• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penatalaksanaan Fisioterapi dengan Microwave Diathermy, Tens, Stretching dan Strengthening Pada Piriformis Syndrome di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeselo Slawi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penatalaksanaan Fisioterapi dengan Microwave Diathermy, Tens, Stretching dan Strengthening Pada Piriformis Syndrome di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeselo Slawi"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI DENGAN MICROWAVE

DIATHERMY, TENS, STRETCHING DAN STRENGTHENING

PADA

PIRIFORMIS SYNDROME

DI RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH Dr. SOESELO SLAWI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III pada Jurusan Fisioterapi

Oleh :

YUSRIA APRILIANI J100160030

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

(2)
(3)
(4)
(5)

1

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI DENGAN MICROWAVE

DIATHERMY, TENS, STRETCHING DAN STRENGTHENINGPADA

KASUS PIRIFORMIS SYNDROME DI RSUD Dr. SOESELO SLAWI

Abstrak

Piriformis syndrome adalah gangguan neuromuskular yang terjadi karena N. Ischiadicus teriritasi atau terkompresi oleh M. Piriformis untuk mengetahui pelaksanaan Fisioterapi dalam mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot dan menambah lingkup gerak sendi pada kasus Piriformis syndrome dengan menggunakan Microwave Diathermy, Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS), Stretching dan Strenghtening. Setelah melakukan terapi sebanyak 4 kali didapatkan hasil menurunnya derajat nyeri diam dari T1 dengan hasil 34 nyeri sedang menjadi T4 0 yaitu tidak nyeri, menurunnya nyeri tekan m.piriformis sinistra dari T1 dengan hail 48 nyeri sedang menjadi 9 yaitu tidak nyeri, dan nyeri gerak dari 65 nyeri sedang menjadi 13 nyeri ringan. Peningkatan kekuatan otot MMT regio hip dari nilai kekuatan otot fleksor T1=3 menjadi T4=5, ektensor T1=3 menjadi T4=5, abduktor dari T1=3 menjadi T4=5, adduktor dari T1=3 menjadi T4=5, Eksorotasi dan endorotasi T1=4 menjadi T4=5. penambahan lingkup gerak sendi hip pada bidang sagital dari T1= S : 15 º - 0 º - 100 º menjadi T4= S: 30º - 0º - 120º, bidang frontal dari T1= F : 30 º - 0 º - 20 º menjadi T4= F: 40º - 0º - 30º, bidang rotasi dari T1= R : 30 º - 0 º - 35 º menjadi T4= R: 45 º- 0 º- 45 º. Pemberian modalitas Microwave Diathermy, Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS), Stretching dan Strenghtening dapat mengurangi nyeri, meningkatan kekuatan otot, dan menambahan lingkup gerak sendi dalam kondisi

piriformis syndrome sinistra.

Kata Kunci: Piriformis syndrome, microwave diathermy, transcutaneus electrical nerve stimulation, stretching dan strenghtening.

Abstract

Piriformis syndrome is a neuromuscular disorder that occurs because N. Ischiadicus is irritated or compressed by M. Piriformis. To know the implementation of physiotherapy in reducing pain, increase muscle strength and increase the scope of motion of joints in the case of Piriformis syndrome by using a Diathermy Microwave, Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) , Stretching and Strenghtening. After conducting therapy 4 times the decrease in the degree of silent pain from T1 with the result 34 moderate pain becomes T4 0, namely not pain, decreased pain press M. Piriformis Sinistra from T1 with hail 48 pain in the 9 ie not Pain, and motion pain from 65 moderate pain to 13 mild pain. Increased strength of muscle MMT of hip from the flexor muscle strength value T1 = 3 to T4 = 5, Ektensor T1 = 3 to T4 = 5, the abctors from T1 = 3 to T4 = 5,

(6)

2

the adctors of T1 = 3 to T4 = 5, the exornotation and endornotation T1 = 4 to T4 = 5. The addition of hip joint motion in the sagittal area of T1 = S: 15 º-0 º-100 º to T4 = S: 30 º-0 º-120 º, frontal field of T1 = F: 30 º-0 º-20 º to T4 = F: 40 º-0 º-30 º, rotation field of T1 = R: 30 º-0 º-35 º to T4 = R: 45 º-0 º-45 º. The provision of Microwave Diathermy modalities, Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS), Stretching and Strenghtening can reduce pain, increase muscle strength, and add the scope of joint motion in Piriformis syndrome Sinistra.

Keywords: Piriformis syndrome, Diathermy Microwave, transcutaneus electrical nerve stimulation, stretching and strenghtening.

1. PENDAHULUAN

Nyeri punggung bawah merupakan penyakit yang umum dialami oleh populasi manusia di seluruh dunia dan salah satu masalah kesehatan global yang prevalensinya tinggi di antara usia produktif. Ini seringkali berhubungan dengan aktivitas fisik seseorang selama bekerja. Piriformis Syndrome sering menjadi penyebab salah diagnosis dari Low Back Pain dan Sciatica sekunder akibat terperangkapnya saraf sciatic pada otot piriformis oleh tingkat skiatik yang lebih besar (Dey Samarjit et al., 2013).

Menurut studi berbasis populasi terungkap dalam tiga bulan prevalensi nyeri punggung bawah adalah 38,4%. Temuan ini lebih tinggi dari pada studi berbasis populasi sebelumnya yang dilakukan di Taiwan sebesar 25,7%. (Novitasari et al., 2016). Gejala yang terkait dengan sindrom piriformis biasanya terdiri dari nyeri bokong yang menjalar ke pinggul, posterior paha, dan bagian proksimal kaki bagian bawah. Secara umum, rasa sakit meningkat dengan duduk atau jongkok, tetapi orang dengan sindrom piriformis mungkin mengalami kesulitan dengan berjalan atau kegiatan fungsional lainnya (Tonley 2010).

Peran fisioterapi pada kondisi piriformis syndrome ditentukan oleh kondisi yang problemnya diidentifikasi berdasarkan hasil-hasil kajian fisioterapi yang meliputi

assessment, diagnose, planning, intervention, dan evaluasi. Dari penelitian terdahulu dengan treatment menggunakan modalitas Microwave Diathermy

didapatkan hasil terapi yaitu MWD dapat mempercepat resolusi inflamasi, mengurangi nyeri dan mengembalikan kontraksi normal fungsi jaringan fibrosa (Goats, 1990). Dengan pemaparan tersebut membuat saya tertarik untuk mengangkat permasalahan pada kasus piriformis syndrome dengan

(7)

3

mengkombinasikan modalitas microwave diathermy, TENS, stretching dan

strenghtening guna menyelesaikan Program Studi Diploma III Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas Muhammadiyah Surakarta di RSUD Dr.Soeselo Slawi.

1.2 Tujuan Penelitian

a. Mengetahui efektivitas penatalaksanaan fisioterapi dengan Microwave Diathermy, TENS, Stretching dan Strengthening untuk mengurangi derajat nyeri pada kasus piriformis syndrome

b. Mengetahui efektivitas penatalaksanaan fisioterapi dengan Microwave Diathermy, TENS, Stretching dan Strengthening untuk meningkatkan kekuatan otot pada kasus piriformis syndrome

c. Mengetahui efektivitas penatalaksanaan fisioterapi dengan Microwave Diathermy, TENS, Stretching dan Strenghtening untuk menambah lingkup gerak sendi pada kasus piriformis syndrome.

2. METODE

Penatalaksanaan Fisioterapi yang dilakukan sebanyak 4 kali pada pasien Ny. Susmiaji usia 42 tahun, jenis kelamin perempuan, agama islam, pekerjaan sebagai jasa antar barang, dan alamat di JL. Batu Agung rt. 01 rw.01 Balapulang, Kabupaten Slawi. dengan kasus Piriformis Syndrome Sinistra di RSUD dr.Soeselo Slawi. Keluhan utama dari pasien adalah pasien merasakan nyeri dan pegal awalnya pada pinggul sampai pantat kirinya lalu merasakan nyeri menjalar ke paha kiri, terutama saat berjalan dan saat duduk lama. Diberikan penanganan fisioterapi menggunakan intervensi microwave diathermy, TENS, stretching, dan

strenghtening untuk mengatasi problematika fisioterapi nyeri tekan pada m. Piriformis sinistra, penurunan kekuatan otot penggerak fleksor, ekstensor, abduksi, adduksi, eksorotasi dan ensorotasi hip sinistra dan keterbatasan lingkup gerak sendi pada hip sinistra

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil

(8)

4

Grafik 1. Hasil Evaluasi Nyeri

Setelah melakukan terapi sebanyak 4 kali didapatkan hasil: Menurunnya derajat nyeri diam dari T1 dengan hasil 34 nyeri sedang menjadi T4 0 yaitu tidak nyeri, menurunnya nyeri tekan m.piriformis sinistra dari T1 dengan hasil 48 nyeri sedang menjadi 9 yaitu tidak nyeri, dan nyeri gerak dari 65 nyeri sedang menjadi 13 nyeri ringan.

3.1.2 Kekuatan Otot Hip dengan MMT

Grafik 2. Hasil Pemeriksaan Kekuatan Otot Hip 37 25 0 0 48 37 31 9 65 51 35 13 0 10 20 30 40 50 60 70 T1 T2 T3 T4

VAS

Nyeri Diam Nyeri Tekan Nyeri Gerak 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 T1 T2 T3 T4

MMT

Fleksor Ekstensor Abduktor Adduktor Eksorotasi Endorotasi

(9)

5

Setelah melakukan terapi sebanyak 4 kali didapatkan hasil pengukuran adanya peningkatan kekuatan otot MMT dari nilai kekuatan otot fleksor T1=3 menjadi T4=5, ektensor T1=3 menjadi T4=5, abduktor dari T1=3 menjadi T4=5, adduktor dari T1=3 menjadi T4=5, Eksorotasi dan endorotasi T1=4 menjadi T4=5.

3.1.3 Lingkup Gerak Sendi dengan Goniometer

Tabel 1. Hasil Pengukuran

T1 T2 T3 T4

S : 15º - 0º -100º S : 15º - 0º - 105º S : 25º - 0º - 120º S: 30º - 0º - 120º

F : 30º - 0º - 20º F : 30º - 0º - 20º F : 30º - 0º - 30º F: 40º - 0º - 30º

R : 30º - 0º - 35º R : 35º - 0º - 40º R : 40º - 0º - 45º R: 45º - 0º - 45º

Setelah melakukan terapi sebanyak 4 kali didapatkan hasil pengukuran LGS menggunakan goniometer dengan hasil terdapat penambahan lingkup gerak sendi pada bidang sagital dari T1= S : 15º - 0º - 100º menjadi T4= S: 30º - 0º - 120º, bidang frontal dari T1= F : 30º - 0º - 20º menjadi T4= F: 40º - 0º - 30º, bidang rotasi dari T1= R : 30º - 0º - 35º menjadi T4= R: 45º - 0º - 45º.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Microwave Diathermy (MWD)

Pengaruh MWD dalam penurunan rasa nyeri yakni adanya efek thermal yang akan menimbulkan efek fisiologis terhadap jaringan yaitu setiap kenaikan 1 °C MWD dapat mengurangi sebagian inflamasi dan meningkatkan metabolisme, peningkatan 2–3°C berfungsi menurunkan nyeri dan muscle spasme, sedangkan peningkatan pada suhu di atas 3-4 °C dapat meningkatkan ekstensibilitas jaringan (Wismita n.d., 2015). Efek thermal yang dihasilkan oleh MWD akan diikuti dengan vasodilatasi pembuluh darah sehingga aliran darah kapiler menjadi meningkat. Adanya peningkatan ini akan melancarkan pembuangan zat-zat sisa metabolisme yang menumpuk di jaringan yang sering menyebabkan spasme otot

(10)

6

dan nyeri. Dengan lancarnya pembuangan zat sisa metabolisme maka otot yang tegang yakni otot piriformis akan menjadi rileks dan nyeri akan berkurang (Trial et al. 2013).

3.2.2 Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)

Pengaruh TENS Menurut Coutaux (2017), TENS merupakan suatu metode nonfarmakologi yang dapat menurunkan rasa sakit atau nyeri dengan menempatkan elektroda diatas kulit. Sekitar 60% pasien dengan nyeri akut atau kronik merasa berkurang nyerinya atau sembuh setelah diberikan TENS selama beberapa bulan pertama. Mekanisme kerja TENS menurut gate control theory of pain, stimulasi dari aferen berdiameter besar, akan menginhibisi respon serat

nosiseptive yang berada di dorsal horn, melibatkan inhibisi segmental dengan menggunakan neuron yang berada di substansia gelatinosa yang berada di cornu dorsalis medula spinalis sehingga nyeri akan terblokir dan rasa nyeri akan dirasa berkurang (Noehren et al., 2014).

3.2.3 Stretching

Metode yang paling banyak digunakan untuk meningkatkan fleksibilitas otot adalah peregangan, Latihan-latihan ini dirancang untuk meningkatkan respon neuromuskuler dari proprioseptor. Mereka telah terbukti efektif dalam berbagai kondisi, seperti dalam meningkatkan panjang otot yang pendek, memperkuat otot yang lemah, peningkatan limfatik atau aliran balik vena untuk membantu drainase cairan atau darah, dan meningkatkan ROM dari sendi yang terbatas (Ahmed, Iqbal, Anwer, & Alghadir, 2015).

Stretching dapat meningkatkan ROM dengan meningkatkan fleksibilitas otot piriformis melalui peregangan. Mekanisme perbaikan lingkup gerak sendi tergantung dari efek inhibisi autogenik. Inhibisi autogenik bergantung pada fungsi

golgi tendon organ yang tidak hanya berperan dalam mendeteksi perubahan panjang otot, tetapi juga perubahan ketegangan otot. Aktivasi dari golgi tendon organ akan menimbulkan relaksasi otot dengan menimbulkan inhibisi neuron motorik melalui aktivasi sel Renshaw untuk mengurangi sensitivitas otot terhadap kontraksi. Teori lain menyatakan bahwa dengan mengkontraksikan otot sebelum melakukan peregangan akan mengaktifkan reseptor muscle spindle yang akan

(11)

7

menurunkan sensitivitasnya, mengurangi muscle tension dan resistensi terhadap peregangan (Chaitow n.d., 2008).

3.2.4 Strengthening

Pengaruh strengthening terhadap program intervensi yang berfokus pada penguatan otot pinggul, perbaikan yang relevan secara klinis diamati tanpa strategi pengobatan yang biasa digunakan untuk mengobati sindrom piriformis (peregangan, mobilisasi jaringan lunak, injeksi). Oleh karena itu, intervensi terapi fisik yang berfokus pada penguatan otot-otot pinggul untuk mengurangi gerakan pinggul yang berlebihan dapat dilakukan untuk pasien dengan sindrom piriformis (Park, Shim, and Chung., 2017).

4. PENUTUP

4.1 Simpulan

Penatalaksanaan Fisioterapi yang dilakukan sebanyak 4 kali pada pasien Ny. Susmiaji usia 42 tahun dengan kasus Piriformis Syndrome Sinistra di RSUD dr.Soeselo Slawi diperoleh hasil bahwa terdapat penurunan derajat nyeri, meningkatnya kekuatan otot, serta bertambahnya lingkup gerak sendi.

4.2 Saran

Berdasarkan penatalaksanaan fisioterapi di RSUD dr.Soeselo Slawi maka penulis akan memberikan saran kepada pasien, keluarga, dan masyarakat umum, disarankan kepada pasien yaitu faktor yang sangat berpengaruh untuk kesembuhan pasien terdapat di dalam dirinya sendiri, maka dari itu dibutuhkan semangat dan keinginan dalam diri pasien untuk sembuh yang dapat mempengaruhi perubahan itu sendiri. Berdasarkan dari uraian sebelumnya, maka penulis mengajukan saran dengan harapan dapat memberikan manfaat kepada pasien. Saran yang diberikan adalah pasien disarankan untuk menjalani terapi latihan secara rutin di rumah. Sehingga, tujuan terapi yang telah disusun oleh fisioterapis dapat tercapai dengan baik. Kepada Keluarga, Penulis menyarankan kepada anggota keluarga pasien untuk dapat memiliki pemahaman tentang sakit yang diderita oleh pasien dan dianjurkan untuk selalu memberikan support serta perhatian kepada pasien yang sedang menjalani pengobatan atau proses penyembuhan. Kepada Masyarakat Umum pada kondisi Piriformis syndrome,

(12)

8

masyarakat umum perlu mengetahui penyebab terjadinya dan tanda-tandanya. Dengan begitu, masyarakat dapat mencegah penyakit ini terjadi dan apabila ada anggota keluarga atau kerabat yang mengalami penyakit tersebut hendaknya kita dapat memberikan informasi bagaimana cara untuk mengobatinya dengan cara yang tepat dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Chaitow, Leon. n.d. STRETCHING. 2008.

Dey, Samarjit., Das, Saurav., Bhattacharyya, Prithwis. 2013. PIRIFORMIS SYNDROME: A CLINICAL REVIEW.

Goats, G. C. 1990. “Microwave Diathermy.” 24(4):212–18.

Noehren, Brian et al. 2014. “Running Head : FAST Protocol Protocol Effect of Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation on Pain , Function , and Quality of Life in Fibromyalgia : A Double-Blind Randomized Clinical Trial B . Noehren , PT , PhD , Division of Physical Therapy , College of Health Sciences University of Kentucky , Lexington , Kentucky . D . L . Dailey , PT , PhD , Graduate Program in Physical Therapy and Rehabilitation Science , College of Medicine , University of Iowa , Iowa City , Iowa . B . A . Rakel , RN , PhD , College of Nursing , University of Iowa . C . G . T . Vance , PT , PhD , Graduate Program in Physical Therapy and Rehabilitation Science , College of Medicine , University of Iowa . M . B . Zimmerman , PhD , Biostatistics , University of Iowa .” Novitasari, Dini Diwayani et al. n.d. “Prevalence and Characteristics of Low Back

Pain among Productive Age Population in Jatinangor.” 469–76.

Park, Jun Chul, Jae Hun Shim, and Sin Ho Chung. 2017. “The Effects of Three Types of Piriform Muscle Stretching on Muscle Thickness and the Medial Rotation Angle of the Coxal Articulation.” 1811–14.

Tonley, Jason C. et al. 2010. “Treatment of an Individual With Piriformis Syndrome Focusing on Hip Muscle Strengthening and Movement

(13)

9

Reeducation: A Case Report.” 40(2):103–11.

Trial, Controlled, Marisa Ribeiro Gonz, Alberto Dami, and Delgado Mart. 2013. “A Microwave Diathermy for Treating Nonspecific Chronic Neck Pain : A Randomized Controlled Trial n Fern.” (October).

Gambar

Grafik 1. Hasil Evaluasi Nyeri
Tabel 1. Hasil Pengukuran

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian sebelumnya dengan menggunakan berbagai jenis mikroalga dari beberapa sumber air panas di Jawa Barat didapatkan pada umumnya mikroalga-mikroalga tersebut

Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa (1) Ditemukan mahasiswa yang memiliki tingkat berpikir kreatif 1 dan 2 (2) Karakteristik dari

Zulham, Purnomo dan Apriliani (2007) telah melakukan penelitian tentang pengembangan klaster rumput laut Kabupaten Sumenep.. menggunakan metode survey dengan pendekatan

Status of Treaties Depositary Notifications Certified True Copies Opening for Signature UN Journal Photographs Reference-Links Titles and Recent Texts UNTS UNTS Database

ÜßÚ ÌßÎ ×Í× Ø¿´¿³¿² ØßÔßÓßÒ ÖËÜËÔ ßÞÍÌÎßÕ ØßÔßÓßÒ

[r]

pilar dalam pelaksanaan program-program penanggulangan HIV/AIDS di Kota Surakarta ...108 Tabel 4.3 Matriks Efektifitas collaborative governance pada stakeholders 3. pilar

mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa. Untuk mengetahui pengaruh antara komunikasi dosen dan mahasiswa. terhadap prestasi