• Tidak ada hasil yang ditemukan

Investasi Perusahaan Minyak China di Ind

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Investasi Perusahaan Minyak China di Ind"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

China merupakan suatu negara besar di Asia yang pertumbuhan ekonominya terus meningkat hingga sekarang bisa dikatakan menguasai pasar dunia. China membuktikan bahwa reformasi ekonomi 1978 yang dilakukan oleh Den Xiauping dapat membawa China menjadi lebih maju. China mulai membuka diri dan menerapkan sistem ekonomi liberal sehingga banyak melakukan perdagangan bebas dengan adanya investasi-investasi asing.

Walaupun China merupakan negara besar yang maju, memiliki ekonomi kuat, dengan menjadi manufaktur perusahaan-perusahaan besar didunia. China dikenal dengan negara yang sumber daya minyaknya yang masuk dalam kategori kurang. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negaranya China mulai melakukan hubungan kerjasama dengan negara-neegara lain untuk dapat mencukupi kebutuhan minyak dalam negaranya.

Dalam hal ini, China membentuk institusi yang berwenang dalam kebijakan energi yaitu Kementrian Industri Minyak serta Kementrian Geologi dan Sumber Daya Mineral. Kedua kementrian ini didukung oleh tiga perusahaan yang merupakan milik negara yaitu CNPC (PetroChina), CNOOC (China National Offshore Oil Corporation) dan Sinopec (China Petroleum and Chemical Company) yang terbentuk pada 1982 dan 1983[ CITATION Tir101 \p 44 \t \l 1057 ]. China melakukan hubungan kerjasama dibidang sumber daya energi terutama minyak, khususnya salah satu hubungan kerja China yaitu dengan Indonesia. China memiliki kepentingan yang sangat besar terhadap Indonesia apalagi Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan negara yang memiliki sumber daya alam yang luar biasa khususnya sumber daya energi. Sehingga bagi China, dengan melakukan investasi di Indonesia tentu saja akan menguntungkan dan dapat memenuhi kebutuhan minyak China.

(2)

1.2 PERTANYAAN PENELITIAN

1. Bagaimana strategi industri minyak Cina di Indonesia?

BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Definisi Konseptual

Industri merupakan suatu usaha atau kegiatan pengelolaan barang mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan[ CITATION Erw09 \l 1057 ]. Hal ini juga berarti Industri minyak merupakan suatu industri yang mengelola ladang minyak untuk dijual kepada negara-negara importir minyak di dunia.

China merupakan negara besar dan memiliki perekonomian yang sangat maju. Pertumbuhan ekonomi China yang sangat maju ini karena adanya penerapan sistem Ekonomi Liberal oleh Cina namun tetap tidak merubah sistem politiknya yaitu sistem Komunis. China menjadi sangat maju dan menerapkan sistem ekonomi liberal karena adanya reformasi ekonomi oleh Den Xiauping yang sebelumnya perekonomian China sangat tertutup pada masa pemerintahan Mao Zedong. Walaupun China merupakan negara besar dan maju, ketersediaan minyak di China tergolong sedikit, sehingga banyak permintaan kebutuhan minyak untuk dalam negeri. Oleh karena itu China melakukan hubungan kerjasama dengan negara-negara penghasil minyak terutama Indonesia.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah. Indonesia juga memiliki sumber atau ladang minyak yang menjadi investasi berharga bagi Indonesia dengan negara-negara lain.

(3)

Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan teori Liberalisme Ekonomi. Gilpin mengatakan bahwa semua bentuk ekonomi liberal berkomitmen pada pasar dan mekanisme harga. Liberalisme bisa dikatakan sebagai doktrin atau asas untuk mengorganisir dan mengatur pasar dengan tujuan untuk mencapai efisiensi maximal, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan individual.

Liberalisme ekonomi berasumsi bahwa pasar bangkit secara spontan. Pasar tidak bisa bergerak tanpa manusia sebagai pelaksananya, dan pada dasarnya manusia adalah makhluk ekonomi dan karenanya pasar berubah secara alami tanpa arahan dari manapun.

Dasar alasan atau cara berpikir system pasar adalah akan meningkatkan efisiensi ekonomi, memaksimalkan pertumbuhan ekonomi, dan akhirnya meningkatkan kesejahteraan manusia. Liberalis juga berasumsi bahwa pasar ada saat individu punya informasi yang lengkap yang memperbolehkan untuk memilih jalur yang paling menguntungkan.

Gilpin mengambil kutipan dari Bocker, bahwa ekonomi pasar dikendalikan secara kuat oleh hukum permintaan. Hukum ini berprinsip bahwa orang akan membeli lebih jika harga jatuh atau sebaliknya, dan juga akan membeli lebih jika pendapatannya meningkat begitu juga sebaliknya. Gilpin juga menulis bahwa, dalam segi penawaran atau supply ekonomi liberalism berasumsi bahwa individu selalu mengejar keinginan mereka di dunia yang penuh dengan kelangkaan.

Liberalisme juga berasumsi bahwa ekonomi pasar memperlihatkan kecenderungan yang kuat terhadap equilibrium dan stabilitas, setidaknya untuk waktu yang sangat lama. Asumsi tambahan liberal adalah keselarasan kepentingan yang lama mendasari kompetisi pasar antara konsumen dan produsen, keseimbangan ini nantinya akan menghindarkan dari konflik-konflik kecil. Keseimbangan ini bisa diartikan sebagai interdependensi.

Liberalis percaya ekonomi adalah progresif sedangkan politik adalah retrogresif (mundur) oleh karena itu, mereka membayangkan bahwa perkembangan ekonomi terpisah dari politik dan berasal dari kepentingan pasar. Intinya, liberal percaya bahwa perdagangan dan kegiatan ekonomi adalah sumber dari hubungan damai antar Negara karena untung timbal balik dari perdagangan serta ketergantungannya yang meluas diantara Negara cenderung melahirkan hubungan yang kooperatif[ CITATION Gil69 \l 1057 ].

(4)

PEMBAHASAN

3.1 KONDISI CHINA PADA AWAL REFORMASI EKONOMI 1978

Pada tahun 1978 merupakan awal reformasi ekonomi China. Reformasi ini dilakukan oleh Pemimpin generasi kedua China Den Xiauping. Hal ini dilakukan untuk memajukan China dan menguatkan perekonomian China tanpa harus mengubah ideologi Komunis mereka. Oleh karena itu, di masa pemerintahan Den Xiauping di terapkan sistem ekonomi liberal.

Sebelum terbentuknya Republik Rakyat China (RRC) pada tahun 1949, China dikenal sebagai negara kekurangan sumber daya minyak[ CITATION Tir101 \p 43 \l 1057 ]. Setelah itu, China mulai merencanakan kebijakan energi untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negaranya. Salah satu institusi yang berperan penting dalam membuat perencanaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, adalah Komisi Perencanaan Negara (State Planning Comission), atau KPN, yang terbentuk pada tahun 1952 dan memainkan peran penting dalam membuat perencanaan ekonomi lima tahunan[ CITATION Ken88 \p 64 \l 1057 ]. Selain KPN, institusi yang berwenang dalam kebijakan energi adalah Kementrian Industri Minyak serta Kementrian Geologi dan Sumber Daya Mineral, kedua kementrian ini didukung oleh State Owned Enterprise (SOE), seperti CNOOC (China National Offshore Oil Corporation), CNPC (PetroChina Company) dan Sinopec (China Petroleum and Chemical Company) yang terbentuk pada 1982 dan 1983[ CITATION Tir101 \p 44 \l 1057 ].

China merupakan salah satu negara yang pertumbuhan ekonominya berkembang sangat cepat di tahun 1980an[ CITATION Sha95 \p 73 \l 1057 ]. Di China sendiri, eksplorasi minyak sebenarnya sudah berlangsung sejak tahun 1959 pada saat ditemukannya ladang minyak Daqing yang dapat memberi minyak lebih dari yang dibutuhkan China saat itu. Selain itu juga pada tahun 1979 ditemukan beberapa ladang minyak cukup besar diantaranya Laut China Selatan dan Teluk Bohai[ CITATION Dwi08 \p 20 \l 1057 ]. Sumber minyak China ini awalnya masih dapat memenuhi kebutuhan minyak dalam negerinya bahkan berpotensi untuk menjadi negara eksportir minyak,namun terjadinya ketidakseimbangan antara produksi domestik China dengan kebutuhan negara itu sendiri. Oleh karena itu China kemudian menjadi salah satu negara importir minyak didunia.

(5)

barel/hari. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya kebutuhan minyak yang sangat besar, dilihat dari angka konsumsi serta impor minyak China dapat dibagi menjadi dua faktor utama. Pertama, minyak adalah satu-satunya energi yang saat ini yang paling efisien untuk memenuhi kebutuhan sektor transportasi dan industri yang merupakan sektor utama dalam memperpanjang perekonomian suatu negara. Kedua, adalah disebabkan oleh keterbatasan-keterbatasan terutama teknologi dan proses tingkat lanjut dalam pengelolaan industri energi menyebabkan minyak menjadi salah satu energi yang paling mudah untuk diolah oleh seluruh negara didunia[ CITATION Dwi08 \p 21-23 \l 1057 ].

Kondisi persediaan minyak China yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam negerinya, maka China melakukan hubungan kerjasama dibidang sumber daya energi terutama minyak. Melalui perusahaan seperti CNPC, Sinopec, dan CNOOC, China melakukan ekspansi ke luar negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Salah satu hubungan kerjasama China yaitu dengan Indonesia yang terkenal dengan kekayaan sumber daya alamnya.

3.2 PENGEMBANGAN INDUSTRI MINYAK BUMI DI INDONESIA

Pengembangan industri minyak bumi di Indonesia dimulai semenjak pemerintahan Hindia Belanda. Artinya, Usia industri energi, dalam hal ini minyak bumi, telah mencapai 143 tahun. Usia yang menempatkan Indonesia sebagai negara “senior” dalam industri minyak bumi. Berdasarkan jumlah IOC( International Oil Company) yang beroperasi di Indonesia (Hindia Belanda) dan substansi peraturan yang ada , pengembangan industri minyak bumi lebih mengedepankan keuntungan bagi IOC. Sebelumnya Masa operasi berkisar hingga 40 tahun dan pembagian laba bersifat progresif hingga 20% dari laba bersih perusahan. Kondisi tetap demikian saat Indonesia, merdeka 1945. Baru pada tahun 1960, anggota DPR-S dari Aceh, Teuku Mohammad Hassan, mengusulkan perubahan peraturan migas yang dirasa terlalu menguntungkan perusahaan asing. Menganggapi usulan ini, dikeluarkanlah UU No.44/1960 tentang minyak dan hasil tambang. UU ini menekankan peningkatan peran negara dan DPR dalam Kontrak Kerjasama (KK). Durasi kontrak karya berkisar antara 20-30 tahun, dan kontraktor asing mendapatkan 60% dari keuntungan operasi.

(6)

pemerintah dalam industri minyak dan gas di Indonesia. Pada tahun 1968, dengan alasan efisiensi Permina digabung dengan perusahaan Pertamin menjadi Pertamina. Seiring pergantian pemerintah RI berakibat pada perubahan peratuan terhadap modal asing. Pemerintah Orde Baru memiliki kebijakan yang mendorong masuknya investasi asing untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satu perubahan yang signifikan dalam migas adalah keluarnya UU No.8/1971 tentang Pertamina yang menegaskan peran Pertamina sebagai BUMN yang mengelola usaha migas di Indonesia, sehingga Pertamina menjalankan peran dwifungsi, yaitu peran bisnis dan regulator. Model ini terbukti ampuh dan membuat Pertamina menjadi BUMN yang unggul[ CITATION Tir102 \p 64-67 \l 1057 ].

Pertamina menjadi salah satu pelopor untuk industri gas alam saat dunia masih berkutat dalam krisis minyak bumi. Pada tahun 1974, Pertamina dan Atlantic Richfireld Comp, dan Fluor Corp dari AS membangun pabrik LPG di lepas pantai Pulau Jawa. Ini merupakan pabrik pertama di dunia yang dilengkapi dengan seluruh fasilitas pemisahan, penyimpanan, pengapalan LPG. Independensi yang dimiliki Pertamina membuatnya sulit diawasi oleh institusi pemerintah lainnya seperti Bappenas, BPK, dan Kementrian Keuangan yang bertugas mengawasi penerimaan pendapatan negara dari para BUMN. Ketidakhadiran pengawas yang kuat membuat Pertamina mengalami krisis utang[ CITATION Tir103 \p 92-93 \l 1057 ].

(7)

migas nasional. PGN memfokuskan bisnis intinya pada bidang transportasi gas alam dari lapangan migas ke konnsumen melalui jaringan pipa yang dimilikinya. Para konsumen PGN antara lain Pertamina, ConocoPhilips dan PetroChina[ CITATION Tir103 \p 98-100 \l 1057 ].

3.3 INVESTASI CHINA TERHADAP INDONESIA

China memiliki kepentingan yang besar terhadap Indonesia mengingat potensi Indonesia dalam ketersediaan sumber daya energi tersebut, minyak dan gas, sangatlah besar. Investasi China ke Indonesia merupakan salah satu investasi yang memiliki nilai yang cukup besar, tercatat melalui data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) bahwa dalam kurun waktu lima tahun sampai dengan 2004 China melakukan investasi di Indonesia dengan jumlah sebesar 6,5 miliar dolar AS. Dari jumlah tersebut, senilai US$ 1,2 miliar khusus dialokasikan untuk investasi di bidang migasi Indonesia. Indonesia sendiri telah melakukan investasi terhadap China sebesar US$ 2 miliar. Dari besarnya investasi tersebut bisa dikatakan bahwa China memang membutuhkan Indonesia sebagai pemasok energi mereka[ CITATION Nat081 \p 84 \l 1057 ].

Salah satu kekuatan ekonomi China dalam perekonomian dunia adalah kehadiran NOC sebagai pendukung utama kebutuhan energi China. China memiliki tiga perusahaan yang bergerak untuk melakukan ekspansi ke luar negeri yaitu CNPC (China National Petroleum Company) , Sinopec ( China Petroleum and Chemical Company), dan CNOOC( China National OffShore Oil Company).

China National Petroleum Company (CNPC) didirikan pada tahun 1998 dipimpin oleh Zhou Yongkang, bertanggung jawab untuk eksplorasi minyak di hulu (onshore upstream) termasuk perairan dangkal. CNPC menggantikan Ministry od Petroleum Industry. Pada akhir tahun 1980an, CNPC telah memulai transformasi perusahaan minyak multinasional terintegrasi yang memiliki banyak cabang/ anak perusahaan dan ladang minyak untuk orientasi ekspor.

(8)

distribusinya. Sinopec mengontrol fasilitas minyak sebesar 90% produk hasil penyulingan minyak China lebih dari perempat produk petrokimia[ CITATION Dwi08 \p 29 \l 1057 ].

a. CNPC (PetroCHina) di Indonesia

Salah satu hubungan kerjasama China yaitu dengan Indonesia. CNPC memiliki 71 anak perusahaan. Dari semua anak perusahaan CNPC yang peling terkenal yaitu PetroChina Company Ltd. Dan CNPC Hong Kong. PetroChina merupakan perusahaan produsen dan distribusi minyak dan gas terbesar dan memiliki peranan dominan tehadap industri minyak dan gas di China. PetroChina bukan hanya perusahaan terbesar di China tetapi juga perusahaan minyak dan gas terbesar di dunia[ CITATION Pet14 \l 1057 ]. Kiprah CNPC di Indonesia dimulai saat masuknya PetroChina di tahun 2002. PetroChina sebagai anak perusahaan CNPC melakukan akuisisi terhadap Devon Energy di Indonesia dan melalui PetroChina International Indonesia Ltd., secara resmi PetroChin hadir di industri pertambangan minyak dan gas Indonesia[ CITATION Tir104 \p 117 \l 1057 ].

CNPC, bersama dengan PetroChina, pada April 2003 telah mengakuisisi 30% saham milik Amerada Hess Indonesia Holdings Ltd. Untuk ladang minyak di blok Jabung, Pulau Sumatera. Besarnya akuisisi yang bernilai US$ 164 juta tersebut telah di bayar setengahnya oleh PetroChina untuk dapat ikut “menikmati” minyak dari ladang yang diperkirakan memiliki minyak sebanyak 267 juta barel[ CITATION Nat081 \p 93-94 \l 1057 ]. PetroChina membeli 45% saham kepemilikan pada kapal-operator di ladang minyak Indonesia, dan tahun 2004 PetroChina memiliki 25% kepemilikan dan hak beroperasi di ladang minyak Sukowati. Saat ini PetroChina memiliki beberapa kilang minyak dan gas di Indonesia seperti di Jabung (Jambi), Papua, dan Jawa Timur.

(9)

Indonesia. Kesepuluh blok tersebar di Aceh, Banten, Jawa Timur, dan Papua. Antara 2002-2007, pendapatan pemerintah Indonesia meningkat dari US$ 200 juta ke US$ 1 milyar. Total pendapatan dari investasi PetroChina ini mencapai US$ 3 milyar[ CITATION Tir104 \p 118 \l 1057 ].

b. Sinopec Indonesia

Pada Juli 2005 Sinopec telah menandatangani perjanjian kerjasama dalam proyek eksplorasi minyak di Tuban, Jawa Timur. Ladang minyak tersebut diperkirakan mampu memproduksi minyak sampai dengan 200.000 barel perhari. Menurut Menteri ESDM, Purnomo Yugisiantoro, proyek pembangunan ladng minyak tersebut akan segera dimulai pada tahun 2007[ CITATION Nat081 \p 93 \l 1057 ]. Kehadiran Sinopc Int, E & P Ltd. di Indonesia diwakili Sinopec International Petroleum E & P Co. yang bertanggung jawab atas PSC di Blok Binjai. Dalam operasinya, Sinopec bekerjasama dengan PT Telag Binjai Energy. Pada tahun 2006, Sinopec melakukan kegiatan eksplorasi di Blok Binjai, sumur Batumandi North 1, tapi belum menemukan kandungan hidrokarbon.

Kantor cabang di Indonesia merupakan perwakilan dari Sinopec International yang bertempat di Singapura. Tugas utama perwakilan Sinopec di Indonesia sekedar menyesuaikan urusan kesekretariatan dan accounting, serta tidak memiliki wewenang dalam kebijakan perusahaan di Indonesia. Sinopec International Petroleum E & P Co. memfokuskan kegiatan pada sektor hulu. Namun sampai dengan tahun 2010, Sinopec belum memiliki proyek eksplorasi maupun eksploitasi di Indonesia.

(10)

minyak nasional 200.000 bph. Baik Sinopec dan Pertamina memiliki ketertarikan untuk bekerjasama[ CITATION Tir105 \l 1057 ].

c. CNOOC di Indonesia

Kinerja serta kedudukan CNOOC di Indonesia cukup signifikan mengingat besarnya komposisi saham yang dimiliki serta nilai investasi yang dilakukan di Indonesia tidak sedikit. Pada bulan April 2002, CNOOC berhasil menyelesaikan tindak lanjut terhadap rencana akuisisi terhadap Repsol YPF, perusahaan minyak asal Spanyol yang memiliki total sebanyak 7 blok ladang minyak Indonesia. Akuisisi itu sendiri berhasil membuat CNOOC menguasai 5 ladang minyak Repsol YPF dari total 7 ladangnya. Kelima ladang yang berhasil di akusisi CNOOC adalah Lepas Pantai Utara Jawa Barat (36,72%), Bagian Barat Daya Sumatera (65,34%), Madura bagian Barat (25%), Poleng (50%), dan Blora (16,7%). Sedangkan 2 blok lainnya yang masih dikuasai Repsol YPF adalah daerah Jambi Merang dan Sokang Selatan.

Investasi China ke Indonesia sendiri dalam berbagai bidang mengalami perkembangan pesat. Dalam bidang migas, diantara beberapa proyek-proyek kerjasama antara Indonesia dengan China yang sangat signifikan yaitu proyek pengembangan dan eksplorasi ladang gas alam cair (LNG/Liquefied Natural Gas) di Tangguh, Papua. Proyek senilai US$ 8,5 milyar yang akan dikelola oleh CNOOC tersebut, ditandatangani pada 26 juta metrik ton setiap tahun selama 15 tahun. Perjanjian ini direncanakan dapat dimulai pada tahun 2008, Selain rencana untuk mengalirkan LNG tersebut ke provinsi Fujian, CNOOC juga berencana akan mengalokasikan sumber energi tersebut ke Shanghai. Proyek ini telah menjadikan CNOOC perusahaan yang terbesar yang melakukan kerjasama dan investasi dalam bidang migas di Indonesia. CNOOC sebagai salah satu perusahaan yang sangat dominan di Indonesia untuk sektor minyak dan gas, khususnya wilayah lepas pantai, telah masuk dan melakukan kerjasama melalui forum tingkat negara yang kemudian mewujudkan sinergi antara pemerintahan-perusahaan China untuk mengimplementasikan kebijakan melalui strategi keamanan energinya di Indonesia[ CITATION Nat081 \p 88-92 \l 1057 ].

(11)

Minyak mentah diproses dalam enam platform dan diangkut dengan jaringan pipa bawah laut kedua fasilitas penampung di laut. Semenjak perjanjian PSC dimulai pada 1968, lebih dari 500 sumur eksplorasi digali dengan total cadangan minyak sebesar 1,5 milyar barel. Pada tahun 2008, produksi minyak CNOOC SES Ltd. mencapai 43.000 bph dan gas bumi mencapai 153 juta kaki kubik (MMcF) per hari. Sebagian besar minyak diekspor, sementara gas digunakan sebagai bahan bakar bagi PT PLN untuk pembangkit listrik di Cilegon[ CITATION Tir106 \p 137-138 \l 1057 ].

BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN

(12)

era pemerintahan Mao Zedong. China sebelumnya mengalami keterpurukan ekonomi sebelum dilakukan reformasi ekonomi. Oleh karena itu, setelah dilakukan reformasi ekonomi oleh Den Xiauping, China mulai membuka hubungan dagang, dan mulai melakukan investasi-investasi dengan negara lain. Sejak reformasi ekonomi, China bangkit dari keterpurukan ekonomi dan menjadi negara yang berkembang secara cepat. Pertumbuhan perekonomian China terus tumbuh hingga menjadikan China menjadi negara besar yang maju, memiliki ekonomi kuat, dengan menjadi manufaktur perusahaan-perusahaan besar didunia.

Pada kenyataannya sistem kapitalis tersebut tidak murni ditelan mentah-mentah oleh China, tetapi hal ini juga karena sistem komunis dalam sistem politk China yang tetap mengintervensi dalam perekonomian China. Karena itulah negara tetap memegang kendali terhadap perekonomian dan kinerja perusahaan-perusahaan tersebut, kgususnya perusahaan minyak, mulai dari perencanaan hingga secara langsung berdiplomasi dalam berbagai forum tingkat negara untuk dapat membuka dan memberikan jalan kepada perusahaan-perusahaan minyaknya untuk tujuan mendapatkan keamanan energi[ CITATION Dwi081 \p 100-101 \l 1057 ]. Sistem ekonomi liberal yang diterapkan oleh China membuktikan bahwa China bisa maju dan memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat.

Di China sendiri, eksplorasi minyak sebenarnya sudah berlangsung sejak tahun 1959 pada saat ditemukannya ladang minyak Daqing yang dapat memberi minyak lebih dari yang dibutuhkan China saat itu. Selain itu juga pada tahun 1979 ditemukan beberapa ladang minyak cukup besar diantaranya Laut China Selatan dan Teluk Bohai[ CITATION Dwi08 \p 20 \l 1057 ]. China sempat menjadi negara pengekspor minyak, namun karena meningkatnya pemintaan dan kebutuhan minyak di China sedangkan ketersediaan minyak di China tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut.

Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negaranya China mulai melakukan hubungan kerjasama dengan negara-neegara lain untuk dapat mencukupi kebutuhan minyak dalam negaranya. Salah satu kerjasama China di bidang sumber energi khususnya minyak yaitu dengan Indonesia.

(13)

sebesar 6,5 miliar dolar AS. Dari jumlah tersebut, senilai US$ 1,2 miliar khusus dialokasikan untuk investasi di bidang migas Indonesia. Indonesia sendiri telah melakukan investasi terhadap China sebesar US$ 2 miliar[ CITATION Nat081 \p 84 \l 1057 ].

Dalam hal ini, China memiliki tiga perusahaan yang bergerak untuk melakukan ekspansi ke luar negeri dalam bidang energi dalam sektor minyak yaitu CNPC (China National Petroleum Company) melalui PetroChina, Sinopec ( China Petroleum and Chemical Company), dan CNOOC( China National OffShore Oil Company). Ketiga perusahaan tersebut juga beroperasi di Indonesia.

Kerjasama antara China dan Indonesia ini tentu saja saling menguntungkan, karena pajak dari perusahaan tersebut masuk ke dalam keuangan negara Indonesia, sedangkan China juga tentu saja memiliki keuntungan dalam investasi ini. Sebelumnya Masa operasi berkisar hingga 40 tahun dan pembagian laba bersifat progresif hingga 20% dari laba bersih perusahan. Kondisi tetap demikian saat Indonesia, merdeka 1945. Baru pada tahun 1960, anggota DPR-S dari Aceh, Teuku Mohammad Hassan, mengusulkan perubahan peraturan migas yang dirasa terlalu menguntungkan perusahaan asing. Menganggapi usulan ini, dikeluarkanlah UU No.44/1960 tentang minyak dan hasil tambang. UU ini menekankan peningkatan peran negara dan DPR dalam Kontrak Kerjasama (KK). Durasi kontrak karya berkisar antara 20-30 tahun, dan kontraktor asing mendapatkan 60% dari keuntungan operasi. Ini berarti perbandingan keuntungannya 40% Indonesia dan 60% perusahaan China di Indonesia[ CITATION Tir101 \p 65-66 \l 1057 ].

(14)

Papua[ CITATION Nat081 \p 89 \l 1057 ]. Tentu saja hal ini dapat dilihat bahwa kerjasama antara China dengan Indonesia saling menguntungkan dan membutuhkan antara satu sama lain.

DAFTAR PUSTAKA

 Gilpin. (1969). The Liberal Perspective. Dalam Gilpin, Three Ideologies of Political Economy (hal. 26-31). Australia: The Australian National University.

 Kenneth Lieberthal and Michael Oksenberg. (1988). Policy Making in China Leaders, Structures, and Process. New Jersey: Pricenton University Press.

(15)

 Kusuma, D. (2008). Langkah China Membangun Investasi Dalam Bidang Migas di Asia Tenggara. Dalam D. Kusuma, & P. G. Natalia Soebagjo (Penyunt.), China Mencari Minyak: Diplomasi China ke Seluruh Dunia 1990-2007 (2 ed., hal. 84). Jakarta: AD2 Global Media.

 Kusuma, D. (2008). Strategi Minyak China Sebagai Implementasi Kebijakan Energy Security. Dalam D. Kusuma, & P. I. Natalia Soebagjo (Penyunt.), China Mencari Minyak: Diplomasi China ke Seluruh Dunia 1990-2007 (2 ed., hal. 16). Jakarta, Indonesia: AD2 Global Media.

 Kusuma, D. (2008). Strategi Minyak China Sebagai Implementasi Kebijakan Energy Security. Dalam D. Kusuma, China Mencari Minyak : Diplomasi China ke Seluruh Dunia 1990-2007 (hal. 29). Jakarta: AD2 Global Media.

 Natalia Soebagjo, Prof.Gondomono, I.Wibowo, Poltak Hotradero. (2008). Strategi Minyak China Sebagai Implementasi Kebijakan Energi Security. Dalam D. Kusuma, China Mencari Minyak: Diplomasi China ke Seluruh Dunia1990-2007 (hal. 16). Jakarta: AD2 Global Media.

 PetroChina Company. PetroChina Company Limited.

http://www.petrochina.com.cn.gsjj/commonlist_norig.shtml, diakses pada 18 May 2014.  Sinaga, E. V. (2009, December 9). Pengertian, Definisi, Macam, Jenis dan Penggolongan Industri

di Indonesia- Perekonomian Bisnis. Diakses pada 17 Mei, 2014, dari Warta Warga: http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/pengertian-definisi-macam-jenis-dan-penggolongan-industri-di-indonesia-perekonomian-bisnis/

 Wei, S.-J. (1995). The Open Door Policy and China's Rapid Growth: Evidence. Dalam e. Takatoshi Ito and Anne O. Krueger, Growth Theories in Light of the East Asian Experience, NBER-EASE (hal. 73). University of Chicago Press.

 Yudono, T. N. (2010). Dinamika Kebijakan Energi Cina. Dalam T. N. Yudono, Strategi Tiga Naga : Ekonomi Politik Industri Minyak Cina di Indonesia (hal. 44). Depok: Penerbit Buku Kepik Ungu.  Yudono, T. N. (2010). Dinamika Kebijakan Energi Cina. Dalam T. N. Yudono, Strategi Tiga Naga :

Ekonomi Politik Industri Cina di Indonesia (hal. 65-66). Depok: Penerbit Buku Kepik Ungu.  Yudono, T. N. (2010). Dinamika Kebijakan Energi Indonesia. Dalam T. N. Yudono, Strategi Tiga

Naga: Ekonomi Politik Industri Cina di Indonesia (hal. 66-67). Depok: Penerbit Buku Kepik Ungu.  Yudono, T. N. (2010). Industri Minyak Bumi dan Gas Nasional. Dalam T. N. Yudono, Strategi TIga

Naga : Ekonomi Politik Industri China di Indonesia (hal. 92-93). Depok: Penerbit Buku Kepik Ungu.

 Yudono, T. N. (2010). Strategi Tiga Naga : Ekonomi Politik Industri Cina di Indonesia. Depok: Penerbit Buku Kepik Ungu.

(16)

 Yudono, T. N. (2010). Tiga Naga : CNPC ( PetroChina) di Indonesia. Dalam T. N. Yudono, Strategi TIga Naga: Ekonomi Politik Industri Cina di Indonesia (hal. 117). Depok: Penerbit Buku Kepik Ungu.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji-t terhadap koefisien jalur pada hubungan ini sebesar2,684 dengan nilai analisis jalur 0,231adalah signifikan (sig,t = 0,000), sehingga individu

Copywriter harus berjiwa kreatif agar naskah yang dihasilkannya menarik, jika perlu menghibur, dan efektif menyampaikan pesan kepada publik sehingga publik bukan

Pergeseran penerjemahan (shifts) yang terjadi pada subtitle film tersebut adalah sebagai berikut: berdasarkan hasil analisis pada 7387 kata yang terdapat pada ujaran para

Selain lebih efisien dalam merubah pakan menjadi daging, BI juga dilaporkan memiliki bentuk kepala dan perototan yang. memanjang sehingga menyebabkan

Berdasarkan hasil analisis terhadap novel Atheis karya Achdiat K. Miharja, peneliti menyimpulkan sebagai berikut. 1) Novel Atheis menceritakan tokoh yang berkomitmen dalam

Antalya Yöresi doğal kızılçam meşcereleri için model geliştirme verileri kullanılarak 16 farklı d-h modeli için elde edilen ölçüt değerleri Çizelge 6’da

[r]

Salah satu alat pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut yang efektif adalah dengan mengembangkan kawasan konservasi perairan (KKP), yaitu mengalokasikan sebagian wilayah pesisir