• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPI2-JM Kabupaten Pinrang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RPI2-JM Kabupaten Pinrang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

XI - 1

BAB XI

ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DI PINRANG

11.1 ARAHAN KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BIDANG CIPTA KARYA

Kebijakan dan strategi penyelenggaraan kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya diarahkan dengan memperhatikan tugas, fungsi dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Cipta Karya yang meliputi kegiatan utama berupa Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan (Turbinwas), dan kegiatan pembangunan (Bang).

Khusus untuk Direktorat Jenderal Cipta Karya, hampir semua tugas pembangunan sudah diserahkan kepada pemerintah daerah, baik pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota, oleh karena itu peran pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen. Cipta Karya lebih terfokus kepada tugas pengaturan, pembinaan dan pengawasan (Turbinwas). Tugas pengaturan dilakukan melalui penyusunan kebijakan dan strategi, penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria (NSPK), dan penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta tugas-tugas lain yang bersifat penyusunan perangkat peraturan. Sedangkan tugas pembinaan dilakukan dalam bentuk pemberian bimbingan dan bantuan teknis, supervisi serta konsultasi. Untuk Tugas pengawasan, peran pemerintah pusat dilakukan dalam bentuk monitoring dan evaluasi. Keseluruhan tugas pengaturan, pembinaan dan pengawasan ini didanai oleh dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Dalam penyelenggaran tugas pembangunan pola penyelenggaraan terdiri dari kegiatan pembangunan yag bersifat pulih biaya (cost recovery) serta kegiatan pembangunan yang bersifat tidak pulih biaya (non cost recovery). Untuk kegiatan pulih biaya tidak memerlukan bantuan dana pemerintah pusat (APBN) dan dilakukan dengan pengusahaan dan mandiri oleh swasta dan masyarakat. Untuk

RPI2-JM 2015-2019

Kabupaten Pinrang

(2)

XI - 2

kegiatan yang bersifat tidak pulih biaya, maka diperlukan peran pemerintah pusat dan daerah, dimana peran pemerintah pusat hanya sebagai stimulan.

Selain pola penyelenggaraan kegiatan pembangunan yag bersifat cost recovery serta non cost recovery, Ditjen. Cipta Karya juga menyelenggarakan pembangunan dengan pendekatan pola pemberdayaan khususnya kegiatan yang mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan lingkungannya.

Untuk tugas pembangunan ini juga ada melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) berupa bantuan khusus yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya dengan kriteria-kriteria teknis tertentu. Selain itu terdapat pola Hibah, yaitu bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan kegiatan strategis nasional yang mendesak.

Kebijakan pembiayaan diarahkan untuk mengoptimalkan sumber-sumber dana bagi dukungan pembinaan dan pengembangan permukiman, yaitu sumber dana nasional (APBN), sumber dana lokal (APBD provinsi, kabupaten, kota), serta sumber dana intenasional (bantuan luar negeri berupa hibah/grant maupun pinjaman/loan) dari lembaga multilateral (World Bank, Asian Development Bank, dll) serta lembaga donor bilateral. Selain itu kebijakan pembiayaan diarahkan untuk dapat memanfaatkan sumber dana non-pemerintah, yaitu sumber dana swasta dan sumber dana masyarakat.

11.1.1 PROFIL ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PINRANG

Realisasi belanja daerah Kabupaten Pinrang pada tahun 2012 sampai 2014 lebih banyak dikontribusikan untuk belanja Rutin. Belanja rutin mendapat kontribusi dari belanja daerah, pada tahun 2012 sebesar Rp 425.023.418.845,33. Pada tahun 2013 mendapat kontribusi sebesar Rp 721.568.918.274. Selanjutnya pada tahun 2014 sebesar Rp 753.475.329.673. sedangkan belanja pembangunan

(3)

XI - 3

Rp 144.059.018.288 dan Tahun 2014 sebesar Rp 167.048.474.410. Berikut adalah table APBD 2012-2014 Kabupaten Pinrang.

Tabel 11.1.

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2012-2014

PENDAPATAN

Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

(Rp) (Rp) (Rp)

Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

Tahun Lalu 6.566.189.705,79 30.093.348.189,22

Bagian Pendapatan Asli

Daerah 1.008.952.488,40 52.662.336.069,00 53.138.074.019,00 Bagian Dana Perimbangan 558.647.553.707,89

672.726.951.000,00 703.936.500.555,00

Bagian Pinjaman Daerah

Lain – Lain Penerimaan

yang sah 15.569.088.200,00 142.897.241.009,00 164.771.092.509,00 TOTAL 581.791.784.102,08 898.379.876.267,22 921.845.667.083,00 PENGELUARAN JUMLAH (Rp) Belanja Rutin 425.023.418.845,33 721.568.918.274,00 753.475.329.673,00 Belanja Pembangunan 127.182.689.276,00 144.059.018.288,00 167.048.474.410,00 TOTAL 552.206.108.121,33 865.627.936.562,00 920.523.804.083,00

Sumber : Bappeda Kab. Pinrang, 2014

11.2 PROFIL INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3 tahun terakhir yang bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan masyarakat/swasta.

11.2.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBN Dalam 5 Tahun

Meskipun pembangunan infrastruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja (SATKER) sesuai dengan peraturan yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan untuk Kabupaten Pinrang perlu dianalisis untuk

(4)

XI - 4

melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di Kabupaten Pinrang.

Tabel 11.2. APBN Cipta Karya di Kabupaten Pinrang dalam 3 Tahun Terakhir

Dalam Ribuan Rupiah

TAHUN KEGIATAN APBN APBD CSR & KPS DAK PENDANAAN SUMBER LAINNYA RM PHLN PROVINSI KAB./KOTA APBN APBD

2012 Bangkim PBL 1.450.000 PLP 2.675.000 849.200 AM 1.837.856 764.890 TOTAL 4.125.000 1.614.090 2013 Bangkim 1.330.000 PBL 427.500 PLP 6.900.000 AM 13.689.910 TOTAL 22.347.410 2014 Bangkim 750.000 PBL 427.500 PLP 1.320.000 AM 8.244.100 TOTAL 10.741.600

Sumber : Dinas PU Kab. Pinrang, 2014

11.2.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBD dalam 3 Tahun

Pemerintah Kabupaten Pinrang memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah Kabupaten Pinrang dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada. Perlu disusun tabel proporsi berdasarkan sektor-sektor Cipta Karya yang ada.

Tabel 11.3.

Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya dalam 3 Tahun Terakhir

Dalam Ribuan Rupiah

SEKTOR Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

1. Pengembangan Air Minum 14.807.090 13.689.910 -

2. Pengembangan PLP 3.524.200 688.000 -

3. PengembanganPermukiman - 1.330.000

4. PenataanBangunandanLingkungan 1.450.000 428.000 -

TOTAL 5.739.090 27.099.528 -

(5)

XI - 5

11.2.3 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5 tahun

Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya.

11.2.4 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari Swasta

Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi cost-recovery atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta Permen PPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

11.3 PROYEKSI DAN RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

Untuk melihat kemampuan keuangan Kabupaten Pinrang dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai

(6)

XI - 6

jangka waktu RPI2JM) maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan daerah, dan rencana kerjasama pemerintah dan swasta.

11.3.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan

Proyeksi APBD Kabupaten Pinrang dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.

Tabel 11.4.

Proyeksi Pendapatan APBD Kab. Pinrang dalam 5 Tahun ke Depan

(dalam ribuan rupiah)

No Pendapatan Tahun 2015 (Rp) Tahun 2016 (Rp) Tahun 2017 (Rp) Tahun 2018 (Rp) Tahun 2019 (Rp) 1 Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu 2 Bagian Pendapatan Asli Daerah 109.813.721 166.489.368 223.165.015 279.840.662 336.516.309 3 Bagian Dana Perimbangan 760.612.147 817.287.794 873.963.442 930.639.089 987.314.736 4 Bagian Pinjaman Daerah 5 Lain-lain Penerimaan yang sah 221.446.739 278.122.386 334.798.033 391.473.681 448.149.328 Total 1.091.872.608 1.261.899.550 1.431.926.491 1.601.953.433 1.091.872.608

Sumber : Hasil analisa PDRB Kab. Pinrang, 2014

11.3.2 Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah 5 tahun ke depan

Beberapa kabupaten/kota memiliki perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya seperti air minum, air limbah maupun persampahan. Dalam hal ini, perusahaan daerah tersebut umumnya memiliki

(7)

XI - 7

rencana dalam lima tahun ke depan dalam bentuk business plan. Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui kontribusi perusahaan daerah untuk pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan sesuai jangka waktu RPI2JM.

11.3.3 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya 5 Tahun ke Depan

Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah Kabupaten Pinrang perlu menyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya untuk ditawarkan ke pihak swasta. Daftar proyek potensial tersebut disusun berdasarkan identifikasi usulan program dan kegiatan setiap sektor serta tingkat kelayakan ekonomi dan finansial dari program tersebut.

11.4 ANALISIS KETERPADUAN STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI

PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha dan masyarakat. Kemudian, perlu dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya dengan mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.

11.4.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah

Analisa ini dipergunakan untuk melihat kemampuan Kabupaten Pinrang dalam membiayai investasi yang direncanakan di dalam program Jangka Menengah (PJM). Dari hasil analisa perhitungan yang dilakukan terhadap proyeksi pendapatan yang ada dalam 5 tahun terakhir, maka dana yang dapat disisihkan sebagai pendamping didalam program investasi ini, antara 900 juta s/d 1,2 milyar.

Sumber-sumber pembiayaan berasal dari Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Indonesia, Bantuan Luar Negeri dan Masyarakat . Untuk sektor air minum, limbah dan sampah biasanya komponen yang lebih dominan dalam

(8)

XI - 8

membiayai adalah pemerintah kabupaten/kota, sebaliknya pada penanggulangan bencana, jalan negara, drainase makro, pemerintah pusat lebih dominan.

Baik bantuan Luar negeri maupun dana pemerintah pusat ke pemerintah kabupaten/kota sifatnya stimulan dan pelengkap, namun pembangunan harus didasarkan kepada kekuatan sendiri, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten/kota dan masyarakat (community based development).

Setelah melalui proses penilaian RPI2JM oleh pemerintah kabupaten/kota, maka selanjutnya adalah program sekaligus proses pembiayaannya. Pada pelaksanaan pembiayaan, maka semua sumber pembiayaan yang sudah disepakati antara pemerintah kabupaten dengan pemerintah pusat termasuk dana bantuan luar negeri dirumuskan dalam Project Memorandum (Kesepakatan Pelaksanaan Program).

11.4.2 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPI2JM, maka Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Oleh karena itu pada bagian ini, Satgas RPI2JM daerah agar merumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya, yang meliputi beberapa aspek antara lain:

1. Strategi peningkatan DDUB Kabupaten Pinrang dan provinsi;

2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi penggunaan anggaran; 3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah Kabupaten Pinrang; 4. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan

pembangunan bidang Cipta Karya;

5. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabiltiasi infrastruktur permukiman yang sudah ada;

Gambar

Tabel 11.2. APBN Cipta Karya di Kabupaten Pinrang dalam 3 Tahun Terakhir  Dalam Ribuan Rupiah  TAHUN  KEGIATAN  APBN  APBD  CSR &  KPS  DAK  PENDANAAN SUMBER  LAINNYA  RM  PHLN  PROVINSI  KAB./KOTA  APBN  APBD

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang meliputi

Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang

Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang meliputi

Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang

Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang meliputi

Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang meliputi

Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan akan dijelaskan tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang meliputi

Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang