• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN 2015

INSPEKTORAT

KABUPATEN BOYOLALI

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kekuatan dan petunjukNya sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Inspektorat Tahun 2015 telah disusun sesuai rencana guna memenuhi kewajiban menyampaikan LKjIP setelah pelaksanaan program/kegiatan APBD 2015 sebagaimana Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Dokumen LKjIP menyajikan hasil pengukuran kinerja tahun 2015 serta evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerjanya, sehingga dokumen LKjIP ini dapat memberikan informasi keberhasilan/kegagalan Inspektorat serta dapat diketahui apakah program/kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai indikator dan target kinerja serta mengarah pada terwujudnya visi dan misi organisasi (Inspektorat).

Selain itu, dokumen LKjIP juga menyajikan dokumen perencanan dan kinerja lain seperti Rencana Strategis (Renstra), Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA), serta Penetapan Kinerja, sehingga dokumen LKjIP juga dapat digunakan untuk mengevaluasi konsistensi penerapan rencana strategis yang telah ditetapkan, melalui pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di masing-masing Bagian sekaligus dapat memberikan gambaran penerapan prinsip-prinsip Good Governance, yaitu terwujudnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Boyolali.

Dengan tersusunnya dokumen ini, diucapkan terima kasih kepada tim penyusunan LKjIP Inspektorat dan para pelaksanaan kegiatan serta pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Harapan kita semua tentunya penyusunan LKjIP Inspektorat Daerah Tahun 2015 ini, benar-benar didasarkan pada pengukuran kinerja yang realistis dan obyektif sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan untuk menentukan langkah dan kebijakan Inspektorat di tahun selanjutnya serta dapat mendorong peningkatan kinerja para penyelenggara pemerintahan daerah dalam mewujudkan visi - misi Inspektorat dan visi - misi Pemerintah Kabupaten Boyolali.

Demikian, semoga dokumen LKjIP Inspektorat Tahun 2015 ini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada kita semua, Amin.

Boyolali, Pebruari 2016

INSPEKTUR

INSPEKTORAT KABUPATEN BOYOLALI

WIDODO, SE, M.Si

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

IKHTISAR EKSEKUTIF ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Gambaran Organisasi ... 2

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 9

2.1 Rencana Strategis ... 9

2.2 Perjanjian Kinerja ... 10

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 13

3.1 Capaian Kinerja ... 13

3.2 Realisasi Anggaran ... 30

BAB IV PENUTUP ... 32

4.1 Simpulan ... 32

4.2 Saran ... 32

DAFTAR LAMPIRAN ...

A Struktur Organisasi dan Tata Kerja

B Piagam Penghargaan

c Rencana Strategis

D Indikator Kinerja Utama

E Rencana Kinerja Tahunan

F Penetapan Kinerja

(4)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 ... 10

Tabel 3.1 Tabel Capaian Kinerja Sasaran . ... 14

Tabel 3.3 Capaian Kinerja per Sasaran ... 29

(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 ... ... 16

Gambar 3.2 ... ... 18

Gambar 3.3 ... ... 19

Gambar 3.4 ... ... 25

Gambar 3.5 ... ... 26

Gambar 3.6 ... ... 27

(6)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan pengawasan yang lebih

berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta berorintasi

kepada hasil (result oriented goverment), perlu adanya akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah. Sedangkan untuk mengetahui tingkat akuntabilitas tersebut

perlu adanya Laporan Akuntabilitas Intansi Pemerintah. Dengan telah selesainya

pelaksanaan tahun anggaran 2015, sesuai dengan Instruksi Presiden Republik

Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas, semua instansi

pemerintah, termasuk Inspektorat Kabupaten Boyolali, wajib menyusun LKjIP.

Selain

itu,

informasi

dalam

dokumen

LKjIP

merupakan

bentuk

pertangungjawaban atas keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011 tentang

Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tata Kerja Lembaga Teknis

Daerah Kabupaten Boyolali. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 31 Tahun 2011

tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Kabupaten

Boyolali, Inspekturat Kabupaten Boyolali dipimpin oleh seorang Inspektur, terdiri

dari satu Sekretaris, 4 Inspektur Pembantu, 3 Kepala Sub. Bagian, 26 Jabatan

Fungsional Auditor dan 17 Staf Fungsional Umum. Jumlah pegawai secara

keseluruhan 52 orang PNS. Inspektorat Kabupaten Boyolali mempunyai tugas

pokok melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan

daerah kabupaten, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan

desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa.

Visi Inspektorat Kabupaten Boyolali sebagaimana tertuang dalam

dokumen Renstra Inspektorat Kabupaten Boyolali 2011-2015 adalah

“Menjadi

Pengawas

Intern

Yang

Berintegritas

Dalam

Kemanfaatan

bagi

Kesejahteraan Masyarakat”

.

Untuk mewujudkan visi tersebut, Inspektorat

Kabupaten Boyolali melaksanakan misi :

1) Meningkatkan pengawasan fungsional untuk mewujudkan aparatur

pemerintahan yang berkualitas.

2) Meningkatkan kualitas aparat pengawasan fungsional yang profesional.

Untuk mewujudkan misi tersebut pada tahun 2015 Inspektorat Kabupaten

(7)

dengan kata lain seluruh kegiatan diharapkan mempunyai kaitan sebab akibat

dengan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan penilaian sendiri (Self Assessment) atas realisasi pelaksanaan

Rencana kinerja Tahun 2015 menunjukkan bahwa capaian kinerja sebesar

101%. Berikut Capaian kinerja per Sasaran yaitu Sasaran Terwujudnya tata

pemerintahan yang lebih bersih, berwibawa, konstitusional, efektif dan

demokratis nilai capaian sasaran kinerja 104% sehingga dikategorikan sangkat

baik.

Secara keseluruhan capaian kinerja 104% dan mengalami kenaikan

dibanding capaian kinerja tahun 2014 yaitu 102%. Sedangkan Anggaran untuk

membiayai seluruh kegiatan sebesar Rp 5.953.397.000,00 dengan realisasi

penyerapan sebesar Rp 5.411.175.925,00 atau 90,89% (Belanja Tidak Langsung

dan Belanja Langsung) dari total anggaran tersebut. Anggaran Belanja Langsung

Inspektorat Kabupaten Boyolali Tahun 2015 sebesar Rp 2.096.471.000

,00

dengan realisasi penyerapan sebesar Rp.1.806.706.500

,00

atau 86% Rata-rata

Nilai Capaian Anggaran (Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung) adalah

90,89%.

Guna meningkatkan capaian kinerja Inspektorat Daerah Kabupaten

Boyolali maka telah dilakukan upaya peningkatan capaian kinerja yaitu

melakukan koordinasi baik secara lisan maupun tertulis kepada unit kerja yang

mengelola aset daerah untuk meminta sarana transportasi khususnya kendaraan

roda empat guna mendukung mobilitas tim dalam melakukan pemeriksaan dan

monitoring Laporan Hasil Pemeriksaan, meningkatkan kualitas sumber daya

manusia khususnya auditor untuk dikirim dalam pelatihan teknis maupun diklat

penjenjangan, memanfaatkan hasil evaluasi kinerja sebagai bahan perbaikan

pelaksanaan program/kegiatan, memberdayakan sumber daya yang ada di

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Inspektorat Tahun 2015

dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih

berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta berorientasi

kepada hasil (result oriented governement). Sedangkan untuk mengetahui tingkat

akuntabilitas perlu adanya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Inspektorat

Tahun 2015. Instansi yang wajib menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

(LKjIP) Inspektorat Tahun 2015 adalah Kementerian /Lembaga, Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota, Unit Organisasi Eselon I pada Kementerian/Lembaga,

Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan unit kerja mandiri yang mengelola anggaran

tersendiri dan/ atau unit yang ditentukan oleh pimpinan instansi masing-masing.

Sesuai dengan siklusnya, setelah selesai pelaksanaan tahun anggaran

2015, pemerintah daerah menyusun LKjIP 2015 yang merupakan laporan kinerja

tahunan yang berisi pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai

tujuan/sasaran strategis instansi. LKjIP berisi ikhtisar pencapaian sasaran

sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen

perencanaan. Dokumen LKjIP bukan dokumen yang berdiri sendiri, namun terkait

dengan dokumen lain yaitu Indikator Kinerja Utama (IKU), RPJMD/Renstra SKPD,

RKPD/Renja SKPD, Penetapan Kinerja (Tapkin), dan Rencana Kinerja Tahunan

(RKT).

Tujuan penyusunan LKjIP adalah menyajikan pertanggungjawaban kinerja

instansi pemerintah (Inspektorat) dalam mencapai sasaran strategis instansi

sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja diawal tahun

anggaran. Dokumen LKjIP ini dapat digunakan sebagai :

1. sumber informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian kinerja

Inspektorat dengan pembanding hasil pengukuran kinerja dan penetapan

kinerja;

2. bahan evaluasi untuk mengetahui tingkat akuntabilitas kinerja Sekretariat

Daerah;

3. bahan evaluasi untuk penyusunan rencana kegiatan dan kinerja Sekretariat

Daerah pada tahun berikutnya.

Peraturan perundang-undangan yang diacu dalam penyusunan dokumen

LKjIP Inspektorat antara lain :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah;

(9)

3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan

Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah;

4. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 4 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Boyolali Tahun

2010-2015;

5. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 10 Tahun 2014 tentang

Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran

2015;

6. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 58 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2015.

1.2. Gambaran Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011 tentang

Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tata Kerja Lembaga

Teknis Daerah Kabupaten Boyolali, yang dipimpin oleh seorang Inspektur

yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui

Sekretaris Daerah.

Inspektorat Kabupaten Boyolali dibentuk berdasarkan Peraturan

Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas

Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Boyolali, sebagai

tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah.

Sedangkan penjabaran tugas pokok dan fungsi Inspektorat Kabupaten

Boyolali telah ditetapkan Peraturan Bupati Boyolali Nomor 31 Tahun 2011

Tentang Penjabaran Tugas Pokok Dan Fungsi Inspektorat Kabupaten

Boyolali, Inspektorat Kabupaten mempunyai tugas pokok melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di Daerah,

pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan

pelaksanaan urusan pemerintahan desa.

Dalam menjalankan tugas Inspektorat Kabupaten Boyolali didukung

(10)

1.3. .

Data

Kepegawaian.

a. Jumlah Pegawai : 52 orang

b. Jumlah Pegawai Menurut Kualifikasi Pendidikan :

Jumlah Pegawai Menurut Kualifikasi Pendidikan

SD SMP SMA/

SMK DI DII DIII DIV S1 S2 S3 Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

- 2 9 - - 1 28 12 - 52

c.

Jumlah Pegawai Menurut Kualifikasi Pangkat

Golongan :

1) Juru Muda

( I/a ) : 0

2) Juru Muda Tk. I

( I/b ) : 0

3) Juru

( I/c ) : 0

4) Juru Tk. I

( I/d ) : 0

5) Pengatur Muda

( II/a ) : 1

6) Pengatur Muda Tk. I

( II/b ) : 0

7) Pengatur

( II/c ) : 4

8) Pengatur Tk. I

( II/d ) : 0

9) Penata Muda

( III/a ) : 4

10) Penata Muda Tk. I

( III/b ) : 16

11) Penata

( III/c ) : 12

12) Penata Tk. I

( III/d ) : 7

13) Pembina

( IV/a ): 2

14) Pembina Tk. I

( IV/b ): 5

15) Pembina Utama Muda

( IV/c ) : 1

16) Pembina Utama Madya ( IV/d ) : -

17) Pembina Utama

( IV/e ) : -

18) PTT

: -

Jumlah

:

52

d. Jumlah Pegawai Menurut Kualifikasi Jabatan:

Jumlah Pegawai Menurut Kualifikasi Jabatan

Struktural Fungsional

Jumlah Total II.a II.b III.a III.b IV.a IV.b V.a V.b Jum Fung-

sional

Jum

Staf

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

(11)

1. Kondisi sarana prasarana pada umumnya baik hal ini ditunjukkan

dengan kondisi barang Inventaris masih layak pakai atau baik :

(12)

NO

URAIAN

JUMLAH

(13)

1.2.1 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Sesuai dengan Lampiran Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten

Boyolali Nomor 16 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi

Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Boyolali, maka kedudukan Inspektorat

merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah sebagai aparat pengawas

fungsional pemerintah yang dipimpin oleh seorang Inspektur yang berada

dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati

melalui Sekretaris

Daerah. Melihat kedudukan Inspektorat maka tugas Inspektorat adalah

membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang

pengawasan umum dalam lingkup pemerintah daerah, sedangkan fungsi

Inspektorat adalah merumuskan kebijakan teknis dibidang pengawasan umum

dan pelayanan penunjang penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Sedangkan

berdasarkan Peraturan Bupati Boyolali Nomor 31 Tahun 2011 tentang

Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Kabupaten Boyolali

mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

urusan pemerintahan daerah kabupaten, pelaksanaan pembinaan atas

penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan

desa, sedang fungsinya adalah :

a. perencanaan program pengawasan;

b. perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan;

c. pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan;

d.

pelayanan penunjang penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang

pengawasan fungsional.

1.2.2 Struktur Organisasi

Inspektorat Kabupaten Boyolali dibentuk berdasar Peraturan

Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi Dan

Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali, Inspektorat Kabupaten

Boyolali terdiri dari:

a. Inspektur;

b. Sekretariat;

Subbagian Perencanaan;

Subbagian Evaluasi dan Pelaporan; dan

Subbagian Administrasi dan Umum.

(14)

Inspektur Pembantu Wilayah I;

Inspektur Pembantu Wilayah II;

Inspektur Pembantu Wilayah III; dan

Inspektur Pembantu Wilayah IV.

d. Kelompok Jabatan Fungsional.

Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Kabupaten Boyolali

digambarkan dalam bagan struktur organisasi sebagai berikut :

Dasar : Perda Kab. Boyolali No.16 Tahun 2011 tentang Pembentukan SOTK

1.2.3 Aspek Strategis dan Permasalahan Utama Organisasi

Aspek-aspek strategis Inspektorat diperoleh dengan mengakomodasi

isu organisasi (Inspektorat), permasalahan dan atau arah kebijakan dan

program RPJMD Kabupaten 2011-2015, dan isu utama kementerian terkait

dengan tugas dan fungsi Inspektorat, yaitu :

1. Melakukan perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan Pemberantasan

Korupsi;

2. Mengembangkan mekanisme kontrol yang efektif;

Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Inspektorat

Kabupaten Boyolali dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya yang

secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:

-

Kesadaran/kedisiplinan dan kemampuan dari obyek pemeriksaan

untuk menindak lanjuti Perintah Bupati atas hasil pemeriksaan

Inspektorat Kabupaten Boyolali masih rendah.

INSPEKTUR

SUBBAGIAN ADMINISTRASI

DAN UMUM

KASUBAG PERENCA NAAN

KASUBAG EVALUASI DAN PELAPORAN

SEKRETARIS KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

(15)

-

Masih kurangnya tenaga pemeriksa yaitu auditor maupun P2UPD

untuk mendukung pemeriksaan.

(16)

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1 Rencana Strategis Organisasi.

Visi dan misi Inspektorat Kabupaten Boyolali sebagaimana tercantum dalam

dokumen Rencana Strategis Sekretariat Daerah Kabupaten Boyolali 2011-2015 sebagai

berikut:

a. Visi

Gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai Inspektorat

Kabupaten Boyolali melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun waktu 5

tahun (2011–2015) yang akan datang sebagaiamana tersebut dalam dokumen

Rencana Strategis Inspektorat Kabupaten Boyolali adalah :

1) Dalam rangka mendukung Strategi Pembangunan Daerah pada RPJMD Kabupaten

Boyolali 2011-2015 “Terwujudnya tata pemerintahan yang lebih bersih berwibawa,

konstitusiolan, efektif dan demokratis”, Inspektorat Kabupaten Boyolali menetapkan

Visi untuk tahun 2011-2015 yaitu “Menjadi Pengawas Intern Yang Berintegritas Dalam Kemanfaatan bagi Kesejahteraan Masyarakat”.

2) Dalam rangka mendukung program pembangunan daerah yang tertuang dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Boyolali

2011-2015 diantaranya memprioritaskan Reformasi dan Tata Kelola dimana hal ini

diprioritaskan sebab masih adanya penyimpangan-penyimpangan dan

permasalahan-permasalahan yang muncul dalam praktek penyelenggaraan

Pemerintahan, diantaranya masih adanya penyalahgunaan wewenang dan masih

lemahnya pengawasan dan kurangnya akuntabilitas, maka untuk mendukung

prioritas tersebut serta berdasarkan visi, Inspektorat Kabupaten Boyolali.

b. Misi :

1) Meningkatkan pengawasan fungsional untuk mewujudkan aparatur pemerintahan

yang berkualitas.

2) Meningkatkan kualitas aparat pengawasan fungsional yang profesional.

Rencana Strategik Inspektorat Kabupaten Boyolali memuat Program dan

Kegiatan-Kegiatan yang akan dilaksanakan selama kurun waktu 2011 – 2015 untuk mencapai

sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

RPJMD Kabupaten Boyolali 2011-2015 telah ditetapkan, maka Kepala Satuan Kerja

diharapkan segera menyusun Rencana Strategik dan Rencana Kerja yang menjadi

(17)

Perencanaan strategis merupakan perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun.

Rencana Strategis Inspektorat Kabupaten Boyolali sebagaimana tertuang dalam

dokumen Rencana Strategis Inspektorat Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2015

mempunyai sasaran strategis Terwujudnya Pemerintahan yang lebih bersih, berwibawa,

konstitusional, efektif dan demokratis.

Sasaran strategis tersebut memiliki 16 indikator kinerja dengan target kinerja setiap

tahun selama 5 tahun perencanaan 2011-2015 secara lengkap sebagaimana terlampir.

Seluruh indikator kinerja dalam dalam dokumen Rencana Strategis Inspektorat

merupakan lndikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator, yaitu ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Indikator dalam dokumen

IKU berlaku 5 tahunan menyesuaikan dokumen renstra SKPD dan RPJMD dan

digunakan sebagai acuan SKPD.

Semua sasaran strategis dengan indikator capaiannya dijabarkan lebih lanjut ke

dalam sejumlah program. Di dalam setiap program terkumpul sejumlah kegiatan yang

memiliki kesamaan perspektif dikaitkan dengan maksud, tujuan dan karakterisrik program.

Penetapan program diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan

pengalokasian sumber daya organisasi. Dengan demikian kegiatan merupakan

penjabaran lebih lanjut dari program. Rencana Kinerja Tahun 2015 Inspektorat Kabupaten

Boyolali, disusun mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Inspektorat Kabupaten

Boyolali 2011-2015 dengan mengambil target tahun 2015.

2.2 Perjanjian Kinerja

Sesuai ketentuan, Perjanjian Kinerja 2015 adalah Penetapan Kinerja Perubahan

(TapkinPerubahan) Inspektorat 2015 yang disusun berdasar pada Rencana Strategis

(Renstra) 2011-2015 dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) 2015. Perjanjian Kinerja

meliputi 1(satu) sasaran strategis sebagai berikut : “Terwujudnya Pemerintahan yang lebih

bersih, berwibawa, konstitusional, efektif dan demokratis” , mempunyai 16 (enam belas)

indikator.

Berikut Perjanjian Kinerja Inspektorat Kabupaten Boyolali Tahun 2015 sebagaimana

tertuang dalam dokumen Penetapan Kinerja Inspektorat Kabupaten Boyolali Tahun 2015 :

Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Inspektorat Kabupaten Boyolali Tahun 2015

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2015

INSPEKTORAT KABUPATEN BOYOLALI

1. Tindak lanjut hasil pengawasan, evaluasi kinerja dan reviu laporan keuangan.

(18)

terhadap seluruh obyek pemeriksaan

26%

- Laporan hasil pemeriksaan (LHP) Reguler. 120 LHP

3 Prosentase penanganan pengaduan

masyarakat atas pelayanan publik.

90%

Pengawasan dan Penyelesaian Tindak Lanjut Pemeriksaan APF

160 laporan

7. Jumlah Laporan Penilaian Mandiri

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

1 Laporan

reviu laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Jumlah Laporan Bulanan, Laporan Keuangan yang akuntabel dan up to date

24 Laporan

(19)

Untuk mencapai/mewujudkan target kinerja yang telah ditetapkan tersebut, Inspektorat

Kabupaten Boyolali melaksanakan Program dan Kegiatan dengan anggaran sebesar Rp.

2.096.471.000,00 yang selangkapnya sebagaimana dokumen Penetapan Kinerja Inspektorat

(20)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja Inspektorat merupakan perwujudan kewajiban Inspektorat

Kabupaten Boyolali untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegiatan pelaksanaan

tugas pokok dan fungsinya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kinerja Inspektorat

Daerah Tahun 2015 tergambar dalam tingkat pencapaian sasaran yang dilaksanakan melalui

berbagai kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.

3.1. Capaian Kinerja Organisasi

Mengukur kinerja adalah menghitung kuantitas/kualitas keluaran (output) dan atau hasil (outcome) kegiatan/program yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Indikator keluaran (output) dan atau hasil (outcome) yang diukur berdasar indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja. Sesuai ketentuan, Indikator Kinerja SKPD

minimal meliputi keluaran (output), sehingga pengukuran kinerja Sekretariat Daerah dapat berupa keluaran (output) dan hasil (outcome) sesuai dokumen Penetapan Kinerja Inspektorat Tahun 2015.

a. Keluaran (Output) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan

masukan (input) yang digunakan.

b. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output) kegiatan. Hasil (outcome) merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara

realisasi kinerja dengan target kinerja pada dokumen Penetapan Kinerja. Pada tahun anggaran

(APBD Kabupaten) 2015, Inspektorat telah melaksanakan berbagai kegiatan strategis untuk

mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebanyak 1 sasaran strategis. Penilaian

capaian kinerja menggunakan rumus :

1. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin tinginya kinerja atau semakin

rendah realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja menggunakan rumus :

2. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau

semakin rendah realisasi akan menunjukkan semakin tingginya kinerja menggunakan

(21)

Simpulan hasil pengukuran dibagi menjadi 4 (empat) skala pengukuran dengan

kategori sebagai berikut :

a. Lebih dari 100 % = Sangat Baik (A)

b. 76% sampai 100% = Baik (B)

c. 56% sampai 75 % = Cukup (C)

d. Kurang dari 55 % = Kurang (K)

Capaian kinerja Inspektorat Kabupaten Boyolali sesuai dengan pengukuran kinerja

Tahun 2015 disajikan dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini,

antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun

terakhir, dan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah.

Sedangkan evaluasi capaian dan akuntabilitas kinerja meliputi analisis penyebab keberhasilan/

kegagalan, analisis efisiensi penggunaan sumber daya, dan analisis program/ kegiatan yang

menunjang keberhasilan/ kegagalan diuraikan guna memberikan gambaran efektifitas dan

efesiensi pencapaian target kinerja.

Sasaran : Terwujudnya tata pemerintahan yang lebih bersih, berwibawa,

konstitusional, efektif dan demokratis.

Pencapaian target kinerja sasaran ini tergambarkan pada beberapa indikator

berikut :

Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja Sasaran

Indikator kinerja Sat

1. Tindak lanjut hasil pengawasan,

a Tindak lanjut hasil pemeriksaan (TLHP) Reguler.

% 100 75 80 85 90 100 100 100% B Inspek

torat

b Tindak lanjut hasil pemeriksaan (TLHP) Kasus/Khusus.

% 100 75 80 85 90 100 100 100% B Inspek

torat

(22)

masyarakat atas

4 Tersusunnya RKA dan PKPT

Lap 15 3 3 3 3 3 3 100% B Inspek

torat 5 Gelar pengawasan

Daerah

kali 5 1 1 1 1 1 1 100% B Inspek

torat 6 Jumlah surat Bupati

tentang hasil

a Laporan hasil reviu laporan keuangan Pemerintah Daerah.

lap 5 1 1 1 1 1 1 100% B Inspek

torat

b Laporan hasil reviu LAKIP

11. Persentase SKPD yang telah

12. Persentase SKPD yang sudah

13. Persentase SKPD yang sudah membangun infrastruktur SPIP

% 40 40 0 10 20 30 40 40 100% B Inspek

torat

14. Persentase SKPD yang sudah menginternalisasika n SPIP

% 30 30 0 0 10 25 30 30 100% B Inspek

torat

(23)

Capaian kinerja meliputi 16 (enam belas) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara

keseluruhan (rata-rata) 104% (kategori sangat baik) terdiri dari 15 (empat belas) indikator

kategori baik (94%), dan 1 (satu) indikator kategori sangat baik (6%). Berikut analisis capaian

kinerja dari sasaran per indikator :

1. Tindak lanjut hasil pengawasan, evaluasi kinerja dan reviu laporan keuangan.

Kegiatan Tindak lanjut hasil temuan pengawasan telah dilaksanakan pada Tahun 2015

terdiri dari:

(1) Tindak Lanjut Temuan Hasil Pemeriksaan Reguler terdiri dari jumlah rekomendasi

sebanyak 1.859 telah ditindaklanjuti dengan status sesuai/selesai sebanyak 1.859

rekomendasi (100 %) dan dalam proses tindaklanjut sebanyak 0 rekomendasi (0%),

serta belum ditindaklanjuti sebanyak 0 rekomendasi (0%), sehigga dapat disimpulkan

bahwa target kinerja sebesar 100%, realisasi target kinerja sebesar 100% sehingga

capaian kinerja tahun 2015 sebesar 100%.

(2) Tindak Lanjut Temuan Hasil Pemeriksaan Kasus/ Khusus dengan target kinerja

sebesar 100%, realisasi target kinerja sebesar 100% sehingga capaian kinerja tahun

2015 sebesar 100%.

(3) Tindak lanjut Pemeriksaan APF lain :

- Tindak lanjut pemeriksaan BPK-RI Perwakilan Jawa Tengah dari jumlah rekomendasi sebanyak 443, telah ditindaklanjuti dengan status sesuai sebanyak 418 rekomendasi (94,36%) dan dalam proses tindaklanjut sebanyak 25 rekomendasi (5,64%), serta belum ditindaklanjuti sebanyak 0 rekomendasi (0%). - Tindak lanjut pemeriksaan Perwakilan BPKP Jawa Tengah dari jumlah rekomendasi

tahun 2015 sebanyak 43, ditindaklanjuti Selesai 36 rekomendasi (90%) dan dalam proses tindak lanjut sebanyak 7 rekomendasi (10%).

- Tindak lanjut pemeriksaan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah jumlah 51 rekomendasi sudah selesai sebanyak 50 rekomendasi (98%) dan dalam proses tindak lanjut sebanyak 1 rekomendasi (2%).

Berikut grafik nilai kinerja Tindak lanjut hasil pengawasan, evaluasi kinerja dan

reviu laporan keuangan 2011-2015 :

0

Gambar 3.1 Perkembangan Nilai Tindak Lanjut LHP Inspektorat Kabupaten Boyolali

(24)

Inspektorat Kabupaten Boyolali menerapkan suatu upaya untuk dapat mencapai

tindaklanjut yang diharapkan dengan melakukan upaya-upaya sebagai berikut :

 Melakukan Monitoring Laporan Hasil Pemeriksaan ke lapangan dengan memberikan masukan jalan keluar untuk dapat menindak lanjuti atau asistensi baik LHP Reguler,

Kasus/ Khusus atau APF lain.

 Mengadakan Rapat Koordinasi Pengawasan dengan cara memanggil obyek pemeriksaan yang belum menindak lanjuti.

 Melaksanakan Gelar Pengawasan Daerah yang dilaksanakan tiap 1 (satu) tahun sekali dengan memaparkan hasil-hasil pemeriksaan, dan tindak lanjut laporan hasil

pemeriksaan.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Kegiatan Tindak lanjut hasil temuan pengawasan telah dilaksanakan pada Tahun 2015

diterapka dengan upaya, Monitoring LHP, Rakorwas, dan Larwasda. Efesiensi

penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :

- Pembuatan kebijakan/ surat tagihan tindak lanjut ke SKPD-SKPD yang belum

menidak lanjuti LHP, dan mendatangi lagsung ke obyek monitoring dengan

memberikan asistensi untuk menyelesaikan tindak lanjut.

- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap

capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan

efesiensi sebesar 8% (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari

anggaran sebesar Rp. 272.000.000,00 digunakan sebesar Rp.

250.494.950,00.

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan yaitu :

Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan

Kebijakan KDH dengan kegiatan tindak lanjut hasil temuan pengawasan yang

didalamya terdapat aktifitas berupa Rakorwas da monitoring LHP, sedangkan Kegiatan

lain yang mempunyai manfaat untuk tindak lanjut yaitu kegiatan Inventarisasi temuan

pengawasan dengan aktifitas yaitu Gelar Pengawasan Daerah, sehingga dengan

Program dan Kegiatan tersebut sangat menunjang keberhasilan tindak lanjut Laporan

Hasil Pemeriksaan.

2. Prosentase pelaksanaan pemeriksaan reguler terhadap seluruh obyek pemeriksaan.

a. Analisis penyebab keberhasilan.

Pada kegiatan ini Indikator kinerjanya yaitu diterbitkannya Laporan Hasil Pemeriksaan

(LHP) reguler dari target 120 LHP dan dapat tercapai 120 LHP sehingga capaian kinerja

100%, sehingga Indikator kinerja prosentase pelaksanaan pemeriksaan reguler

(25)

pemeriksaan jumlah hari dimaksimalkan dengan jumlah Tim Auditor yang diminimalkan

sehingga waktu satu tahun dapat melaksanakan pemeriksaan yang lebih banyak.

Berikut grafik nilai kinerja Prosentase pelaksanaan pemeriksaan reguler terhadap

seluruh obyek pemeriksaan Tahun 2011-2015 :

0

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

- Memaksimalkan Tim Auditor yang ada dalam melaksanakan pemeriksaan reguler

dan meminimalkan waktu pelaksanaan Pemeriksaan.

- Meminimalkan sumber daya baik dari sarana dan prasarana yaitu dengan sarana

kendaraan dinas operasional yang sangat terbatas dapat mempengaruhi kinerja

namun demikian upaya-upaya untuk menutupi kekurangan dengan alteratif

penggunaan kendaraan pribadi.

- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap

capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan

efesiensi sebesar 15% (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari

anggaran sebesar Rp.380.000.000,00 digunakan sebesar Rp.

322.757.657,00

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan.

Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan yaitu :

Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan

Kebijakan KDH dengan kegiatan Pelaksanaan pengawasan internal secara berkala

yang didalamya terdapat aktifitas berupa Pemeriksaan Reguler. sehingga dengan

Program dan Kegiatan tersebut sangat menunjang keberhasilan Prosentase

pelaksanaan pemeriksaan reguler terhadap seluruh obyek pemeriksaan.

3. Prosentase penanganan pengaduan masyarakat atas pelayanan publik.

(26)

Pada kegiatan ini Indikator kinerjanya yaitu diterbitkannya Laporan Hasil Pemeriksaan

(LHP) kasus/khusus dari target sebesar 40 LHP dan dapat tercapai 63 LHP sehingga

capaian kinerja 158%, sehingga Indikator kinerja prosentase penanganan

pengaduan masyarakat atas pelayanan publik yang tertuang dalam RPJMD/Renstra

bahwa dari target 90% dan dapat tercapai 142%, hal ini disebabkan efisiensi dan

memaksimalkan kerja tim auditor.

Berikut grafik nilai kinerja Prosentase penanganan pengaduan masyarakat atas

pelayanan publik Tahun 2011-2015 :

0 20 40 60 80 100 120

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Gambar 3.3 Perkembangan Prosentase penanganan pengaduan masyarakat

Inspektorat Kabupaten Boyolali

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya.

- Meminimalkan jumlah Tim Auditor yang ada dalam melaksanakan pemeriksaan

kasus/khusus dan meminimalkan waktu pelaksanaan Pemeriksaan.

- Meminimalkan sumber daya baik dari sarana dan prasarana yaitu dengan sarana

kendaraan dinas operasional yang sangat terbatas dapat mempengaruhi kinerja

namun demikian upaya-upaya untuk menutupi kekurangan dengan alteratif

penggunaan kendaraan pribadi.

- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap

capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan

efesiensi sebesar 20% (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari

anggaran sebesar Rp. 134.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 107.853.949,00

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan.

Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan yaitu Program Peningkatan

Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan

Kegiatan Penanganan kasus pengaduan dilingkungan pemerintah daerah yang

didalamnya terdapat aktifitas berupa Pemeriksaan Kasus/Khusus, sehingga dengan

Program dan Kegiatan tersebut sangat menunjang keberhasilan Prosentase

(27)

a. Analisis penyebab keberhasilan

- Pada kegiatan ini indikator kinerjanya yaitu tersusunnya RKA SKPD baik RKA

Murni Tahun 2016 dan RKA Perubahan pada tahun 2015 dan Tersusunnya

Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) tahun 2016 yang digunakan sebagai

acuan dalam melakukan pemeriksaan tahun 2015 sehingga kegiatan ini sudah

sesuai dengan yang ditargetkan yaitu capaian kinerja 100%.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap

capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi

sebesar 38 % (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari anggaran sebesar

Rp. 18.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 11.106.000,00

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan

Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan yaitu Program Peningkatan

Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan

Kegiatan Pengendalian manajemen pelaksanaan kebijakan KDH yang didalamnya

terdapat aktifitas berupa pemeberian honor atau uang lelah bagi tim yang

melaksanakan perumusan dan penyusunan RKA Murni Tahun 2016, RKA Perubahan

Tahun 2015 dan Peyusuan PKPT Tahun 2016, sehingga dengan Program dan

Kegiatan tersebut sangat menunjang keberhasilan Tersusunnya RKA dan PKPT.

5. Terselenggaranya Gelar pengawasan Daerah.

a. Analisis penyebab keberhasilan

Pada kegiatan ini indikator kinerjanya yaitu terlaksananya kegiatan Rapat Gelar

Pengawasan Daerah Tahun 2015 karena kegiatan ini telah dilaksanakan pada tanggal

22 Desember 2015, yang dilaksanakan di Pendopo Alit Kabupaten Boyolali dengan

jumlah undangan 150 yang terdiri BPKP, Itprov. Inspektorat se Subosukowonosraten,

Kepala Dinas, Badan, Kantor Camat dan obyek yang belum dapat menyelesaikan tindak

lanjut sehingga kegiatan ini capaian kinerjanya 100%.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap

capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi

sebesar 29 % (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari anggaran sebesar

Rp. 6.500.000,00 digunakan sebesar Rp. 4.610.000,00.

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan

Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan yaitu Program Peningkatan Sistem

Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan Kegiatan

Inventarisasi temuan pengawasan yang didalamnya terdapat aktifitas berupa Rapat

(28)

Laporan Hasil Pemeriksaan yang akan mempunyai dampak pada tindak lanjut LHP ,

sehingga dengan Program dan Kegiatan tersebut sangat menunjang keberhasilan

terselenggaranya Rapat Dinas Gelar pengawasan daerah.

6. Meningkatnya kualitas hasil pengawaan dan Penyelesaian Tindak Lanjut

Pemeriksaan APF.

a. Analisis penyebab keberhasilan.

Pada kegiatan ini indikator kinerjanya yaitu meningkatnya kualitas hasil pengawasan

dan penyelesaian tindak lanjut APF lain target kinerja 100% dan dapat dicapai 100%

hal ini dapat dicapai dengan memberikan honor tiap bulan pada tim dan pada personil

yang terlibat langsung pada penerbitan surat bupati atau lebih dikenal dengan koreksi

intern bupati yang akan digunakan SKPD untuk menidak lanjuti Laporan hasil

pemeriksaan baik APIP maupuan APF lain.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap

capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi

sebesar 0,6 % (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari anggaran sebesar

Rp. 28.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 26.391.000,00.

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan yaitu Program Peningkatan

Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan

Kegiatan Koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif yang didalamnya terdapat

aktifitas berupa memberikan honor tiap bulan pada tim dan pada personil yang terlibat

langsung pada penerbitan surat bupati atau lebih dikenal dengan koreksi intern bupati

yang akan digunakan SKPD untuk mendak lanjuti Laporan hasil pemeriksaan baik APIP

maupuan APF lain, sehingga dengan Program dan Kegiatan tersebut sangat menunjang

keberhasilan terselenggaranya kualitas hasil pengawaan dan Penyelesaian Tindak

Lanjut Pemeriksaan APF.

7. Tercapainya Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

a. Analisis penyebab keberhasilan.

Pada kegiatan ini indikator kinerjanya yaitu Tercapainya Penilaian Mandiri Pelaksanaan

Reformasi Birokrasitarget kinerja 1 laporan dan dapat dicapai 1 laporan, hal ini dapat

dicapai dengan rapat –rapat koordinasi dengan SKPD –SKPD terkait dengan

mengumpulkan data dukung merumuskan kebijakan menilai dan melaporkan dan

dengan jerih payah itu diberikan honor beberapa bulan pada tim dan pada personil

yang terlibat langsung pada penanganan kegiatan tersebut, sehingga pelaporan kepada

(29)

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap

capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi

sebesar 42 % (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari anggaran sebesar

Rp. 35.300.000,00 digunakan sebesar Rp. 20.650.000,00.

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan.

Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan yaitu Program Peningkatan Sistem

Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan Kegiatan

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang didalamnya terdapat aktifitas berupa rapat –rapat

koordinasi dengan SKPD – SKPD terkait dengan mengumpulkan data dukung

merumuskan kebijakan menilai dan melaporkan dan dengan jerih payah itu diberikan

honor beberapa bulan pada tim dan pada personil yang terlibat langsung, sehingga

dengan Program dan Kegiatan tersebut sangat menunjang keberhasilan Tercapainya

Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

8. Pelaksanaan Laporan Harta Kekayaan Aparat Sipil Negara

Analisis penyebab keberhasilan.

Pada kegiatan ini indikator kinerjanya yaitu Pelaksanaan Laporan Harta Kekayaan Aparat

Sipil Negara target kinerja 900 laporan harta kekayaan ASN dan dapat dicapai 900

laporan, hal ini dapat dicapai dengan mengadakan sosialisasi kepada admin SKPD

dan UPT dengan mengundang nara sumber dari provinsi dan memfasilitasi setiap yang

konsultasi LHKASN dan memferifikasi laporan.

a. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap

capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi

sebesar 40 % (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari anggaran sebesar

Rp. 25.600.000,00 digunakan sebesar Rp.15.233.400,00.

b. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan.

Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan yaitu Program Peningkatan Sistem

Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan Kegiatan

Pelaksanaan Laporan Harta Kekayaan Aparat Sipil Negara yang didalamnya terdapat

aktifitas berupa sosialisasi koordinasi dengan SKPD – SKPD terkait, konsultasi ke

Instansi yang lebih tinggi, memferifikasi laporan harta kekayaan menilai dan melaporkan

dan dengan jerih payah itu diberikan honor beberapa bulan pada tim dan pada personil

yang terlibat langsung, sehingga dengan Program dan Kegiatan tersebut sangat

menunjang keberhasilan Tercapainya Pelaksanaan Laporan Harta Kekayaan Aparat Sipil

(30)

9. Persentase pelaksanaan evaluasi kinerja dan reviu laporan keuangan Satuan Kerja

Perangkat Daerah.

a. Analisis penyebab keberhasilan.

Pada kegiatan ini indikator kinerjanya yaitu Laporan hasil reviu laporan keuangan

Pemerintah Daerah dan reviu Laporan LKjIP dari target kinerja 2 laporan dapat tercapai

2 laporan sehingga capaian kinerjanya mencapai 100%, hal ini dicapai dengan

mengadakan Reviu Laporan Keuangan SKPD yang berjumlah 49 SKPD dengan

dirangkum menjadi 1 laporan dan Reviu LKjIP Akuntabilitas berjumlah 1 laporan.

Sehingga dari uraian disimpulkan bahwa indikator kinerja prosentase pelaksanaan

evaluasi kinerja dan reviu laporan keuangan satuan Kerja Perangkat Daerah dari target

75% dapat tercapai 75%, sehigga dapat memenuhi target.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

 Meminimalkan Tim Auditor /menyusun tim yang ramping dalam melaksanakan

pemeriksaan Reviu LKjIP dan reviu Laporan Keuangan Daerah dan meminimalkan

waktu pelaksanaan Pemeriksaan.

 Meminimalkan sumber daya baik dari sarana dan prasarana yaitu dengan sarana kendaraan dinas operasional yang sangat terbatas dapat mempengaruhi kinerja

namun demikian upaya-upaya untuk menutupi kekurangan dengan alteratif

penggunaan kendaraan pribadi.

 Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap

capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan

efesiensi sebesar 73 % (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari

anggaran sebesar Rp. 50.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 36.364.013,00. c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan.

Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan yaitu Peningkatan Profesionalisme

Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan dengan Kegiatan Pelatihan Teknis

Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas Kinerja yang didalamnya terdapat aktifitas

berupa Reviu LKjIP dan Reviu Laporan Keuangan sebelum diperiksa oleh BPKRI,

dengan memerintahkan auditor untuk ke SKPD-SKPD untuk melaksanakan hal tersebut

dengan diberikan SPT dan SPPD sebagai biaya operasional tim, sehingga dengan

Program dan Kegiatan tersebut sangat menunjang keberhasilan Tercapainya

pelaksanaan evaluasi kinerja dan reviu laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat

Daerah.

(31)

Kegiatan Pelatihan pengembangan tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan. Pada

kegiatan ini terdapat 2 indikator kinerja

1) Jumlah tenaga pemeriksa yang profesional dari target kinerja 20 kali dan dapat

terpenuhi 20 kali orang sehingga capaian kinerja dapat tercapai 100% hal ini dapat

tercapai dengan melaksanakan pelatihan di kantor sendiri yang terdiri dari para

auditor, Irban, para calon auditor dan staf yang berkaitan yang jumlahnya sekitar 40

orang setiap ada permasalahan yang perlu didiskusikan.

2) Peningkatan ketertiban administrasi kepegawaian pejabat fungsional auditor dari

target kinerja 24 orang dan dapat tercapai 24 orang sehingga capaian kinerja 100%,

hal ini dicapai dengan penilaian angka kredit tiap 6 bulan sekali sehingga dari

jumlah auditor tersebut administrasi kepegawaian khususnya angka kredit dapat

dinilai dan diajukan BPKP Perwakilan Jateng dan BKD Kab. Boyolali.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap

capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi

sebesar 8 % (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari anggaran sebesar Rp.

20.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 18.423.996,00.

c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan.

Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan yaitu Program Peningkatan

Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan dengan Kegiatan

Pelatihan pengembangan tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan yang

didalamnya terdapat aktifitas berupa pelatihan di kantor sendiri yang terdiri dari para

auditor, Irban, para calon auditor dan staf yang berkaitan serta penilaian angka kredit

tiap 6 bulan sekali, sehingga dengan Program dan Kegiatan tersebut sangat menunjang

keberhasilan tercapainya Terlaksananya Pelatihan di kantor Sendiri dan Penilaian

Angka Kredit.

11. Persentase SKPD yang telah mendapat sosialisasi tentang SPIP

a. Analisis penyebab keberhasilan.

Pada kegiatan ini indikator kinerjanya yaitu SKPD yang telah mendapat sosialisasi

tentang SPIP dari target kinerja100 % dapat tercapai 100 % sehingga capaian kinerjanya

mencapai 100%, hal ini dicapai dengan mengadakan sosialisasi kepada SKPD dengan

mengundang SKPD dengan nara sumber dari BPKP, Sehingga dari uraian disimpulkan

bahwa indikator SKPD yang telah mendapat sosialisasi tentang SPIP dapat memenuhi

target.

Berikut grafik nilai kinerja Persentase SKPD yang telah mendapat sosialisasi tentang

(32)

0 20 40 60 80 100 120

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Gambar 3.4 Perkembangan Prosentase SKPD yang telah mendapat sosialisasi

tentang SPIP

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

- Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur

Pengawasan dengan Kegiatan Penyusunan kebijakan sistem dan prosedur

pengawasan, anggaran tersebut sudah dapat membiayai semua aktifitas

berkaitan dengan SPIP yang didalamnya terdapat beberapa indikator.

- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap

capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan

efesiensi sebesar 19 % (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari

anggaran sebesar Rp. 40.100.000,00 digunakan sebesar Rp. 26.418.400,00

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan.

Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan yaitu Program Penataan dan

Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan dengan Kegiatan

Penyusunan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan yang didalamnya terdapat

aktifitas berupa mengadakan sosialisasi kepada SKPD dengan mengundang SKPD

dengan nara sumber dari BPKP, sehingga dengan Program dan Kegiatan tersebut

sangat menunjang keberhasilan SKPD yang telah mendapat sosialisasi tentang SPIP

12. Persentase SKPD yang sudah melakukan pemetaan (diagnostic assessment)

a. Analisis penyebab keberhasilan.

Pada kegiatan ini indikator kinerjanya yaitu SKPD yang sudah melakukan pemetaan

(diagnostic assessment) dari target kinerja 50 % dapat tercapai 50 % sehingga capaian

kinerjanya mencapai 100%, hal ini dicapai dengan mengadakan pemdampingan oleh tim

Auditor ke SKPD-SKPD dengan mengadakan analisa resiko, Sehingga dari uraian

disimpulkan bahwa indikator SKPD yang telah melakukan pemetakan dapat memenuhi

target.

Berikut grafik nilai kinerja Persentase SKPD yang sudah melakukan pemetaan

(33)

0 10 20 30 40 50

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Gambar 3.5 Perkembangan Prosentase SKPD yang sudah melakukan pemetaan

(diagnostic assessment)

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

- Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur

Pengawasan dengan Kegiatan Penyusunan kebijakan sistem dan prosedur

pengawasan, anggaran tersebut sudah dapat membiayai semua aktifitas berkaitan

dengan SPIP yang didalamnya terdapat beberapa indikator.

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan.

Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan yaitu Program Penataan dan

Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan dengan Kegiatan

Penyusunan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan yang didalamnya terdapat

aktifitas berupa mengadakan pemdampingan oleh tim Auditor ke SKPD-SKPD dengan

mengadakan analisa resiko, sehingga dengan Program dan Kegiatan tersebut sangat

menunjang keberhasilan SKPD melakukan pemetaan (diagnostic assessment)

13. Persentase SKPD yang sudah membangun infrastruktur SPIP

a. Analisis penyebab keberhasilan.

Pada kegiatan ini indikator kinerjanya yaitu SKPD yang sudah membangun

infrastruktur SPIP dari target kinerja 40 % dapat tercapai 40 % sehingga capaian

kinerjanya mencapai 100%, hal ini dicapai dengan mengadakan pemdampingan oleh

tim Auditor ke SKPD-SKPD dengan membangun insfrastruktur SPIP, Sehingga dari

uraian disimpulkan bahwa indikator SKPD yang telah melakukan membangun

infrastruktur SPIP dapat memenuhi target.

Berikut grafik nilai kinerja Persentase SKPD yang sudah membangun infrastruktur

(34)

0 5 10 15 20 25 30 35 40

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Gambar 3.6 Perkembangan Prosentase SKPD yang sudah membangun

infrastruktur SPIP

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur

Pengawasan dengan Kegiatan Penyusunan kebijakan sistem dan prosedur

pengawasan, anggaran tersebut sudah dapat membiayai semua aktifitas berkaitan

dengan SPIP yang didalamnya terdapat beberapa indikator.

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan.

Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan yaitu Program Penataan dan

Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan dengan Kegiatan

Penyusunan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan yang didalamnya terdapat

aktifitas berupa pemdampingan oleh tim Auditor ke SKPD-SKPD dengan

membangun insfrastruktur SPIP, sehingga dengan Program dan Kegiatan tersebut

sangat menunjang keberhasilan SKPD dalam membangun insfrastruktur SPIP.

14. Persentase SKPD yang sudah menginternalisasikan SPIP

a. Analisis penyebab keberhasilan.

Pada kegiatan ini indikator kinerjanya yaitu SKPD yang sudah membangun infrastruktur

SPIP dari target kinerja 30 % dapat tercapai 30 % sehingga capaian kinerjanya

mencapai 100%, hal ini dicapai dengan mengadakan pemdampingan oleh tim Auditor ke

SKPD-SKPD untuk menginternalisasikan SPIP, Sehingga dari uraian disimpulkan

bahwa indikator SKPD yang telah menginternalisasikan SPIP dapat memenuhi target.

Berikut grafik nilai kinerja Persentase SKPD yang sudah menginternalisasikan SPIP

(35)

0 5 10 15 20 25 30

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Gambar 3.7 Perkembangan Prosentase SKPD

yang sudah menginternalisasikan SPIP

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan

dengan Kegiatan Penyusunan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan, anggaran

tersebut sudah dapat membiayai semua aktifitas berkaitan dengan SPIP yang

didalamnya terdapat beberapa indikator.

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan

Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan yaitu Program Penataan dan

Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan dengan Kegiatan

Penyusunan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan yang didalamnya terdapat

aktifitas berupa pemdampingan oleh tim Auditor ke SKPD-SKPD supaya dapat

menginternalisasikan SPIP, sehingga dengan Program dan Kegiatan tersebut sangat

menunjang keberhasilan SKPD dalam menginternalisasikan SPIP.

15. Jumlah Laporan Bulanan, Laporan Keuangan yang akuntabel dan up to date

a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan

Pada kegiatan ini indikator kinerjanya yaitu Capaian kinerja dan ikhtisar realisasi

kinerja SKPD yang akuntabel dan up to date dari target kinerja 12 bulan dapat tercapai

12 bulan sehingga capaian kinerjanya mencapai 100%, hal ini dicapai dengan

menyusun laporan bulanan keuangan, laporan bulanan ke Provinsi terkait dengan

perkembangan capaian kinerja dalam menyusun Laporan Hasil Pemeriksaan,

Sehingga dari uraian disimpulkan bahwa kegiatan ini dapat memenuhi target.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap

capaian target walaupun dana terserap semuanya dikarenakan besarnya anggaran

telah direncanakan penggunaan secara matang sehingga untuk penganggaran dari

jumlah anggaran dapat terserap semua, sehingga alokasi anggaran dapat dialokasikan

(36)

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan.

Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan yaitu Peningkatan

Pengembangan Sistem pelaporan Capaian kinerja dan Keuangan dengan Kegiatan

Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja dan ikhtisar realisasi

kinerja SKPD yang didalamnya terdapat aktifitas berupa penyusunan laporan bulanan

keuangan, laporan bulanan ke Provinsi terkait dengan perkembangan capaian kinerja

dalam menyusun Laporan Hasil Pemeriksaan, sehingga dengan Program dan Kegiatan

tersebut sangat menunjang keberhasilan SKPD dalam menyusun laporan Capaian

kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD yang akuntabel dan up to date.

16. Jumlah aparat pengawasan yang mengikuti bimbingan tehnik.

a.Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan

Pada kegiatan ini indikator kinerjanya yaitu Jumlah aparat pengawasan yang

mengikuti bimbingan tehnik dari target kinerja 40 orang dapat tercapai 40 orang

sehingga capaian kinerjanya mencapai 100%, hal ini dicapai dengan mengadakan

Bimbingan Teknis dengan nara sumber dari BPK Prov Jateng, mengirimkan Bintek

ataupun Pelatihan ke tingkat provinsi, sehingga dari uraian disimpulkan bahwa

kegiatan ini dapat memenuhi target.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap

capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi

sebesar 57 % (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari anggaran sebesar

Rp. 47.650.000,00 digunakan sebesar Rp. 20.577.000,00

c.Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan.

Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan yaitu Peningkatan Kapasitas

Sumber Daya Aparatur. dengan Kegiatan Bimbingan Teknis Implementasi peraturan

perundang-undangan yang didalamnya terdapat aktifitas berupa mengirimkan Bintek

ataupun Pelatihan ke tingkat provinsi, sehingga dengan Program dan Kegiatan

tersebut sangat menunjang keberhasilan SKPD dalam menunjang aparat pengawasan

yang mengikuti bimbingan tehnik.

Berdasar uraian tersebut diatas, dapat disajikan tingkat capaian kinerja sasaran :

Tabel 3.3 Capaian Kinerja per Sasaran

No. Sasaran

Capaian

Kinerja

2014

(%)

Tingkat

Keberhasilan

1. Terwujudnya tata pemerintahan yang lebih bersih,

berwibawa, konstitusional, efektif dan demokratis.

(37)

3.2 Realisasi Anggaran

Alokasi dan realisasi anggaran Inspektorat Kabupaten Boyolalai pada tahun 2015

sebagaimana tabel di bawah ini. Data tabel tersebut, pembiayaaan dari APBD Tahun 2015

berjumlah Rp 2.096.471.000,00 terealisasi Rp. 1.806.706.500,00 dengan penyerapan

sebesar 86% atau efisiensi sebesar 14%. Besar pembiayaan tahun 2015 mengalami

kenaikan sebesar Rp. 349.671.000,00

Tabel 3.4 Alokasi dan Realisasi Anggaran

(38)

No Sasaran

Strategis Program / Kegiatan

Anggaran Realisasi % Koordinator pelaporan Capaian kinerja dan Keuangan

1 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja dan ikhtisar realisasi daya air dan listrik

(39)

No Sasaran

Strategis Program / Kegiatan

Anggaran Realisasi %

12 Rapat-rapat

koordinasi dan konsultasi ke luar daerah

308.466.000,00 280.518.856,00 91% Inspektorat

Peningkatan sarana dan prasarana Aparatur

1

Pengadaan Gedung Kantor

159.870.000,00 159.000.000,00 99% Inspektorat

2 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

19.543.000,00 19.367.500,00 99% Inspektorat

3 Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan dinas/ operasional

80.000.000,00 76.815.600,00 96% Inspektorat

4 Pemeliharaan rutin/berkala mebeleir

1.000.000,00 900.000,00 90% Inspektorat

Jumlah

2.096.471.000 1.806.706.500 86%

Sumber : Analisis Laporan Realisasi Anggaran dan Capain Fisik Belanja Langsung Inspektorat

(40)

BAB IV

PENUTUP

1.1. Simpulan

Pada tahun 2015, Inspektorat Kabupaten Boyolali dari satu sasaran dengan 16

(empat belas) indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Inspektorat

Kabupaten Boyolali Tahun 2015, menunjukkan tingkat keberhasilan capaian kinerja

sebagai berikut :

1) Capaian lebih dari 100 % (sangat Baik) : 1 (satu) indikator (6,3%)

2) Capaian 75% sampai 100% (Baik) : 15 (lima belas) indikator (93,8%)

3) Capaian 55% sampai 74 % (Cukup) : tidak ada (0%)

4) Capaian kurang dari 54 % (Kurang) : tidak ada (0 %)

Secara keseluruhan capaian kinerja 104% (kategori Sangat baik) dan mengalami

penurunan dan kenaikan dibanding capaian kinerja tahun 2011 yang

161,5%, tahun

2012 yang 103%, tahun 2013 yang 113%% dan 2014 sebesar 102%

Pembiayaaan program/kegiatan dari APBD Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Rp

Rp 2.096.471.000,00 terealisasi Rp. 1.806.706.500,00 dengan penyerapan sebesar 86 %

atau efisiensi sebesar 14%. Besar pembiayaan dibanding tahun 2011 mengalami

peningkatan yang sebesar dari Rp. 980.000.000,00, pada tahun 2012 mengalami

penurunan sebesar Rp 5.481.629.000,00 dan pada tahun 2013 sebesar Rp

1.200.979.000,00. dan tahun 2014 sebesar Rp. 1.746.800.000,00.

1.2. Saran

Guna mempertahankan dan atau meningkatkan capaian kinerja

Inspektorat Kabupaten Boyolali, mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan

terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di Daerah, pelaksanaan pembinaan

atas

penyelenggaraan

pemerintahan

desa

dan

pelaksanaan

urusan

pemerintahan desa, ada beberapa hal yang perlu dilakukan secara umum, antara

lain :

a. meningkatkan intensitas pembinaan administrasi pelaksanaan tugas kepada SKPD

lewat Pemeriksaan Reguler;

b. meningkatan capaian tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan.

Sedangkan upaya yang dilakukan agar kinerja Inspektorat Kabupaten Boyolali lebih baik

(41)

a. mengoptimalkan pelaksanaan monitoring laporan hasil pemeriksaan dan rakorwas

(rapat koordinasi pengawasan) dengan cara memanggil SKPD/obyek monitoring ke

Inspektorat Kabupaten Boyolali.

b. meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya auditor untuk dikirim dalam

pelatihan teknis maupun diklat penjenjangan.

c. memanfaatkan hasil evaluasi kinerja sebagai bahan perbaikan pelaksanaan

program/kegiatan;

d. memberdayakan sumber daya yang ada di Inspektorat secara menyeluruh, efektif,

dan efesien;

Boyolali, Pebruari 2016

INSPEKTUR

INSPEKTORAT KABUPATEN BOYOLALI

WIDODO, SE, M.Si

Gambar

Gambar Presiden dan Wakil
Tabel 2.1  Perjanjian Kinerja Inspektorat Kabupaten Boyolali Tahun 2015
Tabel   3.1  Pencapaian Kinerja Sasaran
Gambar 3.1  Perkembangan Nilai Tindak Lanjut LHP Inspektorat  Kabupaten Boyolali
+6

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.3 Hasil pengujian kuat tekan Conblock dengan varian 20% subtitusi limbah pabrik pengecoran logam terhadap agregat halus

selaku ketua Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya dan selaku pembimbing II yang dengan sabar

Mengacu pada hasil dokumentasi yang penulis peroleh, tenaga pengajar di MA Al-Fatah Palembang memiliki sumber daya yang sangat tinggi akan tetapi dengan jumlah

Hal ini dapat dilihat dari indeks kepuasan pelanggan (CSI) yang memiliki nilai sebesar 83,10%, artinya adalah tingkat kepuasan total berada pada 0,81 – 1,00 yang

35 KHOZIN ABROR SMK Bara Trikora II Paguyangan Kabupaten Brebes 36 LAILI RAHMA FAJARWATI SMK KERABAT KITA BUMIAYU Kabupaten Brebes 37 NI GUSTI AYU DIYAH MULASARI SMKN

Se3ara substansi7 +asil Stu-i E$RA memberi -ata ilmia+ -an =a3tual tentang keterse-iaan la)anan sanitasi -i tingkat ruma+ tangga -alam skala kabupaten,kota Sub sektor

Dari segi teoritis, model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki keunggulan apabila diterapkan pada pembelajaran multimedia dibandingkan model pembelajaran