• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU ABORTUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU ABORTUS"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Berdasarkan variasi berbagai batasan yang ada tentang usia / berat lahir janin viable ( yang mampu hidup di luar kandungan ), akhirnya ditentukan suatu batasan abortus sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 g.

Pada awal abortus terjadi pendarahan desiduabasalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan abortus ?

2. Apa saja etiologi dari masalah ibu abortus ?

3. Bagaimana patofisiologi pada ibu abortus ?

4. Apa saja tanda dan gejala pada ibu abortus ?

5. Apa klasifikasi pada ibu abortus ?

6. Apa saja manifestasi klinis pada ibu abortus ?

7. Apa saja pemeriksaan penunjang pada ibu abortus ?

8. Bagaimana penatalaksaan pada ibu abortus ?

9. Apa saja komplikasi pada ibu abortus ?

10. Apa faktor resiko / predisposisi yang berhubungan dengan terjadinya abortus ?

(3)

C. TUJUAN

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan abortus

2. Mengetahui etiologi pada ibu abortus

3. Mengetahui patofisiologi pada ibu abortus.

4. Mengetahui tanda dan gejala pada ibu abortus.

5. Mengetahui klasifikasi pada ibu abortus.

6. Mengetahui manifestasi klinis pada ibu abortus.

7. Mengetahui pemeriksaan penunjang pada ibu abortus.

8. Mengetahui penatalaksaan pada ibu abortus.

9. Mengetahui komplikasi pada ibu abortus.

10. Mengetahui resiko pada ibu abortus.

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN

Abotus adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, dimana janin belum mampu hidup di luar rahim (belum viable), dengan kriteria usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat badan janin kurang 500 gram.

Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500gr (Derek liewollyn&Jones, 2002).

Abor-tus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar (FK UNPAD, Obstetri Patologi, Bandung: bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD).

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Mansjoer,Arif,dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, jilid I, hlm: 260 FKUI Jakarta: Media Aesculapius).

Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 28 minggu atau berat janin kurang dari 1.000 gram. ( Junaidi,Purnawan 1982 Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, jilid I, h1m:260 FKUI Jakarta: Media. Aesculapius).

(5)

Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu : 1. Faktor Pertumbuhan Hasil Konsepsi.

Kelainan pertumbuahan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan, gangguan pertumbuhan hasil kosepsi dapat terjadi karena:

a. Faktor kromosom.

Gangguan terjadi sejak sernula pertemuan kromosom, terinasuk kromosorn seks.

b. Faktor lingkungan endometritum.

1) Endometrium belurn siap untuk menerima implasi hasil konsepsi.

2) Gizi ibu kurang karena anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan.

c. Pengaruh luar

1) Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil konsepsi.

2) Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan pertumbuhan hasil konsepsi terganggu.

2. Kelainan Pada Plasenta

a. Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga palsenta tidak dapat berfungsi.

b. Gangguan pembuluh darah palsenta, diantaranya pada diabetes melitus.

c. Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah palsenta sehingga menimbulkan keguguran.

3. Penyakit Ibu

Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan melalui plasenta:

(6)

b. Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan peredaran O2 menuju sirkulasi retroplasenter.

c. Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit diabetes melitus.

4. Kelainan Yang Terdapat Dalam Rahim

Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri, uterus arkatus, uterus septus, retrofleksi uteri, serviks inkompeten, bekas operasi pada serviks (konisasi, amputasi serviks), robekan serviks postpartum.

a. Penyebab Dari Segi Maternal

Penyebab secara umum:

1) Infeksi Akut

a) virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis.

b) Infeksibakteri, misalnya streptokokus.

c) Parasit, misalnya malaria.

2) Infeksi Kronis

a) Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.

b) Tuberkulosis paru aktif.

3) Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll.

4) Penyakit kronis, misalnya :

a) hipertensi

b) nephritis

c) diabetes

d) anemia berat

e) penyakit jantung

(7)

5) Gangguan fisiologis, misalnya Syok, ketakutan, dll.

6) Trauma fisik.

Penyebab Yang Bersifat Lokal:

a. Fibroid, inkompetensia serviks.

b. Radang pelvis kronis, endometrtis.

c. Retroversikronis.

5. Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil, sehingga menyebabkan hiperemia dan abortus.

6. Penyebab Dari Segi Janin

a. Kematian janin akibat kelainan bawaan.

b. Mola hidatidosa.

c. Penyakit plasenta dan desidua, misalnya inflamasi dan degenerasi.

C. PATOFISIOLOGI

Pada permulaan, terjadinya perdarahan pada desidua basalis, diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya, kmudian sebagian atau seluruh hasil konsepsi terlepas. Karena dianggap benda asing maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada kehamilan dibawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili korealis belum menembus desidua terlalu dalam; sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu telah masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal, karena itu akan banyak terjadi pendarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.

D. TANDA DAN GEJALA

 Tanda dan gejala pada abortus Imminen :

(8)

b. Terdapat perdarahan, disertai sakit perut atau mules

c. Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan terjadi kontraksi otot rahim

d. Hasil periksa dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, dan kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim

e. Hasil pemeriksaan tes kehamilan masih positif

 Tanda dan gejala pada abortus Insipien :

a. Perdarahan lebih banyak

b. Perut mules atau sakit lebih hebat

c. Pada pemariksaan dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis servikalis terbuka dan jaringan atau hasil konsepsi dapat diraba

 Tanda dan gejala abortus Inkomplit :

a. Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis

b. Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat

c. Terjadi infeksi ditandai dengan suhu tinggi

d. Dapat terjadi degenerasi ganas (kario karsinoma)

 Tanda dan gejala abortus Kompletus :

a. Uterus telah mengecil

b. Uerdarahan sedikit

c. Canalis servikalis telah tertutup

 Tanda dan gejala Missed Abortion :

a. Kehamilan menghilang, Uterus tidak membesar, Tes kehamilan negatif

(9)

E. KLASIFIKASI

Klasifikasi abortus digolongkan menjadi 2 yaitu :

1. Abortus spontaneous Yaitu abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis atau medisinalis, tetapi karena faktor alamiah. Aspek klinis abortus spontaneus meliputi :

1) Abortus Imminens

Abortus Imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks. Diagnosis abortus imminens ditentukan apabila terjadi perdarahan pervaginam pada paruh pertama kehamilan. Yang pertama kali muncul biasanya adalah perdarahan, dari beberapa jam sampai beberapa hari kemudian terjadi nyeri kram perut. Nyeri abortus mungkin terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis, nyeri dapat berupa nyeri punggung bawah yang menetap disertai perasaan tertekan di panggul, atau rasa tidak nyaman atau nyeri tumpul di garis tengah suprapubis. Kadang-kadang terjadi perdarahan ringan selama beberapa minggu.

2) Abortus insipiens :

Abortus Insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kual perdarahan bertambah. Abortus inkompletus : Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.

3) Abortus kompletus :

(10)

4) Abortus Servikalis

Pada abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium uteri eksternum yang tidak membuka, sehingga semuanya terkumpul dalam kanalis servikalis dan serviks uteri menjadi besar, kurang lebih bundar, dengan dinding menipis. Pada pemeriksaan ditemukan serviks membesar dan di atas ostium uteri eksternum teraba jaringan. Terapi terdiri atas dilatasi serviks dengan busi Hegar dan kerokan untuk mengeluarkan hasil konsepsi dari kanalis servikalis.

5) Missed Abortion

Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin yang telah mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih. Etiologi missed abortion tidak diketahui, tetapi diduga pengaruh hormone progesterone. Pemakaian Hormone progesterone pada abortus imminens mungkin juga dapat menyebabkan missed abortion.

6) Abortus Habitualis

Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut turut. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu

7) Abortus lnkompletus

Abortus Inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Apabila plasenta (seluruhnya atau sebagian) tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi perdarahan yang merupakan tanda utama abortus inkompletus. Pada abortus yang lebih lanjut, perdarahan kadang-kadang sedemikian masif sehingga menyebabkan hipovolemia berat.

(11)

Yaitu: menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur 28 minggu, atau berat badanbayi belum 1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa bayi dibawah 1000 gram dapat terus hidup. Abortus ini terbagi menjadi dua yaitu :

1. Abortus medisinalis (abortus therepeutika) adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu ( berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu mendapat persetujuan dua sampai tiga tim dokter ahli

2. Abortus kriminalis adal abortus yang terjadi oleh karena tindakan – tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.

F. MANIFESTASI KLINIS

1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu.

2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat

3. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi 4. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat

kontraksi uterus

5. Pemeriksaan ginekologi :

a. Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium bau busuk dari vulva

b. Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.

c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.

(12)

1. Test HCG Urine Indikator kehamilan Positif. Positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus

2. Pemeriksaaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup 3. Kadar Hemoglobin Status Hemodinamika Penurunan (< 10 mg%) dan Pemeriksaan

kadar fibrinogen darah pada missed abortion.

4. Kadar Sdp Resiko Infeksi Meningka t(>10.000 U/dl) 5. Kultur Kuman spesifik ditemukan kuman. pengosongan uterus memakai kuret vakUun atau cunam abortus.

b. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu berikan infuse oksitoksin 10 iu dalam dekstrose 5% 500 ml dimulai 8 tetes permenit.

c. Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadi abortus spontan tanpa pertolongan selama 36 jam dengan diberikan morfin.

d. Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.

3. Abortus Inkompletus

a. Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infuse cairan NaCI fisiologi atau RL dan selekas mungkin di tranfusi darah.

b. Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajarn lalu suntikkan ergometrin 0,2 mg intramuscular.

(13)

4. Abortus Kompletus

a. Bila kondisi pasien baik berikan ergonometrin 3 x 1 tablet selama 3 sampai 5 hari. b. Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau tranfuse darah. c. Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.

d. Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin dan mineral. 5. Abortus Infeksiosus Atau Septik

a. Abortus septik harus dirujuk ke Rumah Sakit b. Penangulangan infeksi

c. Tingkatkan asupan cairan.

d. Bila perdarahan banyak maka lakukan tranfuse darah.

e. Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotik atau lebih cepat lagi bila terjadi perdarahan, sisa konsepsi harus dikeluarkan dari uterus.

6. Habitual Abortus

a. Penderita dianjurkan untuk banyak istirahat.

b. Makanan harus adekuat mengenai protein, hidrat arang, vitamin mineral. Pembatasan obat-obatan yang diketahui mempuyai pengaruh jelek kepada janin. c. Memfasilitasi klien untuk dapat menciptakan kondisi emosional yang tenang, dan

menghilangkan rasa cemas. 7. Missed Abortion.

a. Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.

b. Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi.

c. Bila kehamilan kurang 12 rninggu lakukan pembukaan serviks dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu lakukan dilatasi serviks dengan dilatator hegar. d. Bila kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestol 3 x 5 mg lain infuse

oksitoksin 10 iu dalam dekstrose 5 % sebanvak 500 ml mulai 20 tetes per menit dan naikan dosis saznpai ada kontraksi uterus. Bila fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan menyuntik larutan garam 20 % dalam kavum uteri melalui dinding perut

I. KOMPLIKASI

(14)

Perdarahan dapat diatasi denga pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlInfeksiu pemberian transpusi darah, Kematian karena perdarahan dapatb terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.

2. Perforasi

Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini pendrita perlu diamati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparotomi, dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi.

3. Infeksi

Keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritonium.

4. Syok

Syok pada abortus bisa terjadi karena pendarahan (syok Hemoragik) dan karena infeksi berat (syok endoseptik).

J. FAKTOR RISIKO / PREDISPOSISI YANG (DIDUGA) BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ABORTUS.

1. Usia ibu yang lanjut

2. Riwayat obstetri / ginekologi yang kurang baik 3. Riwayat infertilitas

4. Adanya kelainan / penyakit yang menyertai kehamilan (misalnya diabetes, penyakitgh Imunologi sistemik dsb).

5. berbagai macam infeksi (variola, CMV, toxoplasma, dsb)

6. paparan dengan berbagai macam zat kimia (rokok, obat2an, alkohol, radiasi, dsb). 7. trauma abdomen / pelvis pada trimester pertama

(15)

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. PENGKAJIAN

menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien. Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah :

a. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat

b. Keluhan utama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan pervaginam berulang pervaginam berulang

c. Riwayat kesehatan , yang terdiri atas :

1) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.

2) Riwayat kesehatan masa lalu

d. Riwayat pembedahan : Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.

e. Riwayat penyakit yang pernah dialami : Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM , jantung , hipertensi , masalah ginekologi/urinary , penyakit endokrin , dan penyakit-penyakit lainnya

f. Riwayat kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.

(16)

h. Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas : Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.

i. Riwayat seksual : Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan serta keluahn yang menyertainya.

j. Riwayat pemakaian obat : Kaji riwayat pemakaian obat-obatankontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya.

k. Pola aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.

2. PEMERIKSAAN FISIK, meliputi :

 Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penghidung.

 Hal yang diinspeksi antara lain :

 mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan seterusnya

 Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari.

 Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.

 Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.

 Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang abnormal

 Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau jaringan yang ada dibawahnya.

 Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang menunjukkan ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.

(17)

 Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan stetoskop dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang terdengar. Mendengar : mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut jantung janin.

(Johnson & Taylor, 2005 : 39)

 Pemeriksaan laboratorium :

 Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap smear. Keluarga berencana : Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB, apakah klien setuju, apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB jenis apa.  Data lain-lain :

 Kaji mengenai perawatan dan pengobatan yang telah diberikan selama dirawat di RS.  Data psikososial. Kaji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola komunikasi dalam

keluarga, hal yang menjadi beban pikiran klien dan mekanisme koping yang digunakan.Status sosio-ekonomi : Kaji masalah finansial klien

 Data spiritual : Kaji tentang keyakinan klien terhadap Tuhan YME, dan kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan.

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Devisit Volume Cairan berhubungan dengan perdarahan

2. Gangguan Aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi

3. Gangguan rasa nyaman Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan intrauteri 4. Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan perdarahan, kondisi vulva lembab 5. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan

4. RENCANA TINDAKAN

1. Devisit Volume Cairan berhubungan dengan Perdarahan Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah maupun kualitas.

Kriteria Hasil :

(18)

 Tanda vital stabil

 Turgor kulit kembali normal dapat balik kembali dalam dan delik

Intervensi :

1) Kaji kondisi status hemodinamika

 Rasional : Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat abortus memiliki karekteristik bervariasi

2) Ukur pengeluaran harian

 Rasional : Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah dengan jumlah cairan yang hilang pervaginal

3) Berikan sejumlah cairan pengganti harian

 Rasional : Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan massif

4) Evaluasi status hemodinamika

 Rasional : Penilaian dapat dilakukan secara harian melalui pemeriksaan fisik

2. Gangguan Aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Klien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi

Intervensi :

1) Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas

 Rasional : Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapi perdarahan masif perlu diwaspadai untuk menccegah kondisi klien lebih buruk

2) Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterus/kandungan

 Rasional : Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan pulsasi organ reproduksi

(19)

 Rasional : Mengistiratkan klilen secara optimal

4) Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan/kondisi klien

 Rasional : Mengoptimalkan kondisi klien, pada abortus imminens, istirahat mutlak sangat diperlukan

5) Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas

 Rasional : Menilai kondisi umum klien

3. Gangguan rasa nyaman Nyeri berhubungan dengan Kerusakan jaringan intrauteri

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami

Intervensi :

1) Kaji kondisi nyeri yang dialami klien

 Rasional : Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan dengan skala maupun dsekripsi.

2) Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya

 Rasional : Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri

3) Kolaborasi pemberian analgetika

 Rasional : Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum luas/spesifik

4. Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan perdarahan, kondisi vulva lembab Tujuan :

(20)

Intervensi :

1) Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau

 Rasional : Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap saat dischart keluar. Adanya warna yang lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi

2) Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa perdarahan

 Rasional : Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan genital yang lebih luar

3) Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart

 Rasional : Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui dischart

4) Lakukan perawatan vulva

 Rasional : Inkubasi kuman pada area genital yang relatif cepat dapat menyebabkan infeksi.

5) Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi

 Rasional : Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi

6) Anjurkan pada suami untuk tidak melakukan hubungan senggama se;ama masa perdarahan

 Rasional : Pengertian pada keluarga sangat penting artinya untuk kebaikan ibu; senggama dalam kondisi perdarahan dapat memperburuk kondisi system reproduksi ibu dan sekaligus meningkatkan resiko infeksi pada pasangan.

5. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan Tidak terjadi kecemasan, pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit meningkat.

(21)

1) Kaji tingkat pengetahuan/persepsi klien dan keluarga terhadap penyakit

 Rasional : Ketidaktahuan dapat menjadi dasar peningkatan rasa cemas

2) Kaji derajat kecemasan yang dialami klien

 Rasional : Kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan penialaian objektif klien tentang penyakit

3) Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan

 Rasional : Pelibatan klien secara aktif dalam tindakan keperawatan merupakan support yang mungkin berguna bagi klien dan meningkatkan kesadaran diri klien

4) Asistensi klien menentukan tujuan perawatan bersama

 Rasional : Peningkatan nilai objektif terhadap masalah berkontibusi menurunkan kecemasan

5) Terangkan hal-hal seputar aborsi yang perlu diketahui oleh klien dan keluarga

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Didik Tjindarbumi, Dkk. 2001. Pencegahan, Diagnosis Dini, Dan Pengobatan Penyakit Kanker. Yayasan Kanker Indonesia : Jakarta.

Doengoes, M. Rencana Perawatan Maternitas / Bayi, Egc : Jakarta. 2001.

Suzanne C. Smeltzer. Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &amp; Suddarth. Edisi 8. Jakarta : Egc.

Referensi

Dokumen terkait

konduksi...  6amun, dalam heat exchanger tabung panas, tabung panas tidak hanya bertindak sebagai dinding pemisah, tetapi juga memfasilitasi transfer panas dengan kondensasi,

Jika permohonan penjualan kembali Unit Penyertaan INSIGHT RENEWABLE ENERGY FUND yang telah dipenuhi sesuai dengan syarat dan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak, prospektus

Membaca pustaka dan membuat makalah (Kelompok 2) Membuat resume (1-2 halaman) (T) 3 KD 5 Mendeskripsikan hubungan faktor lingkungan terhadap kinerja hewan (lingkungan

DARAH KAPILER pada orang dewasa pakailah ujung jari atau anak daun telinga, pada bayi atau. anak kecil boleh juga tumit atau ibu

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayah dan inayah-Nya jualah, penulis dapat

Pengamanan aset atas pengelolaan barang milik daerah pada Kabupaten Gorontalo sudah baik terutama pada indikator yang mempunyai pengaruh, memberikan alasan logis

Nomor peserta ujian seleksi tertulis sama dengan Nomor Urut yang tertera pada daftar nama pelamar lulus seleksi administrasi... BUDI SANTOSO GAGAKSIPAT RT 1 RW 3 NGEMPLAK

Kemampuan Melaka menjadi sebuah pelabuhan yang penting di dunia pada zaman ini berdasarkan kepada beberapa faktor iaitu kedudukan yang strategik, perairan