• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tes Kreativitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tes Kreativitas"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

TES KREATIVITAS

TES KREATIVITAS

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asesmen BK Tes Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asesmen BK Tes

Yang diampu oleh Dra. Asni, M.Pd. Yang diampu oleh Dra. Asni, M.Pd.

Disusun Oleh: Disusun Oleh:

Kelompok 6 Kelas 3D Kelompok 6 Kelas 3D

Nur Rizqillah Al-Maulidah 1601015116 Nur Rizqillah Al-Maulidah 1601015116

Shafira

Shafira Anggita Anggita Putri Putri 16010150401601015040

Nita

Nita Novia Novia Pratiwi Pratiwi 16010150081601015008

Siti

Siti Dina Dina Novita Novita Astuti Astuti 16010151251601015125

Nurfitri

Nurfitri Dewi Dewi 16010151241601015124

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

2017 2017

(2)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

 Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarokatu  Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarokatu

Puji

Puji dan syukur dan syukur penulis panjatkan penulis panjatkan kehadirat Allah kehadirat Allah SSubhanahu Wa Ta’ala karenaubhanahu Wa Ta’ala karena atas limpahan rahmat

atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas penulis dapat menyelesaikan tugas makalah denganmakalah dengan  pokok bahasan

 pokok bahasan “Tes Kreativitas”.“Tes Kreativitas”. Sholawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepadaSholawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada  Nabi

 Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wa Sallam, keluarganya, sahabatnya dan kita selakuMuhammad Shallallahu’alaihi Wa Sallam, keluarganya, sahabatnya dan kita selaku umatnya.

umatnya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asesmen BK Tes. Ucapan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asesmen BK Tes. Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada seluruh kelompok 6 yang telah membantu dalam terimakasih penulis ucapkan kepada seluruh kelompok 6 yang telah membantu dalam  penyelesaian

 penyelesaian pembuatan pembuatan makalah makalah ini, ini, baik baik secara secara langsung langsung maupun maupun tidak tidak langsung.langsung. Makalah ini merupakan hasil dari tugas mandiri bagi para mahasiswa, untuk belajar dan Makalah ini merupakan hasil dari tugas mandiri bagi para mahasiswa, untuk belajar dan mempelajari lebih lanjut tentang Tes Kreativitas. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mempelajari lebih lanjut tentang Tes Kreativitas. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar cara berkelompok kepada mahasiswa, agar kreativitas dan menumbuhkan proses belajar cara berkelompok kepada mahasiswa, agar kreativitas dan  penguasaan materi kuliah dapat optimal sesuai dengan yang diharapkan.

 penguasaan materi kuliah dapat optimal sesuai dengan yang diharapkan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan pengembangan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan pengembangan  penyusunan

 penyusunan tugas tugas makalah makalah selanjutnya. selanjutnya. Semoga Semoga makalah makalah ini ini dapat dapat bermanfaat bermanfaat dandan senantiasa menjadi pedoman dalam belajar untuk meraih prestasi yang gemilang.

senantiasa menjadi pedoman dalam belajar untuk meraih prestasi yang gemilang. Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarokatu

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarokatu

Jakarta, Oktober 2017 Jakarta, Oktober 2017

Penyusun Penyusun

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 2 C. Tujuan Penulisan ... 2 BAB II PEMBAHASAN ... ... 3 A. Tes Kreativitas ... B. Pengertian Tes Kreativitas ... C. Ciri-ciri Anak yang Kreatif... D. Jenis-jenis Tes Kreativitas ... E. Kegunaan Tes Kreativitas ... F. Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas ... ... G. Jurnal ... H. Jurnal ...

BAB III PENUTUP ... ...

SIMPULAN ... ... DAFTAR PUSTAKA ... PEMBAGIAN TUGAS ... LAMPIRAN ...

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan ini kreativitas sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Setiap manusia pasti memiliki kreativitas baik itu kreativitas dalam bidang seni ataupun keilmuan. Kreativitas adalah sebuah kata yang mudah diucapkan tetapi sulit untuk diartikan, bahkan sulit untuk dijalankan dalam kehidupan sehari-hari bagi yang belum terbiasa dan yang masih terbelenggu dengan pikiran bahwa kreativitas itu harus menghasilkan ciptaan yang luar biasa hebat.

Kreativitas berhubungan dengan pola pikir yang dapat menghubungan suatu masalah atau fenomena dengan unsur-unsur yang lain sehingga menjadi sesuatu yang baru. Bahkan kreativitas dapat diartikan sebagai pola pikir yang dapat menciptakan sesuatu yang baru. Dalam belajar kreativitas berperan penting untuk membantu individu agar semakin maju dalam belajar dan menciptakan inovasi-inovasi baru agar belajarnya lebih mudah dipahami. Sedangkan dalam  pembelajaran, kreatif berperan penting membantu guru dan yang lainnya untuk lebih memahami masalah siswa atau anak dalam belajar kemudian mengembangkan  pembelajaran yang lebih baik dan kreatif agar anak atau siswa cepat menangkap

sesuatu, memahami apa yang diberikan, mampu memecahkan persoalan, dan akhirnya dapat menjadi individu yang sangat kreatif.

Dalam prakteknya ternyata untuk menjadi seseorang yang kreatif sangatlah sulit. Hal ini dikarenakan adanya faktor penghambat baik dari dalam diri maupun luar diri. Untuk itu kita perlu mengenali hal tersebut, sehingga dampak yang menghambat kreativitas dapat diminimalisir. Berdasarkan latar belakang diatas,  perlu adanya penyusunan makalah yang berjudul “Tes Kreativitas”.  Penyususnan makalah tersebut bertujuan menambah wawasan serta pengetahuan siswa terkait kreativitas yang dimiliki oleh individu itu sendiri.

(5)

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari tes kreativitas itu? 2. Apa saja ciri-ciri anak yang kreatif? 3. Apa saja jenis-jenis tes kreativitas? 4. Apa kegunaan dari tes kreativitas?

5. Apa saja faktor yang mempengaruhi kreativitas?

C. Tujuan Penulisan

1. Dapat mengetahui pengertian dan penjelasan tes kreativitas dari berbagai ahli 2. Dapat mengetahui ciri-ciri anak kreatif

3. Dapat memahami jenis-jenis dari tes kreativitas 4. Dapat mengetahui kegunaan tes kreativitas

5. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tes kreativitas baik dari dalam maupun dari luar.

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tes Kreativitas

Kreativitas menurut kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar kreatif, yaitu memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Sedangkan, kreativitas sendiri memiliki arti kemampuan untuk menciptakan atau menemukan sesuatu yang baru yang berbeda dari yang sebelumnya.

Menurut buku Muhammad Ali dan Muhammad Asrori (2011:41) Baron mendefinisikan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru disini bukan berarti harus sama sekali baru, tetapi dapat juga sebagai kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya. Guilford menyatakan bahwa kreativitas mengacu pada kemampuan yang menandai ciri-ciri seorang kreatif. Guilford mengemukakan dua cara berpikir yaitu berpikir konvergen dan divergen. Cara berpikir konvergen adalah cara-cara individu dalam memikirkan sesuatu dengan berpandangan bahwa hanya ada satu jawaban yang benar. Sedangkan berpikir divergen adalah kemampuan individu untuk mencari berbagai alternative jawaban terhadap suatu persoalan. Guilford menekankan bahwa orang-orang kreatif lebih banyak memiliki cara berpikir divergen dari pada konvergen.

Sedangkan Utami Munandar menyimpulkan konsep kreativitas dengan  pendekatan Empat P, Yaitu: Pribadi, Proses, Produk, dan Pendorong.

Yang pengertian definisinya sebagai berikut:

1. Definisi Pribadi menjelaskan bahwa kreativitas muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya (Hulbeck). Kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara 3 atribut psikologis: intelegensi, gaya kognitif, kepribadian atau motivasi (Sternberg).

(7)

2. Definisi Proses menjelaskan bahwa kreativitas nampak di dalam cara menemukan masalah, kesulitan, informasi yang salah, unsur-unsur yang salah, hingga menyampaikan hasilnya.

3. Definisi Produk menjelaskan bahwa kreativitas menekankan unsur orisinalitas, kebaruan, dan kebermaknaan. Barron dan Vernon menyatakan  bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru. Ditambahkan oleh Haefele bahwa produknya tidak harus selalu baru tetapi kombinasinya. Munandar menambahkan bahwa produknya harus mempunyai makna sosial.

4. Definisi Pendorong menjelaskan bahwa kreativitas menekankan pada faktor  pendorong internal yaitu diri sendiri dan eksternal, yaitu lingkungan sosial dan psikologis. Faktor internal termasuk motivasi intrinsik (pendorong internal). Dan lingkungan sosial yang kondusif (pendorong eksternal).

Dilihat dari bebagai pengertian krativitas di atas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan karya-karya baru yang dapat berwujud imajinatif dan kreativitas juga dapat memahami kesenjangan atau hambatan dalam hidup seseorang, karena orang kreatif lebih banyak memiliki cara-cara divergen dan mengkomunikasikan karya-karyanya serta memodifikasi karya-karya yang baru lalu diterapkan ke dalam suatu tindakan.

Sedangkan tes kreativitas itu sendiri adalah suatu tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir divergen, dengan membedakan aspek kelancaran, kelenturan, orisionalitas dan kerincian dalam berpikir serta untuk merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.

(8)

B. Ciri-ciri Individu yang Kreatif

Menurut Guilford ciri-ciri orang yang kreatif terdiri dari: 1. Kelancaran: Kemampuan memproduksi banyak ide.

2. Keluwesan: Kemampuan untuk mengajukan bermacam-macam pendekatan  jalam pemecahan masalah.

3. Keaslian: Kemampuan untuk melahirkan gagasan yang orisinil sebagai hasil  pemikiran sendiri.

4. Penguraian: Kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci.

5. Perumusan Kembali: Kemampuan untuk mengkaji kembali suatu persoalan melalui cara yang berbada dengan yang sudah lazim.

Sedangkan menurut Campbell (dalam Manguhardjana, 1986) mengemukakan ciri-ciri kreatif yang secara umum dapat dikelompokan menjadi 3 kategori, yaitu:

1. Ciri-ciri pokok yang disebut dengan kunci untuk melahirkan ide, gagasan, ilham, pemecahan, cara baru, penemuan. Ciri-ciri pokok ini meliputi:

a. Kelincahan mental adalah: kemampuan untuk bermain-main dengan ide-ide, gagasan, konsep, lambang-lambang, kata-kata, angka-angka, dan khususnya melihat hubungan yang tidak biasa dari ide-ide.

 b. Berpikir ke segala arah adalah: kemampuan untuk berpikir dari satu ide, gagasan lalu menyebar ke sagala arah tidak hanya terfokus pada satu  jawaban saja.

c. Fleksibilitas konseptual adalah: kemampuan untuk secara spontan mengganti cara memandang, pendekatan, kerja yang tak jalan.

d. Orisinalitas adalah: kemampuan untuk mengeluarkan ide, gagasan,  pemecahan, cara kerja yang tidak lazim, yang jarang, bahkan mengejutkan. e. Lebih menyukai kompleksitas daripada simplisitas, dari penyelidikan

diketemukan bahwa pada umumnya, orang-orang kreatif lebih menyukai kerumitan dari pada kemudahan, memilih tantangan dari keamanan, cenderung pada yang lebih kompleks dari yang sederhana. Akibatnya

(9)

mereka dapat bertemu dengan gagasan-gagasan aneh dan hal-hal baru dari  pada orang-orang yang puas dengan yang mudah, aman dan sederhana. f. Latar belakang yang merangsang, orang-orang kreatif biasanya sudah lama

hidup dalam lingkungan orang-orang dapat menjadi contoh dan dalam suasana ingin belajar, ingin bertambah tahu, ingin maju dalam bidang- bidang yang ditekuninya.

g. Kecakapan dalam banyak hal, para manusia kreatif pada umumnya mempunyia banyak minat dan kecakapan dalam berbagai bidang.

2. Ciri-ciri yang memungkinkan dimana individu mampu mempertahankan ide-ide kreatif. Ciri-ciri ini meliputi:

a. Kemampuan untuk bekerja keras.

 b. Berpikir mandiri. Orang-orang kreatif memiliki ras individualitas yang kuat. Mereka membuat keputusan sendiri, mereka percaya kepada daya  pikir mereka, dan mereka mempunyai pendapat sendiri.

c. Pantang menyerah. Orang-orang kreatif tidak mudah menyerah bila gagal. Mereka tetap berisaha dan selalu mencoba lagi.

d. Mampu berkomunikasi dengan baik, orang-orang kreatif pada umumnya  juga komunikator-komunikator yang baik, mendalam, jelas, dan bagus. Karena untuk mewujudkan impian, mereka harus menjelaskan perkara dan menyakinkan orang.

e. Lebih tertarik pada konsep dari pada segi-segi yang kecil f. Memiliki tingkat keingintahuan yang cukup tinggi

g. Kaya humor dan fantasi. Mereka mampu mendapatkan dunia yang lebih luas dan penuh dengan berbagai unsur menarik. Hal ini mendorong mereka makin terjun dalam kegiatan-kegiatan kreatif dan ada saja yang dicipta. h. Tidak segra menolak ide atau gagasan baru.

i. Arah hidup yang mantap. Orang-orang kreatif kebanyakan menampkan diri dalam diri mereka sikap terlibat dalam sesuatu, yakin akan tujuan dan arti

(10)

hidup mereka. Motivasi batin semacam itu dapat menjadi daya hebat untuk untuk membuat kemajuan.

3. Ciri-ciri sampingan. Hal ini tidak langsung berhubungan dengan dengan  penciptaan atau menjaga agar ide-ide yang sudah ditemukan tetap hidup, tetapi

kerap mempengaruhi perilaku orang-orang kreatif. Ciri-ciri ini tidak berhubungan dengan ciri-ciri orang kreatif tetapi ciri-ciri ini merupakan akibat dari kekuatan kepribadian orang-orang kreatif dan situasi batin yang diakibatkan oleh kreativitas. Ciri-ciri ini meliputi,

a. Tidak mengambil pusing apa yang dipikirkan orang lain. orang-orang kratif  berpikir sendiri dan mereka tidak mengambil pusing mengenai apa yang

dipikirakan orang lain. akibatnya mereka tidak peka terhadap perasaan orang-orang sekitar.

 b. Kekacauan psikologis. Karena selalu berpikir yang tidak lazim dapat membawa mereka ketengah kekacauan psikolgis dan dapat mengakibatkan keberantakan hidup.

C. Jenis-jenis Tes Kreativitas

Tes kreativitas memiliki sudut pandang penilaian yang berbeda dengan tes intelegensi. Tes kreativitas mengukur kemampuan berfikir divergen dan tidak ada  jawaban benar atau salah, sedangkan tes intelegensi mengukur kemampuan berfikir

konvergen. Tes kreatif dapat diukur melalui beberapa pendekatan, yaitu pengukuran langsung dengan teknik tes dan pengukuran tidak langsung dengan teknik non tes. Ada beberapa jenis tes untuk mengukur kreativitas seseorang, antara lain:

1. Tes yang mengukur kreativitas secara langsung dengan teknik tes.

Sejumlah tes kreativitas telah disusun, diantaranya tes dari Torrance untuk mengukur pemikiran kreatif (Torrance Test of Creative Thingking : TTCT ). Terdapat empat indikator berfikir kreatif yang diukur melalui tes Torrance yaitu orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran, dan elaborasi. Tes ini dapat digunakan mulai tingkat TK sampai Perguruan Tinggi yang mempunyai

(11)

 bentuk verbal dan bentuk figural. Tes terbaru yang sudah diadaptasi untuk Indonesia, yaitu tes lingkaran (circles test ) dari Torrance.

Tes ini pertama kali digunakan di Indonesia oleh Utami Munandar (1977) dalam penelitian untuk disertasinya Creativity and Education, guna membandingkan ukuran kreativitas verbal dengan ukuran kreativitas figural. Kemudian tahun 1988 Jurusan Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia melakukan penelitian standarisasi tes lingkaran, dan tes ini kemudian disebut tes kreativitas figural.

c. Tes Kreativitas Verbal (TKV)

Secara operasional tes kreativitas verbal dirumuskan sebagai suatu  proses yang tercermin dari kelancaran, keluwesan, dan orisinal dalam  berfikir. Tes kreativitas verbal disusun berdasarkan model Struktur Intelek dari Guilford, dengan dimensi operasi berpikir divergen. Tes kreativitas verbal terdiri dari enam sub-tes, yaitu permulaan kata, menyusun kata, membentuk kalimat tiga kata, sifat-sifat yang sama, macam-macam penggunaan, dan apa akibatnya.

d. Tes Kreativitas Figural (TKF)

Tes kreativitas figural merupakan adaptasi dari Circle Test dari Torrance. Adapun perbedaan penilaian tes kreativitas figural dengan verbal yaitu selain mengukur aspek kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas, tes kreativitas figural juga mengukur aspek elaborasi yaitu menambahkan, melengkapi, atau mengembangkan suatu bentuk agar menjadi lebih variatif dan menarik. Tes kreativitas figural merupakan tes dengan cara melengkapi, menambahkan atau mengembangkan suatu bentuk melalui coretan-coretan yang berupa gambar. Tes ini dilakukan dengan penyelesaian yang singkat sebagai contoh yaitu 10 menit, dapat diberikan dalam kelompok dan materialnya sangat sederhana.

(12)

2. Tes yang mengukur unsur-unsur kreativitas

Kreativitas merupakan suatu konstruk yang multi-dimensional, terdiri dari  berbagai dimensi, yaitu dimensi kognitif (berfikir kreatif), dimensi afektif (sikap dan kepribadian), dan dimensi psikomotor (keterampilan kreatif). Masing-masing dimensi meliputi berbagai kategori, seperti misalnya dimensi kognitif dari kreativitas berfikir divergen mencakup antara lain: kelancaran, kelenturan dan orisinilitas dalam berfikir, kemampuan untuk merinci (elaborasi) dan lain-lain. Tes ini diadaptasi dari “Creative Attitude Survey” yang disusun oleh Schaefer untuk siswa SD dan SMP yang dilakukan dalam waktu 15 menit dengan pilihan jawaban ya atau tidak.

3. Tes yang mengukur ciri kepribadian kreatif

Ada beberapa tes yang digunakan untuk mengukur ciri-ciri kepribadian khusus, diantaranya:

a. Tes mengajukan pertanyaan,yang merupakan bagian dari tes Torrance untuk berfikir kreatif dan dimaksudkan untuk mengukur kelenturan  berfikir.

 b. Tes Risk Taking, digunakan untuk menunjukkan dampak dari  pengambilan risiko terhadap kreativitas.

c. Tes Figure Preference dari Barron-Welsh yang menunjukkan prefensi untuk ketidakteraturan, sebagai salah satu cirri kepribadian kreatif.

d. Tes Sex Role Identity untuk mengukur sejauh mana seseorang mengidentifikasikan diri dengan peran jenis kelaminnya. Alat yang sudah digunakan di Indonesia ialah Ben Sex Role Inventory.

4. Pengukuran bakat kreatif secara tidak langsung dengan teknik non tes

Dalam upaya mengatasi keterbatasan tes tertulis untuk mengukur kreativitas dirancang beberapa pendekatan alternatif.

a. Daftar periksa (Checklist) dan Kuisoner, alat ini disusun berdasarkan  penelitian tentang karakteristik khusus yang dimiliki pribadi kreatif.

(13)

 b. Daftar pengalaman, teknik ini menilai apa yang telah dilakukan seseorang dimasa lalu. Beberapa studi menemukan korelasi yang tinggi antara “laporan diri” dan prestasi kreatif dimasa depan. Format yang paling sederhana meminta seseorang menulis autobiografi singkat, yang kemudian dinilai untuk kuantitas dan kualitas prilaku kreatif.

5. Pengamatan langsung terhadap kinerja kreatif

Mengamati bagaimana orang bertindak dalam situasi tertentu nampaknya merupakan teknik yang paling absah, karena observer dapat mengamati secara langsung kegiatan yang dilakukan oleh individu sehingga mengetahui tingkat kreativitas dari inidividu tersebut. Tetapi pengamatan ini dapat memakan waktu dan dapat pula bersifat subyektif.

D. Kegunaan Tes Kreativitas

Ada 3 penggunaan utama untuk tes kreativitas, yaitu untuk mengidentifikasi siswa  berbakat kreatif, untuk tujuan penelitian, dan untuk tujuan konseling.

1. Identifikasi anak berbakat kreatif

Tes kreativitas sering digunakan untuk mengidentifikasi siswa berbakat kreatif untuk program anak berbakat intelektual. Kebanyakan program anak  berbakat berasaskan bahwa siswa kreatif perlu diidentifikasikan dan

kreativitas perlu diajarkan. 2. Penelitian

Penelitian membantu kita memahami perkembangan kreativitas. Tes kreativitas dalam penelitian dapat digunakan dengan dua cara. Pertama, untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif dan membandingkan mereka dengan orang-orang biasa. Kedua, tes kreativitas dalam penelitian dapat digunakan untuk menilai dampak pelatihan kreativitas terhadap kekreatifan  peserta.

(14)

Konselor atau guru BK di sekolah dasar dan menengah memerlukan informasi mengenai seorang siswa yang dikirim karena sikapnya yang apatis, tidak kooperatif, kurang berprestasi, atau karena masalah lain. Mungkin saja siswa itu sebetulnya kreatif, tetapi tidak tahan akan pekerjaan rutin yang baginya membosankan, sikap guru yang otoriter dan kurang memberikan kebebasan dalam ungkapan diri. Tes kreativitas dapat membantu konselor, guru, orangtua, dan siswa sendiri untuk mengenali dan memahami bakat kreatif siswa yang terpendam. Informasi ini memungkinkan guru untuk merancang kegiatan yang menantang dan menarik bagi siswa kreatif.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tes Kreativitas

Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk itu perlu kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun dari dalam individu sendiri. Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya kreatif individu, dalam hal ini mencakup baik lingkungan dalam arti sempit (keluarga, sekolah) maupun dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan).

Timbul dan tumbuhnya kreativitas yang selanjutnya berkembang suatu kreasi yang diciptakan oleh seseorang individu tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu itu hidup dan bekerja (Selo Soemardjan 1983). Tetapi ini tidak cukup , masyarakat dapat menyediakan berbagai kemudahan, sarana, dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta anggotanya, tetapi akhirnya semua kembali pada bagaimana individu itu sendiri, sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan dorongan untuk menjalankan kegiatan secara kreatif. Untuk itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi kreativitas yang terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal yakni:

(15)

1. Faktor Eksternal

e. Faktor Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga yang harmonis dan demokratis mendorong anak untuk mengekspresikan diri tanpa tekanan dan hambatan.

f. Faktor Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga. Suasana, kondisi sekolah sangat menentukan kreatifitas berkembang.

g. Faktor Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat bersifat heterogen dan kultur yang berbeda, lingkungan yang tidak kondusif mengakibatkan anak tidak berkembang kreatifitasnya.

2. Faktor Internal a. Jenis Kelamin

Jenis kelamin akan berpengaruh terhadap kreativitas. Anak laki-laki cenderung lebih besar kreativitasnya daripada anak perempuan, terutama setelah masa kanak-kanak. Hal ini disebabkan adanya perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki dituntut untuk lebih mandiri, sehingga anak laki-laki biasanya lebih berani mengambil resiko dibanding anak perempuan.

 b. Urutan kelahiran

Anak sulung, anak tengah dan anak bungsu akan berbeda tingkat kreativitasnya. anak yang lahir ditengah, belakang, dan anak tunggal cenderung lebih kreatif daripada anak yang lahir pertama. Hal ini terjadi karena biasanya anak sulung lebih ditekan untuk lebih menyesuaikan diri oleh orangtua sehingga anak lebih penurut dan kreativitasnya mati.

c. Intelegensi

Anak yang intelegensinya tinggi pada setiap tahapan perkembangan cenderung menunjukan tingkah kreativitas yang tinggi dibandingkan anak yang intelegensinya rendah. Anak yang pandai lebih banyak mempunyai

(16)

gagasan baru untuk menyelesaikan konflik sosial dan mampu merumuskan  penyelesaian konflik tersebut.

d. Tingkat pendidikan orangtua

Anak yang orangtuanya berpendidikan tinggi cenderung lebih kreatif dibandingkan pendidikannya rendah. Hal ini disebabkan karena banyaknya  prasarana serta tingginya dorongan dari orangtua sehingga memupuk anak-anak untuk menampilkan daya inisiatif dan kreativitasnya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kreativitas tumbuh dan berkembang karena faktor internal dan faktor eksternal.

Clark (1983) mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi kreatifitas ke dalam dua kelompok yaitu:

1. Faktor yang mendukung perkembangan kreatifitas adalah sebagai berikut : a. Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan

 b. Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak pertanyaan c. Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu.

d. Situasi yang mendorong tanggungjawab dan kemandirian

e. Situasi yang menekankan inisiatif diri untuk menggali, mengamati, bertanya, merasa, mengklasifikasikan, mencatat, menerjemahkan, memperkirakan, menguji hasil perkiraan dan mengomunikasikan.

f. kewibahasaan yang memungkinkan untuk pengembangan potensi kreatifitas secara lebih luas karena akan memberikan pandangan dunia secara lebih  bervariasi, lebih fleksibel dalam menghadapi masalah, dan mampu mengekspresikan dirinya dengan cara yang berbeda dari umumnya yang dapat muncul dari pengalaman yang dimilikinya.

g. Posisi kelahiran (berdasarkan tes kreativitas, anak sulung laki-laki lebih kreatif daripada anak laki-laki yang lahir kemudian)

h. Perhatian dari orangtua terhadap minat anaknya, stimulasi dari lingkungan, sekolah, dan motivasi diri.

(17)

2. Faktor Penghambat Berkembangnya Kreativitas

a. Adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidakberanian dalam menanggung resiko, dan upaya mengejar sesuatu yang belum diketahui

 b. Konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan sosial

c. Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi, dan  penyelidikan.

d. Stereotip peran seks

e. Diferensiasi antara bekerja dan bermain.

(18)

BAB III

SIMPULAN

Berdasarkan materi yang telah dibahas mengenai tes kreativitas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa tes kreativitas adalah serangkaian tes yang dilakukan untuk mengukur kemampuan pribadi seseorang dengan membedakan aspek kelancaran, kelenturan, orisionalitas dan kerincian dalam berpikir, sehingga dengan melakukan suatu tes kreativitas individu menjadi mengetahui kemampuan baru yang ada pada dirinya yang sebelumnya tidak diketahui. Dengan diadakannya serangkaian tes kreativitas akan memudahkan guru BK untuk mengetahui kemampuan khusus yang dimiliki oleh siswa sehingga guru mampu mengarahkan serta memberikan dorongan untuk mengembangkan kemampuan siswa. Guru harus menghargai keunikan pribadi dan potensi setiap siswa.Pada waktu tertentu guru harus memberi kebebasan pada siswa untuk melakukan sesuatu yang disenangi oleh siswa, sehingga kreativitas dari masing-masing siswa akan terlihat dengan sendirinya.

Dengan demikian individu yang mampu mengembangkan kreativitasnya akan menghasilkan suatu ketrampilan-ketrampilan baru, mampu mengembangkan diri lebih baik dalam kehidupan individu itu sendiri, dan akan lebih percaya diri. Sebaliknya individu yang tidak mampu mengembangkan kreativitas atau ketrampilan akan menunjukan sikap mudah  putus asa, merasa tidak aman sehingga menarik diri dari kegiatan dan takut memperlihatkan usaha-usahanya. Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kreativitas mempunyai peran penting dalam menentukan perkembangan manusia. Karena individu yang dapat menyalurkan kreativitasnya akan mempunyai makna pada tahap  perkembangannya.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad, Muhammad Asrori. 2011. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta  Didik . Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Campbell, David. 1986. Mengembangkan Kreativitas. Yogyakarta: Kanisius.

Titian, Lay. 2015. Makalah Kreativitas. http://titianlay05.blogspot.co.id/2015/11/makalah-kreativitas_26.html. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2017 pukul 17:30 WIB.

(20)

PEMBAGIAN TUGAS

1.  Nur Rizqillah Al-Maulidah: menyusun dan membuat makalah 2. Siti Dina Novita: meembuat PPT

3.  Nita Novia: membuat jurnal tentang 4. Shafira Anggita: membuat jurnal tentang 5.  Nurfitri Dewi: tidak bekerja

Referensi

Dokumen terkait

Dari dasar pemikiran tersebut penulis kiranya menganggap penting terhadap pemahaman siswa tentang materi Ilmu Tajwid beserta pengaruhnya terhadap kemampuan membaca

Skripsi ini dibuat dengan harapan bahwa dapat meninjau kembali apa arti dari fenomena hyperreality dan dampak-dampak perkembangan teknologi yang dapat mempengaruhi kehidupan

dan M otivasi Belajar Siswa SM K Pada Topik Limbah Di Lingkungan Kerja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Implementasi Pembelajaran Terpadu Tipe Shared Untuk M eningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan M otivasi Belajar Siswa SM K Pada Topik Limbah Di Lingkungan Kerja.

antara variabel pembelajaran micro teaching dan PPL secara simultan terhadap minat menjadi guru (2) nilai uji t variabel pembelajaran micro teaching adalah t hitung >t

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk mengetahui efektivitas senam zumba terhadap penurunan berat badan di Fitness Story Suhat.. 1.5

Pemberian pupuk NPK (15:15:15) atau urea dengan kadar tinggi dapat menurunkan kandungan hara N total pucuk dan pembentukan bintil akar, tetapi tidak terhadap kandungan

Deis dan Giroux (1992) melakukan penelitian tentang empat hal dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu (1) lama waktu auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap