LAPORAN PRAKTIKUM
STANDARISASI DAN PENGENDALIAN MUTU PAKAN
Disusun oleh : Kelompok IIIB
Widya Andini 23010111120021
Sri Irianing 23010111120023
Nurrohmad Hidayanto 23010111120032
Fuad Aji Wibowo 23010111120035
Hendra Samuel Siagian 23010111120038
Putri Yuniarti 23010111120045
Crystalia Nidia Kinanti 23010111120046
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
BAB I PENDAHULUAN
Standarisasi dan pengendalian mutu pakan sangat berperan penting dalam usaha dibidang peternakan. Salah faktor yang mempengaruhi produksi ternak adalah pakan, apabila pakan yang diberikan berkualitas baik maka produksi yang dihasilkan ternak tersebut akan semakin optimal. Namun karena semakin mahalnya harga bahan baku dalam pembuatan ransum menyebabkan para penjual melakuan tindak pemalsuan terhadap bahan pakan agar memperoleh keuntungan yang maksimal. Pemalsuan bahan pakan bertujuan untuk meningkatkan volume (kuantitas) sehingga walaupun dijual dengan harga rendah tapi tetap memperoleh keuntungan. Tetapi dengan adanya tindak pemalsuan dengan penambahan bahan baku yang hampir menyerupai bahan aslinya dapat menurunkan kualitas ransum. Selain itu dampak buruk akibat pemalsuan adalah mengganggu kesehatan ternak sehingga berpengaruh terhadap produktivitasnya.
BAB II
MATERI DAN METODE
Praktikum Standarisai dan Pengendalian Mutu Pakan dengan materi pemalsuan bahan pakan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 17 November 2013 pukul 13.00 – 15.00 WIB di Laboratorium Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.
2.1. Materi
Materi yang digunakan dalam praktikum pemalsuan bahan pakan meliputi alat dan bahan. Alat yang digunakan adalah petri dish diameter 10 cm untuk tempat mencampur bahan pakan, sendok, dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah bekatul atau dedak halus, sekam, tepung batu dan larutan Kloroglusenol.
2.2. Metode
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum Standarisai dan Pengendalian Mutu Pakan dengan materi pemalsuan bahan pakan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Pemalsuan Bahan Pakan
Perlakuan Warna Keterangan
Kontrol Coklat muda Tidak berbuih dan tidak berbintik merah
Pencampuran Sekam Coklat tua Berbintik merah Pencampuran Tepung Batu Coklat tua Berbuih
Sumber : Data Primer Praktikum Standarisasi dan Pengendalian Mutu Pakan, 2013.
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data bahwa bekatul yang dicampur sekam apabila ditetesi dengan kloroglusenol akan berwarna coklat tua dan berbibtik merah. Bekatul yang dicampur tepung batu apabila ditetesi kloroglusenol akan berwarna coklat tua dan berbuih. Sedangkan bekatul yang
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa bekatul yang tidak dicampuri apabila ditetesi kloroglusenol akan berwarna coklat muda, tidak berbuih dan tidak berbintik. Sedangkan bekatul yang dicampur sekam apabila ditetesi dengan kloroglusenol akan berwarna coklat tua dan berbintik merah. Bekatul yang dicampur tepung batu apabila ditetesi kloroglusenol akan berwarna coklat tua dan berbuih. Pengujian terhadap bekatul perlu dilakukan untuk memghindari pemalsuan.
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Uji pemalsuan
Bekatul kontrol Bekatul dengan penambahan sekam padi
BAB I
PENDAHULUAN
Penyimpanan adalah salah satu bentuk tindakan pengamanan yang bertujuan
untuk mempertahankan dan menjaga kualitas bahan yang disimpan dengan cara
menghindari dan menghilangkan berbagai faktor yang dapat menurunkan kualitas
dan kuantitas komoditi tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpanan
pakan adalah tipe atau jenis pakan, periode atau lama penyimpanan, metode
penyimpanan, temperatur, kandungan air, kelembaban udara dan komposisi
zat-zat makanan.
Kualitas pakan sangat ditentukan dari kualitas bahan baku yang digunakan untuk menyusun pakan tersebut. Namun saat ini kualitas bahan pakan sulit dipertahankan karena iklim sudah tidak stabil lagi akibat adanya pemanasan global. Melihat kondisi tersebut perlu sekiranya kita melakukan suatu uji yang terdiri dari uji fisik, mikroskopik maupun kimia. Uji fisik dilakukan dengan melihat penampakan yang bisa diukur dengan panca indra, tekstur, bau, warna, adanya cemaran dan rasa.
BAB II
MATERI DAN METODE
2.1. Materi
Materi yang digunakan dalam praktikum ini adalah bekatul dan asam propionat 1%. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kompor sebagai sumber panas, wajan sebagai wadah penyangraian bekatul, panci alumunium sebagai wadah pengukusan, nampan sebagai wadah bekatul, plastik klip sebagai wadah packaging bekatul, timbangan untuk menimbang sampel, dan grain moisture tester untuk mengukur kadar air sampel.
2.2. Metode
2.2.1. Pengukusan + Asam Propionat
2.2.2. Penyangraian + Asam Propionat
Menimbang sampel bekatul sebanyak 100 gr, kemudian menyangrai bekatul dengan api sedang selama 15 menit. Mendinginkan bekatul dengan mengangin-anginkan sampel tersebut. Menambahkan asam propionat 1% dan memasukkan sampel ke plastik klip kemudian melabel sampel. Ada 3 macam pengemasan yaitu : mengemas dengan plastik dan menutup rapat, mengemas dengan plastik dan semi terbuka, mengemas dengan plastik dan membiarkan terbuka.
2.2.3. Pengukusan
Menimbang sampel bekatul sebanyak 100 gr, kemudian mengukus bekatul dengan api sedang selama 15 menit. Mendinginkan bekatul dengan mengangin-anginkan sampel tersebut lalu memasukkan sampel ke plastik klip kemudian melabel sampel. Ada 3 macam pengemasan yaitu: mengemas dengan plastik dan menutup rapat, mengemas dengan plastik dan semi terbuka, mengemas dengan plastik dan membiarkan terbuka.
2.2.4. Penyangraian
2.2.5. Kontrol (tanpa perlakuan)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Pengukusan + Asam Propionat
Tabel 1. Pengamatan hasil pengukusan + asam propionat selama 7 hari
Hari Keterangan Dikemas
Kadar Air 19,9% 19,9% 19,9%
4
Kadar Air 17,0% 16,2% 18,9%
Sumber : Data Primer Praktikum Standarisasi dan Pengendalian Mutu Pakan,
dapat diamati. Terdapat perubahan tekstur dan kadar air selama penyimpanan sampel. Tekstur yang awalnya agak halus menjadi lebih halus setelah hari ke dua. Kadar air sampel juga berkurang selama penyimpanan. Diantara ketiga cara pengemasan, kadar air sampel yang dikemas dan tidak tertutup lebih tinggi dari sampel lainnya. Kondisi ini terjadi karena pengaruh kelembaban dan kontaminasi H2O dari lingkungan yang mempengaruhi kadar air sampel. Hal ini sesuai dengan
3.2. Penyangraian + Asam Propionat
Tabel 2. Pengamatan hasil penyangraian + asam propionat selama 7 hari
Hari Keterangan Dikemas
Kadar Air 9,1% 9,0% 10,2%
Sumber : Data Primer Praktikum Standarisasi dan Pengendalian Mutu Pakan,
3.3. Pengukusan
Tabel 3. Pengamatan hasil pengukusan selama 7 hari
Hari Keterangan Dikemas
Kadar Air 17,0% 17,0% 17,0%
4
Kadar Air 18,6% 18,5% 18,2%
Sumber : Data Primer Praktikum Standarisasi dan Pengendalian Mutu Pakan,
3.4. Penyangraian
Tabel 4. Pengamatan hasil penyangraian selama 7 hari
Hari Keterangan Dikemas
Kadar Air 11,4% 11,4% 11,4%
Kadar Air - -
3.5. Kontrol (tanpa perlakuan)
Tabel 5. Pengamatan Kontrol (tanpa perlakuan) selama 7 hari
Hari Keterangan Dikemas
Kadar Air 15,3% 15,3% 15,3%
4
Kadar Air 16,5% 16,5% 16,5%
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa lama waktu penyimpanan, perlakuan sebelum penyimpanan, dan model pengemasan sampel selama penyimpanan dapat mempengaruhi kualitas fisik bahan pakan yang meliputi tekstur, warna, bau, cemaran, dan kadar air bahan pakan. Bekatul yang diberi perlakuan pengukusan kadar airnya cenderung meningkat dan teksturnya lebih halus, sedangkan bekatul yang diberi perlakuan penyangraian kadar airnya cenderung menurun dan teksturnya lebih kasar. Kualitas organoleptik bahan pakan dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan cara penyimpanan.
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Kushartono, B. 2002. Manajemen Pengolahan Pakan. Balai Penelitian Ternak, Bogor.
Suci, D.M., dan W. Hermana. 2012. Pakan Ayam. Penebar Swadaya, Jakarta. Suparjo. 2010. Pengawasan Mutu pada Pabrik Pakan Ternak. Universitas Jambi,
Jambi.