Bappenas, 23 Februari 2016
1
Subandi Sardjoko
PENGANTAR
MULTILATERAL MEETING
A. TUJUAN
1. Melibatkan multistakeholder K/L, BUMN, dan Pemda dalam merumuskan rencana
pembangunan tahun 2017.
2. Mengintegrasikan berbagai upaya K/L ke dalam satu tujuan yang jelas dan terukur.
3. Menginformasikan mengenai Prioritas Nasional Tahun 2017 serta hasil Identifikasi awal
Sasaran Prioritas Nasional, Arah Kebijakan Prioritas Nasional, Program Prioritas dan
Kegiatan Prioritas Tahun 2017 kepada K/L terkait.
4. Menginformasikan mengenai Kerangka Regulasi dalam pelaksanaan program dan
kegiatan prioritas.
5. Memperoleh masukan dari K/L terkait sasaran prioritas, program prioritas dan kegiatan
prioritas.
B. KELUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Kesepakatan tentang
Sasaran Prioritas Nasional dan Arah Kebijakan Prioritas
Nasional;
2. Kesepakatan tentang
Program Prioritas (Level 1)
dan
Kegiatan Prioritas (level 2)
;
3. Hasil kesepakatan merupakan bahan dasar dalam
pembahasan Bilateral Meeting.
•
Kemen PPN/Bappenas
menyampaikan Sasaran PN, Arah
Kebijakan PN, Program Prioritas dan Kegiatan Prioritas
yang merupakan hasil dari Serial Workshop Internal yang
telah diadakan sebelumnya, dan telah diinput ke dalam
aplikasi SIMU dan dicetak dalam Buku Multilateral Meeting.
•
K/L
menyampaikan bahan-bahan terkait Prioritas Nasional
dan memberi masukan atas sasaran serta Program dan
Kegiatan Prioritas Nasional dengan memperhatikan lintas
sektor.
•
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
•
Kementerian Agama
•
Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi
•
Kementerian Keuangan
•
Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi
•
Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi
•
Kementerian Perhubungan
•
Kementerian PU dan Perumahan Rakyat
•
Kementerian Komunikasi dan
Informatika
•
Kementerian Pemuda dan Olahraga
•
Kementerian Sosial
K/L PESERTA MULTILATERAL MEETING
PRIORITAS NASIONAL: PEMBANGUNAN PENDIDIKAN
•
Kementerian Dalam Negeri
•
Kementerian Energi dan Sumberdaya
Mineral
•
Kementerian Luar Negeri
•
Kementerian Ketenagakerjaan
•
Kementerian Koperasi dan UKM
•
Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan
•
Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi
•
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
•
Badan Nasional Pengelola Perbatasan
•
Badan Akreditasi Sekolah/Madrasah
•
Badan Akreditasi Perguruan Tinggi
Slide - 6
DASAR HUKUM PENYUSUNAN RKP 2017
UU 17/2003 tentang Keuangan Negara
•
Pasal 12 ayat 2
Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada rencana kerja Pemerintah
dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara.
UU 25 /2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
•
Pasal 4 ayat 3
RKP merupakan penjabaran dari RPJM Nasional, memuat prioritas
pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran
perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program
Kementerian/Lembaga, lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dalam
bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
•
Pasal 25 ayat 1
Slide - 7
Penganggaran selama ini lebih banyak didasarkan pada
Tugas dan Fungsi (
Tusi
)
dari K/L daripada
pencapaian sasaran pembangunan nasional yang efektif dan efisien.
Karena penekanan pada
Tusi
K/L, suatu proyek terpaksa dilakukan oleh berbagai K/L. Tanpa
koordinasi yang efektif, maka suatu bagian proyek yang dikerjakan K/L - A telah selesai, namun
bagian lain yang dikerjakan oleh K/L - B belum dimulai atau bahkan belum ada anggarannya.
Contoh: Waduk terbangun, namun saluran irigasi belum dimulai; sawah tercetak, namun air
tidak pernah sampai.
Terjadi inefisiensi anggaran, misalnya
duplikasi program.
Program yang sama dilaksanakan oleh
pada berbagai K/L dengan tingkat kompetensi dan efektifitas yang berbeda. Contoh: program
bedah rumah dilaksanakan oleh belasan K/L, Program Bansos dilakukan oleh 21 K/L.
Anggaran tidak fokus dan tersebar tipis pada setiap
Tusi
dan cenderung dibagi rata tanpa
indikator dan formula yang tepat. Dana Alokasi Khusus (DAK) Infrastruktur misalnya, cenderung
dibagi rata kepada semua Daerah tanpa dikaitkan dengan pembangunan infrastruktur tertentu
yang menjadi prioritas pemerintah.
Perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi dan terpadu adalah kunci untuk mencapai
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program sehingga sasaran dan manfaat pembangunan lebih
mudah dapat tercapai.
PERMASALAHAN
Slide - 8
TEMA RKP 2017:
“Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi untuk Meningkatkan
Kesempatan
Kerja serta Mengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan Antarwilayah”.
Setiap Menteri dan Kepala Lembaga wajib mengendalikan anggaran di setiap K/L yang
dipimpinnya. Tidak boleh masalah anggaran hanya diserahkan kepada Biro Perencanaan.
Anggaran negara harus berorientasi manfaat untuk rakyat dan berorientasi pada prioritas
untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
Kebijakan anggaran belanja yang dilakukan tidak berdasarkan
money follow function
, tetapi
money follow program prioritas
.
Tidak perlu semua tugas dan fungsi
(tusi)
harus dibiayai
secara merata.
Memangkas program yang nomenklaturnya tidak jelas dan tidak ada manfaatnya bagi
rakyat. Semua nomenklatur proyek harus jelas, misalnya membeli jaring, membeli benih,
dan seterusnya.
PENDEKATAN PEMBANGUNAN:
HOLISTIK, TEMATIK, TERINTEGRASI, DAN SPASIAL
Pendekatan secara holistik, tematik, terintegrasi, dan spasial dalam
perencanaan pembangunan mampu mendukung pencapaian tujuan
pembangunan
mulai
dari
perencanaan,
penganggaran,
hingga
pelaksanaan
Holistik-Tematik: Untuk mencapai sasaran prioritas nasional, perlu koordinasi
multi Kementerian/Lembaga.
Integratif: Pencapaian sasaran prioritas nasional perlu dilakukan secara
terintegrasi dari berbagai sektor pembangunan dan jenjang pemerintahan.
Spasial: Perlu sinkronisasi lokasi pembangunan untuk meningkatkan manfaat
dan daya ungkit pembangunan yang dirasakan oleh masyarakat.
Dalam pembahasan dengan Pemerintah Daerah akan dilakukan:
Pendetailan
perencanaan
yang
lebih
fokus
dan
terintegrasi
dari
program/kegiatan prioritas nasional (lokus kegiatan/proyek berikut kesiapan
yang diperlukan)
Perkuatan DAK yang
proposal based approach
dengan lebih meningkatkan
keterkaitan alokasi DAK dengan pencapaian sasaran-sasaran program/proyek
prioritas nasional
Pengenalan perencanaan berbasis sistem integrasi untuk Provinsi dan
Kabupaten/Kota
PERUBAHAN PENDEKATAN:
MONEY FOLLOW FUNCTION MENJADI MONEY FOLLOW PROGRAM
Fokus anggaran hanya pada program-program yang sudah terbukti
manfaatnya. Program-program lain akan minimal alokasinya.
Pemantapan penyederhanaan nomenklatur, diperkuat dengan
pengujian pada setiap program/kegiatan:
Apakah proyek ini perlu?
Apakah proyek ini perlu sekarang?
Apakah produksi dan tenaga kerja dalam negeri dimanfaatkan
sebesar-besarnya dalam proyek ini?
Apakah proyek akan dapat lebih efisien?
RANCANGAN AWAL RKP 2017
Slide - 12
9 PROGRAM
PRIORITAS
NAWACITA
Menghadirkan kembali negara untuk melindungi
segenap bangsa dan memberi rasa aman pada
seluruh Warga Negara
Membangun tata kelola Pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis dan
terpercaya
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara
Kesatuan
Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem
dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan
terpercaya
Meningkatkan kualitas hidup manusia dan
masyarakat Indonesia Meningkatkan
produktivitas rakyat dan daya
saing di pasar internasional Mewujudkan
kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik Melakukan revolusi karakter
bangsa
Memperteguh kebhinekaan dan
memperkuat restorasi sosial
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019:
"Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong"
Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI
PEMBANGUNANyaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
VISI - MISI PEMBANGUNAN 2015
–
2019
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL
*) Disiapkan oleh KIB II, kemudian direvisi melalui Perpres No. 3/2015 tentang Perubahan RKP 2015
RKP 2015*)
MELANJUTKAN REFORMASI BAGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
YANG BERKEADILAN
RKP 2016
MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK
MELETAKKAN FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS
RKP 2017
TEMA DITETAPKAN DALAM SIDANG KABINET
PENYUSUNAN RKP 2017
RKP 2018
Ditentukan dalam proses penyusunan
RKP 2018
RKP 2019
Ditentukan dalam proses penyusunan
RKP 2019
•
Revolusi Mental
•
Pembangunan Pendidikan
•
Pembangunan Kesehatan
•
Pembangunan Perumahan dan Permukiman
DIMENSI PEMBANGUNAN
MANUSIA
• Kedaulatan Pangan
• Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan
• Kemaritiman dan Kelautan
• Pariwisata
• Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
DIMENSI PEMBANGUNAN
SEKTOR UNGGULAN
• Pemerataan Antarkelompok Pendapatan
• Perbatasan Negara dan Daerah Tertinggal
• Pembangunan Perdesaan dan Perkotaan
• Pengembangan Konektivitas Nasional
DIMENSI PEMERATAAN
DAN KEWILAYAHAN
• Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
KONDISI PERLU
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2017
PRIORITAS NASIONAL:
PEMBANGUNAN PENDIDIKAN
16
Kerangka Pembangunan Pendidikan
Bangsa
yang cerdas,
berkualitas,
berkarakter,
dan berdaya
saing
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pendidikan Dasar dan Menengah
(Wajar 12 Tahun)
Pendidikan Tinggi
Pendidikan Vokasi
Pendidikan Kewargaan, Pendidikan Agama, dan
Pendidikan Keagamaan
Pendidikan Karakter dan
Budi Pekerti
Sasaran (Baseline)2014 2015 2016 2017 2019
Rata-rata lama sekolah penduduk usia di atas 15 tahun
Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15 tahun
94,1% (2013)
94,8% 95,1% 95,4% 96,1 %
Prodi perguruan tinggi minimal berakreditasi B 50,4% (2013)
55,9% 58,8% 61,8% 68,4 %
Persentase SD/MI berakreditasi minimal B 68,7% 73,9% 76,5% 79,0% 84,2%
Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B 62,5% 68,7% 71,8% 74,8% 81,0%
Persentase SMA/MA berakreditasi minimal B 73,5% 77,2% 79,1% 80,9% 84,6%
Pesentase Kompetensi Keahlian SMK berakreditasi minimal B
48,2% 53,8% 56,6% 59,4% 65,0%
Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya
0,85 (2012)
0,86 0,87 0,88 0,90
Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya
0,53 (2012)
0,58 0,58 0,59 0,60
Rasio APK PT antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya
0,07 (2012)
0,29 0,36 0,42 0,54
Persentase guru berkualifikasi minimal S1/D-IV*** n.a. n.a. n.a. n.a. n.a.
Persentase guru memiliki kompetensi profesional (subject knowledgedan paedagogical knowledge)***
n.a. n.a. n.a. n.a. n.a.
Nilai Test PISA dan Ranking (dari 65 Negara) ** - Matematika (Ranking 64 dari 65 Negara) - Sains (Ranking 64 dari 65 Negara)
- Membaca (Ranking 60 dari 65 Negara)
(2012)
Tingkat integritas Lingkungan Pendidikan -SD-PT-(tidak mencontek, bebas dari jual beli ijazah, sertifikat palsu, plagiarisme).
n.a.* n.a.* n.a.* n.a.* n.a.*
Persentase Pendidikan menyenangkan dan bebas intimidasi dan kekerasan(bullying free environment).
n.a.* n.a.* n.a.* n.a.* n.a.*
Kurikulum dan Proses pembelajaran yang progresif sesuai kebutuhan zaman.
n.a.* n.a.* n.a.* n.a.* n.a.*
Pendidikan Agama dan etika yang menumbuhkan Akhlak Mulia.
n.a.* n.a.* n.a.* n.a.* n.a.*
PEMBANGUNAN PENDIDIKAN
Sasaran dan Arah Kebijakan
Slide - 17
Arah Kebijakan:
1. Meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan dasar, serta memperluas dan meningkatkan pemerataan, akses, kualitas dan relevansi pendidikan menengah
2. Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penguatan penjaminan mutu pendidikan, pengembangan kurikulum dan pelaksanaannya, serta penguatan sistem penilaian pendidikan yang komprehensif dan kredibel
3. Meningkatkan profesionalisme, kualitas, pengelolaan dan penempatan guru
4. Revitalisasi LPTK secara menyeluruh untuk
meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan keguruan
5. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan masyarakat dan layanan pendidikan anak usia dini 6. Meningkatkan kualitas pendidikan vokasi serta
pendidikan dan pelatihan keterampilan kerja 7. Meningkatkan akses, kualitas, relevansi, dan daya
saing pendidikan tinggi
8. Meningkatkan kualitas pendidikan kewargaan, pendidikan agama, dan pendidikan keagamaan
*) Akan diarusutamakan dan merupakan Indikator Kinerja Kunci Revolusi Mental
**) Programme for International Student Assessment (PISA) dilakukan 3 tahun sekali. Publikasi hasil PISA terakhir tahun 2012, dan hasil PISA 2015 baru akan dipublikasikan bulan Desember 2016.
***) akan ditetapkan kemudian setelah kelompok guru sasaran kualifikasi dan sertifikasi disepakati dan ditetapkan
Kebijakan Terkait Revolusi Mental:
1. Meningkatkan kualitas dan efektivitas pendidikan karakter dan budaya bangsa
2. Lingkungan pendidikan yang berintegritas, bebas intimidasi dan kekerasan
PRIORITAS NASIONAL: PEMBANGUNAN PENDIDIKAN
Perencanaan Terintegrasi
Slide - 18 LEVEL 1
Peningkatan
Akses dan
Kualitas
Pendidikan
Penyediaan Guru yang Berkualitas dan
Penempatan yangMerata
Peningkatan dan Penjaminan
Mutu Pendidikan
Pengembangan Pembelajaran
yang Berkualitas
Peningkatan Pendidikan Agama dan Pendidikan
Karakter Penyediaan
Bantuan Pendidikan yang Efektif Peningkatan Ketersediaan
Sarana dan Prasarana yang
Berkualitas
Kemdikbud, Kemenag
KemenPAN&RB, Kemristekdikti, KemenDesa&PDTT, Kemkeu, Pemda
Kemdikbud, Kemenag
KemenPU&PR, Kemkominfo, KemenDesa&PDTT, Pemda, PLN
Kemdikbud, Kemenag
Pemda
Kemdikbud, Kemenag
Pemda
Kemdikbud, Kemenag
Pemda
Kemdikbud, Kemenag
Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan: PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah
PROGRAM PRIORITAS: PENYEDIAAN TENAGA PENDIDIK YANG BERKUALITAS DAN
PENEMPATAN YANG MERATA - GURU
Slide - 19 LEVEL 2
Slide - 19
Penyediaan Guru yang Berkualitas dan Penempatan
yang Merata Revitalisasi
LPTK
Peningkatan
Profesional-isme Guru
Distribusi dan Pemerataan
Guru Peningkatan
Kesejahte-raan Guru
Kemendikbud, Kemenag:
• Pemetaan dan audit guru yang berhak mendapat tunjangan profesi
• Penyediaan tunjangan profesi guru berdasarkan kinerja guru
• Penyediaan tunjangan khusus bagi guru di daerah 3T/perbatasan
Pemda:
• Penyediaan asrama/rumah dinas guru di daerah 3T
• Penyediaan tunjangan daerah disesuaikan dengan
ketersediaan anggaran
Kemendikbud, Kemenag:
• Sertifikasi profesi
• Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
• Penilaian Kinerja Guru
Kemenristekdikti:
• Penguatan LPTK
Pemda:
• Revitalisasi KKG/MGMP/KKKS/MKKS
Kemenristekdikti, Kemenag:
• Sistem penerimaan calon mahasiswa LPTK yang selektif
• Reformasi pendidikan keguruan melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG) berasrama
Kemendikbud, Kemenag:
• Pemetaan kebutuhan guru baru per bidang studi per daerah
Kemendikbud, Kemenag:
• Pemetaan kebutuhan guru berdasarkan rasio guru:murid per sekolah
• Penempatan Guru Garis Depan (GGD)
Kemen PDTT:
• Pemetaan kebutuhan guru di daerah 3T
Kemen PANRB:
• Penetapan kuota formasi guru sesuai dengan peta kebutuhan
Kemenristekdikti:
• Pengiriman guru dari program SM-3T sesuai kebutuhan daerah
Pemda:
• Pemerataan guru antarsekolah dan antardaerah sesuai kewenangan
• Pengangkatan guru baru yang terkendali sesuai formasi
20
KEGIATAN PRIORITAS : REVITALISASI LPTK
Meningkatnya
kualitas LPTK
dan
lulusannya
Pre-Service Education melalui Pendidikan Profesi
Guru (Subject Knowledge, pedagogical Knowlodge, dan Professional Skills)
Induksi,
Mentoring
dan Uji
Profesi
(
Probation
)
Sertifikasi
Kompetensi
Pengembangan
Profesi Berkelanjutan
(in-Service Training)
Seleksi calon mahasiswa Berbasis Merit System(Passing
Grade, Tes Bakat&Minat)
*Juga mencakup guru dalam jabatan Back
21
PROGRAM PRIORITAS
PENYEDIAAN GURU YANG BERKUALITAS DAN MERATA
No. Kegiatan Prioritas Nasional/Output Informasi yang Dibutuhkan
1.1 Revitalisasi LPTK • Kebutuhan guru di madrasah dan sekolah per mata pelajaran
• LPTK sasaran dan program unggulannya 1.2 Peningkatan Profesionalisme Guru
a. Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru • Cakupan sasaran, metode pelaksanaan b. Pengembangan Keprofesionalan
Berkelanjutan
• Cakupan sasaran, metode pelaksanaan
• Content pelatihan
• Evaluasi guru yang telah dilatih c. Penilaian Kinerja Guru • Konsep dan mekanisme pelaksanaan
• Cakupan sasaran
• Tindak lanjut hasil penilaian kinerja guru d. Sertifikasi profesi guru • Cakupan sasaran dan metode pelaksanaan e. Revitalisasi KKG/MGMP/KKS/MKKS
1.3 Distribusi dan Pemerataan Guru
a. Pemetaan guru • Kebutuhan guru per daerah per madrasah/sekolah
b. Penempatan guru baru • Koordinasi dengan KemenpanRB kuota dan NSPK pengangkatan guru baru 1.4 Peningkatan Kesejahteraan Guru
Slide - 22
Pemetaan Kebutuhan Guru Berdasarkan Rasio Guru: Murid
per-Sekolah
Catatan:
a) Selisih guru yang belum tersertifikasi masih besar dan sangat berpengaruh terhadap penambahan alokasi TPG.
b) Rasio guru:murid sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan adalah 1:32 untuk SD/MI dan 1:36 untuk SMP/MTs dan SMA/SMK/MADistribusi Guru tidak Merata
Ratio Guru:Murid saat ini sudah tidak Efisien
Aceh
DKI Jakarta
82.038
1:18 Kalteng
39.638
Papua Barat
12.336
4.248
1:18
Sumber: Kemdikbud, 2015
PENYEDIAAN TUNJANGAN PROFESI GURU (TPG) PER PROVINSI
(untuk Guru di bawah Koordinasi Kemdikbud)
Nama Provinsi
Jumlah Guru
Jumlah Guru Bersertifikasi dan menerima TPG
Rasio Guru:Murid
Legenda:
Slide 29
Slide - 23
KEBUTUHAN TAMBAHAN ANGGARAN UNTUK PELAKSANAAN
SERTIFIKASI DAN PENYEDIAAN TUNJANGAN PROFESI GURU (TPG)
Status Ke-pegawaian
Sudah Sertifikasi
Belum Sertifikasi
Jumlah <S1 ≥S1
Pengangkatan s.d. Desember 2005
PNS 1.386.628 57.474 90.074 1.534.176
GTY 257.277 146.736 351.345 755.358
GTT - 166.727 212.183 378.910
Sub Total 1.643.905 370.937 653.602 2.668.444
Pengangkatan setelah 2005
PNS 73.230 39.177 151.160 263.567
GTY 158.824 193.650 199.745 552.219
GTT - 318.899 150.710 469.609
Sub Total 232.054 551.726 501.615 1.285.395
TOTAL 1.875.959 922.663 1.155.217 3.953.839
Mohon arahan Bapak Presiden:
1) Data guru yang harus disediakan secara akurat oleh Kemendikbud dan Kemenag
2) Penetapan guru yang akan disertifikasi yang berimplikasi pada penambahan alokasi anggaran untuk tunjangan profesi guru 3) Tunjangan profesi guru yang berbasis kinerja
Tambahan keterangan:
Selain TPG, juga dialokasikan anggaran untuk gaji guru PNS. Pada tahun 2016, alokasi gaji untuk guru PNS sebesar Rp.126,7 Triliun (belum termasuk gaji guru PNS di bawah koordinasi Kemenag)
Rp.88,5 T Rp.88,5 T Rp.88,5 T Rp.88,5 T
Rp.22,3 T Rp.22,3 T Rp.22,3 T
Rp.36,1 T Rp.36,1 T
Rp.45,4 T
2016 Alt1 Alt2 Alt3
Rp. 110,8 Triliun
Rp. 146,8 Triliun
Rp. 192,3 Triliun
Rp.88,5 Triliun
Alokasi TPG 2016 bagi 1.879.959 guru yang telah
bersertifikat (Kemdikbud dan Kemenag, Belanja Pusat dan Transfer Daerah)
Kebutuhan tambahan anggaran pelaksanaan sertifikasi dan penyediaan TPG bagi 441.419 guru yang belum sertifikasi, diangkat s.d Desember 2005, berstatus PNS/GTY dan
berkualifikasi ≥S1
Kebutuhan tambahan anggaran pelaksanaan sertifikasi dan penyediaan TPG bagi 713.798 guru yang belum sertifikasi:
diangkat s.d. Desember 2005, berkualifikasi ≥S1, berstatus GTT;
serta diangkat setelah 2005, PNS/GTT/GTY dan berkualifikasi
≥S1
Kebutuhan tambahan anggaran pelaksanaan sertifikasi dan penyediaan TPG bagi 922.663 guru yang belum sertifikasi dan berkualifikasi <S1
Catatan:
1) Sertifikasi menggunakan pola PPG berasrama 2) TPG PNS diperhitungkan Rp.4 juta/bulan
3) TPG non-PNS diperhitungkan sudah inpassing dengan gaji PNS setara Rp.3 juta/bulan
24
PROGRAM PRIORITAS:
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
Penjaminan
Mutu
Pendidikan
Sekolah
Berbudaya
Mutu
Peningkatan Kapasitas
SDM Pendidikan
Assessment
Mutu Satuan Pendidikan
Back
Kemdikbud, Kemenag
• Pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah
• Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
Pemda
• Pemenuhan SPM Pendidikan
Kemdikbud, Kemenag
• Penyiapan satuan pendidikan untuk diakreditasi
BAN-S/M
• Pelaksanaan akreditasi satuan pendidikan/institusi/prodi
Kemdikbud, Kemenag
• Pelatihan Kepala Sekolah/Madrasah
• Pelatihan Pengawas Sekolah/Madrasah
• Pelatihan Tenaga Kependidikan lainnya
Pemda
• Pengangkatan Kepsek dan Pengawas yang sesuai kriteria Penyiapan peserta didik dalam menghadapi
tantangan dan peluang abad 21:
1. metode pembelajaran:
• Exposition Discovery Learning Method
2. Pendekatan pembelajaran:
• Collaboration and teamwork
• Creativity and Imagination
• Critical thinking and analytical skills
• Problem solving 3. Fokus pembelajaran:
• Content knowledge
• Literacy
• Proficiency (e.g. communication skills) 4. Internalisasi nilai-nilai kebajikan dan budi
pekerti
5. Penyelarasan kurikukum sesuai kebutuhan DU/DI
Program Prioritas
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
No.
Kegiatan Prioritas Nasional/Output
Informasi yang Dibutuhkan
2.1
Sekolah Berbudaya Mutu
a.
Madrasah/Sekolah melaksanakan
Manajemen Berbasis Madrasah/Sekolah
•
Metode pelaksanaan
•
Bagaimana cara pengukurannya
b.
Madrasah/Sekolah melaksanakan Evaluasi
Diri Sekolah
•
Metode pelaksanaan
•
Bagaimana cara pengukurannya dan tindak lanjut hasilnya
2.2
Peningkatan Kapasitas SDM
Madrasah/Sekolah
a.
Peningkatan kapasitas dan peran kepala
madrasah/sekolah
•
Cakupan sasaran dan metode pelaksanaan
•
Evaluasi pelaksanaan
b.
Peningkatan kapasitas dan peran
pengawas madrasah/sekolah
•
Cakupan sasaran dan metode pelaksanaan
•
Evaluasi pelaksanaan
2.3
Asesmen mutu Satuan Pendidikan
a.
Akreditasi satuan pendidikan
•
Peta status akreditasi madrasah
•
Cakupan sasaran
reakreditasi yang sudah expired, peningkatan
akreditasi C
26
PROGRAM PRIORITAS:
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN YANG BERKUALITAS
Pengembangan
Pembelajaran
yang
Berkualitas
Kurikulum yang Andal
Sistem Penilaian yang
Komprehensif dan Kredibel*
Tenaga Pendidik
yang Profesional
dan Kompeten
*Diperlukan sistem penilaian yang mampu
menggambarkan capaian prestasi peserta didik yang lengkap: pengetahuan, keterampilan, dan sikap/karakter.
Kemdikbud
• Pengembangan kurikulum mapel umum
Kemenag
• Pengembangan kurikulum mapel agama
Kemenpora
• Masukan substansi pendidikan olahraga di sekolah
Kemdikbud, Kemenag
• Pengembangan sistem penilaian
• Pelaksanaan UN
Kemdikbud, Kemenag
• Pelatihan guru dalam
melaksanakan pembelajaran
Nilai PISA 2009
Nilai PISA 2012
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
•
Tidak ada perubahan signifikan pada hasil tes PISA Indonesia untuk bidang matematika pada 3 tahun terakhir.
•
Belum ada siswa Indonesia yang memiliki
high order thinking skill
(mencapai level 4 s.d. 6)
Nilai PISA Matematika SMP Kelas IX atau SMA/SMK Kelas X
(Sumber: OECD PISA 2009 and 2012 Database)
Keterangan Level 6 Level 5 Level 4 Level 3 Level 2 Level 1 Level 1b
Slide 27
Slide - 27
28
Program Prioritas Nasional
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN YANG BERKUALITAS
No.
Kegiatan Prioritas Nasional/Output
Informasi yang Dibutuhkan
3.1
Kurikulum yang Andal
a.
Penerapan Kurikulum secara nasional
•
Kurikulum apa yang akan dipakai
•
Tahapan pelaksanaan
ruang lingkup
•
Penyediaan buku
jumlah dan mekanisme
•
Evaluasi pelaksanaan kurikulum
3.2
Sistem penilaian yang komprehensif dan kredibel
a.
Pelaksanaan UN
•
Mengikuti proses Kemdikbud
b. Pengembangan sistem penilaian untuk selain
aspek pengetahuan (keterampilan, karakter)
•
Model penilaian yang telah/sedang dikembangkan
3.3
Guru Profesional dan Kompeten
a.
Pelatihan guru untuk kurikulum
•
Jumlah dan sebaran guru sasaran, dan mekanisme pelatihan
Peningkatan
Pendidikan
Agama dan
Pendidikan
Karakter
Peningkatan Kualitas Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewargaan
Penciptaan lingkungan pendidikan berintegritas, bebas intimidasi
dan kekerasan Penegakan
Disiplin dalam Pengelolaan
Pendidikan
29
PROGRAM PRIORITAS
PENINGKATAN PENDIDIKAN AGAMA DAN PENDIDIKAN KARAKTER
Back
Kemdikbud, Kemenag
Kemdikbud, Kemenag
• Penyelenggaraan sekolah ramah anak
• Revitalisasi UKS
Kemenkes
• Dukungan UKS
Kemdikbud, Kemenag, Kemristekdikti
• Pelaksanaan pendidikan agama
• Pelaksanaan pendidikan kewargaan
Meringankan
Biaya
Pendidikan
Bantuan Afirmasi Penduduk
Tidak Mampu/
Daerah Khusus
Bantuan
Biaya
Operasional
Pendidikan
Bantuan
Peningkatan
Prestasi
30
PROGRAM PRIORITAS
PENYEDIAAN BANTUAN PENDIDIKAN
Back
Kemdikbud, Kemenag
• BOP RA/BOP PAUD
• BOS SD/SMP/SMA/SMK, BOS MI/MTs/MA dan sederajat
Pemda
• BOSDA/sejenis
Kemdikbud, Kemenag
• KIP
• Afirmasi Pendidikan Menengah
Kemsos
•Rumah singgah untuk masyarakat di luar bangku sekolah
Pemda
•Bantuan dari APBD
Kemdikbud, Kemenag
• Beasiswa prestasi
Pemda
• Beasiswa Pemda/sejenis
31
PROGRAM PRIORITAS
PENYEDIAAN BANTUAN PENDIDIKAN
No. Kegiatan Prioritas Nasional/Output Informasi yang Dibutuhkan 5.1 Bantuan Afirmasi Penduduk Tidak Mampu/ Daerah Khusus
a. Program Indonesia Pintar/Kartu Indonesia Pintar (PIP/KIP) • Evaluasi pelaksanaan KIP 2015
• Cakupan sasaran dan unit cost 2017
• Metode penyaluran
b. Beasiswa afirmasi daerah 3T • Cakupan sasaran dan metode pelaksanaan
• Bagaimana pengukuran keberhasilan 5.2 Bantuan Biaya Operasional Pendidikan
a. BOP PAUD/RA • Cakupan sasaran dan unit cost 2017
• Metode penyaluran
• Evaluasi pelaksanaan
b. BOS SD/SMP/SMA/SMK dan MI/MTs/MA • Cakupan sasaran dan unit cost 2017
• Metode penyaluran
• Evaluasi pelaksanaan 5.3 Bantuan Peningkatan Prestasi
a. Beasiswa prestasi • Cakupan sasaran dan unit cost 2017
32
PROGRAM PRIORITAS
PENINGKATAN KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA YANG BERKUALITAS
Peningkatan
Ketersediaan
Sarana dan
Prasarana yang
Berkualitas
Pemenuhan SNP Sarpras Pendidikan
Afirmasi Sarpras Khusus dan
Daerah 3T
Peningkatan Peran Pemda Kebutuhan
Infrastruktur Pendukung
Back
Kemdikbud, Kemenag
• Bantuan penyediaan sarpras sekolah dan madrasah
KemenPU&Pera
• Penyediaan akses jalan
• Penyediaan jaringan air bersih
Kemenhub
• Penyediaan sarana transportasi sekolah
PLN dan ESDM
• Penyediaan sambungan listrik
Kominfo
• Penyediaan sambungan internet
Kemdikbud, Kemenag
• Sekolah satu atap
• Sekolah kecil
• Sekolah berasrama
Kemendes&PDT, BNPP
• Pemetaan kebutuhan sarpras daerah 3T dan daerah
perbatasan
Pemda
• Bantuan sarpras sejenis dari APBD
Kemdagri
• Pelaksanaan DAK Pendidikan
• Bantuan sarpras dari APBD
33
PROGRAM PRIORITAS
PENINGKATAN KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA YANG BERKUALITAS
No.
Kegiatan Prioritas Nasional/Output
Informasi yang Dibutuhkan
6.1
Pemenuhan SNP Sarpras Pendidikan
a.
Peta pemenuhan sarpras pendidikan
•
Kondisi dan sebaran sarpras pendidikan
b.
Bantuan penyediaan sarpras pendidikan
•
Jenis sarpras
•
Cakupan sasaran dan unit cost
6.2
Afirmasi Sarpras Khusus dan Daerah 3T
a.
Peta kebutuhan
•
Kondisi dan sebaran sarpras pendidikan di daerah 3T
sebagai bahan
koordinasi dengan Kem. Desa PDTT
b.
Bantuan penyediaan sarpras pendidikan
•
Cakupan sasaran dan unit cost
•
Metode pelaksanaan
6.3
Peningkatan Peran Pemda
6.4
Kebutuhan Infrastruktur Pendukung
a.
Penyediaan akses jalan ke
sekolah/madrasah
•
Peta kebutuhan per satuan pendidikan
sebagai bahan koordinasi
dengan K/L terkait
b.
Penyediaan air bersih dan sanitasi
34
PRIORITAS NASIONAL: PEMBANGUNAN PENDIDIKAN TINGGI
Perencanaan Terintegrasi
Meningkatnya Akses, Kualitas, Relevansi dan Daya
Saing Pendidikan Tinggi Penyediaan
Sarana Prasarana Pendidikan
Tinggi
Penyediaan Bantuan Pendidikan
Tinggi
Penyediaan Dosen yang Berkualitas
Penguatan Riset dan
Publikasi
Penguatan Kelembagaan
Perguruan Tinggi
Peningkatan Relevansi Pendidikan
Tinggi
Kemristekdikti, Kemenag
Pemda, Kemsos, TNP2K, Kemdikbud
Kemristekdikti, Kemenag,
Kem. PU&PERA
Kemristekdikti, Kemenag
Kemkeu, Kemlu
Kemristekdikti, Kemenag
Kemristekdikti, Kemenag,
BPPT, LIPI, swasta
Kemristekdikti, Kemenag,
Kemperind, Kemnaker,
swasta
Kemristekdikti, Kemenag
Kemperind, Kem.KUKM,
swasta
Slide - 35
PROGRAM PRIORITAS
PENYEDIAAN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN TINGGI
PENYEDIAAN
SARANA
PRASARANA
PENDIDIKAN
TINGGI
Pemenuhan SNPT terkait
Sarpras Perguruan
Tinggi
Pemihakan penyediaan sarpras PT di
luar Jawa Kebutuhan
Infrastruktur Pendukung
LEVEL 2
KemenPU&Pera
• Penyediaan akses jalan
• Penyediaan jaringan air bersih
Kemenhub
• Penyediaan sarana transportasi
PLN dan ESDM
• Penyediaan sambungan listrik
Kominfo
• Penyediaan sambungan internet
Kemristekdikti, Kemenag
• Bantuan penyediaan sarpras Perguruan Tinggi
Kemristekdikti, Kemenag
Slide - 36
PROGRAM PRIORITAS
PENYEDIAAN BANTUAN PENDIDIKAN
PENYEDIAAN
BANTUAN
PENDIDIKAN
Bantuan Afirmasi Penduduk Tidak Mampu/ Daerah Khusus
Bantuan Biaya Operasional
Pendidikan Bantuan
Peningkatan Prestasi
LEVEL 2 Kemristekdikti, Kemenag
• Beasiswa Bidikmisi
• Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi
Kemristekdikti, Kemenag
• BOPTN/BOPTAN
Kemristekdikti, Kemenag
Slide - 37
PROGRAM PRIORITAS
PENYEDIAAN DOSEN YANG BERKUALITAS
PENYEDIAAN
DOSEN YANG
BERKUALITAS
Peningkatan profesionalisme
dosen
Pemerataan Dosen
Peningkatan Kesejahteraan
Dosen Peningkatan
Kapasitas Akademik Dosen
LEVEL 2
Kemristekdikti, Kemenag
• Sertifikasi Dosen
• Peningkatan Kualifikasi Dosen S2/S3
Kemristekdikti, Kemenag
• Pemenuhan SNPT tentang jumlah minimal dosen per Prodi
Kemristekdikti, Kemenag
• Penyediaan tunjangan profesi dosen
• Penyediaan tunjangan kehormatan untuk dosen guru besar
Kemristekdikti, Kemenag
• Penyediaan bantuan mengikuti konferensi ilmiah
Slide - 38
PROGRAM PRIORITAS
PENGUATAN RISET DAN PUBLIKASI
PENGUATAN
RISET DAN
PUBLIKASI
Penyediaan infrastruktur
Iptek di Perguruan
Tinggi
Peningkatan Kapasitas Penelitian Dosen dan Mahasiswa
Kerjasama Penelitian PT
dan Industri
Penerbitan Jurnal Ilmiah
dan Sitasi Perolehan
HAKI dan Paten dari hasil Litbang
PT Penerapan
hasil Litbang PT di masyarakat
Penguatan Kapasitas Inovasi dan Riset Inovatif
di PT
LEVEL 2 Kemristekdikti, Kemenag, Swasta
Kemristekdikti, Kemenag, LIPI
Kemristekdikti, Kemenag, Lemlitbang Pemerintah, Swasta
Kemristekdikti, Kemenag, LIPI Kemristekdikti, Kemenag,
Kemkumham Kemristekdikti, Kemenag, Pemda
Slide - 39
PROGRAM PRIORITAS
PENGUATAN KELEMBAGAAN PERGURUAN TINGGI
PENGUATAN
KELEMBAGAAN
PERGURUAN
TINGGI
Penguatan Otonomi PT
Pengembangan Prodi Inovatif
Akreditasi Perguruan Tinggi/Prodi Perlindungan
Prodi Langka Peminat Penguatan
Kerjasama antar Perguruan
Tinggi
LEVEL 2 Kemristekdikti, Kemenag
Kemristekdikti, Kemenag
• Penyeimbangan proporsi bidang ilmu sosial humaniora dan ilmu sains keteknikan
Kemristekdikti, Kemenag, BAN-PT
Kemristekdikti, Kemenag Kemristekdikti, Kemenag
• Pertukaran dosen
• Pengakuan angka kredit
Slide - 40
PROGRAM PRIORITAS
PENINGKATAN RELEVANSI PENDIDIKAN TINGGI
PENINGKATAN
RELEVANSI
PENDIDIKAN
TINGGI
Pengabdian Masyarakat
Pendidikan Vokasi
Pendidikan Kewirausahaan
Mahasiswa Pengembangan
Karier Lulusan Penguatan
Kemitraan dengan Dunia
Usaha-Dunia Industri
LEVEL 2 Kemristekdikti, Kemenag, Pemda
Kemristekdikti, Kemenag
• Penyelarasan kurikulum akademik dengan kebutuhan pasar kerja
Kemperin
• Pemagangan mahasiswa di industri
Kemristekdikti, Kemenag, Kemnaker, Kemperin, Swasta
• Career guidance, jobfair, Career expo
Kemristekdikti, Kemenag, Kem. Koperasi dan UKM
41
Pembangunan Pendidikan Tinggi
No. Kegiatan Prioritas Nasional/Output Informasi yang Dibutuhkan
1 Penyediaan Dosen yang Berkualitas
a. Sertifikasi dosen • Jumlah sasaran dan metode pelaksanaan
• Konsekuensi kebutuhan anggaran
b. Peningkatan kualifikasi dosen • Jumlah sasaran on-going
• Sumber pendanaan
c. Peningkatan kompetensi dosen
d. Penguatan Riset dan Publikasi
2 Peningkatan Relevansi Pendidikan Tinggi
a. Penguatan Kemitraan dengan Dunia Usaha-Dunia Industri • Jumlah sasaran dan model kerjasama/kemitraan
b. Pengembangan Karier Lulusan • Jumlah sasaran dan peta keterserapan mahasiswa di dunia kerja
3 Penguatan Riset dan Publikasi
a. Riset/Penelitian yang dilaksanakan oleh PT • Sektor penelitian
4 Penguatan Kelembagaan Pendidikan Tinggi
a. Peningkatan akreditasi PT/Prodi • Cakupan dan tahapan sasaran akreditasi
b. Pengembangan Prodi Inovatif • Jumlah sasaran dan bidang studi
5 Penyediaan Bantuan Pendidikan Tinggi
a. Bidikmisi • Jumlah sasaran dan sebarannya
• Kebutuhan unit cost
• Metode penyaluran
b. Beasiswa Afirmasi Daerah Khusus
c. Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik
d. BOPTN/BOPTAN • Metode penghitungan alokasi BOPTN/BOPTAN per PT
6 Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Tinggi
a. Pemenuhan kebutuhan sarpras • Peta ketersediaan dan kondisi sarpras PT
KRITERIA YA TIDAK A. Memenuhi Aspek Legalitas
Menimbulkan konflik dengan regulasi yang lebih tinggi dan/atau regulasi yang sederajat. V
Multitafsir (menimbulkan pemahaman berbeda). V
Tidak dapat dilaksanakan V
B. Berdasarkan Kebutuhan
Tidak memenuhi hak-hak dasar masyarakat V
Memhambat pemberantasan korupsi V
Tidak memberikan kepastian hukum bagi masyarakat umum V
Tidak mendukung pencapaian sasaran dan target pembangunan nasional V
C. Beban yang Ditimbulkan
Menimbulkan beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pelaksanaan regulasi tersebut.
V
Memberatkan masyarakat dengan menetapkan pungutan, persyaratan, dan atau prosedur dan perizinan yang tidak perlu / memberatkan. V
Sulit diawasi pelaksanaanya. V
Prioritas Nasional : Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Program Prioritas : Peningkatan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kegiatan Prioritas : AssessmentMutu Satuan Pendidikan
Judul Regulasi : Undang–Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
K/L Penanggungjawab : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri
KERANGKA REGULASI
CONTOH
-
REGULASI YANG BERMASALAH
REKOMENDASI
AKHIR RINGKASAN ANALISIS
Revisi regulasi Pembagian urusan pemerintahan bidang pendidikan yang diatur adalam UU 23 tahun 2014 yang menjelaskan bahwa akreditasi pendidikan merupakan urusan pemerintah pusat saja, tidak selaras dengan Peraturan Pemerintah No 13 Tahun 2015 yang mengatur bahwa Pemerintah Provinsi dapat membentuk Badan Akreditasi Provinsi dan bertanggungjawab memberikan alokasi pendanaannya.
KRITERIA YA TIDAK
A. Memenuhi Aspek Legalitas
Tidak menimbulkan konflik dengan regulasi yang lebih tinggi dan/atau regulasi yang sederajat V Tidak multitafsir (tidak menimbulkan pemahaman berbeda) V
Dapat dilaksanakan V
B. Berdasarkan Kebutuhan
Memenuhi hak-hak dasar masyarakat V Mempercepat pemberantasan korupsi V Memberikan kepastian hukum bagi masyarakat umum V Mendukung pencapaian sasaran dan target pembangunan nasional V
C. Beban yang Ditimbulkan
Tidak menimbulkan beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
V
Tidak memberatkan masyarakat dengan menetapkan pungutan, persyaratan, dan atau prosedur dan perizinan yang tidak perlu.
V
Mudah diawasi pelaksanaanya. V Prioritas Nasional : Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan
Program Prioritas : Penyediaan Guru yang Berkualitas dan Penempatan yang Merata Kegiatan Prioritas : Distribusi dan Pemerataan Guru
Judul Regulasi : Peraturan Pemerintah Tentang Pemerataan Guru Yang Berkualitas
K/L Penanggungjawab : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri
URGENSI PENGUSULAN
Secara nasional jumlah guru sudah cukup, bahkan berlebih. Namun, yang menjadi persoalan mendesak ialah penataan dan distribusi guru (yang berkualitas) secara merata.
Saat ini sudah ada Peraturan Bersama Lima Menteri (Mendiknas, Menpan-RB, Menkeu, Mendagri, dan Menteri Agama) tentang Penataan dan Penempatan Guru PNS. Akan tetapi, pada pelaksanaannya peraturan tersebut belum efektif dalam mengatur distribusi guru secara merata dan belum memuat terkait penataan guru non PNS.
Sesuai dengan UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 25 dan 26, bahwa penempatan guru akan diatur melalui peraturan pemerintah.
KERANGKA REGULASI
Slide - 44
CONTOH PENYEMPURNAAN MATRIKS PROGRAM PRIORITAS, KEGIATAN PRIORITAS,
SERTA PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA
Program Prioritas (Level 1)
Kegiatan Prioritas (Level 2)
Kementeria
n / Lembaga Program Kegiatan Sasaran Indikator Lokasi
Target 2017
Alokasi (Juta
Rp.)
Ket
Peningkatan Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Yang Berkualitas
Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Untuk Sarana Dan Prasarana
Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan
Program Pendidikan Dasar dan Menengah
Pembinaan Sekolah Dasar
Tersedianya Layanan Pendidikan SD
Unit Sekolah Baru yang dibangun
xx Provinsi 17 26000
Peningkatan Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Yang Berkualitas
Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Untuk Sarana Dan Prasarana
Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan
Program Pendidikan Dasar dan Menengah
Pembinaan Sekolah Dasar
17 Unit Sekolah Baru SD dibangun
Unit Sekolah Baru yang dibangun
xx Provinsi 17 26000
45