• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH. ppt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH. ppt"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

ADMINISTRASI KEUANGAN

DAERAH

Drs. Suryo Yudho Pudjianto,MSi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

(2)

2

ADMINISTRASI

Administrasi---to administer---to manage (mengelola)

“Kegiatan dalam mengelola informasi, manusia, harta benda

hingga tercapainya tujuan yang terhimpun dalam organisasi “

Arti sempit

: penyusunan dan pencatatan data dan informasi

secara sistematis dengan maksud untuk menyediakan keterangan

dan informasi secara sistematis serta untuk memudahkan

memperolehnya kembali.

(3)

3

KEUANGAN DAERAH

Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban

daerah yang dapat dinilai dengan uang dan segala

sesuatu berupa uang dan barang yang dapat

(4)

Unsur Pokok Keuangan Daerah :

Unsur Pokok Keuangan Daerah :

• Hak Daerah yang dapat dinilai dengan uang,

• Kewajiban Daerah,

• Kekayaan yang berhubungan dengan hak

dan kewajiban tersebut.

• Hak Daerah yang dapat dinilai dengan uang,

• Kewajiban Daerah,

• Kekayaan yang berhubungan dengan hak

dan kewajiban tersebut.

(5)

Hak Daerah :

Hak Daerah :

Hak daerah dalam rangka keuangan daerah

adalah segala hak yang melekat pada Daerah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang digunakan dalam usaha pemerintah

daerah mengisi kas daerah.

Hak daerah dalam rangka keuangan daerah

adalah segala hak yang melekat pada Daerah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang digunakan dalam usaha pemerintah

daerah mengisi kas daerah.

(6)

Hak Daerah ...

Hak Daerah ...

1. Hak menarik pajak daerah (UU No. 18 Tahun

1997 jo UU No. 34 Tahun 2000).

2. Hak untuk menarik retribusi/iuran daerah (UU

No. 18 Tahun 1997 jo UU No. 34 tahun 2000).

3. Hak mengadakan pinjaman (UU No. 33 tahun

2004 ).

4. Hak untuk memperoleh dana perimbangan dari

pusat (UU No. 33 tahun 2004).

1. Hak menarik pajak daerah (UU No. 18 Tahun

1997 jo UU No. 34 Tahun 2000).

2. Hak untuk menarik retribusi/iuran daerah (UU

No. 18 Tahun 1997 jo UU No. 34 tahun 2000).

3. Hak mengadakan pinjaman (UU No. 33 tahun

2004 ).

4. Hak untuk memperoleh dana perimbangan dari

pusat (UU No. 33 tahun 2004).

(7)

Kewajiban Daerah :

Kewajiban Daerah :

Kewajiban daerah adalah kewajiban

yang merupakan bagian pelaksanaan

tugas-tugas Pemerintahan pusat

sesuai pembukaan UUD 1945.

Kewajiban daerah adalah kewajiban

yang merupakan bagian pelaksanaan

tugas-tugas Pemerintahan pusat

sesuai pembukaan UUD 1945.

(8)

Kewajiban Daerah ...

Kewajiban Daerah ...

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia,

2. Memajukan kesejahteraan umum,

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa,

4. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan

sosial.

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia,

2. Memajukan kesejahteraan umum,

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa,

4. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan

sosial.

(9)

Kewenangan Pemerintah Pusat

Kewenangan Pemerintah Pusat

• Politik luar negeri

• Pertahanan

• Keamanan

• Yustisi

• Moneter dan fiskal nasional

• Agama

• Politik luar negeri

• Pertahanan

• Keamanan

• Yustisi

• Moneter dan fiskal nasional

• Agama

(10)

Kewenangan Daerah

Kewenangan Daerah

• Urusan Wajib

adalah

urusan

pemerintahan

yang

wajib

diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan

pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan

pelayanan dasar

• Urusan Pilihan

adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada

dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan

potensi unggulan daerah yang bersangkutan

• Urusan Wajib

adalah

urusan

pemerintahan

yang

wajib

diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan

pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan

pelayanan dasar

• Urusan Pilihan

adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada

dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan

potensi unggulan daerah yang bersangkutan

(11)

Urusan Wajib :

Urusan Wajib :

1. pendidikan; 2. kesehatan;

3. lingkungan hidup; 4. pekerjaan umum; 5. penataan ruang; 6. perencanaan

pembangunan; 7. perumahan;

8. kepemudaan dan olahraga; 9. penanaman modal;

10. koperasi dan usaha kecil dan menengah;

11. kependudukan dan catatan sipil;

12. ketenagakerjaan; 13. ketahanan pangan; 1. pendidikan;

2. kesehatan;

3. lingkungan hidup; 4. pekerjaan umum; 5. penataan ruang; 6. perencanaan

pembangunan; 7. perumahan;

8. kepemudaan dan olahraga; 9. penanaman modal;

10. koperasi dan usaha kecil dan menengah;

11. kependudukan dan catatan sipil;

12. ketenagakerjaan; 13. ketahanan pangan;

11

14.pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

15.keluarga berencana dan keluarga sejahtera;

16.perhubungan;

17.komunikasi dan informatika; 18.pertanahan;

19.kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;

20.otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian; 21.pemberdayaan masyarakat dan desa; 22.sosial;

23.kebudayaan; 24.statistik;

(12)

Urusan Pilihan :

Urusan Pilihan :

1.

kelautan dan perikanan

2.

pertanian

3.

kehutanan

4.

energi dan sumber daya mineral

5.

pariwisata

6.

industri

7.

perdagangan

8.

ketransmigrasian

1.

kelautan dan perikanan

2.

pertanian

3.

kehutanan

4.

energi dan sumber daya mineral

5.

pariwisata

6.

industri

7.

perdagangan

8.

ketransmigrasian

(13)

HUBUNGAN ANTARA KEUANGAN DAERAH

DENGAN KEUANGAN NEGARA

HUBUNGAN ANTARA KEUANGAN DAERAH

DENGAN KEUANGAN NEGARA

Dasar pemikiran :

- Pasal 1 UUD 1945 menetapkan negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.

- pasal 18 UUD 1945 menyatakan bahwa daerah Indonesia terbagi dalam daerah yang bersifat otonom dan daerah administrasi.

- Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional yang dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah. - Penyelenggaraan pemerintahan daerah merupakan subsistem

dari pemerintahan negara.

sehingga antara keuangan daerah dengan keuangan

negara akan mempunyai hubungan yang erat dan

saling mempengaruhi.

Dasar pemikiran :

- Pasal 1 UUD 1945 menetapkan negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.

- pasal 18 UUD 1945 menyatakan bahwa daerah Indonesia terbagi dalam daerah yang bersifat otonom dan daerah administrasi.

- Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional yang dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah. - Penyelenggaraan pemerintahan daerah merupakan subsistem

dari pemerintahan negara.

sehingga antara keuangan daerah dengan keuangan

negara akan mempunyai hubungan yang erat dan

(14)

HUBUNGAN ...

HUBUNGAN ...

Untuk mendukung penyelenggaraan otonomi

daerah diperlukan kewenangan yang luas, nyata

dan bertanggung jawab di daerah serta secara

proporsional diwujudkan dengan pengaturan,

pembagian dan pemanfaatan sumber daya

nasional yang berkeadilan, serta perimbangan

keuangan pemerintah pusat dan daerah.

(penjelasan UUD 1945 dan UU. 33 th 2004

Untuk mendukung penyelenggaraan otonomi

daerah diperlukan kewenangan yang luas, nyata

dan bertanggung jawab di daerah serta secara

proporsional diwujudkan dengan pengaturan,

pembagian dan pemanfaatan sumber daya

nasional yang berkeadilan, serta perimbangan

keuangan pemerintah pusat dan daerah.

(penjelasan UUD 1945 dan UU. 33 th 2004

(15)

HUBUNGAN ...

HUBUNGAN ...

• Sumber pembiayaan dalam rangka perimbangan

keuangan pemerintah pusat dan daerah dilaksanakan

atas dasar desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas

pembantuan.

• Pelimpahan kewenangan dalam rangka desentralisasi

dan dekonsentrasi disertai dengan pengalihan sumber

daya manusia dan sarana serta pengalokasian

anggaran

yang

diperlukan

untuk

kelancaran

pelaksanaan penyerahan dan pelimpahan kewenangan.

• Penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah dalam

rangka tugas pembantuan hanya disertai pengalokasian

anggaran.

Pelimpahan wewenang dalam rangka desentralisasi saja

yang merupakan sumber keuangan daerah.

• Sumber pembiayaan dalam rangka perimbangan

keuangan pemerintah pusat dan daerah dilaksanakan

atas dasar desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas

pembantuan.

• Pelimpahan kewenangan dalam rangka desentralisasi

dan dekonsentrasi disertai dengan pengalihan sumber

daya manusia dan sarana serta pengalokasian

anggaran

yang

diperlukan

untuk

kelancaran

pelaksanaan penyerahan dan pelimpahan kewenangan.

• Penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah dalam

rangka tugas pembantuan hanya disertai pengalokasian

anggaran.

(16)

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Pengelolaan Keuangan Daerah dilaksanakan oleh

pemegang kekuasaan pengelola keuangan daerah.

Kepala Daerah selaku kepala pemerintah daerah

adalah

pemegang

kekuasaan

pengelolaan

keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah

dalam

kepemilikan

kekayaan

daerah

yang

dipisahkan.

Pengelolaan Keuangan Daerah dilaksanakan oleh

pemegang kekuasaan pengelola keuangan daerah.

Kepala Daerah selaku kepala pemerintah daerah

adalah

pemegang

kekuasaan

pengelolaan

keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah

dalam

kepemilikan

kekayaan

daerah

yang

dipisahkan.

(17)

PENGELOLAAN...

PENGELOLAAN...

Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah

mempunyai kewenangan:

a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD.

b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah. c. Menetapkan kuasa pengguna anggaran/pengguna barang. d. Menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran.

e. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah.

f. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah.

g. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik daerah.

h. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran.

Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah

mempunyai kewenangan:

a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD.

b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah. c. Menetapkan kuasa pengguna anggaran/pengguna barang. d. Menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran.

e. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah.

f. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah.

g. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik daerah.

h. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran.

(18)

PENGELOLAAN...

PENGELOLAAN...

Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah

melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada:

a. Sekretaris Daerah selaku Koordinator Pengelola

Keuangan Daerah.

b.

Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah

(SKPKD) selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

(PPKD).

c. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku

pejabat pengguna anggaran/pengguna barang.

Pelimpahan ditetapkan dengan keputusan kepala daerah

berdasarkan prinsip pemisahan kewenangan antara yang

memerintahkan, menguji, dan yang menerima atau

mengeluarkan uang,

Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah

melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada:

a. Sekretaris Daerah selaku Koordinator Pengelola

Keuangan Daerah.

b.

Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah

(SKPKD) selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

(PPKD).

c. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku

pejabat pengguna anggaran/pengguna barang.

Pelimpahan ditetapkan dengan keputusan kepala daerah

berdasarkan prinsip pemisahan kewenangan antara yang

memerintahkan, menguji, dan yang menerima atau

mengeluarkan uang,

(19)

Koordinator Pengelola Keuangan Daerah

(Sekretaris Daerah)

Koordinator Pengelola Keuangan Daerah

(Sekretaris Daerah)

Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah mempunyai

tugas koordinasi di bidang:

a. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD. b. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan

barang daerah.

c. Penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD.

d. Penyusunan Raperda APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

e. Penyusunan tugas-tugas pejabat perencana daerah, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah, dan pejabat pengawas keuangan

daerah.

f. Penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggung jawaban pelaksanaan APBD.

Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah mempunyai

tugas koordinasi di bidang:

a. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD. b. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan

barang daerah.

c. Penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD.

d. Penyusunan Raperda APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

e. Penyusunan tugas-tugas pejabat perencana daerah, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah, dan pejabat pengawas keuangan

daerah.

f. Penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka

(20)

Koordinator Pengelola Keuangan Daerah

(Sekretaris Daerah)

Koordinator Pengelola Keuangan Daerah

(Sekretaris Daerah)

Selain mempunyai tugas koordinasi, Sekretaris Daerah

mempunyai tugas:

a. memimpin Tim Anggaran Pemerintah Daerah,

b. menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD,

c. menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah,

d.memberikan persetujuan pengesahan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA-SKPD) / Dokumen

Perubahan Pelaksanaan Anggaran (DPPA), dan

e.

melaksanakan

tugas-tugas

koordinasi

pengelolaan keuangan daerah lainnya berdasarkan

kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.

Selain mempunyai tugas koordinasi, Sekretaris Daerah

mempunyai tugas:

a. memimpin Tim Anggaran Pemerintah Daerah,

b. menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD,

c. menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah,

d.memberikan persetujuan pengesahan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA-SKPD) / Dokumen

Perubahan Pelaksanaan Anggaran (DPPA), dan

e.

melaksanakan

tugas-tugas

koordinasi

pengelolaan keuangan daerah lainnya berdasarkan

kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.

(21)

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) mempunyai

tugas:

a. menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan

keuangan daerah,

b. menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan

APBD,

c. melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah

ditetapkan dengan Peraturan Daerah,

d. melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah (BUD),

e. menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; dan

f. melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang

dilimpahkan oleh kepala daerah.

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) mempunyai

tugas:

a. menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan

keuangan daerah,

b. menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan

APBD,

c. melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah

ditetapkan dengan Peraturan Daerah,

d. melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah (BUD),

e. menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; dan

f. melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang

(22)

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku Bendahara

Umum Daerah (BUD) berwenang:

a. menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD; b. mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD;

c. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;

d. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah;

e. melaksanakan pemungutan pajak daerah; f. menetapkan Surat Penyediaan Dana (SPD);

g. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;

h. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah; i. menyajikan informasi keuangan daerah; dan

j. melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah.

PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku Bendahara

Umum Daerah (BUD) berwenang:

a. menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD; b. mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD;

c. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;

d. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah;

e. melaksanakan pemungutan pajak daerah; f. menetapkan Surat Penyediaan Dana (SPD);

g. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;

h. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah; i. menyajikan informasi keuangan daerah; dan

j. melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah.

(23)

Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna

Barang

Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna

Barang

Kepala SKPD selaku Pejabat Pengguna Anggaran /Pengguna Barang (PPA/PB) mempunyai tugas:

a. menyusun Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD); b. menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-SKPD); c. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran ;

d. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran; f. melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;

g. mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;

h. menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM);

i. mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD; j. mengelola barang milik daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD; k. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD;

PPA dapat melimpahkan kewenangannya kepada PPTK, PPK

dan Bendahara dengan SK Kepala Daerah

Kepala SKPD selaku Pejabat Pengguna Anggaran /Pengguna Barang (PPA/PB) mempunyai tugas:

a. menyusun Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD); b. menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-SKPD); c. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran ;

d. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran; f. melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;

g. mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;

h. menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM);

i. mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD; j. mengelola barang milik daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD; k. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD;

(24)

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

DAERAH (APBD)

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

DAERAH (APBD)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya

disingkat APBD adalah suatu rencana keuangan tahunan

pemerintah daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (UU No. 17 Tahun 2003 pasal 1 butir 8 tentang

Keuangan Negara).

-Semua Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerah harus

dicatat dan dikelola dalam APBD.

-Penerimaan dan pengeluaran daerah tersebut adalah dalam

rangka pelaksanaan tugas-tugas desentralisasi.

-APBD disusun dengan pendekatan kinerja yaitu suatu sistem

anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja.

-Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan yang berakibat

pengeluaran atas beban APBD apabila tidak tersedia anggaran

untuk membiayai pengeluaran tersebut.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya

disingkat APBD adalah suatu rencana keuangan tahunan

pemerintah daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (UU No. 17 Tahun 2003 pasal 1 butir 8 tentang

Keuangan Negara).

-Semua Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerah harus

dicatat dan dikelola dalam APBD.

-Penerimaan dan pengeluaran daerah tersebut adalah dalam

rangka pelaksanaan tugas-tugas desentralisasi.

-APBD disusun dengan pendekatan kinerja yaitu suatu sistem

anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja.

(25)

Fungsi Anggaran Daerah

Fungsi Anggaran Daerah

Fungsi APBN/APBD dalam (Pasal 3 (4) UU No. 17 /2003) :

Fungsi Otorisasi

Anggaran daerah merupakan dasar untuk melaksanakan

pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.

Fungsi Perencanaan

Anggaran daerah merupakan pedoman bagi manajemen dalam

merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.

Fungsi Pengawasan

Anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah

kegiatan penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan.

Fungsi APBN/APBD dalam (Pasal 3 (4) UU No. 17 /2003) :

Fungsi Otorisasi

Anggaran daerah merupakan dasar untuk melaksanakan

pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.

Fungsi Perencanaan

Anggaran daerah merupakan pedoman bagi manajemen dalam

merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.

Fungsi Pengawasan

Anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah

kegiatan penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan.

(26)

Fungsi Anggaran Daerah...

Fungsi Anggaran Daerah...

Fungsi Alokasi

Anggaran daerah diarahkan untuk mengurangi

pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta

meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.

Fungsi Distribusi

Anggaran

daerah

harus

mengandung

arti/

memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

Fungsi Stabilisasi

Anggaran daerah harus mengandung arti/ harus

menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan

keseimbangan fundamental perekonomian.

Fungsi Alokasi

Anggaran daerah diarahkan untuk mengurangi

pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta

meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.

Fungsi Distribusi

Anggaran

daerah

harus

mengandung

arti/

memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

Fungsi Stabilisasi

Anggaran daerah harus mengandung arti/ harus

menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan

keseimbangan fundamental perekonomian.

(27)

Prinsip-Prinsip Anggaran Daerah

Prinsip-Prinsip Anggaran Daerah

Sesuai bunyi penjelasan UU No. 17 / 2003 dan UU

No.1/2004 yaitu :

Kesatuan

Azas ini menghendaki agar semua Pendapatan

dan Belanja Negara/Daerah disajikan dalam satu

dokumen anggaran.

Universalitas

Azas ini mengharuskan agar setiap transaksi

keuangan ditampilkan secara utuh dalam dokumen

anggaran.

Tahunan

Azas ini membatasi masa berlakunya anggaran

untuk suatu tahun tertentu

Sesuai bunyi penjelasan UU No. 17 / 2003 dan UU

No.1/2004 yaitu :

Kesatuan

Azas ini menghendaki agar semua Pendapatan

dan Belanja Negara/Daerah disajikan dalam satu

dokumen anggaran.

Universalitas

Azas ini mengharuskan agar setiap transaksi

keuangan ditampilkan secara utuh dalam dokumen

anggaran.

Tahunan

Azas ini membatasi masa berlakunya anggaran

untuk suatu tahun tertentu

(28)

Prinsip-Prinsip ...

Prinsip-Prinsip ...

Spesialitas

Azas ini mewajibkan agar kredit anggaran yang

disediakan terinci secara jelas peruntukannya.

Akrual

Azas ini menghendaki anggaran suatu tahun anggaran

dibebani untuk pengeluaran yang seharusnya dibayar,

atau menguntungkan anggaran untuk penerimaan

yang seharusnya diterima, walaupun sebenarnya

belum dibayar atau belum diterima pada kas.

Kas

Azas ini menghendaki anggaran suatu tahun anggaran

dibebani pada saat terjadi pengeluaran/ penerimaan

uang dari/ ke Kas Daerah

Spesialitas

Azas ini mewajibkan agar kredit anggaran yang

disediakan terinci secara jelas peruntukannya.

Akrual

Azas ini menghendaki anggaran suatu tahun anggaran

dibebani untuk pengeluaran yang seharusnya dibayar,

atau menguntungkan anggaran untuk penerimaan

yang seharusnya diterima, walaupun sebenarnya

belum dibayar atau belum diterima pada kas.

Kas

Azas ini menghendaki anggaran suatu tahun anggaran

dibebani pada saat terjadi pengeluaran/ penerimaan

uang dari/ ke Kas Daerah

(29)

Struktur Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah

Struktur Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah

STRUKTUR APBD

STRUKTUR APBD

(30)

Struktur Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah

Struktur Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah

Struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari:

1. Pendapatan Daerah

2. Belanja Daerah

3. Pembiayaan

Selisih lebih

pendapatan terhadap belanja disebut

surplus

anggaran

Selisih kurang

pendapatan terhadap belanja disebut

defisit

anggaran

.

Struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari:

1. Pendapatan Daerah

2. Belanja Daerah

3. Pembiayaan

Selisih lebih

pendapatan terhadap belanja disebut

surplus

anggaran

Selisih kurang

pendapatan terhadap belanja disebut

defisit

anggaran

.

(31)

Pendapatan Daerah :

Pendapatan Daerah :

Pendapatan

Daerah

meliputi

semua

penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum

Daerah, yang menambah ekuitas dana lancar,

yang merupakan hak daerah dalam satu tahun

anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh

Daerah.

Pendapatan

Daerah

meliputi

semua

penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum

Daerah, yang menambah ekuitas dana lancar,

yang merupakan hak daerah dalam satu tahun

anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh

Daerah.

(32)

Pendapatan Daerah

terdiri atas:

Pendapatan Daerah

terdiri atas:

a.

Pendapatan Asli Daerah (PAD);

b.

Dana Perimbangan; dan

c.

Lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Pendapatan Asli Daerah

terdiri atas:

1. pajak daerah;

2. retribusi daerah;

3. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan;

4. lain-lain PAD yang sah.

a

.

Pendapatan Asli Daerah (PAD);

b.

Dana Perimbangan; dan

c.

Lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Pendapatan Asli Daerah

terdiri atas:

1. pajak daerah;

2. retribusi daerah;

3. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan;

4. lain-lain PAD yang sah.

(33)

Lain-lain PAD yang sah

terdiri dari:

Lain-lain PAD yang sah

terdiri dari:

a. hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;

b. hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan

daerah yang tidak dipisahkan;

c. jasa giro;

d.

pendapatan bunga;

e.

tuntutan ganti rugi;

f. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata

uang asing; dan

g.

komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai

akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang

dan/atau jasa oleh daerah.

a. hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;

b. hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan

daerah yang tidak dipisahkan;

c. jasa giro;

d.

pendapatan bunga;

e.

tuntutan ganti rugi;

f. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata

uang asing; dan

g.

komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai

akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang

dan/atau jasa oleh daerah.

33

(34)

Dana Perimbangan

terdiri dari:

Dana Perimbangan

terdiri dari:

a.

Dana Bagi Hasil;

b. Dana Alokasi Umum; dan

c. Dana Alokasi Khusus.

Lain-lain Pendapatan Daerah yang

Sah :

meliputi hibah, dana darurat, dan lain-lain

pendapatan yang ditetapkan oleh pemerintah.

a.

Dana Bagi Hasil;

b. Dana Alokasi Umum; dan

c. Dana Alokasi Khusus.

Lain-lain Pendapatan Daerah yang

Sah :

meliputi hibah, dana darurat, dan lain-lain

pendapatan yang ditetapkan oleh pemerintah.

(35)

Belanja Daerah

Belanja Daerah

Belanja Daerah meliputi semua pengeluaran dari

Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi

ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban

daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak akan

diperoleh pembayarannya kembali oleh Daerah.

Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka

pelaksanaan

urusan wajib

dan

urusan pilihan

yang ditetapkan dengan ketentuan

perundang-undangan.

Belanja Daerah meliputi semua pengeluaran dari

Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi

ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban

daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak akan

diperoleh pembayarannya kembali oleh Daerah.

Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka

pelaksanaan

urusan wajib

dan

urusan pilihan

yang ditetapkan dengan ketentuan

perundang-undangan.

(36)

Klasifikasi Belanja :

Klasifikasi Belanja :

a. klasifikasikan menurut organisasi;

b. klasifikasikan menurut fungsi;

c. klasifikasikan menurut program dan kegiatan;

d. klasifikasikan menurut jenis belanja.

- Klasifikasi belanja menurut organisasi disesuaikan

dengan susunan organisasi pemerintahan daerah.

- Klasifikasi belanja menurut fungsi terdiri dari:

a.klasifikasi berdasarkan urusan pemerintahan; dan

b.klasifikasi fungsi pengelolaan negara.

a. klasifikasikan menurut

organisasi;

b. klasifikasikan menurut

fungsi;

c. klasifikasikan menurut

program dan kegiatan;

d. klasifikasikan menurut

jenis belanja.

- Klasifikasi belanja menurut organisasi disesuaikan

dengan susunan organisasi pemerintahan daerah.

- Klasifikasi belanja menurut fungsi terdiri dari:

a.klasifikasi berdasarkan urusan pemerintahan; dan

b.klasifikasi fungsi pengelolaan negara.

(37)

klasifikasi fungsi pengelolaan negara.

klasifikasi fungsi pengelolaan negara.

Terdiri Dari :

a. pelayanan umum;

b. ketertiban dan keamanan;

c. ekonomi;

d. lingkungan hidup;

e. perumahan dan fasilitas umum;

f. kesehatan;

g. pariwisata dan budaya;

h. agama;

i. pendidikan; serta

j. perlindungan sosial.

Terdiri Dari :

a. pelayanan umum;

b. ketertiban dan keamanan;

c. ekonomi;

d. lingkungan hidup;

e. perumahan dan fasilitas umum;

f. kesehatan;

g. pariwisata dan budaya;

h. agama;

i. pendidikan; serta

(38)

klasifikasi jenis belanja.

klasifikasi jenis belanja.

Terdiri dari :

• a. belanja pegawai;

• b. belanja barang dan jasa;

• c. belanja modal;

• d. bunga;

• e. subsidi;

• f. hibah;

• g. bantuan sosial;

• h. belanja bagi hasil dan bantuan keuangan; dan

• i. belanja tidak terduga.

Terdiri dari :

• a. belanja pegawai;

• b. belanja barang dan jasa;

• c. belanja modal;

• d. bunga;

• e. subsidi;

• f. hibah;

• g. bantuan sosial;

• h. belanja bagi hasil dan bantuan keuangan; dan

• i. belanja tidak terduga.

(39)

Pembiayaan Daerah

Pembiayaan Daerah

Pembiayaan daerah meliputi semua

penerimaan

yang

perlu

dibayar

kembali

dan/atau

pengeluaran yang akan diterima kembali

, baik

pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun

pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

Pembiayaan daerah meliputi semua

penerimaan

yang

perlu

dibayar

kembali

dan/atau

pengeluaran yang akan diterima kembali

, baik

pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun

pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

(40)

Pembiayaan daerah

tersebut terdiri dari :

Pembiayaan daerah

tersebut terdiri dari :

Penerimaan pembiayaan

mencakup:

a. SiLPA tahun anggaran sebelumnya;

b. pencairan dana cadangan;

c. hasil penjualan kekayaan daerah yang

dipisahkan;

d. penerimaan pinjaman; dan

e. penerimaan kembali pemberian pinjaman.

Penerimaan pembiayaan

mencakup:

a. SiLPA tahun anggaran sebelumnya;

b. pencairan dana cadangan;

c. hasil penjualan kekayaan daerah yang

dipisahkan;

d. penerimaan pinjaman; dan

e. penerimaan kembali pemberian pinjaman.

(41)

...

Pembiayaan Daerah

...

Pembiayaan Daerah

Pengeluaran pembiayaan

mencakup:

a. pembentukan dana cadangan;

b. penyertaan modal pemerintah daerah;

c. pembayaran pokok utang; dan

d. pemberian pinjaman.

Pembiayaan neto

merupakan selisih

lebih penerimaan pembiayaan terhadap

pengeluaran pembiayaan.

Pengeluaran pembiayaan

mencakup:

a. pembentukan dana cadangan;

b. penyertaan modal pemerintah daerah;

c. pembayaran pokok utang; dan

d. pemberian pinjaman.

Pembiayaan neto

merupakan selisih

lebih penerimaan pembiayaan terhadap

pengeluaran pembiayaan.

(42)

Penyusunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Penyusunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

PENYUSUNAN APBD

PENYUSUNAN APBD

(43)

PENYUSUNAN APBD

PENYUSUNAN APBD

APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah

dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai

tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

APBD disusun sesuai dengan kebutuhan

penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan

pendapatan daerah.

APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah

dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai

tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

APBD disusun sesuai dengan kebutuhan

penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan

pendapatan daerah.

43

Siklus Pengelolaan APBD terdiri dari:

1.

Penyusunan dan Penetapan APBD;

2.

Pelaksanaan dan Penatausahaan APBD;

(44)

Penyusunan APBD ....

Penyusunan APBD ....

Penyusunan APBD

berpedoman kepada Rencana Kerja

Pemerintah Daerah dalam rangka mewujudkan pelayanan

kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara.

• Dalam

menyusun APBD

, penganggaran pengeluaran

harus didukung dengan adanya kepastian atas

tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup.

• Seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintahan

daerah baik dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa

harus dianggarkan dalam APBD.

• Penganggaran penerimaan dan pengeluaran APBD harus

memiliki dasar hukum penganggaran.

• Anggaran

belanja

daerah

diprioritaskan

untuk

melaksanakan kewajiban pemerintahan daerah

Penyusunan APBD

berpedoman kepada Rencana Kerja

Pemerintah Daerah dalam rangka mewujudkan pelayanan

kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara.

• Dalam

menyusun APBD

, penganggaran pengeluaran

harus didukung dengan adanya kepastian atas

tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup.

• Seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintahan

daerah baik dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa

harus dianggarkan dalam APBD.

• Penganggaran penerimaan dan pengeluaran APBD harus

memiliki dasar hukum penganggaran.

• Anggaran

belanja

daerah

diprioritaskan

untuk

melaksanakan kewajiban pemerintahan daerah

(45)

Kesesuaian kewenangan dgn

pendanaan

Kesesuaian kewenangan dgn

pendanaan

1. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan daerah didanai dari dan atas beban APBD.

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan pemerintah pusat di daerah didanai dari

dan atas beban APBN.

3. Penyelenggaraan urusan pemerintahan provinsi yang

penugasannya dilimpahkan kepada kabupaten/kota

dan/atau desa, didanai dari dan atas beban APBD

provinsi.

4. Penyelenggaraan urusan pemerintahan kabupaten/kota

yang penugasannya dilimpahkan kepada desa, didanai

dari dan atas beban APBD kabupaten/kota.

1. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan daerah didanai dari dan atas beban APBD.

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan pemerintah pusat di daerah didanai dari

dan atas beban APBN.

3. Penyelenggaraan urusan pemerintahan provinsi yang

penugasannya dilimpahkan kepada kabupaten/kota

dan/atau desa, didanai dari dan atas beban APBD

provinsi.

4. Penyelenggaraan urusan pemerintahan kabupaten/kota

yang penugasannya dilimpahkan kepada desa, didanai

dari dan atas beban APBD kabupaten/kota.

(46)

Rencana Kerja Pemerintah

Daerah(RKPD)

Rencana Kerja Pemerintah

Daerah(RKPD)

• RKPD merupakan penjabaran dari Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

• RKPD menggunakan bahan dari Renja SKPD untuk

jangka waktu 1 (satu) tahun yang mengacu kepada

Rencana Kerja Pemerintah Pusat.

• RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi

daerah, prioritas pembangunan dan kewajiban

daerah.

• RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan

konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, dan pengawasan.

• RKPD ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.

• RKPD merupakan penjabaran dari Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

• RKPD menggunakan bahan dari Renja SKPD untuk

jangka waktu 1 (satu) tahun yang mengacu kepada

Rencana Kerja Pemerintah Pusat.

• RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi

daerah, prioritas pembangunan dan kewajiban

daerah.

• RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan

konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, dan pengawasan.

(47)

Kebijakan Umum APBD (KUA)

Kebijakan Umum APBD (KUA)

Kebijakan Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) menjadi acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD.

Kepala Daerah dalam menyusun rancangan KUA berdasarkan RKPD dan pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahun.

Kebijakan Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) menjadi acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD.

Kepala Daerah dalam menyusun rancangan KUA berdasarkan RKPD dan pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahun.

47

K U A ...

Pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan Mendagri

antara lain:

a. pokok-pokok kebijakan yang memuat sinkronisasi

kebijakan pemerintah dengan pemerintah daerah;

b. prinsip dan kebijakan penyusunan APBD tahun

anggaran berkenaan;

(48)

K U A ...

K U A ...

Rancangan KUA memuat :

a.

target pencapaian kinerja yang terukur dari

program-program yang telah ditetapkan;

b.

proyeksi pendapatan daerah;

c.

alokasi belanja daerah;

d.

sumber dan penggunaan pembiayaan .

1. Program-program diselaraskan dengan prioritas

pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah

pusat.

2. Mempertimbangkan perkembangan ekonomi makro

dan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal yang

ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Rancangan KUA memuat :

a.

target pencapaian kinerja yang terukur dari

program-program yang telah ditetapkan;

b.

proyeksi pendapatan daerah;

c.

alokasi belanja daerah;

d.

sumber dan penggunaan pembiayaan .

1. Program-program diselaraskan dengan prioritas

pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah

pusat.

2. Mempertimbangkan perkembangan ekonomi makro

dan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal yang

ditetapkan oleh pemerintah pusat.

(49)

Prioritas dan Plafon Anggaran

Sementara (PPAS)

Prioritas dan Plafon Anggaran

Sementara (PPAS)

Tahapan menyusun Rancangan PPAS sebagai

berikut:

a. menentukan skala prioritas untuk urusan wajib dan

urusan pilihan;

b. menentukan urutan program untuk masing-masing

urusan; dan

c. menyusun plafon anggaran sementara untuk

masing-masing program.

Tahapan menyusun Rancangan PPAS sebagai

berikut:

a. menentukan skala prioritas untuk urusan wajib dan

urusan pilihan;

b. menentukan urutan program untuk masing-masing

urusan; dan

c. menyusun plafon anggaran sementara untuk

masing-masing program.

(50)

PPAS ...

PPAS ...

- Kepala daerah menyampaikan rancangan PPAS

yang telah disusun kepada DPRD;

- Pembahasan PPAS dilakukan oleh TAPD bersama

panitia anggaran DPRD;

- Rancangan PPAS yang telah dibahas selanjutnya

disepakati menjadi PPA; paling lambat akhir bulan

Juli tahun anggaran berjalan;

- KUA serta PPA yang telah disepakati,

masing-masing dituangkan ke dalam nota kesepakatan

yang ditanda-tangani bersama antara kepala

daerah dengan pimpinan DPRD.

- nota kesepakatan yang berisi KUA dan PPA sebagai

dasar penyusunan RKA-SKPD.

- Kepala daerah menyampaikan rancangan PPAS

yang telah disusun kepada DPRD;

- Pembahasan PPAS dilakukan oleh TAPD bersama

panitia anggaran DPRD;

- Rancangan PPAS yang telah dibahas selanjutnya

disepakati menjadi PPA; paling lambat akhir bulan

Juli tahun anggaran berjalan;

- KUA serta PPA yang telah disepakati,

masing-masing dituangkan ke dalam nota kesepakatan

yang ditanda-tangani bersama antara kepala

daerah dengan pimpinan DPRD.

(51)

Pelaporan Dan Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APBD

Pelaporan Dan Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APBD

Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan

APBD, entitas pelaporan menyusun laporan

keuangan yang meliputi:

1. Laporan realisasi anggaran;

2. Neraca;

3. Laporan arus kas; dan

4. Catatan atas laporan keuangan.

Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan

APBD, entitas pelaporan menyusun laporan

keuangan yang meliputi:

1. Laporan realisasi anggaran;

2. Neraca;

3. Laporan arus kas; dan

4. Catatan atas laporan keuangan.

(52)

Pelaporan...

Pelaporan...

Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, entitas akuntansi menyusun laporan keuangan yang meliputi

:

1. Laporan realisasi anggaran;2. Neraca; dan

3. Catatan atas laporan keuangan.

Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, entitas akuntansi menyusun

laporan keuangan yang meliputi

:

1. Laporan realisasi anggaran;

2. Neraca; dan

3. Catatan atas laporan keuangan.

52

Laporan Realisasi Semester Pertama Anggaran Pendapatan dan Belanja

(53)

Laporan Realisasi Semester... Laporan Realisasi Semester...

Laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya disampaikan kepada kepala daerah paling lambat minggu ketiga bulan Juli untuk ditetapkan sebagai laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya. Selanjutnya laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya disampaikan kepada DPRD paling lambat akhir bulan.

Laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya disampaikan kepada kepala daerah paling lambat minggu ketiga bulan Juli untuk ditetapkan sebagai laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya. Selanjutnya laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya disampaikan kepada DPRD paling lambat akhir bulan.

53

Laporan Tahunan

PPK-SKPD menyiapkan laporan keuangan SKPD tahun

anggaran berkenaan dan disampaikan kepada kepala SKPD

untuk ditetapkan sebagai laporan pertanggungjawaban

pelaksanaan anggaran SKPD.

(54)

54

Mekanisme Penghitungan D A U

KEBUTUHAN D A U

KEBUTUHAN D A U

KEBUTUHAN DAERAH

KEBUTUHAN DAERAH

POTENSI PENERIMAAN POTENSI

PENERIMAAN

BOBOT D A U

BOBOT D A U

PROVINSI (10%)

PROVINSI (10%)

KABUPATEN/ KOTA (90%)

(55)

55

Keterangan :

Potensi Penerimaan = [ Penerimaan Rata-rata x ( I.Industri + I.SDA + I.SDM ) ] 3

Kebutuhan Daerah = [ Pengeluaran Rata-rata x ( I.Pddk +I.Luas +I.Harga +I.Miskin) ] 4

Kebutuhan D A U = Kebutuhan Daerah - Potensi Penerimaan

Bobot D A U = Kebutuhan DAU Daerah : Total Kebutuhan DAU

D A U Provinsi = 10% x 25% x Pener.Dalam Negeri x Bobot DAU

(56)

LITERATUR

LITERATUR

Gade, Muhammad. 1998.

Akuntansi Pemerintahan

. Edisi

Revisi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Kansil CST, Prof. Drs., S.H.dan Kansil Christine S.T.,

S.H., M.H. 2001.

Kitab Undang-Undang Otonomi

Daerah 1999 – 2001; Kitab 2

. Jakarta: PT Pradnya

Paramita.

Soediyono, Prof. DR. MBA. 1989.

Ekonomi Makro,

Pengantar Analisis Pendapatan Nasional

. Edisi ke-5.

Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Undang-Undang No.1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara

.

Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara.

Gade, Muhammad. 1998.

Akuntansi Pemerintahan

. Edisi

Revisi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Kansil CST, Prof. Drs., S.H.dan Kansil Christine S.T.,

S.H., M.H. 2001.

Kitab Undang-Undang Otonomi

Daerah 1999 – 2001; Kitab 2

. Jakarta: PT Pradnya

Paramita.

Soediyono, Prof. DR. MBA. 1989.

Ekonomi Makro,

Pengantar Analisis Pendapatan Nasional

. Edisi ke-5.

Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Undang-Undang No.1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara

.

(57)

LITERATUR ...

LITERATUR ...

Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang

Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional.

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah

Daerah

.

Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah.

Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang

Keuangan

Negara.

Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 tentang

Perubahan

Undang-Undang No. 18 Tahun 1997.

Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang

Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional.

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah

Daerah

.

Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah.

Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang

Keuangan

Negara.

Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 tentang

Perubahan

Undang-Undang No. 18 Tahun 1997.

(58)

LITERATUR

LITERATUR

Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2006 tentang

Tata

Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerusan

Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri

.

Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2005 tentang

Tata

Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah.

Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang

Badan

Layanan Umum

.

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan.

Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2006 tentang

Tata

Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerusan

Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri

.

Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2005 tentang

Tata

Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah.

Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang

Badan

Layanan Umum

.

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan.

(59)

LITERATUR

LITERATUR

Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang

Pinjaman Daerah

.

Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang

Dana Perimbangan

.

Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang

Hibah kepada Daerah

.

Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan dan Pertanggung Jawaban Keuangan

Daerah.

Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2003 tentang

Pengendalian Jumlah Kumulatif APBN dan APBD.

Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001 tentang

Pajak Daerah

.

Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang

Pinjaman Daerah

.

Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang

Dana Perimbangan

.

Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang

Hibah kepada Daerah

.

Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan dan Pertanggung Jawaban Keuangan

Daerah.

Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2003 tentang

Pengendalian Jumlah Kumulatif APBN dan APBD.

Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001 tentang

Pajak Daerah

.

(60)

LITERATUR

LITERATUR

Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2001 tentang

Retribusi Daerah

.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006

tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007

tentang

Perubahan Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun 1997

tentang

Tuntutan Ganti Rugi dan Tuntutan

Perbendaharaan Keuangan dan Barang Daerah

.

Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2001 tentang

Retribusi Daerah

.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006

tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007

tentang

Perubahan Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun 1997

tentang

Tuntutan Ganti Rugi dan Tuntutan

Perbendaharaan Keuangan dan Barang Daerah

.

Referensi

Dokumen terkait

Hindi baga naman magiging kahiya-hiya kung ang kanyang napiling makaisang-palad ay pakakasalan niya nang pagayon na lamang at pagkatapos ay iuuwi sa kanilang bahay na tila isang

Terapi oksigen di rumah diberikan kepada penderita PPOK stabil derajat berat dengan gagal napas kronik.. Sedangkan diberikan kepada penderita PPOK stabil derajat berat dengan

deleoni resisten suprasida skala laboratorium maupun lapang menunjukan karakteristik predasi lying in wait type karena lama waktu menunggu lebih lama dari pada

bahwa variabel gaya kepemimpinan demokratis pada indikator suasana saling percaya memiliki index paling rendah, oleh karena itu karyawan Dewan Pelaksana Pengelola

Oleh sebab itu minat manusia pada dasarnya tidak dipandang sebagai ciri pada dasarnya tidak dipandang sebagai ciri-- ciri pribadi yang stabil (sifat) namun lebih ciri pribadi

Dusun Taeno merupakan salah satu dusun di Desa Rumahtiga Kecamatan Teluk Ambon dimana sub sektor hortikultura yaitu sayuran daun kangkung, sawi dan bayam merupakan

Asam-asam amino dari pool ini mungkin digunakan pada protein turnover atau untuk membentuk energi yang dibutuhkan oleh tubuh.. turnover atau untuk membentuk energi yang dibutuhkan

Pada sebagian besar populasi di dunia, transkiripsi laktase di down regulasi setelah penyapihan, yang menyebabkan menghilangnya ekspresi laktase pada usus halus, dimana