• Tidak ada hasil yang ditemukan

Delik Delik Berkaitan dengan Kerusuhan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Delik Delik Berkaitan dengan Kerusuhan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Delik-Delik Berkaitan dengan Kerusuhan

Agus Setyawan/1311401554/Matkul: Delik-delik tertentu di dalam KUHP/Kelas: R

A. Delik Kebakaran Pasal 187 KUHP

“Barangsiapa dengan sengaja menimbulkan kebakaran, ledakan, atau banjir, diancam:

1. Dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika karena perbuatan tersebut di atas timbul bahaya umum bagi barang.

2. Dengan pidana paling lama lima belas tahun, jika karena perbuatan tersebut timbul bahaya bagi nyawa orang lain.

3. Dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun, jika karena perbuatan tersebut timbul bahaya bagi nyawa orang lain dan mengakibatkan orang mati.

Penjelasan dari Andi Hamzah (buku delik-delik tertentu di dalam KUHP); Pada ayat (1) merupakan delik pokok, artinya rumusan delik pembakaran ada di ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) merupakan bagian inti yang memperberat pidana, maksimum dua belas tahun menjadi lima belas tahun penjara dan menjadi penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun.

a. Subjek : barangsiapa b. Bagian inti delik :

(1) Sengaja, menimbulkan kebakaran, ledakan atau banjir, timbulnya bahaya umum bagi barang.

 Sengaja

 Menimbulkan kebakaran, ledakan atau banjir

 Timbul bahaya umum bagi barang.

(2) Sengaja, menimbulkan kebakaran, ledakan atau banjir, timbul bahaya bagi orang lain.

 Sengaja

 Menimbulkan kebakaran, ledakan atau banjir

(2)

(3) Sengaja, menimbulkan kebakaran, ledakan atau banjir, timbul bahaya bagi nyawa orang lain dan ada orang yang mati.

 Sengaja

 Menimbulkan kebakaran, ledakan atau banjir

 Timbul bahaya bagi nyawa orang lain dan menyebabkan kematian. c. Ancaman pidana: pidana penjara paling lama dua belas tahun, lima

belas tahun jika menimbulkan bahaya bagi nyawa orang lain, seumur hidup atau dua puluh tahun jika ada orang yang mati.

Penjelasan dari Lamintang ;

a. Unsur subjektif : opzettelijk atau dengan sengaja b. Unsur objektif :

1. brand stichten atau menimbulkan kebakaran

2. ontploffing teweegbrengen atau menyebabkan peledakan, dan

3. overstroming veroorzaken atau menyebabkan banjir.

Dalam rumusan tindak pidana yang diatur dalam pasal 187 KUHP, yang dilarang dan diancam dengan pidana ialah perbuatan-perbuatan menimbulkan bahaya, menimbulkan kebakaran atau menyebabkan banjir jika perbuatan-perbuatan itu dapat mendatangkan bahaya bagi barang dan nyawa orang. Ini berarti bahaya tersebut tidak perlu telah menimpa secara langsung terhadap barang atau nyawa orang, melainkan cukup jika perbuatan-perbuatan itu dapat mendatangkan bahaya bagi barang dan nyawa orang.

Penjelasan dari KUHP(R.Soesilo);

1. Kejahatan ini adalah delik dolus, artinya bahwa harus dilakukan dengan sengaja, jika tidak dilakukan dengan sengaja maka dikenakan pasal 188 KUHP, delik culpa.

(3)

berdiri sendiri. Yang dampaknya bisa menimbulkan bahaya bagi rumah itu sendiri dan bagi barang-barang perabotan yang berada didalamnya. 3. Barang tersebut tidak harus juga kepunyaan orang lain, yang terpenting

ialah kebakaran itu harus dapat menimbulkan bahaya umum bagi barang tersebut. Membakar barang kepunyaan sendiri dan tidak menimbulkan bahaya umum, diancam dengan pasal 496, sedang pasal 382 membakar barang yang masuk asuransi.

B. Delik membuat dan seterusnya bahan peledak Pasal 187 bis KUHP

1. Barangsiapa membuat, menerima, berusaha memperoleh, mempunyai persedian, menyembunyikan, mengangkut, atau memasukkan ke Indonesia, bahan-bahan, benda-benda, perkakas-perkakas yang di ketahui atau selayaknya harus diduga bahwa diperuntukkan atau menimbulkan ledakan yang membahayakan nyawa orang atau menimbulkan bahaya umum bagi barang, diancam dengan pidana penjara paling lama delapan tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.

2. Tidak mempunyai bahan-bahan, benda-benda atau perkakas-perkakas untuk menimbulkan ledakan seperti tersebut diatas, tidak mengahapus pengenaan pidana.

Penjelasan dari Andi Hamzah (buku delik-delik tertentu di dalam KUHP); a. Subjek : barangsiapa

b. Bagian inti delik :

 membuat, menerima, berusaha memperoleh, mempunyai persedian, menyembunyikan, mengangkut, atau memasukkan ke Indonesia, bahan-bahan, benda-benda, perkakas-perkakas

 yang di ketahui atau selayaknya harus diduga

 diperuntukkan atau menimbulkan ledakan yang membahayakan nyawa orang atau menimbulkan bahaya umum bagi barang

(4)

meskipun bahan-bahan, dan seterusnya kepunyaanorang lain, tetapi dia menyembunyikan, mengangkut atau memasukkan ke Indonesia pembuat dapat dipidana.

Delik ini tumpang tindih dengan delik dalam uu no 12 tahun 1951 tentang bahan peledak yang ancaman pindananya sampai dengan pidana mati. Undang-undang ini dibuat kala ada pemberontakan bersenjata yang dilakukan oleh DI/TII dan RMS. Delik dalam pasal 187 bis KUHP ini tepat dikenakan kepada teroris dan pemberontakan bersenjata.

Penjelasan dari Lamintang ; a. Unsur subjektif :

1. Waarvan hij weet atau yg ia ketahui, dan

2. Waarvan hij redelijkerwijsmoet vermoeden atau secara patut harus dapat di duga.

Penjelasan dari KUHP(R. Soesilo);

Pasal ini gunanya untuk memberantas persiapan-persiapan orang yang akan mengadakan kekacauan dengan serangan-serangan memakai bom. Yang dapat dihukum menurut pasal ini misalnya seorang pengusaha pabrik kembang api yang menjual bahan-bahan peledak tersebut kepada seorang yang ia kenal sebagai pengacau ulung.

C. Karena salahnya menyebabkan kebakaran, ledakan atau banjir Pasal 188 KUHP

Penjelasan dari Andi Hamzah (buku delik-delik tertentu di dalam KUHP); Delik dalam pasal 188 KUHP ini sama dengan rumusan pasal 187 KUHP. Perbedaannya hanya bagian inti delik sengaja menjadi karena kelalaian dan ancaman pidananya yang lebih ringan: pada pasal 188 KUHP pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan satu tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah, jika timbul bahaya umum bagi barang; timbul bahaya bagi nyawa orang lain; atau mengakibatkan orang mati.

Penjelasan dari Lamintang ;

a. Unsur subjektif : karena kesalahannya atau karena salahnya. b. Unsur objektif :

(5)

2. Menyebabkan peletusan 3. Menyebabkan banjir, dan 4. Jika karena hal-hal tersebut :

- Terjadi bahaya umum untuk barang

- Terjadi bahaya kepada maut orang lain, dan - Berakibat matinya seseorang.

Yang dimaksud dengan karena salahnya atau karena kesalahannya itu ialah perbuatan yang unsur-unsurnya kekurang hati-hatian, kurang perhatian terhadap kemungkinan timbulnya sesuatu akibat yang tidak dikehendaki timbulnya oleh undang-undang dam culpa in causa atau karena kesalahannya. Dirubahnya rumusan pasal 188 KUHP yang lama dengan yang baru ini disebabkan banyaknya terjadinya kebakaran pada waktu itu karena faktor ketidaksengajaan dan kerugian-kerugian yang timbul akibat kebakaran tersebut sangat besar bagi para penghuni rumah tersebut.

D. Merintangi atau menghalangi memadamkan api Pasal 189 KUHP

“barangsiapa pada waktu ada atau akan ada kebakaran, dengan sengaja dan melawan hukum menyembunyikan atau membikin tak dapat dipakai perkakas-perkakas atau alat-alat pemadam api atau dengan cara apa pun merintangi atau menghalang-halangi pekerjaan memadamkan api, diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tahun.”

Penjelasan dari Andi Hamzah (buku delik-delik tertentu di dalam KUHP); a. Subjek : barangsiapa

b. Bagian inti delik :

 Sengaja

 Dan melawan hukum

(6)

menyebabkan alat itu tidak dapat dipakai, walaupun kemudian ternyata alat itu masih dapat dipakai.

c. Ancaman pidana: pidana penjara paling lama tujuh tahun. Penjelasan dari KUHP(R. Soesilo);

Yang diancam dalam pasal ini adalah orang yang dengan sengaja dan dengan melawan hak menyembunyikan atau merusakkan alat-alat pemadam api atau mengganggu atau menyusahkan pekerjaan memadamkan api. Semua itu dilakukan pada waktu ada kebakaran atau waktu akan terjadinya kebakaran. Diluar pada waktu itu, tidak dihukum.

E. Merintangi usaha mencegah banjir Pasal 190 KUHP

“barangsiapa pada waktu ada atau akan ada banjir, dengan sengaja dan melawan hukum menyembunyikan atau membikin tidak dapat dipakai bahan-bahan untuk tanggul atau perkakas-perkakas atau menggagalkan usaha untuk membetulkan tanggul-tanggul atau bangunan pengaira, atau merintangi usaha untuk mencegah atau menahan banjir, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.”

Penjelasan dari Andi Hamzah (buku delik-delik tertentu di dalam KUHP); a. Subjek : barangsiapa

b. Bagian inti delik :

 Pada waktu ada atau akan ada banjir

 Dengan sengaja

 Dan melawan hukum

 Menyembunyikan atau membikin tidak dapat dipakai bahan-bahan untuk tanggul atau perkakas-perkakas atau menggagalkan usaha untuk membetulkan tanggul-tanggul atau bangunan pengairan, atau merintangi usaha untuk mencegah atau menahan banjir.

(7)

Penjelasan dari KUHP(R.Soesilo) ;

(8)

F. Merusak barang Pasal 406 KUHP

1. barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum, menghancurkan, merusakkan, membikin tidak dapat dipakai atau menghilangkan suatu barang yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

2. Dijatuhkan pidana yang sama terhadap orang yang dengan sengajadan melawan hukum, membunuh, merusakkan, membikin tidak dapat digunakan atau menghilangkan hewan, yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain.

Penjelasan dari Andi Hamzah (buku delik-delik tertentu di dalam KUHP); A. Subjek : barangsiapa

B. Bagian inti delik :

 Sengaja

 Dan melawan hukum

 Menghancurkan, merusakkan, membikin tidak dapat dipakai atau menghilangkan suatu barang

 Yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain

Ayat (2) pidana yang sama, tetapi objeknya adalah hewan, dibunuh, dirusakkan, membikin tidak dapat dipakai atau menghilangkannya. Ayat (1) mengenai menghancurkan atau merusak barang. Delik ini adalah delik sengaja dan melawan hukum. Apabila kesengajaan tersebut dilakukan karena suatu keadaan yang darurat, maka sifat melawan hukumnya dapat di hilangkan.

Penjelasan dari Lamintang ;

(9)

voorwaaedelijk opzet atau dolus eventualis. Jika pengertian opzet diatas diterapkan pada tindak pidana yang diatur dalam pasal 406 ayat (1) KUHP , maka yang dapat dikehendaki itu hanyalah perbuatan-perbuatan menghancurkan,merusakkan, membuat seihingga tidak dapat dipakai menghilangkan, sedangkan keadaan-keadaan yang menyertai perbutan-perbuatan tersebut, seperti melawan hukum, benda, sebagian atau seluruhnya. Kepunyaan orang lain itu, orang hanya dapat mengetahui saja. Di dalam pasal 406 ayat (2) KUHP telah dinyatakan sebagai perbuatan yang terlarang dan diancam dengan pidana yang sama beratnya dengan pidana yang ditentukan dalam pasal 406 ayat (1) KUHP yakni perbuatan-perbuatan secara melawan hukum membunuh, merusakkan, membuat sehingga tidak dapat dipakai dan menghilangkan binatang yang sebagian atau seluruhnya kepunyaan orang lain.

Penjelasan dari KUHP(R. Soesilo);

Supaya dapat dihukum menurut pasal ini harus dibuktikan bahwa terdakwa telah membinasakan, merusakkan, membuat sehingga tidak dapat dipakai lagi atau menghilangkan sesuatu barang. Bahwa pembinasan dsb itu harus dilakukan dengan sengaja dan dengan melawan hak. Yang dihukum dalam pasal ini tidak hanya terhadap barang, tetapi juga mengenai binatang atau hewan yang termasuk dalam pasal 101 KUHP. Bila perusakan barang itu dilakukan dua orang atau lebih, diancam hukuman yang lebih berat (pasal 412). Dalam mengusut perkara perusakan ini polisi harus menyelidiki berapa kerugian yang diderita oleh pemilik. Bila tidak lebih dari Rp 250,--maka dikenakan pasal 407. Merusak barang dalam kekeluargaan tunduk pada pasal 367 jo. 411 yang merupakan delik aduan.

Pasal 407 KUHP

1. Perbuatan yang dirumuskan dalam Pasal 406 jika harga kerugian tidak lebih dari dua ratus lima puluh rupiah, diancam dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.

(10)

ayat (1) tidak berlaku. Pasal 101 mengenai pengertian ternak: semua binatang berkuku satu, binatang memamah biak dan babi.

Penjelasan dari Andi Hamzah (buku delik-delik tertentu di dalam KUHP); Pasal ini disebut pasal perusakan barang ringan. Karena harga barang tidak lebih dari dua ratus lima puluh rupiah. Nilai ini sudah terlalu rendah sehingga pasal ini menjadi pasal tidur. Dalam ayat (2) ditentukan, bahwa akan menjadi delik biasa atau bukan perusakan barang ringan jika dalam membunuh hewan itu dipakai bahan-bahan yang merusak nyawa atau kesehatan atau hewan dibunuh, dirusak dan seterusnya itu termasuk Pasal 101 KUHP.

Penjelasan dari Lamintang ;

Dalam pasal ini secara keseluruhan isinya hampir sama dengan pasal 406 ayat (1) dan ayat (2), hanya ada penambahan beberapa unsur objektif yaitu:

a. Unsur nilai kerugian yang jumlahnya tidak lebih dari dua ratus lima puluh rupiah bagi tindak pidana baik yang diatur dalam pasal 406 ayat (1) maupun yang diatur dalam pasal 406 ayat (2) KUHP.

b. Unsur-unsur memberikan bahan yang membahayakan bagi nyawa atau kesehatan atau ternak seperti yang dimaksud dalam pasal 101 KUHP pada tindak pidana yang diatur dalam pasal 406 ayat (2) KUHP.

Penjelasan dari KUHP(R. Soesilo);

Yang dapat menjadi kejahatan ringan dalam pasal ini ialah perusakan terhadap barang dalam pasal 406 KUHP. Apabila harga kerusakan dari barang tersebut tidak lebih dari Rp 250,-- dan hewan yang dibunuh tidak termasuk dalam pasal 101 KUHP serta yang dipergunakan bukanlah zat yang membahayakan nyawa atau kesehatan.

Pasal 408 KUHP

(11)

yang digunakan untuk keperluan umum, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

Penjelasan dari Andi Hamzah (buku delik-delik tertentu di dalam KUHP); A. Subjek : barangsiapa

B. Bagian inti delik :

 Sengaja

 Menghancurkan, merusakkan, atau membikin tidak dapat dipakai

 Bangunan-bangunan kereta api dan trem, telegraf, telepon atau listrik, atau bangunan-bangunan untuk membendung, membagi atau menyalurkan air, saluran gas, air atau saluran yang digunakan untuk keperluan umum

Pada pasal 408 KUHP ini objek yang dihancurkan, dirusakkan, atau dibikin tidak dapat dipakai adalah bangunan-bangunan untuk kepentingan umum seperti irigasi, saluran air, gas. Pasal ini pidananya lebih berat dari pasal 406 KUHP. Karena yang akan dilindungi ialah keamanan dan tak terganggunya lalu lintas kereta api.

C. Ancaman pidana : pidana penjara paling lama empat tahun Penjelasan dari KUHP(R. Soesilo);

Yang dikenakan dalam pasal ini ialah barang-barang yang disebutkan dalam pasal 408 KUHP dan yang dipergunakan untuk kepentingan umum dan dilakukan dengan sengaja. Jika dilakukan karena salahnya, kurang hati-hati, kealpaan dikenakan pasal 409 KUHP. Apabila dilakukan oleh dua orang tau lebih dikenakan hukuman yang lebih berat ( pasal 412).

Pasal 409 KUHP

“barangsiapa yang karena kelalaian, menyebabkan bangunan-bangunan tersebut dalam pasal di atas dihancurkan, dirusak atau dibikin tak dapat dipakai, diancam dengan pidana kurungan paling lama satu bulan atau pidana denda paling banyak seribu lima ratus rupiah.”

(12)

Jika perusakan dsb terhadap barang yang tersebut dalam pasal ini dilakukan dengan sengaja, maka dikenakan pasal 408 KUHP. Karena salahnya, maksudnya tidak sengaja, tetapi kerusakan itu disebabkan karena kurang hati-hati, alpa, culpa.

Pasal 410 KUHP

“barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan atau membikin tak dapat dipakai suatu gedung atau kapal yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.”

Penjelasan dari Andi Hamzah (buku delik-delik tertentu di dalam KUHP); A. Subjek : barangsiapa

B. Bagian inti delik :

 Sengaja

 Dengan melawan hukum

 Menghancurkan atau membikin tidak dapat dipakai

 Suatu gedung atau kapal

 Yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain

Dalam pasal ini pidananya lebih berat dari Pasal 406 KUHP yaitu lima tahun penjara. Jika pada pasal sebelumnya ada kata-kata “merusak” di sini hanya “menghancurkan” dan “membikin tak dapat dipakai”.

Penjelasan dari Lamintang ;

Agar seorang terdakwa itu dapat dinyatakan terbukti telah memenuhi unsur subjektif dengan sengaja yang terdapat didalam rumusan tindak pidana yang diatur dalam pasal 410 KUHP , sebelum membuktukan terpenuhinya unsur-unsur tindak pidana yang lain, hakin harus dapat membuktikan bahwa terdakwa ternyata memang benar :

a. Telah menghendaki untuk melakukan perbuatan-perbuatan menghancurkan atau membuat sehingga tidak dapat dipakai,

b. Mengetahui bahwa yang ia kehendaki untuk dihancurkan atau untuk dibuat hingga dapat dipakai itu ialah sebuah bangunan atau sebuah alat pelayaran,

(13)

Penjelasan dari KUHP(R. Soesilo);

Dalam pasal ini barang yang dibinasakan harus berupa gedung atau perahu. Dalam pasal ini juga hanya menentukan “membinasakan dan membuat sehingga tidak dapat dipakai lagi”. Apabila membinasakan dsb itu terhadap kapal dan dapat menimbulkan bahaya maut, dikenakan pasal 198 KUHP. Sedangkan jika membinasakan dsb itu terhadap gedung yang dapat menimbulkan bahaya bagi umum, dikenakan pasal 200 KUHP.

Pasal 411 KUHP

Penjelasan dari Andi Hamzah (buku delik-delik tertentu di dalam KUHP); Pasal 411 ini merupakan delik aduan yang dilakukan antara suami/istri. Jadi jika pemiliknya suami/istri terpisah meja dan ranjang tidak mungkin dilakukan penuntutan.

Penjelasan dari Lamintang ;

Peraturan undang-undang yang menentukan bahwa tindak pidana yang diatur dalam bab XXVII dari buku II KUHP itu dapat menjadi tindak pidana aduan relatif ialah peraturan yang diatur dalam pasal 411 KUHP yang rumusan aslinya berbunyi ketentuan menurut pasal 367 itu berlaku bagi kejahatan-kejahatan yang diatur dalam bab ini.

Dengan menyebut ketentuan yang diatur dalam pasal 367 KUHP didalam ketentuan yang diatur pasal 411 KUHP itu, undang-undang telah bermaksud untuk menentukan bahwa apabila orang yang melakukan salah satu tindak pidana yang diatur dalam bab XXVII dari buku II KUHP itu : a. Merupakan orang yang tidak bercerai meja makan dan tempat tidur

dengan orang yang dirugikan,

b. Merupakan orang yang tidak bercerai harta kekayaan dengan orang yang dirugikan ataupun

c. Merupakan orang yang berada dalam keadaan tidak bercerai dengan orang yang dirugikan, maka tertutuplah kemungkinan bagi penuntut umum untuk melakukan penuntutan terhadap mereka,

Selanjutnya jika orang yang melakukan atau yang membantu melakukan salah satu tindak pidana seperti yang dimaksud diatas ternyata :

(14)

b. Merupakan seorang suami atau seorang istri yang bercerai harta kekayaan dengan orang yang dirugikan,

c. Merupakan saudara sedarah dari orang yang dirugikan, ataupun merupakan saudara karena perkawinan baik dalam garis lurus maupun dalam garis menyamping sampai derajat kedua dari orang yang dirugikan, maka terhadap mereka itu pun tidak dapat dilakukan penuntutan menurut huukum pidana kecuali jika ada pengaduan yang diajukan oleh orang yang dirugikan terhadap diri mereka.

Penjelasan dari KUHP(R. Soesilo);

Ketentuan dalam pasal 367 berlaku bagi kejahatan yang diterangkan dalam bab ini.

Pasal 412 KUHP

Penjelasan dari Andi Hamzah (buku delik-delik tertentu di dalam KUHP); Pasal 412 KUHP ini berfungsi sebagai syarat pemberatan pidana. Pasal ini merupakan pemberatan dari pasal 407. Yang apabila delik itu dilakukan oleh dua orang atau lebih dan bersekutu, maka pidana ditambahkan sepertiga.

Penjelasan dari Lamintang ;

Keadaan yang memberatkan pidana bagi pelaku tindak pidana yang diatur dalam bab XXVII buku II KUHP oleh pembentuk undang-undang telah diatur dalam pasal 412 KUHP yang rumusannya yang asli berbunyi :

Diluar hal seperti yang diatur dalam pasal 407 ayat (1), apabila salah satu dari kejahatan-kejahatan yang diatur dalam bab ini dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama, maka pidana yang dijatuhkan dapat diperdebat dengan sepertiganya.

Yang dimaksud dengan kata-kata dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama didalam pasal 412 KUHP ialah dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam bentuk mededaderschap atau dalam bentuk turut melakukan seperti yang dimaksud dalam pasal 55 ayat (1) angka 1 KUHP. Penjelasan dari KUHP(R.Soesilo);

Referensi

Dokumen terkait

anak itu belum melakukan perbuatan yang dapat diancam pidana baik dalam.. KUHP maupun dalam undang-undang

“ Bahwa perbuatan pidana adalah suatu perbuatan yang oleh suatu aturan hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut .”.

Sebagaimana diatur dalam Pasal 363 ayat (1) KUHP menyatakan “Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun yaitu pencurian pada waktu ada kebakaran, letusan banjir,

Terdakwa diajukan ke persidangan karena telah melakukan tindak pidana, kesatu melakukan tindak pidana sebagaimana yang diatur dan diancam dalam Pasal 378 KUHP, atau Kedua

1) Dalam hal perbuatan berlanjut yang terdiri dari beberapa tindak pidana (sejenis) yang diancam dengan pidana pokok yang sama, maka yang diterapkan ialah

Jika dikomparasikan dengan rumusan delik penyertaan dalam memberikan bantuan yang telah diatur dalam KUHP, terlihat rumusan tindak pidana di dalam Pasal 252 memang tidak tegas,

Asas legalitas merupakan asas yang menentukan bahwa tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana, jika sebelumnya perbuatan tersebut belum diatur terlebih dahulu dalam

Tindak pidana keimigrasian adalah tindakan yang dilarang oleh hukum keimigrasian dan barang siapa yang melanggarnya diancam dengan sanksi pidana yang diatur dalam peraturan sendiri.17