LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas mengenai Tinjauan Umum terkait Radar secara umum. Dilanjutkan dengan pengertian filter, seperti jenis-jenis filter dan bentuk pola pada mikrostrip. Selanjutnya yaitu membahas mengenai studi literatur yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan filter ini. Kemudian membahas mengenai metode-metode pendekatan (aproksimasi) yang dilakukan untuk mendapatkan bentuk aproksimatif dari perancangan sebuah filter yang dikehendaki. Pembahasan selanjutnya mengenai Bandstop Filter dengan karakteristik ideal, hal ini dilakukan karena fungsi filter ideal sangat sulit atau tidak mungkin untuk didapatkan. Selanjutnya dengan perhitungan impedansi gelombang yaitu teori dan perhitungan yang akan digunakan dalam perancangan filter secara keseluruhan, dan yang terakhir dijelaskan mengenai resonator dengan bentuk L resonator.
2.1 Radar
Radar atau Radio detection and Raging adalah suatu sistem gelombang elektromagnetik yang berguna mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca. Panjang gelombang yang dipancarkan radar bervariasi mulai dari millimeter hingga meter. Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari suatu benda tertentu akan ditangkap oleh radar. Dengan menganalisis sinyal yang dipantulkan tersebut, pemantul sinyal dapat ditentukan lokasinya dan melalui analisis lebih lanjut dari sinyal yang dipantulkan dapat juga
ditentukan jenisnya. Meskipun sinyal yang diterima relatif lemah/kecil, namun radio sinyal tersebut dapat dideteksi dan diperkuat oleh penerima radar. [12][11]
Gelombang yang dipancarkan radar berupa gelombang radio dan gelombang mikro yang dipancarkan ke seluruh permukaan bumi dan pantulannya terdeteksi oleh sistem radar yang selanjutnya digunakan untuk mendeteksi objek.
2.1.1 Sejarah Singkat Radar
Sejarah singkat radar dimulai pada tahun 1865 seorang ahli fisika bernama James Clerk Maxwell mengembangkan dasar dasar teori tentang elektromagnetik, setahun kemudian seorang ahli fisika bernama Heinrich Rudolf Hertz berhail membuktikan teori Maxwell mengenai gelombang elektromagnetik dengan menemukan gelombang elektromagnetik itu sendiri. Pada Tahun 1904 pendeteksian keberadaan suatu benda dengan menggunakan gelombang elektromagnetik pertama diterapkan oleh Christian Hulsmeyer dengan diperlihatkan kemampuan mendeteksi kehadiran suatu kapal pada cuaca yang berkabut tebal, namun saat itu belum sampai mengetahui jarak kapal.
Pada tahun 1921 Albert Wallace Hull menemukan magneton sebagai tabung pemancar sinyal/transmitter yang efisien. Kemudian transmitter berhasil ditempatkan pada kapal kayu dan pesawat terbang untuk pertama kalinya secara berturut-turut oleh A. H. Taylor dan L. C. Young pada tahun 1922 dan L. A. Hyland dari Laboratorium Riset kelautan Amerika Serikat pada tahun 1930. Istilah radar sendiri pertama kali digunakan pada tahun 1941, menggantikan istilah dari singkatan Inggris RDF (Radio Directon Finding), namun perkembangan radar itu sendiri sudah mulai banyak dikembangkan sebelum Perang Dunia II oleh ilmuwan dari Amerika, Jerman, Prancis dan Inggris. Dari
sekian banyak ilmuwan, yang paling berperan penting dalam pengembangan radar adalah Robert Watson-Watt asal Skotlandia, yang mulai melakukan penelitiannya mengenai cikal bakal radar pada tahun 1915. Pada tahun 1920-an, ia bergabung dengan bagian radio National Physical Laboratory. Di tempat ini, ia mempelajari dan mengembangkan peralatan navigasi dan juga menara radio. Watson-Watt menjadi salah satu orang yang ditunjuk dan diberikan kebebasan penuh oleh Kementrian Udara dan Kementrian Produksi Pesawat Terbang untuk mengembangkan radar. Watson-Watt kemudian menciptakan radar yang dapat mendeteksi pesawat terbang yang sedang mendekat dari jarak 40 mil (sekitar 64 km). Dua tahun berikutnya, Inggris memiliki jaringan stasiun radar yang berfungsi untuk melindungi pantainya. Pada awalnya, radar memiliki kekurangan, yakni gelombang elektromagnetik yang dipancarkannya terpancar di dalam gelombang yang tidak terputus-putus. Hal ini menyebabkan radar mampu mendeteksi kehadiran suatu benda, namun tidak pada lokasi yang tepat. Terobosan pun akhirnya terjadi pada tahun 1936 dengan pengembangan radar berdenyut (pulsed). Dengan radar ini, sinyal diputus secara berirama sehingga memungkinkan untuk mengukur antara gema untuk mengetahui kecepatan dan arah yang tepat mengenai target. Pada tahun 1939 dengan ditemukannya pemancar gelombang mikro berkekuatan tinggi . Keunggulan dari pemancar ini adalah ketepatannya dalam mendeteksi keberadaan sasaran, tidak peduli dalam keadaan cuaca apapun. Keunggulan lainnya adalah bahwa gelombang ini dapat ditangkap menggunakan antena yang lebih kecil, sehingga radar dapat dipasang di pesawat terbang dan benda-benda lainnya. Hal ini yang pada akhirnya membuat Inggris menjadi lebih unggul dibandingkan negara-negara lainnya di dunia. Pada
tahun-tahun berikutnya, sistem radar berkembang lebih pesat lagi, baik dalam hal tingkat resolusi dan portabilitas yang lebih tinggi, maupun dalam hal peningkatan kemampuan sistem radar itu sendiri sebagai pertahanan militer.[12]
2.1.2 Panjang Gelombang dan Frekuensi
Besar kecilnya panjang gelombang elektromagnetik mempengaruhi terhadap penetrasi gelombang tersebut pada objek di permukaan bumi. Semakin besar panjang gelombang yang digunakan, maka semakin kuat daya penetrasi gelombang yang akan diguanakan tersebut.
Panjang gelombang dikelompokan berdasarkan band-band, selain itu untuk setiap aplikasi radar, panjang gelombang tergantung pada penggunaan aplikasi tersebut. Rentang frekuensi radar berkisar 300 MHz – 30 GHz.
Tabel 2.1 : Klasifikasi Panjang Gelombang dan Frekuensi Radar[12]
Band Panjang Gelombang (cm) Frekuensi (MHz)
Ka 0,8 – 1,1 40.000 – 26.500 K 1,1 – 1,7 26.500 – 18.000 Ku 1,7 – 2,4 18.000 – 12.500 X 2,4 - 3,8 12.500 – 8.000 C 3,8 – 7,5 8.000 – 4.000 S 7,5 – 15,0 4.000 – 2.000 L 15,0 – 30,0 2.000 – 1.000 P 30,0 – 100,0 1.000 – 300
Tabel 2.2 : Aplikasi Pada Gelombang Radar [11][3]
Band Panjang Gelombang
(cm)
Frekuensi (GHz)
Aplikasi
X 2,4 – 3,8 12,5 – 8 Militer dan survey pemetaan
C 3,8 – 7,5 8 – 4 Pada Radar ruang angkasa
seperti ERS1 dan RADARSAT
S 7,5 – 15 4 – 2 Pada sistem Almaz
L 15 – 30 2 – 1 Pada SEASAT dan JERS1
P 30 - 100 0,3 – 0,001 USA JPL – AirSAR
2.2 Filter
Filter adalah salah satu dari rangkaian terpenting yang ada dalam sistem telekomunikasi tanpa kabel. Filter bertugas untuk memilih, sinyal mana yang akan diambil untuk diproses lebih lanjut, dan sinyal yang mana akan dibuang. Di dalam elektronika frekuensi rendah, diperkenalkan filter lolos bawah LPF (low pass filter) yang mempunyai tugas besar, yaitu mereduksi (menghilangkan) derau (noise) yang mengkontaminasi sinyal. Metode ini muncul dikarenakan sinyal-sinyal derau yang berbentuk zig-zag tidak beraturan yang bervariasi sangat cepat, yang mengindikasikan sinyal derau ini memiliki frekuensi yang sangat tinggi. [6]
Filter dapat berupa rangkaian pasif maupun aktif yang ditempatkan pada perangkat telekomunikasi yang menggunakan sebuah gelombang radio didalam perambatannya atau biasa disebut sistem komunikasi radio. Filter memainkan peranan yang penting dalam pemrosesan data. Di dalam teknik telekomunikasi, filter memilih sinyal terima / pancar yang diinginkan dengan membuang sinyal lainnya. Sebagai contoh Filter bandstop memiliki karakteristik membuang sinyal
dalam rentang frekuensi antara f1 dan f2 atau dapat dikatakan Bandstop filter merupakan kebalikan dari Bandpass filter. Filter digunakan untuk memisahkan atau menggabungkan frekuensi yang berbeda. Pita spektrum elektromagnetik adalah sumber yang terbatas (resource) dan harus dibagi. Filter digunakan untuk memilih atau membatasi sinyal RF (Radio frequency) atau gelombang mikro ini dalam batas spektral telah disepakati. Dalam pengaplikasian sebuah filter dalam telekomunikasi maka diharapkan filter yang dibuat memiliki performansi yang tinggi, dengan rentang frekuensi yang mendekati keinginan, ringan, kecil serta berbiaya murah. Filter dapat difabrikasi dari berbagai macam teknologi, seperti komponen diskrete (L dan C), atau dengan menggunakan saluran transmisi seperti kabel koaksial, waveguide ataupun dengan saluran transmisi planar, seperti saluran transmisi koplanar ataupun saluran transmisi mikrostrip.
2.2.1 Jenis-jenis Filter
Jenis jenis filter dalam dunia telekomunikasi antara lain Low pas Filter, HPF (high pass Filter), Bandpass filter dan Bandstop filter atau Band rejected filter.
a. Low Pass Filter
Filter yang hanya melewatkan frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi fc (frekuensi cut off). Filter LPF ini memiliki karakteristik yang kuat. Pada wilayah lolos, yaitu pada interval frekuensi 0 sampai suatu batas frekuensi tertentu (frekuensi cut-off wc) seluruh sinyal
akan diteruskan, sedangkan mulai frekuensi cut-off sampai tak terhingga, seluruh sinyal akan tertolak.[1]
Gambar 2.1 : Lowpass Filter
b. High Pass Filter
Filter yang melewati frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi fc (frekuensi cutoff) dan menahan frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off atau mengurangi amplitudo frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off . Nilai-nilai pengurangan untuk frekuensi berbeda-beda untuk tiap-tiap filter. Filter ini merupakan kebalikan dari filter Lowpass Filter.
Gambar 2.2 : HighPass filter c. Band Pass Filter
filter dengan karakteristik yaitu meloloskan frekuensi antara f1 dan f2 dan menekan serendah-rendahnya frekuensi dibawah f1 (<f1) dan frekuensi diatas f2 (>f2). Frekuensi yang diloloskan f1 < f < f2. secara ideal memiliki respon meloloskan frekuensi tengah f1 dan f2 dengan
low pass
0 fc
gain
penguatan sebesar 1 kali (0 dB) dan menekan frekuensi dibawah dan diatas f1 selanjutnya frekuensi dibawah dan diatas f2 sampai dengan mendekati nol (- dB).[6] 1 0 Gain Frekuensi f1 f2
Gambar 2.3 : Bandpass filter
d. Bandstop filter
Merupakan kebalikan dari Bandpass filter yaitu menolak frekuensi dalam rentang frekuensi f1 dan f2. Dan meloloskan frekuensi dibawah frekuensi f1 (<f1) dan diatas f2 (>f2). Secara ideal sebuah filter memiliki sifat menolak frekuensi tengah f1 dan f2 dengan mendekati nol (- dB) dan meloloskan frekuensi dibawah f1 dan diatas 2 selanjutnya frekuensi dibawah dan diatas f2.
Gambar 2.4 : Bandstop filter
Uraian lebih lanjut terkait Bandstop filter akan dibahas pada sub bab berikutnya.
2.3 Bandstop Filter
Salah satu jenis filter yang banyak digunakan dalam teknologi radar adalah bandstop filter. Filter Bandstop adalah sebuah rangkaian elektronika yang berfungsi menahan sinyal dengan range frekuensi diatas fL dan di bawah rang
frekuensi fH. Filter jenis bandstops filter memiliki sifat menolak atau menahan
serendah-rendahnya frekuensi fL < f < fH, dan meloloskan frekuensi dibawah fL (f
< fL) dan diatas fH (fH>f).
Pada Gambar 2.5 dapat dilihat bahwa sebuah rangkaian Bandstop filter secara ideal memiliki respon menahan/menolak frekuensi tengah f1 dan f2 dengan mendekati nol (- dB) dan meloloskan frekuensi dibawah f1 dan diatas 2 selanjutnya frekuensi dibawah dan diatas f2 . Didalam realitanya filter yang dibuat tidak akan bisa memiliki respon sesuai dengan filter ideal, maka diberikanlah toleransi seperti ditunjukkan pada Gambar 2.6 dibawah ini.
Gambar 2.6 : Toleransi yang diberikan pada Bandstop Filter
Toleransi yang diberikan pada sebuah Bandstop filter ditunjukkan dengan garis putus-putus pada Gambar 2.6 Sehingga dengan toleransi tersebut, sebuah Bandstops filter akan dapat memiliki respon frekuensi dengan pendekatan filter ideal yang berbeda antara filter satu dengan yang lainnya. Maka muncullah beberapa teori yang berkaitan dengan pendekatan Bandstop filter yang memiliki respon frekuensi yang berbeda-beda.
2.4 Studi Literatur
Studi literatur adalah mencari referensi teori yang sesuai dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Literatur tersebut berisi tentang Judul
gain
f1 f2
0
frekuensi fc
Literatur, Masalah, Metodologi Penelitian, dan Hasil Penelitian. Hasil dari studi literatur ini adalah terkorelasinya referensi yang sesuai dengan perumusan masalah. Tujuannya adalah untuk memperkuat permasalahan serta sebagai dasar teori dalam melakukan studi dan juga menjadi dasar untuk melakukan sebuah penelitian. Pada saat dilakukan studi literatur ini jurnal yang digunakan merupakan jurnal nasional maupun jurnal internasional untuk memperkuat dasar teori dan sebagai pegangan dalam melakukan penelitian. Berikut adalah beberapa referensi untuk dijadikan bahan untuk melakukan penelitian:
Tabel 2.3 : Studi Literatur
Keterangan Judul Penelitian Masalah Metodologi Penelitian Hasil
Penelitian I
Compact Band-Stop Filter for X-Band Transceiver in Radar
Aplication [4]
- Bagaimana membuat perancangan Band stop filter pada frekuensi Xband (8-12 GHz)
yang dapat diaplikasikan dalam teknologi radar? - Perbandingan filter Band-Stop
dari beberapa rancangan termasuk yang diusulkan yaitu
rancangan dengan 2 pasang panah
melakukan perhitungan dan selanjutnya perancangan dari beberapa design untuk
dilakukan pengujian-pengujian microstrip. Microstrip yang digunakan RT/Duroid 5880 dengan software HFSS
mendapatkan bandstop filter sangat baik dengan respon
antara 8.22 – 11.82 GHz, sehingga lebar pita yang diinginkan dicapai yaitu dengan nilai S11 dan nilai S21
faktor refleksi dibawah -40.
Penelitian II
Design and Implemention of very
compact bandstop filter with petal shaped stub for radar
applications
- Bagaimana membuat perancangan Band stop filter pada frekuensi Xband (8-12 Ghz)
dengan T Petal-Shaped Stub untuk aplikasi Radar - Bagaimana Membuat prototype
filter dengan Microstrip Rogers RT/Duroid 5880 dengan ukuran
10×15 mm2
Melakukan analisa dan perbandingan antar hasil pengukuran dan
simulasi dengan mendesain microstrip
bandstop filter dan melakukan perhitungan
serta pengujian-pengujian microstrip.
Perancangan bandstop filter dengan karakteristik memanjang 8,02-12,05 GHz dengan kerugian penyisipan yang lebih besar dari 20 dB dan
kembali kerugian yang kurang dari 0,5 dB di tengah kisaran frekuensi Band-stop sehingga hasilnya mendekati dengan
spesifikasi filter yang diinginkan
Keterangan Judul Penelitian Masalah Metodologi Penelitian Hasil
Penelitian III
Novel Design of UWB Band-stop filter (BSF)
Based on Koch Fractal Structure
- Bagaimana membuat bandstop filter pada frekuensi 3.1 sampai 10.6 Ghz untuk aplikasi wireless sehingga didapat filter yang
diinginkan?
Merancang microstrip dengan melakukan
perhitungan dan membuat beberapa design filter untuk dilakukan simulasi dan
dibandingkan dengan pengukuran. Material
yang digunakan RT/Duroid 5880
Perancangan bsf dengan karakteristik kontrol sesuai dengan tujuan, design, dan dapat ter-implementasi menggunakan fractal resonator
dengan hasil pita yang lebar yaitu 3,1 GHz sampai 10,6 GHz dengan insertion loss lebih dari 45 dB dan return loss
kurang dari 0,5 dB
Penelitian IV
Very compact broad band-stop filter using periodic L-shaped
stubs based on self-complementary structure for X-band
application
Bagaimana membuat filter Bandstop untuk aplikasi dalam range frekuensi X-band dengan
metode L shaped
melakukan perhitungan terlebih dahulu untuk
mendapat nilai nilai yang dibutuhkan, kemudian menentukan
bentuk dan metode untuk design microstrip
untuk dilakukan simulasi simulasi, setelah didapat nilai yang diinginkan maka
microstrip dibuat dan dilakukan pengukuran.
Microstrip yang digunakan adalah Roger RT/Duroid 5880 dengan software HFSS
Perancangan bandstop filter dengan karakteristik yang sudah sesuai keinginan dan
dapat diimplementasikan dengan range respon filternya
8,22 GHz sampai 11,82 GHz dengan insertion loss dibawah
-30 dB dan return loss nya mendekati 0 dB
Penelitian V
Compact bandstop filter using
coupled-line section
Bagaimana membuat prototype filter bandstop dengan metode sepasang garis (coupled-line)
dengan fo 5 ghz? Melakukan Perancangan microstrip BSF dengan metode coupled-line, setelah dilakukan perhitungan nilai-nilai parameter dandesign microstrip sesuai metode
coupled-line dan lakukan simulasi setelah hasil
simulasi baik, maka dilakukan prabrikasi dan pengukuran.
Perancangan band Stop filter dengan metode coupled-line menghasilkan nilai pengukuran
3,25 GHz sampai 6.87 GHz dimana return loss lebih kecil
2.4.1 Literatur Pertama
Judul Penelitian : Compact Band-Stop filter for X-Band Transceiver in
Radar Applications ( Mohammad Pourbagher, Nasser Ojaroudi, Changiz Ghobadi, dan Javad Nourinia;2015 ) [7]
Pada jurnal ini, sebuah bandstop filter dirancang dengan menggunakan metode yang digunakan yaitu metode arrow-shaped structure (struktur panah) sehingga frekuensi cut off dapat diatur dengan mengatur nilai yang tepat sesuai struktur panahnya. Beberapa design dibuat dan dirancang sehingga didapatkan nilai maksimal. Design yang dibuat adalah dengan menggunakan resonator square (kotak) tanpa panah didalamnya, dengan dua panah didalamnya dan dengan menggunakan empat panah didalamnya yang saling berhadapan.
Gambar 2.7 : Bentuk design Bandstop filter (a) design pertama dengan
kotak (b) desin kedua dengan dua panah berhadapan (c) design dengan empat buah panah
Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan frekuensi 8 sampai 12 GHz dengan menggunakan substrat RT/Duroid 5880 dengan ukuran microstrip
. Penelitian ini diawali dengan melakukan perhitungan-perhitungan sehingga didapat nilai-nilai yang digunakan untuk membuat filter. Hasil perhitungan dapat diliat pada Table 2.4 di bawah ini :
Tabel 2.4 : Parameter nilai Akhir [7] W sub Lsub hsub Ws
15 mm 10 mm 0.635 mm 7.2 mm Ls Wf Lf WR 3.15 mm 3.9 mm 0.9 mm 5.5 mm LR W L W1 5.5 mm 2.3 mm 2.25 mm 1.05 mm L1 W2 L2 d 1.05 mm 0.9 mm 0.75 mm 4.55 mm
Setelah itu dilakukan simulasi-simulasi dari beberapa rancangan yang telah dibuat dan didapat nilai maksimal untuk rancangan filter dengan empat panah.
Gambar 2.8 : Filter yang dirancang untuk dibuat (a) side view (b) top view
Setelah didapat nilai maksimal, selanjutnya adalah proses fabrikasi dengan proses photo etching yang diharapkan menghasilkan performasi filter bandstop yang terbaik. Kendala pada penelitian ini adalah saat pabrikasi di Indonesia karena ukuran microstrip yang sangat kecil sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan pabrikasi di Indonesia karena belum adanya tempat etching yang dapat melakukan etching denga sangat kecil.
2.4.2 Literatur Kedua
Judul Penelitian : Design and Implemention of very Compact Bandstop
filter with petal shaped stub for Radar Applications (Naseer Ojaroudi, Mohammad Ojaroudi, dan Reza Habibi; 2012 )[8]
Penelitian ini yaitu merancang dan mengoptimalisasikan Bandstop filter untuk aplikasi Radar yang bekerja pada frekuensi 8 GHz sampai12 GHz. Metode yang dilakukan yaitu dengan memilih teknologi microstrip transmission line untuk realisasi filter menggunakan tipe petal shaped resonator. Selanjutnya memilih jenis microstrip yang cocok untuk dibuat prototype dan agar dapat dilakukan perhitungan parameter-parameter yang dibutuhkan. Bahan mikrostrip yang digunakan adalah RT/duroid 5880 dengan ukuran . Langkah berikutnya adalah melakukan perhitungan-perhitungan sesuai dengan nilai-nilai yang dibutuhkandan sesuai karakteristik dari substrat yang akan digunakan.
Tabel 2.5 : Parameter dari hasil perhitungan[8] Parameter mm Parameter mm W(sub) 10 W2 1,85 Wg 6 L4 1,1 Lf 0,9 W5 0,3 L2 2.25 hsub 0,635 W3 1,2 Wf 4,9 L5 2,55 W1 4 Lsub 15 L3 1,3 Lg 7 W4 0,35 L1 0,2 D 4,5
Gambar 2.9 : Filter BSF yang dirancang (a) side view design yang
dirancang (b) Top View
Simulasi dilakukan berkali-kali hingga didapat nilai maksimal. Proses berikutnya adalah pabrikasi dan dilakukan pengukuran. Hasil yang didapat Bandstop filter memiliki karakteristik yang memanjang 8,02 – 12,05 GHz. Simulasi menggunakan software HFSS (High Frequency Structure simulator)
Gambar 2.10 : Hasil simulasi dan Pengukuran 2.4.3 Literatur Ketiga
Judul Penelitian : Novel Design of UWB Band-Stop Filter (BSF) Based
on Koch Fractal Structure (Naseer Ojaroudi, Yaseer Ojaroudi, dan Sajjad Ojaroudi: 2015 )[9]
Penelitian ini yaitu merancang Bandstop filter untuk aplikasi wireless dengan menggunakan geometri Koch Fractal untuk Resonatornya disertai DGS (Defected ground structure). Frekuensi yang digunakan antara 3,1 GHz sampai 10,6 GHz. Mikrostrip yang digunakan adalah RT/Duroid 5880 dengan dimensi . Filter yang dihasilkan akan dapat diintergrasikan ke dalah sistem UWB (Ultra Wideband). Penelitian ini tetap dilakukan perhitungan-perhitungan untuk didapat nilai panjang setiap elemen untuk diaplikasikan ke dalam design.
Tabel 2.6 : Tabel Hasil Perhitungan[9] Parameter Wsub Lsub hsub W
(mm) 15 10 0,635 0,8 Parameter L2 W3 L3 R (mm) 3,4 0,4 1,35 1,4 Parameter L W1 L1 W2 (mm) 0,9 4,75 0,7 0,1 Parameter d W4 d1 W5 (mm) 1,25 0,3 1,25 2,2
Design yang dibuat setelah didapat nilai untuk design tersebut.
Gambar 2.11 : Design Filter dengan Fractal (a) side view (b) top view (c)
Bottom view
Dengan menggunakan DGS maka kemungkinan hasil maksimal akan didapat. Langkah selanjutnya setelah perhitungan dan design maka langkah berikutnya adalah melakukan simulasi-simulasi sampai dapat hasil maksimal. Simulasi dilakukan dengan menggunakan HFSS. Hasil yang
didapat adalah sebuah bandstop dengan pita lebar antara 3,1 GHz sampai 10,6 GHz. Hasil yang didapat dengan insertion loss lebih dari 45 dB dan return loss kurang dari 0.5 dB.
2.4.4 Literatur Keempat
Judul Penelitian : Very Compact Broad Band stop filter using periodic
L-Shaped stubs based on self-complementary structure for X-band application. (R. habibi, Ch. Ghobadi, J. Nourinia, M. ojaroudi, dan N. Ojaroudi)[4]
Penelitian ini adalah merancang sebuah filter Bandstop yang dapat bekerja pada rentang frekuensi X-band. Filter dirancang dengan dimensi kecil yaitu dengan Zin = cte maka impendansi bandwidth menjadi konstan pada rentang frekuensi X-band.
Gambar 2.12 : Geometry filter yang diusulkan (a) Side view (b) Top View
(c) Bottom View
Microstrip didesign dengan konfigurasi dengan apertures di bawah jalur transmisi dengan impendasi tinggi seperti Gambar 2.12. frekuensi cutoff dapat disesuaikan dengan menetapkan nilai - nilai dari elemen filter. Penelitian ini dibuat dengan menggunakan mikrostrip Roger RT/Duroid 5880 dengan ketebalan 0,635 mm dengan konstanta dielektrik 2,2. Nilai akhir dari parameter filter yang dirancang terdapat pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7 : Parameter Nilai Microstrip[4]
Parameter Wsub Lsub Wx W W1 L1
(mm) 15 10 3 3 1.5 3.5
Parameter W2 L2 W3 L3 WS Ls
Parameter Ws1 Ls1 Ws2 Ls2 Ws3 Ws4
(mm) 1.5 1 1.5 2 0.5 0.5
Filter ini dengan masukan dan keluaran 50 Ω, simulasi ini menggunakan software HFSS. Setelah dilakukan design dan simulasi makan filter difabrikasi dan dilakukan pengukuran. Hasil simulasi dan pengukuran ditunjukan pada Gambar 2.13.
Gambar 2.13 : Hasil pengukuran dan simulasi Bandstop filter
Hasil respon dari bandstop filter tersebut mendapatkan hasil frekuensi 8,22 GHz sampai 11,82 GHz, sehingga Bandstop filter dapat dicapai.
2.4.5 Literatur Kelima
Judul Penelitian : Compact Band stop filter using Coupled-line Section
(K. W. Qian dan X. H. Tang) [10]
Penelitian ini merancang sebuah filter Bandstop dengan menggunakan coupled-line resonator. Filter bandstop ini dibuat untuk menekan
kebisingan dan sinyal palsu yang mengganggu. Sehingga sinyal yang mengganggu dapat ditolak/Reject.
Gambar 2.14 : Desain Filter Bandstop
Penelitian ini diawali dengan perhitungan berdasarkan pendekatan aproksimasi, simulasi dan modifikasi, dan proses fabrikasi dengan proses photo etching yang diharapkan menghasilkan performasi filter Bandstop yang terbaik. Filter hasil etching dapat dilihat pada Gambar 2.15.
Gambar 2.15 : Filter hasil etching (fabrikasi)
Filter dibuat dengan menggunakan material (mikrostrip) Roger 4350 dengan konstanta dielektrik 3,5. Selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap filter Bandstop. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Vector Network Analyser. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Gambar 2.16.
Gambar 2.16 : Hasil pengukuran dan simulasi Bandstop filter
Hasil pengukuran dari Bandstop filter adalah rentang frekuensi yang didapat antara 3,25 GHz sampai 6,87 GHz, dengan fo 5 GHz, dengan loss
kurang dari 1 dB.
2.5 Aproksimasi Filter
2.5.1 Aproksimasi Butterworth
Filter dengan pendekatan Butterworth mempunyai karakteristik memberikan bentuk filter yang sedatar mungkin di wilayah lolos dan membesar/mengecil dengan tajam di wilayah tolak. Gambar 2.12 menunjukkan kurva peredamannya. Di wilayah lolos, f < fc, peredaman
filter ideal 0 dB, didekati selama mungkin dari f = 0 sampai mendekati fc.
untuk f>fc, filter ideal meredam sinyal secara sempurna atau S21 → -∞ dB,
sedangkan pendekatan Butterworth diharapkan membesar menuju nilai tersebut secara cepat.
Seberapa baik kualitas dari pendekatan Butterworth ini, tergantung dari seberapa banyak komponen LC (inductor dan kapasitor) yang dipergunakan. Jumlah dari L dan C dinyatakan sebagai n indeks/ordo dari filter. Makin besar nilai n yang digunakan, makin didekati karakter ideal dari filter yang dirancang. Berapa nilai n yang dipakai pada suatu rancangan tergantung dari tuntutan yang diberikan kepada filter ini. Pada prakteknya akan diberikan suatu nilai minimal peredaman di frekuensi tertentu. Berdasarkan tuntutan ini akan muncul nilai n minimal yang harus digunakan. Jika digunakan n yang lebih kecil (rangkaian menjadi lebih sederhana dan murah), tuntutan tersebut tak terpenuhi, sedangkan jika nilai n yang lebih besar digunakan (rangkaian menjadi lebih kompleks dan besar/mahal), tuntutan terpenuhi lebih baik, tetapi mungkin tak diperlukan. Untuk menentukan berapa ordo yang dipakai, digunakan spesifikasi peredaman minimal LA,S, frekuensi ΩS, nilai n dapat dicari
dengan persamaan.[5]
(2.1)
Gambar 2.17 : Respon lowpass filter dan pola distribusi butterworth
, 0,1 log(10 1) 2log A s S n
2.5.2 Aproksimasi Chebyshev
Pendekatan Chebychev dilakukan seperti halnya pada pendekatan Butterworth, tetapi pada wilayah lolos tidak disyaratkan maximal flat, justru di sini diperbolehkan terbentuknya ripple, yaitu naik turunnya nilai faktor transmisi sampai suatu besaran tertentu, misalnya 0,1 dB, atau bahkan 1 dB. Sehinga karakteristik dari pendekatan Chebyshev menunjukkan ripple di wilayah lolos dan membesar secara monoton di wilayah tolak.[5]
Kuadrat dari mutlak fungsi transfer filter Chebyshev memiliki bentuk :
(2.2)
(2.3)
Gambar 2.18 : Respons lowpass filter dan posisi untuk
pendekatan Chebyshev
Untuk mendapatkan ordo yang tepat dengan spesifikasi yang diberikan, yaitu ripple di wilayah lolos sebesar LA,r dan peredam minimal
di wilayah tolak LA,s pada frekuensi ΩS, dapat dihitung nilai n yaitu :
(2.4) 2 21 2 2 1 ( ) 1 n ( ) j T S 1 1
cos( cos )untuk 1 ( )
cosh( cosh )untuk 1
n n T n , ,r 0,1 1 1 0,1 1 1 10 cosh 10 cosh A s A L L S n
2.6 Saluran Transmisi Mikrostrip
Saluran transmisi mikrostip sebagai bagian dari saluran transmisi planar, merupakan saluran transmisi yang secara teknik paling penting untuk aplikasi frekuensi radio (Radio Frequency) dan gelombang mikro, juga untuk rangkaian digital dengan kecepatan tinggi (high speed digital circuits). Bentuk planar dari rangkaian ini bisa dihasilkan dengan beberapa cara, misalnya dengan photolithografi dan etching atau dengan teknologi film tipis dan tebal (thin-film and thick-film technology). Seperti halnya pada saluran transmisi yang lain, saluran transmisi planar bisa juga dimanfaatkan untuk membuat komponen tertentu seperti filter, kopler, transformator ataupun percabangan. Jenis-jenis saluran transmisi planar lainnya adalah triplate (stripline) yang merupakan saluran transmisi coplanar.[1]
Pada awal perkembangannya triplate sering kali dipergunakan, tetapi dewasa ini mikrostrip dan coplanar line yang sering dipakai. Dilihat dari strukturnya saluran transmisi planar adalah struktur elektromagnetika yang sangat kompleks karena pada bidang penampangnya terdapat tiga buah material yaitu dielektrika, metal dan udara. Sehingga dalam analisanya dengan persamaan Maxwell, ketiga material ini akan membuat kondisi batas (boundarycontions) yang sangat kompleks, sehingga solusi dari persamaan Maxwell juga merupakan medan listrik dan magnet yang sangat kompleks pula.
Hanya pada triplate kita masih bisa mendapatkan solusi TEM (Transversal Elektro Magnetic), karena di sana hanya ada dua material yaitu metal dan dielektrika. Pada saluran transmisi planar lainnya, yang kita dapatkan adalah gelombang hybrida (bukan TE dan bukan TM). Gelombang hybrida adalah
gelombang yang memiliki komponen H dan komponen E ke arah perambatannya. Gelombang ini disebut juga gelombang HE (perhatikan gelombang H adalah gelombang yang hanya memiliki komponen H ke arah perambatan dan gelombang E hanya memiliki E ke arah perambatannya). Jika demikian halnya, maka seperti halnya waveguide, kita tidak bisa mendefinisikan impedansi gelombang, tegangan dan arus.
Jika saluran transmisi planar jenis mikrostrip, Gambar 2.19, dipergunakan pada frekuensi yang cukup rendah maka jenis gelombang yang merambat menjadi gelombang quasi TEM (seolah-olah TEM), gelombang ini merupakan mode dasar pada saluran transmisi ini.[6]
Gambar 2.19 : Mikrostip dan bagian-bagian pentingnya
2.7 Perhitungan Impedansi Gelombang
Tipe gelombang yang merambat di dalam mikrostrip adalah gelombang hybrid. Gelombang yang memiliki medan listrik dan magnet pada komponen axial (longitudinal), disebut juga gelombang HE atau EH. Sebagai pembanding,
di dalam waveguide, gelombang E dan gelombang H bisa merambat, tetapi gelombang TEM tidak bisa merambat. Di dalam kabel koaksial, gelombang TEM sebagai mode dasar bisa merambat. Gelombang TEM tidak bisa merambat di mikrostip. Hal inilah yang mempersulit pembahasan mikrostrip secara eksak.
Tetapi pada prakteknya, sering kali gelombang yang merambat di anggap sebagai gelombang TEM (quasi TEM), yang mana anggapan ini hanya berlaku pada frekuensi rendah. Pada frekuensi ini komponen axial dari medan listrik dan magnet jauh lebih kecil dibanding dengan komponen transversalnya. Dengan model quasi TEM, maka pengamatan bisa direduksi menjadi kasus elektrostatika, seperti halnya pada kabel koaksial. Tetapi, struktur mikrostrip yang tidak homogen akan diaproksimasikan dengan struktur homogeny yang memiliki permitivitas efektif εr,eff.[5]
Gambar 2.20 : Pendefinisian permitivitas relatif sebagai alat bantu analisa.
Untuk kasus strip metal yang sangat tipis (t→0), permitivitas efektif dan impedansi gelombang bisa dihitung dengan dua rumus berikut ini, yaitu untuk nilai u = W/h ≤ 1, 0,5 2 , r2 1 r2 1 1 12 0,04 1 r eff u u (2.5) 0 , 8 ln 0,25 2 r eff Z u u (2.6)
Sedangkan u = W/h ≥ 1; 0,5 , , , 1 1 1 12 2 2 r eff r eff r eff u (2.7) 1 0 , ,393 0,677 ln 1,444 r eff Z u i u (2.8)
Hammerstad dan Jensen memberikan rumus yang lebih tepat,
, 2 1 2 1 1 12 a b r r r eff u (2.9) yang mana 2 4 3 4 1 52 1 1 ln ln 1 49 0,432 18,7 18,1 u u u a u dan (2.10) 0,053 0,9 0,564 3 r r b (2.11)
Rumus perhitungan permitivitas efektif ini memiliki akurasi lebih bagus dari 0,2% untuk parameter εr ≤ 128 dan 0,01≤ u ≤ 100. Sedangkan impedansi
gelombangnya adalah : 2 0 , 2 ln 1 2 r eff F Z u u (2.12) Dengan 0,7528 30.666 6 (2 6) u F e
Rumus perhitungan impedansi gelombang memiliki akurasi lebih baik dari 0,01% untuk u 1 dan 0,03% untuk u 1000 Dengan didapatkannya permitivitas relatif efektif, panjang gelombang saluran transmisi bisa dihitung menjadi :
0 , g
r eff
Dimana 0 panjang gelombang yang merambat di udara bebas (m), atau
, 300 (GHz) g r eff f dalam satuan mm (2.13) 2.8 Perancangan Mikrostrip
Proses perancangan mikrostrip adalah menentukan nilai u W/h jika nilai Z0 dan
r diberikan. Hammerstad memberikan cara perhitungan sebagai berikut :
Untuk u W/h 2 2 8 2 A A W e h e (2.14) dengan 0,5 0 1 1 0,23 0,11 60 r2 rr 1 r Z A (2.15) dan untuk u W/h 2 1 2 1 ln 2 1 ln( 1) 0,39 0,61 2r r r W B B B h (2.16) dengan 2 0 60 r B Z (2.17)
Prosedur di atas memiliki akurasi sekitar 1%. Jika diinginkan tingkat akurasi yang lebih, maka digunakan metoda iteratif dengan rumus penentuan impedansi pada bagian sebelumnya atau secara grafis.[5]
2.9 L Resonator
Salah satu hal yang penting didalam pembuatan filter dengan media mikrostrip adalah penentuan bentuk dari resonator yang akan digunakan. Secara umum resonator adalah sebuah media penghubung antara port sumber dengan port beban. Prinsip kerja resonator adalah menggunakan prinsip resonansi, sehingga bisa dikatakan resonator akan bekerja (beresonansi) pada suatu frekuensi tertentu, kemudian dengan adanya resonansi tersebut sebuah gelombang RF akan tersalurkan. Secara umum rangkaian resonator dapat dibuat dengan menggunakan komponen L (induktor) dan C (capasitor) dan besarnya frekuensi resonansi antara rangakaian L dan C adalah sebesar .
Dalam perancangan dengan media mikrostrip komponen L dan C dapat direalisasikan menggunakan bentuk L resonator dengan cara menekuk sebuah resonator lurus tunggal menjadi sebuah resonator berbentuk huruf L, seperti di tunjukan pada Gambar 2.22. Dengan bentuk tekukan sudut 90° akan membentuk sebuah bentuk huruf L resonator. Sehingga pada kedua ujung resonator tersebut akan terbentuk sebuah kapasitor yang mampu menyimpan energi kapasitansi. Secara teori agar resonator dapat beresonansi sesuai dengan frekuensi yang diinginkan maka panjang dari sebuah resonator harus dibuat dengan panjang 1/2 panjang gelombang.
Oleh karena itu didalam perancangan sebuah resonator diperlukan sebuah perhitungan khusus yang berkaitan dengan teknik mikrostrip, dan kemudian supaya hasilnya maksimal, perancangan dari resonator perlu disimulasikan
dengan EM Sonnet, Sehingga hasil yang didapatkan lebih mendekati spesifikasi filter.
Gambar 2.21 : L resonator dapat dibentuk dari sebuah resonator lurus tunggal 2.10 Lowpass Filter
Pada perancangan mikrostrip ini berdasarkan prototype dari lowpass filter dengan passband ripple 0,1 dB yang akan didesign menjadi sebuah filter bandstop. Prototype lowpass filter chebyshev dengan 5 pole (n = 5) dengan frekuensi kerja f1 9,2 GHz dan f2 9,5 GHz.
Dengan n = 5 maka,
Tabel 2.8 : Elemen Value g untuk Chebychev lowpass
for passband ripple LAR = 0,1 dB
n g1 g2 g3 g4 g5 g6 g7 g8 g9 g10 1 0,3052 1,0 2 0,8431 0,6220 1,3554 3 1,0316 1,1474 1,0316 1,0 4 1,1088 1,3062 1,7704 0,8181 1,3554 5 1,1468 1,3712 1,9750 1,3712 1,1468 1,0 6 1,1681 1,4040 2,0562 1,5171 1,9029 0,8618 1,3554 7 1,1812 1,4228 2,0967 1,5734 2,0967 1,4228 1,1812 1,0 8 1,1898 1,4346 2,1199 1,6010 2,1700 1,5641 1,9445 0,878 1,3554 9 1,1957 1,4426 2,1346 1,6167 2,2054 1,6167 2,1346 1,443 1,1957 1,0
Parameter pada Tabel 2.8 nilai tersebut akan digunakan untuk menghitung parameter dalam merancang filter bandstop dimana Z0 = 50 Ω.
( (2.18)