6 BAB II
KAJIAN TEORI
2.1Pembelajaran
Pembelajaran merupakan interaksi yang terjadi dalam suatu lingkungan belajar
antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar. Suatu pembelajaran terjadi
proses tukar menukar informasi atau pengetahuan, pembentukan sikap serta
pengembangan keahlian. Pembelajaran yang dilakukan akan berpengaruh dalam
menambah wawasan dan meningkatkat kreativitas peserta didik.
Oemar Hamalik (2010: 54) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan
kombinasi yang tertata yang meliputi unsur manusiawi, perlengkapan, fasilitas,
prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu
ada 3 rumusan yang dikemukan oleh beliau, sebagai berikut :
a) pembelajaran merupakan upaya dalam mengorganisasikan lingkungan pendidikan
untuk menciptakan situasi dan kondisi belajar bagi siswa.
b) pembelajaran merupakan upaya penting dalam mempersiapkan siswa untuk
menjadi warga masyarakat yang baik dan diharapkan
c) pembelajaran merupakan proses dalam membantu siswa untuk menghadapi
kehidupan atau terjun di lingkungan masyarakat.
Berdasarkan penjelasan di atas secara garis besar pembelajaran yang ada di
sekolah mempunyai tujuan pokok yaitu pendidik atau guru mampu memberikan
pengaruh kepada siswa secara menyeluruh melalui pembelajaran yang dilakukan untuk
memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk menghadapi
kehidupan di lingkungan masyarakat.
Pembelajaran yang dilakukan di sekolah atau di sebuah instansi pendidikan harus
berkualitas, supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan konkret. Dalam kegiatan
pembelajaran yang berkualitas perlu adanya sebuah strategi pembelajaran. Strategi
pembelajaran adalah sesuatu pemikiran yang diciptakan oleh pengajar secara sengaja
agar siswa difasilitasi atau dipermudah dalam mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu
strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran adalah pemanfaatan media dengan optimal. Menurut Soetomo
7 tujuan pembelajaran; 3) metode pembelajaran; 4) bahan atau materi pembelajaran; 5)
tenaga pendidik; 6) evaluasi pembelajaran.
Penelitian ini menitik beratkan pada pengembangan dan penggunaan media
pembelajaran yang digunakan peneliti untuk meningkatkan hasil belajara peserta didik
tentang mata pelajaran IPA khususnya materi pokok gerak benda.
2.1.1 Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang ada di SD yang
dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, suatu gagasan dan konsep yang
terorganisir tentang gejala alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui
serangkaian proses ilmiah antara lain meneliti, menyusun dan menyajikan sebuah
gagasan-gagasan. Pada prinsipnya, mempelajari IPA sebagai cara mencari tahu dan cara
mengerjakan atau melakukan dan membantu siswa untuk memahami alam sekitar
secara lebih mendalam, Depdiknas (Suyitno, 2002: 7).
IPA menurut Sri Sulistyorini (2007: 39) bahwa IPA berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan
suatu proses. Dan dipertegas lagi oleh penemuan Abdullah (1998:18) pengetahuan
khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan
teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang
lain.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan pembelajaran IPA adalah
ilmu yang mempelajari segala peristiwa yang terjadi di alam semesta dengan
melakukan observasi, eksperimen, penyimpulan, dan penyusunan berdasarkan
fakta-fakta yang terjadi di alam semesta melalui proses yang sistematis.
2.1.2 Ruang Lingkup IPA di Sekolah Dasar
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006
disebutkan bahwa mata pelajaran IPA untuk SD/MI mempunyai ruang lingkup yang
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan
interaksinya dengan tumbuhan, serta kesehatan.
8 c) Energi dan perubahannya, yang meliputi: gaya, bunyi, pasan/kalor, magnet, listrik,
dan pesawat sederhana.
d) Bumi dan alam semesta, yang meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya.
Melalui pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik
dapat mempelajari alam semesta seisinya yang meliputi kehidupan mahkluk hidup
maupun keadaan alam semesta ini, ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Alam memang
sangat luas dengan demikian peserta didik akan lebih berpikir terbuka tentang ruang
lingkup IPA itu sendiri serta wawasan peserta didik akan bertambah luas.
2.1.3 Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 disebutkan bahwa
tujuan pembelajaran mata pelajaran IPA di SD adalah sebagai berikut:
a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya.
b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
d) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan
masalah, dan membuat keputusan.
e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam.
f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturan sebagai
salah satu ciptaan Tuhan.
g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Mempelajari kehidupan yang ada di alam semesta dan seisinya memang menjadi
tujuan dari Ilmu Pengetahuan Alam, hal ini membuat peserta dituntut untuk menggali
informasi yang ada di alam semesta ini, sehingga peserta didik mempunyai berwawasan
yang sangat luas. Dengan wawasan yang luas dan pengetahuan yang sangat kompleks
peserta didik dapat mengetahui atau menemukan konsep-konsep luar biasa tentang
sesuatu yang berkaitan dengan alam. Namun tujuan IPA bukan hanya untuk membuka
9 mengajarkan peserta didik betapa berharganya alam ini sehingga merangsang peserta
didik untuk menumbuhkan rasa saling memiliki alam ini dan bertanggung jawab atas
alam yang telah dianugrahkan Tuhan untuk manusia.
2.1.4 Karakteristik Siswa di Sekolah Dasar
Siswa pada kelas III Sekolah Dasar rata-rata berumur 8 tahun, pada umur itu
siswa mempunyai karakteristik belajar secara konkret. Menurut Piaget ( Mikarsa, 2007:
1.7) menyebutkan bahwa anak dalam usia 7 sampai 12 tahun berada pada periode
operasional konkret. Kemampuan kognitif yang tampak adalah proses berpikir untuk
mengoperasikan logika berpikir yang bersifat konkret.
2.2 Media Pembelajaran
Strategi pembelajaran yang akan diterapkan akan sangat berpengaruh dalam
proses pembelajaran, sarana dan prasarana yang digunakan termasuk jenis media yang
digunakan dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran berpengaruh terhadap
kualitas dan keefektifan suatu pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran yang tepat
untuk karakteristik dan kebutuhan peserta didik mampu menumbuhkan ketertarikan
peserta didik terhadap pembelajaran yang dilakukan, disamping itu motivasi dan
prestasi siswa dalam belajar akan labih meningkat apabila media pemebelajaran yang
digunakan menarik.
Ibrahim dan Syaodih (1996) menerangkan, media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau isi pelajaran,
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga dapat
mendorong proses belajar mengajar. Sedangkan menurut Menurut Smaldino, Lowther
dan Russel (2011: 7) media bentuk jamak dari perantara (medium), merupakan sarana
komunikasi yang berasal dari bahasa Latin medium (antara), istilah ini merujuk pada
informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima.
Ada enam kategori dasar media menurut Smaldino, Lowther dan Russel (2011: 7)
yaitu:
1. Teks, teks menrupakan karakter alfanumerik yang mungkin ditampilkan dalam
fotmat apa pun. Misalnya buku, poster, papan tulis, layar komputer, dan sebagainya.
2. Audio, mencakup apa saja yang dapat didengar. Misalnya, suara orang, musik, suara
mekanik (suara dari mesin), suara berisik, dan sebagainya. Suara-suara tersebut bisa
langsung didengar atau direkam.
3. Visual, meliputi diagram pada sebuah poster, gamabar pada sebuah papan tulis putih,
10
4. Video, merupakan media yang menampilkan gerakan, termasuk DVD, rekaman
video, animasi komputer, dan sebagainya.
5. Perekayasa (manipulative), bersifat tiga dimensi dan dapat disentuh dan dipegang
oleh siswa.
6. Orang-orang ini meliputi guru, siswa, ahli bidang studi. Orang-orang sangatlah
penting bagi pemelajar, para siswa belajar dari guru, siswa lain dan orang dewasa.
Ada pun jenis dari format media yaitu, papan tulis penanda (visual dan teks),
slide powerpoint (teks dan visual), CD (suara dan musik), DVD (video), dan
multimedia komputer.
Seels dan Richey (Arsyad, 2004: 29) mengelompokkan media pembelajaran ke
dalam 4 kelompok, yaitu: 1) media hasil teknologi cetak; 2) media hasil teknologi audio
visual; 3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer; dan 4) media hasil
gabungan teknologi cetak dan komputer.
Menurut Gerlach dan El yang dikutip oleh Arsyad (2004: 12). Ciri media
pembelajaran yang layak digunakan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut ini.
a) Fiksatif (fixative property), media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk
merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa/objek.
b) Manipulatif (manipulative property), kejadian yang memakan waktu berhari-hari
dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik
pengambilan gambar time-lapse recording.
c) Distributif (distributive property), memungkinkan berbagai objek
ditrasnportasikan melalui suatu tampilan yang terintegritas dan secaran bersamaan
objek dapat menggambarkan kondisi yang sama pada siswa dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama tentang kejadian itu.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran memberi kesempatan kepada
siswa untuk mendapatkan pembelajaran materi secara konkret dan siswa dapat berpikir
secara luas. Pembelajaran menggunakan media ini akan lebih interaktif.
Pemanfaatan perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan sekarang ini
banyak digunakan untuk memperbarui cara-cara lama dalam proses pemebelajaran.
Pembelajaran yang sering dijumpai adalah pembelajaran yang berpusat pada guru,
proses pembelajaran yang berlangsung hanya sebatas tranfer ilmu dari guru ke siswa.
Namun sekarang pembeharuan pembelajaran banyak memanfaatkan perkembangan
teknologi dalam pembelajaran yang berbasis media seperti penggumaan media
11 komputer dan guru tidak perlu susah payah dalam memberi penjelasan. Proses
pembelajaran tersebut guru hanya sebagai pemandu atau pemberi arahan kepada siswa
dalam mengakses materi melalui media komputer tersebut.
Proses kegiatan ini guru sebagai pengajar diharapkan dapat menggunakan alat,
media atau bahan pendukung dalam proses pembelajaran dari yang sederhana sampai
yang canggih sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman. Lebih dari itu, guru
diharapkan mampu mengembangkan ketrampilan dalam membuat media pembelajaran
sendiri. Oleh karena itu, guru sebagai pengajar harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup dalam media pembelajaran.
Menurut Hamalik (Setyaningsih, 2013), guru harus memahami pentingnya media
yaitu:
a) Media sebagai alat komunikasi agar lebih mengefejtifkan proses belajar mengajar.
b) Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
c) Hubungan antara metode mengajar dengan media yang digunakan.
d) Nilai atau mamfaat media dalam pengajaran.
e) Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran.
f) Berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran.
g) Usaha dan inovasi dalam pengadaan media poembelajaran.
Penggunaan media dalam pembelajaran bermanfaat untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran selain itu penggunaan media dalam pembelajaran akan
meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa dan
meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut tidak terlepas dari
ketepan penggunaan dan pemahaman media akan pentingnya media pembelajaran.
Kehadiran media berpengaruh besar dalam berbagai aspek kehidupan,
perkembangan jaman dengan teknologi yang canggih orang akan dengan mudah untuk
mendapatkan informasi yang diinginkan dan kemudahan itu tidak terlepas dari peran
media sebagai alat komunikasi yang menyajikan informasi. Informasi-informasi
tersebut dapat dengan mudah diakases dan diterima melalui media elektronik maupun
media cetak. Dimyati (Setyaningsih, 2013) menjelaskan bahwa suatu media yang
terorganisasi secara rapi mempengaruhi secara sistematis lembaga-lembaga pedidikan
seperti lembaga keluarga, agama, sekolah, dan pramuka. Kehadiran media memang
berpengaruh besar terhadap aspek kehidupan yang menyeluruh, ternasuk di dalamnya
12 Dari penjelasan di atas, ketersediaan media menjadi faktor penentu hasil belajar
dari luar setiap peserta didik. Kemudahan mempelajari materi pembelajaran melalui
media yang tersedia sehingga akan mempengaruhi hasil belajar dan mendapatkan hasil
yang baik, sedangkan faktor penentu hasil belajar yang berasal dari dalam peserta didik
sendiri salah satunya adalah metode belajar masing-masing. Gaya belajar merupakan
karakteristik yang dimiliki peserta didik meliputi kognitif, afektif, dan perilaku
psikomotorik.
2.3 Video Pembelajaran
2.3.1 Pengertian Video Pembelajaran
Video pembelajaran merupakan media dari hasil teknologi audio dan visual.
Menurut Cepi Riyana (2007) media video pembelajaran adalah media yang menyajikan
audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip,
prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu
materi pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran yang tampak (vissual)
dengar (audio) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi, video
menyajikan unsur suara (audio) dan unsur penglihatan (visual) sacara serentak dan
sistematis. Dalam unsur penglihatan (visual) selain gambar dan teks yang menarik juga
terdapat animasi gerak yang sangat menarik, dan yang seperti kita ketahui dalam unsur
suara (audio) meliputi dubing percakapan dan panduan atau penjelasan.
Sungkono (2003: 65) menjelaskan video yaitu bahan pembelajaran yang
dikemas melalaui pita video dan dapat dilihat melalui video/ VCD player yang
dihubungkan ke monitor televisi. Dengan berkempang pesatnya teknologi, video dapat
diputar melalui perangkat elektronik yang lainya seperti handphone, laptop, komputer
atau bisa dengan melalui proyektor.
Penggunaan video sebagai bahan bantu mengajar memberikan satu pengalaman
baru kepada siswa. Media video pembelajaran dapat membawa pelajar ke mana saja,
terutama sekali jika tempat atau peristiwa yang ditayangkan itu terlalu jauh untuk
dikunjungi, atau berbahaya. Dengan penayangan video, siswa dapat merasa seolah-olah
mereka berada atau turut serta dalam suasana yang digambarkan. Sebagai contoh, video
proses penambangan minyak lepas pantai, siswa siswa seolah-olah paling tidak bisa
membayangkan bagaimana pekerja tambang minyak lepas pantai bekerja untuk
menambang minyak mentah dari lapisan bumi.
Pengaruh media video akan lebih cepat masuk ke dalam diri manusia daripada
13 mempengaruhi fikiran dan emosi manusia. Dalam kegiatan belajar mengajar, fokus
mempengaruhi emosi dan psikologi siswa, karena jika fokus siswa tidak bercabang
terhadap materi dalam pembelajaran siswa akan lebih mudah berkonsentrasi dan
mudah memahami pelajaran. Tentunya media video yang disampaikan kepada siswa
harus sesuai dengan tujuan pemebelajaran.
2.3.2 Karakteristik Media Video
Media video pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti adalah media video
pembelajaran yang interaktif, dalam penyajiannya video dibuat dengan unsur audio,
teks, visual dari rekaman video serta gambar maupun animasi gerak. Video yang
dikembangkan mempunyai karakteristik yang sama dengan krakteristik multimedia
pembelajaran menurut Cepi Riyana (2007: 8-11) yaitu:
1. Clarity of Massage (kejalasan pesan)
Dengan media video siswa dapat memahami pesan pembelajaran secara lebih
bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga dengan sendirinya
informasi akan tersimpan dalam memory jangka panjang dan bersifat retensi.
2. Stand Alone (berdiri sendiri).
Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus
digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.
3. User Friendly (bersahabat/akrab dengan pemakainya).
Media video menggunakan bahasa yang sedehana, mudah dimengerti, dan
menggunakan bahasa yang umum. Paparan informasi yang tampil bersifat membantu
dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon,
mengakses sesuai dengan keinginan.
4. Representasi Isi
Materi harus benar-benar representatif, misalnya materi simulasi atau demonstrasi.
Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial maupun sain dapat dibuat menjadi media
video.
5. Visualisasi dengan media
Materi dikemas secara multimedia terdapat didalamnya teks, animasi, sound, dan
video sesuai tuntutan materi. Materi-materi yang digunakan bersifat aplikatif,
berproses, sulit terjangkau bahaya apabila langsung dipraktikkan, memiliki tingkat
14 6. Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi
Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan teknologi rakayasa digital dengan
resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spech sistem komputer.
7. Dapat digunakan secara klasikal atau individual
Video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa secara individual, tidak hanya
dalam setting sekolah, tetapi juga dirumah. Dapat juga digunakan secara klasikal
dengan jumlah siswa maksimal 50 orang, dipandu oleh guru atau cukup
mendengarkan uraian narasi dari narator yang telah tersedia dalam program.
Ada beberapa kriteria yang membuat sebuah media video itu layak untuk
digunakan dalam pembelajaran, maka dari itu pengembangan media video mengacu
atas apa yang telah peneliti telaah dari pendapat di ahli di atas, dengan tujuan agar
nantinya media yang merupakan produk dari pengembangan dapat diterima dalam
pembelajaran di kelas.
2.3.3 Keuntungann dan Keterbatasan Media Video
Setiap media pembelajaran masing-masing memiliki keuntungan dan
keterbatasan tersendiri, begitu juga dengan media video. Smaldino, Lowther dan Russel
(2011: 411-412) dalam bukunya menjelaskan kelebihan dan keuntungan media video
sebagai berikut:
1. Keuntungan media video
a. Bergerak, gambar-gambar bergerak memiliki keuntungan yang jelas daripada
gambar diam dalam menampilkan konsep di mana gerakan sangatlah penting sekali
untuk belajar.
b. Proses, pengoperasian, seperti tahapan proses perakitan atau percobaan ilmiah, di
mana gerakan berurutan sangatlah penting, bisa ditampilkan lebih efektif.
c. Pengamatan yang bebas resiko. Video memungkinkan para siswa untuk mengamati
fenomena yang mungkin saja terlalu berbahaya untuk dilihat secara langsung, seperti
gerhana matahari, letusan gunung berapi, atau suasan perang.
d. Dramatisasi. Reka ulang yang dramatis bisa menghidupkan kepribadian dan kejadian
bersejarah. Hal ini memungkinkan siswa untuk mengamati dan menganalisis lebih
detail suatu kejadian yang didramatisasi.
e. Pembelajaran ketrampilan. Melalui video, siswa bisa melihat sebuah penampila
berulang-ulang kali untuk bisa menyamai.
f. Pembelajaran afektif. Karena potensi besarnya utnuk dampak emosional, video dapat
15
g. Penyelesaian masalah. Melalui video siswa akan lebih mudah untuk menyelesaikan
suatu permasalahan misalnya, pemecahan permasalah tentang pertambahan atau
penguruangan pada mata pelajaran matematika. Dalam video tersebut siswa bisa
dengan mudah untuk memahami cara atau langkah memecahkan permasalah
tersebut.
h. Pemahaman budaya. Kita bisa melihat dan memahami bagaimana kebudayaan orang
lain melaui suguhan video etnografi.
i. Membentuk kebersamaan. Dengan meliihat program video bersama-sama, sebuah
kelompok yang berbeda-beda bisa membangun dasar kesamaan pengalaman untuk
membahas sebuah isu secara efektif.
2. Keterbatasan media video
a. Kecepatan yang tetap. Meskipun video bisa dihentikan untuk diskusi, ini tidak selalu
dilakukan dalam penayangan untuk kelompok. Karena program ditayangkan dalam
kecepatan yang tetap, beberapa pemirsa mungkin tertinggal dan yang lainnya tidak
sabar menunggu bagian selanjutnya.
b. Orang-orang yang berbicara. Banyak video, terutama produksi setempat, sebagian
besar terdiri dari penayangan dari orang-orang yang bicara.
c. Fenomena yang diam. Meskipun video memiliki keuntungan bagi konsep yang
melibatkan gerakan, video mungkin tidak cocok bagi topik lain di mana kajian
terperinci mengenai sebuah visual tunggal dilibatkan misalnya, peta, diagram
pengkabelan, atau diagram organisasi.
d. Salah penafsiran. Dokumenter dan dramatisasi sering kali menyajikan perlakuan
yang rumit dan canggih terhadap suatu isu. Sebuah penayangan dimaksudkan
sebagai sebuah satire mungkin saja dipahami apa adanya oleh penonton awam yang
sama sekali tidak mengetahui konteks dari isi video.
e. Pengajaran absrtak dan nonvisual. Video itu buruk dalam menyajikan informasi
abstrak dan nonvisual seperi filosofi dan matematika.
Tampilan yang menarik dari sebuah media video pembelajaran itu sesuai dengan
usia belajar peserta didik yaitu usia sekolah dasar pada kelas III, namun dalam
penelitian ini juga mempertimbangkan kekurangan dari media video tersebut maka dari
itu peneliti membuat pengembangan media video sebaik mungkin untuk memimalisir
16 2.4 Aspek Penilaian Media Video
Smaldino, Lowther dan Russel (2011: 430) mengemukakan aspek umum untuk
mengevaluasi atau mempratinjau media video sebelum digunakan dalam kelas, sebagai
berikut:
1. Selaras dengan standar, hasil dan tujuan. Berkaitan dengan ketercapaian
standar/hasil/tujuan dan penggunaan media video meningkatkan hasil belajar. Materi
yang dimuat dalam video harus sesuai dan selaras dengan kompetensi dasarnya, hasil
belajar, serta tujuan yang dirumuskan dari kompetensi dasarnya.
2. Informasi akurat dan terbaru, informasi yang terkandung dalam media video adalah
benar dan tidak berisi material yang sudah usang. Menurut Robert G. Murdik (1973:
12) informasi dapat dikatakan berkualitas apabila telah memenuhi kriteria-kriteria
sebagai berikut:
a. Informasi harus akurat dan jelas, Yaitu informasi yang tidak mengandung
keraguan-keraguan, sama maksudnya yang disampaikan dengan yang menerima, bebas dari
kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan, harus menjelaskan dan mencerminkan
maksudnya atau dengan kata lain tidak menimbulkan pertanyaan bagi penerima
informasi tersebut.
b. Up to date (Tepat waktu), Yaitu informasi tersebut datang ke penerima tidak
terlambat karena informasi yang tidak tepat waktu sudah tidak mempinyai nilai.
c. Informasi harus relevan, Yaitu informasi itu diterima bagi orang yang membutuhkan
atau bermanfaat bagi yang menerimanya.
3. Bahasa sesuai usia. Pilihan kata dan bahasa dalam media video disesuaikan dengan
usia agar mudah dipahami.
Opper Antoni (2014) menjelaskan bahwa pilihan kata atau istilah yang tepat dan
penggunaan kata yang baku dalam konteks pembicaraan akan mencerminkan
kemampuan berbahasa. Artinya, makna atau isi pembicaraan akan terwakili secara
jelas berdasarkan ketepatan dalam penggunaannya. Dalam hal ini, pilihan kata atau
istilah-istilah yang digunakan anak-anak sekolah secara umum dapat dikatakan baik
(baku) bila diukur dengan konteks pembicaraan.
Upaya yang dilakukan guru pada saat proses belajar berlangsung adalah
digunakan bahasa Indonesia yang baik oleh guru ketika mengajar di kelas.
Penggunaan bahasa yang dilakukan oleh guru disesuaikan usia dan karakteristik
17 berbagai ungkapan pikiran dan perasaan melalui bahasa lisan. Dalam peristiwa itu
pun terjadi penggunaan struktur bahasa lisan pada anak-anak.
4. Tingkat ketertarikan dan keterlibatan, topik yang disajikan dalam video membuat
siswa tertarik dan aktif terlibat dalam belajar.
Menurut Safari (2003: 60), bahwa untuk mengetahui tingkat ketertarikan dan
keterlibatan belajar siswa, dapat diukur melalui indikator sebagai berikut:
a. Kesukaan, pada umumnya individu yang suka pada sesuatu disebabkan karena
adanya minat. biasanya apa yang paling disukai mudah sekali untuk diingat. Sama
halnya dengan siswa yang berminat pada suatu mata pelajaran tertentu akan
menyukai pelajaran itu. Kesukaan ini tampak dari kegairahan dan inisiatifnya
dalam mengikuti pelajaran tersebut. Kegairahan dan inisiatif ini dapat diwujudkan
dengan berbagai usaha yang dilakukan untuk menguasai ilmu pengetahuan yang
terdapat dalam mata pelajaran tersebut dan tidak merasa lelah dan putus asa
dalam mengembangkan pengetahuan dan selalu bersemangat, serta bergembira
dalam mengerjakan tugas ataupun soal yang berkaitan dengan pelajaran yang
diberikan guru di sekolah.
b. Ketertarikan, seringkali dijumpai beberapa siswa yang merespon dan memberikan
reaksi terhadap apa yang disampaikan guru pada saat proses belajar mengajar di
kelas. Tanggapan yang diberikan menunjukkan apa yang disampaikan guru
tersebut menarik perhatiannya, sehingga timbul rasa ingin tahu yang besar.
c. Perhatian, semua siswa yang mempunyai minat terhadap pelajaran tertentu akan
cenderung memberikan perhatian yang besar terhadap pelajaran itu. Melalui
perhatiannya yang besar ini, seorang siswa akan mudah memahami inti dari
pelajaran tersebut.
d. Keterlibatan yakni keterlibatan, keuletan, dan kerja keras yang tampak melalui
diri siswa menunjukkan bahwa siswa tersebut ada keterlibatannya dalam belajar
di mana siswa selalu belajar lebih giat, berusaha menemukan hal-hal yang baru
yang berkaitan dengan pelajaran yang diberikan guru di sekolah. Dengan
demikian, siswa akan memiliki keinginan untuk memperluas pengetahuan,
mengembangkan diri, memperoleh kepercayaan diri, dan memiliki rasa ingin
tahu.
5. Kualitas teknis. sajian yang terdapat dalam media video mewakili teknologi media
18 Imam Arif W. (2012) menjelaskan bahwa kualitas teknis sebuah video dapat
diukur dari unsur-unsur sebagai berikut:
a. Text
Text Merupakan Sebuah kata yang di rangkum dalam suatu kesatuan file
yang memiliki arti sebagai, perintah, pengingat, maupun informasi bagi setiap
orang yang membacanya. Text hanya bisa kita lihat, tidak bisa kita dengar, tidak
bisa ber ubah ubah bentuk dan sebagainya. Text merupakan unsur multimedia
yang paling penting.
b. Gambar
Gambar merupakan citra atau bayangan atau imaji (dari bahasa Inggris
image, daan bahasa latin imago) adalah benda yang dihasilkan atas upaya
manusia dalam memproduksi kemiripan dari suatu objek biasanya objek-objek
fisik atau nyata.
c. Audio
Audio Dalam sistem komunikasi bercirikan suara, sinyal elektrik digunakan
untuk membawa unsur bunyi. Istilah ini juga biasa digunakan untuk menerangkan
sistem – sistem yang berkaitan dengan proses perekaman dan transmisi yaitu
sistem pengambilan / penangkapan suara, sambungan transmisi pembawa bunyi,
amplifier dan lainnya.
d. Video
Agnew dan Kellerman (1996) mendefinisikan video sebagai media digital
yang menunjukkan susunan atau urutan gambar-gambar pegun dan memberikan
ilusi, gambaran serta fantasi kepada gambar yang bergerak. Video menyediakan
satu kaedah penyaluran informasi yang sangat menarik dan langsung. Video
merupakan sumber atau media yang paling dinamik serta efektif dalam
menyampaikan suatu informasi.
e. Animasi
Animasi sendiri berasal dari bahasa latin yaitu anima yang berarti jiwa,
hidup, semangat. Sedangkan karakter adalah orang, hewan maupun objek nyata
lainnya yang dituangkan dalam bentuk gambar 2D maupun 3D. shingga karakter
animasi secara dapat diartikan sebagai gambar yang memuat objek yang
seolah-olah hidup, disebabkan oleh kumpulan gambar itu berubah beraturan dan
bergantian ditampilkan. Objek dalam gambar bisa berupa tulisan, bentuk benda,
19 f. Skala dan ukuran video
Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan teknologi rakayasa digital
dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spech sistem komputer.
Tampilan resolusi ini disesuaikan dengan skala video dan ukuran vidoe, hal ini
akan mempengaruhi kualitas keterbacaan dan penglihatan dari sebuah video.
6. Mudah digunakan, pengguna media video ini adalah siswa dan guru. Apakah
material mengikuti pola mudah digunakan tanpa membingungkan pengguna. Dari
penjelasan tersebut dapat dijabarkan dalam indikator sebagai berikut:
a. Dari segi pengoprasian, media video tidak menyulitkan guru atau siswa dalam
proses penayangan media video.
b. Pendokumentasian, siswa atau guru yang melihat isi dari tayangan video mudah
untuk menangkap informasi yang terkandung dalam tayangan media video
tersebut serta tidak menyulitkan penglihatan untuk memahami isi dari tayangan
media video tersebut.
c. Mudah digunakan secara klasikal atau individual
Cepi Riyana (2007) menjelaskan, video pembelajaran dapat digunakan
oleh para siswa secara individual, tidak hanya dalam setting sekolah, tetapi juga
dirumah. Dapat juga digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50
orang, dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator
yang telah tersedia dalam program
7. Bebas bias, materi dalam bahan ajar dalam video tidak bercabang atau berdidri
sendiri dan tidak bergantung pada materi lain di luar konteks materi bahasan dalam
video tersebut sehingga pesan atau informasi yang terkandung dalam tayangan video
jelas. Maka dari itu dijabarkan dalam indikator sebagai berikut:
a. Clarity of Massage (kejalasan pesan)
Menurut Cepi Riyana (2007), dengan media video siswa dapat memahami pesan
pembelajaran secara lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh
sehingga dengan sendirinya informasi akan tersimpan dalam memory jangka
panjang dan bersifat retensi.
b. Stand Alone (berdiri sendiri).
Menurut Cepi Riyana (2007), video yang dikembangkan tidak bergantung pada
bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.
Dan materi tau informasi bebas dari bias unsur sara, ras, gender, agama dan
20 8. Panduan dan arahan pengguna, panduan pengguna merupakan sumber daya terbaik
untuk digunakan dalam sebuah mata pelajaran. Panduan dan arahan ini dapat
berupaka buku cetak sederhana untuk yang berisi panduan dan arahan untuk bagi
pengguna untuk menggunakan media video, selain itu panduan dan arahan bisa juga
terdapat di dalam video tersebut berupa paduan secara lisan atau teks bergerak.
9. Melaju dengan sesuai. Hal ini berkaitan dengan materi yang disajikan video apakah
dengan penyajian materi yang sedemikian rupa oleh video siswa dapat paham dan
memproses informasi. Dapat dijabarkan ke dalam indikator sebagai berikut:
a. Keruntutan, materi yang terdapat di media video disajikan secara runtut sesuai
dengan tujuan belajar, serta penyajian materi tidak terpencar-pencar. Keruntutan
materi yang disajikan akan mempermudah siswa untuk memahami materi.
b. Penyajian materi juga disesuaikan dengan daya serap siswa. Cara penyajian selain
menarik juga harus memperhatikan timing (waktu), penyajian materi atau
penjelasan dalam video harus berintensitas sedang yaitu tidak terlalu cepat dan
tidak terlalu lambat hal disesuaikan dengan kemampuan siswa untuk menyerap
informasi.
10. Penggunaan alat bantu belajar kognitif (tinjauan, petunjuk, rangkuman).
ketersedian tinjauan, petunjuk, rangkuman yang diatur dengan baik. Penjelasanya
sebagai berikut:
a. Tinjauan, dalam media video terdapat tinajaun misalnya mengenai materi yang
yang akan dipelajari atau tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam video
tersebut.
b. Petunjuk, dalam media video tentu saja ada sebuah petunjuk misalnya petunjuk
mengenai sistem kerja alat yang digunakan dalam kegiatan percontohan dalam
video, petunjuk juga bisa digunakan pada latihan soal yang terdapat dalam video
dan sebagainya.
c. Rangkuman, dalam sebuah video yang berisikan penjelasan materi tentunya akan
terdapat rangkuman. Rangkuman biasanya berisi apa saja yang penting dalam
materi yang dibuat secara sederhana agar pembaca atau penglihat dapat lebih
mudah memahami dan menyerap informasi, biasanya rangkuman terdapat pada
akhir pembahasan.
Untuk memimalisir keterbatasan dari sebuah media video itu adalah dibuatnya
sebuah kriteria penilaian baik itu dari unsur ahli sampai unsur materi dalam sebuiah
21 sebuah media video pembelajaran yang layak untuk digunakan dalam pembekajaran di
kelas.
2.5 Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Media Video 2.5.1 Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan ini memuat bagaimana penyiapan perlengkapan bahan
untuk pembelajaran menggunakan media video pembelajaran dan kesesuaian perangkat
pembelajaran yang menunjamg pembelajaran menggunakan media video pembelajaran.
2.5.1.1Kegiatan Awal
Pada bagian kegiatan awal ini meliputi:
1. Mengucap salam.
2. Menanyakan kabar.
3. Melakukan absensi siswa.
4. Manyampaikan materi prasyarat/tanya jawab
5. Menyampaikan kompentensi dasar, indikator dan tujuan.
2.5.1.2Kegiatan Inti
Pada bagian kegiatan inti ini meliputi:
1. Ekplorasi
a) Mengajak siswa untuk bertanya jawab tentang gambaran umum materi.
b) Memberikan penejelasan lanjut tentang materi.
2. Elaborasi
a). Membagi siswa ke dalam kelompok.
b). Menayangkan isi keseluruhan video pembelajaran materi pesawat sederhana.
c). Membimbing siswa untuk berdiskusi
3. Konfirmasi
a) Membimbing siswa untuk melakukan permainan kelompok.
b) Menjelaskan aturan permainan.
c) Memberikan penghargaan terhadap kelompok yang memenangkan permainan.
d) Meluruskan kesalah pahaman dan memberikan penguatan dengan menayangkan
bagian rangkuman materi dari video pembelajaran
2.5.1.3 Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup ini meliputi:
22 b) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran dengan minta siswa untuk mengerjakan soal
evaluasi video pembelajaran.
c) Memotivasi siswa untuk lebih lebiah giat belajar.
d) Menutup kegiatan pembelajaran.
2.6 Materi Gerak Benda
Penelitian pengembangan ini menyajikan tentang pegembangan media video
pembelajaran tentang materi pesawat sederhana dalam mata pelajaran IPA di SD.
Dalam materi peswat sederhana ini terdapat berbagai pokok bahasan yaitu:
2.6.1 Pengertian Gerak Benda
Gerak adalah perpindahan tempat atau kedudukan. Benda disebut bergerak bila
tempat benda tersebut berubah dari posisi semula. Gerak benda dapat
menghasilkan energi yaitu energi gerak.
2.6.2 Jenis-jenis Gerak Benda
Jenis–jenis gerak benda ada 6 jenis, yaitu: gerak jatuh, gerak meluncur, gerak
berputar, gerak memantul, gerak mengalir, dan gerak menggelinding.
2.6.3 Gerak Jatuh
Gerak jatuh dialami oleh benda yang dilepaskan dari ketinggian. Benda
dikatakan jatuh apabila kedudukanya atau letaknnya berubah dari atas kebawah .
Contohnya adalah buah mangga yang jatuh ke tanah dari pohonnya.
2.6.4 Gerak Meluncur
Benda yang bergerak dengan menggunakan satu sisi permukaannya. Gerakan
meluncur terjadi jika lintasan yang dilalui permukaannnya licin.
Misalnya ketika kita bermain perosotan, tubuh kita akan meluncur dan yang
terkena hanya sisi belakang tubuh saja.
2.6.5 Gerak Berputar
Gerakan berputar terjadi pada benda yang berbentuk lingkaran. Benda pada
umumnya berputar pada as atau pada porosnya. Poros tersebut mempunyai
fungsi sebagai sumbu gerak.
Contohnya : gerak roda yang berputar, pada kincir angin
2.6.6 Gerakan Memantul
23 umumnya berbentuk bulat. Gerak memantul hanya terjadi pada benda yang
mempunyai tekstur yang lentur atau berbahan karet.
Contohnya : Bola tenis, bola bekel, bola basket
2.6.7 Gerak Mengalir
Benda cair bergerak dari tempat tinggi ke tempat yang rendah. Gerakan yang
dialami oleh benda cair disebut mengalir. Tidak hanya benda cair saja yang
dapat mengalir, gaspun juga bias melakukan gerakan mengalir.
Contoh : air terjun mengalir dari atas kebawah, aliran sungai yang mengalir dari
hulu ke hilir, gas yang mengalir saat seseorang memompa ban.
2.6.8 Gerak Menggelinding
Gerak menggelinding adalah gerak berputar sambil berpindah tempat.
Contoh : bola bowling menggelinding di permukaan mengenai sasaran
Bola sepak ketikka dioper kea rah teman juga menggelinding
2.7 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Arda Widiantara tahun 2012 dengan judul
Pengembangan Media Audio Visual Untuk Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Pesawat Sederhana, yang menunjukan hasil uji coba setelah dilakukan
pembelajaran dengan menggunkana media audio visual (VCD Pembelajaran) ini
terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini ditunjukan dengan hasil
evaluasi yang dilakukan yaitu dari 23 siswa yang mendapat nilai dibawah atau
kurang dari 60 hanya 4 siswa dan lainnya mendapat nilai lebih dari 70.
Peneltian yang dilakukan oleh Setyaningsih tahun 2015 dengan
Pengembangan Video Pembelajaran Interaktif IPA Materi Pemantulan Cahaya di
Kelas 5 SD Negeri Rowoboni 01 Kecamtan Banyu Biru Kabupaten Semarang
Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016. Setelah dilakukan pembelajaran denga
menggunakan media VCD pembelajaran menunjukan peningkatan hasil belajar
siswa. Dari jumlah siswa sebanyak 35 yang mendapatkan nilai kurang dari 74
hanya 8 anak dan lainya mendapat nilai diatas 75 dan nilai rata-rata kelas sebesar
7,9.
Penelitian Karismawati tahun 2012 dengan judul Pengembangan media
pembelajaran (ulead video editor) pada mata pelajaran IPA pokok bahasan gaya
siswa kelas IV di SDN 2 Candimulyo dan SDN 1 Kedu Kecamatan Kedu
24 media audio visual VCD pembelajaran terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa, yang ditunjukan dengan perbandingan rata-rata kelas dari kedua SD
mengalami perbedaan yang signifikan. Pada SDN 2 Candimulyo rata-rata nilai
kelas adalah 87,15 sedangkan di SDN 1 Kedu hanya memperoleh rata-rata 67,09.
Penelitian tersebut terdapat peningkatan yang positif cukup signifikan antara
pengembangan media pembelajaran dengan hasil belajar siswa di SDN 2
Candimulyo dan SDN 1 Kedu.
2.8 Kerangka Berpikir
Usia 7 sampai 12 tahun merupakan usia anak untuk belajar konkrit, banyak
sekali cara untuk merangsang anak untuk belajar dan bepikir secara konkrit. Salah
satu cara untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan pemanfaatan media
segabagai sarana dalam pembelajaran. Peran Media disini adalah untuk
mengkonkritkan belajar siswa, maka dari itu media harus dikemas secara
sistematis agar siswa belajar secara konkrit selain itu melalui media minat belajar,
motivasi dan hasil belajar siswa meningkat.
Ada berbagai macam media pembelajaran, salah media yang sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik siswa dengan usia belajar konkrit adalah media video
pembelajaran, karena dalam video pembelajaran memuat unsur-unsur suara, gerak
atau animasi dan visualisasi yang seolah-olah mengajak siswa untuk belajar
langsung. Video pembelajaran cocok diterapkan pada mata pelajaran IPA, dimana
IPA sendiri adalah mata pelajaran yang mempelajari alam dan manusia. Maka
dari itu pengembangan video pembelajaran perlu dilakukan untuk membantu
proses pembelajaran siswa kelas kelas III SD Negeri Watu Agung 1 Tuntang,
Kabupaten Semarang pada mata pelajaran IPA dengan materi benda bergerak.
Video pembelajaran yang dikembangkan disusun berdasarkan kebutuhan
dan karakteristik siswa usia operasinal konkrit. Video pembelajaran yang
dikembangkan disusun ke dalam satu paket untuk memudahkan penyampaian
materi dan pemberian konsep yang konkrit, dengan menampilkan video
pembelajaran yang menarik dan dapat meningkatakan motivasi dan hasil belajar