ADMINISTRASI KEUANGAN
DAERAH
Drs. Suryo Yudho Pudjianto,MSi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2
ADMINISTRASI
Administrasi---to administer---to manage (mengelola)
“Kegiatan dalam mengelola informasi, manusia, harta benda
hingga tercapainya tujuan yang terhimpun dalam organisasi “
Arti sempit
: penyusunan dan pencatatan data dan informasi
secara sistematis dengan maksud untuk menyediakan keterangan
dan informasi secara sistematis serta untuk memudahkan
memperolehnya kembali.
3
KEUANGAN DAERAH
“
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban
daerah yang dapat dinilai dengan uang dan segala
sesuatu berupa uang dan barang yang dapat
Unsur Pokok Keuangan Daerah :
Unsur Pokok Keuangan Daerah :
• Hak Daerah yang dapat dinilai dengan uang,
• Kewajiban Daerah,
• Kekayaan yang berhubungan dengan hak
dan kewajiban tersebut.
• Hak Daerah yang dapat dinilai dengan uang,
• Kewajiban Daerah,
• Kekayaan yang berhubungan dengan hak
dan kewajiban tersebut.
Hak Daerah :
Hak Daerah :
Hak daerah dalam rangka keuangan daerah
adalah segala hak yang melekat pada Daerah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang digunakan dalam usaha pemerintah
daerah mengisi kas daerah.
Hak daerah dalam rangka keuangan daerah
adalah segala hak yang melekat pada Daerah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang digunakan dalam usaha pemerintah
daerah mengisi kas daerah.
Hak Daerah ...
Hak Daerah ...
1. Hak menarik pajak daerah (UU No. 18 Tahun
1997 jo UU No. 34 Tahun 2000).
2. Hak untuk menarik retribusi/iuran daerah (UU
No. 18 Tahun 1997 jo UU No. 34 tahun 2000).
3. Hak mengadakan pinjaman (UU No. 33 tahun
2004 ).
4. Hak untuk memperoleh dana perimbangan dari
pusat (UU No. 33 tahun 2004).
1. Hak menarik pajak daerah (UU No. 18 Tahun
1997 jo UU No. 34 Tahun 2000).
2. Hak untuk menarik retribusi/iuran daerah (UU
No. 18 Tahun 1997 jo UU No. 34 tahun 2000).
3. Hak mengadakan pinjaman (UU No. 33 tahun
2004 ).
4. Hak untuk memperoleh dana perimbangan dari
pusat (UU No. 33 tahun 2004).
Kewajiban Daerah :
Kewajiban Daerah :
Kewajiban daerah adalah kewajiban
yang merupakan bagian pelaksanaan
tugas-tugas Pemerintahan pusat
sesuai pembukaan UUD 1945.
Kewajiban daerah adalah kewajiban
yang merupakan bagian pelaksanaan
tugas-tugas Pemerintahan pusat
sesuai pembukaan UUD 1945.
Kewajiban Daerah ...
Kewajiban Daerah ...
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia,
2. Memajukan kesejahteraan umum,
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa,
4. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia,
2. Memajukan kesejahteraan umum,
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa,
4. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
Kewenangan Pemerintah Pusat
Kewenangan Pemerintah Pusat
• Politik luar negeri
• Pertahanan
• Keamanan
• Yustisi
• Moneter dan fiskal nasional
• Agama
• Politik luar negeri
• Pertahanan
• Keamanan
• Yustisi
• Moneter dan fiskal nasional
• Agama
Kewenangan Daerah
Kewenangan Daerah
• Urusan Wajib
adalah
urusan
pemerintahan
yang
wajib
diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan
pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan
pelayanan dasar
• Urusan Pilihan
adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada
dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan
potensi unggulan daerah yang bersangkutan
• Urusan Wajib
adalah
urusan
pemerintahan
yang
wajib
diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan
pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan
pelayanan dasar
• Urusan Pilihan
adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada
dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan
potensi unggulan daerah yang bersangkutan
Urusan Wajib :
Urusan Wajib :
1. pendidikan; 2. kesehatan;
3. lingkungan hidup; 4. pekerjaan umum; 5. penataan ruang; 6. perencanaan
pembangunan; 7. perumahan;
8. kepemudaan dan olahraga; 9. penanaman modal;
10. koperasi dan usaha kecil dan menengah;
11. kependudukan dan catatan sipil;
12. ketenagakerjaan; 13. ketahanan pangan; 1. pendidikan;
2. kesehatan;
3. lingkungan hidup; 4. pekerjaan umum; 5. penataan ruang; 6. perencanaan
pembangunan; 7. perumahan;
8. kepemudaan dan olahraga; 9. penanaman modal;
10. koperasi dan usaha kecil dan menengah;
11. kependudukan dan catatan sipil;
12. ketenagakerjaan; 13. ketahanan pangan;
11
14.pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
15.keluarga berencana dan keluarga sejahtera;
16.perhubungan;
17.komunikasi dan informatika; 18.pertanahan;
19.kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;
20.otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian; 21.pemberdayaan masyarakat dan desa; 22.sosial;
23.kebudayaan; 24.statistik;
Urusan Pilihan :
Urusan Pilihan :
1.
kelautan dan perikanan
2.
pertanian
3.
kehutanan
4.
energi dan sumber daya mineral
5.
pariwisata
6.
industri
7.
perdagangan
8.
ketransmigrasian
1.
kelautan dan perikanan
2.
pertanian
3.
kehutanan
4.
energi dan sumber daya mineral
5.
pariwisata
6.
industri
7.
perdagangan
8.
ketransmigrasian
HUBUNGAN ANTARA KEUANGAN DAERAH
DENGAN KEUANGAN NEGARA
HUBUNGAN ANTARA KEUANGAN DAERAH
DENGAN KEUANGAN NEGARA
Dasar pemikiran :
- Pasal 1 UUD 1945 menetapkan negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
- pasal 18 UUD 1945 menyatakan bahwa daerah Indonesia terbagi dalam daerah yang bersifat otonom dan daerah administrasi.
- Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional yang dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah. - Penyelenggaraan pemerintahan daerah merupakan subsistem
dari pemerintahan negara.
sehingga antara keuangan daerah dengan keuangan
negara akan mempunyai hubungan yang erat dan
saling mempengaruhi.
Dasar pemikiran :
- Pasal 1 UUD 1945 menetapkan negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
- pasal 18 UUD 1945 menyatakan bahwa daerah Indonesia terbagi dalam daerah yang bersifat otonom dan daerah administrasi.
- Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional yang dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah. - Penyelenggaraan pemerintahan daerah merupakan subsistem
dari pemerintahan negara.
sehingga antara keuangan daerah dengan keuangan
negara akan mempunyai hubungan yang erat dan
HUBUNGAN ...
HUBUNGAN ...
Untuk mendukung penyelenggaraan otonomi
daerah diperlukan kewenangan yang luas, nyata
dan bertanggung jawab di daerah serta secara
proporsional diwujudkan dengan pengaturan,
pembagian dan pemanfaatan sumber daya
nasional yang berkeadilan, serta perimbangan
keuangan pemerintah pusat dan daerah.
(penjelasan UUD 1945 dan UU. 33 th 2004
Untuk mendukung penyelenggaraan otonomi
daerah diperlukan kewenangan yang luas, nyata
dan bertanggung jawab di daerah serta secara
proporsional diwujudkan dengan pengaturan,
pembagian dan pemanfaatan sumber daya
nasional yang berkeadilan, serta perimbangan
keuangan pemerintah pusat dan daerah.
(penjelasan UUD 1945 dan UU. 33 th 2004
HUBUNGAN ...
HUBUNGAN ...
• Sumber pembiayaan dalam rangka perimbangan
keuangan pemerintah pusat dan daerah dilaksanakan
atas dasar desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas
pembantuan.
• Pelimpahan kewenangan dalam rangka desentralisasi
dan dekonsentrasi disertai dengan pengalihan sumber
daya manusia dan sarana serta pengalokasian
anggaran
yang
diperlukan
untuk
kelancaran
pelaksanaan penyerahan dan pelimpahan kewenangan.
• Penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah dalam
rangka tugas pembantuan hanya disertai pengalokasian
anggaran.
Pelimpahan wewenang dalam rangka desentralisasi saja
yang merupakan sumber keuangan daerah.
• Sumber pembiayaan dalam rangka perimbangan
keuangan pemerintah pusat dan daerah dilaksanakan
atas dasar desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas
pembantuan.
• Pelimpahan kewenangan dalam rangka desentralisasi
dan dekonsentrasi disertai dengan pengalihan sumber
daya manusia dan sarana serta pengalokasian
anggaran
yang
diperlukan
untuk
kelancaran
pelaksanaan penyerahan dan pelimpahan kewenangan.
• Penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah dalam
rangka tugas pembantuan hanya disertai pengalokasian
anggaran.
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Pengelolaan Keuangan Daerah dilaksanakan oleh
pemegang kekuasaan pengelola keuangan daerah.
Kepala Daerah selaku kepala pemerintah daerah
adalah
pemegang
kekuasaan
pengelolaan
keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah
dalam
kepemilikan
kekayaan
daerah
yang
dipisahkan.
Pengelolaan Keuangan Daerah dilaksanakan oleh
pemegang kekuasaan pengelola keuangan daerah.
Kepala Daerah selaku kepala pemerintah daerah
adalah
pemegang
kekuasaan
pengelolaan
keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah
dalam
kepemilikan
kekayaan
daerah
yang
dipisahkan.
PENGELOLAAN...
PENGELOLAAN...
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
mempunyai kewenangan:
a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD.
b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah. c. Menetapkan kuasa pengguna anggaran/pengguna barang. d. Menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran.
e. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah.
f. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah.
g. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik daerah.
h. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran.
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
mempunyai kewenangan:
a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD.
b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah. c. Menetapkan kuasa pengguna anggaran/pengguna barang. d. Menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran.
e. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah.
f. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah.
g. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik daerah.
h. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran.
PENGELOLAAN...
PENGELOLAAN...
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada:
a. Sekretaris Daerah selaku Koordinator Pengelola
Keuangan Daerah.
b.
Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah
(SKPKD) selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(PPKD).
c. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku
pejabat pengguna anggaran/pengguna barang.
Pelimpahan ditetapkan dengan keputusan kepala daerah
berdasarkan prinsip pemisahan kewenangan antara yang
memerintahkan, menguji, dan yang menerima atau
mengeluarkan uang,
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada:
a. Sekretaris Daerah selaku Koordinator Pengelola
Keuangan Daerah.
b.
Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah
(SKPKD) selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(PPKD).
c. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku
pejabat pengguna anggaran/pengguna barang.
Pelimpahan ditetapkan dengan keputusan kepala daerah
berdasarkan prinsip pemisahan kewenangan antara yang
memerintahkan, menguji, dan yang menerima atau
mengeluarkan uang,
Koordinator Pengelola Keuangan Daerah
(Sekretaris Daerah)
Koordinator Pengelola Keuangan Daerah
(Sekretaris Daerah)
Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah mempunyai
tugas koordinasi di bidang:
a. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD. b. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan
barang daerah.
c. Penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD.
d. Penyusunan Raperda APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
e. Penyusunan tugas-tugas pejabat perencana daerah, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah, dan pejabat pengawas keuangan
daerah.
f. Penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggung jawaban pelaksanaan APBD.
Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah mempunyai
tugas koordinasi di bidang:
a. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD. b. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan
barang daerah.
c. Penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD.
d. Penyusunan Raperda APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
e. Penyusunan tugas-tugas pejabat perencana daerah, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah, dan pejabat pengawas keuangan
daerah.
f. Penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka
Koordinator Pengelola Keuangan Daerah
(Sekretaris Daerah)
Koordinator Pengelola Keuangan Daerah
(Sekretaris Daerah)
Selain mempunyai tugas koordinasi, Sekretaris Daerah
mempunyai tugas:
a. memimpin Tim Anggaran Pemerintah Daerah,
b. menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD,
c. menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah,
d.memberikan persetujuan pengesahan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA-SKPD) / Dokumen
Perubahan Pelaksanaan Anggaran (DPPA), dan
e.
melaksanakan
tugas-tugas
koordinasi
pengelolaan keuangan daerah lainnya berdasarkan
kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.
Selain mempunyai tugas koordinasi, Sekretaris Daerah
mempunyai tugas:
a. memimpin Tim Anggaran Pemerintah Daerah,
b. menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD,
c. menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah,
d.memberikan persetujuan pengesahan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA-SKPD) / Dokumen
Perubahan Pelaksanaan Anggaran (DPPA), dan
e.
melaksanakan
tugas-tugas
koordinasi
pengelolaan keuangan daerah lainnya berdasarkan
kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) mempunyai
tugas:
a. menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan
keuangan daerah,
b. menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan
APBD,
c. melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah,
d. melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah (BUD),
e. menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; dan
f. melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang
dilimpahkan oleh kepala daerah.
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) mempunyai
tugas:
a. menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan
keuangan daerah,
b. menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan
APBD,
c. melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah,
d. melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah (BUD),
e. menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; dan
f. melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku Bendahara
Umum Daerah (BUD) berwenang:
a. menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD; b. mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD;
c. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
d. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah;
e. melaksanakan pemungutan pajak daerah; f. menetapkan Surat Penyediaan Dana (SPD);
g. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;
h. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah; i. menyajikan informasi keuangan daerah; dan
j. melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah.
PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku Bendahara
Umum Daerah (BUD) berwenang:
a. menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD; b. mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD;
c. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
d. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah;
e. melaksanakan pemungutan pajak daerah; f. menetapkan Surat Penyediaan Dana (SPD);
g. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;
h. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah; i. menyajikan informasi keuangan daerah; dan
j. melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah.
Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang
Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang
Kepala SKPD selaku Pejabat Pengguna Anggaran /Pengguna Barang (PPA/PB) mempunyai tugas:
a. menyusun Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD); b. menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-SKPD); c. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran ;
d. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran; f. melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;
g. mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;
h. menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM);
i. mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD; j. mengelola barang milik daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD; k. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD;
PPA dapat melimpahkan kewenangannya kepada PPTK, PPK
dan Bendahara dengan SK Kepala Daerah
Kepala SKPD selaku Pejabat Pengguna Anggaran /Pengguna Barang (PPA/PB) mempunyai tugas:
a. menyusun Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD); b. menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-SKPD); c. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran ;
d. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran; f. melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;
g. mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;
h. menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM);
i. mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD; j. mengelola barang milik daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD; k. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD;
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
DAERAH (APBD)
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
DAERAH (APBD)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya
disingkat APBD adalah suatu rencana keuangan tahunan
pemerintah daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (UU No. 17 Tahun 2003 pasal 1 butir 8 tentang
Keuangan Negara).
-Semua Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerah harus
dicatat dan dikelola dalam APBD.
-Penerimaan dan pengeluaran daerah tersebut adalah dalam
rangka pelaksanaan tugas-tugas desentralisasi.
-APBD disusun dengan pendekatan kinerja yaitu suatu sistem
anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja.
-Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan yang berakibat
pengeluaran atas beban APBD apabila tidak tersedia anggaran
untuk membiayai pengeluaran tersebut.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya
disingkat APBD adalah suatu rencana keuangan tahunan
pemerintah daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (UU No. 17 Tahun 2003 pasal 1 butir 8 tentang
Keuangan Negara).
-Semua Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerah harus
dicatat dan dikelola dalam APBD.
-Penerimaan dan pengeluaran daerah tersebut adalah dalam
rangka pelaksanaan tugas-tugas desentralisasi.
-APBD disusun dengan pendekatan kinerja yaitu suatu sistem
anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja.
Fungsi Anggaran Daerah
Fungsi Anggaran Daerah
Fungsi APBN/APBD dalam (Pasal 3 (4) UU No. 17 /2003) :
Fungsi Otorisasi
Anggaran daerah merupakan dasar untuk melaksanakan
pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
Fungsi Perencanaan
Anggaran daerah merupakan pedoman bagi manajemen dalam
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
Fungsi Pengawasan
Anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah
kegiatan penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
Fungsi APBN/APBD dalam (Pasal 3 (4) UU No. 17 /2003) :
Fungsi Otorisasi
Anggaran daerah merupakan dasar untuk melaksanakan
pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
Fungsi Perencanaan
Anggaran daerah merupakan pedoman bagi manajemen dalam
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
Fungsi Pengawasan
Anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah
kegiatan penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
Fungsi Anggaran Daerah...
Fungsi Anggaran Daerah...
Fungsi Alokasi
Anggaran daerah diarahkan untuk mengurangi
pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
Fungsi Distribusi
Anggaran
daerah
harus
mengandung
arti/
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
Fungsi Stabilisasi
Anggaran daerah harus mengandung arti/ harus
menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan
keseimbangan fundamental perekonomian.
Fungsi Alokasi
Anggaran daerah diarahkan untuk mengurangi
pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
Fungsi Distribusi
Anggaran
daerah
harus
mengandung
arti/
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
Fungsi Stabilisasi
Anggaran daerah harus mengandung arti/ harus
menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan
keseimbangan fundamental perekonomian.
Prinsip-Prinsip Anggaran Daerah
Prinsip-Prinsip Anggaran Daerah
Sesuai bunyi penjelasan UU No. 17 / 2003 dan UU
No.1/2004 yaitu :
Kesatuan
Azas ini menghendaki agar semua Pendapatan
dan Belanja Negara/Daerah disajikan dalam satu
dokumen anggaran.
Universalitas
Azas ini mengharuskan agar setiap transaksi
keuangan ditampilkan secara utuh dalam dokumen
anggaran.
Tahunan
Azas ini membatasi masa berlakunya anggaran
untuk suatu tahun tertentu
Sesuai bunyi penjelasan UU No. 17 / 2003 dan UU
No.1/2004 yaitu :
Kesatuan
Azas ini menghendaki agar semua Pendapatan
dan Belanja Negara/Daerah disajikan dalam satu
dokumen anggaran.
Universalitas
Azas ini mengharuskan agar setiap transaksi
keuangan ditampilkan secara utuh dalam dokumen
anggaran.
Tahunan
Azas ini membatasi masa berlakunya anggaran
untuk suatu tahun tertentu
Prinsip-Prinsip ...
Prinsip-Prinsip ...
Spesialitas
Azas ini mewajibkan agar kredit anggaran yang
disediakan terinci secara jelas peruntukannya.
Akrual
Azas ini menghendaki anggaran suatu tahun anggaran
dibebani untuk pengeluaran yang seharusnya dibayar,
atau menguntungkan anggaran untuk penerimaan
yang seharusnya diterima, walaupun sebenarnya
belum dibayar atau belum diterima pada kas.
Kas
Azas ini menghendaki anggaran suatu tahun anggaran
dibebani pada saat terjadi pengeluaran/ penerimaan
uang dari/ ke Kas Daerah
Spesialitas
Azas ini mewajibkan agar kredit anggaran yang
disediakan terinci secara jelas peruntukannya.
Akrual
Azas ini menghendaki anggaran suatu tahun anggaran
dibebani untuk pengeluaran yang seharusnya dibayar,
atau menguntungkan anggaran untuk penerimaan
yang seharusnya diterima, walaupun sebenarnya
belum dibayar atau belum diterima pada kas.
Kas
Azas ini menghendaki anggaran suatu tahun anggaran
dibebani pada saat terjadi pengeluaran/ penerimaan
uang dari/ ke Kas Daerah
Struktur Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah
Struktur Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah
STRUKTUR APBD
STRUKTUR APBD
Struktur Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah
Struktur Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah
Struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari:
1. Pendapatan Daerah
2. Belanja Daerah
3. Pembiayaan
Selisih lebih
pendapatan terhadap belanja disebut
surplus
anggaran
Selisih kurang
pendapatan terhadap belanja disebut
defisit
anggaran
.
Struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari:
1. Pendapatan Daerah
2. Belanja Daerah
3. Pembiayaan
Selisih lebih
pendapatan terhadap belanja disebut
surplus
anggaran
Selisih kurang
pendapatan terhadap belanja disebut
defisit
anggaran
.
Pendapatan Daerah :
Pendapatan Daerah :
Pendapatan
Daerah
meliputi
semua
penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum
Daerah, yang menambah ekuitas dana lancar,
yang merupakan hak daerah dalam satu tahun
anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh
Daerah.
Pendapatan
Daerah
meliputi
semua
penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum
Daerah, yang menambah ekuitas dana lancar,
yang merupakan hak daerah dalam satu tahun
anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh
Daerah.
Pendapatan Daerah
terdiri atas:
Pendapatan Daerah
terdiri atas:
a.
Pendapatan Asli Daerah (PAD);
b.
Dana Perimbangan; dan
c.
Lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Pendapatan Asli Daerah
terdiri atas:
1. pajak daerah;
2. retribusi daerah;
3. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan;
4. lain-lain PAD yang sah.
a
.
Pendapatan Asli Daerah (PAD);
b.
Dana Perimbangan; dan
c.
Lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Pendapatan Asli Daerah
terdiri atas:
1. pajak daerah;
2. retribusi daerah;
3. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan;
4. lain-lain PAD yang sah.
Lain-lain PAD yang sah
terdiri dari:
Lain-lain PAD yang sah
terdiri dari:
a. hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;
b. hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan
daerah yang tidak dipisahkan;
c. jasa giro;
d.
pendapatan bunga;
e.
tuntutan ganti rugi;
f. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing; dan
g.
komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai
akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang
dan/atau jasa oleh daerah.
a. hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;
b. hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan
daerah yang tidak dipisahkan;
c. jasa giro;
d.
pendapatan bunga;
e.
tuntutan ganti rugi;
f. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing; dan
g.
komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai
akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang
dan/atau jasa oleh daerah.
33
Dana Perimbangan
terdiri dari:
Dana Perimbangan
terdiri dari:
a.
Dana Bagi Hasil;
b. Dana Alokasi Umum; dan
c. Dana Alokasi Khusus.
Lain-lain Pendapatan Daerah yang
Sah :
meliputi hibah, dana darurat, dan lain-lain
pendapatan yang ditetapkan oleh pemerintah.
a.
Dana Bagi Hasil;
b. Dana Alokasi Umum; dan
c. Dana Alokasi Khusus.
Lain-lain Pendapatan Daerah yang
Sah :
meliputi hibah, dana darurat, dan lain-lain
pendapatan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Belanja Daerah
Belanja Daerah
Belanja Daerah meliputi semua pengeluaran dari
Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi
ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban
daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh Daerah.
Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka
pelaksanaan
urusan wajib
dan
urusan pilihan
yang ditetapkan dengan ketentuan
perundang-undangan.
Belanja Daerah meliputi semua pengeluaran dari
Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi
ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban
daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh Daerah.
Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka
pelaksanaan
urusan wajib
dan
urusan pilihan
yang ditetapkan dengan ketentuan
perundang-undangan.
Klasifikasi Belanja :
Klasifikasi Belanja :
a. klasifikasikan menurut organisasi;
b. klasifikasikan menurut fungsi;
c. klasifikasikan menurut program dan kegiatan;
d. klasifikasikan menurut jenis belanja.
- Klasifikasi belanja menurut organisasi disesuaikan
dengan susunan organisasi pemerintahan daerah.
- Klasifikasi belanja menurut fungsi terdiri dari:
a.klasifikasi berdasarkan urusan pemerintahan; dan
b.klasifikasi fungsi pengelolaan negara.
a. klasifikasikan menurut
organisasi;
b. klasifikasikan menurut
fungsi;
c. klasifikasikan menurut
program dan kegiatan;
d. klasifikasikan menurut
jenis belanja.
- Klasifikasi belanja menurut organisasi disesuaikan
dengan susunan organisasi pemerintahan daerah.
- Klasifikasi belanja menurut fungsi terdiri dari:
a.klasifikasi berdasarkan urusan pemerintahan; dan
b.klasifikasi fungsi pengelolaan negara.
klasifikasi fungsi pengelolaan negara.
klasifikasi fungsi pengelolaan negara.
Terdiri Dari :
a. pelayanan umum;
b. ketertiban dan keamanan;
c. ekonomi;
d. lingkungan hidup;
e. perumahan dan fasilitas umum;
f. kesehatan;
g. pariwisata dan budaya;
h. agama;
i. pendidikan; serta
j. perlindungan sosial.
Terdiri Dari :
a. pelayanan umum;
b. ketertiban dan keamanan;
c. ekonomi;
d. lingkungan hidup;
e. perumahan dan fasilitas umum;
f. kesehatan;
g. pariwisata dan budaya;
h. agama;
i. pendidikan; serta
klasifikasi jenis belanja.
klasifikasi jenis belanja.
Terdiri dari :
• a. belanja pegawai;
• b. belanja barang dan jasa;
• c. belanja modal;
• d. bunga;
• e. subsidi;
• f. hibah;
• g. bantuan sosial;
• h. belanja bagi hasil dan bantuan keuangan; dan
• i. belanja tidak terduga.
Terdiri dari :
• a. belanja pegawai;
• b. belanja barang dan jasa;
• c. belanja modal;
• d. bunga;
• e. subsidi;
• f. hibah;
• g. bantuan sosial;
• h. belanja bagi hasil dan bantuan keuangan; dan
• i. belanja tidak terduga.
Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah meliputi semua
penerimaan
yang
perlu
dibayar
kembali
dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali
, baik
pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Pembiayaan daerah meliputi semua
penerimaan
yang
perlu
dibayar
kembali
dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali
, baik
pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Pembiayaan daerah
tersebut terdiri dari :
Pembiayaan daerah
tersebut terdiri dari :
Penerimaan pembiayaan
mencakup:
a. SiLPA tahun anggaran sebelumnya;
b. pencairan dana cadangan;
c. hasil penjualan kekayaan daerah yang
dipisahkan;
d. penerimaan pinjaman; dan
e. penerimaan kembali pemberian pinjaman.
Penerimaan pembiayaan
mencakup:
a. SiLPA tahun anggaran sebelumnya;
b. pencairan dana cadangan;
c. hasil penjualan kekayaan daerah yang
dipisahkan;
d. penerimaan pinjaman; dan
e. penerimaan kembali pemberian pinjaman.
...
Pembiayaan Daerah
...
Pembiayaan Daerah
Pengeluaran pembiayaan
mencakup:
a. pembentukan dana cadangan;
b. penyertaan modal pemerintah daerah;
c. pembayaran pokok utang; dan
d. pemberian pinjaman.
Pembiayaan neto
merupakan selisih
lebih penerimaan pembiayaan terhadap
pengeluaran pembiayaan.
Pengeluaran pembiayaan
mencakup:
a. pembentukan dana cadangan;
b. penyertaan modal pemerintah daerah;
c. pembayaran pokok utang; dan
d. pemberian pinjaman.
Pembiayaan neto
merupakan selisih
lebih penerimaan pembiayaan terhadap
pengeluaran pembiayaan.
Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
PENYUSUNAN APBD
PENYUSUNAN APBD
PENYUSUNAN APBD
PENYUSUNAN APBD
APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah
dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai
tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.
APBD disusun sesuai dengan kebutuhan
penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan
pendapatan daerah.
APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah
dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai
tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.
APBD disusun sesuai dengan kebutuhan
penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan
pendapatan daerah.
43
Siklus Pengelolaan APBD terdiri dari:
1.
Penyusunan dan Penetapan APBD;
2.
Pelaksanaan dan Penatausahaan APBD;
Penyusunan APBD ....
Penyusunan APBD ....
•
Penyusunan APBD
berpedoman kepada Rencana Kerja
Pemerintah Daerah dalam rangka mewujudkan pelayanan
kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara.
• Dalam
menyusun APBD
, penganggaran pengeluaran
harus didukung dengan adanya kepastian atas
tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup.
• Seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintahan
daerah baik dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa
harus dianggarkan dalam APBD.
• Penganggaran penerimaan dan pengeluaran APBD harus
memiliki dasar hukum penganggaran.
• Anggaran
belanja
daerah
diprioritaskan
untuk
melaksanakan kewajiban pemerintahan daerah
•
Penyusunan APBD
berpedoman kepada Rencana Kerja
Pemerintah Daerah dalam rangka mewujudkan pelayanan
kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara.
• Dalam
menyusun APBD
, penganggaran pengeluaran
harus didukung dengan adanya kepastian atas
tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup.
• Seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintahan
daerah baik dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa
harus dianggarkan dalam APBD.
• Penganggaran penerimaan dan pengeluaran APBD harus
memiliki dasar hukum penganggaran.
• Anggaran
belanja
daerah
diprioritaskan
untuk
melaksanakan kewajiban pemerintahan daerah
Kesesuaian kewenangan dgn
pendanaan
Kesesuaian kewenangan dgn
pendanaan
1. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah didanai dari dan atas beban APBD.
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintah pusat di daerah didanai dari
dan atas beban APBN.
3. Penyelenggaraan urusan pemerintahan provinsi yang
penugasannya dilimpahkan kepada kabupaten/kota
dan/atau desa, didanai dari dan atas beban APBD
provinsi.
4. Penyelenggaraan urusan pemerintahan kabupaten/kota
yang penugasannya dilimpahkan kepada desa, didanai
dari dan atas beban APBD kabupaten/kota.
1. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah didanai dari dan atas beban APBD.
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintah pusat di daerah didanai dari
dan atas beban APBN.
3. Penyelenggaraan urusan pemerintahan provinsi yang
penugasannya dilimpahkan kepada kabupaten/kota
dan/atau desa, didanai dari dan atas beban APBD
provinsi.
4. Penyelenggaraan urusan pemerintahan kabupaten/kota
yang penugasannya dilimpahkan kepada desa, didanai
dari dan atas beban APBD kabupaten/kota.
Rencana Kerja Pemerintah
Daerah(RKPD)
Rencana Kerja Pemerintah
Daerah(RKPD)
• RKPD merupakan penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
• RKPD menggunakan bahan dari Renja SKPD untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun yang mengacu kepada
Rencana Kerja Pemerintah Pusat.
• RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi
daerah, prioritas pembangunan dan kewajiban
daerah.
• RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.
• RKPD ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.
• RKPD merupakan penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
• RKPD menggunakan bahan dari Renja SKPD untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun yang mengacu kepada
Rencana Kerja Pemerintah Pusat.
• RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi
daerah, prioritas pembangunan dan kewajiban
daerah.
• RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.
Kebijakan Umum APBD (KUA)
Kebijakan Umum APBD (KUA)
Kebijakan Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) menjadi acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD.
Kepala Daerah dalam menyusun rancangan KUA berdasarkan RKPD dan pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahun.
Kebijakan Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) menjadi acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD.
Kepala Daerah dalam menyusun rancangan KUA berdasarkan RKPD dan pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahun.
47
K U A ...
Pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan Mendagri
antara lain:
a. pokok-pokok kebijakan yang memuat sinkronisasi
kebijakan pemerintah dengan pemerintah daerah;
b. prinsip dan kebijakan penyusunan APBD tahun
anggaran berkenaan;
K U A ...
K U A ...
Rancangan KUA memuat :
a.
target pencapaian kinerja yang terukur dari
program-program yang telah ditetapkan;
b.
proyeksi pendapatan daerah;
c.
alokasi belanja daerah;
d.
sumber dan penggunaan pembiayaan .
1. Program-program diselaraskan dengan prioritas
pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat.
2. Mempertimbangkan perkembangan ekonomi makro
dan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal yang
ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Rancangan KUA memuat :
a.
target pencapaian kinerja yang terukur dari
program-program yang telah ditetapkan;
b.
proyeksi pendapatan daerah;
c.
alokasi belanja daerah;
d.
sumber dan penggunaan pembiayaan .
1. Program-program diselaraskan dengan prioritas
pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat.
2. Mempertimbangkan perkembangan ekonomi makro
dan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal yang
ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara (PPAS)
Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara (PPAS)
Tahapan menyusun Rancangan PPAS sebagai
berikut:
a. menentukan skala prioritas untuk urusan wajib dan
urusan pilihan;
b. menentukan urutan program untuk masing-masing
urusan; dan
c. menyusun plafon anggaran sementara untuk
masing-masing program.
Tahapan menyusun Rancangan PPAS sebagai
berikut:
a. menentukan skala prioritas untuk urusan wajib dan
urusan pilihan;
b. menentukan urutan program untuk masing-masing
urusan; dan
c. menyusun plafon anggaran sementara untuk
masing-masing program.
PPAS ...
PPAS ...
- Kepala daerah menyampaikan rancangan PPAS
yang telah disusun kepada DPRD;
- Pembahasan PPAS dilakukan oleh TAPD bersama
panitia anggaran DPRD;
- Rancangan PPAS yang telah dibahas selanjutnya
disepakati menjadi PPA; paling lambat akhir bulan
Juli tahun anggaran berjalan;
- KUA serta PPA yang telah disepakati,
masing-masing dituangkan ke dalam nota kesepakatan
yang ditanda-tangani bersama antara kepala
daerah dengan pimpinan DPRD.
- nota kesepakatan yang berisi KUA dan PPA sebagai
dasar penyusunan RKA-SKPD.
- Kepala daerah menyampaikan rancangan PPAS
yang telah disusun kepada DPRD;
- Pembahasan PPAS dilakukan oleh TAPD bersama
panitia anggaran DPRD;
- Rancangan PPAS yang telah dibahas selanjutnya
disepakati menjadi PPA; paling lambat akhir bulan
Juli tahun anggaran berjalan;
- KUA serta PPA yang telah disepakati,
masing-masing dituangkan ke dalam nota kesepakatan
yang ditanda-tangani bersama antara kepala
daerah dengan pimpinan DPRD.
Pelaporan Dan Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD
Pelaporan Dan Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD
Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD, entitas pelaporan menyusun laporan
keuangan yang meliputi:
•
1. Laporan realisasi anggaran;
•
2. Neraca;
•
3. Laporan arus kas; dan
•
4. Catatan atas laporan keuangan.
Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD, entitas pelaporan menyusun laporan
keuangan yang meliputi:
•
1. Laporan realisasi anggaran;
•
2. Neraca;
•
3. Laporan arus kas; dan
•
4. Catatan atas laporan keuangan.
Pelaporan...
Pelaporan...
Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, entitas akuntansi menyusun laporan keuangan yang meliputi
:
•1. Laporan realisasi anggaran; •2. Neraca; dan
•3. Catatan atas laporan keuangan.
Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, entitas akuntansi menyusun
laporan keuangan yang meliputi
:
•1. Laporan realisasi anggaran;
•2. Neraca; dan
•3. Catatan atas laporan keuangan.
52
Laporan Realisasi Semester Pertama Anggaran Pendapatan dan Belanja
Laporan Realisasi Semester... Laporan Realisasi Semester...
Laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya disampaikan kepada kepala daerah paling lambat minggu ketiga bulan Juli untuk ditetapkan sebagai laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya. Selanjutnya laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya disampaikan kepada DPRD paling lambat akhir bulan.
Laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya disampaikan kepada kepala daerah paling lambat minggu ketiga bulan Juli untuk ditetapkan sebagai laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya. Selanjutnya laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya disampaikan kepada DPRD paling lambat akhir bulan.
53
Laporan Tahunan
PPK-SKPD menyiapkan laporan keuangan SKPD tahun
anggaran berkenaan dan disampaikan kepada kepala SKPD
untuk ditetapkan sebagai laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran SKPD.
54
Mekanisme Penghitungan D A U
KEBUTUHAN D A U
KEBUTUHAN D A U
KEBUTUHAN DAERAH
KEBUTUHAN DAERAH
POTENSI PENERIMAAN POTENSI
PENERIMAAN
BOBOT D A U
BOBOT D A U
PROVINSI (10%)
PROVINSI (10%)
KABUPATEN/ KOTA (90%)
55
Keterangan :
Potensi Penerimaan = [ Penerimaan Rata-rata x ( I.Industri + I.SDA + I.SDM ) ] 3
Kebutuhan Daerah = [ Pengeluaran Rata-rata x ( I.Pddk +I.Luas +I.Harga +I.Miskin) ] 4
Kebutuhan D A U = Kebutuhan Daerah - Potensi Penerimaan
Bobot D A U = Kebutuhan DAU Daerah : Total Kebutuhan DAU
D A U Provinsi = 10% x 25% x Pener.Dalam Negeri x Bobot DAU