• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinamika Kontrak Dagang dan Investasi Bi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dinamika Kontrak Dagang dan Investasi Bi"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Miftahul Ghani Saputra_071411231009_Week 11

Dinamika Kontrak Dagang dan Investasi Bisnis Internasional

Bukan suatu hal yang jarang lagi seseorang melakukan sebuah bisnis dalam ranah internasional untuk membuka peluang dan melihat potensi untuk masa depan yang lebih baik. Berbicara mengenai bisnis internasional tentu juga berkaitan dengan perihal perdaganan yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau produsen ke konsumen. Selain itu, bisnis internasional juga mengarah pada bentuk investasi yang dilakukan oleh individu kepada perusahaan. Lantas dalam hal ini adakah jaminan perihal yang dilakukan oleh perusahaan terkait perdagangan dan investasi. Dalam suatu perdagangan atau investasi diperlukannya sebuah bentuk jaminan atau kontrak untuk menjamin perilaku perdagangan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap individu atau customer. Karena perdagangan ataupun investasi merupakan aspek yang penting dalam memperlancar perekonomian yang ada. Jika tidak adanya bentuk kontrak atau jaminan yang dilakukan oleh perusahaan atau individu akan memunculkan benturan kepentingan yang ada. Dalam hal ini kontrak dagang dan investasi ini akan membuat pilahan-pilahan kepentingan yang ada di kedua belah pihak atau lebih, karena bisnis internasional ini juga berkaitan dengan banyak pihak dalam menjalankannya.

(2)

Namun adanya kontrak dagang dan investasi juga tidak dapat menjadikan sebuah hal yang pasti tidak terjadi konflik dalam melakukan kerjasama dagang dan investasi. Anderson dan Young (2006) menambahkan bahwasanya dalam suatu kerjasama kontrak dagang dan investasi ini dapat memunculkan kontrak yang tidak sempurna yang berkaitan dengan kerjasama, hal ini juga tidak dapat diartikan bahwa kontrak dagang dan investasi yang dibentuk ini tidak sempurna atau tidak lengkap, melainkan juga dapat terjadi karena beberapa hal. Seperti yang disinggungkan bahwasanya kontrak dagang dan investasi ini dapat juga menjadi perasalahan ketika melakukan kerjasama, dalam artian ketika berimprovisasi atau berbisnis juga dapat menjadikan kontrak dagang menjadi tidak sempurna karena ada kepentingan-kepentingan tersendiri. Dapat dianalogikan bahwasanya meskipun adanya kontrak dagang yang menjadi anutan dalam berdagang dan berinvestasi ini juga terlihat adanya kepentingan-kepentingan kedua belah pihak yang dinilai dapat menggangu kontrak dagang, seperti halnya perusahaan asing bekerjasama dengan home country, kontrak dagang yang dibuat ini cenderung menyesuaikan dengan home country, bahkan tidak jarang terjadi adanya putus kontrak dagang karena persyaratan dagang yang dinilai memihak. Hal ini dikarenakan home country juga melihat pada kebutuhan yang ada dinegaranya dengan mengukur demands barang atau jasa yang ada (Anderson dan Young, 2006).

(3)

dan tertulis (Hartono et al, 2001). Dari adanya hal ini perlu adanya standarisasi pemahaman mengenai hukum kontrak yang akan diterapkan sehingga tidak menimbulkan keambiguitasan.

Adapun konflik dagang yang dinilai signifikan terjadi hingga dibawa pada ranah hukum internasional dengan menyeret dua atau lebih pihak yang ada. Pada sekitaran tahun 1999 antara Uni Eropa dan Amerika Serikat yang membawa beberapa perusahaan didalamnya terkait komoditas penjualan pisang yang terjadi. Uni Eropa dan Amerika Serikat ini terlihat adanya gab

yang terjadi karena komoditas penjualan pisang yang ada. Amerika Serikat dengan beberapa perusahaannya mengimpor pisang dari negara lain untuk dalam negerinya dan juga diperjual kembali pada dalam konteks ekspor (Yuniarti, 2013). Namun, Uni Eropa ini juga terlihat membutuhkan pisang untuk asupan negaranya, meskipun pada negara-negara Uni Eropa mampu mencukupi hal tersebut, namun dalam tingkatan rendah sekitar 20%. Dalam menindak lanjuti hal demikian, Uni Eropa kemudian melakukan kontrak dagang dengan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat, namun kemudian Uni Eropa membentuk pasar tunggal terkait pisang tersebut. USTR Press Release (1999) menambahkan bahwa adanya bentuk pasar tunggal dengan New Banana Regime (NBR) ini membawa kebangkrutan perusahaan Amerika Serikat Chiquita Brands International, dan Dole Food Co. yang kemudian dibawah pada forum GATT atau yang sekarang menjadi WTO terkati NBR tersebut (dalam, Yuniarti, 2013).

Selain perusahaan Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan lainya juga banyak yang bangkrut karena adanya kontrak dagang yang terjadi, dapat dilihat perusahaan rokok yang ada di Indonesia ini banyak yang dulung tikar karena kontrak dagang yang lebih memihak pada home country, selain permintaan yang memikat, pajak yang ditekankan terlalu tinggi, sehingga menjadikan kebangkrutan yang ada. Dalam hal ini terlihat adanya benturan bentuk kepentingan nasional yang menginginkan adanya pencapaian kebijakan luat negarai dalam bidang perekonomian dan perdagangan terkait kontrak dagang dan investasi yang ada (Yuniarti, 2013). Hal ini dapat dikatakan harus adanya penekanan yang ada terkait hukum yang standartisasi, sehingga tidak ada terjadinya sebuah benturan kepentingan diatas kepentingan bersama yang ada. Sehingga kedua pihak dapat diuntungkan dengan adanya kontrak dagang dan investasi ini, dan perusahaan dapat memenuhi permintaan dengan profit yang sepadan.

(4)

adanya adanya kontrak dagang dan investasi ini, tidak menutup kemungkinan terjadinya permasalahan diantara kedua belah pihak atau lebih dengan adanya kepentingan diatas kepentingan bersama dalam menjalin kerjasama dagang dan investasi. Dapat dicontohkan permasalahan Amerika Serikat dan Uni Eropa yang dinilai menguntungkan sepihak. Sementara itu, perusahaan Amerika Serikat ini mengalami kebangrutan, yang kemudian kasus ini dibawa pada GATT yang sekarang WTO untuk penyelesaian konflik NBR yang diusung Uni Eropa. Dalam hal ini, perlu adanya hukum kontrak yang standart internasional untuk menjaga kepentingan bersama yang ada, karena terkait perdagangan dan investasi ini tidak temukanya definisi yang sama dalam setiap negara, sehingga memunculkan ambiguitas yang ada, sehingga harus adanya harmonisasi hukum.

Referensi:

Anderson, James E. dan Leslie Young. 2006. Trade and Contract Enforcement. Boston College dan NBER Chinese University of Hong Kong: eds. Juli 2006.

Export Development Canada, t.t. The ABCs of International Trade Contracts [PDF Online] Tersedia dalam http://www.edc.ca/EN/Knowledge-Centre/Publications/Documents/abcs-contracts.pdf [diakses pada 15 Desember 2016].

Hutabarat, Samuel. 2001. Harmonisasi Hukum Kontrak dan Dampaknya Pada Hukum Kontrak Indonesia.

Hartono, Sunaryati et al. 2001. The Indonesia Law on Contracts, Japan: Institute of Developing Economies (IDE JETRO).

USTR Press Release, 1999. "US Will Challenge European Banana Import Regime in the World Trade Organizations" dalam Yuniarti, 2013. Penyelesaian Konflik Dagang Uni Eropa-Amerika Serikat Melalui Mekanisme WTO (Studi Kasus: New Banana Regime) [PDF] Makassar: Universitas Fajar, Jurnal Ilmiah Kosmopolitan, Vol. 1, No. 1.

Referensi

Dokumen terkait

KESETARAAN GENDER DALAM POLITIK DI

Tidak adanya daya sensitivitas dari antibodi monoklonal subklas IgG 3 dalam mengenali epitope antigen S.mutans dapat dikarenakan oleh beberapa hal yang dapat

Periode tahun 1990-an, mulai tumbuh kesadaran dalam diri perempuan perupa untuk memanfaatkan karya seni rupa sebagai media ekspresi mengungkapkan berbagai persoalan gender yang

Konsep social entrepreneurship[ merupakan perluasan dari konsep dasar  kewirausahan yang secara historis telah diakui sebagai pengungkit ekonomi, terutama dalam

Pengaruh strategi pembentukan identitas nasional berdasarkan Civic National Identity terhadap budaya imigran Indonesia terlihat pada pemberian pengakuan secara tertulis

doi: 10.14202/vetworld.2017.808-813 How to cite this article: Yuniarti WM, Lukiswanto BS (2017) Effects of herbal ointment containing the leaf extracts of Madeira vine (

Terdapat pelbagai istilah konvensional yang dilihat mempunyai sedikit persamaan dengan tahaluf siyasi seperti diplomasi politik, kompromi politik, kerjasama politik, koalisi

Keterkaitan antara naskah Proklamasi Kemerdekaan yang otentik dengan naskah Pembukaan UUD 1945 tersebut, sebagaimana dikemukakan oleh Kansil (1989: 170) bahwa pada