• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TUGAS SUPPLY CHAIN MANAJEMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH TUGAS SUPPLY CHAIN MANAJEMEN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH TUGAS

SUPPLY CHAIN MANAJEMEN

Oleh :

NUR ANNISAA

(171411002)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah Supply Chain Manajemen.

Shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, Semoga di

yaumil akhir kelak kita memperoleh syafaat-Nya. Aamiin.

Makalah ini disusun untuk memenuhi kewajiban dalam matakuliah Supply Chain

Manajemen, melalui makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi Supply Chain

Manajemen (SCM) dan Implementasi SCM pada Perusahaan Manufacturing.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang sifatnya

membangun guna memperbaiki laporan ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pihak yang

membacanya.

Cirebon, 20 April 2018 Penulis

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada masa lalu di sebuah perusahaan untuk pengiriman produk menggunakan perkiraan dan terkadang tidak sesuai dengan permintaan pasar, mulai dari pengaturan inventory, pengiriman produk hingga pemenuhan akhir ke konsumen. Saat ini keadaan mulai berubah karena dari pihak industri sudah mulai sadar akan perlunya kolaborasi dengan partner, seperti supplier, distributor, dan customer, baik itu customer bisnis maupun individu. Customer dan supplier berkumpul secara bersama- sama dalam membicarakan keuntungan, kebutuhan yang lebih baik atas proses supply chain management berikut sistemnya yang jelas lebih banyak bermanfaat dan mendatangkan tingginya prioritas bisnis. Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas, dan cepat, perbaikan di internal perusahaan manufaktur adalah tidak cukup. Peran serta supplier, perusahaan transportasi dan jaringan distributor adalah dibutuhkan. Kesadaran akan adanya produk murah, cepat dan berkualitas inilah yang membuat lahirnya konsep Supply chain management (SCM) pada tahun 1990-an.

Supply Chain Management (SCM) merupakan bagian penting dalam industri manufaktur. Dalam industri manufaktur, SCM berkaitan dengan kegiatan-kegiatan utama seperti, merancang produk baru, merencanakan produksi dan persediaan, melakukan produksi, kegiatan pengiriman dan juga pengadaan bahan baku. Pengadaan bahan baku atau material merupakan aktivitas yang penting di dalam sebuah industri. Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan input, berupa barang maupun jasa yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi maupun kegiatan lain dalam perusahaan (Pujawan, 2010). Oleh karena itu, prosedur kerja dalam pengadaan bahan baku haruslah memiliki struktur kerja yang jelas sehingga mampu efektivitas dan efisiensi kerja dapat terpenuhi

.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, SCM merupakan bagian penting dalam industri manufaktur, maka mahasiswa teknik industri harus memahami beberapa masalah dibawah ini :

a. Apakah yang dimaksud dengan Rantai Pasok?

b. Apakah yang dimaksud dengan Rantai Pasok Manajemen?

(4)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini antara lain: a. Memberikan pemahaman mengenai Rantai Pasok

b. Memberikan pemahaman mengenai Rantai Pasok Manajeman

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Rantai Pasok

Rantai pasok (Supply chain) adalah suatu sistem terorganisasi yang

menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga

merupakan jaringan atau jejaring dari berbagai organisasi yang saling berhubungan

yang mempunyai tujuan yang sama yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan

pengadaan atau penyaluran barang tersebut. (DJOKOPRANATO, 2016)

Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa rantai pasok adalah

logistic

network.

Menurut DJOKOPRANOTO, 2016 dalam rantai pasok ada beberapa pemain

utama yang merupakan perusahan-perusahaan yang mempunyai kepentingan yang

Chain 1 : Suppliers

Jaringan bermula dari sini, dimana yang merupakan sumber yang

menyediakan bahan pertama. Bahan pertama ini dapat berbentuk bahan baku, bahan

mentah, bahan dagangan, bahan penolong, dan sebagainya.

Chain 1-2 : Suppliers ► Manufacturer

rantai pertama dihubungkan dengan rantai

kedua yaitu manufacturer yang melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi,

mengasembling, merakit mengkonversi, ataupun menyelesaikan barang (

finishing)

.

Hubungan mata rantai pertama ini sudah berpotensi untuk melakukan penghematan,

misalnya inventories bahan baku, bahan setengah jadi maupun produk jadi yang

berada di pihak supplier maupun di pihak manufacturer ataupun di tempat transit

merupakan target penghematan ini.

(6)

melalui gudang disalurkan ke gudang distributor dalam jumlah besar dan pada

waktunya nanti distributor atau pedagang besar menyalurkan dalam jumlah yang lebih

kecil kepada retailer.

Chain 1-2-3-4 : Suppliers ► Manufacturer ► Distribustion ► Retail Outlet

Pedagang besar biasanya memiliki gudang tersendiri atau dapat menyewa pada pihak

lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang sebelum disalurkan ke pihak

pengecer. Sekali lagi disini ada kesempatan untuk melakukan penghematan dalam

bentuk jumlah inventories dan biaya gudang dengan cara melakukan desain kembali

pola-pola pengiriman barang baik dari gudang manufacturer maupun took pengecer

Chain 1-2-3-4-5 : Suppliers ► Manufacturer ► Distribustion ► Retail Outlet ►

Customers

Dari rak-raknya para pengecer menawarkan produk langsung kepada

pelanggan. Walaupun secara fisik dapat dikatakan bahwa disini merupakan mata rantai

terakhir, sebetulnya masih ada lagi mata rantai pembeli (yang mendatangi pengecer

tersebut) kepada real customers atau real user, karna pembeli belum tentu pengguna

sesungguhnya. Mata rantai baru betul-betul berhenti sampai barang yang bersangkutan

berhenti pada pemakai yang sebenarnya.

2.2 Manajemen Rantai Pasok

(7)

2.3 Implementasi Manajemen Rantai Pasok pada PT. Maitland-Smith Indonesia

2.3.1 Profil Perusahaan

PT.Maitland-Smith Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dibidang mebel/furniture yang berbasis internasional. PT Maitland Smith Indonesia beralamat di Jl Coaster 8 Blok A8, Tanjung Emas Semarang yang memproduksi berbagai jenis mebel seperti chair, table, bed, mirror.

2.3.2 Aktivitas Supply Chain di PT Maitland-Smith Indonesia

Secara garis besar, aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam kegiatan supply chain di PT Maitland-Smith Indonesia dapat digambarkan dalam diagram berikut ini :

Gambar 1. Flowchart Aktivitas Supply Chain di PT. Maitland-Smith Indonesia

a. Hubungan Raw Material dengan Supplier

Raw material (bahan baku/bahan mentah) adalah bahan yang langsung digunakan untuk diolah menjadi barang jadi (finish good) yang merupakan produk dari perusahaan tersebut. (WIBOWO, 2014). Raw material di PT Maitland-Smith Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu main raw material (contoh : kayu, veneer, MDF, plywood) dan raw material support (contoh : brass, leather, glass, mirror, box, fabric). Suppliers PT Maitland-Smith Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu :

 Suppliers lokal Suppliers lokal untuk kayu biasanya berasal dari Lampung dengan lead time selama 2-3 minggu.

(8)

b. Hubungan Supplier dengan Warehouse Bahan Baku

Hubungan antara supplier bahan baku (eksternal perusahaan) dengan warehouse bahan baku dan bagian purchasing merupakan hubungan permintaan raw material dari PT Maitland-Smith Indonesia kepada supplier bahan baku yang menjalin kerjasama dengan PT Maitland-Smith Indonesia. Dalam hal ini, departemen warehouse akan melakukan pengecekan kuantitas bahan baku yang tersisa digudang bahan baku. Departemen warehouse akan menginformasikan kuantitas bahan baku yang tersedia kepada departemen PPC, kemudian departemen PPC akan melalukan peramalan (forecasting) permintaan bahan baku, setelah meramalkan jumlah bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi barulah dilakukan pemesanan. Pemesanan dilakukan apabila bahan baku yang tersedia tidak dapat mencukupi kebutuhan bahan baku untuk proses produksi dan pemesanan bahan baku juga dilakukan untuk memenuhi safety stock yaitu minimal 200 m³ kayu setiap bulan. Apabila diperlukan pembelian bahan baku, departemen PPC akan melakukan permohonan pembelian bahan baku kepada departemen purchasing. Selanjutnya departemen purchasing akan melakukan pembelian bahan baku ke supplier sesuai dengan harga dan lead time yang telah disepakati sesuai perjanjian kerjasama atau MoU (Memorandum of Understanding).

c. Hubungan antara Warehouse Bahan Baku dengan Manufacturing

Hubungan warehouse bahan baku dengan manufacturing diawali dengan permohonan pengeluaran bahan baku untuk digunakan dalam proses produksi. Proses produksi mulai dilakukan pada saat material sudah siap (material readiness) dan saat jumlah produksi sedikit. Ketika PT Maitland-Smith Indonesia mendapat order dari customer dengan jenis produk baru, maka proses produksi tersebut harus melalui beberapa departemen terlebih dahulu.

d. Hubungan Manufacturing dengan Warehouse Finish Good (WHFG)

Barang jadi (finish good) yang sudah dalam bentuk karton box disimpan terlebih dahulu di WHFG (Warehouse Finish Good) dikarenakan beberapa hal, yaitu :

(9)

 Proses pengiriman finish good tersebut masih menunggu finish good lain yang akan dikirim ke negara tujuan yang sama.

 Proses pengiriman finish good tersebut masih menunggu tanggal ETD (Estimation Delivery).

e. Hubungan Warehouse Finish Good (WHFG) dengan Shipment Setelah tiba tanggal ETD (Estimation Delivery), maka barang yang disimpan di WHFG (Warehouse Finish Good) kemudian diangkut ke dalam container dan siap untuk diekspor ke Amerika. Proses pengiriman barang jadi di PT Maitland-Smith Indonesia terbagi menjadi dua proses, yaitu :

 Direct Customer Pengiriman melalui direct customer yaitu Finish good yang dipesan langsung dikirim ke customers. Customers dari PT

Maitland-Smith Indonesia antara lain : Ambelle Home, EJ-Victor, BroyHill, Drexel Heritage, Pearson, Thomasville, Henredon dan Maitland-Smith.

 Melalui HHG (Heritage Home Group) Pengiriman melalui HHG (Heritage Home Group) yaitu finish good yang dipesan oleh customer dikirim ke HHG (Heritage Home Group) kemudian HHG (Heritage Home Group)

 By Container / FCL (Full Container Load)

Proses Pengiriman barang menggunakan satu container penuh. Proses pengiriman by container mempunyai dua cara pemilihan route, yaitu : - West Cost yaitu singgah disuatu tempat kemudian proses

pengirimannya dilanjutkan menggunakan kereta api dengan lead time 30 hari.

- East Cost yaitu pengiriman tanpa singgah disuatu tempat dan langsung dikirim ke customer dengan lead time 40 hari.

 By LCL (Less Than Container Load)

(10)

sama, setelah tiba di negara tujuan kemudian didistribusikan ke customer masing-masing dengan lead time 1-2 minggu.

2.3.2 Aktivitas Supply Chain di PT Maitland-Smith Indonesia

Dalam menjalankan sistem E-Supply Chain Management (E-SCM), kolaborasi antar departemen di PT Maitland-Smith Indonesia dengan customers, supplier dan perusahaan jasa pengiriman sangat diperlukan karena masing-masing pihak yang bersangkutan dapat memberikan informasi yang diperlukan dengan akurat, lengkap dan tepat waktu. Untuk menciptakan kolaborasi yang berhasil, maka setiap pihak harus dapat membangun rasa saling percaya satu sama lain dengan cara menjaga informasi tersebut agar tidak tersebar kepada pihak yang tidak berwenang. Intensitas kolaborasi yang digunakan oleh PT Maitland-Smith Indonesia yaitu bersifat information sharing, karena masing-masing pihak dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Misalkan customers dapat mengetahui informasi tentang perkiraan kapan barang yang dipesan dapat diterima oleh customers tersebut. PT Maitland-Smith Indonesia dapat memperkirakan berapa banyak bahan baku yang akan dipesan dan waktu pemesanannya kepada supplier sehingga bahan baku yang dibutuhkan dapat selalu tersedia di gudang.

(11)

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan dari pembahasan diatas, maka dapat ditarik sebagai berikut :

-Rantai pasok (Supply chain) adalah suatu sistem terorganisasi yang menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan atau jejaring dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut. Menurut DJOKOPRANOTO, 2016 dalam rantai pasok ada beberapa pemain utama yang merupakan perusahan-perusahaan yang mempunyai kepentingan yang sama tersebut yaitu : Supplier, Manufacturer, Distribution, Retail Outlet, Customers.

-Manajemen rantai pasok atau supply Chain Management (SCM) adalah serangkaian kegiatan yang meliputi koordinasi, penjadwalan, dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administrasi harian, operasi , logistik dan pengolahan informasi mulai dari customer hingga supplier

(12)

DAFTAR PUSTAKA

- Indrajit, R.E dan Djokopranoto. 2003. Konsep Manajemen Supply Chain : Cara Baru Memandang Mata Rantai Penyediaan Barang. Grasindo. Jakarta.

- Wibowo. 2014. Pengertian Bahan mentah atau Bahan Baku furniture. http : www.wibowopajak.com/2014/02.html. Diakses pada tanggal 28 April 2018.

Gambar

Gambar 1. Flowchart Aktivitas Supply Chain di PT. Maitland-Smith Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas pada rantai pasok beras organik diperlukan melalui manajemen rantai pasok dan usaha pengendalian

SUPPLY CHAIN

Matriks strategi operasi manajemen rantai pasok bagi Tim SCM PT ”X” diperlihatkan pada Gambar 6 yang menunjukkan peran dari setiap kebijakan atau keputusan dalam mendukung

MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK PRODUK SAYURAN MENGGUNAKAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE DAN MODEL HOUSE OF RISK.. Malang: Universitas

Untuk menganalisis pengaruh signifikan kinerja manajemen rantai pasokan (supply chain management) terhadap efisiensi produksi di tvOne.. Untuk menganalisis pengaruh

Kinerja penerapan manajemen rantai pasok (SCM) pada komponen perencanaan di tingkat peternak sapi potong memberikan gambaran sebagai berikut: (1) indikator

Kinerja penerapan manajemen rantai pasok (SCM) pada komponen pengadaan di tingkat peternak sapi potong memberikan beberapa informasi pokok sebagai berikut: (1)

Semua perusahaan yang melakukan pemasokan bahan baku, melakukan produksi hingga pengiriman disebut dengan supply chain atau rantai pasok.. Supply chain merupakan jaringan secara