• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Akhlak Bagi Siswa Program Khusus Dan Siswa Reguler Di Smp Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembelajaran Akhlak Bagi Siswa Program Khusus Dan Siswa Reguler Di Smp Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN AKHLAK BAGI SISWA PROGRAM KHUSUS DAN SISWA REGULER DI SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Oleh: Yuni Setyowati NIM: G 000 130 058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PEMBELAJARAN AKHLAK

BAGI SISWA PROGRAM KHUSUS DAN SISWA REGULER DI SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PUBLIKASI ILMIAH Oleh: YUNI SETYOWATI G000130058

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Dra. Chusniatun, M.Ag NIK. 341

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PEMBELAJARAN AKHLAK

BAGI SISWA PROGRAM KHUSUS DAN SISWA REGULER DI SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh

YUNI SETYOWATI G000130058

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada 26 Mei 2017

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji

1. Dra. Chusniatun, M.Ag. (………) (Ketua Dewan Penguji)

2. Nurul Latifatul I., S.Pd.I, M.Pd.I.) (………) (Anggota II Dewan Penguji)

3. Drs. Zaenal Abidin, M.Pd. (………) (Anggota I Dewan Penguji)

Dekan,

Dr. Syamsul Hidayat, M.Ag. NIK.606

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 15 Mei 2017 Penulis

Yuni Setyowati G000130058

(5)

1

PEMBELAJARAN AKHLAK BAGI SISWA PROGRAM KHUSUS DAN SISWA REGULER DI SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ABSTRAK

Pembelajaran adalah proses dan usaha yang dilakukan oleh guru untuk menyampaian materi kepada siswa melalui proses pengorganisasian materi, siswa dan lingkungan yang umumnya terjadi di dalam kelas. Pembelajaran akhlak yang baik dan berhasil akan terlihat dengan adanya perubahan pada ranah kognitif, afektif dan prikomotorik sesuai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Keberhasilan dalam belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor tersebut antara lain: tujuan pembelajaran, guru, peserta didik, materi, strategi pembelajaran, sarana dan prasarana serta evaluasi pembelajaran. Fokus dari penelitian ini adalah pembelajaran akhlak antara siswa program khusus dan siswa reguler di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017.

Masalah pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana pembelajaran akhlak antara siswa program khusus dan siswa reguler di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017. Tujuan dari penelitian adalah mendeskripsikan pembelajaran akhlak antara siswa program khusus dan siswa reguler di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan deskripsi kualitatif. Adapun data penelitian ini diperoleh dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi yang kemudian dianalisis.

Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Tujuan pembelajaran mata pelajaran akhlak pada program khusus dan program reguler memiliki persamaan acuan yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang tertera pada silabus. (2) Guru mata pelajaran akhlak antara program khusus dan program reguler memiliki kualifikasi yang berbeda. Secara akademik guru mata pelajaran akhlak program khusus adalah alumni D3 dari pesantren sedangkan guru mata pelajaran akhlak program reguler adalah alumni S1 biologi. (3)Input siswa pada program khusus dan program reguler berbeda. Kapasitas kelas untuk program khusus dibatasi dan hanya menerima siswa putri saja. (4) Materi pembelajaran akhlak pada program khusus dan program reguler memiliki kesamaan. (5) Strategi pembelajaran mata pelajaran akhlak pada program khusus dan program reguler berbeda. Guru akhlak program khusus menggunakan strategi ekspositori sedangkan guru akhlak program reguler lebih sering menggunakan strategi inkuiri dan Contectual Teaching and Learning(CTL). (6) Terdapat perbedaan sarana dan prasarana yang disediakan sekolah antara program khusus dan program reguler. (7) Guru program khusus melakukan penilaian berdasarkan aspek kognitif semata. Sedangkan guru program reguler melakukan penilaian berdasarkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik

(6)

2 ABSTRACT

Learning is the process and effort undertaken by teacher to deliver knowledge to students through the process of organizing the materials, the students, and the environments that generally occur in the classroom. Good and successful moral learning will be seen with changes in the cognitive, affective and psychomotor aspects according to the expected learning objectives. Success in learning is influenced by various factors, internal and external factors. These factors include: learning objectives, teachers, learners, materials, learning strategies, facilities and infrastructure as well as evaluation of learning. The focus of this research is learning morals between students of special programs and regular students in SMP Muhammadiyah 8 surakarta year 2016/2017.

The main problem in this research is about the moral educations between students of special programs and regular students in SMP Muhammadiyah 8 surakarta in the year of 2016/2017. The purpose of the study is to describe the moral education between students of special programs and regular students in SMP Muhammadiyah 8 Surakarta in the year of 2016/2017. This is a field research with qualitative description approach. While the data of this research is obtained by observation, interview and documentation which then analyzed.

Based on the research data, it can be concluded that (1) the purpose of learning moral subjects on special and regular programs have the same base which is the standard of competence, basic competence and indicator which is written on the syllabus. (2) Teacher of moral subject between special and regular programs has different qualifications. Academically, the moral subject teacher of special program is the D3 graduation from pesantren while the moral subject teacher of regular program is a bachelor of biology subject. (3) Student input on special and regular programs are different. The class capacity for special program is limited and it only accepts female student. (4) Moral learning materials on special and regular programs have similarity. (5) Learning strategy of moral subjects on special and regular program is different. Special program teachers used expository strategies while regular programs used inquiry strategies and Contextual Teaching and Learning (CTL). (6) there are differences in the infrastructure services provided by schools between special program and regular program. (7) special program teachers conduct cognitive aspect based judgments only. While regular program teachers conduct assessments based on aspects of cognition, affective and psychomotor.

Keywords: Learning Morals, Special Program And Regular Program

1. PENDAHULUAN

Pembelajaran adalah proses dan usaha yang dilakukan oleh guru atau pendidik untuk menyampaian materi kepada siswa melalui proses pengorganisasian materi, siswa dan lingkungan yang umumnya terjadi di dalam

(7)

3

kelas.1 Didalam pembelajaran guru tidak hanya menyampaikan materi semata, tetapi lebih pada bagaimana menyampaikan dan mengambil nilai – nilai dari materi yang diajarkan.

Akhlak merupakan salah satu aspek kurikulum pendidikan Islam. Akhlak yaitu suatu sifat yang tertanam dalam jiwa sehingga timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.2 Pembelajaran akhlak yang baik dan berhasil akan terlihat dari prestasi belajar siswa dengan adanya perubahan pada ranah kognitif, afektif dan prikomotorik sesuai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Keberhasilan dalam belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor tersebut antara lain: tujuan pembelajaran, guru, peserta didik, materi, strategi pembelajaran, sarana dan prasarana serta evaluasi pembelajaran. Indikator keberhasilan pembelajaran akhlak pada siswa tidak dapat diukur melalui materi pelajaran akhlak semata melainkan dengan melihat perubahan sikap dan perilaku keseharian siswa baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Mata pelajaran akhlak merupakan salah satu mata pelajaran yang terbentuk dari manifestasi pembangunan batiniah yang berhubungan dengan moral, akidah maupun ibadah. Pembelajaran akhlak di sekolah merupakan salah satu mata pelajaran yang menyebarkan, mengenalkan, menanamkan dan mendalami nilai-nilai religius sehingga pada akhirnya akan dapat membentuk kepribadian siswa yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur yang kemudian terwujud dalam bentuk sikap dan perilakunya sehari-hari.

SMP Muhammadiyah 8 Surakarta merupakan sekolah berbasis Islam. Ada dua jenis kelompok belajar di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta yaitu program khusus dan program reguler. Pembagian kelas program khusus dan program reguler diadakan karena pengembangan kurikulum pendidikan

1Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi

dalam Proses Pembelajaran), (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2013) hlm. 130.

2Nur Hidayat, Akidah Akhlak dan Pembelajarannya, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2015)

(8)

4

Islam dan tuntutan masyarakat yang menginginkan putra – putrinya tidak hanya cerdas secara akademik namun juga cerdas secara spiritual.3

Program khusus di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta mendapatkan penambahan waktu belajar dan kapasitas kelas yang dibatasi. Karena kapasitas kelas yang dibatasi sehingga biaya masuk program khusus lebih besar daripada program reguler. Namun berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis, sarana dan prasarana program reguler lebih lengkap dibandingkan program khusus. Dengan adanya perbedaan – perbedaan tersebut maka akan berdampak pada pembelajaran di sekolah. Sehingga penulis tertarik untuk meneliti pembelajaran akhlak bagi siswa program khusus dan siswa program reguler.

Berdasarkan latar belakang yang penulis utarakan diatas, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah bagaimana pembelajaran akhlak antara siswa program khusus dan siswa reguler di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan pembelajaran akhlak antara siswa program khusus dan siswa reguler di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017.

Berdasarkan judul penelitian di atas, maka penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang sejenis atau berdekatan dengan penelitian ini, antara lain: Indah Khinatul Aliyah4 menemukan bahwa strategi yang digunakan oleh guru dalam perencanaan yakni mengembangkan bidang akademik pelajaran PAI, bidang non akademik dan profesionalisme guru. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru mata pelajaran akhlak menggunakan keteladanan, larangan, nasihat, hukuman serta pembiasaan. Sedangkan dalam evaluasi guru menggunakan observasi, penilaian antar siswa, penilaian diri, portofolio dan tes tertulis.Anjani Wira Murti5 menyimpulkan bahwa dengan menggunakan multimedia berbasis komputer dalam pelajaran, mampu

3

Hasil wawancara dengan kepala SMP Muhammadiyah 8 Surakarta pada tanggal 22 Mei 2017.

4http://etheses.uin-malang.ac.id/3091/1/11110209.pdf diakses pada tanggal 20 Maret 2017

pukul 10.35.

(9)

5

meningkatkan motivasi belajar siswa. Ahmad Fadilah6 menyimpulkan bahwa ada hubungan antara pembelajaran akhlak dengan akhlak siswa.

Dari skripsi – skripsi di atas belum ditemukan kajian secara spesifik yang membahas tentang pembelajaran akhlak antara siswa program khusus dan siswa reguler di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017. Hal yang membedakan skripsi ini dengan skripsi – skripsi sebelumnya adalah dari segi fokus dan tempat penelitiannya, yaitu mengenai pelaksanaan pembelajaran akhlak antara siswa program khusus dan program reguler. Sedangkan tempat penelitian ini adalah SMP Muhammadiyah 8 Surakarta. Sehingga dari fokus dan tempat penelitian menunjukkan keaslian skripsi ini.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan karena objek penelitiannya adalah pembelajaran akhlak pada suatu sekolah. Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik tentang keadaan objek yang sebenarnya7.

Tempat penelitian ini terletak di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta, Jl. Sri Kuncoro No. 12, Danukusuman, Surakarta. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru mata pelajaran akhlak SMP Muhammadiyah 8 Surakarta, dan siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif.

6http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3841/1/AHMAD%20FADILLA H-FITK.pdf diakses pada tanggal 20 Maret 2017 pukul 11.05.

(10)

6 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Tujuan Pembelajaran Akhlak

Tujuan merupakan pedoman dan sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar8.Adapun mengenai desain tujuan pembelajaran yaitu melalui tiga komponen yang terdiri dari standar kompetensi sebagai sebuah keutuhan prestasi terbesar dari materi pembelajaran yang diperoleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran, kompetensi dasar sebagai pendukung atau penentu keberhasilan tercapainya standar kompetensi, dan indikator yang menunjukkan ciri-ciri penguasaan suatu kompetensi dasar 9. Tujuan pembelajaran khusus setiap materi yang diajarkan berbeda – beda. Penetapan TPK sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang tertera pada silabus mata pelajaran akhlak10. 3.2 Guru

Guru adalah pelaku utama yang merencanakan, mengarahkan, menggerakkan, dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang bertumpu pada upaya memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada peserta didik di sekolah11.

Mata pelajaran akhlak pada kelas program khusus dan program regular diampu oleh dua guru yang berbeda. Program khusus diampu oleh bapak Munawir dengan latar belakang pendidikan pesantren, sedangkan program regular diampu oleh ibu Lilis Rahmawati, S.Pd yang belatar belakang pendidikan biologi.

Penulis menyimpukan bahwa dari segi kompetensi terdapat perbedaan antara guru program khusus dan program regular, namun dalam pelaksanaannya pembelajaran akhlak pada program regular guru lebih bervariasi menggunakan strategi pembelajaran.

8

Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009) hlm. 314

9Bermawi Munthe, Desain Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. 2009)

Hlm. 31.

10Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran akhlak program regular pada tanggal 4

April 2017

11Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat, ( Jakarta: Kencana

(11)

7 3.3 Peserta Didik

Menurut Undang – Undang No. 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu12. Peserta didik antara program khusus dan program regular di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda.

Input peserta didik program khusus dan program reguler SMP Muhammadiyah 8 Surakarta sudah berbeda, sehingga daya tangkap dalam pembelajaranpun berbeda. Siswa program khusus cenderung mudah menerima materi pembelajaran, sedangkan di kelas program regular masih banyak siswa yang perlu diterangkan secara berulang – ulang kemudian barulah siswa tesebut paham.

3.4 Materi

Materi pembelajaran adalah seperangkat substansi pembelajaran untuk membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar yang disusun secara sistematis dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan13.

Pada semester satu materi akhlak yang diajarkan adalah akhlak karimah dan akhlak qobihah. Bab akhlak karimah terdiri dari sidiq, tabligh, amanah dan fatanah yang merupakan akhlak terhadap diri sendiri. Bab akhlak qobihah terdiri dari kidzib, khianat, kitman dan baladah merupakan akhlak terhadap diri sendiri dan orang lain.

Sedangkan pada semester kedua materi akhlak yang diajarkan adalah akhlak terpuji dan syukur nikmat. Bab akhlak terpuji terdiri dari pemaaf, disiplin, dermawan, suka menolong, kerja keras, tekun dan ulet, taat, cermat atau teliti dan teguh pendirian yang merupakan akhlak terhadap diri sendiri dan orang lain. Bab syukur nikmat terdiri dari pengertian syukur

12

Undang – Undang Pendidikan No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat (4).

13

(12)

8

nikmat, macam – macam nikmat, dan cara mensyukuri nikmat merupakan akhlak terhadap Allah14.

3.5 Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu15. Sehingga strategi pembelajaran yaitu cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar.

Guru mata pelajaran akhlak program khusus sering menggunakan ceramah dalam pembelajaran akhlak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru mata pelajaran akhlak program khusus menerapkan strategi ekspositori. Strategi ekspositori menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa.

Sedangkan untuk program regular, guru lebih sering menggunakan strategi CTL dan inkuiri. Hal tersebut digunakan karena menurut beliau pembelajaran akhlak tidaklah teori semata. Sehingga dari strategi tersebut terlihat keaktifan dan sikap dari siswa.

3.6 Sarana dan Prasarana

Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah16.Sarana dan prasarana pada kelas program khusus meliputi kelas, kipas angin, buku sedangkan sarana prasarana di kelas reguler adalah kelas, kipas angin, buku, LCD dan proyektor.

Penulis menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan sarana dan prasarana antara program khusus dan program regular. Sehingga sarana

14Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran akhlak pada tanggal 27 Maret 2017.

15Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, ( Jakarta:

Kencana Prenada Media, 2006) hlm. 126

(13)

9

dan prasarana yang sudah ada mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran di kelas masing – masing.

3.7 Evaluasi

Evaluasi adalah proses membuat penilaian dan mengambil keputusan tentang hasil belajar peserta didik17.Dalam melakukan evaluasi dibutuhkan alat atau instrumen evaluasi. Secara garis besar alat evaluasi pendidikan dibedakan menjadi tes dan non tes18.

Guru program khusus melakukan penilaian berdasarkan aspek kognitif semata dengan mengacu pada nilai ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester. Sedangkan guru program reguler melakukan penilaian berdasarkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Ada perbedaan prestasi akademik antara siswa yang mengikuti kelas program khusus dan kelas program regular. Kelas program khusus lebih unggul dalam prestasi akademik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata – rata ulangan akhir semester gasal tahun 2016/2017, untuk kelas program khusus adalah 81, 625 dari 16 siswa. Sedangkan untuk kelas program regular nilai rata – rata ulangan akhir semester gasal tahun 2016/ 2017 adalah 76, 55 dari 85 Siswa.

4. PENUTUP

Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat diambil kesimpulan yaitu:

Tujuan pembelajaran mata pelajaran akhlak pada program khusus dan program reguler memiliki persamaan acuan yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang tertera pada silabus.

Guru mata pelajaran akhlak antara program khusus dan program reguler memiliki kualifikasi yang berbeda.

17Muhammad Yaumi, Prinsip – Prinsip Desain Pembelajaran, ( Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2013) hlm. 267.

18Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi

(14)

10

Input siswa pada program khusus dan program reguler berbeda. Kapasitas kelas untuk program khusus dibatasi dan hanya menerima siswa putri saja.

Materi pembelajaran akhlak pada program khusus dan program reguler memiliki kesamaan. Buku yang digunakan dalam pembelajaran juga sama.

Strategi pembelajaran mata pelajaran akhlak pada program khusus dan program reguler berbeda. Guru akhlak program khusus menggunakan strategi ekspositori sedangkan guru akhlak program reguler lebih sering menggunakan strategi inkuiri dan Contectual Teaching and Learning(CTL).

Terdapat perbedaan sarana dan prasarana yang disediakan sekolah antara program khusus dan program reguler.

Guru program khusus melakukan penilaian berdasarkan aspek kognitif semata dengan mengacu pada nilai ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester. Sedangkan guru program reguler melakukan penilaian berdasarkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Sehubungan dengan hasil penelitian yang penulis temukan, maka ada beberapa saran yang penulis sampaikan, yaitu:

Kepala sekolah agar memberikan fasilitas yang lebih baik lagi terutama untuk program khusus. Sehingga dengan sarana dan prasarana yang lengkap dan layak kegiatan belajar mengajar diharapkan lebih maksimal.

Guru mata pelajaran akhlak program reguler agar menggunakansarana dan prasaranayang telah disediakan sekolah secara maksimal.

Guru mata pelajaran akhlak program khusus agar menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi yang melibatkan keaktifan siswa, sehingga pembelajaran tidak terpusat pada guru semata.

Guru mata pelajaranakhlak program khusus agar melakukan penilaian berdasarkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik karena indikator keberhasilan pembelajaran akhlak tidak sebatas pengetahuan kognitif semata.

(15)

11 DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Yatimin. 2007. StudiAkhlakdalamPerspektifAl-Qur’an.Jakarta: AmZah.

Ali, Muhammad Daud.2010. Pendidikan Agama Islam.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anwar, Rosihon. 2010. AkhlakTasawuf. Bandung: PustakaSetia. Anwar, Saiful. 2011. MetodePenelitian. Jakarta: PustakaPelajar.

Azmi, Muhammad.2006. Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah. Yogyakarta: CV. Venus Corporation.

Daulay, Haidar Putra.2014 Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat. Jakarta: Kencana Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hidayat, Nur. 2015. Akidah Akhlak dan Pembelajarannya. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Irham, Muhammad dan Novan Ardy Wiyani. 2013.Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar Ruzz Media. Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2005. Pendidikan Agama Islam

BerbasisKompetensi (KonsepImplementasiKurikulum 2004). Bandung RemajaRosdaKarya.

Munthe, Bermawi. 2009.Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Nata, Abuddin. 2009. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

PP Muhammadiyah Majelis Tarjih.2012.Risalah Islamiah Bidang Akhlak. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.

Sanjaya, Wina.2006.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sardiman.2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Sugihartono, dkk. 2007.Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(16)

12

Sukmadinata, Nana Syaodih.2009.MetodePenelitianPendidikan. Bandung: RemajaRosdakarya.

Tim PerumusCipayung, 2003. KurikulumBerbasisKompetensi, PengelolaanKurikulumBerbasis Madrasah (Mata PelajaranAqidahAkhlakUntuk Madrasah Tsanawiyah). (Departemen Agama RI)

Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip – Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Zahruddin A R danHasanudinSinaga. 2004. PengantarStudiAkhlak. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

http://eprints.ums.ac.id/33649/ diakses pada tanggal 20 Maret 2017 pukul 10.44.

http://etheses.uin-malang.ac.id/3091/1/11110209.pdf diakses pada tanggal 20

Maret 2017 pukul 10.35.

http://padamu.net/materi-pembelajaran diakses pada tanggal 20 maret 2017 pukul

11.07.

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3841/1/AHMAD%20F

ADILLAH-FITK.pdf diakses pada tanggal 20 Maret 2017 pukul 11.05.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007.

Undang – Undang Pendidikan No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 4.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa hal tersebut antara lain adalah pengertian aljabar max-plus , struktur aljabar max-plus , pengertian sistem persamaan linear dan matriks dalam aljabar konvensional,

Pasal 28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 138/ PUU-VII/2009 Tentang Pengujian Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

autumn of 1851, Hawthorne and his family shifted to the little town of West. Newton,

menghargai kewajiban dan hak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila Bekerjasama melaksanakan kewajiban dan memenuhi hak masing-masing dengan penuh percaya diri sebagai anggota

Mata praktikum ini untuk mengembangkan kompetensi dalam mengembangkan bahan ajar secara komprehensif dan memiliki kemampuan serta ketrampilan merencnakan,

Untuk melihat aspek modal sosial mana yang lebih dipengaruhi oleh kharisma kiai, dan aspek modal sosial mana yang dominan mempengaruhi kinerja aktivitas ekonomi maupun kinerja

Salah satunya adalah dengan mengetahui berapa luas gudang yang seharusnya dimiliki oleh perusahaan sehingga gudang yang akan dibeli dapat menampung semua barang-barang