PENGARUH EFISIENSI BANK TERHADAP
PENDAPATAN SAHAM BANK
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM
MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI
DEPARTEMEN MANAJEMEN
DIAJUKAN OLEH
YUNITA ELTANTI
NIM: 04010249
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Efisiensi Bank Terhadap Pendapatan Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” tepat waktu.
Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana
ekonomi Universitas Airlangga. Penulis berharap agar skripsi ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan baru bagi siapapun yang membacanya.
Proses penyelesaian skripsi ini tentunya tidak terlepas dari dukungan dan
perhatian dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih antara lain kepada:
1. Bapak Drs. Ec. Karyadi Mintaroem, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Airlangga
2. Bapak Drs. Sri Gunawan, M. Com., DBA selaku Ketua Departemen
Manajemen
3. Bapak Dr. Djoni Budiarjo, SE, M. Si, selaku Ketua Program Studi S1
Manajemen Universitas Airlangga
4. Bapak Dr. Ec. I Made Sudana, M. S., selaku dosen pembimbing penulis
yang senantiasa meluangkan waktu dan berbagi ilmu, serta membimbing
penulis dengan sabar dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas airlangga atas ilmu yang
diberikan selama massa kuliah
6. Seluruh karyawan dan karyawati Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga
yang telah membantu proses administrasi
7. Keluarga penulis, yakni Mama, Papa, dan adik-adik tercinta yang
senantiasa memberikan doa, mendidik, memberi semangat, nasihat,
dorongan,dukungan, dan segala fasilitas yang diberikan sehingga
8. Sahabat-sahabat SMA penulis yang selalu member dukungan skripsi ini
dapat cepat selesai. Terima kasih, Tanti, Ila, dan Gita yang telah
memberikan semangat.
9. Teman-teman kos penulis yang selalu dapat menjadi tempat berkeluh
kesah terkait dengan penulisan skripsi ini. Terima kasih Mbak Ninta,
Mbak Rizka, Mbak Juang, Mbak Nai telah menjadi tempat berbagi suka
duka
10. Teman-teman manajemen yang telah banyak membantu, Deri, Tiwi,
Gadis, Elin dan teman-teman manajemen lainnya yang tidak bisa
disebutkan satu per satu. Sukses yah semuanya!
11. Semua pihak yang ikut membantu dan bersedia berbagi ilmu, suber
referensi, pengalaman, sehingga dapat memebri masukan bagi penulis.
Surabaya, 1 Febuari 2010
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh efisiensi bank terhadap pendapatan saham bank. Efisiensi bank penting untuk diperhatikan mengingat bank sebagai lembaga intermediasi yang mempunyai peranan penting bagi pertumbuhan sector ekonomi riil. Efisiensi dihitung dengan menggunakan dua pendekatan. Pendekatan pertama adalah pendekatanFinancial Statement Analysis,
yakni rasio BoPo yang akan digunakan pada model pertama. Pendekatan kedua adalah pendekatanData Envelopment Analysis (DEA)yang akan digunakan pada model kedua. Penelitian dilakukan pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004 sampai dengan 2007.
Berdasarkan hasil analisis regresi model pertama yang meneliti pengaruh efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo terhadap pendapatan saham, diperoleh kesimpulan bahwa efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pendapatan saham bank, sedangkan berdasarkan hasil analisis regresi model kedua yang meneliti pengaruh efisiensi bank dengan pendekatan DEA terhadap pendapatan saham, diperoleh kesimpulan bahwa efisiensi dengan pendekatan DEA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pendapatan saham.
Pengaruh efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo terhadap pendapatan saham sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin menurun rasio BoPo menunjukkan peningkatan efisiensi sehingga memberikan kesan positif kepada investor untuk membeli saham bank tersebut. Hal ini akan mendorong naiknya harga saham yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan saham. Pengaruh efisiensi dengan pendekatan DEA terhadap pendapatan saham sesuai teori yang menyatakan bahwa semakin meningkat nilai efisiensi DEA menunjukkan peningkatan efiensi. Peningkatan efisiensi akan memberikan kesan positif pada investor sehingga memacu kenaikan harga saham dan pendapatan saham pun akan mengalami peningkatan.
ABSTRACT
The purpose of this paper is to research influence of bank efficiency to stock return. Bank efficiency is important to notice because bank as intermediation institution has essential part for actual economic growth. Estimation of bank efficiency uses two approaches. First approach is Financial Statement Analysis approach, such as operational expenses to operational income ratio which used in first model. Second approach is Data Envelopment Analysis (DEA) approach which used in second model. This research use banks which listed in Indonesia Stock Exchange since 2004 until 2007 as sample.
Based on the result of first regression model which analyze influence of efficiency by using operational expenses to operational income ratio approach to stock return suggested that efficiency by using operational expenses to operational income ratio approach has negative and significant effect to stock return, as for result of second model regression which analyze influence of efficiency byDEA
approach to stock return suggested that efficiency by using DEA approach has positive and insignificant effect to stock return.
Influence of efficiency by using operational expenses to operational income ratio approach to stock return in line with theory that decreasingly efficiency by using operational expenses to operational income ratio show increasingly efficiency, so that give positive effect to investor to buy those stock. This condition will encourage increasing of stock prize, and finally stock return will be increase too. Influence of efficiency by using DEA approach to stock return in line with theory that increasingly the value of DEA efficiency show increasingly efficiency. This condition will give the positive effect to investor, so that encourage increasingly stock prize and will make stock return increase too.
DAFTAR ISI
JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
ABSTRAKSI v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GRAFIK x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.4 Manfaat Penelitian 5
1.5 Sistematika Penulisan 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1 Landasan Teori 7
2.1.1 Pengertian Efisiensi 7
2.1.2 Pengukuran Efisiensi 8
2.1.3 Pengukuran Efisiensi Bank 14
2.1.4 Pendapatan Saham 18
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pendapatan Saham 20
2.1.4 Pengaruh Efisiensi Terhadap
Pendapatan Saham 22
2.2 Penelitian Sebelumnya 24
2.3 Hipotesis 27
BAB III METODE PENELITIAN 30
3.1 Pendekatan Penelitian 30
3.2 Identifikasi Variabel 30
3.3 Definisi Operasional 31
3.4 Jenis dan Sumber Data 34
3.5 Prosedur Pengumpulan Sampel 35
3.6 Prosedur Penentuan Data 35
3.7 Teknik Analisis 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 40
4.1 Gambaran Umum Perbankan Indonesia 40
4.1.1 Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 41
4.1.2 Pendapatan Saham Perbankan Indonesia 42
4.1.3 Pergerakan Efisiensi Bank-Bank yang
Go Public 43
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian 45
4.2.1 Perubahan Efisiensi dengan Pendekatan
Rasio BoPo 45
4.2.2 Perubahan Efisiensi dengan Pendekatan
Data Envelopment Analysis(DEA) 46
4.2.3 Pendapatan Saham Bank 48
4.3 Analisis Model dan Pengujian Hipotesis 50
4.4 Uji Asumsi Klasik 52
4.4.1 Normalitas 52
4.4.2 Heteroskedasitas 54
4.4.3 Autokorelasi 54
4.5 Pembahasan 54
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 58
5.1 Simpulan 58
5.2 Saran 58
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Rekapitulasi Institusi Perbankan di Indonesia……… 40 4.2 Jumlah Bank di Indonesia yang Terdaftar di BEI………….. 41 4.3 Pendapatan Saham Bank-Bank yang Terdaftar d BEI……… 43
4.4 PergerakanRasio BoPo……….. 44
4.5 Perubahan Rasio BoPo pada 22 Bank yang Terdaftar di
BEI……….. 46
4.6 Perubahan EfisiensiDEApada 22 Bank yang Terdaftar
di BEI………. 47
4.7 Pendapatan Saham 22 Bank yang Terdaftar di BEI………... 49
4.8 Ringkasan Hasil Analisis Pengaruh Efisiensi (BoPo)
Terhadap Pendapatan Saham………. 50 4.9 Ringkasan Hasil Analisis Pengaruh Efisiensi (DEA)
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
1.1 Pergerakan Rasio BoPo Bank-Bank di Indonesia Periode
2003-2007………. 2
1.2 Pergerakan Harga Saham Bank-Bank di Indonesia Peride
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Scale EfficiencydanTechnical Efficiency……… 13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A-1 : Tabel Daftar Bank yang Menjadi Sampel Penelitian……….. 62
A-2 : Tabel Data Biaya Operasional, Pendapatan Operasional,
Rasio BoPo, dan Perubahan Rasio BoPo……… 63
A-3 : Tabel DataInput, Outpput,Efisiensi (DEA), dan Perubahan
Efisiensi(DEA)………... 66
A-4 : Tabel Data Harga Saham dan Pendapatan Saham……….. 69
B-1 :Output Software DEAPversi 2.1………..………….. 71 B-2 : Output SPSS Regresi Pengaruh Efisiensi dengan Pendekatan
BoPo Terhadap Pendapatan Saham………. 76 B-3 : Output SPSS Regresi Pengaruh Efisiensi dengan Pendekatan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Efisiensi merupakan suatu tolak ukur kinerja bank yang patut untuk
diperhatikan karena tingkat efisiensi yang rendah menunjukkan adanya suatu
pemborosan. Pemborosan akan menyebabkan kerugian bagi bank. Dengan
memelihara efisiensi bank maka kerugian yang disebabkan oleh adanya
pemborosan dapat diminimalisasi. Efisiensi juga perlu ditingkatkan agar bank
dapat memiliki keunggulan kompetitif, disamping itu bank juga memiliki fungsi
yang penting di dalam perekonomian Indonesia, yakni bank sebagai lembaga
intermediasi yang menghubungkan pihak surplus dengan pihak defisit sehingga
perekonomian pun akan dapat berjalan dengan baik.
Di Indonesia, ukuran umum yang dipergunakan untuk mengukur efisiensi
bank ialah rasio BoPo (biaya operasional dibagi pendapatan operasional).
Menurut rasio ini, rata-rata kinerja bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2003 sebesar 87.99% dan mengalami penurunan di tahun 2004
menjadi sebesar 83.54%. Penurunan rasio BoPo menunjukkan adanya
peningkatan efisiensi, sebaliknya peningkatan rasio BoPo menunjukkan
penurunan efisiensi. Di tahun 2005, rasio BoPo meningkat menjadi 88.25% dan
mengalami penurunan di tahun 2006 menjadi 86.53%. Penurunan rasio BoPo
kembali terjadi di tahun 2007 menjadi sebesar 84.41%. Berikut ini merupakan
Indonesia dari tahun 2003 sampai dengan 2007 dipengaruhi oleh efisiensi bank.
Bank yang efisien akan memberikan kesan positif bagi investor sehingga investor
akan tertarik untuk membeli saham bank tersebut. Banyaknya permintaan saham
bank tersebut akan memacu naiknya harga saham bank sehingga pendapatan
saham bank akan meningkat, sebaliknya bank yang tidak efisien akan memberikan
kesan negatif bagi investor, sehingga investor tidak tertarik untuk membeli saham
bank tersebut sehingga akan mendorong turunnya harga saham bank sehingga
pendapatan saham bank akan menurun.
1.1 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah efisiensi bank yang diukur dengan menggunakan rasio BoPo
berpengaruh terhadap pendapatan saham bank yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama periode 2004 sampai dengan 2007?
2. Apakah efisiensi bank yang diukur dengan menggunakan Data
Envelopment Analysis berpengaruh terhadap pendapatan saham bank
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004 sampai
dengan 2007?
1.2 Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh efisiensi bank yang dihitung dengan menggunakan
Analysis (DEA) terhadap pendapatan saham bank yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2004 sampai dengan 2007.
1.3 Manfaat Penelitian
1. Bagi pihak manajemen bank, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi mengenai alternatif perhitungan efisiensi bank.
2. Bagi pihak investor, penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan
referensi dalam pemilihan investasi terutama pada saham perbankan.
3. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
dan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya
1.4 Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari lima bab yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Memuat latar belakang masalah terkait dugaan efisiensi bank
yang dapat mempengaruhi pendapatan saham bank, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Memuat landasan teori yang terdiri dari pengertian efisiensi,
pengukuran efisiensi, pengukuran efisiensi bank, pendapatan
saham, faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan saham,
itu akan dijelaskan mengenai penelitian sebelumnya, hipotesis,
model analisis, dan kerangka pemikiran.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Memuat pendekatan penelitian yakni pendekatan kuanitatif,
selain itu dijelaskan identifikasi variabel, definisi operasional
variabel, jenis dan sumber data, prosedur pengumpulan data,
prosedur pengumpulan sampel, dan teknik analisis yang
digunakan yaitu regresi linier sederhana.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Memuat gambaran umum obyek penelitian yakni perbankan
Indonesia, pendapatan saham perbankan Indonesia, dan
pergerakan efisiensi bank-bank yang go public, selain itu juga
dijelaskan deskripsi hasil uji empiris, pengujian hipotesis serta
analisis, dan pembahasan hasil penelitian
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Memuat simpulan dari hasil penelitian yakni efisiensi dengan
pendekatan rasio BoPo memiliki pengaruh yang negatif dan
signifikan terhadap pendapatan saham, namun efisiensi dengan
pendekatan DEA memiliki pengaruh yang positif dan tidak
signifikan terhadap pendapatan saham, selain itu akan diberikan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Efisiensi
Secara umum, efisiensi dapat diartikan sebagai kemampuan bekerja untuk
memproduksi hasil yang tepat dengan cara yang tepat (Collin, 1999:102).
Perusahaan yang efisien adalah perusahaan yang mengkonsumsi input lebih
rendah untuk menghasilkan sejumlahoutput yang sama, atau dapat memproduksi
lebih banyakoutputdibandingkan pesaingnya dengan jumlahinputyang sama.
Efisiensi juga berhubungan dengan seberapa baik suatu organisasi
menggunakan sumberdaya yang ada untuk menyelesaikan suatu hasil, sehingga
efisiensi dapat didefinisikan sebagai komponen produkstivitas dan mengacu pada
perbandingan aktual dan jumlah optimal dariinputdanoutput(Lovell, 1993).
Menurut Avenzora dan Moeis (2008), efisiensi adalah kemampuan sebuah
perusahaan untuk memproduksi output maksimum dengan menggunakan input
yang telah ditentukan, atau kemampuan sebuah industri untuk memproduksi
sejumlahoutputtertentu dengan menggunakaninputseminimal mungkin.
Efisiensi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (Coelli, 1996):
1. Efisiensi teknis (technical efficiency), merupakan kemampuan suatu
institusi atau organisasi untuk menciptakanoutput yang maksimal dengan
2. Efisiensi alokatif (allocative efficiency), merupakan kemapuan suatu
institusi atau organisasi untuk menggunakan input pada proporsi yang
optimal dengan biaya yang minimal.
2.1.2 Pengukuran Efisiensi
Efisiensi umumnya dihitung dengan menggunakan rasioinput-outputyang
berasal dari laporan keuangan atau yang dikenal dengan Financial Statement
Analysis. Perhitungan efisiensi dengan menggunakan pendekatan seperti ini
banyak digunakan karena kemudahan dalam perhitungannya, namun perhitungan
seperti ini masih belum cukup untuk menghitung efisiensi dalam suatu sistem. Hal
ini disebabkan suatu sistem tidak hanya melibatkan satu macam input dan
menghasilkan satu macamoutput. Sistem berhubungan dengan bermacam-macam
sumberdaya yang berbeda, selain itu pendekatan tersebut juga tidak dapat melihat
tingkat keefisiensian suatu bank dibandingkan dengan industri perbankan.
Ada pendekatan alternatif lain yang dapat digunakan untuk menghitung
efisiensi. Pendekatan alternatif tersebut dilakukan dengan menghitung efisiensi
relatif untuk suatu kelompok sumberdaya yang sejenis. Sejenis dalam hal ini
berarti memiliki input dan output yang sama, seperti mengukur efisiensi relatif
suatu bank dengan industri perbankan.
Efisiensi relatif dapat diukur dengan menggunakan Data Envelopment
Analysis (DEA). DEAditemukan oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes (1978).DEA
adalah teknik efisiensi frontier dengan pendekatan non parametrik. DEA
Decision Making Unit (DMU)terhadapDMUlainnya. Pada dasarnya prinsip kerja
DEAadalah membandingkan dataoutput dan inputdari suatu DMU dengan data
output dan input lainnya pada DMU yang sejenis. Perbandingan ini dilakukan
untuk mendapatkan suatu nilai efisiensi relatif. DEA memiliki beberapa
keunggulan (Hadinata dan Manurung, 2006) :
a. ModelDEAdapat digunakan untuk mengukur banyak variabelinputdan
banyak variabeloutput
b. Tidak diperlukan asumsi hubungan fungsional antara variabel-variabel yang
diukur
c. Variabelinputdanoutputdapat memilki satuan ukur yang tidak sama.
Selain memiliki keunggulan, DEA juga memiliki kelemahan, yaitu perhitungan
DEAyang cukup rumit karena menggunakan konsep linear programming, selain
ituDEAjuga belum begitu dikenal sebagai sebuah pendekatan untuk menghitung
efisiensi bank.
Model DEA yang dikembangkan untuk perhitungan efisiensi ada dua
macam, yaitu Constan Return to Scale (CRS) dan Variable Return to Scale
(VRS). Model CRS ditemukan oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes pada tahun
1978. Pada model ini diperkenalkan suatu ukuran efisiensi untuk masing-masing
DMUyang merupakan rasio maksimum antaraoutputyang terbobot denganinput
yang terbobot. Masing-masing nilai bobot yang digunakan dalam rasio tersebut
ditentukan dengan batasan bahwa rasio yang sama untuk tiap DMU harus
memiliki nilai kurang dari atau sama dengan satu. Berikut ini merupakan
max =∑ ∑
subject to:
∑
∑ ≤ 1
≥ 0
≥ 0………..(2.1)
Keterangan:
e0 = efisien relatifDMU 0
s = jumlahoutput
ur0 = bobot untuk output rDMU 0
yr0 = nilai darioutputr yang dihasilkanDMU0
m = jumlahinput
vt0 = bobot untukinputtDMU 0
xt0 = nilai dariinputt yang dihasilkanDMU0
j = 1,2,…,n (seluruhDMU)
xtj = banyaknya penggunaaninputtipe t olehDMUke j
yrj = banyaknyaoutputtipe r yang dihasilkan olehDMUke j
Permasalahan linear programming tersebut memiliki solusi yang tidak terbatas
sehingga persamaan tersebut ditransformasikan berdasarkan model CRS sebagai
berikut :
subject to:
= 1
− ≤ 0
≥ 0
≥ 0……….(2.2)
Keterangan:
j = 1,..,n (jumlahDMU)
r = 1,..,s (jumlahoutput)
t = 1,...m (jumlahinput)
e0 = efisien relatifDMU 0
ur0 = bobot untuk output rDMU 0
yr0 = nilai darioutputr yang dihasilkanDMU0
vt0 = bobot untukinputtDMU 0
xt0 = nilai dariinputt yang dihasilkanDMU0
xtj = banyaknya penggunaaninputtipe t olehDMUke j
yrj = banyaknyaoutputtipe r yang dihasilkan olehDMUke j
Model CRS ini mengansumsikan bahwa setiap DMU akan beroperasi pada
skalareturnyang konstan, yakni rasio penambahaninputdanoutputadalah sama.
Apabila input ditambah sebanyak n kali, maka akan menghasilkan penambahan
Model VRS dikembangkan oleh Banker, Charles, dan Cooper (BCC) pada
tahun 1984. Model VRS menambahkan kondisi konveksitas bagi nilai bobot
sehinggaDMU tidak selalu beroperasi pada skala return yang konstan. Ada tiga
macam skalareturnyang diidentifikasi oleh modelVRS,yaitu:
1. Increasing return to scale jika rata-rata kenaikan output lebih besar
daripada rata-rata kenaikaninput
2. Constan return to scale jika rata-rata kenaikanoutput proporsional dengan
kenaikan tingkatinput
3. Decreasing return to scale jika rata-rata kenaikan output lebih kecil
daripada kenaikan rata-ratainput.
Berikut ini merupakan persamaan matematis dariDEAmodelVRS:
max = −
subject to:
= 1
− − ≤ 0
≥ 0
≥ 0………...(2.3)
Keterangan:
e0 = efisiensi relatifDMU0
r = 1,..,s (jumlahoutput)
t = 1,...m (jumlahinput)
ur0 = bobot untuk output rDMU 0
yr0 = nilai darioutputr yang dihasilkanDMU0
vt0 = bobot untukinputtDMU 0
xt0 = nilai dariinputt yang dihasilkanDMU0
xtj = banyaknya penggunaaninputtipe t olehDMUke j
yrj = banyaknyaoutputtipe r yang dihasilkan olehDMUke j
u0 = penggal yang dapat bernilai positif atau negatif
Model VRS mengukur pure technical efficiency (PTE). PTE adalah
pengukuran technical efficiency tanpa adanya efek dari scale efficiency. Apabila
terdapat perbedaan antara nilai TE dengan PTE pada suatu DMU, maka hal itu
mengindikasikan adanya scale inefficiency. Untuk lebih jelasnya, dapat
diilustrasikan dengan gambar sebagai berikut:
Gambar 2.1
Scale EfficienydanTechnical Efficiency
DMU di titik R pada gambar 2.1 tidak efisien secara teknis, baik dengan
menggunakan model CRS maupun VRS. Apabila menggunakan asumsi model
CRS, maka ketidakefisiensian secara teknis DMU di titik R ini dapat diukur
dengan jarak QR, sedangkan apabila menggunakan asumsi model VRS, maka
ketidakefisiensian secara teknis DMU di titik R adalah sebesar SR. Perbedaan
sebesar QS ini merupakanscale inffeciency
2.1.3 Pengukuran Efisiensi Bank
Efisiensi bank pada umumnya dihitung dengan menggunakan rasio BoPo
yang merupakan salah satu pendekatan Financial Statement Analysis. Semakin
besar nilai BoPo, maka menunjukkan semakin rendahnya efisiensi bank,
sebaliknya semakin rendah nilai BoPo, maka menunjukkan semakin tingginya
efisiensi bank. Berikut ini merupakan rumus perhitungan efisiensi bank dengan
menggunakan rasio BoPo:
=
………...(2.4)Keterangan:
BoPoit = Efisiensi (BoPo) bank i pada periode t
Boit = Biaya operasional bank i pada periode t
Poit = Pendapatan operasional bank i pada periode t
Pendekatan lain yang dapat digunakan untuk menghitung efisiensi bank
ialahData Envelopment Analysis. Bank bertindak sebagaiDecision Making Unit
dan output dalam mengukur nilai efisiensi bank. Menurut Hadad, dkk (2003),
terdapat bermacam-macam pendekatan dalam mendefiniskan input serta output
dalam sebuah model efisiensi yang tepat. Terdapat dua pendekatan dalam
menentukaninputdanoutput, yaitu:
a. Pendekatan produksi (the production approach), melihat institusi finansial
sebagai produsen yang memproduksi jasa seperti akun deposit dan
pinjaman.
b. Pendekatan intermediasi (the intermediation approach), melihat institusi
finansial sebagai lembaga intermediasi yang menyalurkan dana dari pihak
surplus kepada pihak defisit.
Berdasarkan kedua pendekatan tersebut, pendekatan yang digunakan untuk
penelitian ini adalah pendekatan intermediasi. Pendekatan intermediasi dipilih
karena peranan bank adalah sebagai institusi finansial yang mengumpulkan
tabungan dari unit surplus dan mengubahnya menjadi kredit untuk unit defisit
unit. Pendekatan intermediasi memandang institusi finansial sebagai
intermediator, yakni merubah dan mentransfer aset finansial dari unit surplus
menjadi unit defisit. Dalam hal ini, input institusional yang dimaksud adalah
pembayaran bunga kepada deposan dan berbagai macam sumber pendanaan,
sedangkan yang bertindak sebagaioutputialah pinjaman. Sufian dan Majid (2007)
menggunakan input dan output yang mengarah pada pendekatan intermediasi,
yakni total deposit dan interest expenses sebagai variabel input, sedangkan
variabeloutputadalahtotal loans,interest income,dannon interest income. Oleh
variabel yang digunakan untuk mengitung efisiensi dengan pendekatan DEA
dalam penelitian ini ialah total deposit dan interest expenses sebagai variabel
input, sedangkan variabel output adalah total loans, interest income dan non
interest income.
Pada kenyataannya, tidak semua bank akan beroperasi pada skala yang
optimal sehingga asumsi CRS tidak tepat untuk digunakan dalam menghitung
efisiensi bank (Saad dan El-Moussawi, 2009). Oleh karena itu, perhitungan
efisiensi bank dalam penelitian ini menggunakan model VRS yang ada dalam
software DEAP.
Setelah ditentukannya variabel input dan output, maka persamaan
matematis VRS dalam DEA yang digunakan untuk menghitung efisiensi bank
dalam penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut:
max = + + −
subject to:
+ = 1
+ + − − − ≤ 0
, , ≥ 0
, ≥ 0……….(2.5)
Keterangan:
eit = Efisiensi bank i pada periode t
u1it = Bobottotal loansbank i pada periode t
u2it = Bobotinterest revenuebank i pada periode t
y1it = Total loansbank i pada periode t
y2it = Interest revenuebank i pada periode t
y3it = Non interest revenuebank i pada periode t
j = Bank 1,bank 2…bank n (keseluruhanbank)
y1jt = Total loansbank ke j pada periode t
y2jt = Interest revenuebank ke j pada periode t
y3jt = Non interest revenuebank ke j pada periode t
v1it = Bobottotal depositbank i pada periode t
v2it = Bobotinterest expensesbank i pada periode t
x1it = Total depositbank i pada periode t
x2it = Interest expensesbank i pada periode t
x1jt = Total depositbank ke j pada periode t
x2jt = Interest expensesbank ke j pada periode t
u0 = Penggal yang dapat bernilai positif atau negatif
Nilai dari efisiensi berkisar antara 0 hingga 1. Apabila bank memiliki nilai
efisiensi 1 berarti bank tersebut efisien sempurna dan apabila bank memiliki nilai
efisiensi 0 maka bank tersebut tidak efisien. Oleh karena itu, semakain mendekati
angka 1 berarti bank tersebut semakin efisien.
Untuk penelitian ini, efisiensi bank yang diperoleh dengan pendekatan rasio
BoPo maupun DEA model VRS, tidak langsung digunakan sebagai variabel
independen. Nilai efisiensi ini diolah lagi untuk mencari perubahan efisiensi.
ini. Hal ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Beccalli, Casu, dan
Giardone (2006); Sufian dan Majid (2007); Majid, Zulkhibri, dan Sufian, (2008).
Berikut ini merupakan rumus perhitungan perubahan efisiensi relatif
(Beccalli, Casu, dan Giardone, 2006):
∆
=
……….…….(2.6)Keterangan:
∆EFFit = PerubahanDEAbank i pada periode t
eit = Efisiensi (DEA) bank i pada periode t
eit-1 = Efisiensi (DEA) bank i pada periode t-1
Berikut ini merupakan rumus perhitungan perubahan efisiensi yang dihitung
dengan menggunakan rasio BoPo:
∆
=
……….…….(2.7)Keterangan:
∆BoPoit = Perubahan rasio BoPo bank i pada periode t
Eit = Efisiensi (BoPo) bank i pada periode t
Eit-1 = Efisiensi (BoPo) bank i pada periode t-1
2.1.4 Pendapatan Saham
Pendapatan saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas
returnatau punexpected return (Hartono, Jogiyanto, 2008:195). Realized return
adalah pendapatan yang telah terjadi.Realized return sering disebut juga sebagai
actual return. Realized return dihitung dengan menggunakan data historis.
Realized return penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja
perusahaan. Realized return juga berguna sebagai dasar penentuan expected
return dan risiko dimasa depan. Expected return adalah pendapatan yang
diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang. Expected returnsifatnya
belum terjadi, tidak seperti realized return. Oleh karena itu, pendapatan saham
yang digunakan dalam penelitian ini adalahrealized return.
Realized return dapat diukur dengan menggunakantotal return. Menurut
Hartono, Jogiyanto (2008:196), yang dimaksud dengan total return adalah
pendapatan keseluruhan dari suatu investasi dalam periode tertentu. Berikut ini
merupakan rumus untuk menghitungtotal return(Hartono, Jogiyanto, 2008:197) :
TRit
=
……….. (2.8)Keterangan:
TRit = Total returnsaham i pada periode t
Pit = Harga saham i pada periode t
Pit-1 = Harga saham i pada periode t-1
Dit = Dividen saham i pada periode t
Total returnterdiri daricapital gain (loss)dan dividen. Capital gain (loss)
harga beli, maka terjadi keuntungan modal (capital gain), dan sebaliknya jika
harga jual lebih rendah dri harga beli, maka terjadi kerugian modal (capital loss).
Dividen adalah penerimaan kas periodik atas kepemilikan saham. Dalam
penelitian ini, untuk menghitung pendapatan saham hanya menggunakan capital
gain (loss) karena dividen tidak selalu dibagikan perusahaan kepada investor.
Oleh karena itu, rumus pendapatan saham yang digunakan dalam penelitian
menjadi seperti dibawah ini :
=
……….…(2.9)Keterangan :
Rit = Pendapatan saham aktual bank i pada periode t
Pit = Harga saham bank i pada periode t
Pit-1 = Harga saham bank i pada periode t-1
2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Saham
Pendapatan saham berubah-ubah sesuai dengan pergerakan harga saham,
yakni apabila harga saham meningkat, maka pendapatan saham pun akan
mengalami peningkatan, sebaliknya apabila harga saham menurun maka
pendapatan saham pun akan mengalami penurunan dan harga saham ini
ditentukan oleh pelaku pasar yakni terkait dengan permintaan dan penawaran
saham yang bersangkutan di pasar bursa (Hartono, Jogiyanto, 2008:125).
a. Kondisi fundamental perusahaan
Faktor fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja
perusahaan itu sendiri. Semakin baik kinerja perusahaan maka semakin
meningkat pendapatan saham perusahaan tersebut,sebaliknya semakin buruk
kinerja perusahaan maka semakin menurun pendapatan saham perusahaan
tersebut. Faktor fundamental ini sangatlah beragam karena dapat terdiri dari
kondisi keuangan, strategi bisnis maupun produk, manajemen, efisiensi
hingga keunggulan lainnya yang bersifatcompetitive advantages.
b. Suku bunga (SBI)
Dengan meningkatnya bunga SBI maka bank-bank dan lembaga keuangan
lainnya akan terpicu untuk membeli SBI. Bunga yang tinggi akan membuat
bank dan lembaga keuangan memberikan tingkat bunga yang lebih tinggi
untuk produk-produknya agar menarik sebanyak mungkin dana masyarakat.
Bunga yang tinggi ini akan berdampak pada alokasi dana para investor.
Investor akan menjual saham dan dananya kemudian ditempatkan di bank.
Penjualan secara serentak inilah yang akan berdampak pada penurunan harga
saham secara signifikan.
c. Dana asing di bursa
Jika sebuah bursa dikuasai oleh investor asing maka ada kecenderungan
transaksi saham akan menjadi tergantung pada investor asing tersebut. Selain
itu, investor lokal pun akan banyak menjadi pengikut investor asing tersebut
karena ada anggapan yang menyatakan bahwa investor asing lebih
asing memiliki dana yang besar sehingga digolongkan dalam big player.
Mengikuti permainanbig playerlebih bijaksana daripada melawan.
d. News and rumors
News and rumorsadalah semua berita yang beredar di tengah masyarakat dan
menyangkut berbagai hal, mulai dari ekonomi, sosial, politik, keamanan, dan
lain sebagainya. Dengan adanya berita, maka investor bisa memprediksi
seberapa kondusif keadaan suatu negara sehingga kegiatan investasi dapat
dilaksanakan. Hal ini akan berdampak pada pergerakan harga saham di bursa
yang akhirnya akan menimbulkan dampak pada pendapatan saham.
2.1.6 Pengaruh Efisiensi Terhadap Pendapatan Saham
Perusahaan yang efisien memiliki performa yang lebih baik dibandingkan
dengan perusahaan yang tidak efisien. Perusahaan yang efisien memiliki biaya
yang lebih rendah atauoutput yang lebih tinggi dibandingkan perusaahaan yang
tidak efisien. Kondisi ini akan memberikan kesan positif terhadap perusahaan
tersebut sehingga performa saham perusahaan akan meningkat. Peningkatan
performa saham ini akan menaikan pendapatan saham perusahaan (Sufian dan
Majid, 2007)
Beccalli, Casu, dan Girardone (2006) juga memilki pendapat yang sama,
yaitu efisiensi memiliki pengaruh yang positif terhadap pendapatan saham.
Apabila suatu perusahaan mengalami penurunan atau peningkatan tingkat
efisiensi, maka hal ini dapat terefleksi dalam harga saham perusahaan tersebut.
seluruh informasi yang tersedia untuk publik tentang prospek perusahaan
harusnya tercermin pada harga saham (Bodi, Kane, Marcus, 2006:480). Efisiensi
temasuk dalam informasi tersebut. Penurunan efisiensi akan menyebabkan harga
saham menurun. Hal ini disebabkan oleh penurunan efisiensi yang dianggap
investor sebagai sinyal negatif karena perusahaan yang tidak efisien menandakan
bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba menjadi semakin menurun.
Sinyal negatif mengakibatkan penurunan permintaan saham sehingga harga saham
akan mengalami penurunan. Penurunan harga saham akan menyebabkan
pendapatan saham menurun, sebaliknya apabila perusahaan mengalami
peningkatan efisiensi, maka harga saham perusahaan tersebut akan mengalami
peningkatan. Peningkatan harga saham akan menyebabkan kenaikan pendapatan
saham.
Efisiensi yang dihitung dengan menggunakan DEA memiliki pengaruh
positif terhadap pendapatan saham, sedangkan efisiensi yang dihitung dengan
menggunakan rasio BoPo memiliki pengaruh negatif terhadap pendapatan saham.
Perbedaan tersebut disebabkan oleh konsep efisiensiDEAyang tidak sama dengan
konsep efisiensi BoPo. DEA membandingkan output-input yang terbobot suatu
bank dengan bank-bank lainnya sehingga semakin tinggi nilai efisiensiDEAsuatu
bank, maka semakin efisien bank tersebut, sebaliknya semakin rendah nilai
efisiensi DEA suatu bank, maka semakin tidak efisien bank tersebut. Bank yang
memiliki nilai efisiensiDEAyang semakin meningkat menunjukkan bahwa bank
tersebut semakin efisien sehingga memacu investor untuk membeli saham
saham. Peningkatan harga saham menyebabkan peningkatan pendapatan saham.
BoPo merupakan perbandingan biaya operasional dengan pendapatan operasional
sehingga semakin tinggi nilai BoPo suatu bank, maka semakin tidak efisien bank
tersebut, sebaliknya semakin rendah nilai BoPo suatu bank, maka semakin efisien
bank tersebut. Bank yang memiliki nilai BoPo yang semakin meningkat
menunjukkan terjadinya penurunan efisiensi bank sehingga dapat menurunkan
minat investor untuk membeli saham tersebut. Hal ini akan menyebabkan
permintaan akan saham menurun. Penurunan permintaan akan saham tersebut
akan menyebabkan turunnya harga saham sehingga pendapatan saham juga
mengalami penurunan.
2.2 Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh efisiensi terhadap pendapatan
saham pernah dilakukan oleh Adenso-Diaz dan Gascon (1997). Sampel yang
digunakan dalam penelitian adalah 23 bank di Spanyol selama tahun 1993-1995.
Variabel tergantung dalam penelitian ini ialah performa saham, dan variabel bebas
yang digunakan ialah biaya produksi, risiko sistematik, resiko spesifik, dan
branch network distribution. Keempat variabel bebas tersebut merupakan
indikator efisiensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi mempengaruhi
performa saham dan indikator efisiensi yang paling berpengaruh ialah risiko
spesifik.
Beccalli, Casu, dan Girardone (2006) juga melakukan penelitian untuk
Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan yakniData
Envelopment Analysis (DEA) danStochastic Frontier Approach (SFA). Variabel
input yang digunakan ialah interest expenses, non interest expenses,
administrative expenses, dan personal expeses. Variabel output yang digunakan
ialah total loans dan other earning assets. Untuk mengetahui pengaruh efisiensi
terhadap performa saham, Becalli menggunakan regresi sederhana dengan
variabel dependen berupa pendapatan saham bank dan variabel independen berupa
perubahan efisiensi. Sampel yang digunakan ialah bank-bank yang terdapat di
Eropa, yakni Perancis, Jerman, Itali, Spanyol, dan Inggris serta bank tersebut juga
terdaftar di bursa pada tahun 2000. Hasil dari penelitian ini mengindikasikan
bahwa efisiensi berpengaruh terhadap pendapatan saham bila perhitungan
efisiensi menggunakan pendekatanDEA, sedangkan perhitungan efisiensi dengan
menggunakan pendekatanSFAtidak mempengaruhi pendapatan saham.
Kirkwood dan Nahm (2006) meneliti efisiensi biaya dan efisiensi profit
bank-bank di Australia antara tahun 1995 sampai dengan 2002 serta meneliti
pengaruh efisiensi terhadap pendapatan saham. Data yang digunakan untuk dalam
penelitian ini sebanyak 70 data, yang terdiri dari 10 bank di Australia selama
tahun 1995 sampai dengan 2002. Efisiensi dihitung dengan menggunakanData
Envelopment Analysis Malmquist Productivity Index. Variabel input yang
digunakan untuk menghitung efisiensi biaya dan efisiensi profit adalah sama
yakni jumlah pekerja, net fixed asset,dan interest-bearing liability, sedangkan
variabel output yang digunakan berbeda, yakni interest-bearing asset dan non
menghitung efisiensi profit. Untuk menguji pengaruh efisiensi terhadap
pendapatan saham digunakan regresi data panel yang terdiri atas dua model.
Model pertama menggunakanexces market return dan perubahan efisiensi biaya
sebagai variabel bebas. Model kedua menggunakan exces market return dan
perubahan efisiensi profit sebagai variabel bebas. Pendapatan saham digunakan
sebagai variabel tergantung baik dalam model pertama maupun model kedua.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya efisiensi profit yang mempengaruhi
pendapatan saham bank.
Sufian dan Majid (2007) melakukan penelitian dengan menggunakan
metode non-parametrik Data Envelopment Analysis Windows Analysis untuk
menginvestigasi tren jangka panjang perubahan efisiensi bank-bank komersial di
Singapura pada periode 1993 sampai dengan 2003. Selain itu, dalam penelitian ini
juga diteliti mengenai hubungan antara efisiensi dengan performa saham. Untuk
mengukur efisiensi digunakan variabel input berupa total deposit dan interest
expenses, sedangkan total loan, interest income, dan non interest income
digunakan sebagai variabel output.Jumlah data yang digunakan dalam penelitian
sebanyak 60 data yang terdiri dari 6 bank di Singapura selama tahun 1993 sampai
dengan 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bank-bank komersial
Singapura secara keseluruhan memiliki efisiensi sebesar 95,4% yang
menunjukkan bahwa sebanyak 4,6% input telah disia-siakan. Selain itu, terdapat
pengaruh efisiensi biaya terhadap pendapatan saham dengan menggunakan regresi
Majid et al (2008) melakukan penelitian mengenai hubungan efisiensi
bank-bank yang terdapat di China dengan performa saham. Analisa pertama yang
dilakukan adalah menghitung pendapatan saham tahunan dari bank-bank untuk
periode 1997 hingga 2006. Majid et al kemudian menggunakan metode Data
Envelopment Analysis Window Analysisuntuk mengestimasi efisiensi bank. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh efisiensi bank Cina terhadap
performa harga saham.
2.3 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori, dan penelitian sebelumnya,
maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Efisiensi bank yang diukur dengan menggunakan rasio BoPo berpengaruh
negatif terhadap pendapatan saham bank yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2004 sampai dengan 2007.
2. Efisiensi bank yang diukur dengan menggunakan Data Envelopment
Analysis berpengaruh positif terhadap pendapatan saham bank yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004 sampai dengan
2007.
2.4 Model Analisis
Berikut ini merupakan model analisis yang digunakan untuk menganalisa
pengaruh efisiensi bank terhadap pendapatan saham bank:
b. Untuk efisiensi dengan pendekatanDEA: Rit= β0i+ β2∆EFFit+ eit
Keterangan:
Rit = Pendapatan saham bank i pada periode t
β0i = Konstanta dari persamaan regresi
β1 = Koefisien regresi untuk efisiensi dengan
pendekatan rasio BoPo
β2 = Koefisien regresi untuk efisiensi dengan
pendekatanDEA
∆BoPoit = Perubahan rasio BoPo bank i pada periode t ∆EFFit = PerubahanDEAbank i pada periode t
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
INPUT:
TOTAL DEPOSIT
INTEREST EXPENSES
OUTPUT:
TOTAL LOAN
INTEREST REVENUE
NON INTEREST REVENUE
EFISIENSI BANK
(DENGAN PENDEKATANDEA)
PENDAPATAN
SAHAM BANK
BANK-BANK YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2006-2007
BIAYA OPERASIONAL
PENDAPATAN OPERASIONAL
EFISIENSI BANK
(DENGAN PENDEKATAN BOPO)
PENDAPATAN
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan
pada pengujian suatu hipotesis dengan mempergunakan data-data yang terukur
sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat digeneralisasikan.
3.2 Identifikasi Variabel
Berdasarkan model analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
efisiensi terhadap pendapatan saham digunakan model regresi linier sederhana
sehingga variabel yang digunakan terdiri dari :
1. Variabel tergantung, yakni pendapatan saham (Rit)
2. Variabel bebas, yakni perubahan efisiensi yang dibedakan menjadi sebagai
berikut:
a. Perubahan rasio BoPo (∆BoPoit) untuk model analisis pertama yang
meneliti pengaruh efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo terhadap
pendapatan saham
b. Perubahan DEA (∆EFFit) untuk model analisis kedua yang meneliti
pengaruh efisiensi dengan pendekatan DEA terhadap pendapatan
3.3 Definisi Operasional
Definisi dari variabel-variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan Saham (Rit)
Pendapatan saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah actual
return yang diukur dengan capital gain/loss tahunan. Berikut ini
merupakan rumus perhitungan pendapatan saham bank yang digunakan
dalam penelitian ini:
=
……….…(3.1)Keterangan:
Rit = Pendapatan saham bank i pada tahun t
Pt = Harga saham bank i pada tahun t
Pt-1 = Harga saham bank i pada tahun t-1
2. Perubahan Rasio BoPo (∆BoPoit)
Perubahan rasio BoPo adalah indikator perubahan efisiensi berdasarkan
pendekatanFinancial Statement Analysis.Pengertian efisiensi berdasarkan
rasio BoPo, yakni perbandingan antara biaya operasional yang dikeluarkan
oleh bank dengan pendapatan operasionalnya. Berikut ini merupakan
rumus untuk menghitung efisiensi dengan menggunakan pendekatan rasio
BoPo:
=
)………(3.2)
BoPoit = Efisiensi (BoPo) bank i pada tahun t
Boit = Biaya operasional bank i pada tahun t
Poit = Pendapatan operasional bank i pada tahun t
Nilai efisiensi yang telah didapat dengan menggunakan rasio BoPo pada
persamaan 3.2 kemudian dihitung perubahannya, yakni dengan
menggunakan rumus (Beccalli, Casu, dan Giardone, 2006):
∆
=
……….(3.3)Keterangan:
∆BoPoit = Perubahan rasio BoPo bank i pada tahun t
BoPoit = Efisiensi (BoPo) bank i pada tahun t
BoPoit-1 = Efisiensi (BoPo) bank i pada tahun t-1
3. PerubahanDEA(∆EFFit)
Perubahan DEA adalah indikator perubahan efisiensi berdasarkan
pendekatan Data Envelopment Analysis. Pengertian efisiensi berdasarkan
Data Envelopment Analysis, yakni kemampuan suatu bank untuk dapat
memaksimalkan total loans, interest revenue dan non interest revenue
dengan menggunakan total deposit dan interest expenses yang telah
ditentukan. Hal ini terkait dengan fungsi bank sebagai lembaga
intermediasi, yakni kemampuan bank untuk mengumpulkan dana dari
pihak surplus dan menyalurkan dana tersebut kepada pihak defisit dalam
dengan menggunakan software Data Envelopment Analysis Program
(DEAP)versi 2.1. Berikut ini merupakan bentuk matematisnya:
max = + + −
subject to:
+ = 1
+ + − − − ≤ 0
, , ≥ 0
, ≥ 0……….(3.4)
Keterangan:
eit = Efisiensi (DEA) bank i pada tahun t
u1it = Bobottotal loansbank i pada tahun t
u2it = Bobotinterest revenuebank i pada tahun t
u3it = Bobotnon interest revenuebank i pada tahun t
y1it = Total loansbank i pada tahun t
y2it = Ineterst revenuebank i pada tahun t
y2it = Non ineterst revenuebank i pada tahun t
j = Bank 1,bank2…bank n (keseluruhan bank)
y1jt = Total loansbank ke j pada tahun t
y2jt = Ineterst revenuebank ke j pada tahun t
y3jt = Non ineterst revenuebank ke j pada tahun t
v1it = Bobottotal depositbank i pada tahun t
v2it = Bobotinterest expensesbank i pada tahun t
x2it = Interest expensesbank i pada tahun t
x1jt = Total depositbank ke j pada tahun t
x2jt = Interest expensesbank ke j pada tahun t
u0 = Penggal yang dapat bernilai positif atau negatif
Nilai efisiensi yang telah didapat dengan menggunakan DEA kemudian
dihitung perubahannya, yakni dengan menggunakan rumus (Beccalli,
Casu, dan Giardone, 2006):
∆
=
……….(3.5)Keterangan:
∆EFFit = PerubahanDEAbank i pada tahun t
eit = Efisiensi (DEA) bank i pada tahun t
eit = Efisiensi (DEA) bank i pada tahun t-1
3.4 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia, yahoo finance dan Bank Indonesia. Data disajikan dengan metode
pooling yaitu gabungan antara data timeseries dan crossection. Data yang
dibutuhkan yaitu:
1. Daftar bank-bank yang terdftar di BEI pada periode 2003-2007
3. Harga saham tahunan dari bank-bank yang menjadi sampel selama periode
2003-2007
Data yang terkumpul akan diseleksi dan kemudian ditabulasikan untuk
keperluan analisis.
1.5 Prosedur Pengumpulan Sampel
Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah metodepurposive
sampling. Dalam penelitian kali ini, kriteria-kriteria yang digunakan adalah:
1. Bank yang dipilih adalah bank yag terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2003 dan tetap terdaftar sampai dengan tahun 2007
2. Bank yang dipilih ialah bank yang menerbitkan laporan keuangan secara
terus-menerus yang bersifat laporan keuangan tahunan selama tahun
2003-2007
3.6 Prosedur Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, yaitu mengambil data
dari Bursa Efek Indonesia,yahoo financedan Bank Indonesia.
3.7 Teknik Analisis
Untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini, maka dilakukan analisis
1. Menghitung variabel-variabel yang akan diregresikan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung pendapatan saham bank dengan menggunakan rumus
(3.1)
b. Menghitung nilai efisiensi dengan menggunakan rasio BoPo (3.2) dan
Data Envelopment Analysisdalam softwareDEAP(3.4).
c. Menghitung perubahan efisiensi, baik efisiensi yang dihitung dengan
menggunakan rasio BoPo maupun efisiensi yang dihitung dengan
menggunakan pendektan DEA VRS. perubahan efisiensi dihitung
dengan menggunakan rumus (3.3) dan (3.5).
2. Menggunakan metode regresi sederhana untuk menguji pengaruh efisiensi
bank terhadap pendapatan saham bank yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.Adapaun persamaan regresinya adalah sebagai berikut:
a. Untuk efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo: Riit= β0i+ β1∆BoPoit+eit
b. Untuk efisiensi dengan pendekatanDEA: Riit= β0i+ β2∆EFFit+ eit
Keterangan:
Riit = Pendapatan saham bank i pada tahun t
β0i = Konstanta dari persamaan regresi
β1 = Koefisien regresi untuk efisiensi dengan pendekatan rasio
BoPo
β2 = Koefisien regresi untuk efisiensi dengan pendekatan DEA
∆EFFit = PerubahanDEAbank i pada tahun t
eit = Error
3. Melakukan uji statistik untuk mengetahui pengaruh efisiensi terhadap
pendapatan saham bank. Uji statistik dalam penelitian ini hanya meliputi
uji t karena variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini hanya
satu. Langkah-langkah untuk melakukan uji t adalah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis statistik:
Pengaruh efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo terhadap
pendapatan saham bank :
Ho : β1 ≥0, artinya efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo tidak
berpengaruh negatif terhadap pendapatan saham bank.
H1 : β1 < 0, artinya efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo
berpengaruh negatif terhadap pendapatan saham bank.
Pengaruh efisiensi bank dengan pendekatan Data Envelopment
Analysisterhadap pendapatan saham bank :
Ho : β2≤0, artinya efisiensi dengan pendekatan DEA tidak
berpengaruh positif terhadap pendapatan saham
bank.
H1 : β2> 0, artinya efisiensi dengan pendekatan DEA
berpengaruh positif terhadap pendapatan saham
bank.
b. Menentukanlevel of significantsebesar 0.05
d. Mengambil kesimpulan dengan ketentuan sebagai berikut:
H0diterima jika nilai signifikansi> 0.05
H0ditolak jika nilai signifikansi< 0.05
4. Melakukan uji asumsi klasik atas model regresi yang meliputi
autokorelasi, heteroskedasitas, dan normalitas.
a. Gejala normalitas diuji untuk mengetahui apakah nilai residual dalan
model regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Apabila nilai
residual tidak terdistribusi normal, maka uji statistik menjadi tidak
valid. Cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik
normal P-P Plot of Regression .Jika data berada di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas. Cara lain untuk menguji normalitas
adalah dengan menggunakan uji statitik nonparametrik
Kolmogorov-Smirnov yang menyatakan bahwa model regresi bebas dari normalitas
jika nilai Asymp.Sig > 0.05.
b. Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah pada model
regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1. Jika terjadi korelasi antara
kesalahan pengganggu, maka pada model regresi terjadi gejala
autokorelasi. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, dapat dilihat dari
besarnya Durbin-Watson (D-W), dengan ketentuan yakni tidak terjadi
dilihat pada tabel statistik. Nilai dU bervariasi tergantung dari jumlah
sampel dan variabel yang digunakan dalam penelitian.
c. Uji heteroskedasitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaanvariance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara
nilai prediksi variabel tergantung yaitu ZPRED dengan residualnya.
Deteksi adanya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED. Sumbu Y adalah ZPRED dan sumbu X adalah SRESID.
Dasar analisis pengujian gejala heterokedastisitas adalah :
1. Jika ada pola tertentu seperti titik-tittik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi
heterokedastisitas
2. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perbankan Indonesia
Berdasarkan undang-undang, struktur perbankan di Indonesia terdiri dari
bank umum dan bank perkreditan rakyat. Perbedaan utama bank umum dan bank
perkreditan rakyat adalah dalam hal kegiatan operasionalnya. Bank perkreditan
rakyat memiliki jangkauan dan kegiatan operasional yang terbatas, selain itu bank
perkreditan rakyat hanya boleh melakukan kegiatan berdasarkan kegiatan usaha
bank konvensional saja atau berdasarkan prinsip syariah saja, sedangkan bank
umum boleh melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan keduanya atau salah
satunya. Tabel 4.1 memperlihatkan rekapitulasi institusi perbankan di Indonesia:
Tabel 4.1
Rekapitulasi Institusi Perbankan di Indonesia
Bank Umum Bank Perkreditan Rakyat
Bank
Pada tabel 4.1 terlihat terdapat dua jenis bank, yakni bank umum dengan
jumlah 121 bank dan bank perkreditan rakyat dengan jumlah 2296 bank. Bank
umum terdiri dari dua dua jenis bank, yakni bank pemerintah sebanyak 4 bank dan
bank swasta sebanyak 117 bank. Dari 4 bank pemerintah hanya terdapat dua bank
yang memiliki unit usaha syariah. Bank swasta dibedakan menjadi tiga, yakni
Terdapat 26 bank pembangunan daerah dan 15 diantaranya memiliki unit usaha
syariah. Jumlah bank umum swasta sebanyak delapan puluh enam bank dan hanya
7 bank yang memiliki unit usaha syariah, sedangkan bank umum swasta syariah
sendiri hanya berjumlah 5 bank saja. Bank perkreditan rakyat hanya dibedakan
menjadi dua jenis, yakni bank perkreditan rakyat konvensional yang berjumlah
2164 bank dan bank perkreditan rakyat syariah yang berjumlah 132 bank.
4.1.1 Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Beberapa bank di Indonesia menerbitkan saham dan terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Jumlah bank yang menerbitkan saham tersebut dapat dilihat pada
tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Jumlah Bank di Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek
No Tahun
Bank Umum Pemerintah
Bank Umum
Swasta Total Bank
1 2003 3 23 26
2 2004 3 21 24
3 2005 3 20 23
4 2006 3 23 26
5 2007 3 25 28
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Di tahun 2003, terdapat 26 bank yang menerbitkan saham. Dua puluh tiga
bank tersebut terdiri dari tiga bank umum pemerintah dan 23 bank umum swasta.
Di tahun 2004, jumlah bank yang terdaftar di bursa efek mengalami penurunan,
yakni menjadi 24 bank. Hal ini disebabkan oleh Bank Pikko dan Bank Danpac
yang mengalami likuidasi pada akhir Desember 2004. Di tahun 2005, Bank
terdaftar di bursa efek. Di tahun 2006, jumlah bank yang terdaftar di bursa efek
mengalami peningkatan, yakni menjadi 26 bank. Di tahun 2007, terdapat tiga
bank yang baru menerbitkan saham, yakni Bank Windu Kentjana Internasional,
bank Capital Indonesia, dan Bank Agroniaga, namun Bank Arta Niaga melakukan
delistingsehingga jumlah bank yang terdaftar di bursa menjadi 28 bank.
4.1.2 Pendapatan Saham Perbankan Indonesia
Pendapatan saham perbankan selama tahun 2004 hingga tahun 2007 cukup
berfluktuasi. Rata-rata pendapatan saham di tahun 2005 mengalami penurunan,
kemudian meningkat di tahun 2006, dan kembali mengalami penurunan di tahun
2007. Di tahun 2004, pendapatan saham tertinggi dialami oleh Bank Permata,
yakni sebesar 2400%. Peningkatan pendapatan saham Bank Permata yang amat
besar tersebut disebabkan adanyareserve stocksebanyak 1:25 pada tanggal 8 Juni
2004. Hal ini menyebabkan peningkatan pada harga saham Bank Permata dari
Rp.30,00 menjadi Rp.750,00, namun kenaikan ini tidak terjadi di tahun 2005,
pendapatan saham Bank Permata menurun drastis menjadi -4% di tahun 2005.
Penurunan pendapatan saham tidak hanya dialami oleh Bank Permata saja, tetapi
juga dialami oleh sebagian besar bank. Di tahun 2006, pendapatan saham
perbankan mengalami peningkatan. Peningkatan pendapatan saham terbesar di
tahun 2006 dialami oleh Bank Mayapada, namun Bank Mayapada juga menjadi
bank yang mengalami penurunan pendapatan saham yang paling besar di tahun
besar bank. Pergerakan pendapatan saham bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3
Pendapatan Saham Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
No Kode Emiten
Pendapatan Saham (%)
2004 2005 2006 2007
1 BABP 6.25 -29.41 -25.00 11.11
2 BBCA -10.53 14.29 52.94 40.38
3 BBIA 50.00 10.30 6.59 6.19
4 BBNI 28.85 -23.58 46.09 5.35
5 BBNP 0.00 0.00 0.00 115.71
6 BBRI 130.00 5.22 70.25 43.69
7 BDMN 116.05 8.57 42.11 18.52
8 BCIC -44.00 14.29 -12.50 -2.86
9 BEKS 70.59 -48.28 -13.33 7.69
10 BKSW -30.00 128.57 15.00 8.70
11 BMRI 92.50 -14.81 76.83 20.69
12 BNGA 2.22 -11.96 127.16 -2.17
13 BNII 68.18 -16.22 54.84 18.75
14 BNLI 2400.00 -4.00 20.83 2.30
15 BSWD 33.33 5.00 66.67 28.57
16 BVIC -11.11 0.00 12.50 68.89
17 INPC 10.00 -69.70 -10.00 122.22
18 LPBN 483.33 111.43 8.78 35.09
19 MAYA 100.00 -52.50 457.89 81.13
20 MEGA 69.57 -17.95 31.25 50.00
21 NISP 112.33 -0.65 7.79 8.43
22 PNBN 47.37 0.00 38.10 17.24
Min -44.00 -69.70 -25.00 -2.86
Max 2400.00 128.57 457.89 122.22
Mean 169.32 0.39 48.85 32.07
Sumber :Yahoo Finance(data diolah)
4.1.3 Pergerakan Efisiensi Bank-Bank yangGo Public
Efisiensi merupakan hal yang perlu diperhatikan. Menurut Bank
Indonesia, efisiensi bank dapat dikukur dengan menggunakan rasio BoPo, yakni
bank. Pergerakan efisiensi dapat dilihat dari pergerakan rasio BoPo. Efisiensi
dikatan meningkat apabila rasio BoPo bergerak turun, sebaliknya efisiensi
dikatakan menurun apabila rasio BoPo bergerak naik. Pergerakan rasio BoPo
dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut :
Tabel 4.4
2003 2004 2005 2006 2007
1 BABP 92.00 91.38 115.86 98.54 95.56
2 BBCA 77.01 66.16 67.50 58.50 66.73
3 BBIA 80.37 74.25 73.14 74.50 70.11
4 BBNI 94.88 63.99 75.83 77.16 93.04
5 BBNP 83.52 82.37 86.43 88.18 87.84
6 BBRI 81.60 68.86 70.45 74.38 69.80
7 BDMN 82.33 48.54 65.40 64.67 77.69
8 BCIC 100.29 219.94 109.84 93.65 92.85
9 BEKS 83.29 81.57 136.78 125.79 99.85
10 BKSW 97.25 98.41 98.15 97.65 95.12
11 BMRI 80.80 67.67 94.96 90.65 75.85
12 BNGA 89.35 79.30 82.38 82.91 82.69
13 BNII 93.29 79.86 83.96 90.16 90.49
14 BNLI 86.59 83.02 89.39 89.88 84.83
15 BSWD 84.35 80.91 82.44 90.93 92.11
16 BVIC 95.53 89.16 88.94 86.47 82.81
17 INPC 96.01 91.70 97.66 97.10 97.14
18 LPBN 99.82 82.18 77.51 75.34 72.82
19 MAYA 93.40 81.06 92.65 88.99 88.46
20 MEGA 76.13 73.83 88.89 92.78 79.21
21 NISP 86.67 76.52 86.12 87.99 88.19
22 PNBN 81.32 57.01 77.31 77.52 73.74 Min 76.13 57.01 65.40 58.50 66.73 Max 100.29 219.94 136.78 125.79 99.85 Mean 87.99 83.53 88.25 86.53 84.41 Sumber: Direktori Bank Indonesia (data diolah)
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa di tahun 2004 sebagian besar
bergerak turun dari tahun 2003 menuju tahun 2004, namun ada beberapa bank
yang mengalami penurunan efisiensi seperti yang dialami oleh Bank Century.
Rasio BoPo Bank Century mengalami peningkatan yang sangat besar, yakni dari
109.84% di tahun 2003 menjadi 219.94% di tahun 2004. Sebagian besar bank
mengalami penurunan efisiensi di tahun 2005 dan mengalami peningkatan
efisiensi di tahun 2006 dan 2007.
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1 Perubahan Efisiensi dengan Pendekatan Rasio BoPo
Rasio BoPo dapat dihitung dengan membagi biaya operasional suatu
bank dengan pendapatan operasional suatu bank. Rasio BoPo yang semakin
meningkat menunjukkan penurunan efisiensi suatu bank, sebaliknya rasio BoPo
yang semakin menurun menunjukkan peningkatan efisiensi bank. Perubahan
efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo dihitung berdasarkan rumus 3.3.
Hasil penelitian tampak pada tabel 4.5. Rata-rata bank mengalami
peningkatan efisiensi di tahun 2004, namun di tahun 2005, rata-rata bank
mengalami penurunan efisiensi yang ditunjukkan oleh peningkatan rata-rata rasio
BoPo sebesar 11.25%. Rata-rata efisiensi mengalami peningkatan lagi di tahun
2006 sampai dengan 2007. Hal ini tercermin dari rata-rata rasio BoPo yang
menurun di tahun 2006 sebesar 1.38% dan menurun sebesar 1.49% di tahun 2007.
Selama tahun 2004 hingga 2007, peningkatan efisiensi terbesar dialami oleh Bank
50.06%, dan penurunan efisiensi terbesar juga dialami oleh Bank Century di tahun
2004, yakni ditunjukkan oleh peningkatan rasio BoPo sebesar 119.30%.
Tabel 4.5
Perubahan Rasio BoPo pada 22 Bank yang Terdaftar di BEI
No Kode Emiten
Perubahan Rasio BoPo (%)
2004 2005 2006 2007
1 BABP -0.67 26.79 -14.95 -3.02
2 BBCA -14.09 2.03 -13.33 14.06
3 BBIA -7.61 -1.50 1.87 -5.89
4 BBNI -32.56 18.50 1.76 20.57
5 BBNP -1.38 4.93 2.02 -0.39
6 BBRI -15.62 2.32 5.58 -6.17
7 BDMN -41.04 34.73 -1.12 20.13
8 BCIC 119.30 -50.06 -14.75 -0.85
9 BEKS -2.06 67.69 -8.04 -20.62
10 BKSW 1.19 -0.27 -0.51 -2.58
11 BMRI -16.25 40.34 -4.54 -16.33
12 BNGA -11.25 3.89 0.64 -0.26
13 BNII -14.40 5.14 7.39 0.36
14 BNLI -4.13 7.68 0.54 -5.61
15 BSWD -4.08 1.89 10.30 1.30
16 BVIC -6.67 -0.25 -2.77 -4.24
17 INPC -4.49 6.50 -0.58 0.04
18 LPBN -17.67 -5.68 -2.80 -3.34
19 MAYA -13.22 14.30 -3.95 -0.60
20 MEGA -3.02 20.40 4.38 -14.62
21 NISP -11.71 12.55 2.17 0.23
22 PNBN -29.89 35.61 0.26 -4.88
min -41.04 -50.06 -14.51 -20.62
max 119.30 67.69 10.30 20.57
mean -5.97 11.25 -1.38 -1.49
Sumber: Direktori Bank Indonesia (data diolah)
4.2.2 Perubahan Efisiensi dengan PendekatanData Envelopment Analysis
(DEA)
Efisiensi dengan pendekatan DEA dalam penelitian ini adalah