BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Individu tidak akan terlepas dari proses belajar dimulai dari awal
kehidupannya. Belajar (learning) merupakan proses yang sedeharna yang
dialami oleh individu namun akan menjadi sulit ketika menghadapi proses
yang rumit. Belajar menjadi dasar untuk individu yang lebih maju. Tanpa
belajar individu tidak akan mengenal bahasa, nilai dan perkembangan
yang diwariskan. Tanpa belajar individu akan kesulitan dalam
mengembangkan teknologi dan ilmu pengetahuan yang dapat dirasakan
saat ini. Proses belajar merupakan hal yang penting bagi individu. Individu
juga tidak boleh membiarkan proses belajar terjadi begitu saja.
Pengetahuan dan informasi tersebar begitu luas sehingga sulit untuk
mempelajari semuanya. Untuk mendalami proses ini, individu
membutuhkan waktu yang cukup lama dalam mempelajari pengetahuan
yang dibutuhkan seperti ilmu sosial untuk studi psikologi dan sistem
kerangka untuk studi terapi fisik. (Gredler, 2011).
Belajar juga akan membentuk konsep mengenai fakta-fakta yang
ada di dunia. Melalui pengamalan dalam belajar, individu akan mengenal
sikap, kemampuan maupun informasi baru akan berguna untuk kehidupan
menyelesaikan masalah atau mengembangkan kepribadian dalam kurun
waktu kehidupan seseorang. ( Lahey, 2007).
Proses belajar keseluruhan seseorang juga akan membentuk
“personal library” seperti perpustakaan pada umumnya yang menyimpan
berbagai macam informasi. Informasi yang telah disimpan tersebut disebut
memori. Menurut Foster (2009) dalam bukunya berjudul Psikologi
Memori bahwa tanpa memori individu akan sulit untuk melakukan fungsi
kehidupan seperti berbicara, membaca, mengidentifikasi objek, ataupun
berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Memori menjadi sarana bagi
individu untuk mengingat peristiwa penting yang telah terjadi pada detik,
hari , bulan ataupun tahun yang telah lalu. Memori memberikan individu
sebuah rekaman peristiwa yang dapat diputar kembali sehingga dapat
mempengaruhi kehidupan seseorang di masa yang akan datang.
Memori membantu individu untuk menyimpan informasi ketika
belajar dan mengingat kembali apa yang dipelajarinya. Memori akan
lebih mudah untuk dipanggil jika proses masuknya informasi dapat diolah
dan diorganisir dengan baik. Informasi yang banyak dan luas akan
membuat pengelolahan dan pengorganisaan memori semakin sulit. Hal
tersebut dapat dilihat dari materi pelajaran yang dipelajari oleh individu.
Materi yang didapatkan beragam dan semakin tinggi tingkatanya maka
semakin sulit juga materi yang didapatkan. Semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, maka semakin banyak dan sulit informasi yang
Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan yang paling tinggi.
Mahasiswa sangat membutuhkan informasi yang diproses oleh otak untuk
menjadi memori agar dapat dipanggil kembali ketika sedang ujian ataupun
ketika menghadapi pertanyaan dari dosen. Memori memiliki mekanisme
yang harus dilalui sehingga informasi dapat disimpan dan kemudian
dipanggil kembali. Mahasiswa akan lebih mudah mengingat pelajaran
yang telah dipelajarinya sebelumnya jika memorinya bekerja dengan baik.
Mahasiswa yang sedang berpikir akan berusaha untuk memanggil
informasi yang telah dipelajari sebelumnya. Ketika mahasiswa hanya
menggunakan memori jangka pendek (ingatan sadar) yang hanya terbatas
sebanyak 7±2 huruf atau angka, maka informasi kurang optimal untuk
dipanggil. Adapun individu harus menggunakan memori jangka panjang
(ingatan bawah sadar) agar proses mengingat lebih optimal. (Putra, 2010).
Dalam mengingat informasi berupa materi pelajaran, mahasiswa
memiliki strategi belajar masing-masing. Berdasarkan wawancara survey
yang didapatkan oleh peneliti dari 80 mahasiswa Fakultas Psikologi dan
30 mahasiswa Fakultas di Universitas Sumatera Utara bahwa mahasiswa
memiliki metode belajar yang biasanya mereka terapkan. Adapun strategi
belajar yang peneliti dapatkan yaitu mencatat ulang materi yang mereka
pelajari, membuat resume, membaca slide, diskusi dengan teman
,menghapal materi dan sistem kebut semalam yang menjadi favorit
Menurut pengalaman peneliti, selama kegiatan perkuliahan,
mahasiswa yang mencatat termasuk dalam kategori sedikit. Kebanyakan
mahasiswa hanya membaca makalah , mendengarkan ceramah ataupun
membaca slide presentasi yang disampaikan padahal untuk dapat
mengingat suatu informasi secara efektif untuk jangka waktu yang panjang
tidak cukup hanya dengan membaca dan mendengar saja. Adapun
mahasiswa yang mencatat masih menggunakan metode linear yang hanya
terpaku pada tulisan yang panjang dan belum sistematis. Mahasiswa hanya
menggunakan proses otak bagian kiri ketika belajar. mahasiswa hanya
terpaku pada proses belajar yang menggunakan angka, linearlitas, analisis
dan daftar yang semuanya merupakan kerja otak kiri daripada irama,
kesadaran ruang, imajinasi , kreatifitas yang merupakan kerja otak kanan.
Sistem pendidikan modern memang lebih cenderung untuk menggunakan
otak kiri seperti hitungan, bahasa, dan ilmu pengetahuan lainnya daripada
menggunakan otak kanan seperti keterampilan berpikir secara kreatif.
(Buzan, 2006).
Mahasiswa akan lebih mudah mengingat informasi jika
menggunakan kedua belahan otak sehingga mahasiswa akan lebih kreatif
dalam menulis catatan. Ketika menulis catatan, mahasiswa akan
menuliskan catatan tersebut dengan ide yang berhubungan satu dengan
lainnya dan terorganisir dengan jelas. Hal ini berarti bahwa ketika
mahasiswa perlu mengolah bentuk yang sesuai untuk memudahkan dalam
(Tuksinvarajarn, 2009). Bentuk daftar, tabel, ataupun grapfik tidakseperti
bentuk linear yang penuh dengan tulisan panjang dan tidak sistematis.
Bentuk grafik yang sering dibicarakan yaitu Mind Map. Menurut Michalko
dalam Buzan (2006) bahwa Mind Map adalah alternatif pemikiran
keseluruhan otak terhadap pemikiran linear. Dengan menggunakan Mind
Map, otak akan dibuat untuk saling berhubungan. Sama seperti prinsip
pengoraganisasian memori dalam Long term memory yang dikarateristikan
dengan sebuah assosiative network. Memori diasosiakan atau dihubungkan
melalui berbagai pengalaman. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
Mind Map akan membantu memetakan pikiran dalam otak sehingga
memudahkan untuk melakukan penggulangan karena struktur yang mirip
dengan pola pikir kita. Olah karena itu, dengan menggunakan bentuk Mind
Map, materi dapat lebih cepat dipahami daripada tulisan biasa.
Mind Map merupakan kombinasi antara gambar, warna dan
pemahaman ruang yang telah terbukti dapat meningkatkan pemanggilan
informasi ketika dibandingkan dengan metode pencatatan dan belajar yang
konvensional. Penelitian oleh Toi (2009) menunjukan bahwa Mind
Mapping dapat membantu anak untuk memanggil kembali kata-kata yang
telah dihapalkan daripada menggunakan daftar dengan peningkatan
ingatakan sebesar 32 %. Selain itu, berdasarkan penelitian oleh Farrand,
Hussain, Dan Hennesey (2002), Mind Mapping meningkatkan ingatan
jangka panjang partisipan sebesar 10 %. Hasil penelitian tersebut dapat
terhadap kemampuan mengingat jangka panjang mahasiswa psikologi
USU angakatan 2013. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan peneliti
didapatkan bahwa 53.75 % partisipan menjawab bahwa mereka kesulitan
mengingat materi yang diberikan sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa
banyak mahasiswa yang mendapatkan nilai rendah pada kartu hasil studi
per semester. Hal tersebut diperkuat data yang didapatkan peneliti
mengenai nilai mata kuliah psikologi umum II bahwa banyak mahasiswa
yang mendapatkan nilai C. Tahun 2010/2011 Genap sebanyak 41% dari 83
orang mahasiswa mendapatkan nilai C, 8% dari 83 mahasiswa
mendapatkan nilai D dan 2 % dari 83 orang mahasiswa mendapatkan nilai
E. Tahun 2011/2012 genap sebanyak 53% dari 60 orang mahasiswa
mendapatkan nilai C, 8% dari 83 orang mahasiswa mendapatkan nilai D
dan 2 % persen dari 60 orang mahasiswa mendapatkan nilai E. Dan pada
tahun 2012/2013 terdapat penurunan nilai yaitu sebanyak 62% dari 53
orang mendapatkan nilai C, 6 % persen dari 53 orang mendapatkan nilai D
dan 2% persen dari 53 orang mahasiswa mendapatkan nilai E.
Dari data tersebut menunjukan bahwa setiap tahunnya banyak
mahasiswa yang mendapatkan nilai yang rendah pada mata kuliah
Psikologi Umum sehingga diharapkan dengan penerapan pelatihan Mind
Mapping mahasiswa dapat meningkatkan ingatan jangka panjang terhadap
materi yang dipelajari sehingga nilai mata kuliah yang dipelajari juga
Hasil Penelitian oleh Wicramasinghe (2007) mengenai
“Effectiveness of Mind Maps as a learning tool for medical students”
didapatkan bahwa grup yang menggunakan Mind Map merasa bahwa
dengan menggunakan Mind Map akan lebih mudah merangkum informasi.
Selain itu, Mind Map juga berguna untuk mengingat informasi yang
terorganisasi. Hasil penelitian tersebut juga memberikan informasi bahwa
Mind Map mungkin tidak efektif untuk meningkatkan ingatan terhadap
informasi dalam waktu yang lebih pendek sehingga disarankan untuk
mengevaluasi efektifitas dalam mengingat informasi dalam waktu yang
lebih lama.
Berdasarkan hasil uraian sebelumnya dan beberapa penelitian Mind
Map menjadi dasar mengapa peneliti memutuskan untuk melakukan
penelitian mengenai Mind Map. peneliti akan melakukan penelitian di
Fakultas Psikologi Sumatera Utara . Penelitian eskperiemen ini dilakukan
untuk melihat efektivitas pelatihan Mind Mapping yang diberikan kepada
mahasiswa Fakultas Psikologi USU. Alasan peneliti memilih mata kuliah
tersebut karena Mata kuliah Psikologi Umum merupakan mata kuliah
dasar yang banyak membahas mengenai konsep-konsep dasar yang harus
diingat untuk menjadi dasar mahasiswa mempelajari materi yang lebih
dalam lagi. Materi yang akan digunakan dalam penelitian merupakan
materi psikologi umum topik stress and health. Alasan pemilihan materi
ini disesuaikan dengan komentar angkatan 2013 mahasiswa Fakultas
Selain itu, banyak penelitian mengenai Mind Mapping hanya terbatas pada
jenjang yang lebih rendah seperti sekolah dasar, sekolah menengah
pertama, dan sekolah menengah atas. Peneliti memberikan pelatihan Mind
Map diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengingat mahasiswa
terhadap materi kuliah yang dipelajarinya sehingga dapat mengurangi
jumlah mahasiswa yang mengulang mata kuliah di Fakultas Psikologi
USU.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti akan melakukan
penelitian eksperimen dengan judul “Efektifitas Pelatihan Mind Mapping
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas pelatihan Mind
Mapping terhadap kemampuan mengingat mahasiswa psikologi USU.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa
menggunakan metode yang dapat meningkatkan kemampuan
mengingat sehingga prestasi belajar meningkat.
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam perkembangan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Kognitif dan memberikan informasi
tambahan dalam pengembangan teori dan metode dalam meningkatkan
D. Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan dalam penelitian ini berisikan intisari dari :
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi uraian singkat tentang latar belakang permasalahan, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi teori-teori kepustakaan yang digunakan sebagai landasan di
dalam penelitian ini, diantaranya teori tentang memori dan Mind Mapping.
Bab ini juga mengemukakan hipotesis penelitian sebagai dugaan
sementara terhadap masalah penelitian.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan mengenai identifikasi variabel, metode pengumpulan
data, subjek/partisipan penelitian, desain penelitian, tehnik pengambilan
sampel, prosedur penelitian eksperimen, dan teknik analisa data.
BAB IV : Pembahasan dan Hasil Penelitian
Bab ini terdiri dari uraian mengenai gambaran subjek penelitian
berdasarkan pengkategorian hasil penelitian utama, hasil tambahan serta
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan kesimpulan yang mencakup hasil analisa dan intepretasi
data penelitian dan saran berupa saran metodologis untuk penelitian
selanjutnya dan saran praktis bagi siapapun, terutama wanita, yang ingin