• Tidak ada hasil yang ditemukan

Volume (6) Nomor (2) Edisi Juli 2018 ISSN:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Volume (6) Nomor (2) Edisi Juli 2018 ISSN:"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Arsitektur dan Desain Riset

Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan

Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan

Elektronik Jurnal Arsitektur milik Prodi Arsitektur-Fakultas

Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.

www.ojs.unud.ac.id

Oka Saraswati, AAA; Widya Paramadhyaksa, IN;

Primayatna, IBG; Syamsul, AP; Mudra, IK; Yuda Manik, IW;

Swanendri, NM; Sueca, NP; Suryada, IGAB; Kastawan, IW;

Suryada, IGAB; Karel Muktiwibowo, A.

V

o

lu

m

e

(

6

)

N

o

m

o

r

(2

)

E

d

is

i

Ju

li

2

0

1

8

PRODI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana

e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi

menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA

UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata dunia kerja dalam bidang arsitektur dan

desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan binaan.

Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka

peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsitektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior,

perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi

pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk turut berkontribusi.

JA UNUD mempublikasikan studi riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro,

dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:

1. Arsitektural dan Desain Riset:

Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer

arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur,

pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll. Artikel biasanya

merupakan hasil studi/skripsi/tugas akhir mahasiswa arsitektur.

2. Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan:

Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi

faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah perkotaan,

perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur,

dll.

3. Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur Binaan:

Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur yang

sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil

pengamatan terhadap studi kasus.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

 Kampus Bukit Jimbaran-Bali, Indonesia

+62 361 703384



[email protected]

@

www.ojs.unud.ac.id

;

www.ar.unud.ac.id

(3)

Pengurus e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana

Arsitektur dan Desain Riset

Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan

Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan

ejurnal nasional arsitektur milik Program Studi

Arsitektur-Fakultas Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam

setahun.

Volume (6) Nomor (2) Edisi Juli 2018

ISSN No. 9 772338 505107

Hak Cipta  2018 Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Udayana

Seluruh kontributor artikel telah mengijinkan Jurnal Arsitektur

UNUD

untuk

mereproduksi,

mendistribusikan,

dan

mempublikasikan substansi jurnal dalam format elektronik pada

website OJS Universitas Udayana

www.ojs.unud.ac.id

Pandangan, pendapat, dan hasil penelitian merupakan tanggung

jawab kontributor. Gambar dan diagram disediakan oleh

kontributor.

Penanggung Jawab

Anak Agung Ayu Oka Saraswati

Pengarah

I Nyoman Widya Paramadhyaksa

Ida Bagus Gde Primayatna

Ketua

Syamsul Alam Paturusi

Sekretaris

I Wayan Yuda Manik

Bendahara

Ni Made Swanendri

Penyunting dan Reviewer

I Putu Rumawan Salain

Ngakan Putu Sueca

Gusti Ayu Made Suartika

I Nyoman Susanta

I Gusti Agung Bagus Suryada

Tim Validasi

I Ketut Mudra

Ngakan Putu Sueca

Syamsul Alam Paturusi

I Wayan Kastawan

I Gusti Agung Bagus Suryada

Tim Penerbit

I Putu Sutrisna

I Gusti Ngurah A. Putera Sentana

I Made Pangkur

Desainer Cover

(4)

Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD

Tata tulis naskah:

1. Kategori naskah ilmiah merupakan hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah

populer (aplikasi, ulasan, opini), diskusi, skripsi, dan stugas akhir.

2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (abstrak) diketik pada kertas ukuran A-4,

spasi tunggal, dengan batas atas 1,55 cm; bagian dalam 2,5 cm; bagian luar 1,5 cm; dan bawah 2,45

cm. Font yang digunakan adalah Arial 11pt.

3. Batas panjang naskah/artikel adalah 4 atau 6 halaman.

4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, di tengah-tengah kertas.

Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis naskah yang dibahas ditulis

sebagai referensi).

5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan

alamat email di bawah institusi.

6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci

(keyword) diletakkan setelah abstrak

7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 200 kata, dicetak miring, font Arial 10pt,

spasi tunggal. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf kapital

8. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas.

9. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi

diletakkan sebelum daftar pustaka

10. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 2 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya

harus jelas dan lengkap sesuai dengan: nama pengarang, tahun, judul, kota: penerbit. Judul dicetak

miring.

Keterangan umum:

1. Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dan menyerahkan soft copy dalam program pengolahan

kata MS Word atau format teks/ASCII.

2. Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.

3. Redaksi berhak menolak atau mengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi kriteria

yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskan kepada penulis

naskah untuk ditanggapi.

(5)

Editorial

Ketika Dirjen Diki melansir suratnya No. 152/E/T/2012 yang berisikan Wajib Publikasi Ilmiah Bagi S1/S2/S3,

ide dasarnya dasarnya adalah untuk mendongkrak jumlah karya ilmiah perguruan tinggi yang dipublikasikan

secara luas dianggap sangat rendah. Kebijakan ini langsung mengguncang jagad perguruan tinggi di

Indonesia. Media yang digunakan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah jurnal cetak dan e-jurnal.

Sosialisasi e-jurnal di Universitas Udayana telah dilakukan, namun dalam implementasinya bukan hal yang

mudah. Untuk mewujudkannya melibatkan banyak pihak, organisasi mulai dari jurusan hingga Universitas,

menempatkan orang-orang yang berkompeten (reviewer dan validator) dan badan pelaksanaannya. Selain

itu, dukungan kebijakan, sumber daya dan pengalokasiannya. Belum lagi mekanisme pemantauan,

evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya. Ditengah kompleksitas permasalahan ini, lahirlah jurnal

volume 6 nomor 2 dengan segala keterbatasannya. Sisi kualitas sebagai karya ilmiah, berkejaran dengan

batas waktu yang sangat terbatas mewarnai volume kelima ini. Ini menjadi masalah tersendiri,

menransformasi Tugas Akhir arsitektur yang didominasi gambar perancangan menjadi laporan dalam

format jurnal ilmiah, bukan hal mudah. Namun ini adalah pilihan satu-satunya dalam keadaan

keterbatasan waktu.

Diharapkan pada edisi mendatang, penyumbang artikel bukan hanya dari mahasiswa yang sedang tugas

akhir, tetapi seluruh mahasiswa arsitektur tanpa memandang semester. Sehingga diharapkan diperoleh

keberagaman naskah yang masuk sekaligus terdistribusinya jumlah artikel di setiap penerbitan. Dalam

kesempatan yang baik ini, dari dapur pelaksana e-jurnal Asitektur, mengucapkan terima kasih kepada

berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya jurnal volume 6 nomor 2 ini.

(6)

Daftar Isi

Halaman

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ... ii

Pengurus eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ... ii

Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD ... iii

Editorial ... iv

Daftar Isi ... v

1. Rancangan Mountain Resort di Kabupaten Probolinggo. Pengaturan Massa Bangunan untuk Efisiensi Sirkulasi.

(Ismaina Amalia Dwi Rina, Gusti Ayu Made Suartika, I Ketut Mudra) ... 1-4

2. Fantasy Park di Kota Denpasar. Penerapan Panel Surya sebagai Sumber Daya Listrik Alternatif

Taman Bermain.

(Grahadintha Pramaeswara Nanta, Gusti Ayu Made Suartika, Anak Agung Gde Djaja Bharuna S) ... 5-8

3. Stadion Sepakbola Internasional di Denpasar. Penerapan Gaya Arsitektur Tradisional Bali pada Tampilan Bangunan Stadion.

(Wayan Adi Nugraha, I Wayan Gomudha, Ida Bagus Gde Primayatna) ... 9-12

4. Perencanaan Business Cafe di Kuta Utara,Bali. Penerapan Elemen Arsitektur Tropis pada Tampilan Kafe.

(Ida Bagus Gde Yoga Swara, I Gusti Ngurah Anom Rajendra, Ni Made Yudantini) ... 13-16 5. Pusat Belajar Alquran di Denpasar. Penerapan Tema Harmony in Mecca-Madina Atmosphere

pada Tampilan Bangunan.

(Rafiqa Marsa Putri Djafarnantyo, Ngakan Putu Sueca, Widiastuti) ... 17-20

6. Taman Agrowisata dan Agroteknologi di Kintamani, Bangli. Keselarasan pada Fasad Bangunan.

(I Wayan Adi Prayoga, I Made Adhika, Ciptadi Trimarianto) ... 21-24

7. Pengembangan Daya Tarik Wisata Permandian Air Panas Belulang di Tabanan. Penerapan Konsep Arsitektur Tropis pada Penataan Bangunan.

(I Gusti Kade Arum Guna Wibawa, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, I Ketut Mudra) ... 25-28

8. Tempat Pengadopsian dan dan Penampungan Anjing Liar di Gianyar, Bali. Penerapan Tema Átraktif´pada Perancangan.

(Pande Made Brahmaputra, I Dewa Gede Agung Diasana Putra, I Wayan Yuda Manik) ... 29-32

9. Pusat Pelatihan Pertunjukan Seni Budaya di Singapadu, Gianyar-Bali. Pola Tata Massa Rancangan Edurekreatif.

(Dewa Gde Putra Praditya, I Made Adhika, Anak Agung Gde Djaja Bharuna S) ... 33-38

10. Fasilitas Olahraga Futsal di Kabupaten Gianyar. Penerapan Tema “Sportif”.

(I Kadek Rudy Hendrawan, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, I Gusti Bagus Budjana) ... 39-42

11. Penerapan Bangunan Pasraman di Kabupaten Buleleng, Bali.

(I Gede Prayoga Adhi Tama, Widiastuti, Ni Made Swanendri) ... 43-46

12. Penerapan Tema Neo Vernacular pada Tampilan Bangunan Tempat Pelatihan dan Produksi Kerajinan Furnitur Bambu di Bangli, Bali.

(I Nengah Pastika, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, I Gusti Ngurah Anom Rajendra) ... 47-50

13. Aplikasi Tema Tropical Modern pada Perancangan Pusat Billiard di Denpasar, Bali.

(Wayan Gede Wiswajaya, Syamsul Alam Paturusi, Ida Bagus Gde Primayatna) ... 51-54

14. Pendidikan Vokasi Animasi di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Regionalisme pada Perancangan Bangunan.

(7)

15. Penerapan Langgam Post Modern pada Desain Rumah Musik di Kabupaten Badung, Bali.

(Bramantya Winanda Putra, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, I Wayan Wiryawan) ...61-64

16. Kaba-Kaba Green Resort di Tabanan, Bali. Penerapan Konsep “Green” pada Perancangan Tapak dan Bangunan.

(I Gusti Putu Bagus Putrautama, Ciptadi Trimarianto, Anak Agung Gde Djaja Bharuna S) ...65-68

17. Museum Keris di Kabupaten Gianyar, Bali. Penempatan Keris Menggunakan Jagrak dalam Vitrin.

(Kadek Raka Saputra Agung Dewantara, I Wayan Kastawan, I Ketut Mudra) ...69-72 18. Penerapan Tema Strength and Energic pada Tampilan Bangunan. Pusat Pelatihan Binaraga di

Badung, Bali.

(I Komang Agus Kerta Raharja, Ni Ketut Ayu Siwalatri, I Gusti Agung Bagus Suryada) ...73-76

19. Penerapan Konsep Keamanan Passive Infra Red dan Glass Break Vibration Sensor pada Rancangan Bangunan Museum Purba di Gianyar, Bali.

(I Made Adhi Paramartha, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, I Ketut Mudra) ...77-80

20. Sanggar Pelatihan dan Pertunjukan Tari Barong di Gianyar, Bali. Penerapan Tema Neo

Vernacular pada Tampilan Bangunan.

(I Wayan Hendi Aprianatha, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, I Nyoman Surata) ...81-84

21. Penerapan Konsep Scandinavian pada Interior Bangunan Cottage, Bali.

(Made Rama Candra, Widiastuti, Ida Bagus Gde Primayatna) ...85-88

22. Baking Course Center di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Higienis pada Ruang Luar.

(I Gusti Ayu Mita Andiyani, I Dewa Gede Agung Diasana Putra, I Wayan Wiryawan) ...89-92

23. Rancangan Fasilitas Therapeutic Pool pada Klinik Hydroptherapy di Denpasar, Bali.

(I Made Cahya Devandra, I Gusti Ngurah Anom Rajendra, I Ketut Mudra) ...93-96

24. Industri Kerajinan Gambelan Bali di Gianyar. Langgam Hybrid Expresion pada Desain.

(I Wayan Oka Winata, Tjok Oka Artha Ardana Sukawati, Antonius Karel Mukti Wibowo) ...97-100

25. Pusat Pelatihan Tenis Lapangan di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Neo Vernacular pada Tampilan Bangunan.

(Komang Pande Agastya Putra, Tri Anggraini Prajnawrdhi, I Gusti Bagus Budjana) ... 101-104

26. Pasar Produk Industri Kreatif di Singapadu Tengah, Bali. Penerapan Tema Inovatif dan Kreatif pada Rancangan Bangunan.

(Gede Mas Bhayu Artha Wijaya, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, I Nyoman Susanta) ... 105-108

27. Implementasi Tema Regionalisme pada Rancangan Pusat Cendera Mata dan Kuliner Lokal di Teluk Dalam, Nias Selatan.

(Doni Setiawan Zebua, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, I Ketut Muliawan Salain) ... 109-112

28. Sekolah Musik Modern di Badung, Bali. Elaborasi Genre Blues pada Tampilan Bangunan.

(I Gusti Ngurah Agung Gita Aristanaya, Ni Ketut Agusintadewi, I Wayan Wiryawan) ... 113-116

29. Standar Kenyamanan Tempat Duduk Bangunan Tribun pada Pusat Pelatihan Pembinaan Bola Voli di Badung, Bali.

(I Made Radhia Pratista Putra, Ni Ketut Ayu Siwalatri, I Gusti Bagus Budjana) ... 117-120

30. Penerapan Konsep Perancangan Ruang Dalam pada Fitness Centre di Badung, Bali.

(I Gede Kristian Pradnyadinata, I Dewa Gede Agung Diasana Putra, I Gusti Agung Bagus Suryada) ... 121-124

31. Studio Animasi di Kabupaten Badung, Bali. Penerapan Konsep Arsitektur Pop Art pada Ruang Dalam.

(I Wayan Igung Asta Yudistihira, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, I Wayan Yuda Manik) ... 125-128

32. Performing Arts Studio di Denpasar, Bali. Jenis-Jenis Performing Arts yang Diwadahi dan Studi Program Fungsional.

(Yulia Reysa Esmeralda Karamoy, I Made Adhika, Ida Bagus Gde Primayatna) ... 129-132

33. Co-Working and Meeting Space di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Neo-Vernakular pada Fasad Bangunan.

(Panji Jawara Satriawan, I Made Suarya, I Wayan Wiryawan) ... 133-136

34. Planetarium di Badung, Bali. Penerapan Tema Souls in The Universe pada Ruang Dalam dan Ruang Luar.

(8)

35. Perancangan Museum Dokumen Audio dan Visual Bali Abad ke-20. Penerapan Tema Eklektisisme dalam Arsitektur.

(Arya Triandana Putra, Ida Bagus Gde Wirawibawa, I Ketut Mudra) ... 141-144

36. Pusat Pelatihan Karate di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Neo Vernacular pada Rancangan Bangunan.

(Made Gede Ivan Asdiana, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, I Gusti Agung Bagus Suryada) ... 145-148

37. Creative Industries Exhibition Center di Badung, Bali. Dekonstruksi Arsitektur sebagai Tema Rancangan Bangunan.

(Arfiel Zaqta Surya, I Made Suarya, Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 149-152

38. Studio Profesional Fotografi dan Videografi di Ubud, Bali. Penerapan Tema Art of Light pada Ruang Dalam.

(Ida Bagus Dharma Tanaya, Ciptadi Trimarianto, I Wayan Yuda Manik) ... 153-156

39. Penerapan Tema Neo-Vernacular dalam Perancangan Cafe “Custom Bike” di Badung, Bali.

(I Ketut Agung Arimbawa, Syamsul Alam Paturusi, Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 157-160

40. Penerapan Tema “Switch-In” dalam Perancangan Sentra Wisata Oleh-Oleh Khas Bali di Gianyar, Bali.

(Putu Surya Kinara Karang, I Wayan Gomudha, I Ketut Muliawan Salain) ... 161-164

41. Penerapan Tema Neo-Vernacular pada Fasad dan Interior Perancangan Pusat Pameran Kain Tenun Cag-Cag di Jembrana, Bali.

(Silva Alma Ananda, Putu Rumawan Salain, I Made Suarya) ... 165-168 42. Pusat Wisata Kuliner di Badung, Bali. Aplikasi Material Alami dalam Konteks Arsitektur Hijau.

(Ni Made Mas Gina Larasati Dewi, Ni Ketut Agusintadewi, I Gusti Bagus Budjana) ... 169-172

43. Redesain Kantor Balai Taman Nasional Bali Barat, Bali. Penanganan Bangunan Kantor Utama dan Information Centre.

(Kadek Indra Satria Ariada, I Wayan Kastawan, I Nyoman Surata) ... 173-178

44. Mini Soccer Arena di Denpasar, Bali. Penerapan Konsep Tri Angga terhadap Letak dan Bentuk Bangunan.

(Angga Setiawan, Tri Anggraini Prajnawrdhi, Ni Made Swanendri) ... 179-184

45. Penerapan Tema Living Creative Life pada Ruang Dalam dan Ruang Luar. Pusat Industri Kreatif Anak Muda di Denpasar, Bali.

(Luh Shinta Manik Mas, Gusti Ayu Made Suartika, I Nyoman Surata) ... 185-188

46. Gedung Pertunjukan Seni Kontemporer di Lovina-Singaraja, Bali. Penerapan Jenis Panggung Arena pada Gedung Pertunjukan.

(I Made Sikha Dwi Partama, Syamsul Alam Paturusi, I Nyoman Surata) ... 189-192

47. Taman Lalu Lintas di Denpasar, Bali. Penerapan Tema “Belajar Sambil Bermain” pada Ruang Dalam dan Ruang Luar.

(9)
(10)

Arfiel Zaqta Surya (1319251057)1), I Made Suarya2), dan Ida Bagus Ngurah Bupala3)–Creative Industries Exhibition

Cen-CREATIVE INDUSTRIES EXHIBITION CENTER DI BADUNG, BALI

Dekonstruksi Arsitektur sebagai Tema Rancangan Bangunan

Arfiel Zaqta Surya1), I Made Suarya2), Ida Bagus Ngurah Bupala3) 1)

Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

[email protected]

2)

Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

[email protected]

3)

Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

[email protected]

ABSTRACT

Creative Industries Exhibtion Center building is generally intended as a platform that will accommodate creative actors in the creative industries that is location in Badung, Bali, which need facilities and infrastructure to realize their works and products, and specifically Creative Industries Exhibition Center are provide in 3 sub-types of creative industry sector, there are; Fashion, Craft, and Photography. The procurements design project development purpose of works and prod-ucts of the creative industries, which in terms of the arts industry, non-formal education, economy, and entertainment. The scope of this design includes several space facilities including exhibition space and performing stage area as the main function, co-working space, maker space, and auditorium space as supporting functions, as well as gallery display product and cafe as a complementary function. The Creative Industries Exhibition Center facility is commercial, meaning that in terms of design the design of the building must be attractive and has a good commercial value. One of the ways to create a design that is expected to have a good commercial value is in terms of choosing a building design theme, in or-der to create unique architectural venues or platform to attract visitors.

Keywords: Exhibition Center, Creative Industry, Deconstruction of Architecture.

ABSTRAK

Perancangan Exhibition Center Industri Kreatif secara umum diperuntukan sebagai wadah yang akan mengakomodasi para pelaku kreatifitas didalam industri kreatif yang berada di wilayah Badung, Bali yang membutuhkan sarana dan prasarana untuk merealisasikan karya dan produknya, dan secara khusus Exhibition Center Industri Kreatif ini mewadahai 3 jenis sub-sektor industri kreatif yaitu; Fashion, Craft, dan Photography. Pengadaan proyek rancangan ini bertujuan pada pengembangan karya dan produk industri kreatif yang ditinjau dari segi industri kesenian, pendidikan non formal, ekonomi, serta hiburan. Ruang lingkup rancangan ini meliputi beberapa fasilitas ruang diantaranya ruang pameran dan area performing stage sebagai fungsi utama, ruang co-working space, maker space, dan auditorium sebagai fungsi penunjang, serta gallery display product dan cafe sebagai fungsi pelengkap. Fasilitas Exhibition Center Industri Kreatif adalah bersifat komersial, yang artinya jika dilihat dari segi desain rancangan bangunannya harus bersifat menarik dan memiliki nilai komersil yang bagus. Salah satu dari berbagai cara untuk menciptakan rancangan bangunan yang diharapkan bisa memiliki nilai komersial yang bagus, adalah dari segi pemilihan tema rancangan bangunan, guna menciptakan tempat atau wadah arsitektur yang unik untuk menarik minat pengunjung..

Kata Kunci: Pusat Pameran, Industri Kreatif, Dekonstruksi Arsitektur.

PENDAHULUAN

Di Bali, khususnya di wilayah Kabupaten Badung dan Kota Denpasar memiliki jumlah pelaku industri ekonomi kreatif beserta peminatnya yang terbilang cukup tinggi karena merupakan daerah pariwisata dan kota urban, yang didalamnya banyak menampilkan karya-karya dan produk-produk di bidang seni dan industri kreatif.

Dibeberapa tempat di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar dan sekitarnya memang sudah terdapat fasilitas untuk mewadahi kegiatan tersebut, namun belum terdapat tempat yang memiliki fasilitas dengan fitur lengkap secara satu kesatuan (dilihat dari fungsi utama, penunjang, dan pelengkap) dan terpusat,

(11)

sehingga tidak banyak bidang industri kreatif yang terlihat atau terpamerkan secara langsung pada suatu kegiatan pameran sehingga dapat dinikmati serta dipelajari oleh kalangan orang banyak, baik dari kalangan masyarakat umum maupun peminat seni dan kreatif itu sendiri didalam sebuah fasilitas yang khusus dibuat untuk mewadahi kegiatan tersebut.

Adanya Exhibition Center di Kabupaten Badung diharapkan akan mampu mewadahi segala bentuk kegiatan dari industri kreatif untuk pelaku maupun peminat, serta pengunjung dalam mengapresiasikan karya seni dan produk-produk kreatif, serta merta sebagai bentuk kontribusi kedalam bidang ekonomi dan social daerah. Dalam hal untuk menarik peminat dan pengunjung terhadap industri kreatif, selain dari segi strategi pemasaran atas karya dan produk industri, tentunya sarana dan prasarana menjadi pertimbangan yang penting juga guna menciptakan daya tarik lebih untuk pengunjung agar merasa tertarik untuk mengunjungi tempat pelaksanaan dari pemasaran karya dan produk industri kreatif tersebut, oleh karena itu penulis berfikir juga untuk menciptakan sebuah tempat atau wadah yang secara rancangan arsitekturnya memiliki nilai-nilai komersial yang bagus agar dapat mengundang para pengunjung untuk datang ke tempat. Maka dari itu, pembentukan fasilitas Exhibition Center industri kreatif ini haruslah dibuat dengan bagus, dan salah satu caranya adalah melalui pembentukan dari segi bangunan arsitektur. Dalam perancangan arsitektur, tema rancangan bangunan menjadi aspek yang sangat diperhitungkan. Perancangan Bangunan Exhibition Center Industri Kreatif yang sebagai karya arsitektur ini mengambil keyword ‘kreatif’ dari perpaduan kata ‘industri kreatif’ untuk pemilihan tema rancangan bangunan arsitekturnya. Dekonstruksi menjadi salah satu tema rancangan arsitektur yang memiliki kaitan unsur terhadap keyword ‘kreatif’ yang ditinjau dari segi bentuk dan warna.

PEMAHAMAN TENTANG TEMA ‘DEKONSTRUKSI ARSITEKTUR’

Prinsip dan Unsur pada Dekonstruksi Arsitektur

Dekonstruksi membawa bentuk-bentuk geometri yang cenderung bentuknya berbeda dan tidak biasa, dikarenakan mengalami eksplorasi tetapi masih meninggalkan jejak awalnya. Hal ini disebabkan oleh adanya pembatasan penerimaan keabsolutan terhadap keaslian bentuk-bentuk geometri yang selama ini diketahui dan bersifat baku.

Mengulas teori dekonstruksi menurut salah satu tokoh yang memiliki filosopi serta prinsip-prinsip dekonstruksi dapat diimplementasika melalui rancangan arsitektur. Tokoh tersebut merupakan Derrida yang memiliki pemikiran prinsip-prinsip dekonsturksi arsitektur, yaitu :

1. Difference, sistem perbedaan secara universal yaitu, pengaturan ruang/jarak/spasi (spacing), dan perbedaan-perbedaan antara sesuatu/dua hal (distinctions between things); perhatiannya kepada dimensi di sepanjang pokok soal dalam pembedaan koskata tersebut untuk saling memisahkan diri dan saling memunculkan.

2. Hierarchy Reversal, menunjukan segala sesuatu di dunia merupakan pasangan sebab akibat. Pasangan-pasangan ini berlaku di semua bidang, misalnya: di luar - di dalam, siang-malam, baik-buruk, benar-salah dan juga keberadaan-ketiadaan. Hubungan seperti ini disebut hubungan vertikal atau hirarkis.

3. Marginality dan Centrality, Marginalitas dan sentralitas merupakan masalah titik ‘pokok’ yang dapat digunakan untuk menunjuk pada pengertian ‘penting’ dan ‘tidak penting’ atau yang utama dan yang kedua.

4. Interability dan Meaning, untuk memahami iterability dan meaning adalah terkait dengan konsep Derrida tentang ‘tulisan’ atau ‘teks’. Dalam ilmu bahasa, suatu kata atau tanda memperoleh maknanya dalam suatu proses berulang pada konsteks yang berbeda. Ini berarti bahwa ‘kata’ tergantung pada interability, dimana suatu kata adalah tergantung pada bisa tidaknya diulang-ulang. Dengan adanya perulangan ini merupakan pertanda adanya ‘meaning’. Dalam arsitektur, penggunaan unsur arsitektural secara berulang-ulang akan membuka pemahaman yang lebih baik terhadap makna yang dimaksudkannya. Unsur arsitektur tersebut dapat berupa; batu-bata, jendela, pintu, kolom sampai bentukan geometri dan hubungan abstrak formalnya

Unsur-unsur pada Arsitektur Dekonstruksi:

 Tampilan bidang dan elemen pembentuk yang tidak sama sisi (asimetris)  Garis-garis yang cenderung tidak beraturan atau tidak memiliki titik temu  Menghasilkan bentuk yang berbeda dengan yang lain (disekitarnya)  Menganut gaya modern expressionist

(12)

Arfiel Zaqta Surya (1319251057)1), I Made Suarya2), dan Ida Bagus Ngurah Bupala3)–Creative Industries Exhibition

Cen-IMPLEMENTASI DEKONSTRUKSI ARSITEKTUR SEBAGAI TEMA RANCANGAN

Dari berbagai aspek dan elemen didalam rancangan arsitektur, yang diantaranya terdapat bentuk dan warna. Dua hal tersebut menjadi menjadi elemen yang sangat penting didalam merancang sebuah karya ar-sitektur dan dapat menjadi dasar untuk implementasi tema Dekonstruksi Arar-sitektur yang akan diolah dan di-tuangkan kedalamnya. Berdasarkan tujuan pada perancangan bangunan untuk menciptakan bangunan yang menarik, maka hasil dari bentuk dan pewarnaan pada rancangan bangunan Exhibition Center Industri Kreatif akan menjadi nilai daya tarik dan pandangan tersendiri atas lingkungan dan pengunjung terhadap bangunan tersebut yang merupakan sebuah karya arsitektur.

merupakan hasil kombinas dan eksplorasi bentuk dasar geometri antara persegi + segitiga Gambar 1. Elemen Implementasi Perancangan Arsitektur

Sumber: Arfiel, 2017

Gambar 3. Implementasi Dekonstruksi Arsitektur pada Tampilan Bangunan Exhibition Center Industri Kreatif Sumber: Arfiel, 2017

Gambar 2. Implementasi Dekonstruksi Arsitektur pada Orientasi Arah Massa dan Bentuk Dasar Bangunan Exhibition Center Industri Kreatif

Sumber: Arfiel, 2017 implementasi pada bentuk rancangan bangunan, menco-ba menciptakan tampilan bidang dan elemen pembentuk yang tidak sama

si-si (asi-simetris). pemilihan warna pada elemen-elemen pembentuk rancangan bernane-ka ragammencoba menciptakan tampi-lan façade bangunan yang

ter-lihat unik dan menarik

(13)

Pemilihan Warna pada Elemen Pembentuk Bangunan

Penggunaan warna-warna yang ada pada elemen pembentuk bangunan, juga berdasarkan eksplorasi de-sain atas tema Dekonstruksi Arsitektur yang cenderung berbeda dan unik. Dengan gaya modern expression penggunaan warna cenderung tidak alami, melainkan sengaja dipilih warna cenderung unik seperti halnya; warna kaca jingga dan kuning, perpaduan warna dinding antara grey, beige, dan pink.

KESIMPULAN

Pemilihan ‘Dekontruksi Arsitektur’ sebagai tema rancangan bangunan pada Exhibition Center Industri Kreatif didasari pada bentuk yang terbilang ‘kreatif’ karena berbeda dengan bangunan yang ada disekitarnya. Tema Rancangan tersebut diharapkan bisa menjadikan suatu bentuk yang baru dan tidak monoton pada ling-kungan rancangan bangunan yang ada di Bali pada umumnya. Secara khusus, penulis atau perancang bangunan Exhibition Center Industri Kreaif ingin menyampaikan kesimpulan atas tulisan ini bahwa, Dekontruksi Arsitektur dapat dijadikan landasan dasar sebuah pemikiran baru sebagai tema rancangan bangunan dalam merancang sebuah karya bangunan arsitektur, dan juga memberikan sesuatu hal yang ba-ru serta nuansa kesegaran dalam bentuk pertimbangan atau pandangan untuk menciptakan suatu bentuk.

DAFTAR PUSTAKA

Architecture and Competition Annual 7. 2002. Archiworld Building Design. Kind of Exhibition Center. Publishing: Korea

Arsitektur Dekonstruksi. 2011. https://archiofcassie.wordpress.com (diakses 04/02/2018)

Arsitektur Dekonstruksi. 2011. Unsur-unsur Arsitektur Dekontruksi. http://edupaint.com (diakses 04/02/2018) Margono, Rudy. 1997. Digital Libray and Catalog. Universitas Kristen Petra Surabaya. Exhibition Building.

Perancangan Gedung dan Galeri Pameran. http://Petra.ac.id/online-catalog/Laporan-Perancangan-Arsitektur (diakses pada tanggal 12/02/2017)

Schwarz Frey, Bertron. 2006. Designing and Building Planning of Exhibition. Basel, Boston, Berlin. Surya, Arfiel Zaqta. 2017. Exhibition Center Industri Kreatif di Badung, Bali. Tugas Akhir by Design Program Studi Arsitektur. Universitas Udayana.

http://dewituembun.blogspot.co.id/2009/08/arsitektur-dekonstruksi (diakses pada tanggal 08/03/2017)

Gambar 4. Interior Ruang Pameran Exhibition Center Industri Kreatif

Sumber: Arfiel, 2017

Gambar 5. Interior Ruang Gallery Display Product Exhibition Center Industri Kreatif

Gambar

Gambar 3. Implementasi Dekonstruksi Arsitektur pada Tampilan Bangunan Exhibition Center Industri Kreatif   Sumber: Arfiel, 2017
Gambar 5. Interior Ruang Gallery Display Product   Exhibition Center Industri Kreatif

Referensi

Dokumen terkait

Tema yang digunakan dalam perancangan Lembaga Pemasyarakatan Narkoba di Bali adalah Arsitektur Tro- pis, Dengan tema Arsitektur Tropis diharapkan mampu menciptakan suasana nyaman

Konsep adalah ide atau gagasan yang menjadi sebuah dasar dalam merancang sebuah bangunan. Tidak terlepas dari itu, aktivitas dan kegiatan yang berlangsung pada sebuah

Permasalahan lingkungan sekitar lokasi site yang beriklim tropis dapat ditanggulangi dengan penerapan gaya arsitektur tropis pada desain bangunan dan

Tema yang dipilih dalam perancangan planetarium di Bali yaitu Futuristik dan Dinamis yang berarti bangu- nan yang berbeda dengan bangunan lainnya yang memiliki ciri khas tersendiri

Dapat dilihat denah dan tampak bangunan secara umum mencerminkan sebuah fasad yang dinamis, as- imetris, simple namun memiliki tingkat kerumitan yang cukup tinggi

Arsitektur dan Desain Riset Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan Elektronik Jurnal Arsitektur milik Prodi Arsitektur-Fakultas

Namun restoran dengan masakan khas Eropa yang belum banyak terdapat di Bali dengan menyuguhkan menu dari satu Negara saja, dan dengan jumlah wisatawan yang datang ke

Pembelajaran fiqih selama ini belum optimal disebabkan oleh gaya mengajar guru yang belum tepat, kurangnya penggunaan media pembelajaran dan kurangnya pemahaman