• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SD"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 3 yang menerangkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk

mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia¸ sehat¸ berilmu¸ cakap, kreatif,

mandiri¸ dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pembelajaran dalam prosesnya akan melibatkan berbagai komponen,

menurut Sugandi (2007: 28-30) komponen pembelajaran meliputi tujuan, subjek

belajar, materi pembelajaran, strategi pembelajaran (metode, model, teknik

mengajar), media pembelajaran, serta penunjang (fasilitas, buku sumber, alat

pelajaran, bahan pelajaran). Komponen utama dalam sistem pembelajaran adalah

subyek belajar karena berperan sebagai subyek sekaligus obyek (Sugandi : 29).

Subyek belajar dalam hal ini yaitu siswa. Pengertian siswa menurut pasal 1 ayat 4 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, siswa didefinisikan “sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya melalui proses pembelajaran yang tersedia”. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak bisa belajar sendiri tanpa peran guru.

Dalam UU R.I. Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada bab 1 pasal 1

dinyatakan bahwa:

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Redaksi Sinar Grafika, 2009: 3).

Persiapan mengajar pada hakikatnya merupakan perencanaan untuk

memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.

Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan gaya belajar mereka sehingga

tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model

(2)

pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu,

dalam memilih metode pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi

siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-fasilitas yang tersedia, dan kondisi guru itu

sendiri (Riyanti Bumulo dkk, 2015: 3).

Selain itu pemilihan metode pembelajaran juga akan sangat berpengaruh

terhadap pemahaman siswa, karena masing-masing siswa mempunyai daya serap

yang berbeda dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru. Penggunaan

metode ceramah yang digunakan oleh kebanyakan guru pada saat ini akan

cenderung membuat siswa merasa bosan dan jenuh. Seperti yang dinyatakan

Hadiati (2016: 1) sebagai berikut:

Penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran dapat membuat siswa menjadi bosan dan terkadang ada siswa yang merasa ngantuk. Hal ini dikarenakan guru hanya menerapkan metode ceramah saja secara dominan. Secara tidak langsung guru memperlakukan siswa seperti sebuah tanaman yang harus selalu disirami dengan pengetahuan tanpa mempertimbangkan bagaimana kondisi dan kemampuan siswa.

IPA merupakan pelajaran rasional dan objektif, yang dimaksud rasional

adalah masuk akal dan logis, dapat diterima oleh akal sehat, sedangkan objektif

adalah sesuai dengan kenyataan atau pengamatan dengan panca indra. Dalam

pelajaran IPA terlibat upaya berupa observasi, eksperimen penggunaan alat dan

berbagai macam hitungan (Darjo dan R. E Kaligis, 1992:40), jadi pelajaran ini

membutuhkan eksperimen atau percobaan dalam pelaksanaan belajar di dalam

kelas.

Dari hasil observasi awal pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD

Negeri Watu Agung 02 Tuntang, penulis menemukan beberapa kesenjangan yang

ada dalam proses pembelajaran. Kesenjangan utama yang ada pada proses

pembelajaran yaitu tidak tercapainya KKM dengan nilai rata-rata 68. Dari

observasi awal tersebut dapat peneliti menemukan data berupa nilai siswa ≤70 yakni sebanyak 6 siswa atau 37,5% dari jumlah keseluruhan siswa. Adapun

penulis juga menemukan beberapa kesenjangan yang lain seperti masih banyak

(3)

oleh guru masih menggunakan metode konvensional atau ceramah dimana guru

hanya menerangkan di depan kelas dan siswa hanya duduk diam. Selain itu, dalam

kegiatan pembelajaran tidak ada siswa yang bertanya mengenai materi pelajaran

pada saat guru menjelaskan, siswa juga kurang aktif dan antusias dan terlihat

bosan dalam mengikuti pelajaran.

Dari hasil evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran

yang digunakan masih kurang maksimal. Apabila kondisi tersebut dibiarkan

berlarut-larut tanpa adanya tindakan untuk mengubah atau memperbaiki

dikhawatirkan tujuan yang dicapai dalam pembelajaran kurang maksimal. Untuk

itu perlu adanya tindakan agar pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Watu

Agung 02 Tuntang agar lebih maksimal. Hasil belajar siswa sebagian ditentukan

oleh mutu proses belajar mengajar (Dunne dan Wrang: 1998).

1.2Identifikasi Masalah

Permasalahan-permasalahan yang ditemukan pada proses pembelajaran yang

dikelola oleh guru ditemukan penyebab tidak tercapainya KKM pada mata

pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Watu Agung 02 Tuntang.

1. Siswa kurang antusias dan aktif pada saat mengikuti kegiatan proses

belajar karena siswa hanya duduk mendengarkan tetapi mereka tidak

memahami materi yang disampaikan oleh guru

2. Penggunaan metode pembelajaran yang masih konvensional atau ceramah

sehingga siswa terkesan kurang tertarik dan merasa bosan pada saat proses

belajar.

3. Hasil belajar siswa masih rendah dan dibawah KKM terbukti pada saat

diberikan soal evaluasi dan hasilnya kurang dari KKM yaitu 70.

Penyebab kurang antusias dan aktifnya siswa dalam memahami materi

adalah metode yang digunakan guru masih menggunakan metode konvensional

atau ceramah, sehingga siswa cenderung terlihat bosan dan hanya diam pada saat

mengikuti proses belajar mengajar.

Dampak yang akan terjadi jika masalah tersebut tidak diperbaiki adalah sebagai

(4)

1. Kurangnya pemahaman materi yang disampaikan oleh guru akan

menimbulkan dampak terhadap hasil belajar siswa yang masih dibawah

KKM.

2. Penggunaan metode pembelajaran konvensional atau ceramah secara

terus-menerus dapat menyebabkan siswa tidak tertarik dengan materi yang

disampaikan oleh guru dan lebih cenderung merasa bosan sehingga

mereka malas untuk bertanya jadi siswa tidak aktif dalam kegiatan

pembelajaran.

3. Apabila hasil belajar masih di bawah KKM maka akan menurunkan mutu

sekolah dan siswa tidak akan naik kelas.

Dari identifikasi masalah tersebut memberi petunjuk untuk memperbaiki

metode pembelajaran agar siswa lebih antusias dan aktif dalam memahami materi

yang diberikan oleh guru. Maka dengan penggunaan metode yang tepat akan

meningkatkan hasil belajar siswa dan tercapainya KKM. Keputusan menggunakan

metode pembelajaran demonstrasi dalam penelitian ini dikarenakan mempunyai

berbagai kelebihan yang ada pada metode tersebut. kelebihan metode demonstrasi

antara lain:

1. Membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret.

2. Memusatkan perhatian siswa.

3. Lebih mengarahkan proses belajar siswa pada materi yang sedang dipelajari.

4. Lebih melekatkan pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran dalam diri siswa.

5. Membuat siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.

6. Membuat proses pengajaran lebih menarik.

7. Merangsang siswa untuk aktif mengamati dan menyesuaikan antara teori dengan kenyataan.

8. Membantu siswa memahami dengan jalannya suatu proses atau kerja

suatu benda.

9. Memudahkan berbagai jenis penjelasan

10.Memperbaiki kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya (Huda, 2013: 233)

Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dari hasil evaluasi pada siswa

(5)

nyata yang sekarang masih kurang ideal. Dari berbagai alternatif metode

pembelajaran yang ada dan dapat digunakan, metode pembelajaran demonstrasi

sangat cocok untuk proses pembelajaran IPA karena dengan metode pembelajaran

demonstrasi siswa dapat mengamati dengan seksama apa yang terjadi, bagaimana

prosesnya, bahan apa saja yang diperlukan, serta bagaimana hasilnya (Huda,

2013: 232). Dari paparan tersebut dapat dikatakan bahwa siswa akan lebih

memahami materi apabila siswa mengamati dan melakukan dari pada hanya

mendengar apa yang disampaikan oleh guru. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Watu Agung 02 Tuntang Semester II Tahun 2016/2017”.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dalam penelitian ini

ditemukan perumusan masalah yaitu:

1. Apakah melalui metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan

hasil belajar IPA siswa kelas IV Semester II SD Negeri Watu Agung 02

Tuntang?

2. Bagaimanakah langkah-langkah metode pembelajaran demonstrasi dalam

meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV Semester II SD Negeri

Watu Agung 02 Tuntang?

1.4Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV Semester II SD Negeri

Watu Agung 02 Tuntang melalui metode pembelajaran demonstrasi.

2. Mendeskripsikan langkah-langkah metode pembelajaran demonstrasi

dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV Semester II SD

(6)

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan

tentang pembelajaran inovatif dalam rangka meningkatkan hasil belajar

dan mendeskripsikan langkah-langkah metode pembelajaran demonstrasi

dalam meningkatkan hasil belajar IPA.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi sekolah

 Sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki metode

pembelajaran yang sufah ada dengan menggunakan metode

pembelajaran demonstrasi ini.

 Dengan adanya metode pembelajaran yang beraga, diharapkan

mutu pendidikan di sekolah meningkat.

2. Bagi Guru

 Diharapkan dengan metode pembelajaran baru ini dapat

meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri

Watu Agung 02 Tuntang.

 Sebagai bahan pertimbangan dalam menggunakan metode

pembelajaran yang tepat bagi siswa, sehingga mutu

pembelajaran dapat meningkat.

3. Bagi Siswa

 Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, maka dari itu tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti tidak akan

dokumen penawaran Pengadaan Alat Kedokteran Umum Ruang ICU (Intensive Care Unit) yang. disampaikan peserta secara online melalui LPSE dengan uraian

1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa, serta KPS siswa dalam pembelajaran IPA materi pokok gaya magnet dengan menggunakan metode eksperimen.

6 Hasil uji Duncan terhadap parameter diameter tanaman jabon merah ( Anthocephalus macrophyllus ) umur satu tahun 8 7 Rekapitulasi hasil sidik ragam pertumbuhan jumlah

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas IV-B di SDN Conggeang 1 dalam pembelajaran IPA materi energi alternatif hasil belajar siswa masih rendah. Kinerja guru dan

Dzuanda (2011: 4) Suatu produk pastilah memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Begitu juga dengan media pop up, media ini memiliki kekurangan yakni tingkat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemotongan akar tunggang terhadap pertumbuhan benih tanaman Eugenia aromatic , untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan be

Nama Perusahaan : PT/ CV. Menyatakan sanggup untuk membayar BJPSDA dan Pajak Pemanfaatan Air Permukaan serta memenuhi segala ketentuan yang tercantum dalam Surat I zin