Arsitektur dan Desain Riset Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan
Elektronik Jurnal Arsitektur milik Prodi Arsitektur-Fakultas Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.
www.ojs.unud.ac.id
Oka Saraswati, AAA; Widya Paramadhyaksa, IN;
Primayatna, IBG; Syamsul, AP; Mudra, IK; Yuda Manik, IW;
Swanendri, NM; Sueca, NP; Suryada, IGAB; Kastawan, IW;
Suryada, IGAB; Karel Muktiwibowo, A.
V o lu m e ( 6 ) N o m o r (2 ) E d is i Ju li 2 0 1 8
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata dunia kerja dalam bidang arsitektur dan desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan binaan.
Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsitektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior, perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk turut berkontribusi.
JA UNUD mempublikasikan studi riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro, dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:
1. Arsitektural dan Desain Riset:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur, pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll. Artikel biasanya merupakan hasil studi/skripsi/tugas akhir mahasiswa arsitektur.
2. Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah perkotaan, perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur, dll.
3. Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur yang sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil pengamatan terhadap studi kasus.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Kampus Bukit Jimbaran-Bali, Indonesia
+62 361 703384
[email protected]
@ www.ojs.unud.ac.id; www.ar.unud.ac.id
Pengurus e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
Arsitektur dan Desain Riset
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan
ejurnal nasional arsitektur milik Program Studi Arsitektur- Fakultas Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.
Volume (6) Nomor (2) Edisi Juli 2018 ISSN No. 9 772338 505107
Hak Cipta 2018 Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Seluruh kontributor artikel telah mengijinkan Jurnal Arsitektur UNUD untuk mereproduksi, mendistribusikan, dan mempublikasikan substansi jurnal dalam format elektronik pada website OJS Universitas Udayana www.ojs.unud.ac.id
Pandangan, pendapat, dan hasil penelitian merupakan tanggung jawab kontributor. Gambar dan diagram disediakan oleh kontributor.
Penanggung Jawab Anak Agung Ayu Oka Saraswati
Pengarah I Nyoman Widya Paramadhyaksa
Ida Bagus Gde Primayatna
Ketua Syamsul Alam Paturusi
Sekretaris I Wayan Yuda Manik
Bendahara Ni Made Swanendri
Penyunting dan Reviewer
I Putu Rumawan Salain
Ngakan Putu Sueca
Gusti Ayu Made Suartika
I Nyoman Susanta
I Gusti Agung Bagus Suryada
Tim Validasi
I Ketut Mudra
Ngakan Putu Sueca
Syamsul Alam Paturusi
I Wayan Kastawan
I Gusti Agung Bagus Suryada
Tim Penerbit
I Putu Sutrisna
I Gusti Ngurah A. Putera Sentana
I Made Pangkur
Desainer Cover
Antonius Karel Muktiwibowo
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD
Tata tulis naskah:
1. Kategori naskah ilmiah merupakan hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah populer (aplikasi, ulasan, opini), diskusi, skripsi, dan stugas akhir.
2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (abstrak) diketik pada kertas ukuran A-4, spasi tunggal, dengan batas atas 1,55 cm; bagian dalam 2,5 cm; bagian luar 1,5 cm; dan bawah 2,45 cm. Font yang digunakan adalah Arial 11pt.
3. Batas panjang naskah/artikel adalah 4 atau 6 halaman.
4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, di tengah-tengah kertas.
Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis naskah yang dibahas ditulis sebagai referensi).
5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan alamat email di bawah institusi.
6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci (keyword) diletakkan setelah abstrak
7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 200 kata, dicetak miring, font Arial 10pt, spasi tunggal. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf kapital
8. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas.
9. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi diletakkan sebelum daftar pustaka
10. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 2 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya harus jelas dan lengkap sesuai dengan: nama pengarang, tahun, judul, kota: penerbit. Judul dicetak miring.
Keterangan umum:
1. Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dan menyerahkan soft copy dalam program pengolahan kata MS Word atau format teks/ASCII.
2. Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.
3. Redaksi berhak menolak atau mengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi kriteria
yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskan kepada penulis
naskah untuk ditanggapi.
Editorial
Ketika Dirjen Diki melansir suratnya No. 152/E/T/2012 yang berisikan Wajib Publikasi Ilmiah Bagi S1/S2/S3, ide dasarnya dasarnya adalah untuk mendongkrak jumlah karya ilmiah perguruan tinggi yang dipublikasikan secara luas dianggap sangat rendah. Kebijakan ini langsung mengguncang jagad perguruan tinggi di Indonesia. Media yang digunakan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah jurnal cetak dan e-jurnal.
Sosialisasi e-jurnal di Universitas Udayana telah dilakukan, namun dalam implementasinya bukan hal yang mudah. Untuk mewujudkannya melibatkan banyak pihak, organisasi mulai dari jurusan hingga Universitas, menempatkan orang-orang yang berkompeten (reviewer dan validator) dan badan pelaksanaannya. Selain itu, dukungan kebijakan, sumber daya dan pengalokasiannya. Belum lagi mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya. Ditengah kompleksitas permasalahan ini, lahirlah jurnal volume 6 nomor 2 dengan segala keterbatasannya. Sisi kualitas sebagai karya ilmiah, berkejaran dengan batas waktu yang sangat terbatas mewarnai volume kelima ini. Ini menjadi masalah tersendiri, menransformasi Tugas Akhir arsitektur yang didominasi gambar perancangan menjadi laporan dalam format jurnal ilmiah, bukan hal mudah. Namun ini adalah pilihan satu-satunya dalam keadaan keterbatasan waktu.
Diharapkan pada edisi mendatang, penyumbang artikel bukan hanya dari mahasiswa yang sedang tugas akhir, tetapi seluruh mahasiswa arsitektur tanpa memandang semester. Sehingga diharapkan diperoleh keberagaman naskah yang masuk sekaligus terdistribusinya jumlah artikel di setiap penerbitan. Dalam kesempatan yang baik ini, dari dapur pelaksana e-jurnal Asitektur, mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya jurnal volume 6 nomor 2 ini.
Redaktur
Daftar Isi
Halaman
eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ... ii
Pengurus eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ... ii
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD ... iii
Editorial ... iv
Daftar Isi ... v
1. Rancangan Mountain Resort di Kabupaten Probolinggo. Pengaturan Massa Bangunan untuk Efisiensi Sirkulasi.
(Ismaina Amalia Dwi Rina, Gusti Ayu Made Suartika, I Ketut Mudra) ... 1-4 2. Fantasy Park di Kota Denpasar. Penerapan Panel Surya sebagai Sumber Daya Listrik Alternatif
Taman Bermain.
(Grahadintha Pramaeswara Nanta, Gusti Ayu Made Suartika, Anak Agung Gde Djaja Bharuna S) ... 5-8 3. Stadion Sepakbola Internasional di Denpasar. Penerapan Gaya Arsitektur Tradisional Bali pada
Tampilan Bangunan Stadion.
(Wayan Adi Nugraha, I Wayan Gomudha, Ida Bagus Gde Primayatna) ... 9-12 4. Perencanaan Business Cafe di Kuta Utara,Bali. Penerapan Elemen Arsitektur Tropis pada
Tampilan Kafe.
(Ida Bagus Gde Yoga Swara, I Gusti Ngurah Anom Rajendra, Ni Made Yudantini) ... 13-16 5. Pusat Belajar Alquran di Denpasar. Penerapan Tema Harmony in Mecca-Madina Atmosphere
pada Tampilan Bangunan.
(Rafiqa Marsa Putri Djafarnantyo, Ngakan Putu Sueca, Widiastuti) ... 17-20 6. Taman Agrowisata dan Agroteknologi di Kintamani, Bangli. Keselarasan pada Fasad Bangunan.
(I Wayan Adi Prayoga, I Made Adhika, Ciptadi Trimarianto) ... 21-24 7. Pengembangan Daya Tarik Wisata Permandian Air Panas Belulang di Tabanan. Penerapan
Konsep Arsitektur Tropis pada Penataan Bangunan.
(I Gusti Kade Arum Guna Wibawa, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, I Ketut Mudra) ... 25-28 8. Tempat Pengadopsian dan dan Penampungan Anjing Liar di Gianyar, Bali. Penerapan Tema
Átraktif´pada Perancangan.
(Pande Made Brahmaputra, I Dewa Gede Agung Diasana Putra, I Wayan Yuda Manik) ... 29-32 9. Pusat Pelatihan Pertunjukan Seni Budaya di Singapadu, Gianyar-Bali. Pola Tata Massa
Rancangan Edurekreatif.
(Dewa Gde Putra Praditya, I Made Adhika, Anak Agung Gde Djaja Bharuna S) ... 33-38 10. Fasilitas Olahraga Futsal di Kabupaten Gianyar. Penerapan Tema “Sportif”.
(I Kadek Rudy Hendrawan, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, I Gusti Bagus Budjana) ... 39-42 11. Penerapan Bangunan Pasraman di Kabupaten Buleleng, Bali.
(I Gede Prayoga Adhi Tama, Widiastuti, Ni Made Swanendri) ... 43-46 12. Penerapan Tema Neo Vernacular pada Tampilan Bangunan Tempat Pelatihan dan Produksi
Kerajinan Furnitur Bambu di Bangli, Bali.
(I Nengah Pastika, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, I Gusti Ngurah Anom Rajendra) ... 47-50 13. Aplikasi Tema Tropical Modern pada Perancangan Pusat Billiard di Denpasar, Bali.
(Wayan Gede Wiswajaya, Syamsul Alam Paturusi, Ida Bagus Gde Primayatna) ... 51-54 14. Pendidikan Vokasi Animasi di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Regionalisme pada
Perancangan Bangunan.
(Putu Deni Arie Khrisnantara, Putu Rumawan Salain, I Wayan Yuda Manik) ... 55-60
15. Penerapan Langgam Post Modern pada Desain Rumah Musik di Kabupaten Badung, Bali.
(Bramantya Winanda Putra, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, I Wayan Wiryawan) ...61-64 16. Kaba-Kaba Green Resort di Tabanan, Bali. Penerapan Konsep “Green” pada Perancangan Tapak dan
Bangunan.
(I Gusti Putu Bagus Putrautama, Ciptadi Trimarianto, Anak Agung Gde Djaja Bharuna S) ...65-68 17. Museum Keris di Kabupaten Gianyar, Bali. Penempatan Keris Menggunakan Jagrak dalam Vitrin.
(Kadek Raka Saputra Agung Dewantara, I Wayan Kastawan, I Ketut Mudra) ...69-72 18. Penerapan Tema Strength and Energic pada Tampilan Bangunan. Pusat Pelatihan Binaraga di
Badung, Bali.
(I Komang Agus Kerta Raharja, Ni Ketut Ayu Siwalatri, I Gusti Agung Bagus Suryada) ...73-76 19. Penerapan Konsep Keamanan Passive Infra Red dan Glass Break Vibration Sensor pada
Rancangan Bangunan Museum Purba di Gianyar, Bali.
(I Made Adhi Paramartha, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, I Ketut Mudra) ...77-80 20. Sanggar Pelatihan dan Pertunjukan Tari Barong di Gianyar, Bali. Penerapan Tema Neo
Vernacular pada Tampilan Bangunan.
(I Wayan Hendi Aprianatha, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, I Nyoman Surata) ...81-84 21. Penerapan Konsep Scandinavian pada Interior Bangunan Cottage, Bali.
(Made Rama Candra, Widiastuti, Ida Bagus Gde Primayatna) ...85-88 22. Baking Course Center di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Higienis pada Ruang Luar.
(I Gusti Ayu Mita Andiyani, I Dewa Gede Agung Diasana Putra, I Wayan Wiryawan) ...89-92 23. Rancangan Fasilitas Therapeutic Pool pada Klinik Hydroptherapy di Denpasar, Bali.
(I Made Cahya Devandra, I Gusti Ngurah Anom Rajendra, I Ketut Mudra) ...93-96 24. Industri Kerajinan Gambelan Bali di Gianyar. Langgam Hybrid Expresion pada Desain.
(I Wayan Oka Winata, Tjok Oka Artha Ardana Sukawati, Antonius Karel Mukti Wibowo) ...97-100 25. Pusat Pelatihan Tenis Lapangan di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Neo Vernacular pada
Tampilan Bangunan.
(Komang Pande Agastya Putra, Tri Anggraini Prajnawrdhi, I Gusti Bagus Budjana) ... 101-104 26. Pasar Produk Industri Kreatif di Singapadu Tengah, Bali. Penerapan Tema Inovatif dan Kreatif
pada Rancangan Bangunan.
(Gede Mas Bhayu Artha Wijaya, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, I Nyoman Susanta) ... 105-108 27. Implementasi Tema Regionalisme pada Rancangan Pusat Cendera Mata dan Kuliner Lokal di
Teluk Dalam, Nias Selatan.
(Doni Setiawan Zebua, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, I Ketut Muliawan Salain) ... 109-112 28. Sekolah Musik Modern di Badung, Bali. Elaborasi Genre Blues pada Tampilan Bangunan.
(I Gusti Ngurah Agung Gita Aristanaya, Ni Ketut Agusintadewi, I Wayan Wiryawan) ... 113-116 29. Standar Kenyamanan Tempat Duduk Bangunan Tribun pada Pusat Pelatihan Pembinaan Bola
Voli di Badung, Bali.
(I Made Radhia Pratista Putra, Ni Ketut Ayu Siwalatri, I Gusti Bagus Budjana) ... 117-120 30. Penerapan Konsep Perancangan Ruang Dalam pada Fitness Centre di Badung, Bali.
(I Gede Kristian Pradnyadinata, I Dewa Gede Agung Diasana Putra, I Gusti Agung Bagus Suryada) ... 121-124 31. Studio Animasi di Kabupaten Badung, Bali. Penerapan Konsep Arsitektur Pop Art pada Ruang
Dalam.
(I Wayan Igung Asta Yudistihira, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, I Wayan Yuda Manik) ... 125-128 32. Performing Arts Studio di Denpasar, Bali. Jenis-Jenis Performing Arts yang Diwadahi dan Studi
Program Fungsional.
(Yulia Reysa Esmeralda Karamoy, I Made Adhika, Ida Bagus Gde Primayatna) ... 129-132 33. Co-Working and Meeting Space di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Neo-Vernakular pada Fasad
Bangunan.
(Panji Jawara Satriawan, I Made Suarya, I Wayan Wiryawan) ... 133-136 34. Planetarium di Badung, Bali. Penerapan Tema Souls in The Universe pada Ruang Dalam dan
Ruang Luar.
(Friska Ayu Karina Dinata, Widiastuti, Ni Made Swanendri) ... 137-140
35. Perancangan Museum Dokumen Audio dan Visual Bali Abad ke-20. Penerapan Tema Eklektisisme dalam Arsitektur.
(Arya Triandana Putra, Ida Bagus Gde Wirawibawa, I Ketut Mudra) ... 141-144 36. Pusat Pelatihan Karate di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Neo Vernacular pada Rancangan
Bangunan.
(Made Gede Ivan Asdiana, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, I Gusti Agung Bagus Suryada) ... 145-148 37. Creative Industries Exhibition Center di Badung, Bali. Dekonstruksi Arsitektur sebagai Tema
Rancangan Bangunan.
(Arfiel Zaqta Surya, I Made Suarya, Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 149-152 38. Studio Profesional Fotografi dan Videografi di Ubud, Bali. Penerapan Tema Art of Light pada
Ruang Dalam.
(Ida Bagus Dharma Tanaya, Ciptadi Trimarianto, I Wayan Yuda Manik) ... 153-156 39. Penerapan Tema Neo-Vernacular dalam Perancangan Cafe “Custom Bike” di Badung, Bali.
(I Ketut Agung Arimbawa, Syamsul Alam Paturusi, Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 157-160 40. Penerapan Tema “Switch-In” dalam Perancangan Sentra Wisata Oleh-Oleh Khas Bali di Gianyar,
Bali.
(Putu Surya Kinara Karang, I Wayan Gomudha, I Ketut Muliawan Salain) ... 161-164 41. Penerapan Tema Neo-Vernacular pada Fasad dan Interior Perancangan Pusat Pameran Kain
Tenun Cag-Cag di Jembrana, Bali.
(Silva Alma Ananda, Putu Rumawan Salain, I Made Suarya) ... 165-168 42. Pusat Wisata Kuliner di Badung, Bali. Aplikasi Material Alami dalam Konteks Arsitektur Hijau.
(Ni Made Mas Gina Larasati Dewi, Ni Ketut Agusintadewi, I Gusti Bagus Budjana) ... 169-172 43. Redesain Kantor Balai Taman Nasional Bali Barat, Bali. Penanganan Bangunan Kantor Utama
dan Information Centre.
(Kadek Indra Satria Ariada, I Wayan Kastawan, I Nyoman Surata) ... 173-178 44. Mini Soccer Arena di Denpasar, Bali. Penerapan Konsep Tri Angga terhadap Letak dan Bentuk
Bangunan.
(Angga Setiawan, Tri Anggraini Prajnawrdhi, Ni Made Swanendri) ... 179-184 45. Penerapan Tema Living Creative Life pada Ruang Dalam dan Ruang Luar. Pusat Industri Kreatif
Anak Muda di Denpasar, Bali.
(Luh Shinta Manik Mas, Gusti Ayu Made Suartika, I Nyoman Surata) ... 185-188 46. Gedung Pertunjukan Seni Kontemporer di Lovina-Singaraja, Bali. Penerapan Jenis Panggung
Arena pada Gedung Pertunjukan.
(I Made Sikha Dwi Partama, Syamsul Alam Paturusi, I Nyoman Surata) ... 189-192 47. Taman Lalu Lintas di Denpasar, Bali. Penerapan Tema “Belajar Sambil Bermain” pada Ruang
Dalam dan Ruang Luar.
(Christe Pratama Putra, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, Anak Agung Gde Djaja Bharuna S) ... 193-196
I Made Sikha Dwi Partama (1119251015)1), Syamsul Alam Paturusi2), dan I Nyoman Surata3)-Gedung Pertunjukan Seni
GEDUNG PERTUNJUKAN SENI KONTEMPORER DI LOVINA-SINGARAJA, BALI Penerapan Jenis Panggung Arena pada Gedung Pertunjukan
I Made Sikha Dwi Partama1), Syamsul Alam Paturusi2), dan I Nyoman Surata3)
1)Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana [email protected]
2)Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana [email protected]
3)Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana [email protected]
ABSTRACT
The Contemporary Art Performance Building In Lovina - Singaraja, is designed as a show building for artists in Singaraja, such as artistic of bondres, wayang wong, Arja, and theater. Contemporary Art as an art that keeps changing in accordance with the times, art performers who display contemporary art always change the existing storyline with the new stage innate, the selection of clothing has a style or modification in accordance with the current form and style. The most basic needs to smooth the event is in terms of arrangement of the stage, and the placement of the audience seats to reach out the sound, as well as the view of the audience. The stage is urgently needed in any performance because the stage is a place for artists to vent their emotions in showing their work. The Contemporary Art Performance Building in Lovina-Singaraja has a shape like a turtle. The selection of turtle shape as an appreciation in the cultivation of hatchlings in Lovina, Singaraja. The oval shape is very easy to apply the audience seats, stage, and other functions.
Keywords: Stage, Good Stage Setup, Performance Building ABSTRAK
Gedung Pertunjukan Seni Kontempor di Lovina - Singaraja, dirancang sebagai gedung pertunjukkan yang diperuntukkan untuk pelaku seni yang ada di Singaraja, seperti bondres, wayang wong, Arje, dan teater.
Seni Kontemporer sebagai seni yang terus berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman, pelaku seni yang menampilkan kesenian kontemporer selalu merubah alur cerita yang sudah ada dengan pembawaan panggung yang baru, pemilihan busana memiliki corak atau modifikasi yang sesuai dengan bentuk dan gaya saat ini. kebutuhan yang paling mendasar untuk melancarkan jalannya acara adalah dari segi penataan panggung, dan penempatan kursi penonton sehingga mampu menjangkau dari segi suara, maupun pengelihatan penonton. Panggung sangat dibutuhkan dalam pementasan apapun karena panggung adalah tempat bagi pelaku seni meluapkan emosinya di dalam mempertunjukkan karyanya. Gedung Pertunjukkan Seni Kontemporer di Lovina-Singaraja memiliki bentuk bangunan yang menyerupai kura-kura. Pemilihan bentuk kura-kura sebagai apresiasi dalam budidaya tukik yang ada di Lovina,Singaraja. Bentuknya yang opal sangat mudah untuk mengaplikasikan kursi penonton, panggung, dan fungsi lainnya.
Kata Kunci: panggung, penataan panggung yang baik, gedung pertunjukkan
PENDAHULUAN
Buleleng adalah Kabupaten yang terletak di daerah utara Pulau Bali. Keindahan Buleleng selain dari tempat wisatanya yang sudah lumayan diketahui oleh masyarakat luas, juga dari seni tradisionalnya seperti seni tari, wayang wong, dan sekarang sangat ramai di pentaskan yaitu seni bondres. Dalam pementasan bondres yang digunakan adalah manusia sebagai objek untuk menyalurkan cerita yang sudah di buat untuk lebih dihayati penonton. Bondres sekarang dengan terdahulu sudah mengalami perubahan yang sangat drastis. Ini bisa dilihat dari pembawaan panggung yang menggunakan atribut modern dan pralatan yang canggih. Perkembangan zaman sudah banyak merubah seni bondres ini dari pembawaan cerita di panggung, kostum, dan penataan panggung.
Perubahan yang terjadi dalam seni tradisional semakin hari semakin tergerus oleh perubahan zaman.
Banyak bermunculan kesenian-kesenian baru yaitu seni kontemporer. Hampir sama dengan seni tradisional namun dalam penyajiannya sangat berbeda. Seni kontemporer adalah seni modern atau seni kekinian.
Dalam seni kontemporer banyak perubahan seperti modifikasi kostum yang disesuaikan dengan zaman pada saat ini. Pertunjukkan seni kontemporer sangat diterima oleh masyarakat luas, khususnya masyarakat Buleleng sangat antusias dengan pertunjukkan kontemporer.
Di Buleleng sering dipentaskan dalam sela-sela acara seperti Buleleng festival, dan Lovina festival. Selain acara festival juga sering di pentaskan pada acara-acara besar di Buleleng. Kesenian yang mengungsung seni kontemporer adalah Bondres yang sangat ramai dipentaskan. Maka dari itu di Singaraja sangat perlu dibuatkan fasilitas pendukung seperti gedung pertunjukkan yang memiliki kenyamanan dan kapasitas standar gedung pertunjukkan. Tempat yang sangat cocok dijadikan tempat berdirinya gedung pertunjukkan adalah daerah Lovina, yang sebagai pusat pariwisata di Kabupaten Buleleng. Banyak pertimbangan yang didapat seperti lokasi yang strategis dan lebih cepat dalam mempromosikan budaya lokal Singaraja.
Gedung pertunjukkan, secara fisik memiliki bentuk panggung yang dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu panggung tertutup, panggung terbuka dan panggung kereta. panggung tertutup terdiri dari panggung prosenium, panggung portable dan juga dapat berupa arena. Sedangkan panggung terbuka atau lebih dikenal dengan sebutan open air stage dan bentuknya juga bermacam-macam. Heru, (tahun). Dalam penataan panggung tentu tidak lupa dengan persyaratan panggung khususnya panggung tertutup yaitu akustika dalam arsitektural menurut Wiliam J. McGuiness (1971) dapat didefinisikan sebagai teknologi mendesain ruang, struktur dan sistem mekanikal yang dihadapkan pada kebutuhan manusia untuk mendengar dalam sebuah ruangan. Perkembangan bentuk panggung semakin bervariasi sesuai dengan kebutuhan penonton. Di dalam pengertian panggung adalah tempat berlangsungnya sebuah pertunjukkan dimana interaksi antara kerja penulis lakon, sutradara, dan aktor ditampilkan di hadapan penonton. Di atas panggung inilah semua laku lakon disajikan dengan maksud agar penonton menangkap cerita yang ditampilkan.
PENERAPAN JENIS PANGGUNG ARENA PADA GEDUNG PERTUNJUKAN
Jenis panggung arena penerapannya pada bangunan gedung pertunjukkan, dan berikut jenis-jenis panggung yang sering dipergunakan sebagai dasar pertimbangan pemilihan panggung arena sebagai panggung gedung pertunjukkan seni kontemporer di Lovina, Singaraja.
Jenis-Jenis Panggung
Panggung adalah sebuah sarana untuk pelaku seni di dalam mengeluarkan karyanya, sebagai penulis lakon, sutradara, dan aktor menjadikan satu karyanya dan ditunjukkan di dalam pementasan. Pada panggung semua cerita yang sudah ditulis dipersembahkan dengan menggunakan manusia sebagai sarana untuk lebih menghayati cerita yang sudah dibuat. Penataan panggung juga sangat penting bagi jalannya cerita untuk mempertegas alur dan memberikan suasana yang nyata sesuai dengan cerita yang di bawakan.
Dari banyaknya jenis-jenis panggung berbagai tipe yang sering dipergunakan yaitu tipe panggung proscenium, panggung thrust, dan panggung arena. Dari berbagai jenis panggung akan disesuaikan dengan fungsi dan alur cerita yang akan ditampilkan untuk memudahkan didalam penataan panggung.
Gambar 1: (kiri) Panggung Proscenium, (tengah) Panggung Arena, dan (kanan) Panggung Thrust.
Jenis panggung proscenium memiliki bentuk memanjang dengan bingkai (kiri). Khusus untuk auditorium penonton difokuskan pada area depan saja dan satu garis. Untuk jenis panggung thrust (kanan) hampir sama dengan panggung proscenium (kiri) namun yang membedakan dari panggung thrust ini adalah auditorium yang berada di depan kiri dan kanan panggung, tampak jelas pada gambar diatas (kanan). Dan untuk panggung arena (tengah) memiliki bentuk yang berbeda dari panggung lainnya. Penempatan panggung arena berada di tengah dan dikelilingi auditorium ataupun setengah panggung. Panggung arena ini yang paling sering digunakan pada gedung pertunjukkan berjenis pementasan teater karena bentuk panggung yang dikelilingi auditorium membuat penonton dengan pelaku seni lebih menyatu. Selain itu jenis
P. Proscenium P. Arena P. Thrust
I Made Sikha Dwi Partama (1119251015)1), Syamsul Alam Paturusi2), dan I Nyoman Surata3)-Gedung Pertunjukan Seni panggung ini mudah dirancang dalam pengaplikasian ruang-ruang pendukung, fasilitas dan sirkulasi pada bangunan.
Panggung Arena
Pemilihan panggung arena sebagai panggung Gedung Pertunjukkan Seni Kontemporer di Lovina – Singaraja, adalah dasar pertimbangannya bentuk yang melingkar dan panggung terfokus pada area tengah sangat cocok untuk jenis pementasan teater dan bondres yang memang akan sering tampil pada gedung pertunjukkan seni kontemporer di Lovina, Singaraja.
Gambar 2: (kiri) Panggung Arena, dan (kanan) Panggung Arena yang digunakan.
Jenis-jenis panggung arena yang dipilih adalah jenis panggung melengkung dengan dikelilingi auditorium.
Bentuk ini dipilih karena gedung pertunjukkan kontemporer di Lovina, Singaraja akan menampilkan pertunjukkan bondres dan seni teater. Bentuknya yang melingkar dan terpusat pada area tengah memberikan suasana menyatu pada ruangan. Seni pementasan bondres lebih sering berinteraksi dengan penonton, maka dari itu pemilihan panggung arena sangat tepat. Berikut pengaplikasian panggung arena pada bangunan gedung pertunjukkan seni kontemporer di Lovinia, Singaraja.
Gambar 3: Denah Lobby Gedung Pertunjukkan.
Sumber : Sikha,2018
Gambar 4: Denah Auditorium Dan Panggung Gedung Pertunjukkan.
Sumber : Sikha,2018
Gambar 5: Sketsa Gambar Lobby
Gambar 6: Sketsa Gambar Auditorium Bawah
Dalam pengaplikasian ke bangunan memiliki tiga zoning ruang yaitu area lobby, area auditorium bawah, dan area auditorium atas. Dari masing-masing fungsi memiliki kegunaannya yaitu: (a) area lobby, di fungsikan sebagai drop off pengunjung untuk proses pembelian ticketing, lalu di sebar ke tiga titik yaitu akses area tengah untuk penyandang disabilitas dan tamu VIP, untuk akses kiri dan kanan di peruntukkan untuk penonton non VIP. (b) area auditorium bawah diperuntukkan untuk penonton penyandang disabilitas dan tamu VIP. (c) area auditorium atas diperuntukkan untuk penonton non VIP.
Selain penataan bentuk panggung juga memperhitungkan tinggi, dan rendahnya auditorium. Ini akan mempengaruhi kelas panggung yang akan dibangun. Selain itu kapasitas penonton juga sangan berpengaruh dalam penataan auditorium. Sebagai berikut standar penataan auditorium.
Gambar 8: Standar Penataan Auditorium Sumber: Littlefield(2008,33-8)
Penataan panggung sangat diperlukan untuk memberikan suasana nyaman pada penonton. jarak dan ketinggian auditorium sangat berpengaruh pada bentuk penataannya sehingga memberikan kapasitas yang sesuai dan standar. (Gambar 8, dan 9) menunjukkan standar bentuk dan ukuran gedung pertunjukkan.
Dengan penataan panggung seperti ini diharapkan nanti gedung pertujukan seni kontemporer di Lovina - Singaraja memiliki standar untuk memberikan pertunjukkan dengan baik.
SIMPULAN
Kabupaten Buleleng memiliki budaya dan kesenian yang beragam, dari seni tradisional sampai seni modern.
Dalam seni modern meliputi kesenian kontemporer yaitu, bondres, teater dll. Pemilihan seni kontemporer dianggap mampu untuk menarik penonton sehingga dalam pementasan bisa diselipkan budaya-budaya tradisional dengan pembawaan panggung yang modern. Kesenian ini sangat perlu wadah sebagai tempat untuk pelaku seni berkarya dan lebih cepat mempromosikan ke seluruh dunia dengan memberikan sarana atau tempat seperti gedung pertunjukkan, yang memiliki standard dan fasilitas lengkap serta kapasitas penonton yang lebih banyak. Lovina dipilih sebagai tempat berdirinya gedung pertunjukkan dikarenakan lokasinya sangat cocok dan Lovina adalah pusat pariwisata di Kabupaten Buleleng.
DAFTAR PUSTAKA
Farhan 2014, Mempelajari Panggung, Viewed 1 Februari 2018,
http://farhanferiann.blogspot.co.id/2014/02/materi-seni-budaya-macam-macam-panggung.html
Mediastika, C. E., 2005, Akustika Bangunan „ Prinsip-prinsip dan Penerapannya di Indonesia, Erlangga, Jakarta” Pradianti Lexa Savitri”.2010
Mark Karlen. Dasar-dasar Perencanaan Ruang. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. Pradianti Lexa Savitri.2010
Pradianti Lexa Savitri.2010,Gedung Pertunjukkan Seni Di Yogyakarta. Fakultas Teknik. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.Yogyakarta
Syafriadi 2013, Jenis-Jenis Panggung, viewed 15 januari 2018,
http://syafriadimoak.blogspot.co.id/2013/12/jenis-jenis- panggung.html
Wikipedia Kontemporer, viewed September 2016, http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_kontemporer
Yenni 2012, Macam-Macam Bentuk Panggung Pertunjukkan, viewed 20 januari 2018, http://yenni- effendi.blogspot.co.id/2012/02/macam-macam-bentuk-panggung-pertunjukkan.html
Gambar 9: Denah Auditorium Dan Stage Sumber: Littlefield(2008,33-I)