• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS, NPK SUBSIDI DAN NON SUBSIDI TERHADAP SIFAT FISIKA TANAH PADA LAHAN TANAMAN PADI GOGO (Oryza sativa L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS, NPK SUBSIDI DAN NON SUBSIDI TERHADAP SIFAT FISIKA TANAH PADA LAHAN TANAMAN PADI GOGO (Oryza sativa L.)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS, NPK SUBSIDI

DAN NON SUBSIDI TERHADAP SIFAT FISIKA TANAH PADA

LAHAN TANAMAN PADI GOGO (

Oryza sativa

L.)

Irham Habibi1, Yusriani Nasution2, Rizky Amnah2

1Program Sarjana Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan

ABSTRAK

Irham Habibi, NPM : 2011 11 053 Judul Skripsi “Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos, NPK Subsidi Dan Nonsubsidi Terhadap Sifat Fisika Tanah Pada Lahan Tanaman Padi Gogo (Oryza sativa L.)” dibawah bimbingan Yusriani Nasution, SP., MP. sebagai pembimbing I dan Rizky Amnah, SP., MP. sebagai pembimbing II.

Penggunaan pupuk NPK subsidi dan nonsubsidi secara terus menerus akan mempengaruhi sifat fisika tanah, antara lain bobot isi, kadar air dan C-organik tanah. Salah satu cara untuk memperbaiki sifat fisika tanah yaitu dengan penggunan pupuk kompos. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kompos, NPK subsidi dan nonsubsidi terhadap bobot isi, kadar air dan C-organik tanah pada lahan tanaman padi gogo (Oryza sativa L). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2016 berlokasi di Desa Siunggam, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan perlakuan yaitu ; P0 (kontrol), P1 (pupuk kompos

1,440 gr/plot), P2 (Pupuk NPK subsidi 64,8 gr/plot) dan P3 (Pupuk NPK

nonsubsidi 64,8 gr/plot) dengan 5 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk kompos, NPK subsidi dan nonsubsidi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot isi tanah (g/cm3), kadar air tanah (%) dan C-organik tanah

(%) pada lahan tanaman padi gogo (Oryza sativa L). Namun memberikan pengaruh yang nyata pada berat basah akar tanaman padi gogo, dengan perlakuan terbaik yaitu P2 (NPK subsidi).

Kata Kunci: Padi gogo, Kompos, NPK subsidi dan nonsubsidi, Fisika tanah.

ABSTRACT

Irham Habibi, NPM: 2011 11 053 Title Thesis "Influence of Compost, NPK subsidies and non-subsidized Against Soil Physical Properties of Upland Rice Plants On Land (Oryza sativa L.)" under the guidance of Yusriani Nasution, SP., MP. as a supervisor I and Rizky Amnah, SP., MP. as supervisor II.

(2)

to August 2016 is located in the village of Siunggam, Alternating Padang District, North Padang Lawas District. This study was conducted using a randomized block design (RAK) non factorial treatment that; P0 (control), P1 (compost 1.440 g / plot), P2 (NPK fertilizer subsidy of 64.8 g / plot) and P3 (NPK nonsubsidi 64.8 g / plot) with 5 replications. The results showed that the compost fertilizer, NPK subsidized and non-subsidized no significant effect on the weight of soil content (g / cm3), the soil water content (%) and C-organic soil (%) on crop lands upland rice (Oryza sativa L.) , But significant effect on the weight of the wet upland rice plant roots, the best treatment is P2 (NPK subsidy).

Keywords: Upland rice, Compost, NPK subsidized and non-subsidized, soil physics

PENDAHULUAN

Padi gogo adalah padi yang ditanam pada lahan kering yang sepanjang hidupnya tidak digenangi air dan sumber kebutuhan airnya berasal dari kelembaban tanah yang berasal dari curah hujan.Secara umum, budidaya padi gogo yang dilakukan petani berada dilahan terbuka (ladang), disekitar bentaran sungai, disekitar perbukitan daerah aliran sungai (DAS), ditumpangsarikan dengan tanaman perkebunan yang masih muda (Toha, 2005).

Selain lahan sawah, masih banyak lahan kering yang sangat berpotensi untuk di tanami padi gogo. Untuk mendukung program peningkatan beras nasional. Potensi lahan kering di Kabupaten Padang Lawas Utara masih dapat ditingkatkan, baik dari pemanfaatan lahan maupun produktivitasnya. Pemanfaatan lahan kering untuk padi gogo sangat prospektif, khusunya di Kecamatan Padang Bolak. Namun demikian, pengembangan padi gogo masih jauh dari yang diharapkan karena luas lahan untuk padi gogo di Kecamatan Padang Bolak pada Tahun 2012 yaitu 782 ha dengan produktivitas yang sangat rendah yaitu 2,17 ton/ha (BPS PALUTA, 2013).

(3)

tanah, bobot isi tanah dan kadar air tanah. Untuk itu perlu dicari alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu penggunan pupuk organik.

Penggunaan pupuk kompos dapat memberikan mamfaat baik bagi tanah maupun tanaman. Kompos dapat menggemburkan tanah, memperbaiki struktur dan porositas tanah serta komposisi mikroorganisme tanah, meningkatkan daya ikat tanah terhadap air, menyimpan air tanah lebih lama dan mencegah lapisan kering pada tanah, sehingga sifat fisik tanah seperti bobot isi, C-organik dan kadar air tanah lebih baik. Kompos juga meyediakan unsur hara mikro bagi tanaman, memudahkan pertumbuhan akar tanaman, mencegah beberapa pennyakit akar, dan dapat menghemat pemakaian puppuk kimia atau pupuk buatan sehingga dapat meningkatkan efesiensi pemakaian pupuk kimia.

Bobot isi tanah merupakan suatu sifat tanah yang menggambarkan taraf kemampatan tanah. Tanah dengan kemampatan tinggi dapat mempersulit perkembangan perakaran tanaman, pori makro terbatas dan penetrasi air terhambat. Bobot isi tanah adalah perbandingan berat tanah kering dengan satuan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah, umumya dinyatakan dalam gr/cm3 (Hanafiah, 2010).

Kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya tenaga yang

dibutuhkan untuk menahan air tersebut dalam tanah. C-organik yakni merupakan

bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia (Supryono, dkk, 2009)

Berdasarkan latar belakang tersebut dilakukan penelitian untuk melihat bagaimana pengaruh pemberian pupuk kompos, NPK subsidi dan nonsubsidi terhadap C-organik, bobot isi dan kadar air tanah pada lahan tanaman padi gogo di lapangan.

METODE PENELITIAN

(4)

5 - 7, dan suhu rata-rata 320C. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

cangkul, sekop, pisau, meteran, copper ring, timbangan, kantong plastik dan label. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : sampel tanah utuh, benih padi gogo varietas Towuti, pupuk kompos Green Natural, pupuk NPK Phonska subsidi dan nonsubsidi.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) nonfaktorial dengan perlakuan pemberian pupuk kompos, pupuk NPK subsidi dan nonsubsidi yang terdiri dari 5 ulangan, yaitu : P0 (kontrol), P1 (pupuk

kompos (1.440 gr /plot), P2 (pupuk NPK subsidi (64,8 gr/plot) dan P3 (pupuk NPK

nonsubsidi (64,8 gr/plot). Parameter penelitian yaitu bobot isi tanah (g/cm3), kadar

air (%) dan C-organik tanah (%).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bobot Isi Tanah (gr/cm3).

Rata-rata bobot isi tanah pada perlakuan pemberian pupuk kompos, NPK subsidi dan nonsubsidi pada lahan tanaman padi gogo dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Rata-rata bobot isi tanah (gr/cm3) pada perlakuan pemberian pupuk kompos,

NPK subsidi dan nonsubsidi pada lahan tanaman padi gogo. Perlakuan Bobot isi tanah (g/cm3)

P0 1.11

P1 1.07

P2 1.13

P3 1.14

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa bobot isi tanah (gr/cm3) pada lahan

tanaman padi gogo pada perlakuan P1 (pupuk kompos), P2 (pupuk NPK subsidi) dan P3 (pupuk NPK nonsubsidi) tidak memberikan pengaruh yang nyata, namun secara rata-rata bobot isi tanah terendah yaitu P1 (pupuk kompos) yaitu 1.07 g/cm3 dan yang tertinggi yaitu P3 (NPK non subsidi) yaitu 1.14 g/cm3. Hal ini

(5)

kompos yang menyebabkan bobot isi tanah tidak mengalami penurunan secara drastis.

Hartatik (2011) menyatakan bahwa pupuk kompos mengandung kadar hara relatif rendah dan sangat bervariasi sehingga manfaatnya bagi tanah dan tanaman tidak langsung dan pengaruhnya dalam jangka panjang. Pemberian pupuk kompos ke dalam tanah berperan sebagai perekat (pengikat) pertikel tanah sehingga agregasi tanah menjadi baik, ruang pori tanah meningkat dan bobot isi rendah. Hal ini menunjukkan bahwa nilai bobot isi tanah pada pemberian pupuk kompos pada lahan tanaman padi gogo lebih rendah dibandingkan dengan pemberian pupuk NPK subsidi dan nonsubsidi.

Penggunaan pupuk NPK secara terus menerus mengakibatkan kerusakan tanah secara fisik diakibatkan karena kerusakan struktur tanah yang dapat menimbulkan pemadatan tanah. Kerusakan struktur tanah ini dapat terjadi akibat pengolahan tanah yang salah atau penggunaan pupuk kimia secara terus menerus. Kerusakan biologi ditandai oleh penyusutan populasi maupun berkurangnya biodiversitas organisme tanah, dan biasanya terjadi bukan karena kerusakan sendiri, melainkan akibat dari kerusakan lain (fisik atau kimia). Sebagai contoh penggunaan pupuk nitrogen (ammonium sulfat dan sulfur coatedurea) yang terus menerus selama 20 tahun dapat menyebabkan pemasaman tanah dan menurunnya populasi cacing secara drastis (Djajakirana,2001).

Kadar Air Tanah (%).

Rata-rata kadar air tanah pada perlakuan pemberian pupuk kompos, NPK subsidi dan nonsubsidi pada lahan tanaman padi gogo dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Rata-rata kadar air tanah (%) pada perlakuan pemberian pupuk kompos, NPK

subsidi dan nonsubsidi pada lahan tanaman padi gogo.

Perlakuan Kadar air tanah (%)

P0 6.67

P1 7.18

P2 6.81

P3 6.48

(6)

yang terendah terdapat pada P3 (NPK nonsubsidi) yaitu 6.48%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos dapat meningkatkan kadar air tanah, sehingga menyebabkan kadar air tanah lebih tinggi pada perlakuan pemberian pupuk kompos dibandingkan dengan pemberian NPK subsidi, NPK nonsubsidi dan kontrol.

Pemberian pupuk kompos, NPK subsidi dan nonsubsidi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air tanah. Meskipun demikian terdapat peningkatan kadar air tanah setelah perlakuan pupuk kompos, NPK subsidi dan nonsubsidi. Hal ini diduga pengaruh bahan kompos terhadap peningkatan porositas tanah di samping berkaitan dengan aerasi tanah, juga berkaitan dengan status kadar air dalam tanah.

Pemberian pupuk kompos ke dalam tanah selain memperbaiki proses agregasi, ternyata mempunyai kemampuan yang cukup tinggi untuk mengisap dan memegang air karena bersifat hidrofilik, sehingga dapat terjadi peningkatan pori air tersedia. Mekanisme peningkatan air tersedia sebagai pengaruh adanya bahan organik dalam tanah melalui peningkatan porositas tanah dengan menurunkan bobot isi tanah (Irawan, dkk, 2016).

Pemberian pupuk kompos dapat menambah kandungan bahan organik yang sekaligus pula meningkatkan kadar humus dalam tanah. Humus bersifat hidrofil sehingga dapat meningkatkan daya serap air dalam tanah dan juga daya simpan air menjadi tinggi (Intara, dkk, 2011).

Hasil penelitian Mohamad, dkk (2014) menyatakan bahwa kandungan bahan organik dalam pupuk NPK pelangi dapat memperbaiki sifat fisik tanah, yakni dapat meningkatkan porositas tanah sehingga menyediakan air dalam tanah. Pupuk NPK subsidi dan nonsubsidi secara langsung dapat berfungsi sebagai sumber unsur hara, terutama N, S, K dan sebagian P, serta unsur mikro, yang artinya secara tidak langsung berperan dalam meningkatkan kesetabilan agregat, kapasitas menahan air untuk tanaman.

(7)

C-organik Tanah (%).

Rata-rata C-organik tanah pada perlakuan pemberian kompos, NPK subsidi dan nonsubsidi di lahan tanaman padi gogo dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-rata C-organik tanah (%) pada perlakuan pemberian pupuk kompos, NPK subsidi dan nonsubsidi pada lahan tanaman padi gogo.

Perlakuan C-organik tanah (%)

P0 2.35

P1 2.50

P2 2.03

P3 2.05

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa perlakuan P1 (pupuk kompos), P2 (pupuk NPK subsidi) dan P3 (pupuk NPK nonsubsidi) pada lahan tanaman padi gogo tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap C-organik tanah, namun secara rata-rata C-organik tertinggi terdapat pada perlakuan P1 (kompos) yaitu 2.50% dan yang terendah P2 (NPK subsidi) yaitu 2.03 %. Hal ini diduga karena pupuk kompos merupakan senyawa organik yang mengandung unsur C-organik sebagai indikator kesehatan tanah. Sehingga C-C-organik tanah lebih tinggi pada perlakuan pemberian pupuk kompos dibandingkan pemberian pupuk NPK subsidi dan nonsubsidi, serta kontrol.

Kandungan C-organik tanah pada tanah kering dan tanah yang disawahkan umumnya mempunyai pola yang sama, yaitu bahan organiknya semakin menurun seiring dengan bertambahnya kedalaman tanah. Hal ini disebabkan oleh proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme yang hanya berlangsung di lapisan atas (Rahayu, dkk, 2014).

(8)

dan biologi tanah yang dapat merusak agregat tanah dan menyebabkan C-organik tanah menurun.

Berat Basah Akar Tanaman Padi Gogo (gr).

Rata-rata berat basah akar tanaman padi gogo dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Rata-rata berat basah akar tanaman padi gogo pada perlakuan pemberian pupuk

kompos, NPK subsidi dan nonsubsidi pada lahan tanaman padi gogo.

Perlakuan Bobot akar (g) menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ (α = 0.05).

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa berat basah akar tanaman padi gogo pada perlakuan P1 (pupuk kompos), P2 (pupuk NPK subsidi) dan P3 (pupuk NPK nonsubsidi) menunjukkan perlakuan P2 (pupuk NPK subsidi) tidak berbeda nyata dengan P3 (pupuk NPK nonsubsidi), tetapi berbeda nyata dengan P1 (pupuk kompos) dan P0 (kontrol). Perlakuan P1 (pupuk kompos) berbeda nyata dengan P0 (kontrol). Hal ini diduga pupuk NPK subsidi dan nonsubsidi yang merupakan pupuk majemuk langsung menyediakan unsur hara bagi tanaman dengan jumlah yang relatife tinggi sehingga akar semakin aktif untuk memperoleh unsur hara, hal ini meyebabkan akar semakin panjang sehingga bobot akar meningkat sesuai dengan ketersediaan unsur hara. Sedangkan pupuk kompos banyak menyediakan hara namun hara sedikit dan harus terlebih dahulu mengalami dekomposisi agar unsur hara tersedia bagi tanaman tanaman padi. Histogram rata-rata berat basah akar tanaman padi gogo pada perlakuan pemberian kompos, NPK subsidi dan nonsubsidi dapat dilihat pada gambar 1.

(9)

Berat basah akar sangat erat hubungannya dengan unsur hara makro dan mikro, dimana menurut Sarief (1986) bahwa unsur N yang diserap tanaman berperan dalam menunjang pertumbuhan vegetatif tanaman seperti akar. Unsur P berperan dalam pembentukan sistem perakaran yang baik. Unsur K yang berada pada ujung akar merangsang pemanjangan akar.

Lakitan (2010) menyatakan jumlah kebutuhan unsur hara dikaitkan dengan kebutuhan tanaman agar dapat tumbuh dengan baik. Jika unsur hara kurang tersedia, pertumbuhan tanaman akan terhambat. Nitrogen merupakan unsur hara utama yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan vegetatif seperti akar.

Zahrah (2010) mengemukakan bahwa peningkatan serapan hara tanaman padi karena kondisi tanah menjadi lebih baik sehingga perakaran tanaman berkembang lebih baik dan mampu meningkatkan serapan hara N, P dan K. Berat akar dipengaruhi oleh laju pemanjangan akar, laju pemanjangan akar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor lingkungan. Faktor internal yang mempengaruhi adalah pasokan fotosintat (umumnya dalam bentuk sukrosa) dari daun. Faktor lingkungan yang mempengaruhi antara lain suhu tanah, dan kandungan air tanah (Lakitan, 2010).

Akar tanaman dipengaruhi bobot isi tanah, kadar air tanah, dan C-organik tanah. Daya tembus akar yang tinggi dapat meningkatkan penyerapan air pada tanah yang lebih keras. Daya tembus akar menunjukkan kemampuan akar untuk menembus lapisan tanah. Bobot isi tanah akan mempengaruhi pertumbuhan akar serta penyerapan air dan unsur-unsur hara (Suprihatno dan Suardi 2007).

(10)

KESIMPULAN DAN SARAN

Pemberian pupuk kompos, NPK subsidi dan nonsubsidi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot isi (gr/cm3), kadar air (%) dan C-organik

tanah (%) pada lahan tanaman padi gogo. Namun memberikan pengaruh yang nyata pada berat basah akar tanaman padi gogo, perlakuan terbaik untuk berat basah akar yaitu P2 (NPK subsidi).

BPS [Badan Pusat Statistik], 2013. Padang Lawas Utara dalam angka, Provinsi Sumatera Utara.

Djajakirana, G., 2001. Kerusakan Tanah sebagai Dampak Pembagunan Pertanian. Makalah disampaikan pada seminar petani “Tanah sehat titik tumbuh pertanian ekologis” di Sleman. 30 Oktober 2001.

Hanafiah, K.A., 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja grafindo Persada: Jakarta.

Hartatik, W. D., Setyorini, 2011. Pemanfaatan Pupuk Organik untuk Meningkatkan Kesuburan Tanah dan Kualitas Tanaman. Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Tanah: Bogor.

Intara, Y.I., S. Asep., Erizal., S.Namaken dan M.H.B. Djoefrie, 2011. Pengaruh pemberian bahan organik pada tanah liat dan lempung berliat terhadap kemampuan mengikat air. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, Vol 16 (2) : 130-135.

Irawan. A., Y. Jupri dan Zuraida, 2016. Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Perubahan Sifat Kimia Andisol, Pertumbuhan dan Produksi Gandum. Jurnal Kawista 1 (1) : 1-9.

Lakitan, B., 2010. Dasar Dasar Fisiologi tumbuhan. Rajawali Pers: Jakarta. Madjid, 2010. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor:

Bogor

Mohamad. K., Nurni dan I. M. Bahua, 2014. Perubahan Sifat Fisik Tanah Terhadap Produksi Kacang Tanah Melalui Pemberian Pupuk Organik dan Anorganik (Studi Kasus di Desa Dutohe, Kec.Kabile Bone Balango). Jurusan Agroteknologi. Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian. Universitas Negeri Gorontalo.

(11)

Rahayu. A., S. R. Utami dan L. M. Rayes, 2014. Karakteristik dan Klasifikasi Tanah Pada Lahan Kering dan Lahan yang Disawahkan di Kecamatan Perak.Kab.Jombang. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol. 1 No. 2 : 77-87.

Sahiri, N., 2003. Pertanian Organik: Prinsip daur Ulang Hara, Konservasi Air dan Interaksi Antara Tanaman. Makalah Individu Pengantar Falsafah Sain. Institup Pertanian Bogor.

Sarief, S., 1986. Konservasi Tanah dan Air. Pustaka Buana. Bandung

Supryono, dkk., 2009. Kandungan C-Organik Dan N-Total Pada Seresah Dan Tanah Pada 3 Tipe Fisiognomi (Studi Kasus Di Wanagama I, Gunung Kidul, Diy). Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol. 9 No. 1 p: 49-57 Toha H. M., 2005. Padi gogo dan pola pengembangannya. Balai Penelitian

Tanaman Padi, Sukamandi. Subang.

Gambar

Tabel 3. Rata-rata kadar air tanah (%) pada perlakuan pemberian pupuk kompos, NPKsubsidi dan nonsubsidi pada lahan tanaman padi gogo.
Tabel 4. Rata-rata C-organik tanah (%) pada perlakuan pemberian pupuk kompos, NPK subsidi dan nonsubsidi pada lahan tanaman padi gogo.
Tabel 5. Rata-rata berat basah akar tanaman padi gogo pada perlakuan pemberian pupukkompos, NPK subsidi dan nonsubsidi pada lahan tanaman padi gogo.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penilaian ahli praktisi dikategorikan sangat layak jika X > 80%; layak jika 60,01% < X ≤ 80%; cukup layak jika 40,01% < X ≤ 60%; kurang layak jika 20,01% <

mencapai budaya perubahan, maka akan lebih baik mengaitkan evaluasi kinerja dengan imbalan kerja (rewards) dalam pelaksanaan pengembangan SDM (Adie E. Tujuan pengembangan

Cara yang digunakan dalam pengambilan data menggunakan kuesioner dengan metode quota sampling dimana mengambil sebagian subyek yang telah ditentukan dari

dilakukan penelitian tentang ekstraksi senyawa alkaloid dalam daun tapak dara dengan pelarut yang lebih baik dan uji reaksi pengendapan dengan. reagen

Pengadaan barang jasa pada hakekatnya adalah upaya pihak pengguna untuk mendapatkan atau mewujudkan barang/ jasa yang diinginkannya, dengan menggunakan metode dan

Bagaimana rangkaian kontrol yang dapat mengatur operasi inveter dan pemilihan jenis inverter yang tepat untuk dapat mengatasi kekurangan daya saat jaringan listrik

Arus kedatangan kapal merupakan banyaknya kapal yang datang untuk melakukan aktivitas bongkar muat di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) setiap harinya dari

Ringkasan Pengabdian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang Pengabdian, tujuan dan tahapan metode Pengabdian, serta luaran yang di capai dalam kegiatan