• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN - Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Stroberi Di Desa Dolat Rayat Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN - Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Stroberi Di Desa Dolat Rayat Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN

KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan Agronomis

Tanaman stroberi telah dikenal sejak zaman Romawi, tetapi bukan jenis

yang dikenal saat ini. Stroberi yang dibudidayakan sekarang disebut sebagai

stroberi modern (komersial) dengan nama ilmiah Fragaria xananassa var duchenes. Stroberi ini adalah hasil persilangan antara Fragaria virginiana L. var

duschenes dari Amerika Utara dengan Fragaria chiloensis L. var duschenes dari Chili, Amerika Selatan. Persilangan kedua jenis stroberi tersebut dilakukan pada

tahun 1750. Persilangan-persilangan lebih lanjut menghasilkan jenis stroberi

dengan buah berukuran besar, harum, dan manis (Gunawan, 1996).

Tanaman stroberi dalam tata nama (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan

sebagai berikut (Gunawan, 1996). :

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Keluarga : Rosaceae

Genus : Fragaria

Spesies : Fragaria spp.

Sifat dan ketahanan buah stroberi untuk masing-masing varietas

berbeda-beda. Kondisi ini mengakibatkan buah stroberi yang dipanen, baik waktu maupun

tingkat kesegaran dan kekerasan buah tidak sama. Oleh karena itu, perlakuan yang

(2)

rasa (manis-agak asam-asam), kemulusan kulit dan luka mekanis akibat benturan

atau hama-penyakit (Budiman, 2006).

Bunga stroberi berbentuk klaster (tandan) pada beberapa tangkai bunga.

Biasanya bunga mekar tidak bersamaan, bunga yang terbuka awal biasanya lebih

besar ukurannya. Bunga berwarna putih, berdiameter 2,5 - 3,5 cm, terdiri dari 5 –

10 kelopak bunga berwarna hijau, 5 mahkota bunga, sejumlah tangkai putik dan 2

– 3 lusin benang sari. Benang sari tumbuh pada 3 lingkaran kedudukan. Jika

benang sari berisi tepung sari fertile, benang sari tersebut berwarna kuning emas.

Sementara itu, cairan nectar dihasilkan di daerah tangkai buah, bagian dasar

benang sari atau disebelah luar bunga betina (Budiman, 2006).

Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan

600- 700 mm/tahun dengan lama penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan

yaitu sekitar 8–10 jam setiap harinya. Stroberi adalah tanaman subtropis yang

dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang memiliki temperatur

17-20°C dengan kelembaban udara antara 80-90% (Budiman., 2006).

Tempat yang cocok untuk bertanam stroberi adalah lahan berpasir yang

mengandung tanah liat, subur dan gembur, serta mengandung banyak bahan

organik, tata air dan udara yang baik. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang

ideal untuk budidaya stroberi adalah sekitar 6.5-7.0 dengan ketinggian tempat

(3)

Berdasarkan ukuran buah, warna dan kematangan buah, menurut

Gunawan, 1996 buah stroberi dibagi atas 3 kelas:

1. Kelas Ekstra:

a. buah berukuran 20-30 mm atau tergantung spesies,

b. warna merah dan kematangan buah seragam.

2. Kelas I:

a. buah berukuran 15-25 mm atau tergantung spesies,

b. bentuk dan warna buah bervariasi.

3. Kelas II:

a. tidak ada batasan ukuran buah,

b. sisa seleksi kelas ekstra dan kelas I yang masih dalam keadaan baik.

Batang tanaman stroberi beruas-ruas pendek dan berbuku-buku, banyak

mengandung air, serta tertutupi pelepah daun, sehingga seolah-olah tampak seperti

rumpun tanpa batang. Buku-buku batang yang tertutup oleh sisi daun mempunyai

kuncup (gemma). Kuncup ketiak dapat tumbuh menjadi anakan atau stolon. Stolon

biasanya tumbuh memanjang dan menghasilkan beberapa calon tanaman baru

( Kalie, 1992).

Stolon adalah cabang kecil yang tumbuh mendatar atau menjalar di atas

permukaan tanah. Penampakan stolon secara visual mirip dengan sulur. Tunas dan

akar stolon tumbuh membentuk generasi tanaman baru. Stolon yang tumbuh segera dipotong atau dipisahkan dari rumpun induk sebagai bahan tanaman (bibit).

(4)

Struktur akar tanaman stroberi terdiri atas pangkal akar (collum), batang

akar (corpus), ujung akar (apeks), bulu akar (pilus radicalis), dan tudung akar (calyptras). Tanaman stroberi berakar tunggang (radix primaria), akarnya terus

tumbuh memanjang dan berukuran besar. Panjang akarnya mencapai 100 cm,

namun akar tersebut hanya menembus lapisan tanah atas sedalam 15-45 cm,

tergantung jenis dan kesuburan tanahnya (Rahardi, 1999).

Masa hidup tanaman stroberi bisa mencapai dua tahun. Stroberi dapat

menghasilkan buah pada usia tanam empat hingga lima bulan. Setelah buah

dipetik, tanaman Stroberi akan berbuah kembali dan dapat dipanen setelah lima

belas hari kemudian. Saat peralihan musim hujan ke musim kemarau, tanaman

akan mengalami penurunan produksi sekitar 30% (Budiman, 2006 ).

Stroberi merupakan buah daerah sub tropik. Oleh karena itu, stroberi yang

dibudidayakan di Indonesia merupakan hasil introduksi. Varietas introduksi yang

dapat ditanam di Indonesia antara lain :

1. Sweet Charlie (asal Amerika Serikat).

Varietas ini ditanam secara luas di dunia karena cepat berbuah, buah besar

dengan warna jingga sampai merah, aroma tergolong kuat, sangat produktif dan

tahan terhadap serangan Colletotrichum.

2. Oso Grande (asal California).

Varietas ini sekarang digunakan secara luas di dunia. Ukuran buah sangat

(5)

3. Tristar (asal Amerika Barat).

Varietas ini memerlukan panjang hari netral. Ukuran buah medium sampai

kecil, buah cocok untuk pengolahan makanan, dan tahan terhadap serangan

penyakit red stele dan embun tepung.

4. Nyoho (asal Jepang Selatan dan Korea).

Secara umum, varietas ini memiliki penampilan buah sangat menarik,

mengkilap, buah padat, sangat manis, sangat cocok untuk bahan baku kue.

5. Hokowaze (asal Jepang Utara).

Varietas ini memiliki hasil panen tinggi, aroma tajam, sedikit lunak, sangat

rentan terhadap serangan Verticillium dan antraknosa, dan tahan terhadap

serangan penyakit embun tepung.

6. Rosa Linda (asal Florida).

Varietas ini memiliki hasil panen tinggi dengan aroma buah yang kuat.

Varietas ini digunakan sebagai buah meja dan olahan.

7. Chandler (asal California).

Varietas ini telah ditanam secara luas di dunis. Ukuran buah besar, hasil

panen tinggi dan tahan terhadap serangan virus. Varietas- varietas tersebut

telah banyak dibudidayakan, khususnya di daerah dataran tinggi seperti

Lembang, Cianjur, Cipanas dan Sukabumi (Jawa Barat), Batu dan Situbondo

(Jawa Timur), Magelang dan Purbalingga (Jawa Tengah), Bedugul (Bali), dan

Berastagi (Sumatera Utara). (Kurnia, 2005).

(6)

kebun tidak kalah menarik dengan menanamnya di pot. Ada beberapa hal harus

yang dilakukan untuk penanaman stroberi, yaitu:

1. Pengolahan lahan.

Pengolahan tanah bertujuan untuk menciptakan kondisi fisik tanah yang

baik bagi pertumbuhan awal tanaman. Pengolahan ini tergantung pada tanahnya,

jenis tanah yang tidak gembut dibajak atau dicangkul sebanyak dua kali,

sedangkan bila tanahnya cukup gembur maka pengolahan cukup dilakukan satu

kali. Pengolahan tanah dilakukan 1 (satu) bulan sebelum penanaman, sehingga

dapat memberikan waktu yang cukup bagi bahan organik terurai secara sempurna.

Tanah yang sudah diolah kemudian dibuat menjadi bedengan berukuran panjang

dan lebar tergantung kebutuhan dan kondisi lahan. Lubang tanam dibuat setelah

petani selesai melakukan bedengan. Petani membuat beberapa lubang tanam yang

mempunyai kedalaman 10 cm. Jarak antara baris dan lubang tanaman adalah

20-30 cm, biasanya setiap bedengan dibuat 1-2 barisan lubang tanam

(Seomedi, 1997).

2. Pemberian Pupuk

Pupuk adalah sumber nutrisi bagi tanaman, sumber nutrisi ini dapat berupa

pupuk kimia seperti: NPK, Urea, dan KCL. Penggunaan pupuk kimia harus

memperhatikan kondisi tanah, cuaca, dan harga pupuk. Penggunaan pupuk urea

pada musim hujan sebagai sumber nitrogen sebaiknya dihindari dan

menggantikannya dengan sumber nitrogen berbentuk nitrit seperti: NPK atau

KNO3.

Pupuk alami diberikan beberapa hari sebelum dilakukan penanaman, yaitu

(7)

dari kotoran ternak babi, kambing, kelinci, kerbau, kuda, sapi, dan unggas

(Kurnia, 2005).

3. Pemberian Air

Stroberi adalah tanaman yang tidak tahan kekeringan. Ciri umum tanaman

yang mengalami kekeringan adalah dengan daunnya yang layu. Kekeringan dapat

berpengaruh terhadap menurunnya produksi buah stroberi. Pengairan sebaiknya

dilakukan secara rutin. Para petani stroberi di Tanah Karo melakukan penyiraman

dengan cara manual yaitu dengan menggunakan gembor (Kurnia, 2005).

4. Penanaman Bibit

Ada beberapa sistem penanaman stroberi di kebun seperti:

a. Sistem Baris Acak

Stroberi dimulai dengan tanpa bedengan pada sistem ini tanaman stroberi

ditanam dengan beberapa anakan yang muncul dari setiap sulur dan dibiarkan

tumbuh tidak teratur.

b. Sistem Pagar

Sistem pagar sama seperti sistem baris acak, tetapi pertumbuhan anakan diatur

sedemikian rupa sehingga sejajar dengan barisan tanaman induk.

c. Sistem Baris Teratur

Sistim baris teratur digunakan untuk varietas yang kurang dapat menghasilkan

anakan. Tanaman induk ditanam pada jarak yang sudah diatur sampai dihasilkan

anakan dari tanaman tersebut (Soemadi, 1997).

5. Pemberian Mulsa

Pemberian mulsa dianjurkan untuk menjaga kelembaban tanah. Mulsa

(8)

diperkirakan dapat mempertahankan kelembaban tanah dengan curah hujan

sebanyak 5 cm.

Tujuan pemberian mulsa adalah:

a. Menjaga kelembaban tanah.

b. Menjaga temperatur tanah pada tanah subtropis.

c. Mencegah tumbuhnya gulma.

d. Menjaga agar buah tetap bersih dan tidak langsung terletak di atas tanah.

(Soemadi, 1997).

6. Penyiangan

Tanaman stroberi umumnya tidak tahan bersaing dengan gulma. Gulma

bisa mengganggu pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Penyiangan tanaman

stroberi harus hati-hati agar tidak terlalu banyak mematahkan perakaran, sebab

akar yang terluka terinfeksi oleh penyakit. Kegiatan ini harus dilakukan sesering

mungkin agar tanaman dapat terhindar dari tanaman penganggu

7. Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan terhadap tanaman yang daunnya terlalu rimbun

atau terkena penyakit. Pemangkasan daun dilakukan agar tanaman efisien dalam

melakukan suatu fotosintesis dan menghindari terjadi dehidrasi akibat laju

transpirasi. Pemangkasan juga memudahkan dan pengamatan terhadap keadaan

makanan secara keseluruhan serta meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil

panen. Pemangkasan dilakukan secara teratur terutama melakukan dalam

(9)

8. Pemberantasan Hama dan Penyakit

Tanaman stroberi termasuk tanaman yang sering diserang hama dan

penyakit. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama dan penyakit sering berdampak

buruk karena dapat menggagalkan panen. Penyakit utama tanaman stroberi adalah

cendawan yang kebanyakan menular dari tanah. Pemberantasan hama dan

penyakit dilakukan penyemprotan dengan pestisida.

9. Panen

Tanaman buah stroberi dapat di panen setelah berumur 2-2,5 bulan.

Tanaman buah stroberi yang dapat di panen memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Buah sudah agak kenyal.

b.Kulit buah didominasi warna merah, merah kekuningan, hijau kemerahan atau

kuning kemerahan.

Petani melakukan pemanenan pada pagi hari sebelum buah terpengaruh

udara panas, jika terlalu siang suhu udara yang panas akan merangsang laju

metabolisme buah menjadi lebih cepat, sehingga mengurangi waktu simpan buah.

Pemanenan dapat dilakukan dua kali seminggu atau setiap tiga hari

(Kurnia, 2005).

2.2. Lingkungan Stroberi

Lingkungan tanaman stroberi membutuhkan temperatur rendah,

pembudidayaan di Indonesia harus dilakukan di dataran tinggi, seperti Lembang,

Cianjur, Cipanas, Sukabumi (Jawa Barat), Karo (Sumatera Utara), Bedugul (Bali),

Jawa Tengah, seperti Tawangmangu, Batu adalah daerah sentra pertanian

(10)

wilayah tersebut adalah wilayah sebagai sentra penanaman stroberi di Indonesia

(Budiman, 2006).

Suhu yang cukup dingin di malam hari dibutuhkan untuk memicu proses

inisiasi bunga, sedangkan di siang hari tanaman stroberi, membutuhkan cukup

cahaya matahari untuk proses fotosintensis dan pematangan buah Tanaman

stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan 600- 700

mm/tahun dengan lama penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan yaitu sekitar

8–10 jam setiap harinya. Stroberi adalah tanaman subtropis yang dapat

beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang memiliki temperatur

17-20°C dengan kelembaban udara antara 80-90% (Gunawan, 1996).

Tempat yang cocok untuk bertanam stroberi adalah lahan berpasir yang

mengandung tanah liat, subur dan gembur, serta mengandung banyak bahan

organik, tata air dan udara yang baik. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang

ideal untuk budidaya stroberi adalah sekitar 6.5-7.0 dengan ketinggian tempat

sekitar 1000-1.300 mdpl (Budiman, 2006).

Ketinggian tempat dari permukaan laut juga sangat menentukan

pembungaan tanaman. Tanaman berbuah yang ditanam di dataran rendah

berbunga lebih awal dibandingkan dengan yang ditanam pada dataran tinggi.

Faktor lingkungan akan mempengaruhi proses-proses fisiologi dalam tanaman.

Semua proses fisiologi akan dipengaruhi oleh suhu dan beberapa proses akan

tergantung dari cahaya. Suhu optimum diperlukan tanaman agar dapat

dimanfaatkan sebaik-baiknya. Suhu yang terlalu tinggi akan menghambat

(11)

demikian juga sebaliknya suhu yang terlalu rendah. Sedangkan cahaya merupakan

sumber tenaga bagi tanaman (Budiman, 2006).

Kondisi lingkungan tempat tanaman dapat mempengaruhi rasa dan aroma

buah stroberi, walaupun hal ini dipengaruhi oleh sifat genetik tanamannya.

Varietas stroberi yang tumbuh pada malam harinya akan mempunyai rasa lebih

enak dibandingkan yang tumbuh di bawah udara berawan. Lembab dan panas

malam hari (Kurnia, 2005).

2.3. Landasan Teori

Produksi adalah suatu kegiatan dalam penciptaan nilai tambah dari input

atau masukan untuk menghasilkan output berupa barang dan jasa yang diperoleh

dengan suatu kegiatan yang namanya proses produksi, dengan sasaran

menetapkan cara yang optimal dalam menggabungkan masukan untuk

meminimumkan biaya, sehingga perusahaan dapat mampu menciptakan kualitas

produk yang lebih baik dan efisien yang lebih tinggi dalam proses produksinya

(Hernanto, 1991).

Proses produksi diartikan sebagai kaidah-kaidah atau yang dapat

digunakan dalam sumber daya yang terbatas dalam proses produksi agar tercapai

hasil maksimum. Ukuran dari terjadinya peningkatan produksi pertanian secara

nasional adalah nilai pertumbuhan produksi hasil-hasil pertanian dalam harga

konstan. Kemampuan tanaman memberikan suatu hasil produksi ditentukan oleh

bibit, iklim dan lahan (Simanjuntak, 2004).

Petani stroberi akan menghasilkan produksi. Produksi menurut

(12)

sangat tinggi dapat kita lihat jumlah produksi dengan luas lahan 1400 m adalah

4000 Kg dengan jumlah bibit yang digunakan petani sebanyak 8000 batang. untuk

mendapatkan total pendapatan harus terlebih dahulu menghitung total biaya yang

dikeluarkan petani terdiri dari: biaya, tenaga kerja, biaya pengolahan lahan, biaya

bibit, biaya pupuk, biaya obat-obatan, dan biaya pajak.

Faktor produksi adalah input produksi seperti, alam, tenaga kerja, modal,

pengelolaan (manajemen) yang akan mempengaruhi produksi usahatani stroberi.

Faktor produksi alam dan tenaga kerja sering disebut faktor produksi primer,

faktor produksi modal dan pengelolaan disebut faktor produksi sekunder. Ada

literatur yang menambahkan faktor produksi teknologi sebagai faktor ke lima.

Namun di sini dinyatakan bahwa faktor teknologi itu bukan terpisah, melainkan

masuk ke masing-masing faktor produksi di atas. Maksudnya ada teknologi yang

berhubungan dengan alam, ada teknologi tersendiri dalam tenaga kerja, dalam

modal dan dalam manajemen. Dengan demikian faktor-faktor produksi tetap

empat (Tarigan, 2007).

Mubiyarto (1995), mengatakan suatu fungsi produksi akan berfungsi

ketika terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produksi (output),

dalam sektor pertanian terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

produksi (output) yaitu sebagai berikut :

1. Pengaruh Luas Lahan Terhadap Produksi Pertanian

Lahan sebagai salah satu faktor yang merupakan pabriknya hasil pertanian

yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap usahatani. Besar

kecillnya produksi dari usahatani antara lain dipengaruhi oleh luas sempitnya

(13)

2. Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Produksi Pertanian

Tenaga Kerja merupakan penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang

sedang mencari pekerjaaan dan melakukan kegiatan lain seperti bersekolah

dan mengurus rumah tangga. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia masih

menggantungkan hidupnya di sector pertanian. Dalam usahatani sebagian

besar tenaga kerja berasal dari keluarga sendiri yang terdiri dari ayah sebagai

kepala keluarga, istri dan anak-anak petani. Tenaga kerja dari dalam keluarga

petani merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara

keseluruhan dan tidak pernah dinilai dengan uang.

3. Pengaruh Penggunaan Pupuk Terhadap Produksi Pertanian

Pemberian dosis pupuk yang tepat akan menghasilkan produk berkualitas.

Pupuk yang sering digunakan adalah pupuk organik dan anorganik. Pupuk

organik berasal dari penguraian bagian-bagian atau sisa-sisa tanaman dan

binatang, misalnya pupuk kandang, pupuk hijau, dan pupuk kompos.

Sementara itu pupuk anorganik adalah pupuk yang sudah mengalami proses

di pabrik misalnya urea, TSP dan KCL.

4. Pengaruh Pestisida Terhadap Produksi Pertanian

Pestisida dapat menguntungkan usahatani namun disisi lain pestisida dapat

merugikan petani. Pestisida dapat kerugian bagi petani jika terjadi kesalahan

pemakaian baik dari cara maupun komposisi. Kerugian tersebut antara lain

pencemaran lingkungan, rusaknya buah, keracunan. Penggunaan pestisida

bertujuan untuk mencegah serangan hama dan penyakit yang dapat

(14)

5. Pengaruh Bibit Terhadap Produksi Pertanian

Bibit menentukan keunggulan dari suatu komoditas. Bibit yang unggul

cenderung menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, sehingga

semakin unggul bibit maka semakin baik produksi yang akan dicapai.

Fungsi produksi adalah sebuah deskripsi matematis atau kuantitatif dari

berbagai macam kemungkinan-kemungkinan produksi teknis yang dihadapi oleh

suatu perusahaan (Soekartawi, 1995).

Di dalam ilmu ekonomi dikenal dengan yang namanya fungsi produksi

yaitu fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik dengan

faktor-faktor produksi. Dalam bentuk matematika sederhana fungsi produksi ini

ditulis sebagai berikut:

Pada regresi sederhana :

Y = f (X)

Pada regresi berganda :

Y = f (X1, X2, X3,……, Xn)

Dimana :

Y = hasil produksi fisik

X, X1, …, Xn = faktor-faktor produksi

(Mubyarto,1995).

Dalam teori ekonomi diambil satu asumsi dasar mengenai sifat dari fungsi

produksi yaitu fungsi produksi dimana semua produsen dianggap tunduk pada

suatu hukum yang disebut The Law Of Diminishing Returns. Erat kaitannya

dengan diminishing returns adalah produk marginal (MP), yaitu perubahan jumlah output sebagai akibat perubahan 1 satuan input variabel. Dengan demikian bentuk

(15)

Produk Total (TP) menunjukkan tingkat produksi total pada berbagai tingkat

penggunaan input variabel. Produk Rata-rata (AP) merupakan hasil rata-rata

persatuan input variabel pada berbagai tingkat persamaan input itu, atau produk

total dibagi dengan jumlah satuan dari input variabel.

Gambar 1. Kurva Law Of Diminishing Returns

Gambar 1 menunjukkan pada kurva TPP titik A merupakan titik inflection point, titik B merupakan titik optimum point dengan nilai EP = 1 dan pada saaat

tenaga kerja bernilai 5 pada kurva TPP dikatakan maximum point dengan nilai EP = 0. Bagian 1 menunjukkan bahwa elastisitas produksinya (EP) > 1, kondisi

tersebut dikatan tidak efisien, bagian 2 menunjukkan bahwa kondisi tersebut

dikatakan efisien karena daerah tersebut berada pada garis optimum dan maximum point dengan nilai 0 ≥ EP ≤ 1, sedangkan bagian 3 menunjukkan nilai EP < 0

karena semakin jauh nilai dari titik maksimum maka nilai nya akan semakin kecil.

Pengertian efisiensi sangat relatif, efisiensi diartikan sebagai penggunaan

(16)

Situasi yang demikian akan terjadi kalau petani mampu membuat suatu upaya

kalau nilai produk marginal (NPM) untuk suatu input sama dengan harga input

atau dapat ditulis NPM= Px (Soekartawi, 2003).

Prinsip optimalisasi penggunaan faktor produksi pada prinsipnya adalah

bagaimana menggunakan faktor produksi tersebut seefisien mungkin. Pengertian

efisien ini dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :

1. Efisiensi Teknis yaitu suatu kondisi yang jumlah pemakaian input tertentu

mempunyai average product dalam keadaan maksimum.

2. Efisiensi Ekonomi yaitu jika nilai produk marginal sama dengan harga faktor

produksi (Tarigan, K dan L. Sihombing, 2007).

Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari

bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan

efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu dan

efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka

miliki sebaik-baiknya dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumber tersebut

menghasilkan pengeluaran yang melebihi masukan (Soekartawi, 1995).

2.4. Kerangka Pemikiran

Tanaman stroberi merupakan tanaman yang memiliki prospek yang cukup

cerah untuk dikembangkan karena selain memberikan hasil yang memuaskan juga

membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat pedesaan.

Usahatani tanaman stroberi memiliki beberapa input produksi yang

dikorbankan antara lain: bibit, pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja. Input

produksi ini menjadi komponen biaya produksi dalam pengelolaan usahatani

(17)

oleh jumlah input yang digunakan dan tingkat harga masing-masing input yang

pada akhirnya secara bersama-sama akan mempengaruhi besarnya total biaya

produksi per proses produksi.

Produksi merupakan suatu proses transformasi input menjadi output. Input

dalam usaha tani stroberi adalah luas lahan, tenaga kerja, pupuk, pestisida dan

bibit. Sementara output dari usaha tani stroberi adalah produksi stroberi. Input

dalam usaha tani tersebut mempunyai pengaruh terhadapproduksi stroberi.

Penggunaan faktor-faktor produksi yaitu luas lahan, tenaga kerja, pupuk,

pestisida dan bibit perlu dianalisis untuk mengetahui efisiensi ekonomi dari

penggunaan faktor-faktor produksi tersebut terhadap jumlah produksi dengan cara

membandingkan tiap-tiap faktor produksi terhadap jumlah produksi stroberi.

Usahatani stroberi dikatakan memiliki efisiensi ekonomi apabila nilai efisiensi

ekonomi sama dengan 1 dan dikatakan tidak efisien apabila nilai efisienis

ekonominya lebih kecil ataupun kurang dari. Di dalam setiap kegiatan usahatani

diperlukan analisis tingkat efisiensi. Hal ini diperlukan untuk mengetahui apakah

usahatani stroberi sudah tergolong efisien dari segi penggunaan faktor-faktor

(18)

Secara sistematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar skema berikut

ini:

Gambar 2 : Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan :

Ada Hubungan

Petani

Usahatani Stroberi

Produksi Faktor-faktor

produksi :

1. Luas Lahan

2. Bibit

3. Pupuk

4. Tenaga Kerja

5. Pestisida Produktivitas

Melebihi Optimal

< 1

Optimal

= 1

Belum Optimal

(19)

2.5. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian pada landasan teori dan identifikasi masalah, maka hipotesis dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Produksi dan produktivitas stroberi di daerah penelitian tergolong rendah.

2. Faktor luas lahan, bibit, pupuk, tenaga kerja dan obat-obatan mempengaruhi produksi

usahatani stroberi di daerah penelitian.

Gambar

Gambar 1. Kurva Law Of Diminishing Returns
Gambar 2 : Skema Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Parameter pengujian yang digunakan adalah resistansi dan tegangan keluaran sensor, (ii) membuat rangkaian akuisisi data untuk menguji sensor dalam mendeteksi bahan

Ho : Tidak terdapat peningkatan yang signifikan kontrol diri melalui bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulai pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Suruh. Hi :

Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah sagu hasil pengolahan pati sagu oleh masyarakat petani di Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan

Tujuan penelitian ini diketahuinya hubungan berat badan lahir dan status imunisasi dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) pada balita di

tahun terakhir ini memperlihatkan bahwa penelitian bahan alam tidak menghasilkan keanekaragaman molekul yang sejajar dengan usaha penemuan dan pengembangan obat baru termasuk

Kemudian untuk mengetahui atau menguji pengaruh masing-masing faktor (kualitas promosi, potongan harga, dan ragam produk) terhadap keputusan peningkatan volume

Seiring perkembangan jaman yang maju di tahun 1977-1978 terbentuk Radio Siaran Swasta Indonesia (RSSI), radio dipimpin oleh pusat dari situ radio berkembang pesat dengan metode

contoh hewan yang dapat melindungi diri dari musuh dengan benar.. Dengan melakukan tanya jawab dengan guru, siswa dapat