Arsitektur dan Desain Riset
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan
Elektronik Jurnal Arsitektur milik Prodi Arsitektur-Fakultas
Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.
www.ojs.unud.ac.id
Oka Saraswati, AAA; Widya Paramadhyaksa, IN;
Primayatna, IBG; Syamsul, AP; Mudra, IK; Yuda Manik, IW;
Swanendri, NM; Sueca, NP; Suryada, IGAB; Kastawan, IW;
Suryada, IGAB; Karel Muktiwibowo, A.
V
o
lu
m
e
(
6
)
N
o
m
o
r
(2
)
E
d
is
i
Ju
li
2
0
1
8
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi
menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA
UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata dunia kerja dalam bidang arsitektur dan
desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan binaan.
Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka
peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsitektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior,
perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi
pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk turut berkontribusi.
JA UNUD mempublikasikan studi riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro,
dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:
1. Arsitektural dan Desain Riset:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer
arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur,
pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll. Artikel biasanya
merupakan hasil studi/skripsi/tugas akhir mahasiswa arsitektur.
2. Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi
faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah perkotaan,
perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur,
dll.
3. Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur yang
sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil
pengamatan terhadap studi kasus.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Kampus Bukit Jimbaran-Bali, Indonesia
+62 361 703384
[email protected]
@
www.ojs.unud.ac.id
;
www.ar.unud.ac.id
Pengurus e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
Arsitektur dan Desain Riset
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan
ejurnal nasional arsitektur milik Program Studi
Arsitektur-Fakultas Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam
setahun.
Volume (6) Nomor (2) Edisi Juli 2018
ISSN No. 9 772338 505107
Hak Cipta 2018 Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Udayana
Seluruh kontributor artikel telah mengijinkan Jurnal Arsitektur
UNUD
untuk
mereproduksi,
mendistribusikan,
dan
mempublikasikan substansi jurnal dalam format elektronik pada
website OJS Universitas Udayana
www.ojs.unud.ac.id
Pandangan, pendapat, dan hasil penelitian merupakan tanggung
jawab kontributor. Gambar dan diagram disediakan oleh
kontributor.
Penanggung Jawab
Anak Agung Ayu Oka Saraswati
Pengarah
I Nyoman Widya Paramadhyaksa
Ida Bagus Gde Primayatna
Ketua
Syamsul Alam Paturusi
Sekretaris
I Wayan Yuda Manik
Bendahara
Ni Made Swanendri
Penyunting dan Reviewer
I Putu Rumawan Salain
Ngakan Putu Sueca
Gusti Ayu Made Suartika
I Nyoman Susanta
I Gusti Agung Bagus Suryada
Tim Validasi
I Ketut Mudra
Ngakan Putu Sueca
Syamsul Alam Paturusi
I Wayan Kastawan
I Gusti Agung Bagus Suryada
Tim Penerbit
I Putu Sutrisna
I Gusti Ngurah A. Putera Sentana
I Made Pangkur
Desainer Cover
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD
Tata tulis naskah:
1. Kategori naskah ilmiah merupakan hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah
populer (aplikasi, ulasan, opini), diskusi, skripsi, dan stugas akhir.
2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (abstrak) diketik pada kertas ukuran A-4,
spasi tunggal, dengan batas atas 1,55 cm; bagian dalam 2,5 cm; bagian luar 1,5 cm; dan bawah 2,45
cm. Font yang digunakan adalah Arial 11pt.
3. Batas panjang naskah/artikel adalah 4 atau 6 halaman.
4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, di tengah-tengah kertas.
Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis naskah yang dibahas ditulis
sebagai referensi).
5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan
alamat email di bawah institusi.
6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci
(keyword) diletakkan setelah abstrak
7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 200 kata, dicetak miring, font Arial 10pt,
spasi tunggal. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf kapital
8. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas.
9. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi
diletakkan sebelum daftar pustaka
10. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 2 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya
harus jelas dan lengkap sesuai dengan: nama pengarang, tahun, judul, kota: penerbit. Judul dicetak
miring.
Keterangan umum:
1. Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dan menyerahkan soft copy dalam program pengolahan
kata MS Word atau format teks/ASCII.
2. Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.
3. Redaksi berhak menolak atau mengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi kriteria
yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskan kepada penulis
naskah untuk ditanggapi.
Editorial
Ketika Dirjen Diki melansir suratnya No. 152/E/T/2012 yang berisikan Wajib Publikasi Ilmiah Bagi S1/S2/S3,
ide dasarnya dasarnya adalah untuk mendongkrak jumlah karya ilmiah perguruan tinggi yang dipublikasikan
secara luas dianggap sangat rendah. Kebijakan ini langsung mengguncang jagad perguruan tinggi di
Indonesia. Media yang digunakan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah jurnal cetak dan e-jurnal.
Sosialisasi e-jurnal di Universitas Udayana telah dilakukan, namun dalam implementasinya bukan hal yang
mudah. Untuk mewujudkannya melibatkan banyak pihak, organisasi mulai dari jurusan hingga Universitas,
menempatkan orang-orang yang berkompeten (reviewer dan validator) dan badan pelaksanaannya. Selain
itu, dukungan kebijakan, sumber daya dan pengalokasiannya. Belum lagi mekanisme pemantauan,
evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya. Ditengah kompleksitas permasalahan ini, lahirlah jurnal
volume 6 nomor 2 dengan segala keterbatasannya. Sisi kualitas sebagai karya ilmiah, berkejaran dengan
batas waktu yang sangat terbatas mewarnai volume kelima ini. Ini menjadi masalah tersendiri,
menransformasi Tugas Akhir arsitektur yang didominasi gambar perancangan menjadi laporan dalam
format jurnal ilmiah, bukan hal mudah. Namun ini adalah pilihan satu-satunya dalam keadaan
keterbatasan waktu.
Diharapkan pada edisi mendatang, penyumbang artikel bukan hanya dari mahasiswa yang sedang tugas
akhir, tetapi seluruh mahasiswa arsitektur tanpa memandang semester. Sehingga diharapkan diperoleh
keberagaman naskah yang masuk sekaligus terdistribusinya jumlah artikel di setiap penerbitan. Dalam
kesempatan yang baik ini, dari dapur pelaksana e-jurnal Asitektur, mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya jurnal volume 6 nomor 2 ini.
Daftar Isi
Halaman
eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ... ii
Pengurus eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ... ii
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD ... iii
Editorial ... iv
Daftar Isi ... v
1. Rancangan Mountain Resort di Kabupaten Probolinggo. Pengaturan Massa Bangunan untuk Efisiensi Sirkulasi.
(Ismaina Amalia Dwi Rina, Gusti Ayu Made Suartika, I Ketut Mudra) ... 1-4
2. Fantasy Park di Kota Denpasar. Penerapan Panel Surya sebagai Sumber Daya Listrik Alternatif
Taman Bermain.
(Grahadintha Pramaeswara Nanta, Gusti Ayu Made Suartika, Anak Agung Gde Djaja Bharuna S) ... 5-8
3. Stadion Sepakbola Internasional di Denpasar. Penerapan Gaya Arsitektur Tradisional Bali pada Tampilan Bangunan Stadion.
(Wayan Adi Nugraha, I Wayan Gomudha, Ida Bagus Gde Primayatna) ... 9-12
4. Perencanaan Business Cafe di Kuta Utara,Bali. Penerapan Elemen Arsitektur Tropis pada Tampilan Kafe.
(Ida Bagus Gde Yoga Swara, I Gusti Ngurah Anom Rajendra, Ni Made Yudantini) ... 13-16 5. Pusat Belajar Alquran di Denpasar. Penerapan Tema Harmony in Mecca-Madina Atmosphere
pada Tampilan Bangunan.
(Rafiqa Marsa Putri Djafarnantyo, Ngakan Putu Sueca, Widiastuti) ... 17-20
6. Taman Agrowisata dan Agroteknologi di Kintamani, Bangli. Keselarasan pada Fasad Bangunan.
(I Wayan Adi Prayoga, I Made Adhika, Ciptadi Trimarianto) ... 21-24
7. Pengembangan Daya Tarik Wisata Permandian Air Panas Belulang di Tabanan. Penerapan Konsep Arsitektur Tropis pada Penataan Bangunan.
(I Gusti Kade Arum Guna Wibawa, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, I Ketut Mudra) ... 25-28
8. Tempat Pengadopsian dan dan Penampungan Anjing Liar di Gianyar, Bali. Penerapan Tema Átraktif´pada Perancangan.
(Pande Made Brahmaputra, I Dewa Gede Agung Diasana Putra, I Wayan Yuda Manik) ... 29-32
9. Pusat Pelatihan Pertunjukan Seni Budaya di Singapadu, Gianyar-Bali. Pola Tata Massa Rancangan Edurekreatif.
(Dewa Gde Putra Praditya, I Made Adhika, Anak Agung Gde Djaja Bharuna S) ... 33-38
10. Fasilitas Olahraga Futsal di Kabupaten Gianyar. Penerapan Tema “Sportif”.
(I Kadek Rudy Hendrawan, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, I Gusti Bagus Budjana) ... 39-42
11. Penerapan Bangunan Pasraman di Kabupaten Buleleng, Bali.
(I Gede Prayoga Adhi Tama, Widiastuti, Ni Made Swanendri) ... 43-46
12. Penerapan Tema Neo Vernacular pada Tampilan Bangunan Tempat Pelatihan dan Produksi Kerajinan Furnitur Bambu di Bangli, Bali.
(I Nengah Pastika, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, I Gusti Ngurah Anom Rajendra) ... 47-50
13. Aplikasi Tema Tropical Modern pada Perancangan Pusat Billiard di Denpasar, Bali.
(Wayan Gede Wiswajaya, Syamsul Alam Paturusi, Ida Bagus Gde Primayatna) ... 51-54
14. Pendidikan Vokasi Animasi di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Regionalisme pada Perancangan Bangunan.
15. Penerapan Langgam Post Modern pada Desain Rumah Musik di Kabupaten Badung, Bali.
(Bramantya Winanda Putra, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, I Wayan Wiryawan) ...61-64
16. Kaba-Kaba Green Resort di Tabanan, Bali. Penerapan Konsep “Green” pada Perancangan Tapak dan Bangunan.
(I Gusti Putu Bagus Putrautama, Ciptadi Trimarianto, Anak Agung Gde Djaja Bharuna S) ...65-68
17. Museum Keris di Kabupaten Gianyar, Bali. Penempatan Keris Menggunakan Jagrak dalam Vitrin.
(Kadek Raka Saputra Agung Dewantara, I Wayan Kastawan, I Ketut Mudra) ...69-72 18. Penerapan Tema Strength and Energic pada Tampilan Bangunan. Pusat Pelatihan Binaraga di
Badung, Bali.
(I Komang Agus Kerta Raharja, Ni Ketut Ayu Siwalatri, I Gusti Agung Bagus Suryada) ...73-76
19. Penerapan Konsep Keamanan Passive Infra Red dan Glass Break Vibration Sensor pada Rancangan Bangunan Museum Purba di Gianyar, Bali.
(I Made Adhi Paramartha, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, I Ketut Mudra) ...77-80
20. Sanggar Pelatihan dan Pertunjukan Tari Barong di Gianyar, Bali. Penerapan Tema Neo
Vernacular pada Tampilan Bangunan.
(I Wayan Hendi Aprianatha, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, I Nyoman Surata) ...81-84
21. Penerapan Konsep Scandinavian pada Interior Bangunan Cottage, Bali.
(Made Rama Candra, Widiastuti, Ida Bagus Gde Primayatna) ...85-88
22. Baking Course Center di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Higienis pada Ruang Luar.
(I Gusti Ayu Mita Andiyani, I Dewa Gede Agung Diasana Putra, I Wayan Wiryawan) ...89-92
23. Rancangan Fasilitas Therapeutic Pool pada Klinik Hydroptherapy di Denpasar, Bali.
(I Made Cahya Devandra, I Gusti Ngurah Anom Rajendra, I Ketut Mudra) ...93-96
24. Industri Kerajinan Gambelan Bali di Gianyar. Langgam Hybrid Expresion pada Desain.
(I Wayan Oka Winata, Tjok Oka Artha Ardana Sukawati, Antonius Karel Mukti Wibowo) ...97-100
25. Pusat Pelatihan Tenis Lapangan di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Neo Vernacular pada Tampilan Bangunan.
(Komang Pande Agastya Putra, Tri Anggraini Prajnawrdhi, I Gusti Bagus Budjana) ... 101-104
26. Pasar Produk Industri Kreatif di Singapadu Tengah, Bali. Penerapan Tema Inovatif dan Kreatif pada Rancangan Bangunan.
(Gede Mas Bhayu Artha Wijaya, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, I Nyoman Susanta) ... 105-108
27. Implementasi Tema Regionalisme pada Rancangan Pusat Cendera Mata dan Kuliner Lokal di Teluk Dalam, Nias Selatan.
(Doni Setiawan Zebua, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, I Ketut Muliawan Salain) ... 109-112
28. Sekolah Musik Modern di Badung, Bali. Elaborasi Genre Blues pada Tampilan Bangunan.
(I Gusti Ngurah Agung Gita Aristanaya, Ni Ketut Agusintadewi, I Wayan Wiryawan) ... 113-116
29. Standar Kenyamanan Tempat Duduk Bangunan Tribun pada Pusat Pelatihan Pembinaan Bola Voli di Badung, Bali.
(I Made Radhia Pratista Putra, Ni Ketut Ayu Siwalatri, I Gusti Bagus Budjana) ... 117-120
30. Penerapan Konsep Perancangan Ruang Dalam pada Fitness Centre di Badung, Bali.
(I Gede Kristian Pradnyadinata, I Dewa Gede Agung Diasana Putra, I Gusti Agung Bagus Suryada) ... 121-124
31. Studio Animasi di Kabupaten Badung, Bali. Penerapan Konsep Arsitektur Pop Art pada Ruang Dalam.
(I Wayan Igung Asta Yudistihira, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, I Wayan Yuda Manik) ... 125-128
32. Performing Arts Studio di Denpasar, Bali. Jenis-Jenis Performing Arts yang Diwadahi dan Studi Program Fungsional.
(Yulia Reysa Esmeralda Karamoy, I Made Adhika, Ida Bagus Gde Primayatna) ... 129-132
33. Co-Working and Meeting Space di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Neo-Vernakular pada Fasad Bangunan.
(Panji Jawara Satriawan, I Made Suarya, I Wayan Wiryawan) ... 133-136
34. Planetarium di Badung, Bali. Penerapan Tema Souls in The Universe pada Ruang Dalam dan Ruang Luar.
35. Perancangan Museum Dokumen Audio dan Visual Bali Abad ke-20. Penerapan Tema Eklektisisme dalam Arsitektur.
(Arya Triandana Putra, Ida Bagus Gde Wirawibawa, I Ketut Mudra) ... 141-144
36. Pusat Pelatihan Karate di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Neo Vernacular pada Rancangan Bangunan.
(Made Gede Ivan Asdiana, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, I Gusti Agung Bagus Suryada) ... 145-148
37. Creative Industries Exhibition Center di Badung, Bali. Dekonstruksi Arsitektur sebagai Tema Rancangan Bangunan.
(Arfiel Zaqta Surya, I Made Suarya, Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 149-152
38. Studio Profesional Fotografi dan Videografi di Ubud, Bali. Penerapan Tema Art of Light pada Ruang Dalam.
(Ida Bagus Dharma Tanaya, Ciptadi Trimarianto, I Wayan Yuda Manik) ... 153-156
39. Penerapan Tema Neo-Vernacular dalam Perancangan Cafe “Custom Bike” di Badung, Bali.
(I Ketut Agung Arimbawa, Syamsul Alam Paturusi, Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 157-160
40. Penerapan Tema “Switch-In” dalam Perancangan Sentra Wisata Oleh-Oleh Khas Bali di Gianyar, Bali.
(Putu Surya Kinara Karang, I Wayan Gomudha, I Ketut Muliawan Salain) ... 161-164
41. Penerapan Tema Neo-Vernacular pada Fasad dan Interior Perancangan Pusat Pameran Kain Tenun Cag-Cag di Jembrana, Bali.
(Silva Alma Ananda, Putu Rumawan Salain, I Made Suarya) ... 165-168 42. Pusat Wisata Kuliner di Badung, Bali. Aplikasi Material Alami dalam Konteks Arsitektur Hijau.
(Ni Made Mas Gina Larasati Dewi, Ni Ketut Agusintadewi, I Gusti Bagus Budjana) ... 169-172
43. Redesain Kantor Balai Taman Nasional Bali Barat, Bali. Penanganan Bangunan Kantor Utama dan Information Centre.
(Kadek Indra Satria Ariada, I Wayan Kastawan, I Nyoman Surata) ... 173-178
44. Mini Soccer Arena di Denpasar, Bali. Penerapan Konsep Tri Angga terhadap Letak dan Bentuk Bangunan.
(Angga Setiawan, Tri Anggraini Prajnawrdhi, Ni Made Swanendri) ... 179-184
45. Penerapan Tema Living Creative Life pada Ruang Dalam dan Ruang Luar. Pusat Industri Kreatif Anak Muda di Denpasar, Bali.
(Luh Shinta Manik Mas, Gusti Ayu Made Suartika, I Nyoman Surata) ... 185-188
46. Gedung Pertunjukan Seni Kontemporer di Lovina-Singaraja, Bali. Penerapan Jenis Panggung Arena pada Gedung Pertunjukan.
(I Made Sikha Dwi Partama, Syamsul Alam Paturusi, I Nyoman Surata) ... 189-192
47. Taman Lalu Lintas di Denpasar, Bali. Penerapan Tema “Belajar Sambil Bermain” pada Ruang Dalam dan Ruang Luar.
I Wayan Igung Asta Yudisthira (1319251030)1), Anak Agung Ayu Oka Saraswati2), dan I Wayan Yuda Manik3)–Studio
STUDIO ANIMASI DI KABUPATEN BADUNG, BALI
Penerapan Konsep Arsitektur Pop Art pada Ruang Dalam
I Wayan Igung Asta Yudisthira1), Anak Agung Ayu Oka Saraswati 2), dan I Wayan Yuda Manik3)
1)
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
2)
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
3)
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
ABSTRACT
Animation Studio in Badung Regency is one of the means or the industry that produces an animation to enhance the quality of the work of the animators. This Studio has facilities that are more specific to accomodate such works. The ap-plication of the concept of space in the Animation Studio is Pop Art Architecture or popular art. Pop Art can create an en-vironment that is inviting, colorful and comfortable to be occupied. Line, color and shape is the primary element that characterizes the major Pop Art in architecture.
Keywords: Animation Studio, Pop Art Architecture, Badung Regency ABSTRAK
Studio Animasi di Kabupaten Badung merupakan suatu sarana atau industri yang memproduksi suatu ani-masi untuk meningkatkan kualitas karya dari para animator. Studio ini memiliki fasilitas yang lebih khusus untuk mewadahi hasil karya tersebut. Penerapan konsep pada ruang dalam Studio Animasi ini adalah Arsi-tektur Pop Art atau popular art. Pop Art dapat menciptakan lingkungan yang mengundang, colorful dan nya-man untuk ditempati. Garis, warna dan bentuk adalah unsur primer yang menjadi ciri khas utama dalam Arsi-tektur Pop Art.
Kata Kunci: Studio Animasi, Arsitektur Pop Art, Kabupaten Badung
PENDAHULUAN
Potensi bisnis di dunia industri animasi secara global maupun lokal saat ini adalah bisnis yang sangat men-janjikan, seiring dengan mahalnya harga jual film animasi. Industri ini makin banyak dilirik para pelaku indus-tri kreatif. Perkembangan animasi di Indonesia dalam kurun waktu 2010-2015 semakin meningkat (Badan Ekonomi Kreatif, 2016). Bali, Jakarta, Semarang, dan Jawa Timur dicanangkan akan menjadi tempat yang ditetapkan oleh Kementrian Perindustrian sebagai pusat-pusat industri animasi di Indonesia.
Peluang bisnis ini ditangkap para pelaku industri kreatif dan mahasiwa multimedia di Bali untuk dikem-bangkan. Oleh karena itu sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas karya dari para animator lokal, dibu-tuhkan fasilitas yang lebih khusus untuk mewadahi hasil karya tersebut. Wadah yang paling tepat ialah berupa Studio Animasi. Dengan disediakannya Studio Animasi di daerah Badung, maka dapat menumbuhkan dan meningkatkan minat masyarakat untuk lebih mengenal animasi buatan lokal serta membuka peluang kerja yang besar. Diharapkan dengan dibuatkannya sebuah lapangan kerja Studio Animasi akan membantu menurunkan tingkat pengangguran saat ini. Dan bisa menjadi tempat rekreasi keluarga serta kantor produksi yang bisa menghasilkan karya animasi yang bersaing dari para animator tersebut untuk lebih bisa dikenal dikalangan wisatawan dan masyarakat luas.
PEMBAHASAN
Pengertian Konsep Pop Art
Pop Art adalah sebuah gerakan seni yang muncul di Inggris pada tahun 1950-an di jaman-jaman awal post
modern art. Jaman dimana semua orang mulai bosan dengan gaya Modern. Pop Art merupakan seni yang mendobrak batas-batas artian seni yang agung. Pada saat itu Seni hanyalah sebuah hal yang bisa dinikmati kalangan kelas atas, dan dengan adanya gerakan Pop Art, seni dapat dinikmati oleh semua kalangan. Mulai merebak di Inggris pertengahan 1950an dan di Amerika pada awal 1960an, Pop Art fokus pada objek yang
sering ditemukan sehari-hari dibuat dengan adopsi seni komersial. Sementara itu para seniman juga banyak mengadaptasi budaya populer seperti film layar lebar, komik, iklan, dan yang paling banyak, televisi.
Gambar 1. Whaam! Merupakan salah satu komik gaya pop art yang sangat terkenal pada tahun 1963
Sumber: http://www.tate.org.uk/art/images/work/T/T00/T00897_10.jpg (diakses 28 Januari 2018)
Desain yang unik, tajam, dan kaya warna membuatnya menjadikan konsep Gaya Pop Art berbeda dibandingkan dengan Desain Retro lainnya. Pada era ini perkembangan desain Arsitektur Interior tak dapat dipisahkan dari dunia fashion. Apa yang menjadi trend dalam fashion, akan memberi dampak langsung pada dunia Arsitektur Interior. Gaya Pop Art membuat desain interior yang biasa menjadi luar biasa dan berwarna-warni. Pop Art adalah singkatan dari popular art yang di sini kata Pop artinya adalah punch, sesuatu yang menghasilkan efek mengejutkan, terang, berani, dan inovatif.
Ciri Khas Gaya Arsitektur Pop Art
Garis, warna dan bentuk adalah unsur primer yang menjadi ciri khas utama dalam Arsitektur Pop Art (Harrison, 2001). Kombinasi dari campuran warna primer yang terang seperti Merah, Biru, Kuning, dan Hijau serta beberapa warna turunannya sangat dimunculkan dalam gaya ini. Penjabaran tentang garis, warna dan bentuk pada Arsitektur Pop Art serta karakteristik dari garis dijabarkan sebagai berikut (Hakim, 2002).
Garis Vertikal ekspresi yang dapat ditangkap dari garis-garis vertikal ini adalah kesan keagungan, tegak, gagah, kaku, formal, dan cenderung menunjukan ketinggian tempat. Garis Horizontal ekspresi yang dapat ditangkap dari garis-garis horizontal ini adalah tenang, santai, dan cenderung memperlebar ruangan. Ekspresi yang ditimbulkan dari garis lengkung ini adalah memberi kesan lebih akrab, dinamis, riang, lembut. Kombinasi garis-garis lengkung akan menciptakan suasana keceriaan dan kegembiraan.
Gambar 2. Kombinasi garis-garis diatas merupakan karakteristik dari gaya Arsitektur Pop Art
Sumber: Hakim, 2002:45-48
Karakteristik dari warna-warna primer yang berkaitan dengan konsep dapat dijabarkan sebagai berikut (Eisman, 2005). Biru, memberikan kesan komunikasi, peruntungan yang baik, tenang, kelembutan, dinamis, kreativitas, cinta, kedamaian, kepandaian, loyalitas, kesadaran, pesan, ide, persahabatan dan harmoni, dan kasih sayang. Warna ini memberi kesan tenang dan menekankan keinginan. Warna biru tua sifatnya formal, sementara biru muda sifatnya non formal. Menurut Eisman (2005) “untuk memberi kesan humor dan kreatifitas, cobalah menggunakan campuran warna ungu”. Kuning, memberikan kesan gembira, imajinatif, komunikatif, persahabatan. Warna kuning akan meningkatkan konsentrasi, itu sebabnya warna ini dipakai untuk kertas legal atau post it dan Hijau, memberikan kesan tenang, sejuk, menyeimbangkan emosi, meredakan stress, memberi rasa aman dan perlindungan, menetralisasir mata, menenangkan pikiran, merangsang kreatifitas.
I Wayan Igung Asta Yudisthira (1319251030)1), Anak Agung Ayu Oka Saraswati2), dan I Wayan Yuda Manik3)–Studio
Karakteristik masing-masing bentuk dasar dijabarkan sebagai berikut (Hakim, 2002). Persegi, bentuk ini menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional. Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral serta tidak memiliki arah tertentu. Bentuk ini tampak stabil jika berdiri pada salah satu sisinya dan dinamis jika berdiri pada salah satu sudutnya. Dari jabaran diatas dapat disimpulkan bentuk persegi memiliki karakteristik masif, rasional/terukur, statis, stabil, dan dinamis.
Gambar 3. Bentuk dasar diatas merupakan bagian karakteristik dari gaya Arsitektur Pop Art
Sumber: Hakim, 2002:50
Lingkaran, bentuk ini menunjukkan sesuatu yang terpusat, berarah kedalam dan umumnya bersifat stabil dan dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya. Penempatan sebuah lingkaran pada pusat suatu bidang akan memperkuat sifat dasarnya sebagai poros. Menempatkan garis lurus atau bentuk-bentuk bersudut lainya disamping bentuk lingkaran atau menempatkan suatu unsur menurut arah kelilingnya, dapat menimbulkan perasaan gerak putar yang kuat. Dari jabaran diatas dapat disimpulkan bentuk lingkaran memiliki karakteristik stabil, bergerak dan dinamis.
Penerapan Tampilan Ruang Dalam
Penerapan tampilan interior atau ruang dalam pada perancangan desain harus sesuai dengan kreatifitas dari seorang seniman yang ada di studio tersebut. Dengan menambahkan sedikit kesan Pop Art maka dalam penerapannya menggunakan kombinasi warna-warna primer yang cerah di tata dengan pola. Dari semua warna-warna diatas yang sudah dijabarkan sebelumnya akan digunakan nantinya pada rancangan bangunan Studio Animasi dalam perancangan ruang serta penggunaan pada bagian interior bangunan untuk mewakili sifat dari animasi tersebut. Pemilihan warna ini sangat penting terkait perancangan interior untuk meningkatkan kualitas ruang bekerja agar lebih menyenangkan dan tidak mudah bosan serta jenuh saat bekerja.
Gambar 4. Tampilan Ruang Dalam Modeling 3D (kiri) dan Lounge (kanan) Studio Animasi di Kabupaten Badung
Sumber: Yudisthira, 2017:136
Mebel pendukung yang digunakan adalah model-model yang didesain secara kreatif dan menampilkan kesan atraktif untuk memperdalam konsep Pop Art dengan bahan yang digunakan adalah bahan yang menarik dan memberikan nuansa menyenangkan. Dengan penggunaan warna-warna primer seperti biru, hijau, kuning dalam pengaplikasian mebelnya sehingga pekerja yang bekerja di studio tersebut diharapkan bisa dengan mudah mendapatkan ide dengan suasana tempat kerja yang nyaman.
SIMPULAN
Dengan penerapan konsep Pop Art pada perancangan ruang dalam Studio Animasi tersebut, dapat memberikan suasana yang sesuai dengan gaya dan kreatifitas dari seorang seniman yang ada di ruangan. Karena karakteristik dari animasi tersebut sangat berhubungan dengan ciri khas dari konsep Pop Art yaitu garis, warna dan bentuk jadi penerapan konsep Pop Art ini sangat sesuai di terapkan terhadap desain bangunan seperti Studio Animasi.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Ekonomi Kreatif. 2016. Data Statistik Ekonomi Kreatif 2016. Jakarta: Badan Pusat Statistik
Eiseman, Leatrice. 2005. More Alive With Color: Personal Colors – Personal Style. China: Capital Book Inc. Hakim, Rustam. 2002. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap Prinsip-Unsur dan Aplikasi Desain.
Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Harrison, Sylvia. 2001. Pop Art and the Origins of Post-Modernism, New York: Cambridge University Press. Pradnya, Arya. 2014. Pop Art Konsep, (https://aryapradnya.wordpress.com/2014/09/30/progress-2-3/)
Diakses pada tanggal 28 Januari 2018.
Yudisthira, Igung Asta. 2017. Studio Animasi di Kabupaten Badung. Denpasar: Universitas Udayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur.