ILMU PENGETAHUAN DAN CARA
MENDAPATKANNYA
(Kajian QS. Al-‘Alaq [96]: 1-5 dab QS. Al-Baqarah [2]: 32)
1. Definisi Ilmu/ Ilmu Pengetahuan
Ilmu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu; pengetahuan dan kepandaian (tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin dan sebagainya.
Kata ilmu berasal dari bahasa arab, yakni bentuk
mashdar dari kata
ًامممملع َمممللعي َملممللعل
. Kata ‘ilm ini mempunyai arti denotatif “bekas sesuatu yang dengannya dapat dibedakan sesuatu dengan sesuatuyang lain”. Ilmu juga berarti
هممتقيقحب ءيممشلا كاردا
(mengetahui hakikat sesuatu).Sedangkan definisi ilmu menurut beberapa ahli, antara lain sebagai berikut:
a. Ahmad Badry
Ilmu adalah penelusuran data atau informasi melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal-usulnya.
Ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan, baik dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya.
c. MINTO RAHAYU
Ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan berlaku umum, sedangkan pengetahuan adalah pengalaman yang bersifat pribadi/kelompok dan belum disusun secara sistematis karena belum dicoba dan diuji.
d. Jujun S. Suriasumantri
Ia menjelaskan di dalam bukunya, bahwa hakikat
ilmu adalah “mengerti berarti memaafkan segalanya”. Maka dalam pengertian yang mendalam terhadap hakikat ilmu, bukan saja akan mengikatkan apresiasi seseorang terhadap ilmu namun juga membuka mata orang tersebut terhadap berbagai kekurangannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah suatu pengetahuan atau pemahaman terhadap hakikat sesuatu yang didapat dari berbagai aktifitas, baik dalam bentuk pengamatan, pengkajian maupun eksperimen, yang pada akhirnya tersusun secara sistematis dan berlaku secara umum.
2. Ayat tentang Ilmu Pengetahuan dan Cara Mendapatkannya
} ق
ل ممللخل ِيذلللا ك
ل ببرل َم
ل س
س ًابل أ
س رلقسا
pada mulanya berarti menghimpun. Apabila seseorang merangkai huruf atau kata kemudian ia mengucapkan rangkaian tersebut, maka ia telah menghimpunnya, yakni membacanya.Kata iqra’ bisa dipahami dalam dua hal, pertama
perintah untuk membaca apa yang telah dihafal, dan yang kedua perintah untuk membaca apa yang tertulis di hadapannya.
b.Kata
بر
Kata Rabb jika berdiri sendiri, maka yang dimaksud adalah “Tuhan” yang tentunya Dia-lah yang melakukan tarbiyah (pendidikan) yang pada hakikatnya adalah pengembangan, peningkatan, serta perbaikan terhadap makhluk ciptaan-Nya.
c. Kata
قلخ
memberikan tekanan tentang kehebatan dan kebesaran Allah dalam ciptaan-Nya.
d.Kata
ناسإنلا
Terkait dengan kata (نًاسإِنلا) al-insân/ manusia, di dalam Tafsir al-Mishbah dijelaskan bahwa kata ini terambil dari kata (سإِنأ) uns/senang, jinak, dan
harmonis, atau dari kata (يسإِن) nis-y yang berarti lupa. Ada juga yang berpendapat, bahwa kata al-insân
berasal dari kata (سُوإِن) naus, yakni gerak atau
dinamika.
e.Kata
قلع
Kata ini diambi dari kata (ًاقملمعم قللعيل قللع) ‘aliqa-ya’laqu-‘uluqan yang berarti bergantung, melekat. Kata ‘alaq berarti darah beku, segumpal darah/ segumpal sel, juga berarti binatang lintah/cacing yang terdapat di dalam air, bila terminum oleh binatang, maka ia tersangkut di kerongkongan. Ada juga yang memahaminya dengan arti sesuatu yang tergantung di dinding rahim.
f. Kata
مرأكلا
Kata (مركلا) biasa diterjemahkan dengan Yang Maha/Paling Pemurah atau semulia-mulia. Kata ini terambil dari kata (مرك) karama yang berarti
memberikan dengan mudah tanpa pamrih, bernilai tinggi, terhormat, mulia, setia dan sifat kebangsawanan.
g.Kata
ملقلا
Kata (َملقلا) al-Qalam terambil dari kata (َملق)
karena pada mulanya alat tersebut terbuat dari bahan yang dipotong dan diperuncing ujungnya.
h.Kata
ميلعلا
Kata (َميلعلا) sebagaimana dijelaskan di dalam Tafsir al-Misbah, berasal dari akar kata (َملع) ‘ilm yang menurut para pakar bahasa berarti menjangkau sesuatu dengan keadaan yang sebenarnya.
i. Kata
ميكحلا
Kata ini dipahami oleh sementara ulama dalam arti Yang Memiliki Hikmah. Sedangkan hikmah itu sendiri berarti mengetahui yang paling utama dari segala sesuatu, baik pengetahuan maupun perbuatan.
4. Munasabah Ayat
a.Munasabah QS. Al-‘Alaq dengan QS. At-Tîn.
1)QS. At-Tîn menerangkan tentang penciptaan manusia dalam kondisi fisik dan psikis yang sempurna. Sedangkan dalam QS. Al-‘Alaq dijelakan bahwa asal usul manusia diciptakan dari ‘alaqah, sesuatu yang hina, tetapi karena Kemahakuasaan Allah ia menjadi makhluk yang paling sempurna.
2)QS. At-Tîn dijelaskan bahwa manusia akan menjadi manusia sempurna bila diberi agama dan pendidikan. Dalam QS. Al-‘Alaq diisyaratkan bahwa kunci pendidikan adalah kemampuan membaca.
b.Munasabah QS. Al-Baqarah: 32
5. Tafsir membaca sebagai sarana untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
ق
ق للع
ل ن
س مل ن
ل ًاس
ل إِنل
ل ا ق
ل للخل
Pada ayat ini, Allah SWT. menjelaskan bahwa Dia memperkenalkan jati diri manusia pada pengulangan kata iqra’ adalah menegaskan bahwa perbuatan tersebut tidak dikatakan membaca kecuali kalau dilakukan secara berulang-ulang.1
َم
ل للقللسًابلا َم
ل للع
ل ِيذلللا
sebagai usaha untuk mengikat ilmu pengetahuan. Terkait siapa yang diajar menggunakan qalam ada tiga pendapat, ada yang menyebutkan Nabi Adam, Nabi Idrîs ada juga yang menyebutkan semua orang. Sedangkan yang dimaksud dari qalam itu
sendiri ada tiga pengertian, antara lain: qalam yang diciptakan oleh Allah dengan kekuasaan-Nya,
qalam para malaikat dan qalam manusia.
َم
س للعسيل َم
س للًامل ن
ل ًاس
ل إِنل
ل اس َم
ل للع
ل
Ayat ini menjelaskan, bahwa Allah mengajarkan kepada manusia segala sesuatu yang belum mereka ketahui dengan qalam/ menulis.
Ayat ini juga menunjukkan adanya ilmu yang dianugrahkan langsung oleh Allah tanpa harus melalui proses belajar terlebih dahulu, atau yang biasanya disebut dengan ilmu ladunni. Hal ini sebagaimana yang dalam sebuah riwayat:
نكككي مككل اككم مككلع هللا هثروأ ملع امب لمع نم
ملعي
“Barang siapa yang mengamalkan ilmu yang diketahuinya niscaya Allah akan mewariskan kepadanya ilmu lain yang belum dia ketahui”.
b. QS. Al-Baqarah [02]: 32
Ayat ini, menjelaskan bahwa Allah adalah
mu’allim (pengajar) yang pertama kali di alam ini. Perlu diketahui, jika dalam setiap ilmu itu ada pengajarnya, pastilah yang harus menjadi pengajar pertama adalah Allah.
6. Petunjuk yang dapat diperoleh dari kedua ayat tersebut
a. Allah memerintahkan kepada kita untuk senantiasa membaca, karena dengan membaca kita dapat menghimpun berbagai ilmu pengetahuan.
b. Membaca bukan hanya sebatas apa yang tertulis (al-Qur’an/ ayat qauliyyah), tetapi juga membaca apa yang tidak tertulis (ayat kauniyah). Karena ketika seseorang membaca ayat-ayat qauliyyah dengan disertai membaca alam raya ini, ia akan lebih mengetahui hakikat Kebesaran, Kemahakuasaan dan Kemahasempurnaan Allah Dzat Pencipta alam raya ini.
c. Kita disuruh untuk mengawali segala perbuatan dan aktivitas dengan menyebut Nama Allah, yakni dengan membaca basmalah. Karena dengan membaca basmalah, segala perbuatan kita akan senantiasa diberkahi oleh Allah. Hal ini sebagaimana Sabda Nabi:
َميحرلا نمحرلا هللا َمسبب هيف أدبيل لًاب ِيذ رمأ لك
عطقأ
d. Pada hakikatnya, manusia berasal dari seseuatu yang hina, yaitu ‘alaqah (segumpal darah), akan tetapi ia akan menjadi manusia yang mulya dan sempurna jika beragama dan berpendidikan.
e. Ketika seseorang ingin memahami suatu ilmu, tidak cukup hanya dengan membaca/bereksperimen sekali saja, akan tetapi harus dilakukan secara berulang-ulang.
belajar (baik melalui membaca maupun menulis) terlebih dahulu dan kedua ilmu yang diperoleh langsung dari Allah tanpa melalui proses belajar terlebih dahulu (Ilmu Mauhibah/ Ladunni).
g. Hakikat manusia adalah makhluk yang mudah lupa, jadi jika seseorang ingin mengikat suatu ilmu, maka selayaknya disertai tulisan atau catatan.
h. Hendaknya manusia senantiasa bersyukur karena telah dikaruniai ilmu pengetahuan yang lebih banyak dari pada malaikat dan makhluk-makhluk yang lainnya.
i. Ketika seseorang telah dikaruniai ilmu pengetahuan dan daya pikir yang lebih oleh Allah, hendaklah jangan sombong. Karena betapa pun tingginya ilmu seseorang pada zaman sekarang ini, masih banyak rahasia-rahasia yang masih belum dapat dijangkau oleh ilmu pengetahuan manusia.