• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENULISAN BUKU AJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENULISAN BUKU AJAR"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN

PENULISAN BUKU AJAR

MATA KULIAH

SISTEMATIK TUMBUHAN RENDAH

OLEH:

DR. ELIS TAMBARU, M.Si.

DRS. MUHTADIN ASNADY SALAM, M.Si.

DR. SRI SUHADIYAH, M.Agr.

Dibiayai oleh Dana BOPTN Universitas Hasanuddin Sesuai

dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan

Nomor:14771/UN4.2/LK.26/2013

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN

(2)
(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan karunia-Nya, sehingga penulisan buku ajar Mata Kuliah Sistematik Tumbuhan Rendah dapat dibuat dengan baik untuk memudahkan mahasiswa maupun pengguna dalam mempelajari klasifikasi dan ciri-ciri tumbuhan rendah meliputi: Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, dan Pteridophyta berdasarkan pokok-pokok bahasan yang disajikan pada Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP). Penyajian Mata Kuliah Sistematik Tumbuhan Rendah sebagai upaya mempersiapkan profil kepribadian lulusan Universitas Hasanuddin yang berguna dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki pengetahuan yang luas sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang lebih baik.

Buku ajar ini diharapkan bagi TIM pengajar/dosen dapat dikembangkan lebih luas pembahasannya dengan dilengkapi berbagai contoh yang relevan dengan materi pembelajaran. Bahan ajar ini untuk mahasiswa yang mengikuti mata kuliah dapat menjadi acuan agar lebih termotivasi dalam mempelajari lebih luas tentang peranan Sistematik Tumbuhan Rendah dan dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Penyusun buku ajar Mata Kuliah Sistematik Tumbuhan Rendah mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Rektor Universitas Hasanuddin yang telah memberikan bantuan dana BOPTN tahun 2013 pada Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Makassar. Semoga buku ajar Mata Kuliah Sistematik Tumbuhan Rendah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan kita semua yang menggunakannya.

Makassar, September 2013

(4)

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ………. i

HALAMAN PENGESAHAN……… ii

KATA PENGANTAR……… iii

DAFTAR ISI……….. iv

BAB I. PENDAHULUAN………. 1

I.1. Profil Lulusan Program Studi………. 1

I.2. Kompetisi Lulusan……….. 1

I.3. Analisis Kebutuhan ……… 2

I.4. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP)……….. 3

BAB II. DIVISI SCHIZOPHYTA………. 6

II.1. Sasaran Pembelajaran……….... 6

II.2. Strategi Pembelajaran……….... 6

II.3. Pendahuluan………... 6

II.4.Perkembangbiakan Bakteri………. 7

II.5. Klasifikasi Bakteri………. 7

II.6. Klasifikasi Cyanophyceae……… 12

II.7. Tugas untuk Mahasiswa……….... 13

II.8. Soal……… 13

II.9. Bahan Bacaan……… 13

BAB III. DIVISI THALLOPHYTA……… 14

III.1. Sasaran Pembelajaran……….. 14

III.2. Strategi Pembelajaran……….. 14

III.3. Pendahuluan……… 14

III.4. Divisi Thallophyta: Anak divisi Algae, Fungi dan Lichenes…….. 14

III.5. Tugas untuk Mahasiswa……….. 15

III.6. Soal………. 15

III.7.Bahan Bacaan………. 16

BAB IV. ANAK DIVISI ALGAE……… 17

(5)

v

IV.2. Strategi Pembelajaran………. 17

IV.3.Pendahuluan………. 17

IV.4.Klasifikasi Algae………. 17

IV.5. Tugas untuk Mahasiswa………. 20

IV.6. Soal………. 20

IV.7. Bahan Bacaan……… 21

BAB V. ANAK DIVISI FUNGI……….. 22

V.1. Sasaran Pembelajaran……… 22

V.2. Strategi Pembelajaran……… 22

V.3.Pendahuluan………. 22

V.4. Sejarah Identifikasi Fungi……….. 23

V.5. Identifikasi Morfologi dan Anatomi Fungi……… 23

V.6. Tugas untuk Mahasiswa………. 47

V.7. Soal………. 47

V.8. Bahan Bacaan……… 48

BAB VI. ANAK DIVISI LICHENES………. 49

VI.1. Sasaran Pembelajaran……… 49

VI.2. Strategi Pembelajaran……… 49

VI.3. Pendahuluan……….. 49

VI.4. Morfologi Lichenes……… 50

VI.5. Perkembangbiakan Lichenes……… 52

VI.6. Klasifikasi Lichenes……….. 53

VI.7. Tugas untuk Mahasiswa……… 54

VI.8. Soal……… 54

VI.9. Bahan Bacaan……… 54

BAB VII. DIVISI BRYOPHYTA………. 55

VII.1. Sasaran Pembelajaran……….. 55

VII.2. Strategi Pembelajaran………... 55

VII.3. Pendahuluan……….. 55

(6)

vi

VII.5. Perkembangbiakan Bryophyta……….. 57

VII.6. Klasifikasi Bryophyta……… 58

VII.7. Tugas untuk Mahasiswa……… 60

VII.8. Soal……… 60

VII.9. Bahan Bacaan……… 60

BAB VIII. DIVISI PTERIDOPHYTA……… 61

VIII.1. Sasaran Pembelajaran……….. 61

VIII.2. Strategi Pembelajaran……….. 61

VIII.3. Pendahuluan………. 61

VIII.4. Morfologi Pteridophyta……… 62

VIII.5. Perkembangbiakan Pteridophyta………. 63

VIII.6. Klasifikasi Pteridophyta………... 65

VIII.7. Tugas untuk Mahasiswa……… 67

VIII.8. Soal……… 67

VIII.9. Bahan Bacaan……….. 67

PENUTUP ………. 69

(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Profil lulusan Program Studi

Membina dan menghasilkan lulusan yang cerdas, terampil, berwawasan luas, dan berbudaya, sehingga bisa bersaing dan mampu menghadapi persaingan secara global (Hasil rumusan lokakarya kurikulum 2010).

I.2. Kompetensi lulusan: a. Kompetensi Utama (U)

1. Mampu dalam pemahaman tentang pengetahuan dasar biologi dan ilmu pengetahuan alam.

2. Mampu menerapkan perinsip-perinsip dasar biologi dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati yang berkelanjutan serta dalam mempertahankan keragaman hayati flora dan fauna.

3. Mampu menguasai, mengembangkan dan menerapkan pengetahuan dasar biologi yang dimilikinya secara profesional dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada masyarakat/industri.

4. Mampu mengoperasikan peralatan laboratorium biologi dan bioteknologi atau yang relevan dan menjadi periset handal sesuai dengan bidang keahliannya

5. Mampu menguasai, mengembangkan dan menerapkan pengetahuan dasar biologi yang dimilikinya secara profesional dalam kegiatan produktif serta pelayanan kepada masyarakat, industri dan kesehatan

6. Mampu mendayagunakan potensi biota laut dan sumberdaya alam laut lainnya pada berbagai bidang untuk kesejahteraan masyarakat.

b. Kompetensi Pendukung (P)

1. Mampu bersaing dan unggul sebagai ilmuwan yang profesional, serta bersifat terbuka dan tanggap terhadap kemajuan ipteks secara global. 2. Mampu membuat tulisan karya ilmiah; penguasaan bahasa Inggeris; serta

penguasaan software dan hardware komputer.

3. Mampu mendayagunakan potensi mahluk hidup dan sumberdaya alam lainnya pada berbagai bidang untuk kesejahteraan masyarakat.

c. Kompetensi Lainnya (L)

1. Mampu mengamalkan nilai moral, bersikap, dan berperilaku dalam berkarya dibidang keahliannya maupun dalam bermasyarakat.

2. Mampu mengembangkan diri dan pemikiran berdasarkan wawasan dan budaya bahari.

(8)

2 I.3. ANALISIS KEBUTUHAN

Dapat Mengaplikasikan Metode Penelitian Secara Langsung di Lapangan dan Menyusun Laporan Penelitian

Dapat Menjelaskan Peranan Sampel dan Menentukan Ukuran Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Dapat Menjelaskan Klasifikasi dan Sumber Data, Populasi dan Sampel serta Menentukan Instrument Pengumpulan Data Penelitian yang Digunakan

Dapat Menjelaskan tentang Identifikasi, Klasifikasi dan Pemberian Definisi Variabel-Variabel Penelitian

Dapat Menjelaskan Landasan Teori dan Kerangka Konsep, serta Merumuskan Hipotesis

Dapat Menentukan Topik, Perumusan Masalah dan Judul Penelitian

Dapat Menjelaskan Tentang Pengertian, Jenis dan Tujuan Penelitian Sistematik Tumbuhan Rendah

Mengetahui Sistematik Tumbuhan Rendah

Dapat Menjelaskan dan Menentukan Alat Analisis Data yang Digunakan dalam Penelitian Dapat Menjelaskan dan Menganalisis Proses Pengolahan Data

Dapat Menjelaskan dan Membuat Metode Pengumpulan Data Penelitian

Dapat Menyusun Jadwal, Persiapan Administrasi dan Organisasi Penelitian dan Membuat Rincian Anggaran Penelitian

Dapat Menyusun Proposal Penelitian

(9)

3

I.4. GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP)

Nama/ Kode Mata kuliah : Sistematik Tumbuhan Rendah

Kode Mata kuliah : H411253

Semester : Ganjil

Kompetensi Utama : Kemampuan dalam menerapkan pengetahuan ilmu-ilmu dasar (2). Kemampuan dalam

memecahkanmasalah-masalah yang berkaitan dengan aktivitas kegiatan organism tingkat rendah (4). Kompetensi Pendukung : Kemampuan bekerjasama, baik sebagai pimpinan maupun anggota dari sebuah tim kerjasama (11).

Kemampuan berkomunikasi dan beradaptasi dalam lingkungan kerja (12). Kompetensi Lain : Kemampuan mengembangkan diri berdasarkan wawasan budaya bahari (14)

Sasaran belajar : Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa mampu menginterpretasi dan mengaplikasikan konsep konsep dasar klasifikasi tumbuhan tingkat rendah dalam kehidupan sehari-hari yang meliputi: Bakteri, Thallophyta, Bryophyta, dan Pteridophyta.

Mg. Ke Sasaran Pembelajaran Materi Pembelajaran Strategi Pembelajaran Kriteria Penilaian Bobot Nilai I

Kesepakatan tentang Mata kuliah

Kontrak Kuliah

II III

Mahasiswa dapat memahami dan mengidentifikasi

Schizophyta dan Algae

Kelas Schizomycetes

 Ciri-ciri umum

 Peranan bakteri dalam kehidupan

 Sistematika baketri Kelas cyanophyceae

 Ciri-ciri umum

 Sistematika alga biru

Kuliah dan diskusi Ketepatan menguraikan pendapat dalam diskusi. Ketepatan mengemukakan contoh bateri dan alga biru

serta mampu

mengklasifikasikannya.

5 %

IV

Mahasiswa dapat:

1.Menjelaskan ciri-ciri Divisi Thallophyta secara umum. 2.Menjelaskan ciri-ciri anak

Anak Divisi Algae 1. Kelas Flagellata 2. Kelas Diatomae 3. Kelas Chlorophyceae

Kuliah dan Diskusi serta Praktikum.

Ketepatan menjelaskan ciri-ciri Divisi, anak divisi, kelas, bangsa sampai keting-kat familia dan genus serta

(10)

4 V

VI VII

Divisi Algae, Fungi dan Lichenes.

3. Menjelaskan ciri-ciri masing - masing kelas, bangsa, familia sampai tingkat genus dan species.

4.Memahami dan mengidenti-fikasi dan mengklasifikasi sampai ketingkat takson paling rendah ( species )

4. Kelas Conjugatae 5. Kelas Charophyceae 6. Kelas Phaeophyceae 7. Kelas Rhodophyceae

beberapa contoh species dari masing-masing tingkatan takson tersebut di atas.

Ketepatan mengemukakan contoh species dari masing-masing kelas dan mampu menyusun klasifikasinya. 20 % VIII IX X Mahasiswa dapat:

1.Menjelaskan ciri-ciri Divisi Thallophyta secara umum. 2.Menjelaskan ciri-ciri anak Divisi Algae, Fungi dan Lichenes.

3. Menjelaskan ciri-ciri masing - masing kelas, bangsa, familia sampai tingkat genus dan species.

4.Memahami dan mengidenti-fikasi dan mengklasifikasi sampai ketingkat takson paling rendah (species)

Anak Divisi Fungi:

1. Kelas Myxomycetes 2. Kelas Pycomycetes 3. Kelas Eumycetes Anak Divisi Lichenes:

1. Ascolichenes 2. Basidiolichenes

Kuliah dan Diskusi kelompok serta Prak-tikum.

Ketepatan menjelaskan ciri-ciri anak divisi Fungi,Anak divisi Lichenes, kelas, bangsa sampai ketingkat familia dan genus serta beberapa contoh species dari masing-masing tingkatan takson tersebut di atas.

Ketepatan mengemukakan contoh species dari masing-masing kelas dan mampu menyusun klasifikasinya.

25 %

XI XII

Mahasiswa dapat:

1.Menjelaskan ciri-ciri Divisi Bryophyta

2.Menjelaskan ciri-ciri kelas Hepaticeae dan Musci.

3. Menjelaskan ciri-ciri masing – masing bangsa , familia

Divisi Bryophyta : 1. Kelas Hepaticeae 2. Kelas Musci

Kuliah dan Diskusi serta Praktikum

Ketepatan menjelaskan ciri-ciri Divisi Bryophyta, kelas Hepaticeae dan kelas Musci, bangsa sampai ketingkat familia dan genus serta beberapa contoh species dari masing-masing tingkatan

(11)

5 sampai tingkat genus dan

species.

4.Memahami dan mengidenti-fikasi dan mengklasifikasi sampai ketingkat takson paling rendah (species)

takson tersebut di atas.

Ketepatan mengemukakan contoh species dari masing-masing kelas dan mampu menyusun klasifikasinya. XIII

XIV XV

Mahasiswa dapat:

1.Menjelaskan ciri-ciri Divisi Pteridophyta

2.Menjelaskan ciri-ciri dari masing-masing kelas. bangsa , famili sampai tingkat genus dan species.

4.Memahami dan mengidenti-fikasi dan mengklasifikasi sampai ketingkat takson paling rendah (species) Divisi Pteridophyta: 1. Kelas Psilophytineae 2. Kelas Lycopodineae 3. Kelas Equisetineae 4. Kelas Filicineae

Kuliah dan diskusi serta Praktikum

Ketepatan menjelaskan ciri-ciri Divisi Pteridophyta, masing-masing kelas, bang-sa sampai ketingkat famili dan genus serta beberapa contoh species dari masing-masing tingkatan takson tersebut di atas.

Ketepatan mengemukakan contoh species dari masing-masing kelas dan mampu menyusun klasifikasinya

20 %

XVI UJIAN AKHIR SEMESTER SELURUH MATERI 20 %

JUMLAH 100 %

Nama Dosen Pengajar Mata Kuliah: 1. Dr. Elis Tambaru, M.Si (Koordinator) 2. Drs. Muhtadin Asnady Salam, M.Si 3. Dr. Hj. Sri Suhadiyah, M.Agr. 4. Dr. Eddyman Walliman Ferial, M.Si. 5. Dr. Juhriah, M.Si.

(12)

6

BAB II

DIVISI SCHIZOPHYTA (TUMBUHAN BELAH)

II.1. Sasaran Pembelajaran:

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa mampu menginterpretasikan dan mengaplikasikan konsep-konsep dasar klasifikasi tumbuhan rendah yaitu Divisi Schizophyta dalam kehidupan sehari-hari.

III.2. Strategi Pembelajaran:

a. Kuliah tatap muka

b. Tugas individu maupun kelompok c. Diskusi

d. Praktikum

II.3. Pendahuluan

A. Kelas Bakteri (Schizomycetes)

Bakteri berasal dari kata bakterion (yunani) yang artinya batang kecil. Klasifikasi bakteri digolongkan dalam kelas Schizomycetes. ciri-ciri umum bakteri yaitu tubuh bersel satu, hidupnya bersifat autotrof, reproduksi dengan membelah diri, habitat bakteri hidup dimana-mana seperti: tanah, air, udara, dan mahluk hidup.

Bentuk morfologi bakteri antara lain: kokus (bentuk bulat, monokokus, diplokokus, streptokokus, stafilokokus, dan sarkina), basil (bentuk batang, diplobasil, streptobasil), spiral, dan vibrio (bentuk koma).

Alat gerak pada bakteri berupa bulu-bulu cambuk dibedakan atas:

a) Monotrik mempunyai satu bulu cambuk pada salah satu kutubnya. contoh: Vibrio cholera

Gambar 1.

b) Lopotrik jika ada seberkas bulu-bulu cambuk pada salah satu kutubnya. contoh: Rhodospirillum rubrum

(13)

7

c) Ampitrik mempunyai satu atau lebih bulu-bulu cambuk pada kedua kutubnya. Contoh: Pseudomonas aeruginosa

Gambar 3.

d) Peritrik jika bulu-bulu cambuk muncul kesegala arah dari sel. contoh: Salmonella typhosa

Gambar 4.

Cara hidup bakteri yaitu bersifat heterotrof, hidupnya sebagai saprofit atau parasit mampu mengadakan asimilasi, jadi bersifat autotrof. Auotrof dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu kemoautotrof dan fotoautotrof.

II.4. Perkembangbiakan bakteri antara lain:

a. Reproduksi Aseksual/vegetatif

Caranya dengan pembelahan biner atau pembelahan langsung (tanpa melalui tahapan seperti mitosis). Proses pembelahan diawali dengan proses replikasi DNA menjadi dua kopi DNA identik dan diikuti pembelahan sitoplasma. Contoh: Escherichia coli.

b. Reproduksi Seksual/generatif

Caranya dengan konjugasi, pembelahan secara langsung materi genetik di antara dua sel bakteri melalui jembatan sitoplasma. Tidak dapat ditentukan jenis kelamin kedua bakteri yang berkonjugasi. Contoh: Escherichia coli. c. Rekombinasi DNA

Rekombinasi artinya bergabungnya dua DNA dari sumber yang berbeda. Rekombinasi DNA selain dengan proses konjugasi ada proses lain yaitu transformasi, transduksi, yang kemudian disebut proses paraseksual.

II.5. Klasifikasi bakteri terdiri atas beberapa ordo yaitu: a. Ordo Pseudomonadales

Ciri-ciri ordo Pseudomonadales yaitu sel beberbentuk batang lurus atau spiral, mempunyai pigmen fotosintetik yang berwarna hijau, bergerak dengan flagel yang polar. Ordo Pseudomonadales terdiri dari beberapa famili yaitu:

(14)

8

1) Famili: Thiorhodaceae

Bakteri yang dapat melakukan fotosintesis, karena mempunyai sistem pigmen bakterioklorofil dan karetenoid. Contoh bakteri: Thiodictyon elegans, Thiocapsa floridana.

2) Famili: Nitrobacteraceae

Bakteri yang tergolong kemoautrotof dan memperoleh energi untuk proses asimilasi dari oksidasi metan. Contoh: Nitrosomonas europaea.

3) Famili: Methanomonadaceae

Bakteri yang tergolong kemoautrotof dan memperoleh energi untuk proses asimilasi dari oksidasi metan, karbon monoksida, hidrogen. Contoh: Methanomonas methanica.

4) Famili: Thiobactericeae

Bakteri belerang memperoleh energi dengan oksidasi dengan senyawa belerang dan dalam plasma terdapat belerang bebas dalam bentuk butir-butir atau kristal. Contoh: Thiobacillus thioparus dan Thiobacterium cristalliferum.

5) Famili: Pseudomonadaceae

Bakteri yang heterotrof, sel-selnya bersifat oksidatif atau kadang-kadang fermentatif. Contoh: Pseudomonas solanacearum, P. malvacearum dan P. denitrificans.

6) Famili: Spirillaceae

Bakteri berbentuk koma - spiral. Contoh: Vibrio comma.

b. Ordo Chlamydobacteriales

Ciri-ciri ordo Chlamydobacteriales yaitu sel-sel berderet membentuk koloni, di dalam penyelubung koloni terdapat senyawa besi. Ordo Chlamydobacteriales terdiri dari beberapa famili yaitu:

1) Famili: Clamydobacteriaceae

Bakteri berbentuk benang, dapat membentuk sel kembara, mengandung senyawa besi, sehingga disebut juga bakteri besi. Contoh: Spaerotilus natans. 2) Famili: Crenotrichaceae

(15)

9

Bakteri berbentuk benang, tidak membentuk sel kembara, dan bergerak aktif. Contoh: Crenotrix polyspora.

c. Ordo Eubacteriales

Ciri-ciri Ordo Eubacteriales yaitu sel berbentuk bulat dan bergerak dengan flagel peritrik, koloni berupa rantai atau terpisah-pisah. Ordo Eubacteriales terdiri dari famili antara lain:

1) Famili: Azotobacteraceae

Hidup bebas dalam tanah, penambat N2. contoh : Azotobacter chroococcum.

2) Famili: Rhizobiaceae

Bersimbiosis dengan Leguminosae membentuk bintil pada akar, penambat N2. Contoh: Rhizobium leguminosarum dan R. japonicum pada kedelai.

3) Famili: Enterobactericeae

Hidup bersifat patogen, terdapat pada saluran pernafasan, saluran kencing pada vertebrata dan hidup bebas. Contoh: Eschericia coli dan Salmonella thyposa.

4) Famili: Micrococcaceae, Contoh : Sarcina lutea dan S. aurantiaca, 5) Famili: Neisseriaceae, Contoh : Neiseria gonorrhoeae dan N. meningtidis. 6) Famili: Lactobacillaceae, Contoh: Lactobacillus caucasicus, Streptococus

pyogens, Diplococcus pneumonia.

7) Famili: Bacillaceae, Contoh: Bacillus subtilis, B. anthracis dan B. polymixa.

d. Ordo Actinomycetales

Ciri-ciri ordo Actinomycetales yaitu sel memanjang dan hampir mirip hifa jamur. Ordo Actinomycetales terbagi menjadi beberapa famili, antara lain:

1) Famili: Mycobacteriaceae

Sel tidak membentuk miselium, Contoh: Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit TBC dan Mycobacterium leprae penyebab penyakit kusta. 2) Famili: Actinomycetaceae

Sel membentuk miselium dan spora terbentuk dalam fragmen miselium. Contoh: Actinomyces bovis penyebab penyakit mulut dan kuku.

(16)

10

Sel membentuk miselium. Contoh: Streptomyces aureofaciens menghasilkan aureomisin.

e. Ordo Beggiatoales

Ciri-ciri ordo Beggiatoales yaitu sel berbentuk kokus, terdapat butir-butir belerang, tidak mempunyai flagel. Ordo Beggiatoales terdapat famili Begggiatoaceae, Contoh: Beggiatoa alba dan Thiospirillopsis floridana.

f. Ordo Myxobacteriales (bakteri lendir)

Ciri-ciri ordo Myxobacteriales (bakteri lendir) yaitu sel berbentuk batang, dapat membentuk tubuh buah, membentuk koloni tampak seperti lendir. Ordo Myxobacteriales terbagi menjadi beberapa famili, antara lain:

1) Famili: Cryptophagaceae

Sel tidak membentuk tubuh buah, dapat membentuk zat warna tertentu. Contoh: Cytophaga lutea membentuk zat warna kuning dan Cytophaga rubra membentuk zat warna merah jambu.

2) Famil: Myxococcaceae

Membentuk mikrosista (sel istirahat), menghasilkan tubuh buah. Contoh: Myxococcus virescens tubuh buah berwarna kuning kehijauan, Sporocytophaga myxococcoides menyerupai Myxococcus.

g. Ordo Spirochaetales (bakteri spiral)

Ciri-ciri ordo Spirochaetales yaitu sel bebrbentuk spiral dengan ukuran panjang 6-500μ. Ordo Spirochaetales terbagi menjadi beberapa famili:

1) Famili: Spirochaetaceae

Sel berukuran 30-500μ, sel mempunyai protoplasma, habitat di air tawar yang menggenang, air laut dan hidup dalam alat pencernaan makanan jenis kerang. Contoh: Spirochaeta plicatilis, Cristispira balbianii parasit pada ikan.

2) famili: Treponemataceae

Panjang tubuh 4-16 μ, pembelahan belum sempurna. Contoh: Treponema pallidum patogen pada manusia penyebab penyakit sifilis, T. pertenue, Borrelia anserina patogen pada burung.

(17)

11 B. Ganggang Biru (Cyanophyceae)

Ciri-ciri ganggang biru yaitu bersel tunggal (uniseluler), ada yang berkoloni, memiliki klorofil, karotenoid serta pigmen fikobilin terdiri dari fikosianin dan fikoeritrin, dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa dan

selulosa, kadang-kadang berlendir. inti sel tidak memiliki membran (prokariotik). Reproduksi ganggang biru Secara vegetatif, sedangkan secara

generatif belum ditemukan.

Secara vegetatif reproduksi ganggang biru antara lain: a. Pembelahan sel

Sel membelah menjadi dua yang saling terpisah, sehingga membentuk sel-sel tunggal, pada beberapa generasi sel-sel membelah searah dan tidak saling

terpisah, sehingga membentuk filamen yang terdiri atas deretan mata rantai sel yang disebut trikom. Heterokist dapat mengikat nitrogen bebas di udara contoh pada Gloecapsa. Heterokist terbentuk oleh

penebalan dinding sel vegetatif. Sedangkan akinet terbentuk dari penebalan sel vegetatif, sehingga menjadi besar dan penuh dengan cadangan makanan dan penebalan-penabalan eksternal oleh tambahan zat yang kompleks.

Gambar 5 . Gloeocapsa b. Fragmentasi

Fragmentasi adalah cara memutuskan bagian tubuh tumbuhan yang kemudian membentuk individu baru. Fragmentasi terutama terjadi pada Oscillatoria. Pada filamen yang panjang bila salah satu selnya mati maka sel mati itu membagi filamen menjadi dua bagian atau lebih, masing-masing bagian disebut hormogonium. Fragmentasi juga dapat terjadi dari pemisahan dinding yang berdekatan pada trikom atau karena sel yang mati yang mngkin menjadi potongan bikonkaf yang terpisah atau necridia. Susunan hormogonium mungkin meliputi kerusakan transeluler.

(18)

12

Gambar 6. Oscillatoria c. Spora

Pada keadaan yang kurang menguntungkan Cyanobacteria akan membentuk spora yang merupakan sel vegetatif. Spora membesar dan tebal karena penimbunan zat makanan. Contoh: Chamaesiphon confervicolus.

II.6. Klasifikasi Cyanophyceae terbagi 3 (tiga) ordo yaitu: a. Ordo Chroococcales

Ciri-ciri ordo Chroococcales yaitu berbentuk tunggal tanpa spora, memiliki warna biru kehijauan, membentuk selaput lendir, terbagi dalam famili Chroococcaceae. Contoh speciesnya adalah:

a) Chroococcus turgidius, ganggang ini hidup di dasar kolam, tembok basah atau cadas. sel-sel muda tetap bersatu karena ada selubung yang mengikatnya.

b) Gloeocaspa sanguinea, ganggang ini hidup pada batu-batuan dan kadang-kadang dijumpai endofit atau epifit pada tumbuhan lain. Koloni

berbentuk benang yang dapat putus menjadi hormogonium, dapat tumbuh menjadi koloni baru.

b. Ordo Chamaesiphonales

Ciri-ciri ordo Chamaesiphonales yaitu bersel tunggal atau koloni berbentuk benang dan mempunyai spora, jika lingkungan tidak sesuai akan membentuk sel-sel awetan dengan menambah zat makanan cadangan serta mempertebal dinding sel, Terdapat pada famili: Chamaesiphonaceae, contoh: Chamaesiphon confervicolus.

c. Ordo Hormogonales

(19)

13

benang (filamen), mempunyai percabangan semu dan jarang mempunyai percabangan sejati, benang-benang selalau terdapat hormogonium.

Hormogonales terbagi dalam tiga famili, yaitu:

1) Oscillatoriaceae dan didalamnya terbagi lagi menjadi genus Oscillatoria. Contoh: Oscillatoria limosa dan O. princeps.

2) Rivulariaceae, terbagi dalam genus: Rivularia. Contoh: Rivularia bullata. 3) Nostacaceae, terbagi dalam genus:

a) Nostoc , dapat menambat N di udara dan bersimbiosis dengan fungi membentuk Lichenes. Contoh: Nostoc commune dan N. shepaeroides. b) Anabaena, menambat N di udara dan bersimbiosis dengan tumbuhan

lain. Contoh: A. cycadeae (bersimbiosis dengan pakis haji).

II.7. Tugas Untuk Mahasiswa

Mahasiswa diharuskan membuat makalah tentang Divisi Schizophyta dengan membaca dari sumber-sumber buku literatur, materi bahan ajar atau penelusuran melalui internet. Makalah tersebut dibuatkan power point kemudian dipersentasikan di kelas, dilakukan tanya jawab antara kelompok peserta mata kuliah dan hasil presentasi dibuatkan rangkuman/kesimpulan.

II.8. Soal:

1. Jelaskan secara umum ciri-ciri Schizophyta…?

2. Jelaskan pembagian kelas dari Schizophyta dan berikan contoh speciesnya…?

3. Jelaskan cara perkembangbiakan dari Schizomycetes…? 4. Jelaskan peranan dari Cyanophyceae ( Algae biru)…?

5. Buat 2 contoh klasifikasi lengkap dari Regnum sampai Species dari Cyanophyceae…?

II.9. BAHAN BACAAN

Campbell, N.A., J.B. Reece and L.G. Mitchell, 2003. Biologi. Edisi Kelima, Jilid 2. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Indah, N., 2009. Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah (Schyzophyta,

Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Institut Keguruan Ilmu

Pendidikan PGRI Jember FP MIPA Jurusan Biologi.

http://gominan.files.wordpress.com/2010/10/handout-materi-kuliah-taksonomi-tumbuhan-tingkat-rendah-hmbp.pdf

Kimball, J.W., 1983. Biologi. Edisi Kelima, jilid 2. Penerbit Erlangga Jakarta. Tjitrosoepomo, G., 1989. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Tallophyta,

(20)

14

BAB III

DIVISI THALLOPHYTA (TUMBUHAN THALLUS)

III.1. Sasaran Pembelajaran:

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa mampu menginterpretasikan dan mengaplikasikan konsep-konsep dasar klasifikasi tumbuhan rendah yaitu Divisi Thallophyta dalam kehidupan sehari-hari.

III.2. Strategi Pembelajaran:

a. Kuliah tatap muka

b. Tugas individu maupun kelompok c. Diskusi

d. Praktikum

III.3. Pendahuluan

Thallophyta merupakan kelompok tumbuhan yang mempunyai ciri utama yaitu tubuh berbentuk thallus. Tumbuhan thallus merupakan tumbuhan yang struktur tubuhnya masih belum bisa dibedakan atas: akar, batang dan daun. Sedangkan tumbuhan yang sudah dapat dibedakan antara akar, batang dan daun disebut dengan tumbuhan kormus.

Ciri-ciri dari tumbuhan thallus ini adalah tersusun dari satu sel sampai bersel banyak. Perkembangbiakan pada umumnya secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual) dengan spora sebagai alat perkembangbiakannya. Perkembangbiakan secara generatif terjadi melalui peleburan gamet yang terbentuk di dalam organ yang disebut gametangium. Cara hidup tumbuhan thallus ada tiga cara yaitu: autotrof (asimilasi dengan fotosintesis), heterotrof dan simbiosis.

III.4. Divisi Thallophyta dibedakan atas tiga anak divisi yaitu: 1. Anak divisi Algae (ganggang)

Ganggang termasuk tumbuhan berthallus, tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati. Ganggang ada yang bersel satu dan bersel banyak, bersifat eukaryotik, ada yang hidup melayang-layang (neustonik) dan ada yang di dasar air (bentik).

(21)

15

Habitat di air tawar, air laut dan daerah-daerah yang lembap, reproduksi dilakukan secara seksual (konjugasi, anisogami, dan isogami) atau aseksual.

2. Anak divisi fungi (jamur)

Jamur tidak mempunyai kromatofora, umumnya tidak berwarna, tetapi pada jamur yang memiliki tingkatan yang tinggi terdapat bermacam-macam zat warna dalam tubuh buahnya, terdiri dari senyawa aromatik tidak mengandung nitrogen, tumbuhan talus sel-selnya mempunyai memberan yang terdiri dari kitin dan selulosa. Perkembangbiakan dengan bermacam-macam spora, jamur yang hidup di air memiliki spora kembara. Jamur hidup sebagai saprofit atau parasit ada yang hidup di dalam air tetapi kebanyakan di daratan.

3. Anak divisi Lichenes (lumut kerak)

Lichenes merupakan simbiosis mutualisme antara jamur dan ganggang. Menurut habitatnya Lichenes memmpunyai thallus menyerupai lembaran-lembaran seperti semak dan mempunyai alat pelekat dengan benang-benang menyerupai rhizoid pada substratnya dengan seluruh sisi bawah thallus.

Kebanyakan Lichenes berkembang biak secara vegetatif dari potongan thallus. Pada thallus Lichenes fungi membentuk tubuh buah menurut jenis fungi penyusunnya dapat berupa apotesium atau peritesium.

III.5. Tugas Untuk Mahasiswa

Mahasiswa diharuskan membuat makalah tentang Divisi Thallophyta dengan membaca dari sumber-sumber buku literatur, materi bahan ajar atau penelusuran melalui internet. Makalah tersebut dibuatkan power point kemudian dipersentasikan di kelas, dilakukan tanya jawab antara kelompok peserta mata kuliah dan hasil presentasi dibuatkan rangkuman/kesimpulan.

III.6. Soal:

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tumbuhan Thallophyta…?

(22)

16

3. Jelaskan cara perkembangbiakan dari Thallophyta…?

III.7. BAHAN BACAAN

Campbell, N.A., J.B. Reece and L.G. Mitchell, 2003. Biologi. Edisi Kelima, Jilid 2. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Indah, N., 2009. Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah (Schyzophyta,

Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Institut Keguruan Ilmu

Pendidikan PGRI Jember FP MIPA Jurusan Biologi.

http://gominan.files.wordpress.com/2010/10/handout-materi-kuliah-taksonomi-tumbuhan-tingkat-rendah-hmbp.pdf

Kimball, J.W., 1983. Biologi. Edisi Kelima, jilid 2. Penerbit Erlangga Jakarta. Tjitrosoepomo, G., 1989. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Tallophyta,

Bryophyta, Pteridophyta). Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Smith, G.M., 1950. De Freshwater Algae of the United States. Mc Grow Hill Book Co., New York.

---, 1950. Cryptogamic Botany. Vol. I and II. Mc Grow Hill Book Co.,New York.

(23)

17

BAB IV

ANAK DIVISI ALGAE (GANGGANG)

IV.1. Sasaran Pembelajaran:

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa mampu menginterpretasikan dan mengaplikasikan konsep-konsep dasar klasifikasi tumbuhan rendah yaitu Divisi Thallophyta, Anak Divisi Algae dalam kehidupan sehari-hari.

IV.2. Strategi Pembelajaran: a. Kuliah tatap muka

b.Tugas individu maupun kelompok c.Diskusi

d. Praktikum

IV.3. Pedahuluan

Algae adalah eukaryotik paling sederhana yang memiliki klorofil dan melakukan fotosintesis. Bersifat fotoutotrof yang memproduksi oksigen pada proses fotosintesis dapat tumbuh di dalam media inorganik dengan CO2 sebagai

satu-satunya sumber karbon. Algae bersifat non-vascular (tidak memerlukan sistem transport vascular, sel algae langsung melakukan fotosintesis dan mengasimilasi air dan nutrisi dari lingkungan sekitarnya). Thallus algae terdapat berbagai zat warna (pigmen), yaitu klorofil (warna hijau), fikosantin (warna perang/ coklat), fikoeritrin (warna merah), karoten (warna keemasan), dan xantofil (warna kuning).

IV.4. Klasifikasi Algae

Anak divisi Algae (ganggang) dapat dibedakan menjadi tujuh jenis yaitu:

a. Chlorophyta (ganggang hijau)

Ciri-ciri Chlorophyta (ganggang hijau) yaitu hidup di air tawar, air laut, daerah yang memiliki tanah lembap dan epifit. Memiliki pigmen fotosintetik mirip pada tanaman hijau. Bentuknya bermacam-macam uniselluler sampai berfilamen contohnya Chlamydomonas, berbentuk bulat telur dengan dua flagelum, satu vakuola dan satu nukleus. Ditemukan butir stigma dan pirenoid

(24)

18

yang berfungsi sebagai pusat pembentukan tepung (amilum). Reproduksi vegetatif dilakukan membelah diri dan konyugasi. Pada Chlorophyta Cadangan makanan berupa amilum, memiliki flagella dan bereproduksi secara seksual.

Gambar 7. Jenis Algae Chlorophyta.

Jenis-jenis dari Chlorophyceae antara lain: Chlorella sp. Ulva lactuca, Enteromorpha intestinalis, Ulothrix zonata, dan Cladophora glomerata.

b. Chrysophyta (ganggang keemasan)

Ciri-ciri Chrysophyta (ganggang keemasan) yaitu hidup di air tawar maupun air laut. Unisellular berwarna keemasan mengandung karotenoid. klorofil a, c, β-carotene. Dinding selnya mengandung selulosa, silica, cadangan nutrisi berupa lemak, minyak dan chrysolaminaran, Chrysophyta memiliki flagella. Contohnya Nitzschia.

Gambar 8. Jenis Algae Chrysophyta.

c. Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)

Phaeophyta merupakan organisme multiselluler, ciri-ciri Phaeophyta yaitu mengandung banyak pigmen coklat (fikoxanthin), klorofil a dan c bentuknya seperti tanaman berwarna coklat hitam. Contohnya Macrocystis pyrifera, banyak hidup di daerah pantai dan mengandung iodium. Contoh: Laminaria sp.

(25)

19

Jenis-jenis dari Phaeophyta antara lain: Fucus hidup di laut sepanjang pantai melekat pada batu. Jenis Lessonia sp. thallus sepertri palm, Sargassum vulgare dan Fucus serratus.

d. Rhodophyta (ganggang merah)

Ciri-ciri Rhodophyta (ganggang merah) umumnya multiselluler dan makroskopis, berbentuk filament, mengandung klorofil a dan d, phycocyanin, phycoerythrin. Menghasilkan selulosa sebagai bahan utama dinding selnya. Polisakarida dinding selnya sering digunakan manusia seperti agar dan carragenan.

Gambar 10. Jenis Algae Rhodophyta.

Jenis- jenis dari Rhodophyta yaitu: Eucheuma spinosum, Gracilaria lichenoides dan Gelidium cartilagineum penghasil bahan baku agar-agar.

e. Bacillariophyta (diatome)

Diatome adalah algae uniselluler yang memiliki tudung keras yang dinamakan frustules. Tersusun dari silica dan tertutup oleh lapisan organik. Kandungannya sama dengan Chrysophyta, sehingga dikelompokkan sebagai sub-kelompok Chrysophyta. Fosilnya banyak digali dan digunakan sebagai bahan bangunan atau bahan penyaring (filter) dan bahan pengikis. Contoh: Stephanodicus dan Cymbella.

(26)

20 f. Euglenophyta (euglena)

Euglena tidak memiliki dinding sel, organel sitoplasmanya mengandung vakuola, inti, kloroplas, mitokondria, paramylon. Contohnya pada Euglena granulatum dan E. gracilis, Euglena tidak dapat bereproduksi secara seksual.

Gambar 12. a. Euglena granulatum b. E. gracilis

g. Phyrrhophyta (Dinoflagelata)

Ciri-ciri Phyrrhophyta (Dinoflagelata) yaitu uniselluler yang memiliki dua flagella, bersifat heterotrof (saprofit, simbiotik dan parasit). Mengandung klorofil a dan c, β-carotene, xanthophyl. Contohnya: Gonyaulax catenella memproduksi toksin saxitoxin yang neurotoksik.

Gambar 13. Jenis Algae Phyrrhophyta.

IV.5. Tugas Untuk Mahasiswa

Mahasiswa diharuskan membuat makalah tentang Algae dengan membaca dari sumber-sumber buku literatur, materi bahan ajar atau penelusuran melalui internet. Makalah tersebut dibuatkan power point kemudian dipersentasikan di kelas, dilakukan tanya jawab antara kelompok peserta mata kuliah dan hasil presentasi dibuatkan rangkuman/kesimpulan.

IV.6. Soal:

1. Jelaskan ciri-ciri algae yang anda telah pelajari …? 2. Sebutkan habitat setiap jenis algae yang anda ketahui…?

3. Sebutkan warna/pigmen yang terkandung dalam thallus algae…? 4. Sebutkan kelas algae berdasarkan pigmen yang dikandungnya…?

(27)

21

5. Jelaskan perkembangbiakan algae secara umum…?

6. Jelaskan manfaat dari setiap kelas algae dan berikan masing-masing 3 contoh species …?

7. Jelaskan peranan algae dalam kehidupan sehari-hari…?

8. Buat klasifikasi lengkap mulai dari Regnum sampai species dari dari: a. Chlorella

b. Euglena granulatum c. Eucheuma spinosum d. Gracilaria lichenoides e. Nitzschia

IV.7. BAHAN BACAAN

Campbell, N.A., J.B. Reece and L.G. Mitchell, 2003. Biologi. Edisi Kelima, Jilid 2. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Indah, N., 2009. Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah

(Schyzophyta,Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Institut

Keguruan Ilmu Pendidikan PGRI Jember FP MIPA Jurusan Biologi.

http://gominan.files.wordpress.com/2010/10/handout-materi-kuliah-taksonomi-tumbuhan-tingkat-rendah-hmbp.pdf

Kimball, J.W., 1983. Biologi. Edisi Kelima, jilid 2. Penerbit Erlangga Jakarta. Tjitrosoepomo, G., 1989. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Tallophyta,

Bryophyta, Pteridophyta). Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Smith, G.M., 1950. De Freshwater Algae of the United States. Mc Grow Hill Book Co., New York.

---, 1950. Cryptogamic Botany. Vol. I and II. Mc Grow Hill Book Co.,New York

(28)

22

BAB V

ANAK DIVISI FUNGI (JAMUR)

V.1. Sasaran Pembelajaran:

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa mampu menginterpretasikan dan mengaplikasikan konsep-konsep dasar klasifikasi tumbuhan rendah yaitu Divisi Thallophyta, Anak Divisi Fungi dalam kehidupan sehari-hari.

V.2. Strategi Pembelajaran:

a. Kuliah tatap muka

b. Tugas individu maupun kelompok c. Diskusi

d. Praktikum

V.3. Pendahuluan

Keanekaragaman tumbuhan di permukaan bumi terdiri dari tumbuhan bersel satu sampai tumbuhan bersel banyak yang merupakan masalah penting untuk dipikirkan agar kita lebih mudah untuk mempelajarinya, oleh sebab itu diperlukan suatu cara membuat klasifikasi yang baik. Klasifikasi tumbuhan telah dikenal sejak dahulu kala terutama pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan obat-obatan dan makanan. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka ilmu klasifikasi bertambah maju pula. Penyusunan klasifikasi yang baik dapat dilihat dari ciri-ciri yang dimiliki oleh jamur seperti: cara perkembangbiakan, cara hidup parasit atau saprofit, habitat untuk hidup, zat yang dikandung, bentuk morfologi anatomi dari jamur. Secara umum memahami klasifikasi jamur sangat bermanfaat jika hendak mempelajari hubungan kekerabatan antara tiap-tiap jenis jamur yang dijumpai di lapangan dan memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan serta menyusun laporan tentang klasifikasi Fungi (jamur) sesuai Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan. Adapun manfaat klasifikasi Fungi (jamur) secara khusus adalah sebagai berikut:

1. Mampu menerangkan morfologi dan anatomi Fungi (jamur) 2. Mampu menganalisa morfologi dan anatomi Fungi (jamur) 3. Mampu menyusun laporan tentang klasifikasi Fungi (jamur)

(29)

23 V.4. Sejarah Klasifikasi Fungi (Jamur)

Klasifikasi telah dikenal sejak dahulu kala akan tetapi hanya didasarkan atas kegunaannya saja, sedangkan cara pengklasifikasian sekarang ini banyak menganut sistem filogenik (asal usul) dari tumbuhan tersebut. Satuan unit dari pengelompokan tumbuhan dalam klasifikasi disebut takson sedangkan ilmu yang mempelajarinya disebut taksonomi. Pakar taksonomi yang sangat terkenal dalam penyusunan klasifikasi adalah Carolus Linneus dan Ray. Cara penulisan species pada tumbuhan menurut Carolus Linneus adalah terdiri dari dua suku kata (binominal). Kata depan menunjukan genus (marga) dan kata kedua menunjukan species (jenis) contoh: Volvariella volvaceae. Cara pemberian nama demikian disesuaikan dengan penulisan Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan.

Klasifikasi dan penamaan jamur masih jauh dari sempurna oleh sebab itu masih dibutuhkan lebih banyak penelitian agar sistem pengklasifikasian dapat stabil. Penyusunan klasifikasi lebih banyak mengikuti konsep Alexopolus dan Martin. Susunan klasifikasi tumbuhan sekarang ini dikelompok-kelompokan sesuai dengan: Regnum, Divisio, Classis, Ordo, Genus dan Species.

Setiap kelompok jamur mempunyai persamaan dan perbedaan antara lain jamur mempunyai miselium dan tidak berklorofil sedangkan perbedaan jamur ada yang bersepta dan ada yang tidak, cara perkembangbiakan generatifnya berbeda tiap species jamur sedang jamur yang tidak melakukan perkawinan hanya kelompok jamur Imperefecti. Tidak semua ciri-ciri di atas dimiliki oleh semua jenis jamur. Akan tetapi ada satu kelompok jamur yang memiliki ciri-ciri seperti hewan dan tumbuhan, sehingga membingungkan dalam penyusunan klasifikasinya. Organisme ini disebut protista adapun contohnya yaitu Myxomycetes. Myxomycetes pada fase vegetatif aktif bergerak seperti amuba untuk mencari makananny, sedang fase generatif tetap diam pada tempatnya seperti halnya tumbuhan biasa.

V.5. Identifikasi Morfologi dan Anatomi Fungi (Jamur)

Identifikasi merupakan suatu tahap yang perlu diketahui oleh setiap orang yang ingin mempelajari klasifikasi. Identifikasi morfologi dan anatomi sering digunakan untuk membedakan tiap-tiap jenis tumbuhan. Ciri morfologi tumbuhan

(30)

24

paling banyak digunakan dalam tingkat takson maupun alat reproduksi generatif, karena stuktur alat ini sangat sedikit terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya, sedangkan alat reproduksi vegetatif banyak dipergunakan oleh faktor lingkungan sekitarnya.

Seseorang yang berkecimpung dalam bidang taksonomi harus memiliki kemampuan dalam hal:

1. Dapat mengidentifikasi semua jenis tumbuhan melalui teknik-teknik tertentu, sesuai dengan maksud dan tujuan yang dikehendaki.

2. Pengklasifikasian/taksonomi/sistematik sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

3. Pemberian nama yang benar sesuai dengan Peraturan Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan yang berlaku.

4. Mencari hubungan kekerabatan terdekat antara kelompok tumbuhan yang akan diidentifikasi.

Identifikasi bertujuan untuk mengetahui ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu tumbuhan baik bentuk organ luar maupun bentuk organ dalam dari setiap jenis tumbuhan. Isi buku ajar ini akan dibahas bagaimana mengidentifikasi setiap bentuk jamur yang dijumpai di lingkungan kita.

a. Myxomycetes

Identifikasi bentuk morfologi dan anatomi jamur lender dapat kita lihat dari bentuk dan ciri-ciri yang dimilikinya. Myxomycetes secara filogenik (asal usul) merupakan organism yang sangat sederhana yang terdiri dari masa proteplasma yang tidak berdinding sel, bergerak seperti amuba, sehingga disebut plasmodium. Myxomycetes memiliki ciri-ciri seperti pada hewan yaitu dapat bergerak karena mempunyai flagel (bulu cambuk). Makanannya berupa bakteri, protozoa, miselium jamur dan zat organik lainnya. Cara hidup saprofit, berkembang biak secara vegetatif (tak kawin) dan generatif (kawin). Kebanyakan jamur lendir tumbuh di tempat yang teduh dan basah, jarang dijumpai pada tempat yang terbuka (panas). Jamur tersebar di daerah tropik maupun sub tropik. Jamur Myxomycetes mempunyai dua fase pertumbuhan yaitu:

(31)

25

berdinding dan menjulur kemana-mana seperti amuba). Gerakan pada Myxomycetes dipengaruhi oleh gaya-gaya: kemotaksis, hidrotaksis dan fototaksis negatif.

- Fase generatif : Fase dimana jamur tetap pada tempatnya, bentuk yang tetap Pada tempatnya adalah tubuh buah yang menghasilkan spora kembara dan mempunyai dinding tubuh buah yang disebut peridium.

Classis Myxomycetes dapat dibagi atas 6 ordo berdasarkan cara pembentukan spora, warna spora, bentuk tubuh buah, dan kadar kapur yang dikandung tubuh buah. Keenam ordo ini adalah: Ceratiomyxales, Liceales, Trichiales, Echinosteliales, Stemonitales, dan Physarales.

Ordo 1. Ceratiomyxales

Terdiri dari satu familia: Ceratiomyxaceae dan mempunyai tiga species. Tubuh buah berwarna putih, bercabang banyak tanpa tutup peridium, siklus hidupnya berbeda dengan Myxomycetes lainnya, spora terdapat dalam sporangium. Species dari Ceratiomyxales banyak dijumpai dimana-mana. Contoh speciesnya: Ceratiomyxa fruticulosa.

Ordo 2. Liceales

Tidak ada kapilitium (bulu-bulu halus tersusun seperti jala yang muncul dari plasma terdapat di antara spora), tetapi mempunyai pseudokaplitium yaitu benang-benang menyerupai kapilitium, yang berasal dari sisa-sisa selaput plasmodium, pecahnya dinding sporangium yang masih bergandengan. Mempunyai 3 familia, 10 genus dan 43 species. Contoh species yang umum dijumpai adalah:

- Lycogala epidendrum - Dictydium cacelltum - Tubifera ferruginosa

(32)

26

Ordo 3. Trichiales

Tubuh buahnya banyak kapilitium, spora berwarna muda, dijumpai pada kayu-kayu yang sudah mati. Mempunyai 2 familia, 10 genus dan 24 species. Contoh species yang umum dijumpai adalah:

- Hemitrichia vesparium

- Trichia scabra, T. persimilis dan T. varia - Trichia decipiens

Gambar 15. Jenis dari Ordo Trichiales Ordo 4. Echinosteliales

Ordo ini paling sedikit dikenal speciesnya. Speciesnya hanya empat, mempunyai spora yang tidak berwarna dan juga yang berwarna jingga atau kuning keemasan. Peridium mengalami decintegrasi pada waktu tumbuh buah masih muda sehingga sporangium dewasa tidak terkurung dalam peridium. Kapilitium berbeda bentuknya contoh species yang banyak dijumpai adalah: Echinostelium minutum hidup pada kayu yang lembap.

Ordo 5. Stemonitales

Sporanya berwarna tua peridium dan kapilitium tidak berkapur, kapilitium berupa benang berwarna abu-abu tua, tangkai buah berkapur. Mempunyai 3 familia, 12 genus dan 64 species. Contoh species yang banyak dijumpai adalah:

- Comatricha typhoides - Comatricha cornea

Umumnya terdapat pada kulit kayu pohon-pohon yang sudah mati. Ordo 6. Physarales

Tubuh buah banyak mengandung kapur, banyak dijumpai pada daerah tropik, mempunyai 2 familia, 12 genus dan 142 species. Genus Physarum yang dikenal

(33)

27

sebanyak 68 species dan merupakan genus terbanyak dari Myxomycetes. Contoh species yang banyak dijumpai adalah:

- Physarum viride - P. leucopodium - P. nicaraguense - Badnamia sp.

- Diderma sp. dan Didymium sp.

b. Phycomycetes

Phycomycetes terdiri dari jamur yang bersel satu sampai besel banyak, miselium bercabang-cabang dan tidak mempunyai septa, sehingga bersifat sifonal, mempunyai inti, berkembang biak dengan cara sexual (generatif) dengan oogami (gamet jantan berflagel dan gamet betina tidak tetapi ukurannya lebih besar dari jantan). Sedangkan cara perkembangbiakan asexual (vegetatif) dengan zoospora. Fase diploid terbatas hanya pada zigot. Phycomycetes berdasarkan habitatnya dibagi atas 2 tipe yaitu:

- Phycomycetes aquatik (perairan), umumnya mempunyai flagel pada sporanya.

- Phycomycetes teresterial (darat), tidak dijumpai spora berflagel.

Identifikasi dan determinasi jamur Phycomycetes perlu memperhatikan hal-hal berikut:

1. Hipa bersepta atau tidak 2. Miselium jernih atau keruh 3. Miselium berwarnah atau tidak

4. Spora sexual seperti: oospora, zygospora atau askospora 5. Spora asexual seperti: sporangium, konidia atau arthospora 6. Bentuk atau tipe badan buah

7. Bentuk kolumella

8. Bentuk dan ukuran spora

9. Sifat-sifat khusus yang dimiliki seperti: stolon, rhizoid, sel kaki, apophyse, dan chlamydospora.

(34)

28

Phycomycetes hidup sebagai parasit atau saprofit pada hewan, manusia, tumbuhan air atau darat dan tanah. Phycomycetes dapat dibagi atas 6 ordo yaitu: Ordo 1. Myxochytridiales (Archimycetes)

Myxochytridiales (Archimycetes) merupakan jamur purba. Jamur ini paling rendah tingkatannya. Sel-selnya telanjang (tidak berdinding) dan terpisah, hidup parasit pada tumbuhan rendah dalam air tetapi ada juga hidup pada tumbuhan darat, mempunyai flagel, ada persamaan ciri-ciri yang dimiliki Flagellata, mempunyai 2 familia yaitu:

- Familia Olpidiaceae

Sel-sel vegetatifnya tidak berdinding, dapat berubah menjadi sporangium yang berdinding atau berunah menjadi satu sel. Contoh speciesnya adalah: Olpidium brassicae

- Familia Plasmodiophoraceae

Sel vegetatif tidak mempunyai dinding sel, hidup terpisah atau berkumpul, mempunyai banyak inti sel seperti plasmodium, mempunyai 1-2 bulu cambuk. Contoh speciesnya adalah: Plamodiophora brassicae kedua species di atas penyebab penyakit pada tanaman kubis (Beassica oleraceae).

Ordo 2.Chytridiales

Organism ini tingkat perkembangan hidupnya sebagai saprofit atau parasit pada tumbuhan dan binatang air. Dinding sel dari kitin, mempunyai 4 familia. Familia yang umum dijumpai adalah: Rizophidiaceae. Contoh species Chytridiales adalah:

- Rhizophidium pollinis

Hidup sebagai badan-badan bulat dalam air, mengeluarkan haustorium untuk mengambil makanannya dari serbuk sari pohon pinus yang jatuh kedalam air.

- Rhizophidium goniosporum

(35)

29

Ketiga species di atas mempunyai flagel pada sporanya. Dapat berkembang biak dengan cara vegetatif membentuk zoospora dan berkembang biak secara generatif.

Ordo 3. Blastocladiales

Ordo ini mirip Chytridiales dari cara perkembangbiakannya yang masih sederhana, berkembang biak dengan cara vegetatif membentuk zoospora dan generative dengan isogami (gamet yang sama bentuknya) dijumpai pada Blastocladiella dan isogami pada Allomyces. Keduanya hidup dalam tanah basah. Miselium mempunyai cabang-cabang dengan dinding sel dari kitin. Mempunyai 1 familia dan 2 genus. Contoh speciesnya adalah:

- Blastocladiella variabilis - Allomyces javanicus Ordo 4. Monoblepharidales

Tubuh buah berupa benang-benang halus bercabang dan tidak bersekat. Dinding sel dari selulosa. Hidup dalam air pada sisa-sisa tumbuhan, berkembang biak secara vegetatif membentuk zoospoae dan generatif dengan oogami. Mempunyai 2 familia. Familia yang umum dijumpai adalah Monoblepharidaceae. Contoh species Monoblepharidales adalah:

- Monoblepharis sphaerica - M. polymorpha

Ordo 5. Oomycetales

Miselium terdiri atas hipa-hipa tidak bersepta, bercabang-cabang dan mengandung banyak inti, sebagian hidup di air dan di darat. Hidup parasit atau saprofit, berkembang biak secara vegetatif pada habitat air dengan zoospora dan di darat dengan sporangium atau konidium. Secara generatif dengan oogami, dinding sel dari selulosa. Ada 3 familia yang sering dijumpai yaitu:

a) Saprolegniaceae

Hidup parasit dalam air pada tumbuhan yang tenggelam dan tumbuhan membusuk atau bangkai binatang air atau parasit pada ikan. Berkembang biak secara vegetatif dengan zoospora dan secara generatif dengan oogami. Contoh species dari familia Saprolegniaceae adalah:

(36)

30

- Saproglenia mixta : jamur berumah satu - S. dioica

- Arhlya prolifera: jamur berumah dua - Familia Arphanomyces stellatus b) Familia Peronosporaceae

Parasit pada tumbuhan tingkat tinggi. Contoh speciesnya: - Plasmopora viticola

hidup parasit dalam jaringan interseluler daun buah anggur (vitis vinifera).

- Sclerodpora javanica (S. maydis) Penyebab penyakit bulai pada jagung. c) Familia Phythiaceae

Miseliumnya padat, mempunyai haustorium umumnya Phytophthora parasit pada tanaman ganggang dan tanaman budidaya. Contoh speciesnya:

- Phytophthora nicotianae, penyebab penyakit pada tembakau - P. infestans, penyebab penyakit busuk pada kentang

- P. palmivora, merusak titik tumbuh pohon kelapa - P. faberi, penyebab kanker pada sadapan pohon para

- Phytium debaryanum, jenis ini merusak bibit tembakau yang masih muda.

Ordo 6. Zygomycetales

Jamur bercabang banyak, sebagian tidak bersepta tetapi ada juga yang bersepta, dinding sel dari kitin. Tidak dijumpai zoospora, perkembangbiakan vegetatif dengan spora dan generatif dengan gametangiagami (perkawinan 2 gametangium yang berbeda jenis klaminnya). Mempunyai 3 familia yaitu:

a) Familia Mucoraceae

Saprofit pada tanaman dan hewan, jarang yang parasit tidak mempunyai zoospora, spora terdapat dalam sporangium. Contoh speciesnya:

- Mucor mucedo

(37)

31

Gambar 16. Jenis Mucor - M. javanicus

Mampu mengubah tepung menjadi gula. Mucor tidak punya rhizoid, bentuk kolumella seperti gada.

- Chlamydomucor oryza

- Rhizopus oryzae dan R. nigricans Struktur tubuh vegetatif:

a) Rhizoid, bentuk hifa yang menyerupai akar, digunakan untuk menembus subtrat dan menyerap makanan.

b) Stolon, bentuk hifa yang berada di permukaan substrat.

c) Sporangiofor, bentuk hifa yang menyerupai tangkai, dan terdapat sporangium di ujungnya.

d) Sporangium, merupakan kotak tempat spora aseksual.

e) Sporangiospora, merupakan spora aseksual

Gambar 17. Rhizopus Ketiga species terakhir terdapat dalam ragi tape. Jamur ini mempunyai kemampuan untuk mengubah putih telur dan lemak menjadi senyawa lebih sederhana. Rhizopus mempunyai rhizoid bentuk kolumella seperti cawan, banyak digunakan untuk membantu proses pembuatan tempe.

b) Familia Endogonaceae

Hifanya yang menyelubungi zigot berkumpul membentuk badan buah yang besar dapat sampai seperti biji kacang, berkembang biak dengan gametangiogami. Contoh speciesnya: Endogona pisiformis

(38)

32

Gambar 18. Siklus Hidup Rhizopus. c) Familia Entomorphythoraceae

Miselium jamur ini bersepta, miselium tidak beraturan ada yang mempunyai banyak inti dan ada yang sedikit, bahkan ada yang hanya mempunyai 1 inti (Basidiobolus ranarum), perkembangbiakan vegetatif dengan konidia dan generatif dengan gametangiogami. Contoh speciesnya: - Empusa muscae menimbulkan penyakit pada lalat.

- Enthomophthora sphaerospermae hidup pada bangkai lalat.

Kelas Eumycetes terdiri atas tiga anak kelas yaitu: Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes masuk kelompok Classis Eumycetes. Ketiga kelompok di atas dibedakan berdasarkan alat perkembangbiakannya:

- Sub classis Ascomycetes, berkembang biak dengan askospora di samping itu dengan konidium.

- Sub classis Basidiomycetes, berkembang biak dengan basidium kadang-kadang dengan askospora.

- Sub classis Deuteromycetes/Fungi Imperfecti, tidak mempunyai askus atau basidium berkembang biak dengan konidia.

(39)

33 C. Ascomycetes

Mempunyai sporangium yang berbentuk khusus disebut askus. Askus yang dihasilkan 2-8 buah, hidup sebagai saprofit atau parasit. Semua kelompok jamur ini mempunyai tallus kecuali ragi atau yeast. Hipa multiselluler dan mempunyai sekat melintang dan terdapat lubang antara sekat tersebut yang nantinya berguna untuk aliran zat dari satu sel ke sel lain.

Gambar 19. Siklus Hidup Ascomycetes.

Perkembangbiakan secara vegetatif (asexual) dengan membentuk konidia sedang perkembangbiakan generatif (asexual) dengan askospora. Jamur ini ada yang merugikan dan ada pula yang menguntungkan. Identifikasi dari Ascomycetes yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Bentuk thallus

2. Bentuk kumpulan konidia 3. Ada tidaknya askus 4. Bentuk askus 5. Jumlah askus

6. Cara perkembangbiakan: vegetatif atau generatif 7. Habitat dan cara hidup parasit atau saprofit

(40)

34

Ascomycetes dapat dibagi atas 2 bagian yaitu: I. Protoascomycetes

II. Euascomycetes

I. Protoascomycetes

Golongan jamur ini mempunyai miselium berbentuk benang atau tidak yang merupakan Ascomycetes sederhana. Berkembang biak dengan penggabungan 2 miselium disebut konyugasi, mempunyai 2 ordo yaitu:

Ordo 1. Endomycetales

Askus terbentuk sebagai hasil konyugasi 2 sel atau karena suatu sel saja yang mengalami pertenogenesis dan mempunyai 3 familia yaitu:

a) Familia Dipodascaceae

Familia Dipodascaceae meliputi jamur sederhana yang mempunyai miselium tetapi tidak membentuk askospora. Perkembangbiakannya secara konyugasi. Contoh speciesnya: Dipodascus albidus

b) Familia Endomycetaceae

Sel-sel pada waktu masih muda banyak mengandung inti. Tiap sel mengandung satu inti saja. Cara pembentukan askus sama dengan Dipodascus. Contohnya: Eremascus fertilas, E. albus dan Endomyces magmasii

c) Familia Saccharomycetaceae

Familia Saccharomycetaceae meliputi jamur yang tidak bermiselium dan tidak beraskospora, uniselluer, pembiakan dengan tunas atau kuncup. Termasuk didalamnya khamir banyak terdapat pada substrat yang mengandung gula, mampu mengadakan fermentasi karbohidrat menjadi alcohol, sehingga dapat digunakan membantu pembuatan roti dan bir mempunyai 30 species. Contoh speciesnya:

- Saccharomyces ellipsoideus untuk pembuatan anggur - S. tuac mengubah nira menjadi tuak

(41)

35

Gambar 20. Jenis Saccharomyces - Schizosaccharomyces octosporus

- Saccharomyces wentie digunakan dalam bidang kedokteran. Saccharomyces yang mengendap disebut faex medicinales digunakan dalam pembuatan pil-pil vitamin B kompleks.

Ordo 2. Taphrinales

Jamur ini umumnya parasit utama pada tumbuhan yang mempunyai ikatan pembuluh dan mengakibatkan mengkerutnya daun.

II. Euascomycetes

Jamur ini termasuk golongan yang mempunyai askus, dimana terdapat sejumlah askospora yang tetap selalu berjumlah delapan. Kelompok jamur ini mempunyai trikogin. Trikogin berasal dari kata Yunani thrix = bulu dan gyne = betina fungsinya sebagai penyalur protoplas dari anteridium yang akan masuk kedalam askogonium. Sisa plasma pada pembentukan kedelapan askospora disebut periplasma sedang benang-benang steril yang berasal dari hipa pembalut yang melapisi tubuh buah disebut himenium. Perbedaan antara ordo dapat dilihat dari cara kopulasinya. Mempunyai 2 ordo yaitu:

Ordo 1. Perisporiales

Kopulasi antara askogonium dan anteridium menghasilkan badan buah yang diselubungi oleh suatu dinding disebut peridium. Bentuknya bulat atau bangun perisai tertutup atau mempunyai sebuah lubang pada bagian atasnya. Mempunyai 3 familia yaitu:

a) Familia Erysiphaceae

Parasit pada tumbuhan tinggi, inang yang diserang kelihatan keputih-putihan seperti tepung maka disebut “embun tepung” (mildew). Tubuh buah berupa peritesium. Tangkai konidiofor pada beberapa jenis jamur “embun tepung”

(42)

36

dianggap jamur lain sehingga disebut Oidium. Banyak menyerang tanaman budidaya. Contoh speciesnya:

- Oidium heveae merusak daun para ( havea brasilliensis) - O. tuckeri merusak buah dan daun anggur (vitis vinifera)

- Erysiphe polygoni (E. pisi) merusak tanaman Leguminosae, kacang kapri (Pisum sativum)

- E. graminis parasit pada rumput b) Familia Perisporiaceae

Epifit pada tumbuh-tumbuhan, miselium yang berada di atas permukaan substrat berwarna pirang atau hitam. Contoh speciesnya: Capnodium salicium (embun jelaga).

c) Familia Micothyriaceae

Mempunyai tubuh buah berbentuk perisai. Contoh speciesnya: Microthyrium microscopium.

Ordo 2. Plectascales

Jamur ini membentuk tubuh buah, gametangium terbentuk secara bebas. Mempunyai peridium mengandung 2-8 spora cara mebuka tubuh buah tidak teratur. Terdapat pula pembentukan konidium dengan konidium dengan konidofor, mempunyai 2 familia yaitu:

a) Familia Gymnoacaceae

Gametarium masih sederhana serupa Dipodascaceae, hipa pembalut dan tubuh buah tidak dijumpai, mempunyai 2 genus yaitu: Gymnoascus dan Myxotrichum.

b) Familia Aspergillaceae

Alat kelamin betina sudah mempunyai trikogin. Tubuh buah berbentuk kleitotesium tidak terdapat peridium. Askus bulat tersebar tidak teratur. Genus terkenal Aspergillus. Konidiofor pada ujungnya membesar, terdapat sterigma dan konidium yang berderet-deret. Contoh speciesnya:

(43)

37

Gambar 21. Jenis Aspergillus

- A. wentii untuk pembuatan kecap dan tauco

- A. niger, A. flayus, A. fumigates dan \A. herbariorum patogen Genus Penicillium

Penicillium pada ujung konidiofor tidak melebar melainkan bercabang-cabang dengan deretan konidium pada ujung bercabang-cabang-bercabang-cabang tadi. Hidup saprofit pada bahan organik. Contoh speciesnya:

- Penicillium notatum menghasilkan penisilin

- P. glauca penyebab roti jadi “aping” dan menghasilkan penisilin - Penicillium roquefortii

Gambar 22. Jenis Penicillium

Ascomycetes ada yang lebih tinggi tingkatannya dapat dibagi atas 2 golongan yaitu:

- Ascoloculares : membentuk tubuh buah disebut pseudotesium - Ascohymeniales : mempunyai himenium dan tubuh buah

Ascoluculares dapat dibagi atas 3 ordo yaitu: Ordo 1. Myrangiales

Ordo 2. Pseudospheriales Ordo 3. Hemisphaeriales

(44)

38

Golongan jamur ini merupakan penyebab penyakit pada tumbuhan. Contoh speciesnya:

Fusicladium sp. : menyerang bermacam-macam buah menimbulkan Scabies (kudis).

Ascohymeniales mempunyai 3 ordo yaitu: Ordo 1. Pyrenomycetales

Sebagian hidup parasit, saprofit pada kayu lapuk dan kotoran hewan. Tubuh buah berbentuk peritesium, mempunyai 2 familia yaitu:

a) Familia Hypocreaceae Contoh speciesnya:

- Claviceps purpurea parasit pada bakal buah Gramineae

- Cordyceps sinensis hidup parasit pada larva serangga Hepialidae b) Familia Xylariaceae

Contoh speciesnya:

- Xylaria tabacina parasit pada petai cina (Leucaena glauca) Ordo 2. Discomycetales

Tubuh buah berbentuk apotesium, hidup parasit dan saprofit terutama kayu lapuk, kadang-kadang dalam tanah yang mengandung sisa-sisa tumbuhan. Ada pula jenis dari ordo ini yang menyerang buah, tetapi malah mempertinggi kadar gula buah yang diserang. Contoh speciesnya:

- Botrytis cinerae pada Helotiaceae

- Morchella esculenta, pada Helvellaceae badan buah dapat dimakan Ordo 3. Tuberales

Tubuh buah dalam tanah berbentuk cawan. Miselium saprofit dalam tanah hutan dan bersimiosis dengan akar pohon-pohon di hutan, sehingga disebut mikoriza. Beberapa jenis tubuh buah dapat dimakan. Contoh speciesnya:

- Tuber melanosporum - T. rufrum

- T. aestivum

(45)

39 D. Basidiomycetes

Jamur ini dikenal sebagai jamur benar, mempunyai variasi ukuran bentuk tubuh buah. Hidup saprofit pada bahan organik yang sudah lapuk. Spora tumbuh pada tempat khusus disebut basidium. Spora terdapat dalam basidiospora yang biasanya bertangkai disebut sterigma. Basidium 1-4 basidiospora. Badan buah disebut basidiokarp, perkembangbiakan secara vegetatif tidak terlalu menonjol sedang perkembangbiakan generatif secara somatogami dan spermatia kedua cara ini mengalami plasmogami yang akan membentuk miselium sekunder, biasanya berinti dua. Somatogami dua sel vegetatif yang berlainan jenis bertamu dan menjadi satu sel. Akhirnya hipa membentuk probasidium dan berkembang lagi menjadi hipobasidium, epibasidium dan akhirnya membenuk basidium.

Berdasarkan bentuk dan susunan basidiumnya Basidiomycetes dibagi atas: I. Holobasidiomycetes: basidium terdiri atas satu sel.

II. Phagmobasidiomycetes : basidium bersekat-sekat terbagi menjadi empat bagian sel.

Gambar 23. siklus hidup basidiomycetes. I. Holobasidiomycetes

Jamur ini hidup pada kayu lapuk, beberapa jenis ada bersimbiosis dengan akar tanaman disebut mikoriza. Tubuh buah besar berbentuk payung terbuka, ada yang mencapai ukuran garis tengah 1 meter dan berat 50 kg pada Polyporus

(46)

40

gyganteus dan tubuh buah yang enak dimakan Volvariella volvaceae. Mampu melapukkan kayu yang mengandung ensim selulosa, pada musim kering miselium tetap hidup di dalam kayu tersebut. Mempunyai 2 ordo, 300 genus dan 7500 species yaitu:

Ordo 1. Hymenomycetales

Jamur ini mempunyai tingkat perkembangbiakan yang sederhana, membentuk basidium dari basidium akan menghasilkan basidiospora sedangkan basidium tumbuh langsung dari hipa vegetatif. Ciri umum ada himenium bisa lepas seperti insang. Anyaman hipa membentuk atau mendukung himenium disebut himenofora. Berdasarkan himenofora ini dapat dibagi atas 2 sub ordo:

a) Aphyllophorales b) Agaricales

a) Aphyllophorales

mempunyai himenofora yang menonjol, letaknya bebas pada tubuh buah, tubuh buah terbentuk sewaktu muda. Mempunyai 6 familia yaitu:

- Familia Exobasidiaceae

Biasanya hidup saprofit dan ada yang endoparasit. Penyebab penyakit cacar pada daun teh. Contoh speciesnya: Exobasidium vexans

- Familia Corticiaceae

Tubuh buah melekat pada substrat seperti kerak. Himenofora berkerut kebanyakan hidup parasit. Contoh speciesnya: Cortium salmonicolor (jamur upas) mematikan cabang dan ranting-ranting berbagai tumbuhan. - Familia Thelephoraceae

Tubuh buah berbentuk kipas atau tegak pada substratnya, himenium terdapat dibawah lapisan tubuh buah. Contoh speciesnya: Thelephora laciniata.

- Familia Clavariaceae

Tubuh buah berbentuk gada, seluruh tubuh buah dilapisi himenium, juga mempunyai bentuk seperti batu karang. Saprofit di atas tanah hutan.

Gambar

Gambar 6. Oscillatoria  c. Spora
Gambar 12. a.  Euglena granulatum          b. E. gracilis
Gambar 15. Jenis dari Ordo Trichiales  Ordo 4. Echinosteliales
Gambar 17. Rhizopus  Ketiga  species  terakhir  terdapat  dalam  ragi  tape.  Jamur  ini  mempunyai   kemampuan  untuk  mengubah  putih  telur  dan  lemak  menjadi  senyawa  lebih  sederhana
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penderita memiliki sikap mendukung tentang hipertensi terjadi pada usia lanjut, hipertensi lebih sering pada laki-laki dari pada perempuan, hipertensi terjadi pada

Setelah init mengambil alih tugas booting sistem dari LILO atau GRUB, init akan menjalankan sistem sesuai dengan default run level yang digunakan..

It is the fourth time that Indonesia hosts the conference and Department of Mathematics and Department of Statistics, Institut Teknologi Sepuluh Nopember collaborate

Melalui kegiatan membaca, siswa mampu mengidentifikasi keragaman sosial budaya dalam masyarakat.. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa mampu mengidentifikasi peristiwa

Following the Doctor and Martha’s lead, others joined the dance floor: Jocelyn and Dashiel; Thomas and Captain Florence; Mrs Wingsworth and one of the mouthless men; Archibald and

MENGELOLA PROSES BELAJAR MENGAJAR SMKN 1 PAGER WOJO...1 MEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SMK QOMARUL HIDAYAH 2...5 KURIKULUM DALAM PEMBELAJARAN SMK NEGERI 1 PAGERWOJO

maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan yang positif dan signifikan antara komunikasi interpersonal perawat dan kualitas pelayanan

Obama juga mengatakan bahwa komunitas internasional akan melanjutkan untuk menolak kekerasan apapun terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina