untuk mengisi angket yang diajukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

14. Seluruh pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membantu penulis dalam hal administrasi sehingga mendapat kelancaran dalam menyelesaikan studi.

(11)

x

15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tak dapat penulis tuliskan satu per satu

Peneliti menyadarai bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak. Selain itu, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(12)

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ……… i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ………. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ………. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ….. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……… v

ABSTRACT ………. vi

ABSTRAK ……… vii

KATA PENGANTAR ……… viii

DAFTAR ISI ……… xi

DAFTAR TABEL ……… xiv

DAFTAR GRAFIK ………. xv

DAFTAR DIAGRAM ……… xv

DAFTAR GAMBAR ……… xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah ……… 11

C. Tujuan Penelitian ………. 12

D. Manfaat Penelitian ………... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ……… 13

1. Transportasi ………... 13

2. Kemacetan ……… 15

(13)

xii a. Kerugian Ekonomi ……… 18 b. Dampak Psikologis ……… 20 1. Stress ……… 20 2. Kelelahan ………. 22 B. Penelitian Terdahulu... 23 C. Kerangka Berfikir... 32 D. Hipotesis Penelitian ……… 34

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel ………. 35

B. Tempat dan waktu penelitian... 36

C. Sumber data ... 36

D. Instrumen Penelitian ... 36

1. Kerugian Ekonomi... 36

a. Waktu Tempuh ... 36

b. Pendapatan yang hilang ... 37

c. Biaya tambahan ... 37

2. Dampak Psikologis ... 37

a. Kelelahan... 37

b. Stress ... 37

3. Tekonik Pengumpulan data ... 37

a. Library research... 37

b. Field research... 38

4. Teknik Pengolahan data ... 38

a. Metode Deskriptif Persentase ... 38

b. Metode rata-rata perhitungan... 38

c. Pengujian Intrumen Penelitian ... 39

1. Uji Validitas...…… 39

2. Uji reliabiltas... 40

BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran lokasi umum 1. Keadaan umum Kabupaten Bekasi ... 41

2. Transportasi dan Lalu Lintas Kabupaten Bekasi ... 43

(14)

xiii

3. Kemacetan di Kabupaten Bekasi ... 44

4. Strategi dalam Mengatasi Kemacetan ... 47

5. Karakteristik responden ... 48

a. Jenis Kelamin ... 49

b. Usia ... 49

c. Jenis Kendaraan ... 50

6. Penilaian Kerugian Ekonomi Akibat Kemacetan a. Frekuensi pengguna jalan terkena kemacetan ... 51

b. Perhitungan waktu tempuh akibat Kemacetan ... 52

c. Pengeluaran BBM akibat Kemacetan ... 54

d. Pendapatan yang hilang akibat kemacetan ... 56

e. Biaya Tambahan Akibat Kemacetan ... 58

7. Dampak Psikologis Akibat Kemacetan... 59

a. Tingkat stress ... 59

b. Tingkat Kelelahan ... 63

BAB V Simpulan dan Saran ... 67

A. Simpulan ... 67

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Table 1.1 Data Kendaraan Bermotor di

Indonesia Tahun 2010-2016 ... 2

Table 1.2 Karakteristik Tingkat Pelayanan Lalu Lintas ... 5

Table 1.3 Kota Macet Di Indonesia dengan Perbandingan V/C ratio Tahun 2017 ... 6

Tabel 1.4 Panjang Jalan di Kabupaten Bekasi ... 9

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 24

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Bekasi Tahun 2010-2014 ... 42

Tabel 4.2 Migrasi Masuk Total Provinsi Jawa Barat ... 43

Tabel 4.3 Panjang Jalan di Kabupaten Bekasi ... 44

Tabel 4.4 Rata-rata waktu tempuh pengguna jalan ... 53

Tabel 4.5 Tabel Pengeluaran BBM Akibat Kemacetan ... 56

Tabel 4.6 Tabel Pendapatan yang Hilang Pengguna Jalan ... 57

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Butir Soal Tingkat Stress ... 60

Tabel 4.8 Hasil Uji Reabilitas Tingkat Stress ... 61

Tabel 4.9 Uji Validitas Butir Soal Tingkat Kelelahan ... 63

Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Item Pernyataan Tingkat Kelelahan ... 64

(16)

xv

DAFTAR GRAFIK DAN DIAGRAM

Grafik 1.1 Jumlah Kendaraan Bermotor Umum dan

Bukan Umum Untuk BPKB Wilayah KabupatenBekasi ……… 8

Diagram 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 49

Diagram 4.2Usia Responden ... 50

Diagram 4.3 Jenis Kendaraan Responden ... 51

Diagram 4.4 Frekuensi Terkena Kemacetan ... 52

Diagram 4.5 Biaya Tambahan Responden Akibat Kemacetan ... 59

Diagram 4.6 Tingkat Stress Responden ... 61

Diagram 4.7 Tingkat Stress Responden ... 61

Diagram 4.8 Tingkat Stress Responden ... 62

Diagram 4.9 Tingkat Kelelahan Responden ... 65

Diagram 4.10 Tingkat Kelelahan Responden ... 66

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 KerangkaBerfikir... 33 Gambar 4.1 Peta Kemacetan di

Kabupaten Bekasi ... 46 Gambar 4.2 Peta Titik Jalan Kemacetan di

Kabupaten Bekasi... 47 Gambar 4.3 Mobil Besar dilarang melintas di

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transportasi adalah sarana yang mempermudah manusia untuk menghubungkan dari tempat asal ke tempat tujuan. Transportasi semakin berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, perkembangan struktur masyarakat dan bertambahnya jumlah penduduk. Tidak bisa dipungkiri jika di zaman yang sekarang ini transportasi merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk mempermudah mereka dalam memobilisasi kegiatan sehari-harinya.

Apabila terjadi pertumbuhan penduduk disertai dengan perekonomian yang meningkat menyebabkan tingkat mobilitas orang ataupun barang akan meningkat pula, dengan adanya transportasi dapat membuat hidup manusia lebih produktif karena dapat memobilisasi dari satu tempat ke tempat lainnya dengan cepat dan mudah sehingga waktu dihabiskan bisa lebih efisien. Pertumbuhan penduduk yang terjadi akan berdampak langsung terhadap kebutuhan sarana dan prasarana transportasi, dimana sektor transportasi merupakan salah satu sektor yang penting dan merupakan salah satu strategi dalam pembangunan. Keberhasilan suatu pembangunan akan jelas terlihat dengan diiringi pula meningkatnya pertumbuhan disegala bidang yang dampaknya akan menuntut adanya peningkatan kebutuhan akan transportasi yang selaras, seimbang dan serasi antara sarana, prasarana dan berbagai aspek lain yang mendukung pelayanan transportasi.

Transportasi memiliki fungsi yang penting dalam merangsang peningkatan pembangunan ekonomi. Hal ini dikarenakan hubungan antara sektor transportasi dan pembangunan adalah kausal atau hubungan timbal balik. Sebuah negara yang memiliki sistem transportasi yang baik memberi kemudahan akses ke berbagai kawasan sehingga menunjang pertumbuhan sektor ekonomi.

(19)

2

Menurut data yang dipublikasi oleh BPS terjadi pertumbuhan kendaraan bermotor dalam kurun waktu 2010 sampai2016 yang terdiri dari mobil penumpang, mobil bis, mobil barang dan sepeda motor. Jumlahnya dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan di tahun 2010 jumlah kendaraan motor yang ada di Indonesia sebanyak 76.907.127 dan terus mengalami peningkatan hingga tahun 2016 dengan total 129.281.079. Adapun dari jenis kendaraan bermotor yang ada di Indonesia jenis sepeda motor lah yang paling banyak jumlahnya yaitu sebesar 61.078.188 unit di tahun 2010 dan di tahun 2016 dengan jumlah 105.150.082 unit.

Tabel 1.1

Data Kendaraan Bermotor di Indonesia Tahun 2010-2016

Jenis Kendaraan Motor Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Mobil Penumpang 8.891.041 9.548.866 10.432.259 11.484.514 12.599.038 13.480.973 14.580.666 Mobil Bis 2.250.109 2.254.406 2.273.821 2.286.309 2.398.846 2.420.917 2.486.898 Mobil Barang 4.687.789 4.958.738 5.286.061 5.615.494 6.235.136 6.611.028 7.063.433 Sepeda motor 61.078.188 68.839.341 76.381.183 84.732.652 92.976.240 98.881.267 105.150.082 Jumlah 76.907.127 85.601.351 94.373.324 104.118.969 114.209.260 121.394.185 129.281.079

Sumber: Badan Pusat Statistika

Tidak bisa kita dipungkiri bahwa sektor transportasi merupakan sektor yang penting dan strategis dalam kelancaraan pembangunan bagi era industrialisasi di Indonesia. Salah satu masalah yang sampai saat ini belum teratasi adalah masalah kemacetan lalu lintas di perkotaan. Mobilitas penduduk yang tinggi di Ibukota belum dapat diimbangi dengan adanya transportasi umum yang aman dan nyaman. Akibatnya kendaraan bermotor pribadi yang ada dari tahun ke tahun mengalami peningkatan tetapi jumlanya tidak sebanding dengan pertumbuhan panjang jalan.

Permasalahan transportasi biasanya tumbuh lebih cepat dari upaya untuk melakukan pemecahan permasalahan transportasi sehingga mengakibatkan permasalahan menjadi bertambah parah. Perkembangan

(20)

3

transportasi dapat dirasakan seiring dengan berjalannya waktu yaitu dengan berkembangnya transportasi modern yang semakin meningkat sejak beberapa tahun ini. Perkembangan sistem transportasi di Indonesia terbilang sudah mengalami kemajuan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, baik transportasi darat, udara dan laut. Hal ini terlihat dengan adanya fasilitas-fasilitas pendukung yang terus disempurnakan, seperti Jalan, Jembatan, Pelabuhan, Bandar Udara, Terminal, Stasiun dan Rel Kereta (Aulia, 2016).

Pada umumnya permasalahan transportasi sekarang yang selalu di hadapi Indonesia adalah masalah kemacetan lalu lintas. Kemacetan lalu lintas adalah situasi dimana tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan lalu lintas banyak terjadi di kota-kota besar, utamanya yang tidak mempunyai transportasi umum yang baik atau memadai, juga tidak seimbangnya antara ketersediaan jalan dengan jumlah kendaraan.

Salah satu cara untuk mengetahui suatu segmen jalan memiliki masalah atau tidak terhadap kapasitas yaitu dengan melihat nilai dari derajat kejenuhan. Derajat kejenuhan (Ds) merupakan perbandingan antara volume lalu lintas kendaraan (V) dengan kapasitas jalan (C), besarnya yang secara teoritis tidak boleh lebih dari 1 jika nilai tersebut mendekati 1 maka kondisi jalan tersebut sudah mendekati jenuh. Derajat kejenuhan juga merupakan pencerminan kenyamanan pengemudi dalam mengemudikan kendaraannya. Dapat dikatakan secara kualitatif kenyamanan pengemudi meningkat apabila rasio volume lalu lintas kendaraan (V) terhadap kapasitas jalan (C) mengalami penurunanan.

Menurut data yang dihitung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dengan membandingkan kapasitas jalan dengan kendaraan yang lewat atau

Volume/Capacity Ratio (V/C Ratio). Apabila angka V/C ratio nya semakin

mendekati angka 1 maka kondisi jalanannya pun akan semakin jenuh yang artinya lalu lintas menjadi tersendat karena kecepatan rata-rata setiap kendaraan semakin menurun. Karakteristik operasional terdiri dari arus bebas dimana kecepatan perjalanan rata-rata > 80 kilometer/jam dengan

(21)

4

nilai V/C rasio sebesar 0,6, arus stabil dengan kecepatan perjalanan rata-rata turun menjadi > 40 kilometer/jam dan nilai V/C rasio sebesar 0,7, arus stabil dengan kecepatan perjalanan rata-rata turun s/d > 30 kilometer/jam dan nilai V/C rasio sebesar 0,8, mendekati arus tidak stabil dengan kecepatan perjalanan rata-rata turun s/d > 25 kilometer/jam dan nilai V/C rasio sebesar 0,9, arus tidak stabil dengan kecepatan perjalanan rata-rata menjadi 25 kilometer/jam dan nilai V/C rasio sama dengan 1 dan arus tertahan dengan kecepatan perjalanan rata-rata > 15 kilometer/jam dan nilai V/C rasio melebihi angka 1. Karakteristik tingkat pelayanan lalu lintas dapat dilihat pada tabel 1.2

(22)

5 Tabel 1.2

Karakteristik Tingkat Pelayanan Lalu Lintas Tingkat

Pelayanan Karakteristik Operasi Terkait

A Arus bebas.Kecepatan perjalanan rata-rata > 80 Km/jam. V/C rasio < 0,6.

B Arus stabil. Kecepatan perjalanan rata-rata turun s/d > 40 Km/jam

V/C rasio < 0,7

C Arus stabil. Kecepatan perjalanan rata-rata turun s/d > 30 Km/jam.

V/C rasio < 0,8.

D Mendekati arus tidak stabil. Kecepatan perjalanan rata-rata turun s/d > 25 Km/jam.

V/C rasio < 0,9.

E Arus tidak stabil, terhambat, dengan tundaan yang tidak dapat ditolerir

Kecepatan perjalanan rata-rata sekitar 25 Km/jam. V/C rasio sama dengan 1

F Arus tertahan. Kecepatan perjalanan rata-rata < 15 Km/jam V/C rasio permintaan melebihi 1 simpang jenuh. Sumber: Kementerian Perhubungan RI

Kemacetan yang terjadi di suatu negara umumnya berada pada kota-kota besar yang ada di negara tersebut, karena kota-kota-kota-kota besar dinilai

(23)

6

menawarkan hidup yang lebih baik misalnya saja dari sisi pekerjaan dan upah yang didapatkan dibandingkan dengan di desa. Hal inilah yang membuat banyak orang lebih memilih untuk tinggal atau bekerja di kota-kota besar. Banyaknya orang memilih bekerja atau bertempat tinggal di kota-kota besar menyebabkan arus mobilisasi masyarakat setiap harinya padat dan berdampak terhadap lalu lintas kota tersebut.Arus urbanisasi yang semakin tidak terbendung menjadi salah satu penyebab permasalahan baru di kawasan perkotaan. Urbanisasi yang berlangsung secara terus menerus akan menimbulkan permasalahan bagi kota tersebut seperti polusi, kemacetan lalu lintas dan kaum miskin yang tinggal di lingkungan kumuh (Mudrajat Kuncoro, 2010 hal 154).

Menurut Kementerian Perhubungan RI dengan menghitung V/C rasio di seluruh kota di Indonesia didapat sepuluh kota macet dengan tingkat V/C rasio yang berbeda-beda dan sepuluh kota tersebut merupakan kota-kota besar yang ada di Indonesia.

Tabel 1.3

Kota Macet Di Indonesia dengan Perbandingan V/C ratioTahun 2017

Nama Kota

V/C

Ratio Kecepatan rata-rata Bogor 0,86 15,32km/jam DKI Jakarta 0,85 10-20km/jam Bandung 0,85 14,3km/jam Surabaya 0,83 21km/jam Depok 0,83 21,4km/jam Bekasi 0,83 21,86km/jam Tangerang 0,82 22km/jam Medan 0,76 23,4km/jam Makassar 0,73 24,06km/jam Semarang 0,72 27km/jam

(24)

7

Menurut tabel 1.3 diketahui bahwa diantara kota macet yang ada di Indonesia dengan kecepatan rata-ratanya paling rendah sebesar 15,32 kilometer/jam dan V/C rasio sebesar 0,86 adalah Bogor, DKI Jakarta dengan kecepatan rata-rata sebesar 10-20kilometer/jam dengan V/C rasio sebesar 0,85 sedangkan Semarang memiliki V/C ratio terkecil dengan nilai 0,72 dengan kecepatan rata-rata 27 kilometer/jam.

Jika dilihat pada tabel 1.3 dapat diketahui bahwa Bekasi memasuki deretan kota-kota di Indonesia dengan tingkat kemacetan tertinggi. Bekasi memiliki rasio kecepatan rata-rata sebesar 21.86 kilometer/jam dan V/C rasio sebesar 0,83. Jika kita kembali melihat tabel 1.2 tentang karakteristik tingkat pelayanan lalu lintas Bekasi dengan kecepatan rata-rata sebesar 21.86 kilometer/jam, maka Bekasi masuk ke dalam arus lalu lintas yang sudah memasuki tahap tidak stabil.

Kabupaten Bekasi sebagai penyangga Ibukota Negara mengalami pertumbuhan yang pesat dengan luas wilayah sebesar 127.388 Ha. Jumlah penduduk Kabupaten Bekasi pada tahun 2004 mencapai 1.950.209 jiwa. Jika dilihat dari rasio penduduk berdasarkan kelamin adalah 1.4 berbanding 1 dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 996.150 jiwa dan perempuan 954.054 jiwa. Menurut hasil perhitungan sesnsus penduduk laju pertumbuhan penduduk kabupaten Bekasi pada tahun 2000 sebesar 4,23 % terdiri dari migrasi 2,33 % dan alamiah 1,90 %. Jumlah penduduk Kabupaten Bekasi Pada tahun 2005 bertambah menjadi 2.027.902 jiwa atau mengalami kenaikan sebesar 3,98 % dari tahun sebelumnya dan pada tahun 2014 jumlah penduduk Kabupaten Bekasi mengalami kenaikan lagi sebesar 2.989.198 orang.

Dengan peningkatan jumlah penduduk tersebut ditambah Kabupaten Bekasi merupakan salah satu sentra industri terbesar yang ada di wilayah JawaBarat bahkan se-Asia Tenggara sehingga memerlukan peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana yang ada, khususnya transportasi yang tujuannya untuk mempermudah masyarakat dalam memobilisasi kebutuhannya sehari-hari.

(25)

8 Grafik 1.1

Jumlah Kendaraan Bermotor Umum dan Bukan Umum Untuk BPKB Wilayah Kabupaten Bekasi

Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2006-2017 (BPS Jawa Barat) Berdasarkan tabel 1.4 dapat diketahui bahwa jumlah kendaraan bermotor untuk umum dan bukan umum di wilayah Kabupaten Bekasi dalam kurun waktu 10 tahun mengalami kenaikan dalam jumlah angka di setiap tahunnya. Jenis kendaraan sepeda motorlah yang dari tahun ke tahunnya selalu mengalami kenaikan yang signifikan. Tercatat di tahun 2007 jumlah sepeda motor di Kabupaten Bekasi sebanyak 437.486 unit dan selalu mengalami kenaikan sampai tahun 2016 dengan jumlah 1.231.699 unit, untuk jenis kendaraan umum roda empat selama kurun waktu 10 tahun terakhir pun jumlah kendarannya mengalami kenaikan tercatat di tahun 2007 jumlahnya sebanyak 7.322 mengalami kenaikan di tahun 2009 dengan jumlah 7.953 unit dan selalu mengalami kenaikkan sampai tahun 2016 dan tercatat sebanyak 11.327 unit, sedangkan untuk jumlah kendaraan bukan umum roda empat jumlahnya pun mengalami kenaikan juga dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, pada tahun 2007 tercatat sebanyak 59.749 unit jumlahnya selalu mengalami kenaikan, pada tahun 2009 yaitu menjadi 67.868 unit dan pada tahun 2016 sebanyak 203.023 unit. 0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 JENIS KENDARA AN UMUM (Roda empat) JENIS KENDARA AN BUKAN UMUM (Roda empat) JENIS KENDARA AN SEPEDA MOTOR

(26)

9

Jumlah volume kendaraan yang ada di Kabupaten Bekasi tidak diimbangi dengan kenaikkan panjang jalan yang ada di Kabupaten Bekasi. Menurut data yang didapat dari situs BPS Kabupaten Bekasi diketahui bahwa dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 tidak terjadi kenaikkan yang berarti, diketahui dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 panjang jalan di Kabupaten Bekasi tidak mengalami kenaikkan sedangkan pada tahun 2015 panjang jalan di Kabupaten Bekasi menjadi 993.100 Km. Hal inilah yang menjadi pendorong kemacetan di Kabupaten Bekasi yakni kapasitas jalan yang tidak dapat menampung volume kendaraan yang semakin bertambah dari tahun ke tahun.

Tabel 1.4

Panjang Jalan di Kabupaten Bekasi

Tahun Panjang Jalan (km) 2007 981,717 2008 100 2009 982,713 2010 980,164 2011 898,525 2012 841,117 2013 841,117 2014 841,117 2015 993,1

Sumber: Kabupaten Bekasi Dalam Angka 2008-2016

Kemacetan lalu lintas memberikan dampak negatif yang sangat besar bagi pendudukseperti pemborosan bahan bakar, terbuangnya waktu secara percuma, dan kerusakan lingkungan akibat polusi udara yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor. Waktu produktif yang seharusnya dapat digunakan oleh para pekerja justru harus dihabiskan di jalan raya. Hal ini akan berdampak pada psikologis para pengguna jalan akibat menghabiskan waktu berjam-jam di jalan.

Kemacetan yang terjadi berdampak terhadap ekonomi yaitu dengan hilangnya sisi manfaat yang hilang dan biaya yang dikeluarkan. Laju kendaraan yang terjebak kemacetan menjadi melambat atau bahkan terhenti (stuck

(27)

10

karena mesin menyala lebih lama sehingga pengendara harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk pembelian BBM. Waktu tempuh yang di lalui pengguna jalan pun semakin lama ke tempat tujuan mereka. Masalah kemacetan telah mengganggu aktifitas masyarakat, khususnya aktifitas ekonomi.

Kemacetan yang terjadi di Kabupaten Bekasi telah menjadi rutinitas masyarakatnya, selain berpengaruh terhadap sisi ekonomi, kemacetan yang terjadi pun bepengaruh terhadap sisi psikologis para pengguna jalan. Kemacetan yang terjadi menyebabkan para pengguna jalan menjadi mengalami stress dan kelelahan. Dampak psikologis yang disebabkan oleh kemacetan berpengaruh terhadap perubahan kinerja seseorang terhadap pekerjaannya, perubahan fisik yang dialami oleh pengguna jalan dan juga perubahan emosional pengguna jalan akibat kemacetan.

Kemacetan tidak hanya terjadi pada jam pulang dan berangkat kerja saja, pada jam-jam biasa pun beberapa ruas jalan di Kabupaten Bekasi tetap macet. Menurut Dinas Perhubungan Kabupaten Bekasi terdapat 5 titik yang menjadi titik kemacetn yang ada di Kabupaten Bekasi yaitu Pasar Tambun, Pasar Induk Cibitung, perempatan Plaza Sentra Grosir Cikarang (SGC), Pasar Tumpah Lemahabang dan perbatasan Kabupaten Bekasi - Kabupaten Karawang. Kemacetan terparah terjadi di ruas jalan perempatan Plaza Sentra Grosir Cikarang (SGC).

Pemerintah Kabupaten Bekasi telah mengupayakan berbagai cara agar kemacetan yang terjadi dapat teratasi. Dimulai dari menutup putaran secara permanen, dibangunnnya underpass di Tambun Selatan, memberlakukan kendaraan untuk tidak berputar arah pada jam yang dianggap menjadi jam-jam kemacetan yaitu pada pagi hari pukul 05.00-08.00 WIB dan sore hari pukul 17.00-21.00 WIB dan melarang kendaraan besar seperti truk untuk tidak melintas di sepanjang jalan HOS Cokro Aminoto sampai RE Martadinata pada jam-jam kemacetan yaitu pada pagi hari pukul 05.00-08.00 WIB dan sore hari pukul 17.00-21.00 WIB. Namun kebijakan yang telah diterapkan nampaknya tidak dapat mengurai kemacetan yang ada di Kabupaten Bekasi.

Kemacetan yang terjadi di ruas-ruas jalan tertentu di Kabupaten Bekasi sering kali terjadi pada saat jam pergi dan pulang kantor yakni pagi hari pada

(28)

11

pukul 05.00-08.00 WIB dan sore hari pada pukul 17.00-21.00 WIB hal ini bukan hanya saja terjadi pada hari-hari biasa hari libur yaitu pada hari sabtu dan minggu pun kemacetan di Kabupaten Bekasi tidak dapat dihindari. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya kemacetan selain dari faktor penunjang yaitu kapasitas jalan yang tidak dapat menampung volume kendaraan yang melintas. Faktor lain yang menjadi pendorong terjadinya kemacetan di Kabupaten Bekasi yakni perilaku pengendara baik sepeda motor maupun mobil yang seringkali tidak disiplin, misalnya saja yang terjadi di perempatan lampu merah SGC (Sentra Grosir Cikarang) dimana para pengendara tidak tertib dalam mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Hal lainnya yang menjadi penyebab kemacetan di Kabupaten Bekasi yaitu para pemilik kendaraan roda dua maupun roda empat yang memarkirkan kendaraannya di bahu jalan yang dapat menghalangi laju kendaraan pengguna jalan yang lain ketika ingin melintas.

B. Rumusan Masalah

Kemacetan yang terjadi menaikkan biaya transportasi karena konsumsi BBM meningkat. Dampak bagi penggunanya sendiri, kemacetan menyebabkan hilangnya opportunity cost. Waktu yang seharusnya bisa mereka maksimalkan untuk aktivitas ekonomi atau yang lainnya, kini banyak dihabiskan di jalanan, sehingga mereka kehilangan benefit tertentu seperti biaya, waktu, tenaga, dan lain sebagainya. Berdasarkan berbagai masalah yang dihadapi, penelitian ini lebih difokuskan untuk membahas mengenai kerugian akibat kemacetan lalu lintas khususnya yang terjadi di Kabupaten Bekasi baik secara ekonomi maupun psikologis. Berdasarkan uraiandi atas, maka dapat diturunkan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengeluaran BBM dan pendapatan yang hilang sebagai kerugian ekonomi yang diterima pengguna jalan akibat kemacetan lalu lintas di Kabupaten Bekasi ?

2. Apakah ada biaya tambahan yang dikeluarkan pengguna jalan akibat kemacetan lalu lintas di Kabupaten Bekasi ?

3. Bagaimana dampak psikologis bagi pengguna jalan akibat kemacetan lalu lintas di Kabupaten Bekasi ?

(29)

12 C. Tujuan Penelitian

1. Besarny apengeluaran BBM dan pendapatan yang hilang sebagai kerugian ekonomi bagi pengguna jalan akibat kemacetan lalu lintas di Kabupaten Bekasi dapat diketahui.

2. Biaya tambahan yang dikeluarkan pengguna jalan akibat kemacetan lintas di Kabupaten Bekasi dapat diketahui

3. Dampak psikologis yang dirasakan bagi pengguna jalan akibat kemacetan lalu lintas di Kabupaten Bekasi dapat tergambarkan.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Penelitian ini bergunna untuk melatih kemampuan dalam menulis karya ilmiah serta dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bagi akademisi

Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin membahas kerugian yang ditimbulkan akibat kemacetan.

3. Bagi Pemerintah dan Instansi terkait

Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk mengambil kebijakan dalam mengatasi kemacetan.

(30)

13 BAB II Tinjauan Pustaka A. Landasan Teori

1. Transportasi

Transportasi memiliki peranan penting dalam mendukung pembangunan nasional. Adanya sistem transportasi yang baik diharapkan dapatmenunjang berbagai aktivitas ekonomi masyarakat dalam pembangunan. Untuk mendapatkan sistem transportasi yang baik perlumempertimbangkan pergerakan yang terjadi sebagai bagian dari sistem transportasi secara keseluruhan di dalam penataan sarana dan prasarana yang turut memberikan kontribusi dalam meningkatkan ekonomi suatu daerah (Miro dalam Dessy hal 9).

Untuk itu dengan adanya pemindahan barang dan manusia tersebutmaka transportasi merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang kegiatan ekonomi (the promoting sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan ekonomi.

Pembangunan sistem transportasi ini membentuk integrasi antar wilayah. Kegiatan pemindahan suatu barang atau manusia sekalipun dapat cepat dilakukan dengan transportasi. Seperti halnya pengiriman barang dari suatu wilayah yang tidak memiliki barang tersebut sehingga wilayah yang tidak memiliki barang tersebut sebelumnya dapat menikmati utilitas dari barang tersebut.

Transportasi merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia dan juga merupakan unsur terpenting dalam mobilitas manusia dan barang sehari-hari. Manusia tidak akan mengalami perkembangan dan kemajuan apabila tidak ditunjang oleh transportasi. Transportasi yang baik haruslah merupakan suatu sistem yang dapat memberikan pelayanan yang cukupbaik kepada masyarakat secara umum maupun pribadiyang cukup aman, nyaman, cepat dan dapat diandalkan oleh para penggunanya.

Transportasi sebagai dasar untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan masyarakat serta pertumbuhan industri, dengan adanya transportasi menyebabkan adanya spesialisasi atau pembagian pekerjaan

(31)

14

menurut keahlian sesuai dengan adat-istiadatdan budaya suatu bangsa atau daerah.

Pengertian transportasi yang dikemukakan oleh Nasution (1996) diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Sehingga dengan kegiatan tersebut maka terdapat tiga hal yaitu adanya muatan yang diangkut, tersedianya kendaraan sebagai alat angkutdan terdapatnya jalan yang dapat dilalui. Proses pemindahan dari gerakan tempat asal dimana kegiatan pengangkutan dimulai ke tempat tujuan dimana kegiatan diakhiri. Untuk itu dengan adanya pemindahan barang dan manusia tersebut, maka transportasi merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang kegiatan ekonomi (the promoting sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan ekonomi.

Transportasi merupakan turunan dari kombinasi tata guna lahan yang saling membutuhkan yang kemudian membentuk suatu pergerakan dari guna lahan satu ke guna lahan yang lain. Peningkatan intensitas perubahan tata guna lahan menambah beban transportasi di sebuah kota. Jika tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana yang memadai maka dapat menimbulkan permasalahan. Salah satu bentuk dari permasalahan tersebut adalah kemacetan.

Setiap manusia tua, muda, dan anak-anak, pria atau wanita membutuhkan jasa transportasi karena setiap manusia mempunyai berbagai kegiatan. Untuk melaksanakan kegiatan (ekonomi dan sosial) dibutuhkan suatu gerakan. Suatu kegiatan yang bergerak dari suatu tempat ke tempat lain, disebut sebagai suatu kegiatan transportasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Transportasi adalah pengangkutan barang oleh berbagai jenis kendaraan sesuai dengan kemajuan teknologi. (Munawar 2005, hal 122) mendefinisikan transportasi sebagai kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Untuk setiap bentuk transportasi terdapat unsur pokok transportasi, yaitu jalan, kendaraan dan alat angkutan, tenaga penggerak dan terminal. Ada 5 unsur pokok transportasi yaitu manusia yang membutuhkan transportasi, barang yang diperlukan manusia, kendaraan

(32)

15

sebagai sarana transportasi, jalan sebagai prasarana transportasi dan organisasi sebagai pengelola transportasi.

Pergerakan arus manusia, kendaraan dan barang akan mengakibatkan berbagai macam interaksi. Akan terdapat interaksi antara pekerja dan tempat mereka bekerja, antara ibu rumah tangga dengan pasar, antara pelajar dan sekolah dan antara pabrik dengan lokasi bahan mentah dan pasar. Beberapa interaksi dapat dilakukan dengan telepon atau surat (sangat menarik untuk diketahui bagaimana sistem telekomunikasi yang lebih murah dan lebih canggih dapat mempengaruhi kebutuhan lalu lintas di masa mendatang). Akan tetapi hampir semua interaksi yang terjadi memerlukan perjalanandan oleh sebab itu akan menghasilkan arus lalu lintas.

Peranan transportasi dalam ekonomi pada hakikatnya terhubung dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap manusia. Hal ini juga sama halnya dengan peranan transportasi bagi ekonomi. Peranan ekonomi dalam transportasi diantaranya (Morlok dalam Pangaribuan, 2005 hal 15) transportasi memperbesar jangkauan akan sumber daya yang dibutuhkan oleh suatu daerah, sehingga suatu daerah dapat memungkinkan mendapat sumber daya yang lebih murahyang sebelumnya tidak ada menjadi ada dengan adanya akses oleh transportasi, pemakaian sumber daya lebih efisien karena ada pengkhususan dan pembagian kerja yang baik.Adanya transpotasi membuat penyaluran barang-barang kebutuhan tersalur dengan baik dan sampai tujuannya.

Transportasi mendorong pertumbuhan pada tempat-tempat tersebut dan sepanjang yang menghubungkan rute-rute. Transportasi harus ditingkatkan kerena permintaan jasa transportasi meningkat. Fungsi transporatsi adalah menunjang dan mendorong pembangunan. Fasilitas transportasi dapat dibangun mendahului permintaan jasa transportasi dengan harapan bahwa penawaran jasa transportasi akan menciptakan permintaannya sendiri. 2. Kemacetan

Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan

(33)

16

melebihi kapasitas jalan. Kemacetan biasanya terjadi di kota-kota besar terutamanya dimana kota tersebut biasanya tidak mempunyai transportasi publik yang baik dan juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk.

Definisi lainnya adalah bahwa kemacetan lalu lintas terjadi saat kendaraan-kendaraan yang berada pada satu ruas jalan harus memperlambat laju kendaraannya, kemacetan lalu lintas akan berhubungan dengan pergerakan kendaraan di suatu ruas jalan (Morlok dalam Pangaribuan, 2005 hal 15). Kemacetan bukan hanya disebabkan oleh perilaku berkendara pengguna jalan, tetapi kemacetan juga dapat terjadi karena beberapa alasan seperti arus kendaraan yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan, adanya perbaikan jalan, bagian jalan tertentu yang longsor, terjadi banjir sehingga memperlambat kendaraan dan lain sebagainya. Pentingnya peran sektor transportasi bagi kegiatan ekonomi mengharuskan adanya sebuah sistem transportasi yang handal, efisien, dan efektif. Transportasi yang efektif adalah transportasi arti bahwa sistem transportasi yang memenuhi kapasitas yang angkut, terpadu atau terintegrasi dengan antar moda transportasi, tertib, teratur, lancar, cepat dan tepat, selamat, aman, nyaman dan biaya terjangkau secara ekonomi. Sedangkan efisien dalam arti beban publik sebagai pengguna jasa transportasi menjadi rendah dan memiliki utilitas yang tinggi.

Kemacetan lalu lintas terjadi karena beberapa faktor, seperti banyak pengguna jalan yang tidak tertib, pemakai jalan melawan arus, kurangnya petugas lalu lintas yang mengawasi, adanya mobil yang parkir di badan jalan, permukaan jalan tidak rata, tidak ada jembatan penyeberangan, dan tidak ada pembatasan jenis kendaraan. Banyaknya pengguna jalan yang tidak tertib, seperti adanya pedagang kaki lima yang berjualan di tepi jalan dan parkir liar. Selain itu, ada pemakai jalan yang melawan arus (Boediningsih, 2011 hal 122).

Kemacetan lalu lintas biasanya meningkat sesuai dengan meningkatnya mobilitas manusia pengguna transportasi, terutama pada saat-saat sibuk. Kemacetan yang terjadi disebabkan oleh beberapa hal diantaranya sistem

(34)

17

pengaturan lampu lalu lintas yang lemah, banyaknya persimpangan jalan, banyaknya kendaraan yang turun ke jalan, musim, kondisi jalan, dan lain-lain.

Kemacetan lalu lintas terjadi saat kendaraan-kendaraan yang berada pada satu ruas jalan harus memperlambat laju kendaraannya, kemacetan lalu lintas akan berhubungan dengan pergerakan kendaraan di suatu ruas jalan. Menurut (Boediningsih, 2011 hal 122) kemacetan lalu lintas terjadi karena beberapa faktor, seperti banyak pengguna jalan yang tidak tertib, pemakai jalan melawan arus, kurangnya petugas lalu lintas yang mengawasi, adanya mobil yang parkir di badan jalan, permukaan jalan tidak rata, tidak ada jembatan penyeberangan, dan tidak ada pembatasan jenis kendaraan. Banyaknya pengguna jalan yang kurang tertib, seperti adanya pedagang kaki lima yang berjualan di tepi jalan, dan parkir liar, selain itu ada pemakai jalan yang melawan arus. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengawasan lalu lintas yang akhirnya menyebabkan kemacetan.

Publikasi dari website Dinas Perhubungan DKI Jakarta (2014) menjelaskan bahwa biaya kemacetan merupakan dampak negatif akibat kemacetan lalu lintas. Biaya kemacetan lalu lintas ini mencakup pemborosan BBM, biaya operasional kendaraan, time value, economic

value, dan pencemaran energimenjelaskan bahwa kemacetan lalu lintas

menimbulkan kerugian secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Dampak lingkungan berupa adanya emisi gas buang yang berasal dari kendaraan, sedangkan dampak sosialnya berupa jumlah kecelakaan lalu lintas yang meningkat. Selain itu juga ada dampak secara fisik dan psikis. Dampak secara fisik berupa kelelahan, sedangkan dampak secara psikis bisa berupa stres, kesal, dan rasa tidak nyaman karena dikelilingi oleh polusi, penurunan kualitas lingkungan akibat polusi dan sebagainya.

Secara mendasar masalah transportasi ditimbulkan karena kurang serasi, selaras dan seimbangnya faktor supply dan demand sektor transportasi dan ditambah kondisi ketidakteraturan prasarana dan sarana transportasi, disiplin/etos kerja penyelenggara dan pengguna transportasi, efektifitas, pengendalian, pengaturan penegakan hukum serta, hukum itu sendiri,

(35)

18

maka dalam hal ini perlu adanya komitmen dan kemauan politik dari pengambil keputusan sehingga dapat dilakukan suatu prioritas yang diputuskan sebagai rekomendasi agar dapat dilakukan aksi terencana secara terpadu, tertahap dan berkelanjutan.

Menurut (Boediningsih, 2011 hal 122) ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kemacetan, diantaranya:

a. Kapasitas jalan tersebut tidak dapat menampung arus kendaraan yang ada.

b. Terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan c. Adanya perbaikan jalan

d. Adanya bagian jalan yang rusak atau longsor Fenomena kemacetan sering terjadi diperkotaan. Tidak jarang pada jam jam sibuk sering terjadi kepadatan lalu lintas yang dapat mengakibatkan kemacetan. Untuk menghindari kemacetan lalu lintas perlu disediakan alternatif angkutan dengan kuantitas, kualitas dan pelayanan yang memadai dan tarif yang terjangkau masyarakat sedemikian rupa sehingga kebutuhan berpergian ke tempat kerja, sekolah, belanja dan rekreasi dapat terpenuhi (Sukanto, 1998 hal 160).

3. Dampak Akibat Kemacetan

Kemacetan lalu lintas yang terjadi sangatlah tidak disukai oleh masyarakatdikarenakan kemacetan dapat menimbulkan banyak kerugian seperti kerugian ekonomi dan dampak psikologis. Kemacetan yang terjadi menyebabkan mesin kendaraan hidup lebih lama hal ini dapat mengakibatkan kendaraan menghabiskan bahan bakar yang lebih banyak sehingga pengguna jalan harus mengeluarkan uang untuk membeli bahan bakar yang lebih. Kemacetan merupakan salah satu dari beberapa faktor penyebab stres penduduk kota besar. Kemacetan yang terjadi sangat berpengaruh terhadap psikologis para pengguna jalan.

a. Kerugian Ekonomi

Kerugian ekonomi yang ditimbul akibatkemacetan pun menyebabkan waktu tempuh seseorang untuk sampai ke tempat tujuan lebih lama sehingga banyak waktu yang hilang selama diperjalanan. Dimisalkan jarak

(36)

19

yang sama jika dalam keadaan normal bisa ditempuh dalam satu jam karena kemacetan menjadi dua jam bahkan lebih. Sehingga pengguna jalan mengalami kerugian waktu dan menghabiskan waktu lebih banyak di jalan. Kemacetan muncul ketika volume lalu lintas melebihi kapasitas jalan atau simpang.

Antara aspek sosial dengan ekonomi berlangsung hubungan dua arah yang saling mempengaruhi secara timbal balik.Hampir tidak ada aktivitas ekonomi yang tidak berpengaruh terhadap keadaan sosial. Sebaliknya, setiap kegiatan sosial akan berdampak atau paling tidak menggunakan logika ekonomi dalam memperhitungkannya. (Pheni Chalid, 2009 hal 36-37)

Penambahan kendaraan menyebabkan tundaan waktu perjalanan menjadi lebih lama dan mengakibatkan kenaikan biaya transportasi. Kemacetan menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar yang diderita oleh masyarakat. Tundaan perjalanan mengurangi produktivitas ekonomi dan kualitas kehidupan, kemacetan menyebabkan waktu tempuh ke tempat kerja semakin panjang, biaya perjalanan semakin tinggi akibat bertambahnya penggunaan BBM dan menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja karena stres dalam kemacetan.

Bagi masyarakat yang berprofesi sebagai pengusaha atau pedagang mengalami kehilangankesempatan kerugian ini secara nominal bisa sangatbesar, bahkan bagi beberapa orang yang professionalbisa bernilai milyaran rupiah, sedangkan masyarakat yang berperan sebagai orang tuamengalamikehilangan waktu untuk mendidikanaknya. Masalah ini tanpa disadari adalah kerugiannegara yang terbesar, karena kerugian ini tidak bisa dinilai dengan uang. Masa depan bangsa Indonesia berada di tangan generasi penerus yang dididik oleh orang tua dengan waktu sedikit. Pendidikan orang tua secara langsung adalah pondasi bagi anak-anak di masa depannya. Bagi pelajar/mahasiswa, kehilangan waktu untuk berkarya dan belajar. Bagi supir kehilangan produktifitasnya yang berimbas kepada pendapatannya dan berbagai profesi elemen masyarakat lainnya jika rata waktu hilang oleh kemacetan untuk berangkat kerja satu jam dan pulang

(37)

20

kerja satu jam, maka setiap harinya setiap orang kehilangan dua jam dalam satu harinya.

b. Dampak Psikologis 1. Stress

Ketidaknyamanan dalam kemacetan juga menimbulkan stres pada pengendara yang terjebak dalam kemacetan (Metalia, 2011 hal 1-2). Tanda-tanda seseorang mengalami stres adalah: (a) gejalafisik, seperti merasa lelah, otot kaku dan tegang; (b) gejala mental, seperti penurunankonsentrasi dan daya ingat; dan (c) gejala emosi, seperti cemas, frustasi, mudahmarah. Kalangan pengusaha khawatir kemacetan dapat membawa dampak psikologispada karyawannya sehingga kinerja karyawan terganggu. Kinerja karyawan yangterganggu dapat menurunkan kualitas perusahaan tempat dia kerja. Hal ini dikarenakan stres sudah menjadi bagian hidup yang tidak bisa terelakkan. Baik di lingkungan sekolah, kerja, keluarga, atau dimanapun, stres bisa dialami oleh seseorang. Stres juga bisa menimpa siapapun termasuk anak-anak, remaja, dewasa, atau yang sudah lanjut usia.

Dalam kaitannya dengan kemacetan, secara psikologis terdapat tiga tipe kepribadian yang rawan stress yang juga merupakan karakteristik individu dengan tipe kepribadian yang rawan stress adalah sebagai berikut, pertama dalam kaitannya dengan kemacetan lalulintas, individu yang sangat hati-hati akan merasa kurang nyaman, gelisah dan tertekan karena apa yang telah direncanakannya sebelum bepergian akan meleset, dan kondisi seperti ini adalah hal yang stressful. Kedua, ketika mengalami kemacetan, terutama yang tidak diprediksikan sebelumnya, individu seperti ini akan mudah merasa cemas, resahdan bahkan panik ketika kemacetan menghalangi apa direncanakannya. Selanjutnya yang ketiga orang yang temperamental, masalah kecil bisa berakibat besar karena kecenderungannya yang mudah meledakledak akibatnya banyak orang yang tertekan dan akhirnya bereaksi negatif. Stres muncul karena stres itu hasil dari proses menilai (seperti, yang berbahaya, mengancam atau menentang).

(38)

21

Gejala dan tanda-tanda stres akan berbeda pada setiap individu. Jika dilihat dari gejala fisik maka orang yang mengalami stress akan mengalami sakit kepala, pusing, pening tidur tidak teratur, insomania atau susah tidur, bangun terlalu awal, sakit punggung dan radang usus besar, sulit buang air besar, sembelit, gatal – gatal pada kulit. urat-urat tegang terutama leher dan bahu, keringat berlebih, terganggu pencernaan atau bisulan, tekanan darah tinggi atau serangan jantung, berubah selera makan, lelah atau kehilangan daya energy, bertambah banyak melakukan kekeliruan dan kesalahan dalam kerja dan hidup. Stress pun dapat mempengaruhi emosional seseorang.

Orang yang mengalami stress akan mengalami gejala emosional yaitu gelisah dan cemas, sedih, depresi, mudah menangis, merasa jiwa dan hati atau mood berubah-ubah dengan cepat, mudah panas dan marah, gugup, rasa harga diri menurun dan merasa tidak aman, rasa harga diri menurun dan merasa tidak aman, marah-marah, gampang menyerang orang dan bersikap bermusuhan, emosi mengering kehabisan sumber daya mental (burn out). Stress dapat mempengaruhi terhadap kognitif atau intelektual seseorang. Orang yang mengalami stress akan mengalami susah berkonsentrasi dan memusatkan pikiran, sulit mengambil keputusan, mudah terlupa, pikiran kacau, daya ingat menurun, melamun secara berlebihan, pikiran dipenuhi oleh satu pikiran saja, kehilangan rasa humor yang sehat, produktifitas atau prestasi kerja menurun, mutu kerja yang rendah. Gejala terakhir yang dialammi orang yang mengalmi stress adalah gejala interpersonal, gejala tersebut akan menghilangkan kepercayaan terhadap orang lain., mudah mempermasalahkan orang lain., mudah membatalkan janji atau tidak memenuhi perjanjian, suka mencari–cari kesalahan orang lain atau menyerang orang dengan kata-kata, mengambil sikap terlalu membentengi dan mempertahankan diri, membiarkan orang lain.

Stres dapat menyebabkan perasaan negatif atau yang berlawanan dengan apa yang diinginkan atau mengancam kesejahteraan emosional. Stress dapat menggangu cara seseorang dalam menyerap realitas,

(39)

22

menyelesaikan masalah, berfikir secara umum dan hubungan seseorang dan rasa memiliki. Terjadinya stress dapat disebabkan oleh sesuatu yang dinamakan stressor, stressor ialah stimulus yang mengawali atau mencetuskan perubahan. Stressor secara umum dapat diklasifikasikan sebagai stressor internal atau eksternal. Stressor internal berasal dari dalam diri seseorang (mis. Kondisi sakit, menopause, dll). Stressor eksternal berasal dari luar diri seseorang atau lingkuangan (mis. Kematian anggota keluarga, masalah di tempat kerja).

2. Kelelahan

Proses terjadinya kelelahan karena adanya pembebanan otot secara statis sehingga aliran darah ke otot berkurang yang mengakibatkan asam laktat terakumulasi. Di samping itu juga dikarenakan pembebanan otot yang tidak merata pada sejumlah jaringan tertentu. Istilah kelelahan selalu mengarah kepada kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu kegiatan, walaupun itu bukan satu-satunya gejala. Secara umum gejala kelelahan yang lebih dekat adalah pada pengertian kelelahan fisik atau physical fatigue dan kelelahan mental atau mental fatigue. Menurut (Tarwaka 2004 hal 178-180) Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh agar terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan diatur secara sentral otak. Pada susunan saraf terdapat sitem aktivasi (bersifat simpatis) dan inhibisi (bersifat parasimpatis).

Gejala kelelahan pada pengemudi (Suma’mur 2009, hal 89) memaparkan bahwa tanda-tandakelelahan yang utama adalah hambatan terhadap fungsi-fungsi kesadaran otak dan perubahan-perubahan pada organ-organ di luar kesadaran serta proses pemulihan. Seseorang yang mengalami kelelahan ditandai dengan beberapa hal perhatian yang menurun, persepsi melambat dan menghambat, kemampuan berprestasi menurun, kegiatan mental dan fisik menjadi kurang efisien, yang termasuk gejala-gejala kelelahan yang dialami oleh pengemudi adalah kehilangan kewaspadaan, kesulitan menjaga mata untuk tetap fokus, sering menguap, kehilangan konsentrasi, penurunan kesadaran sekitar seperti pandangan

(40)

23

terhadap kendaraan yang ada didepannya, penurunan ingatan, kegagalan dalam melihat kaca spion untuk melihat kondisi belakang kendaraan, tanpa disadari kecepatan kendaraan berubah-ubah, perubahan yang tidak menentu, mengemudi terlalu cepat dan terlalu lambat dan pengemudi mengemudi hingga keluar jalur.

B. Penelitian Terdahulu

Untuk menunjang analisis dan landasan teori yang ada, maka diperlukan penelitian terdahulu sebagai pendukung penelitian ini yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti tentang analisis dampak kemacetan terhadap ekonomi dan psikologis pengguna jalan di Kabupaten Bekasi.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Fahrani, 2011 hal 78) disimpulkan bahwa Kemacetan mengakibatkan pengguna jalan merasakan lelah, stress, menguras waktu, pemborosan bensin, mengurangi jam belajar atau jam kerja, dan hilangnya pendapatan. Selain itu, kemacetan juga membuat para pengguna kendaraan bermotor harus berangkat lebih pagi, sering terlambat masuk kerja atau sekolah, serta perilaku yang tidak disiplin saat berkendara. Potensi ekonomi yang hilang akibat kemacetan yang ditanggung oleh pengguna kendaraan bermotor karena penambahan pembelian BBM setiap tahunnya mencapai Rp 4.609.120.990,10 sedangkan penghasilan supir yang hilang akibat adanya kemacetan yaitu sebesar Rp 13.418.247.456,00 per tahun.

Penelitian yang dilakukan oleh (Yunita, 2017 hal 67) disimpulkan bahwa kemacetan dapat mengakibatkan pengguna jalan di Kota Makassar merasakan stress, waktu terbuang, mengurangi jam kerja atau belajar, pemborosan bensin dan hilangnya pendapatan. Pengeluaran biaya akibat konsumsi BBM berdampak pada hilangnya pendapatan dari masyarakat yang bekerja. Pengeluaran rata-rata pembelian BBM dalam kondisi lalu lintas normal untuk pengguna mobil adalah sebesar Rp10.923,61 perhari sedangkan motor Rp5.091,67 perhari. Namun apabila mereka terjebak kemacetan maka pengeluaran rata-rata pengguna mobil meningkat menjadi sebesar Rp15.265,71 sehari, dan pengguna motor yaitu Rp7.085,00. Kerugian yang ditanggung dalam sehari adalah sebesar Rp4.342,1 untuk

(41)

24

mobil dan Rp1.993,33 untuk motor.Potensi ekonomi yang hilang dari penggunan BBM akibat kemacetan di Kota Makassar mencapai Rp2.457.983.354.228,85 pertahun. Rata-rata durasi kemacetan yang dialami pengguna jalan adalah 32,5 menit untuk mobil, pengguna sepeda motor berdurasi 22,5 menit, dan penumpang angkutan umum berdurasi 28,3 menit. Dampak sosial ekonomi pengguna jalan di Kota Makassar terkait dengan kenyamanan, diperolah hasil pada kategori tinggiyang berarti bahwa tingkat kenyamanan pengguna jalan dikatakan rendah mengindikasikan bahwa sebagian besar pengguna jalan merasakan stress, perjalanan lebih lama dibandingkan dengan kondisi normal, membuat badan lelah sehingga kenyamanan rendah.

Penelitian yang dilakukan oleh (Maria Goretti, 2017 hal 64) dengan judul penelitian Stres Pengendara Motor Pada Kemacetan Lalu Lintas di Kota Semarang dengan alat ukur dalam penelitian ini menggunakan skala stres, skala ini berisi pernyataan mengenai responden. Dapat disimpulkan dari 100 subjek pengendara motor pada kemacetan lalulintas di kota Semarang sebagian besar subjek memiliki stres pada situasi kemacetan lalulintas termasuk dalam kriteria sedang sebesar 86%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kondisi macet terdapat pengendara motor yang mengalami stres. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu a. Skripsi N o PENILITI DAN JUDUL PENELITIAN

TUJUAN METODE HASIL

1 Nama: Nuzulia Fahrani Tahun: 2011 Judul : Kerugian Sosial Ekonomi Dan Alternatif -Mengkaji kerugian secara sosial dan ekonomi yang dirasakan Loss of Earnings Methods dan Analisis Hirarki Proses (AHP) Kemacetan mengakibatkan pengguna jalan merasakan lelah, stress, menguras waktu, pemborosan bensin,

(42)

25 Kebijakan Dalam Mengatasi Permasalahan Kemacetan Di Sepanjang Jalan Cicurugparungkud a, Kabupaten Sukabumi (Institut Pertanian Bogor (IPB) ) pengguna kendaraan bermotor Cicurug-Parungkuda saat terjebak kemacetan. -Menganalisis besarnya kerugian ekonomi masyarakat dari adanya kemacetan di sepanjang jalan Cicurug-Parungkuda, Kabupaten Sukabumi. -Menganalisis alternatif kebijakan pemerintah dalam mengatasi kemacetan di sepanjang jalan Cicurug-Parungkuda, Kabupaten mengurangi jam belajar atau jam kerja, dan hilangnya pendapatan -Potensi ekonomi yang hilang akibat kemacetan yang ditanggung oleh pengguna kendaraan bermotor karena penambahan pembelian BBM setiap tahunnya mencapai Rp 4.609.120.990,10 sedangkan penghasilan supir yang hilang akibat adanya kemacetan yaitu sebesar Rp 13.418.247.456,00 per tahun.

(43)

26 Sukabumi. 2 Nama: Rina Yunita

Tahun: 2017 Judul: Analisis Dampak Kemacetan Terhadap Sosial Ekonomi Pengguna Jalan Di Kota Makassar (Universitas Hassanuddin) -Untuk mengetahui dampak yang dirasakan pengguna jalan saat terjadi kemacetan lalu lintas. -Untuk mengetahui besarnya pengeluaran biaya BBM pengguna jalan akibat adanya kemacetan. -Untuk mengetahui jumlah waktu yang ditempuh pengguna jalan akibat kemacetan. -Untuk mengetahui tingkat kenyamanan pengguna Rumus perhitungan rata-rata dan skala Likert - Kemacetan dapat mengakibatkan pengguna jalan di Kota Makassar merasakan stress, waktu terbuang, mengurangi jam kerja atau belajar, pemborosan bensin dan hilangnya pendapatan. - Kerugian yang ditanggung dalam sehari adalah sebesar Rp 4.342,1 untuk mobil dan Rp 1.993,33 untuk motor. Potensi ekonomi yang hilang dari penggunan BBM akibat kemacetan di Kota Makassar mencapai Rp2.457.983.354.228,8 5 pertahun. - Rata-rata durasi kemacetan yang dialami pengguna jalan adalah 32,5 menit untuk mobil, pengguna sepeda

(44)

27 jalan akibat kemacetan. motor berdurasi 22,5 menit, dan penumpang angkutan umum berdurasi 28,3 menit. -Sebagian besar pengguna jalan merasakan stress, perjalanan lebih lama dibandingkan dengan kondisi normal, membuat badan lelah sehingga kenyamanan rendah. 3 Nama: Maria Goretti Tahun: 2017 Judul: Stres Pengendara Motor Pada Kemacetan Lalu lintas Di Kota Semarang (Universitas Negeri Semarang) -Untuk mengetahui stres pengendara motor pada kemacetan lalulintas di kota Semarang. Alat ukur dalam penelitian ini menggunaka n skala stres. Skala ini berisi pernyataan mengenai responden.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan dari 100 subjek pengendara motor pada kemacetan lalulintas di kota Semarang sebagian besar subjek memiliki stres pada situasi kemacetan lalulintas termasuk dalam kriteria sedang sebesar 86%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kondisi macet terdapat pengendara motor yang mengalami stres.

(45)

28 4 Nama: Rendy Dwi

Sapta Tahun: 2009 Judul: Analisis Dampak Kemacetan Lalu Lintas Terhadap Sosial Ekonomi Dengan Contingent Valuation Method (CVM) (Studi Kasus: Kota Bogor, Jawa Barat) (Institut Pertanian Bogor (IPB) ) -Menganalisis dampak sosial ekonomi yang dirasakan pengguna jalan saat terjadi kemacetan lalu lintas. -Menghitung besarnya pengeluaran BBM pengguna jalan bila terkena kemacetan dibandingkan dengan tidak terkena kemacetan. -Menghitung besarnya pendapatan pengguna jalan yang hilang akibat kemacetan. -Mengestimasi besarnya nilai kerugian -Deskriptif Kualitatif - Kuantitatif - Metode CVM digunakan untuk mengestimas i besarnya nilai WTA pengguna jalan. - Analisis Regresi Berganda - Kemacetan mengakibatkan pengguna jalan merasakan stress, waktu terbuang, mengurangi jam belajar atau jam kerja, pemborosan bensin, dan hilangnya pendapatan. - Kerugian yang ditanggung adalah sebesar Rp 5.237,87 per mobil dan Rp 2.098,78 per motor. Potensi ekonomi BBM yang hilang akibat kemacetan yang ditanggung Kota Bogor setiap tahunnya mencapai Rp 256.724.056.800,00. - Pendapatan yang hilang akibat kemacetan untuk pengendara mobil adalah sebesar Rp 6.301,00, pengguna sepeda motor Rp 2.800,58, sedangkan

(46)

29 pengguna jalan akibat kemacetan dilihat dari nilai kompensasi (WTA) yang bersedia mereka terima dan faktor-faktor apa saja yang mempengaru hi nilai WTA

tersebut.

pengguna angkutan umum Rp 2.254,05 setiap harinya. Total pendapatan yang hilang dari pengguna jalan adalah Rp 11.356,12. Total hilangnya pendapatan akibat kemacetan di Kota Bogor adalah Rp 7.377.321.660,00 per hari. - Nilai rata-rata WTA yang diekspresikan responden untuk pengguna mobil sebesar Rp 12.963,56, pengguna sepeda motor Rp 7.265,71, dan penumpang angkutan umum Rp 5.225,23. Variabel-variabel yang mempengaruhi besarnya nilai WTA pengguna jalan secara signifikan adalah variabel pendidikan, pendapatan, jenis pekerjaan, umur, durasi terkena kemacetan,

(47)

30 jarak tujuan perjalanan, dan kategori pengguna jalan. b. Jurnal No PENILITI DAN JUDUL PENELITIAN

TUJUAN METODE HASIL

1 Nama: Mangatur, Edison Dan Suandi Tahun: 2018 Judul :Analisis Dampak Kemacetan Lalu Lintas Terhadap Pendapatan Masyarakat Dan Aksesibilitas Di Kota Jambi (Jurnal Pembangunan Berkelanjutan vol 1 ) - Untuk mengetahui dampak kemacetan terhadap pendapatan masyarakat yang dirasakan pengguna jalan. -Besaran pengeluaran BBM pengguna jalan bila terkena kemacetan dibandingkan dengan tidak terkena kemacetan -Aksesibilitas -Metode Kuantitatif digunakan untuk mengestimasi besarnya pendapatan masyarakat dan aksesibilitas pengguna jalan. -Pasific Consultant International (PCI) dalam perhitungan biaya operasi kendaraan (Tamin, 2000 :97).Perhitungan kapasitas ruas jalan yang dilakukan dengan menggunakan Didapatkan kerugian waktu yang dari sisi sosialnya masyarakat dirugikan akan hilangnya produktifitasnya dan untuk dari segi ekonominya dapat berdampak pada hilangnya pendapatan dari masyarakat yang bekerja. Potensi ekonomi BBM yang hilang akibat kemacetan yang ditanggung Kota Jambi mencapai 20 milyar rupiah, yang merupakan nilai yang sangat besar untuk kota yang termasuk

(48)

31 penggunaan jalan akibat kemacetan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997, V-18). suburban Tingkat aksesibilitas pengguna jalan dikatakan rendah. mengindikasikan bahwa sebagian besar pengguna jalan merasakan stress saat mereka terjebak dalam kemacetan. membuat perjalanan lebih lama dibandingkan dengan kondisi normal, kemacetan juga membuat badan lelah dan berdampak pada emosi pengguna jalan sehingga ada dari mereka yang menggerutu, kesal, marah, dan akhirnya stress.

C. Kerangka Berfikir

Kemacetan lalu lintas merupakan konsekuensi yang tidak bisa dihindari lagi. Hal ini terjadi dikarenakan jumlah penduduk yang semakin bertambah sehingga menyebabkan kebutuhan akan transportasi semakin

(49)

32

meningkat pula sedangkan kondisi jalan yang tetap atau tidak bertambah di setiap tahunnya, maka kemacetan pun tidak bisa terhindarkan. Kemacetan menimbulkan efek negatif terhadap para pengguna jalan.

Kerugian yang harus ditanggung oleh masyarakat tidaklah kecil. Berbagai kerugian yang diterima oleh masyarakat diantaranya pencemaran udara, kebisingan dan stress saat macet. Kerugian yang paling dirasakan yaitu terhadap aspek ekonomi pengguna kendaraan bermotor. Kerugian ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat pengguna kendaraan bermotor seperti pengeluaran yang meningkat untuk pengeluaran BBM, hilangnya pendapatan dan banyak lagi. Mengingat besarnya kerugian yang diterima oleh masyarakat, maka diperlukan analisis mengenai kerugian ekonomi dari pengguna kendaraan bermotor.

Perhitungan pengeluaran pengguna jalan difokuskan pada pengeluaran BBM yang digunakan. Perhitungan ini akan membandingkan pengeluaran BBM saat kendaraan terkena kemacetan dengan kendaraan yang tidak terkena kemacetan. Pendapatan yang hilang dihitung dengan besaran UMR Kabupaten Bekasi dibagi dengan durasi kemacetan responden.Adapun analisis psikologis yang dirasakan akibat kemacetan bagi pengguna jalan di Kabupaten Bekasi akan dianalisis dengan metode deskriptif.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai besarnya kerugian akibat kemacetan yang sebelumnya tidak diketahui nilai nominalnya. Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian dibuatlah alur berfikir yang dapat dilihat pada Gambar 2.1

(50)

33

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Transportasi

Kendaraan Pribadi Kendaraan Umum

1. Jumlah penduduk bertambah 2. Jumlah transportasi semakin

meningkat

3. Kapasitas jalan tetap

Kemacetan Dampak Psikologis Mobil Motor 1. Tingkat stress 2. Kelelahan 1. Pengeluaran BBM 2. Pendapatan yang hilang 3. Pengeluaran tambahan

Analisis Kerugian Ekonomi dan Dampak Psikologis Bagi Pengguna Jalan Akibat Kemacetan Lalu Lintas Di Kabupaten Bekasi

Kerugian Ekonomi

(51)

34 D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara dari suatu penelitian. Maka berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan pustaka, hipotesis penelitian ini dapat disusun sebagai berikut:

H1 : Di duga pengguna jalan menerima kerugian ekonomi yaitu pengeluaran BBM dan pendapatan yang hilang akibat kemacetan lalu lintas di Kabupaten Bekasi

H0 : Di duga pengguna jalan tidak menerima kerugian ekonomi yaitu Pengeluaran BBM dan pendapatan yang hilang akibat kemacetan lalu lintas diKabupaten Bekasi.

H1 : Di duga ada biaya tambahan yang di keluarkan pengguna jalan akibatkemacetan lalu lintas di Kabupaten Bekasi.

H0 : Di duga tidak ada biaya tambahan yang di keluarkan pengguna jalan akibatkemacetan lalu lintas di Kabupaten Bekasi.

H1 : Di duga pengguna jalan mengalami dampak psikologis yaitu stress dankelelahan akibat Kemacetan Lalu Lintas di Kabupaten Bekasi. H0 : Di duga pengguna jalan tidak mengalami dampak psikologis yaitu stress dan kelelahan akibat Kemacetan Lalu Lintas di Kabupaten Bekasi.

Gambar

Gambar 2.1 KerangkaBerfikir................................................................
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Bekasi Tahun 2010-2014
Tabel 4.2 Migrasi Masuk Total Terbanyak di Provinsi Jawa Barat  Kota Bandung  710.303  Kota Depok  1.022.298  Kabupaten Bogor  1.039.255  Kabupaten  Bekasi  1.135.449  Kota Bekasi  1.370.631  Sumber: BPS Jawa Barat Data diolah  2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gedung laboratorium terpadu seluas 564 m 2 dibangun pada tahun 2010 terdiri atas dua lantai.. Profil Balai Litbang P2B2 Banjarnegara 2015 Page 6 Entomologi,

For all students of SMAN Englishindo, we announce English Speech Contest.. Time : Saturday, 22

21. Banyak orang-orang asing yang datang di pulau bali untuk melihat-lihat panorama alam yang mempesona sehingga banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang datang

Penangkapan dengan perangkap lampu memberikan hasil bahwa tidak semua nyamuk yang tertangkap dengan cara umpan badan dapat ditangkap dengan alat tersebut. Dengan alat

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Karunia, Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

Investigation dapat dijadikan referensi baru untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran seni di sekolah; (3) Guru seni budaya dan

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk mendeskripsikan permasalahan dalam penelitian ini, yakni mengenai prinsip kesantunan. Peneliti menggunakan metode

Dari fungsi pengaturan blok berupa pergudangan dengan pola sistem pengaturan heterogen terlihat blok tersebut memiliki angka klasifikasi resiko bahaya kebakaran 3 yang