• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ELEMEN SUKSES PENERAPAN ELECTRONIC GOVERNMENT DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PADA ERA COVID-19 DI KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI ELEMEN SUKSES PENERAPAN ELECTRONIC GOVERNMENT DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PADA ERA COVID-19 DI KOTA MAKASSAR"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

ELEMEN SUKSES PENERAPAN ELECTRONIC GOVERNMENT DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PADA ERA COVID-19

DI KOTA MAKASSAR

Disusun dan di usulkan oleh :

BENDINI

Nomor Stambuk: 105641105217

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

ii

ELEMEN SUKSES PENERAPAN ELECTRONIC GOVERNMENT DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PADA ERA COVID-19

DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2021

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diajukan Oleh :

BENDINI

Nomor Stambuk : 105641105217

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)
(4)
(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Bendini

Nomor Stambuk : 105641105217

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, 21 Maret 2021 Yang Menyatakan,

(6)

vi ABSTRAK

Bendini 2021. Elemen Sukses penerapan E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil pada era Covid-19 di Kota Makassar. (di

bimbing Oleh Rudi Hardi dan Ahmad Taufik)

Dalam memberikan pelayanan publik oleh instansi pemerintahan pada era Covid-19 saat ini harus lebih memanfaatkan teknologi informasi sehingga pelayanan publik dapat lebih efektif dan effisien. Dalam penerapan E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar untuk memberikan pelayanan publik pada era Covid-19 perlu diperhatikan tentang bagaimana elemen-elemen sukses dalam menerapkan E-Government.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui elemen sukses penerapan E-Governemnt di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil pada era Covid-19 di Kota Makassar. Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian Deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Proses analisi data meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukan 3 elemen sukses dalam menerapkan

E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil pada era Covid-19 di Kota

Makassar, yaitu: 1). Elemen Support yaitu adanya dukungan atau kemauan pimpinan instansi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar untuk menerapkan Government dan adanya aturan yang mendukung penerapan

E-Government. 2). Elemen Capacity yang meliputi tersedianya Sumber daya finansial

yang berasal dari APBD, tersedianya Sumber daya infrastruktur yang mendukung penerapan E-Government seperti Komputer, print, wifi dll, dan tersedianya Sumber daya manusia yang berkompeten dalam pelaksanaan E-Government atau pelayanan online. Dan yang ke 3). Elemen Value terkait manfaat yang dirasakan oleh Instansi Pemerintahan dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar sebagai pemberi pelayanan online kepada Masyarakat yang dimana penerapan

E-Government ini memberikan manfaat yang signifikan dari segi inovasi dalam

pelayanan yang efektif dan efisien pada era Covid-19 di ruang lingkup Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar, Sedangkan manfaat yang dirasakan masyarakat sebagai penerima layanan yakni adanya kemudahan mendapat pelayanan sebab tidak perlu lagi datang ke kantor untuk mendapatkan pelayanan yang dimana hal tersebut juga akan mengurangi resiko terjadinya kerumunan Masyarakat yang akan menyebabkan cluster baru Covid-19.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan kami berbagai karunia serta nikmat yang tiada terhitung kepada seluruh makhluknya terutama manusia. Dan demikian pula tidak lupa salam dan shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang merupakan panutan dan contoh kita di akhir zaman. Dengan keyakinan ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Elemen Sukses Penerapan E-Government

di Dinas kependudukan dan Catatan Sipil pada era Covid-19 di Kota Makassar”. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang saya ajukan untuk memenuhi

syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Tidak lupa Penulis menghanturkan Terima Kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Ayahanda Hasan dan Ibunda Hj. Irawati selaku Orang Tua atas segala pengorbanan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam mengajar dan mendidik sejak kecil hingga sekarang ini. Semoga yang telah mereka berikan kepada saya menjadi kebaikan dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

2. Ayahanda Rudi Hardi, S.Sos., M.Si. selaku pembimbing I dan Bapak Ahmad Taufik, S.IP., M.AP selaku pembimbing II yang senantiasa

memberikan masukan dan arahan serta bimbingan dalam

(8)

viii

3. Ibunda Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibunda Dr. Nuryanti Mustari, S.IP., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Makassar

5. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Seluruh Dosen-Dosen, Staf jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan banyak sekali ilmu, pengalaman, pembelajaran yang akan menjadi bekal saya di kemudian harinya.

7. Bapak Ahmad Taufik,S.IP., M.AP selaku Pendamping Akademik yang telah memberikan masukan sejak semester 1 hingga saat ini.

8. Kakak – Kakak dan Adik-adik di Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan (HIMJIP) yang telah menjadi wadah tempat berbagi, tempat belajar serta tempat dimana saya berproses selama menjadi mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar.

9. Teman-teman IP Angkatan 017 yang selama ini selalu membantu dan memberikan dukungan serta semangat selama berkuliah di Universitas Muhammadiyah Makassar.

10. Teman kelas IP B 017 yang selalu bersama menemani mulai awal kuliah hingga saat ini.

Seluruh kalangan yang telah membantu saya dalam penyelesaian Skripsi ini, Khususnya Pihak Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar tempat

(9)

ix

dimana saya melalukan penelitian, semoga segala bantuan dan bimbinganya mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT sebagai amal ibadah. Selaku penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak penulis sangat mengharapkan demi perbaikan-perbaikan kedepannya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Makassar, 21 Maret 2021 Penulis,

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL. ... i

HALAMAN PERSETUJUAN. ... iii

HALAMAN PENERIMAAN TIM. ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH. ... v

ABSTRAK. ... vi

KATA PENGANTAR. ... vii

DAFTAR ISI. ... x

DAFTAR TABLE ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN. ... 1

A. Latar Belakang. ... 1

B. Rumusan Masalah. ... 6

C. Tujuan Penelitian. ... 6

D. Manfaat Penelitian. ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ... 7

A. Penelitian Terdahulu.. ... 7

B. Konsep dan Teori E-Government. ... 9

1. Definisi E-Government. ... 9

2. Manfaat E-Government dan Tujuan E-Government. ... 11

3. Tipe-Tipe Relasi E-Government. ... 12

4. Strategi Pelaksanaan E-Government. ... 14

5. Faktor Sukses E-Government ... 16

6. Elemen-elemen Sukses E-Government. ... 16

7. Tingkatan kesuksesan penerapan E-Government. ... 18

8. Pelayanan Berbasis E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar. ... 19

C. Penyebaran Covid-19 di Indonesia. ... 20

Data Perkembangan Covid-19 Di Indonesia ... 22

D. Strategi Penanganan Covid-19 di Kota Makassar. ... 23

E. Kerangka Pikir. ... 28

F. Fokus Penelitian. ... 29

G. Deskripsi Fokus Penelitian. ... 30

BAB III METODE PENELITIAN. ... 32

A. Waktu dan Lokasi Penelitian. ... 32

B. Jenis dan Tipe Penelitian. ... 32

C. Sumber Data. ... 33

D. Informan Penelitian. ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data. ... 34

F. Teknik Analasis Data. ... 35

G. Keabsahan Data... 37

(11)

xi

A. Deskripsi Objek Penelitian. ... 39

B. Elemen Sukses Penerapan E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar pada era Covid-19. ... ….46

C. Proses pelayanan online di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil...57

BAB V KESIMPULAN. ... 61

A. Kesimpulan. ... 61

B. Saran. ... 63

DAFTAR PUSTAKA. ... 64 LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Informan Penelitian ... 34 Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kota Makassar ... 41

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir. ... 29 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar. ... 43

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk mempromosikan pemerintahan yang lebih effisien dan penekanan biaya yang efektif, kemudahan pemberian fasilitas layanan pemerintah serta memberikan akses informasi kepada masyarakat umum, serta membuat pemerintahan lebih bertanggung jawab kepada masyarakat. Secara konseptual, E-Government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain, didalamnya melibatkan otomisasi dan komputerisasi pada prosedur paper based yang akan mendorong cara baru dalam kepemimpinan, cara baru dalam mendiskusikan dan menetapkan strategi, cara baru dalam transaksi bisnis, cara baru dalam mendengarkan warga dan komunitas, serta cara baru dalam mengorganisasi dan menyampaikan informasi (Pascual, 2003).

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang tidak dapat cegah, keadaan seperti ini menuntut warga negara untuk terus bergerak dinamis dalam menghadapi setiap tantangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih, hingga pada akhirnya perkembangan teknologi dan Informasi mempengaruhi perubahan segala aspek kehidupan bernegara baik di bidang ekonomi, sosial, pendidikan, pertahanan dan keamanan, politik, dan pemerintahan. Dalam mengatasi hal tersebut maka pemerintah memberlakukan

(15)

Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-government dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan.(Pratiwi, 2018)

Pengembangan E-Government dilakukan dalam rangka mencapai good

government, yang menurut Bank Dunia didefinisikan sebagai layanan publik

yang efisien, sistem pengadilan yang dapat diandalkan, serta pemerintahan yang bertanggung jawab kepada publik. Di tingkat nasional, inisiatif penerapan

E-Goverment di Indonesia telah diperkenalkan melalui Inpres No. 6 Tahun

2001 tentang Telematika (telekomunikasi, media dan informatika) yang menyatakan bahwa aparat pemerintah harus menggunakan teknologi telematika untuk mendukung good governance dan mempercepat proses demokrasi. (Huda, 2016)

Penerapan Electronic Government dalam rangka mewujudkan Good

Government adalah salah satu wujud untuk meningkatkan kualitas pelayanan

publik dan meningkatkan partisipasi aktif dalam pemberian informasi bagi masyarakat serta dituntut untuk lebih efektif dalam memberikan informasi. Dalam hal ini Pemerintah sebagai penyelenggara Good Goverment, masih banyak menemukan hambatan dalam penerapannya. Untuk menjalankan tugas dan wewenangnya Pemerintah mempunyai regulasi hukum yaitu ketentuan Pasal 18 Undang-undang Dasar 1945 yang menyebutkan perintah dibentuknya Undang-undang organik tentang pemerintahan di daerah. (Wijaya, 2015)

(16)

Sejak dikeluarkannya PP Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19) pada tanggal 31 Maret 2020, beberapa wilayah di tanah air memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang menyebabkan sekolah dan tempat kerja diliburkan, kegiatan keagamaan atau ibadah bersama dibatasi dan kegiatan-kegiatan di tempat umum atau fasilitas publik juga dibatasi. Hal ini untuk menghindari terjadinya kerumunan banyak orang agar resiko penularan virus ini dapat ditekan. Pemberlakuan Pembatasan Sosial di Indonesia juga membawa dampak pada aksesibilitas pelayanan publik. Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Nomor 19 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19 Di Lingkungan Instasi Pemerintah. Surat Edaran ini memberlakukan work from home (bekerja di rumah) secara bergantian bagi para pegawai di Lingkungan Instansi Pemerintah. Hal ini mempengaruhi aksesibiltas pelayanan publik. Pelayanan secara konvensional yakni dengan bertatap muka secara langsung mulai dibatasi jumlahnya dan selebihnya dibantu oleh sistem secara online. Pelayanan secara online ini merupakan hasil penerapan dari E-Government. (Lumbanraja, 2020).

Pandemi Covid-19 yang muncul beberapa bulan yang lalu dan pertama kali muncul di kota wuhan telah membawa perubahan yang sangat signifikan bagi kehidupan di seluruh dunia. Seiring berjalannya waktu korban yang positif terus mengalami penambahan setidaknya ada dua jenis korban yang terindikasi

(17)

positif yakni pasien yang memiliki gejala seperti flu dan ada pula yang pasien positif tampah gejala. Pasien tampah gejala inilah yang menjadi masalah besar sebab seseorang bisa positif sedangkan mereka tidak merasakan gejala apapun dan korban seperti ini pun akan mudah menularkan kepada orang lain sebab tidak di ketahuinya bahwa dia terjangkit Covid-19 tersebut.

Berkaitan dengan berbagai masalah yang di hadapi pemerintah Indonesia bahkan dunia saat ini khususnya di tengah merabahnya Covid-19 yang menjadi salah tantangan pemerintah untuk terus mencari cara agar hal tersebut tidak lagi mengancam ketertiban, keamanan dan kesehatan warga negara. Covid-19 telah menyebar kesemua daerah yang ada di Indonesia, tak ada satupun daerah yang luput dari penyebaran Covid-19 ini termasuk salah satu daerah di Sulawesi selatan yakni kota Makassar.

Covid-19 di kota Makassar termasuk salah satu daerah terparah yang

terpapar di Indonesia bahkan daerah yang terdapat korban terbanyak di Sulawesi Selatan. Kota Makassar yang merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan yang dimana kota Makassar harus menjadi panutan di Sulawei Selatan dalam hal penanganan Covid-19 itu sendiri. Kota Makassar merupakan pusat perekonomian Sulawesi Selatan, namun dengan adanya wabah ini banyak yang terdapat mulai dari kerugian dari pengusaha, pedagang yang bangkrut dan banyaknya karyawan di PHK dari pekerjaanya. Pada dasar semua sektor terdampak oleh Covid-19 ini mulai dari sektor perekonomian, sektor kesehatan dan sektor sosial. Kemudian pula dari segi pelayanan pemerintahan juga banyak terdampak, sebab pelayanan yang biasa masyakarat langsung datang

(18)

ke kantor-kantor pemerintahan saat ini di tiadakan sebab takutnya akan menjadi cluster baru penyebaran Covid-19 itu sendiri.

Pemerintah kota Makassar harus terus mencari scara untuk terus memberikan pelayanan kepada masyarakat meskipun ditengah pandemi

Covid-19 ini. Sebab apabila tidak ada cara yang tepat dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat akan sangat berdampak buruk terhadap masyarakat, pebisnis bahkan pemerintah itu sendiri seiring pula dengan kebutuhan masyarakat yang sangat tinggi dengan pelayanan pemerintahan itu sendiri.

Oleh karena itu, sudah saatnya pemerintah kota Makassar menerapkan E-Government sebagai cara yang tepat dalam pelayanan publik di instansi Pemerintah pada era Covid-19 saat ini. E-Government selalu mengedepankan keterbukaan dan kemudahan terhadap informasi pemerintahan yang dibutuhkan masyarakat.

Penerapan E-Government di instansi pemerintahan bisa pula dijadikan sebagai cara yang tepat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pada era Covid-19 saat ini. Oleh karena itu dibutuhkan faktor-faktor yang mendukung suksesnya penerapan E-Government di instansi pemerintahan.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti berinisiatif melakukan sebuah penelitian dengan judul “Elemen Sukses Penerapan

E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil pada era Covid-19 di Kota Makassar’’

(19)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Elemen Sukses penerapan E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil pada era Covid-19 di Kota Makassar?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Elemen Sukses Penerapan E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil pada era Covid-19 di Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang dikemukakan, maka manfaat penilitian terbagi atas 2 yaitu:

1. Manfaat teoritis

Memberikan edukasi kepada para pembaca khususnya peneliti, menjadi bahan referensi serta sebagai acuan penelitian bagi peneliti yang ingin melakukan pengembangan penelitian lanjutan.

2. Manfaat praktis

Bagi instansi pemerintahan khususnya dalam sektor pelayanan publik, yakni penelitian ini dapat menjadi informasi dalam mengetahui Elemen Sukses Penerapan E-Government di Instansi Pemerintahan.

(20)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan bagi penulis untuk melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang akan dilakukan. Dari beberapa sumber penelitian terdahulu peneliti tidak menemukan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Penulis mengangkat beberapa penelitian terdahulu sebagai referensi atau tambahan informasi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang berupa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.

1. Judul penelitian : Standarisasi Aplikasi E-Government untuk instansi pemerintahan.

Hasil penelitian : Keberadaan E-Government merupakan salah satu bentuk dukungan teknologi informasi dan komunikasi dalam mendukung administrasi pemerintahan, mulai dari bagaimana menjembatani komunikasi antara pemerintah dan masyarakat (Government to Citizen), pemerintah dan kalangan bisnis (Government to Business), serta pemerintah dengan instansi pemerintah yang lain (Government to Government). Berbagai permasalahan dalam E-Government harus ditangani dengan strategi yang itu: standarisasi, kebutuhan fungsional, dan change

(21)

2. Judul penelitian :Penerapan E-Government di Sekretariat Daerah Kabupaten Semarang (Inpres no 3 tahun 2003 Tentang kebijakan dan strategi Nasional pengembangan E-Government)

Hasil penelitian :

1. Penerapan Electronic Government belum sepenuhnya berjalan secara maksimal, dikarenakan belum adanya Peraturan Daerah khusus yang mengatur tentang Electronic Government di Kabupaten Semarang. Dan masih banyaknya masyarakat yang kurang memberikan partisipasi dalam penerapan Electronic Government

2. Kendala yang menghambat dalam penerapan Electronic

Government adalah kurangnya sarana dan prasarana yang diberikan

pemerintah untuk menerapkan pemerintahan elektronik. (Wijaya, 2015)

Kedua penelitian terdahulu diatas, memiliki kesamaan dengan penelitian ini yakni sama-sama membahas mengenai Penerapan

E-Government di Instansi Pemerintahan. Namun perbedaann antara penelitian

yang akan kami laksanakan lebih mengarah kepada bagaimana faktor sukses penerapan E-Government di Instansi pemerintahan dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar dapat memberikan pelayanan publik pada era Covid-19.

(22)

B. Konsep dan Teori E-Goverment 1. Definisi E-Government

Menurut Indrajit (2006), “E-Government memungkinkan pemerintah untuk mentransformasikan hubungan dengan masyarakat, dunia bisnis dan pihak yang berkepentingan, E-Government adalah penggunaan Teknologi Informasi oleh Pemerintah (Seperti Wide area Network, Internet dan Mobile

Computing). Dalam prakteknya E-Government adalah penggunaan internet

untuk melaksanankan urusan pemerintah dan penyediaan pelayanan publik yang lebih baik dan berorientasi pada pelayanan masyarakat. Pengembangan

E-Government merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan

kepemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien.” Menurut (Rokhman, 2008), “Penerapan E-Government dimaksudkan untuk memperpendek jarak antara aparat pemerintah sebagai pelayan publik dengan masyarakat sebagai public

service customer karena E-Government merupakan front office bagi kantor

layanan publik pemerintah.” Menurut James S.L. Yong (2003), “Electronic

government as the government’s use of technology, in particular, web-based Internet applications to enhance access and delivery of government services to citizens, business partners, employees and other government entities”.

Pengertian diatas memberikan penjelasan bahwa E-Government merupakan penggunaan teknologi oleh pemerintah khususnya penggunaan aplikasi internet berbasis web untuk meningkatkan akses dan pemberian layanan

(23)

pemerintah kepada warga negara, mitra bisnis, pegawai atau karyawan, dan badan pemerintah lainnya. (Kusnadi & Ma’ruf, 2017)

Pengertian E-Government dalam buku yang berjudul membangun Aplikasi

E-Government. (Richardus Eko Indrajit, 2002). Menyebutkan berbagai definisi Electronic Government (e-government) dikemukakan baik oleh lembaga

pemerintah maupun non pemerintah. The World Bank Group mendefinisikan

Electronic Government (E-Government) berhubungan dengan penggunaan

teknologi informasi (seperti wide area network, Internet dan mobile

computing) oleh organisasi pemerintahan yang mempunyai kemampuan

membentuk hubungan dengan warga negara, bisnis dan organisasi lain dalam pemerintahan Di sisi lain, Pemerintah Federal Amerika Serikat mendefinisikan

E-Government secara ringkas, padat dan jelas, yaitu e-government refers to the delivery of government information and services online through the internet or other digital means. Serta definisi lain dikemukakan, Zweers and Planque,

yaitu e-government berhubungan dengan penyediaan informasi, layanan atau produk yang disiapkan secara elektronik, dengan dan oleh pemerintah, tidak terbatas tempat dan waktu, menawarkan nilai lebih untuk partisipasi pada semua kalangan. Tanpa mengecilkan arti dari beragam definisi yang telah disampaikan diatas setidak-tidaknya ada tiga kesamaan karakteristik dari setiap definisi electronic government (e-government), yaitu: Pertama, merupakan suatu mekanisme interaksi baru (modern) antara pemerintah dengan masyarakat dan kalangan lain yang berkepentingan (stake holder). Kedua, melibatkan penggunaan teknologi informasi terutama internet. Ketiga, tujuan

(24)

yang akan dicapai adalah memperbaiki mutu atau kualitas pelayanan terhadap masyarakat (Oktavya, 2015).

Secara ringkas, dari berbagai definisi E-Government di atas, maka dapat disimpulkan bahwa E-Government adalah sebuah penggunaan teknologi informasi secara elektronis melalui Wide Area Network, Internet dan Mobile

Computing dalam ruang lingkup penyelenggaraan pemerintahan yang tidak

terbatas tempat dan waktu guna mengoptimalisasikan proses pelayanan publik yang efisien, transparan, dan efektif. (Aprianty, 2016).

2. Manfaat dan Tujuan E-Government

Manfaat yang diperoleh dengan diterapkannya konsep electronic

government bagi suatu negara, antara lain :

a. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya (masyarakat, kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara.

b. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Corporate

Governance.

c. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun stake holdernya untuk keperluan aktivitas sehari-hari.

d. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan.

(25)

e. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada.

f. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis. (Indrajit, 2006:5) Konsep electronic government

(e-government) diterapkan dengan tujuan bahwa hubungan pemerintah baik

dengan masyarakatnya maupun dengan pelaku bisnis dapat berlangsung secara efisien, efektif dan ekonomis. Hal ini diperlukan mengingat dinamisnya gerak masyarakat pada saat ini, sehingga pemerintah harus dapat menyesuaikan fungsinya dalam negara, agar masyarakat dapat menikmati haknya dan menjalankan kewajibannya dengan aman dan nyaman, yang kesemuanya itu dapat dicapai dengan pembenahan sistem dari pemerintahan itu sendiri, dan electronic government (e-government) adalah salah satu caranya. Selain itu tujuan penerapan electronic

government (e-government) adalah untuk mencapai suatu tata pemerintahan

yang baik (good governance). (Oktavya, 2015).

3. Tipe - Tipe relasi E-Goverment

Terdapat 4 tipe aplikasi relasi E-Government yang disebutkan (Richardus Eko Indrajit, 2016) dalam bukunya yang berjudul “Konsep dan Strategi Electronic Government”, yaitu sebagai berikut:

(26)

Tipe Government to Citizens (G2C) ini pemerintah membangun dan menerapkan berbagai portofolio teknologi informasi dengan tujuan utama untuk memperbaiki hubungan interaksi dengan masyarakat (rakyat). Dengan kata lain, tujuan utama dari dibangunnya aplikasi

E-Government bertipe G2C adalah untuk mendekatkan pemerintah dengan

rakyatnya melalui kanal-kanal akses yang beragam agar masyarakat dapat dengan mudah menjangkau pemerintahnya untuk pemenuhan berbagai kebutuhan pelayanan sehari-hari. Aplikasi G2C ini merupakan aplikasi E-Government yang paling umum, yaitu dimana

b. Government to Bussiness (G2B)

Tipe Government to Bussiness (G2B) Dalam melakukan aktivitas bisnis perusahaan-perusahaan swasta membutuhkan banyak sekali data dan informasi yang mendukung business process perusahaan tersebut yang dimiliki oleh pemerintah. Diperlukannya relasi yang baik antara pemerintah dengan kalangan bisnis tidak saja bertujuan untuk memperlancar para praktisi bisnis dalam menjalankan roda perusahaannya, namun lebih jauh lagi banyak hal yang dapat menguntungkan pemerintah jika terjadi relasi interaksi yang baik dan efektif dengan industri swasta. Relasa ini diwujudkan dalam bentuk aplikasi Government to Bussiness(G2B)

c. Government to Governments (G2G)

Government to Governments (G2G) Kebutuhan untuk berinteraksi antar pemerintah setiap harinya tidak hanya berkisar pada hal-hal yang

(27)

berbau diplomasi semata, namun lebih jauh lagi untuk memperlancar kerjasama antar negara dan kerjasama antar entiti-entiti negara (masyarakat, industri, perusahaan, dan lain-lain) dalam melakukan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi perdagangan, proses-proses politik, mekanisme hubungan sosial dan budaya, dan lain sebagainya yang diwujudkan dalam Aplikasi Government to Government (G2C). d. Government to Employees (G2E)

Tipe Government to Employees (G2E) Aplikasi E-Government juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para pegawai negeri atau karyawan pemerintahan yang bekerja di sejumlah institusi sebagai pelayan publik agar memudahkan warga negara dalam mendapatkan pelayanan. (Lestari et al., 2019)

4. Strategi Pelaksanaan E-Goverment

E-Government sesuai dengan tujuannya yaitu memberikan kualitas

layanan yang lebih baik kepada masyarakat, Booz Allen dan Hamilton menyarankan 8 (delapan) strategi pelaksanaan E-Government:

a. Perencanaan strategis secara keseluruhan. Kombinasikan antara perencanaan dari sisi strategis dan detil operasionalnya di lapangan. Perencanaan akan membantu proses implementasi baik dari sisi pengembangan teknologi maupun kesiapan sumber daya.

b. Harus ada struktur tanggung jawab yang jelas untuk menjamin pelaksanaan dan implementasi sesuai rencana. Struktur dan tanggung

(28)

jawab ini disesuaikan dengan kemampuan dan tanggung jawab kerja setiap departemen selama ini.

c. Bangun rencana aksi jangka panjang. Rencana aksi jangka panjang termasuk perencanaan strategis, aksi operasional di lapangan hingga parameter kesuksesan. Implementasi dari sisi teknologi hampir pasti memerlukan tahapan-tahapan pelaksanaan, dan faktor lain yang perlu dipikirkan adalah pembiayaan dalam jangka panjang.

d. Perbandingan pelaksanaan E-Government secara internasional. Dengan melakukan proses perbandingan, akan lebih memudahkan bagi proses adaptasi dan penyusunan perencanaan yang disesuaikan dengan kondisi secara lokal.

e. Standarisasi dalam berbagai hal. Standarisasi ini menyangkut prosedur dan juga pembangunan sistem aplikasi. Karena E-Government akan melibatkan berbagai sektor dan departemen dalam pemerintahan, standarisasi menjadi faktor mutlak agar memudahkan interaksi berbagai aplikasi dan memungkinkan adanya pertukaran data.

f. Orientasi pada pengguna. Tidak bisa dipungkiri, bahwa E-Government membutuhkan partipasi penuh dari masyarakat sebagai pengguna. Karena itu, pengembangan sistem informasi yang akan dilaksanakan haruslah berorientasi pada kemudahan dan kenyamanan masyarakat dalam menggunakannya.

g. Integrasi dan keterlibatan penuh dari staf dan seluruh pegawai. Mereka perlu mendapatkan pelatihan yang memadai, dan adanya insentif yang

(29)

diukur berdasarkan kesuksesan pelaksanaan E-Government di lapangan. Keterlibatan pegawai menjadi mutlak karena sebaik apapun sistem aplikasi yang dijalankan tidak bisa mempunyai manfaat penuh tanpa keterlibatan mereka.

h. Kerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta.

E-Government adalah proyek yang sangat besar yang membutuhkan

partisipasi dari berbagai kalangan. Pemerintah akan sulit menjalankan program E-Government tanpa partisipasi penuh dari masyarakat. Karena itu kerjasama dengan berbagai pihak terutama yang terkait secara teknis perlu dilakukan. (R E Indrajit et al., 2005)

5. Faktor Sukses E- Government

Ada Beberapa Faktor Sukses E-Goverment, antara lain: 1. membuat situs web pemerintah 2. Melaksanakan pendidikan serta pelatihan sumber daya manusia dalam menerapkan E-Government; 3. Menyediakan sarana akses publik antara lain dalam bentuk Mulipurpose Community Center (MCC), Warung dan kios Internet, dan lain-lain; 4. Mensosialisasikan keberadaan layanan informasi elektronik, baik layanan public maupun internal ; 5. Mengembangkan motivasi kepemimpinan (e-leadership) dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya manfaat E-Government (awareness building); 6. Penyiapan peraturan pendukung. (Anwar et al., 2013).

6. Elemen Sukses Penerapan E-Government

Menurut hasil kajian dan riset dari Harvard JFK School of Government (Indrajit, 2004), untuk menerapkan konsep-konsep digitalisasi pada sektor

(30)

publik, ada tiga elemen sukses yang harus dimiliki dan diperhatikan sungguh-sungguh. Masing-masing elemen sukses tersebut adalah:

A. Support elemen support adalah elemen paling penting dalam pengembangan

E-Government perlu dukungan atau yang disebut political will dari pejabat

publik. Hal ini agar konsep E-Government dapat diterapkan, tanpa adanya itu berbagai inisiatif pembangunan dan pengembangan E-Government tidak dapat terlaksana.

B. Capacity Elemen merupakan sumber daya yang diperlukan dalam pembangunan dan pengembangan E-Government agar konsep yang telah diciptakan dapat menjadi kenyataan. Terdapat tiga sumber daya yang harus dimiliki, yaitu:

a) Ketersediaan sumber daya finansial yang cukup untuk

melaksanakan berbagai inisiatif E-Government.

b) Ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang memadai karena merupakan 50% dari kunci keberhasilan penerapan

E-Government.

c) Ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan agar penerapan E-Government dapat sesuai dengan asas manfaat yang diharapkan.

C. Value Elemen berdasarkan pada manfaat yang didapat oleh pemerintah sebagai pemberi pelayanan dan juga masyarakat sebagai penerima pelayanan E-Government. Dalam elemen value yang menentukan besar

(31)

tidaknya manfaat E-Government adalah masyarakat sebagai penerima pelayanan. (Aprianty, 2016).

7. Tingkatan kesuksesan penerapan E-Government dapat dikelompokkan menjadi 4 Tingkatan besar: Panduan Penyelenggaran situs Pemerintah Daerah, (Depkominfo, 2003)

A. Tingkat Persiapan, antara lain:

1. Pembuatan situs web pemerintah 2. pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia menuju penerapan e-Government; 3. penyediaan sarana akses publik antara lain dalam bentuk Mulipurpose Community Center (MCC), Warung dan kios Internet, dan lain-lain; 4. sosialisasi keberadaan layanan informasi elektronik, baik untuk publik maupun penggunaan internal; 5. pengembangan motivasi kepemimpinan (e-leadership) dan kesadaran akan pentingnya manfaat e-Government (awareness building); 6. penyiapan peraturan pendukung.

B. Tingkat Pematangan, antara lain:

1. pembuatan situs informasi layanan publik interaktif, antara lain dengan menambahkan fasilitas mesin pencari (search engine), fasilitas tanya jawab dan lain-lain; 2. pembuatan hubungan dengan situs informasi lembaga lainnya (hyperlink).

C. Tingkat Pemantapan, antara lain:

1. Penyediaan fasilitas transaksi secara elektronik antara lain dengan menambahkan fasilitas penyerahan formulir, fasilitas pembayaran dan

(32)

lain-lain; 2. penyatuan penggunaan aplikasi dan data dengan lembaga lain (interoperabilitas).

D. Tingkat Pemanfaatan, antara lain:

1. pembuatan berbagai aplikasi untuk pelayanan G2G (Governmen to

Government), G2B (Government to Bussines) 2. G2C (Government to Community) yang terintegrasi; pengembangan proses layanan

e-Government yang efektif dan efisien; 3. penyempurnaan menuju kualitas layanan terbaik (best practice).(Anwar et al., 2013)

8. Pelayanan Berbasis E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar

Penerapan E-Government yang merupakan salah wujud dari program Smart

City oleh wali kota Makassar dalam meningkatkan efektifitas pelayanan

publik. Salah satu sektor yang mengwujudkan E-Government yakni Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar beberapa bentuk pelayanannya yang telah menerapkan E-Government yakni pembuatan Kartu Keluarga (KK), Surat Keterangan Kematian, Surat Keterangan Tidak mampu dan lain sebagainya. Pengurusannya dapat dilakukan dengan alat elektronik, yakni aplikasi komputer dipadukan dengan jaringan internet melalui web kependudukan, sehingga masyarakat tidak dibebani lagi dengan pengurusan yang rumit. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar memaparkan mulai memaksimalkan pelayanan administrasi melalui jalur

online atau daring mengurangi tingkat kunjungan sebagai upaya mencegah

(33)

Kartu Keluarga (KK), Surat Keterangan Pindah, Kelahiran, pembatalan perkawinan, pembatalan perceraian, dan Surat keterangan kematian. Khusus Perekaman dan Pengambilan KTP elektronic, warga yang mengajukan harus datang langsung kekantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. (Eko aryono, 2016)

C. Penyebaran Covid-19 di Indonesia

Masyarakat tengah dihebohkan dengan pemberitaan mengenai virus corona atau virus yang mematikan. Virus corona adalah sekumpulan virus dari sub

family Orthocoronavirinae dalam keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales. Kelompok virus ini yang dapat menyebabkan penyakit pada

burung dan mamalia, termasuk manusia. Pada manusia virus corona menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang umumnya ringan, seperti pilek, meskipun beberapa bentuk penyakit seperti; SARS, MERS, dan Covid-19 sifatnya lebih mematikan. Kondisi saat ini virus corona bukanlah suatu wabah yang bisa diabaikan begitu saja tanpa memperhatikan diri untuk menjaga kesehatan. Jika dilihat dari gejalanya, orang yang tanpa pengetahuan lebih akan mengiranya hanya sebatas influenza biasa atau penyakit ringan saja, tetapi bagi analisis kedokteran virus ini cukup berbahaya dan mematikan. Saat ini di tahun 2020, perkembangan permulaan virus ini cukup signifikan karena penyebarannya sudah mendunia dan seluruh negara merasakan dampaknya termasuk negara kita sendiri, Indonesia. Pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi memutus mata rantai penyebaran virus corona. Meskipun banyak fasilitas umum yang ditutup, namun beberapa sektor

(34)

vital seperti fasilitas kesehatan, pasar atau minimarket tetap buka selama PSBB. Masyarakat pun mendukung opsi tersebut karena dianggap mampu mencegah penularan penyakit namun tetap menjaga daya beli masyarakat. Langkah PSBB adalah strategi yang efektif untuk memutuskan mata rantai penyebaran virus corona. Tentu saja hal ini harus didasari oleh kesadaran masyarakat untuk tidak berkumpul dan tetap mematuhi protokol yang ada ketika berada diluar rumah. Langkah PSBB lebih tepat jika dibandingkan dengan Lockdwon, karena masyarakat sama sekali tidak diperbolehkan untuk keluar rumah, segala transportasi mulai dari mobil, motor, kereta api, hingga pesawat pun tidak dapat beroperasi, dan bahkan aktivitas perkantoran bisa dihentikan semuanya jika terjadi Lockdown, maka dari itu langkah PSBB jauh lebih baik diterapkan. Hampir seluruh kegiatan dirumahkan dan kebijakan ini disebut dengan PSBB. PSBB itu sendiri merupakan singkatan dari Pembatasan Sosial Berskala Besar. Hal ini merupakan salah satu strategi pemerintah dalam pencegahan virus corona. PSBB dapat membantu mencegah penyebaran virus corona kesuatu tempat wilayah, sehingga masyarakat yang berada di suatu wilayah tersebut diharapkan dapat terhindar dari wabah yang cepat menyebar tersebut. Kebijakan ini hanya dapat dilakukan oleh pemerintah dengan terlebih dahulu melakukan

pemeriksaan secara ketat sebelumnya ke beberapa wilayah dan

mempertimbangkan konsekuensinya secara matang, baik dari segi ekonomi maupun sosial. (Nasruddin & Haq, 2020)

(35)

Data Perkembangan Covid-19 di Indonesia

Perkembagan korban atau statistik Covid-19 di Indonesia update terakhir tanggal 28 oktober 2020 terkonfirmasi jumlah positif sebanyak 396.454 orang yang terdiri dalam perawatan sebanyak 60.694 orang, terdapat pula yang telah sembuh sebanyak 322.248 orang dan sebanyak 13.512 meninggal dunia

Namun untuk kota Makassar tertanggal 28 oktober korban yang terkonfirmasi positif adalah sebanyak 9.379 orang yang terdiri dari 7.853 telah sembuh, 1.235 masih dalam perawatan dan 291 orang meninggal dunia yang dimana terbagi di 15 kecamatan dan 1 luar wilayah. Adapun kecematan yang memiliki jumlah pasien konfirmasi tertinggi yakni kecamatan Rappocini dengan jumlah 1.169 orang. Jika ditarik ulur pada bulan juli jumlah pasisen terkonfirmasi positif di kota Makassar yakni 3.212 jadi bisa disimpulkan jumlah terkonfirmasi positif terus mengalami peningkatan sampai di bulan oktober. (Hidayat, 2020d)

Khususnya Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar juga menjadi dampak penyebaran Covid-19. Kantor yang bertempat di jalan teduh bersinar, kecamatan rappocini Kota Makassar tersebut di tutup total sejak 28 Desember 2020 hingga 4 januari 2021 hal tersebut disebabkan ada beberapa staff terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil swab yang totalnya mencapai 12 orang. Dampak penutupan total kantor dinas kependudukan dan catatan sipil kota makassar membuat sejumlah layanan di hentikan untuk sementara namun untuk pelayanan terbatas yang bisa diakses di kecamatan

(36)

seperti perekaman KTP electronic. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar merespon terkait adanya pegawai yang terpapar dengan memerintahkan pegawai yang terpapar untuk melakukan isolasi mandiri dan melakukan sterilisasi dengan melakukan penyemprotan disinfektan sebagai upaya memutus mata rantai penularan. (Rasid alfarizi, 2020)

D. Strategi Penanganan Covid-19 Di Kota Makassar

Pemerintah kota Makassar melalui pejabat Wali Kota Makassar Prof. Rudy Djamaluddin yang juga ketua gugus tugas penanganan pengendalian Covid-19 Kota Makassar, Menegaskan tidak lagi menyiapkan opsi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai strategi penangan wabah Covid-19 di kota Makassar. Menurutnya, saat ini pihaknya hanya fokus pada upaya penerapan protokol kesehatan secara maksimal di tengah masyarakat berkolaborasi antara gugus tugas provinsi Sulawesi Selatan dan Pemkot Makassar melaksanakan

swab massal secara massif di 6 kecamatan yang tingkat penyebaran Covid-19

dinilai masih tinggi. (Hidayat, 2020c)

Pelaksanaan swab massal secara massif ini bagian dari implementasi program Gerakan Trisula Provinsi Sulawesi Selatan yakni Tracing, Testing dan Education yang di canangkan Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Nurdin Abdullah. Adapun yang di maksud Tracing yakni pelacakan massif bagi masyarakat yang kontak langsung dengan pasien terkonfirmasi positif

Covid-19, Kemudian testing yakni pengujian secara agresif dan selanjutnya education

(37)

Kota Makassar sebagai ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan yang masuk episentrum tertinggi penyebaran Covid-19 Sehingga Pemerintah Kota Makassar harus sesegera mungkin mengambil Langkah-langkah yang Serius untuk menekan angka penyebaran Covid-19 di Kota Makassar. Salah satu Langkah yang di ambil Pemerintah Kota Makassar Yakni dengan mencanangkan Gerakan Bersama percepatan penanganan Covid-19 dengan Pemerintah Provinsi. Adapun Langkah yang diambil Pemerintah Kota Makassar dalam mencanangkan Gerakan Bersama Penanganan Covid-19 yakni dengan Penerapan edukasi massif dengan mensosialisasikan pentingnya penerapan protocol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. Selanjutnya Pemerintah Kota Makassar kota melakukan penyemprotan massal di seluruh wilayah kota makassar utamanya wilayah zona merah, dan Pemkot makassar juga melaksanakan pembatasan keluar masuk orang dari dan ke kota makassar serta melakukan pengawasan massif hingga ke tingkat RT dan RW, dalam pelaksanaan nya melibatkan 100 anggota rt,rw dan tenaga medis untuk bertugas menghimbau semua warganya harus menerapkan protocol kesehatan bahkan kalau perlu melakukan rapid test di tempat. (Hidayat, 2020a)

Dalam Mekanisme pelaksanaan pembatasan keluar masuk wilayah kota makassar, Pemerintah Kota makassar mengeluarkan Perwali No 36 Tahun 2020 tentang percepatan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Di Kota Makassar. Yang dimana masyarakat yang ingin masuk ke kota makassar diwajibkan memiliki surat keterangan bebas Covid-19 dari daerah asalnya, namun di kecualikan bagi anggota TNI, Anggota Polri, ASN dan Buruh yang

(38)

memang bekerja di Kota Makassar. Dalam menerapkan kebijakan perwali ini pihak Pemerintah Kota Makassar melakukan Koordinasi dan Sosialisasi langsung dengan Pimpinan Daerah yang bertetangga dengan Kota Makassar. (Hidayat, 2020b)

a. Menghadapi Pandemi Covid-19 dalam Konteks Hubungan Sosial

1. Terminologi social distancing harus dirubah dengan physical distancing (pembatasan fisik). Istilah yang disebutkan kedua mengandung makna bahwa hanya badan atau fisik kita yang terpisah dengan orang lain. Secara sosial masih memperbolehkan untuk berkomunikasi seperti anjuran peneliti kesehatan yakni menjaga jarak minimal 2 meter dengan orang lain. Jadi, kita masih bisa bertemu dengan orang lain untuk menanyakan keadaannya atau sekedar berbagi informasi dengan jarak tatap muka minimal 2 meter. Namun, saran penulis adalah jaga jarak minimal 3 meter mengingat wabah virus ini belum sepenuhnya dikenali oleh ahli kesehatan. Penggunaan istilah

physical distancing juga bertujuan untuk membangun pemikiran dalam

masyarakat kita bahwa hubungan sosial atau kerjasama tidak boleh dibatasi karena relasi sosial yang akan menguatkan masyarakat dalam membasmi wabah ini. Secara lebih luas mengartikan bahwa, meskipun negara-negara yang terdampak di seluruh dunia terpisah jarak, bukan berarti tidak melakukan kerjasama. Kunci dari penanganan wabah ini adalah kerjasama seluruh masyarakat global.

2. Mendekatkan jarak melalui pemanfaatan teknologi. Kita masih patut bersyukur, perkembangan teknologi komunikasi saat ini sudah sangat maju.

(39)

Selain dapat berkomunikasi suara melalui jarak jauh dengan telepon, kita juga dimudahkan dengan bertatap muka secara langsung melalui video. Fasilitas ini akan menutupi hambatan berkomunikasi yang diakibatkan oleh pemisahan jarak fisik. Dalam bidang ini, peran pemerintah sangat dibutuhkan melalui penyediaan fasilitas yang terjangkau. Pemerintah misalnya dapat memberikan stimulus berupa subsidi layanan internet dan listrik untuk menjaga masyarakat tetap terhubung dan berbagi informasi tentang Covid-19.

3. Mengkampanyekan social engagment (keterlibatan secara sosial). Seperti dibahas sebelumnya bahwa masyarakat perlu bekerjasama dalam menghadapi wabah Covid-19. Masyarakat harus didorong untuk saling membantu dalam situasi ketidakpastian ini. Masyarakat misalnya tidak boleh membiarkan tetangganya kelaparan karena tidak memiliki cukup uang untuk membeli makanan. Masyarakat juga harus mengingatkan orang lain untuk selalu mematuhi himbauan pemerintah seperti menjaga kebersihan dan menggunakan masker saat keluar rumah. Begitu pula dengan pemerintah, harus lebih giat mengkampanyekan social engagment melalui pembatasan fisik kepada masyarakat.

4. Pemerintah harus mendapatkan kepercayaan yang tinggi. Banyak pihak yang memberikan kritik kepada pemerintah karena terlalu lamban dalam penanganan Covid-19. Kebijakan pemerintah juga terkadang tumpang tindih antara pusat dengan daerah, yang kemudian mereduksi kepercayaan terhadap pemerintah. Oleh sebab itu, pemerintah, khususnya pemerintah

(40)

pusat harus mengambil kembali perannya sebagai pihak yang paling didengarkan masyarakat dalam melawan Covid-19. Pemerintah harus menjadi “nabi” dalam penangangan Covid-19 terutama dalam penerapan pembatasan fisik.

5. Interaksi sosial harus memunculkan optimisme. Setiap elemen masyarakat harus menguatkan optimisme pada diri sendiri maupun terhadap orang lain. Kita harus meyakini bahwa pandemi ini akan dapat dilalui. Sejarah membuktikan bahwa setiap pandemic wabah penyakit akan dapat diatasi oleh umat manusia. Meminjam konsep Arnold van Gennep, pandemi

Covid-19 ini harus dimaknai sebagai bagian peralihan dari sebuah status menuju

status yang lain. Ia membagi tahap peralihan tersebut menjadi tiga yakni;

separation (pemisahan), transition (peralihan), incorperation

(penggabungan) (Gennep, 1909). Kondisi saat ini merupakan tahap

separation yang membuat kita mulai berbeda dengan kebiasaan kita

sebelumnya. Dalam pandangan Gennep, proses peralihan itu merubah seseorang menjadi lebih dewasa. Maka pandemi Covid-19 harus dimaknai sebagai proses pendewasaan kita menjadi lebih baik lagi dalam menjaga hubungan kita dengan alam. Bahkan menjaga jarak dengan orang lain terutama dengan orang yang kita cintai perlu dilakukan, agar kita dapat merasakan betapa pentingnya orang lain untuk kita. (Zizek, 2020)

b. Solusi Penangan Covid-19 dalam konteks hubungan sosial

Pandemi Covid-19 memberikan dampak bagi seluruh negara di dunia. Oleh sebab itu, penanggulannya juga harus melibatkan masyarakat global.

(41)

Solusi yang diberikan dalam konteks hubungan sosial yakni; 1) menerapkan physical distancing bukan social distancing, 2) mengoptimalkan peran teknologi komunikasi, 3) mengkampanyekan social engagment, 4) membangkitkan trust masyarakat terhadap pemerintah, dan 5) membangkitkan optimisme. (Masrul et al., 2020)

E. Kerangka Pikir

Kerangka pikir atau kerangka teoritik merupakan landasan dari keseluruhan proses penelitian. Kerangka berfikir mengembangkan teori yang telah disusun dan menguraikan dan menjelaskan hubungan-hubungan yang terjadi antara variabel yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka pikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis antar variabel yang akan diteliti. Tinjauan pustaka menyajikan suatu dasar untuk membentuk kerangka teoritik atau kerangka pikir peneliti, sedangkan kerangka teoritik menjadi dasar untuk membuat hipotesis. Kerangka teoritik menjelaskan hubungan antar variabel dan menjelaskan teori yang melandasi hubungan-hubungan tersebut serta menjelaskan kerakteristik, arah dari

hubungan-hubungan yang terjadi. Kerangka teoritik yang baik

mengidentifikasi serta menentukan variabel-variabel yang relevan dengan masalah penelitian yang telah dirumuskan. (Barlian, 2018)

Peranan E-Government dalam pelayanan publik sangat dibutuhkan sebab mempermudah komunikasi antara pemerintah dan masyarakat.

(42)

Pelayanan pemerintahan ditengah pandemi Covid-19 sangat menyulitkan pemerintahan dalam memberikan pelayanan yang maksimal oleh sebab itu, Teknologi informasi dan komunikasi melalui Penerapan E-Government memberikan kemudahan pelayanan pemerintahan dalam melayani setiap kebutuhan masyarakat di tengah Covid-19.

Jadi dengan demikian kerangka pikir adalah sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan penlitian yang akan dilakukan maka bentuk kerangka berfikir penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

F. Fokus Penelitian

Dalam hal ini peneliti ini ingin mengetahui bagaimana Elemen Sukses Penerapan E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar.

Suksesnya Penerapan E-Government di Dinas kependudukan dan Catatan Sipil pada era Covid-19 di Kota Makassar

Elemen Sukses Penerapan E-Gov (Indrajit,2004)

1. Support

2. Capacity (Sumber Daya) 3. Value (Manfaat)

Elemen Sukses Penerapan E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil pada era Covid-19 di Kota Makassar

(43)

G. Deskripsi Fokus Penelitian

Adapun deskripsi penelitian ini, Pemerintah dalam menyukseskan penerapan E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar pada era Covid-19 perlu Memperhatikan Elemen Sukses Penerapan

E-Government Sehingga Penerapan E-Government yang Sukses akan

memberikan dampak yang baik dalam sektor pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil pada era Covid-19 di Kota Makassar

Adapun Elemen Sukses dalam Menerapkan E-Government:

1. Support

a. Adanya Kemauan Pemimpin Menerapkan E-Government, Yaitu adanya kemauan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar menerapkan E-Government dalam memberikan pelayanan publik

b. Adanya Aturan yang Mengatur Penerapan E-Government, Yaitu adanya aturan yang mendukung penerapan E-Government di instansi Pemerintahan.

2. Capacity (Sumber Daya)

a. Ketersedian Sumber Daya Finansial, Yaitu adanya sumber finansial yang mendukung dalam penerapan E-Government.

b. Ketersediaan Infrastruktur Teknologi Informasi, Yaitu memastikan tersedianya insfrastruktur Teknologi Informasi yang menjadi kebutuhan utama dalam penerapan E-Government itu sendiri.

(44)

c. Ketersediaan Sumber Daya Manusia yang memiliki kompetensi, Yaitu ada nya Sumber Daya Manusia yang memiliki kompetensi dan pengalaman di bidang Teknologi Informasi yang dimana akan menjadi pelaksana dalam penerapan E-Government

3. Value (Manfaat)

a. Manfaat yang dirasakan oleh pemerintah, Yaitu manfaat yang di dapatkan oleh pemerintah dalam menerapkan E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar itu sendiri.

b. Manfaat yang dirasakan oleh Masyarakat, Yaitu manfaat yang di dapatkan oleh masyarakat sebagai penerima pelayanan online oleh instansi pemerintahan.

(45)

32 BAB III

METODE PENELTIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan kurang lebih selama 2 bulan setelah seminar proposal hingga data yang diperoleh peneliti dapat sesuai dengan yang dibutuhkan.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar. Penulis memilih lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa lokasi penelitian ini relevan dengan persoalan yang akan diteliti. Mengingat pula lokasi ini tempat dimana masyarakat berkumpul untuk mendapatkan pelayanan publik oleh sebab itu alasan kami mengambil lokasi yang sesuai dengan judul yang akan diteliti.

B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, adalah penelitian untuk menjawab sebuah permasalahan secara mendalam konteks dan situasi yang bersangkutan, dilakukan secara wajar dan alami sesuai dengan kondisi objektif dilapangan. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar focus penelitian sesuai dengan fakta dilapangan. (Sugiyono, 2012)

Menurut Denzin & Lincoln (1994) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud

(46)

manafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Erickson (1968) menyatakan bahwa penelitian kualiatatif berusaha untuk menemukan dan menggambarkan secara naratif kegiatan yang dilakukan dan dampak dari Tindakan yang dilakukan terhadap kehidupan mereka. (Anggito & Setiawan, 2018)

2. Tipe penelitian

Tipe penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif kualitatif penelitian ini menggambarkan kejadian secara umum mengenai masalah yang diteiliti yaitu :

Bagaimana Elemen Sukses Penerapan E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil pada era Covid-19 di Kota Makassar.

C. Sumber Data 1. Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek peneletian atau orang yang kita jadikan sarana mendapatkan informasia taupun data.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder ini adalah data yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku-buku dan bacaan yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian.

(47)

D. Informan Penetian

Informan penelitian ini ditentukan secara purposive sampling yaitu dipilih secara sengaja yang di anggap memahami dan mentahui data, informasi dan fakta untuk dilakukan wawancara, baik dari pihak Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Makassar maupun dari Masyarakat sesuai dengan lokasi penelitian.

Tabel 3.1. Informan Penelitian

No. Nama Inisial Jabatan

1. Chaidir, S.STP., M.Si

CH Sekretaris Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil Kota Makassar

2. Dewi DW Operator/Staf Pelayanan

3. Cindy CN Operator/Staf Pelayanan

4. Yunita Rahman YR Masyarakat

5 Nurhayati NR Masyarakat

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif yang memungkinkan diperoleh data detail dengan waktu yang relatif lama. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian mendapatkan data. Berikut ini teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penitian ini :

(48)

1. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan pencacatan yang sistematis terhadap masalah-masalah yang terkait dengan Elemen Sukses Penerapan E-Government di Disdukcapil pada era Covid-19 di Kota Makassar

2. Wawancara

Teknik ini dilakukan melalui pertemuan langsung untuk bertukar informasi ataupun ide melalui tanya jawab secara lisan dan mendalam terhadap informan penelitian yang diambil sebagai sampel yang dianggap dapat memberikan informasi yang akurat dan relevan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen biasa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang dan sebagai bentuk lampiran proses penagambilan data maupun untuk menginput data.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif, dengan melakukan analisis data secara intensif terhadap data yang diperoleh di lapangan berupa kata-kata. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis data sesuai dengan prosedur dengan tahap-tahap sebagai berikut:

(49)

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan merupakan pemilihan data dan pemusatan perhatian kepada data-data yang betul-betul dibutuhkan sebagai data utama dan juga data yang sifatnya hanya pelengkap saja. Data yang diperoleh dari lokasi penelitian atau data lapangan dituangkan dalam uraian atau laporan yang lengkap dan terperinci. Laporan lapangan direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, dan difokuskan pada hal-hal yang penting.

2. Penyajian Data

Penyajian data yang telah diperoleh dari lapangan terkait dengan seluruh permasalahan penelitian dipilah antara mana yang dibutuhkan dengan mana yang tidak, lalu dikelompokkan, kemudian diberikan batasan masalah.

3. Penarikan Kesimpulan

Setelah melakukan penyajian data maka kesimpulan awal dapat dilakukan. Penarikan kesimpulan ini juga dilakukan selama penelitian berlangsung. Sejak awal kelapangan serta dalam proses pengumpulan data peneliti berusaha melakukan analisis dan mencari makna dari yang telah disimpulkan.

(50)

G. Keabsahan Data

Pada tahap ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi, dimana triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Macam-macam teknik triangulasi, menurut Sugiyono (sinatriyo:2019):

1. Triangulasi Sumber data

Triangulasi sumber adalah triangulasi yang digunakan untuk menguji data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini peneliti dapat membandingkan hasil pengamatan, wawancara, dengan dokumen-dokumen yang ada, ataupun membandingkan hasil wawancara dari informan (data primer) dengan buku bacaan yang berkaitan dengan penelitian (data sekunder).

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik adalah triangulasi yang digunakan untuk menguji data dengan cara mengecek data yang sama namun dengan teknik yang berbeda. Dalam hal ini data yang diperoleh dengan teknik wawancara lalu dilakukan pengecekan dengan teknik observasi ataupun dokumen.

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu adalah triangulasi yang sering mempengaruhi data. Untuk mendapatkan data yang lebih valid, peneliti bisa melakukan pengecekan atau pengamatan tidak hanya satu kali dan dengan berbagai cara. Dalam hal ini

(51)

peneliti bisa melakukan pengamatan pada saat di pagi hari saat informan masih dalam keadaan segar dan melakukan pengamatan kembali pada saat observasi untuk mendapatkan data yang lebih valid dan memastikan data yang di peroleh tidak berbeda dari waktu ke waktu.

(52)

39 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian

Pada bab ini peneliti akan memberikan gambaran umum tentang lokasi penelitian dan bagaimana Elemen Sukses Penerapan E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil pada era Covid-19 di Kota Makassar. Gambaran umum Kota Makassar mencakup kondisi fisik serta wilayah dan Kependudukan Kota Makassar.

1. Gambaran Umum Kota Makassar

Kota Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang dari 1971 hingga 1999 secara resmi dikenal sebagai Ujung Pandang. Kota Makassar adalah salah satu kota metropolitan di Indonesia dan sekaligus Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan. Kota Makassar merupakan Kota terbesar keempat di Indonesia dan Terbesar di Kawasan Timur Indonesia.

Secara administratif Kota Makassar terbagi atas 15 kecamatan dan 153 Kelurahan dengan luas wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 Km Persegi. Diantara 15 kecamatan tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan dengan pantai yaitu Kecamatan tamalate, Kecamatan Mariso, Kecamatan Wajo, Kecamatan Ujung Tanah, Kecamatan Tamalanrea dan Kecamatan Biringkanaya. (Makassar, 2019)

Batas-Batas Administrasi Kota Makassar :

(53)

 Batas Timur : Kabupaten Maros

 Batas Selatan : Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar

 Batas Barat : Selat Makassar

Bagian Utara Kota Terdiri atas :

 Kecamatan Biringkanaya

 Kecamatan Tamalanrea

 Kecamatan Tallo, dan

 Kecamatan Ujung Tanah.

Bagian Selatan Kota Terdiri atas :

 Kecamatan Tamalatea, dan

 Kecamatan Rappocini.

Bagian Timur terdiri atas :

 Kecamatan Manggala, dan

 Kecamatan Panakkukang

Bagian Barat terdiri atas :

 Kecamatan Wajo

 Kecamatan Bontoala

 Kecamatan Ujung Pandang

 Kecamatan Makassar

(54)

 Kecamatan Mamajang, dan

 Kecamatan Mariso.

Batas – Batas Kota Makassar

 Batas Utara : Kabupaten Maros

 Batas Timur : Kabupaten Maros

 Batas Selatan : Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar

 Batas Barat : Selat Makassar.

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Kota Makassar

No. Kecamatan 2019 Jumlah Jumlah Penduduk Laki-Laki Perempuan 1. Mariso 30.609 29.890 60.499 2. Mamajang 102.129 31.323 61.452 3. Tamalate 102.129 103.413 205.541 4. Rappocini 82.162 87.959 170.121 5. Makassar 42.553 42.962 85.515 6. Ujung Pandang 13.716 15.338 29.054 7. Wajo 15.470 15.983 31.453 8. Bontoala 27.886 29.311 57.191 9. Ujung Tanah 18.037 17.947 35.984 10. Sangkarang 7.239 7.027 14.531 11. Tallo 70.303 70.027 140.330 12. Panakukang 73.971 75.693 149.664 13. Manggala 75.094 74.393 149.487 14. Biringkanaya 110.138 110.318 220.456 15. Tamalanrea 56.533 59.310 115.843 Jumlah 755.968 770.709 1.526.677

(55)

Jumlah Penduduk Kota Makassar Berdasarkan Proyeksi tahun 2019 Sebanyak 1.526.677 yang dimana terdiri atas 755.968 penduduk Laki-Laki dan 770.709 Penduduk Perempuan yang terbagi di 15 Kecamatan di seluruh Kota Makassar. (Badan Pusat Statistik Kota Makassar, 2020)

2. Gambaran Khusus Lokasi Penelitian

Secara Khusus Lokasi Penelitian ini berada di jalan. Sultan Alauddin No. 295, Kelurahan Gunung Sari, Kecamatan Rappocini Kota Makassar. Tepat di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar.

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar merupakan salah satu Instansi Pemerintahan di Kota Makassar yang menyelenggarakan Pelayanan Kependudukan dan Catatan Sipil sebagai unsur pelaksana Kementerian dalam Negeri.

(56)

STRUKTUR ORGANISASI

DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA MAKASSAR KEPALA DINAS

Dr. ARYATI PUSPASARI ABADY, S.PI.,M.Si

SEKERTARIS CHAIDIR, S.STP.,M.Si

KASUBAG. KEUANGAN IRWANDI, SE., MM

KASUBAG UMUM & KEPEGAWAIAN

SITTI AMINULLAH, SE

KASUBAG. PERENCANAAN MULIATI, SE., M.AP

KABID PENGELOLAAN INFORMASI ADMINISTRASI

KEPENDUDUKAMN ANASTA TRUBAYA SAKTI, SE

KABID PEMANFAATAN DATA DAN INFORMASI PELAYANAN H. ERWIN ABBAS, S.Sos., M.Si BIDANG PELAYANAN

PENCACATAN SIPIL

Drs. Y.SITURU, M.Si

BIDANG PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK Dra. MELYANA ZUMBRIANA,

MM

SEKSI SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

ABDUL RAHMAN, S. Sos

SEKSI KERJA SAMA

HAERATI, ST

SEKSI PENGOLAHAN DATA PENYAJIAN DATA KEPENDUDUKAN

ANDI HAERULLAH, S.Sos

KASI PEMANFAATAN DATA & DOKUMEN KEPENDUDUKAN SUKMAWATY, S.Sos., M.Si

SEKSI TATA KELOLA DAN SDM TEKNOLOGI INFORMASI &

KOMUNIKASI ANDI AITA MASYITA, S.Sos

KASI INOVASI PELAYANAN

INDRAWATY SEMMAING, S.IP., M.AP

SEKSI KELAHIRAN

MADA SERI PALAMBA, S.Sos

SEKSI PERKAWINAN DAN PERCERAIAN

YOHANA REMBANG, BSc KASI IDENTITAS

PENDUDUK

NURHIDAYAT, SH

KASI PINDAH PENDUDUK

Hj. SANIMBARE, SE

SEKSI PERUBAHAN STATUS ANAK, PEWARGANEGARAAN

DAN KEMATIAN

BETTY JANE, S.Sos

KASI PENDAFTARAN PENDUDUK

Dra. FARDIAH AZIZ P

UPTD

Dra. Hj. GUSNI, MM

Gambar

Tabel 3.1 Informan Penelitian  ...........................................................................
Gambar 2.1 Kerangka Pikir.  ...........................................................................
Gambar 2.1. Kerangka Pikir
Tabel 3.1. Informan Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

Rendahnya kualitas pelayanan publik yang terjadi akhir-akhir ini merupakan salah satu sorotan yang diarahkan pada pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada.. Hal ini

Keterbukaan proses penyelenggaraan pelayanan publik dalam memberikan pelayanan pembuatan KTP, Akta dan KK di Kabupaten Mesuji, dalam pengurusan administrasi

Dalam sebuah pemerintahan diperlukan manajemen atau pengelolaan yang baik terutama dalam bentuk pelayanan publik. Hal ini dikarenakan semakin kompleks masyarakat,

Sejak tahun 2018 sampai dengan saat ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung meluncurkan inovasi berbasis teknologi informasi, melakukan pelayanan

pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Catatan sipil Kota Sorong perlu ditingkatkan dengan jalan memberikan pembinaan secara moral tentang pentingnya pemahaman

Pada era teknologi seperti sekarang ini sebuah website berupa system informasi dapat memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap suatu instansi pemerintahan

Yang kesemuanya memiliki tujuan yang sama yakni untuk memberikan pelayanan publik yang baik kepada seluruh lapisan masyarakat Kota Makassar agar mereka dapat

Berdasarkan uraian pada bab- bab sebelumnya, maka penulis memberikan kesimpulaan bahwa penerapan inovasi pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil