• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR

SHARE (TPS) DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

KELAS VII SMP NEGERI 34 SIJUNJUNG

ARTIKEL

AKRI YEGI

NIM. 10010220

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2014

(2)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR

SHARE (TPS) DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

KELAS VII SMP NEGERI 34 SIJUNJUNG

Oleh

Akri Yegi, Siska Nerita dan Rizki

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

e-mail : akriyegi@yahoo.com

ABSTRACT

The teacher needs to understand learning model in order to the teacher

uses variation method. The effort is done by the teacher in problem solving that

use cooperative learning type of Think Pair Share (TPS) with the students

worksheet (LKS) is the students is give opportunity to think, discuss and share in

group discussion. The purpose of the research is to know the students’ score at

class VII SMP Negeri 34 Sijunjung after applying cooperative learning type of

Think Pair Share (TPS) with the students’ worksheet (LKS). This research is

experiments research with Randomized Control – Group Posttest Only Design.

The population of the research is all of the students at class VII SMP Negeri 34

Sijunjung which are registered in two semester year 2013/2014. By using total

sampling, in briefly, becoming sample class is VII

A

and VII

B

. The analysis data

uses t test. The result of the research can be got that experiment class have more

high score than control class which is 76.12 and 70.08. from hypothesis test is

done that t

h

> t

t

where t

h

= 1.77 and t

t

= 1.67 so the hypothesis is accepted. Based

on the research can be concluded that applying cooperative learning type of Think

Pair Share (TPS) with the students worksheet (LKS) can improve the students’

biology score at class VII SMP Negeri 34 Sijunjung.

Key Word: Think Pair Share, Cooperative Learning

PENDAHULUAN

Dalam proses pembelajaran Biologi, salah satu faktor penting adalah bagaimana usaha guru Biologi semaksimal mungkin untuk meningkatkan pencapaian hasil belajar Biologi. Namun, dalam kenyataannya banyak kita jumpai sejumlah guru yang menggunakan model tertentu tidak cocok dengan isi atau tujuan pengajaran. Akibatnya, hasil belajar tidak memadai atau memuaskan.

Dalam proses pembelajaran, guru sebagai fasilitator dan motivator memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Guru harus bisa menciptakan kondisi yang dinamis dan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran, untuk itu guru harus memilih salah satu model-model pembelajaran yang bisa meningkatkan semangat siswa untuk belajar agar siswa tidak merasa bosan berada

(3)

di dalam kelas.

Guru perlu memahami berbagai model pembelajaran agar guru tidak terus menerus menerapkan model pembelajaran yang tidak bervariasi. Penerapan model pembelajaran yang kurang bervariasi kurang memberikan keleluasaan siswa untuk berkreasi sesuai dengan pemikirannya, selain itu dapat menimbulkan kejemuan dan kebosanan dalam proses pembelajaran bagi siswa karena mereka selalu diposisikan sebagai kelompok yang pasif dan hanya menerima informasi dari guru.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 34 Sijunjung, maka diperoleh informasi bahwa permasalahan dalam pelajaran Biologi di kelas VII yaitu: 1) Siswa kurang aktif yang ditandai dengan jarangnya siswa bertanya setelah guru menerangkan materi pelajaran, 2) Guru lebih sering melaksanakan proses pembelajaran dengan model belajar yang tidak bervariasi didominasi metode ceramah, 3) Belum pernah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) disertai lembar kerja siswa (LKS) oleh guru di kelas VII SMP Negeri 34 Sijunjung, 4) Pencapaian hasil belajar siswa masih banyak di bawah KKM (75) salah satunya pada materi ekosistem.

Pada beberapa materi yang dipelajari di kelas VII SMPN 34 Sijunjung, peneliti memilih materi tentang ekosistem. Pada materi ini diharapkan siswa mendapatkan pemahaman ekosistem, karena pada materi ini nilai siswa masih di bawah

KKM yaitu 75 dan guru menerangkan materi ekosistem dengan model pembelajaran yang tidak bervariasi dan didominasi dengan metode ceramah.

Hal ini dapat dibuktikan pada nilai ulangan harian siswa kelas VII SMPN 34 Sijunjung tahun pelajaran 2012/2013 pada materi ekosistem yang peneliti dapatkan dari guru bidang studi Biologi. Pada kelas VII A terdiri dari 21 orang siswa yang hanya mengikuti ulangan harian sebanyak 20 orang yang tuntas atau batas KKM hanya 2 orang siswa. Nilai rata-rata pada kelas VII A didapat sebesar 55,25. Pada kelas VII B terdiri dari 20 orang siswa yang tuntas atau batas KKM hanya 1 orang siswa. Nilai rata-rata pada kelas VII B didapat sebesar 42,20.

Sehubungan dengan permasalahan di atas maka perlu dicari alternatif pemecahannya. Usaha yang dapat dilakukan guru dalam mengatasi permasalahan di atas adalah dengan memakai model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share disertai LKS (lembar kerja siswa) yaitu siswa diberikan kesempatan untuk berfikir sendiri, berdiskusi, saling membantu dalam kelompoknya serta berbagi dengan siswa lainnya. Sehingga terciptalah suasana belajar yang menyenangkan, siswa dapat berkonsentrasi atau terfokus pada saat pembelajaran berlangsung. LKS yang peneliti gunakan merupakan LKS yang berbasis pada model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share (TPS). Di dalam LKS ini sudah ada

langkah-langkah dari model Think Pair Share (TPS), untuk itu peneliti menggunakan LKS

(4)

yang berbasis pada model Think Pair Share (TPS).

Pada materi ekosistem peneliti juga menggunakan peta konsep sebagai media penyampaian materi dalam proses pembelajaran, karena peta konsep mampu memperlihatkan konsep-konsep dengan jelas secara ringkas, dengan menggunakan peta konsep siswa dapat melihat materi ekosistem itu lebih jelas. Selain itu peta konsep memberikan gambaran atau informasi penting tentang hubungan antar topik, sehingga peserta didik lebih mudah melihat ruang lingkup materi secara komprehensif. Menurut Trianto (2010: 159) peta konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, apakah itu bidang studi Fisika, Kimia, Biologi.

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Eggen dan Kauchak dalam Trianto, 2010: 58). Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial (Taniredja, 2013: 60). Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Think Pair Share. Menurut Trianto (2010: 81) Think Pair Share adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti telah melakukan penelitian tentang kepribadian siswa dengan judul penerapan pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) disertai LKS (lembar kerja siswa) terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas VII SMP Negeri 34 Sijunjung.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar Biologi siswa kelas VII SMP Negeri 34 Sijunjung setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share disertai LKS.

METODE PENELITIAN

Tempat penelitian di SMP Negeri 34 Sijunjung pada bulan Mei tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized

Control-Group Postest Only Design.

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 34 Sijunjung yang terdaftar pada Tahun Pelajaran 2013/2014. Teknik pengambilan sampel dengan teknik total sampling.

Prosedur penelitian ini dibagi menjadi 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes yang dilakukan berupa tes objektif yang terdiri dari 4 option yaitu A, B, C, D. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1) Uji Normalitas, (2) Uji Homogenitas, (3) Uji Hipotesis.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah dilaksanakan tes akhir nilai rata-rata siswa didapatkan sebagai berikut:

Dari grafik di atas diketahui bahwa hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) disertai lembar kerja siswa (LKS) memiliki rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, dimana rata-rata kelas eksperimen adalah 76,12. Sedangkan rata-rata kelas kontrol adalah 70,08.

Uji normalitas pada masing-masing kelas didapat Lo < Lt maka data berdistribusi normal. Uji homogenitas dengan Fh < Ft dimana Fh = 0,67 dan Ft = 1,90 yang berarti data homogen. Dari uji hipotesis yang dilakukan didapat bahwa th > tt dimana th = 1,77 dan tt = 1,67 maka hipotesis diterima.

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu 76,12 dan pada kelas kontrol yaitu 70,08. Pada kelas eksperimen dengan menerapkan model Think Pair Share

nilai siswa yang di atas KKM ada sebanyak 17 orang siswa dengan presentase ketuntasan 63%, sedangkan nilai siswa yang di bawah KKM ada sebanyak 10 orang siswa dengan presentase 37%. Pada kelas kontrol dengan menerapkan metode ceramah nilai siswa yang di atas KKM ada sebanyak 15 orang siswa dengan presentase ketuntasan 58%, dan nilai siswa yang berada di bawah KKM sebanyak 11 orang siswa dengan presentase 42%.

Berdasarkan presentase ketuntasan pada kelas eksperimen yaitu sebesar 63% dengan model pembelajaran Think Pair

Share berada pada tingkatan yang

baik/maksimal dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2010: 107) bahwa “Tingkatan keberhasilan tersebut dikatakan baik/ minimal apabila bahan pembelajaran yang diajarkan (60% s.d 75%) saja dikuasai siswa”.

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu 76,12 dan pada kelas kontrol yaitu 70,08. Pada kelas eksperimen dengan menerapkan model Think Pair Share nilai siswa yang di atas KKM ada sebanyak 17 orang siswa dengan presentase ketuntasan 63%, sedangkan nilai siswa yang di bawah KKM ada sebanyak 10 orang siswa dengan presentase 37%. Pada kelas kontrol dengan menerapkan metode ceramah

(6)

nilai siswa yang di atas KKM ada sebanyak 15 orang siswa dengan presentase ketuntasan 58%, dan nilai siswa yang berada di bawah KKM sebanyak 11 orang siswa dengan presentase 42%.

Berdasarkan presentase ketuntasan pada kelas eksperimen yaitu sebesar 63% dengan model pembelajaran Think Pair

Share berada pada tingkatan yang

baik/maksimal dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2010: 107) bahwa “Tingkatan keberhasilan tersebut dikatakan baik/ minimal apabila bahan pembelajaran yang diajarkan (60% s.d 75%) saja dikuasai siswa”.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) disertai lembar kerja siswa (LKS) dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VII SMP Negeri 34 Sijunjung.

SARAN

Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti menyarankan beberapa hal: 1. Guru Biologi studi Biologi di sekolah

dapat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) disertai lembar kerja siswa (LKS) pada materi pembelajaran biologi yang lain. 2. Diharapkan pada penerapan oleh

peneliti selanjutnya, dapat memodifikasi

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share (TPS) disertai lembar kerja siswa

(LKS) supaya lebih menarik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2009. Evaluasi Program Pendidikan. Ed.2. Jakarta : Bumi Aksara.

(2009). Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

(2010). Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Hamalik, Oemar. (2008). Proses Belajar

Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Lufri. (2007). Kiat Memahami Metodologi

Dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP Press.

Strategi Pembelajaran Biologi, Padang: Jurusan Biologi FMIPA UNP.

Sudijono, A. 1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Gravindo Persada: Jakarta

Sudjana,N. 2005. Metode Statistika. Tarsito: Bandung

Taniredja. 2013. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Alfabeta: Bandung.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada Media Group: Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan wilayah Jawa bagian barat, tengah dan timur pada Gambar 13 dan 16 merupakan hasil analisis neraca air lahan dasarian menggunakan curah hujan peluang &gt; 50

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh keputusan investasi, keputusan pembiayaan, kebijakan dividen dan tingkat suku bunga terhadap nilai

Kesimpulan dari penelitian adalah ada faktor pengetahuan, sikap, petugas kesehatan, dukungan suami dan kader posyandu dalam pemakaian MKJP di Kecamatan Medan

Adanya gugus asam yang terikat pada atom C nomor 6 pada alginate, karagenan maupun agrose akan menghalangi terbentuknya ester sehingga perlu dideaktivasi dengan cara

Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa: (1) kualitas peningkatan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan model Problem Based

METAFORA DALAM TUTURAN KOMENTATOR INDONESIA SUPER LEAGUE MUSIM 2013-2014: KAJIAN SEMANTIK KOGNITIF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa jenis mineral magnetik yang dominan pada sampel guano Gua Solek dan Gua Rantai melalui analisa dengan kurva saturasi IRM

(3) Tim seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Sekretaris Jenderal, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar