KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena rahmat
dankarunia-Nya makalah “kanker leher rahim dan kanker payudara serta pengobatan alternativenya” dapat diselesaikan.
Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang sering kita jumpai di indonesia, Penyakit kanker juga merupakan penyakit ganas yang dapat menyebabkan kematian. Salah satu jenis penyakit kanker adalah penyakit kanker leher rahim dan kanker
payudara.
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat terutama para kader kesehatan tentang resiko kanker leher rahim dan kanker payudara yang harus dihindari, serta deteksi dini yang dapat dilakukan, sehingga masyarakat dapat berperan aktif dalam pencegahan kanker ini.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yogyakarta , 12 oktober 2013 Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Kanker leher rahim (kanker serviks) adalah kanker tersering kedua di dunia pada perempuan. Latar Belakang
Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun.90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim..
B.
Tujuan
Supaya mahasiswa mengetahui tentang kanker serviks,penyebab dan cara penyembuhanya sehingga mahasiswa bisa terhindar dari penyakit kanker serviks serta menambah ilmu pengetahuan.
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka dapat dirumuskanbeberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kanker serviks uterus dan apa sajakah kalsifikasidan
gejala klinis dari kanker serviks ?
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Kanker serviks
Kanker serviks atau yang lebih dikenal dengan istilah kanker leher rahim adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim, perubahan untuk menjadi sel kanker memakan waktu lama, sekitar 10 sampai 15 tahun. Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang berusia kisaran 30 sampai dengan 50 tahun, yaitu puncak usia reproduktif perempuan sehingga akan meyebabkan gangguan kualitas hidup secara fisik, kejiawaan dan kesehatan seksual.
Kanker serviks ini disebabkan oleh Human Papilloma Virus atau yang disingkat HPV. Virus ini bersifat onkogenik (menyebabkan kanker). HPV ini ditularkan melalui hubungan seksual dan melalui penggunaan barang pribadi yang bersamaan, misalnya penggunaan handuk bersama, pakaian bersama. Human Papilloma Virus ini sangat resisten terhadap panas dan proses pengeringan.
Gejala klinis dari kanker serviks:
yang keluar berwarna merah terang dapat bervariasi dari yang cair sampai menggumpal. Gejala lebih lanjut meliputi nyeri yang menjalar sampai kaki, hematuria dan gagal ginjal dapat terjadi karena obstruksi ureter. Perdarahan rektum dapat terjadi karena penyebaran sel kanker yang jugamerupakan gejala penyakit lanjut. Pada pemeriksaan Pap Smear ditemukannya sel-sel abnormal di bagian bawah serviks yang dapat dideteksi melalui, atau yang baru-baru ini disosialisasikan yaitu dengan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat. Sering kali kanker serviks tidak menimbulkan gejala. Namun bila sudah berkembang menjadi kanker serviks, barulah muncul gejala-gejala seperti pendarahan serta keputihan pada vagina yang tidak normal, sakit saat buang air kecil dan rasa sakit saat berhubungan seksual (Wiknjosastro, 1997)
2. Faktor penyebab dan faktor resiko dari kanker serviks
Beberapa faktor resiko terkena kanker serviks antara lain :
Mulai melakukan hubungan seksual pada usia muda.
Sering berganti ganti pasangan seksual.
Sering menderita infeksi daerah kelamin.
Melahirkan banyak anak.
Kebiasaan merokok ( resikonya 2 kali lebih besar).
Defisiensi vitamin A,E,C
Secara umum kanker terjadi karena mutasi sel normal menjadi sel yang tidak normal
Kanker leher rahim di sebabkan oleh infeksi human papilloma virus ( HPV)
Berhubungan seksual dengan banyak pasangan
Melakukan hubungan seksual saat usia dini
Sistem imun tubuh yang lemah
Bersama-sama dengan faktor-faktor lainnya, risiko terkena kanker serviks bisa meningkat. Faktor-faktor risiko itu adalah sebagai berikut:
Melemahnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV (virus penyebab AIDS) atau mengkonsumsi obat yang menekan sistem kekebalan tubuh meningkatkan risiko kanker serviks.
Sejarah kehidupan seksual yang buruk. Wanita yang memiliki banyak pasangan seksual memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks. Demikian pula seorang wanita yang telah berhubungan seks dengan pria yang memiliki banyak pasangan seksual menghadapi resiko lebih tinggi mengalami kanker serviks. Dalam kedua kasus di atas, risiko menderita kanker serviks atau leher rahim lebih tinggi karena wanita memiliki risiko yang lebih tinggi infeksi HPV.
Menggunakan pil KB untuk waktu yang lama. Menggunakan pil KB
untuk waktu yang lama (5 tahun atau lebih) sedikit meningkatkan resiko kanker leher rahim atau serviks pada wanita dengan infeksi HPV. Namun, risiko menurun dengan cepat ketika wanita berhenti menggunakan pil KB.
Memiliki banyak anak. Penelitian menunjukkan bahwa melahirkan banyak anak (5 atau lebih) sedikit meningkatkan resiko kanker serviks atau leher rahim pada wanita dengan infeksi HPV.
Kemiskinan. Banyak wanita yang tidak mampu tidak punya akses ke layanan-layanan medis yang memadai, misalnya tes Pap Smear. Ketika wanita tersebut menderita pra-kanker serviks, penyakit biasanya tetap tidak terdiagnosa dan tidak diobati sampai penyakit itu berkembang menjadi kanker serviks dan menyebar ke bagian-bagian lain dari tubuh. Wanita yang tidak mampu biasanya juga kekurangan gizi yang dapat meningkatkan risiko kanker serviks.
Kebersihan. Beberapa penelitian yang berbeda telah dilakukan pada wanita yang terserang HPV. Dari penelitian-peneritian itu ditemukan bahwa risiko kanker menjadi hampir setengahnya pada wanita yang mandi 6 kali atau lebih seminggu, bila dibandingkan dengan wanita yang mandi hanya 1 sampai 5 kali seminggu. Hasil studi lain menunjukkan bahwa risiko kanker serviks lebih tinggi pada wanita dengan kebersihan yang minim karena mereka lebih mungkin untuk mendapatkan infeksi HPV abadi jika mereka terkena virus.
Penyakit menular lain. Studi baru-baru ini menunjukkan bahwa orang-orang yang menderita herpes bersama-sama dengan infeksi HPV ternyata menggandakan risiko tumbuhnya sel kanker serviks. Studi lain juga mengamati orang yang menderita infeksi HPV dan bakteri klamidia (chlamydia). Dari studi ini ditemukan bahwa risiko tumbuhnya sel kanker meningkat sekitar 80% pada wanita yang menderita dua infeksi tersebut.
Paparan bahan kimia. Wanita-wanita yang bekerja di pabrik tertentu
terserang kanker serviks. Paparan bahan kimia juga terjadi langsung pada vagina wanita yang menggunakan pembalut dengan bahan kertas daur ulang yang menjalani proses pemutihan
3. Diagnosis kanker serviks
Stadium klinik seharusnya tidak berubah setelah beberapa kali pemeriksaan. Apabila ada keraguan pada stadiumnya maka stadium yang lebih dini dianjurkan. Pemeriksaan berikut dianjurkan untuk membantu penegakkan diagnosis seperti palpasi, inspeksi, kolposkopi, kuretase endoserviks, histeroskopi sistoskopi, proktoskopi, intravenous urography, dan pemeriksaan Xray untuk paru-paru dan tulang. Kecurigaan infiltrasi pada kandung kemih dan saluran pencernaan sebaiknya dipastikan dengan biopsi. Konisasi dan amputasi serviks dapat dilakukan
untuk pemeriksaan klinis. Interpretasi dari limfangografi arteriografi, venografi, laparoskopi, ultrasonografi, CT scan dan MRI sampai saat ini belum dapat digunakan secara baik untuk
4. Pencegahan dan pengobatan kanker serviks
Pencegahan kanker serviks
Sebagian besar kanker dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat dan menghindari faktor- faktor penyebab kanker meliputi (Dalimartha, 2004) :
1. Menghindari berbagai faktor risiko, yaitu hubungan seks pada usia muda, pernikahan pada usia muda, dan berganti-ganti pasangan seks. Wanita yang berhubungan seksual dibawah usia 20 tahun serta sering berganti pasangan beresiko tinggi terkena infeksi. Namun hal ini tak menutup kemungkinan akan terjadi pada wanita yang telah setia pada satu pasangan saja.
2. Wanita usia di atas 25 tahun, telah menikah, dan sudah mempunyai anak perlu melakukan pemeriksaan pap smear setahun sekali atau menurut petunjuk dokter. Pemeriksaan Pap smear adalah cara untuk mendeteksi dini kanker serviks. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cepat, tidak sakit dengan biaya yang relatif terjangkau dan hasilnya akurat. Disarankan untuk melakukan tes Pap setelah usia 25 tahun atau setelah aktif berhubungan seksual dengan frekuensi dua kali dalam setahun. Bila dua kali tes Pap berturut-turut menghasilkan negatif, maka tes Pap dapat dilakukan sekali setahun. Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, kini ada teknik pemeriksaan terbaru untuk deteksi dini kanker leher rahim, yang dinamakan teknologi Hybrid Capture II System (HCII)
3. Pilih kontrasepsi dengan metode barrier, seperti antara konsumsi sayuran berwarna hijau tua dan kuning (banyak mengandung beta karoten atau vitamin A, vitamin C dan vitamin E) dengan kejadian neoplasia intra epithelial juga kanker serviks.Artinya semakin banyak makan sayuran berwarna hijau tua dan kuning, maka akan semakin kecil risiko untuk kena penyakit kanker mulut rahim
sebelum memasuki sel-sel serviks. Selain membentengi dari penyakit kanker serviks, vaksin ini juga bekerja ganda melindungi perempuan dari ancaman HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil kelamin.Yang perlu ditekankan adalah, vaksinasi ini baru efektif apabila diberikan pada perempuan yang berusia 9 sampai 26 tahun yang belum aktif secara seksual.
5. Pengobatan kanker serviks
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Gejala yang sering timbul pada stadium lanjut antara lain adalah:
Pendarahan sesudah melakukan hubungan intim.
Keluar keputihan atau cairan encer dari kelamin wanita.
Pendarahan sesudah mati haid (menopause).
Pada tahap lanjut dapat keluar cairan kekuning-kuningan, berbau atau bercampur darah, nyeri panggul atau tidak dapat buang air kecil.
2. SARAN
Pesan yang perlu diingat:
Untuk melakukan skrining kanker serviks, jangan sampai menunggu adanya keluhan.
Datanglah ke tempat periksa untuk pemeriksaan PAP SMEAR/IVA.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, jakarta. Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Revisi, EGC, jakarta. Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Bedah, Edisi Revisi, EGC, jakarta .
Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media Komputindo, jakarta.