• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN KELAS IBU HAMIL - Copy.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN KELAS IBU HAMIL - Copy.docx"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN

PEDOMAN

KELAS IBU HAMIL

KELAS IBU HAMIL

PUSKESMA

PUSKESMAS

S PERAWAS

PERAWAS

TAHUN 2017

(2)

LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN

Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu dan Anak, terutama pada kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu ibu bersalin dan bayi pada masa perinatal. Hal ini ditandai dengan tingginya Angks Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka 307 per 100.000 kelahiran hidup atau setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal dunia karena berbagai sebab.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan bekerjasama dengan JICA adalah pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui penggunaan buku KIA. Penggunaan buku KIA diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta gizi sehingga salah satu tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu penurunan AKI dan AKB dapat tercapai.

II. KELAS IBU HAMIL

Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkTKn pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran.

Beberapa keuntungan Kelas Ibu Hamil adalah:

 Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai dengan pedoman

kelas ibu hamil yang memuat mengenai kehamilan, perawat kehamilan, persamilan, perawatan nifas, perawatan bayi, mitos, penyakit menular seksual, dan akte kelahiran.

 Penyampaian materi lebih komprehensif karena ada persiapan petugas

sebelum penyajian materi.

 Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai

topik tertentu.

 Waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola penyajian materi

terstruktur dengan baik.

 Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat

pembahasan materi dilaksanakan.

 Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.

 Dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil dalam

memberikan penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas sistem pembelajaran.

(3)

Beberapa tahapan yang dilakukan untuk melaksanakan Kelas ibu hamil yaitu: 1. Pelatihan bagi pelatih (TOT)

2. Pelatihan bagi fasilitator

3. Sosialisasi kelas ibu hamil pada tokoh agama dan tokoh masyarakat 4. Persiapan pelaksanaan kelas ibu hamil

5. Monitoring, evaluasi dan pelaporan III. TUJUAN KELAS IBU HAMIL

Tujuan Umum:

Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.

Tujuan Khusus:

1. Terjadinya interaksi dan berbagai pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan ibu hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.

2. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan (Apakah kehamilan itu?, perubahan tubuh salama kehamilan, keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan anemia).

3. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang perawatan kahamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan, hubungan suami istri selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K).

4. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan, dan proses persalinan) 5. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang perawatan

nifas (apa-apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui eksklusif?, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas, dan KB pasca persalinan).

6. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberikan k1 injeksi BBL, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan bayi/anak, pemberian imunisasi pada bayi baru lahir)

(4)

7. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.

8. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil)

9. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang akte kelahiran.

Hasil yang diharapkan :

1. Adanya interaksi dan berbagai pengalangan antar peserta (ibu hamil dengan ibu hamil) dan ibu hamil dengan bidan /tenaga kesehatan tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi, mitos/kepercayaan/ adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.

2. Adanya pemahaman, perubahan sikap dan perilaku ibu hamil tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan (Apakah kehamilan itu?, perubahan tubuh salama kehamilan, keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan anemia).

3. Adanya pemahaman, perubahan sikap dan perilaku ibu hamil tentang perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan, hubungan suami istri selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K).

4. Adanyaa pemahaman, perubahan sikap dan perilaku ibu hamil tentang persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan, dan proses persalinan)

5. Adanya pemahaman, perubahan sikap dan perilaku ibu hamil tentang perawatan nifas (apa-apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui eksklusif?, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas, dan KB pasca persalinan)

6. Adanya pemahaman, perubahan sikap dan perilaku ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberikan k1 injeksi BBL, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan bayi/anak, pemberian imunisasi pada bayi baru lahir)

7. Adanya pemahaman, perubahan sikap dan perilaku ibu hamil tentang mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.

8. Adanya pemahaman, perubahan sikap dan perilaku ibu hamil tentang penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil)

9. Adanya pemahaman, perubahan sikap dan perilaku ibu hamil tentang akte kelahiran.

(5)

IV. SASARAN KELAS IBU HAMIL Peserta kelas ibu hamil:

Peserta kelas ibu hamil sebaiknya kelas ibu hamil pada umur kehamilan 20 s/d 30 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut terjadi keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil.

Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap klas. Jika diperlukan suami/ keluarga diikut sertakan untuk dapat mengikuti berbagai materi yang penting, misalnya materi tentang persiapan persalinan atau materi yang lainnya. V. PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL

1) Fungsi dan peran (Provinsi, Kabupaten dan puskesmas)

Pelaksanaan kelas ibu hamil dikembangkan sesuai dengan fungsi dan peran pada masing-masing level yaitu : Provinsi, Kabupaten dan Puskesmas. Fungsi dan peran tersebut adalah:

Provinsi:

 Menyiapkan tenaga pelatih

 Mendukung penyelenggaraan kelas ibu hamil (sarana dan prasarana)  Monitoring dan evaluasi

Kabupaten:

 Menyiapkan tenaga fasilitator kelas ibu hamil

 Mendukung penyelenggaraan kelas ibu hamil (sarana dan prasarana)  Monitoring dan evaluasi

Puskesmas:

 Kepala puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir

pelaksanaan kelas ibu hamil di wilayah kerjanya

 Bidan/tenaga kesehatan bertanggungjawab dalam pelaksanaan kelas

ibu hamil (identifikasi calon peserta, koordinanasi dengan stake holder, fasilitasi pertemuan, monitoring, evaluasi dan pelaporan)

2) Fasilitator dan Narasumber

Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau petugas Kesehatan yang telah mendapat pelatihan fasilitator kelas ibu hamil dan setelah itu diperbolehkan untuk melaksanakan fasilitasi Kelas Ibu Hamil. Dalam pelaksanaan kelas ibu hamil fasilitator dapat meminta bantuan narasumber untuk menyampaikan materi bidang tertentu untuk mendukung kelas ibu hamil, untuk itu narasum ber boleh memfasilitasi kelas ibu hamil walaupun tidak pernah mendapat pelatihan kelas ibu hamil.

(6)

3) Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan Kelas Ibu Hamil adalah:

 Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta kira-kira ukuran 4cm

x 5cm, dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup

 Alat tulis menulis (papan tulis,kertas, spidol, ballpoint) jika ada  Buku KIA

 Lembar balik kelas ibu hamil

 Buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil  Buku pegangan fasilitator

 Alat peraga (KB kit, food model, boneka, metode kangguru, dll) jika ada   Tikar/karpet

 Bantal, krsi (jika ada)

 CD senam hamil/buku senam hamil (jika ada)

4) Tahapan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

Beberapa tahapan yang dilakukan untuk melaksanakan kelas ibu hamil yaitu:

 Pelatihan bagi pelatih

Pelatihan bagi pelatih (TOT) perlu dilakukan sebelum melaksanakan kelas ibu hamil. Peserta TOT adalah bidan atau petugas kesehatan yang sudah mengikuti pelatihan fasilitator dan menguasai buku KIA

 Pelatihan bagi fasilitator 

Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah mendapat pelatihan fasilitator dari tenaga pelatih Dinas Kesehatan Kabupaten/Dinas Kesehatan Provinsi. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam memfasilitasi Kelas Ibu Hamil, fasilitator hendaknya menguasai materi yang akan disajikan baik materi medis maupun non medis. Beberapa materi non medis berikut akan membantu kemampuan fasilitator dalam pelaksanaan kelas ibu hamil diantaranya:

 Komunikasi interaktif  Presentasi yang baik

 Sosialisasi Kelas Ibu Hamil pada Tokoh Agama<Tokoh

Masyarakat dan Stakeholder 

Sebagai tindak lanjut dari pelatihan fasilitator Kelas Ibu Hamil maka perlu dilakukan sosialisasi tentang Kelas Ibu Hamil kepada tokoh agama, tokoh masyarakat dan stakeholder dalam rangka menyebar luaskan informasi tentang pengembangan Kelas Ibu Hamil.

Materi yang disosialisasikan antara lain: 1. Buku KIA

2. Apa itu kelas ibu hamil?

3. Tujuan pelaksanaan kelas ibu hamil 4. Manfaat kelas ibu hamil

(7)

5. Peran tokoh agama, tokoh masyakat dan stakeholder dalam mendukung pelaksanaan kelas ibu hamil.

 Persiapan pelaksanaan kelas ibu hamil

Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum pelaksaan kelas ibu hamil antara lain:

1. Melakukan identifikasi terhadap ibu hamil yang ada di wilayah kerja ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah ibu hamil dan umur kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlah peserta setiap kelas ibu hamil dan berapa kelas yang akan di kembangkan dalam kurun waktu misalnya selama satu tahun.

2. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil, misalnya tempat di puskesmas atau polindes, kantor desa/balai pertemuan, posyandu atau di rumah salah seorang warga masyarakat sarana belajar menggunakan kursi, tikar, karpet, VCD player dan lain-lain jika tersedia

3. Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil serta mempelajari materi yang akan di sampaikan.

4. Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil umur antara 5 sampai 7 bulan.

5. Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitatornya dan narasumber jika diperlukan.

 Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

Pelaksanaan pertemuan kelas ibuhamil dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara bidan/petugas kesehatan dengan peserta, dengan tahapan pelaksanaan sebagai berikut:

1. Pertemuan I, dimulai dengan acara pembukaan oleh pejabat yang berwenang.

2. Perkenalan peserta.

3. Penjelasan tentang apa itu kelas ibu hamil, tujuan dan menfaatnya. 4. Evaluasi awal/pra-tes, untuk mengetahui pengetahuan dasar ibu

hamil sebelum mendapat penjelasan materi dikelas ibu hamil. 5. Penjelasan dan proses belajar bersama tentang materi pertemuan

I dengan menggunakan metode dan alat bantu yang tersedia. 6. Setelah semua materi selesai lakukan evaluasi akhir/pasca-tes

untuk mengetahui perubahan pengetahuan peserta setelah menerima materi.

7. Setelah selesai sampaikan hasil kesimpulan pembahasan pertemuan I.

8. Dan dilanjutkan dengan melakukan praktek senam hamil bagian I. 9. Pertemuan ke-II, dimulai dengan riview materi pertemuan I dan

hasil evaluasi/pra-tes dan pasca-tes pertemuan I.

10. Setelah itu lanjutkan dengan evaluasi awal/pra-tes materi pertemuan II.

(8)

12. Proses berikutnya sama seperti pertemuan I yaitu penjelasan dan proses belajar bersama tentang materi pertemuan II dengan menggunakan metode dan alat bantu yang tersedia.

13. Evaluasi akhir/pasca-tes dan diakhiri senam hamil pertemuan II. 14. Pertemuan ke-III, dimulai dengan review materi pertemuan II dan

hasil evaluasi/pra-tes dan pasca-tes pertemuan II.

15. Dilanjutkan dengan evaluasi awal/pra-tes materi pertemuan III. 16. Pembahasan materi pertemuan III.

17. Proses berikutnya sama seperti pertemuan II, yaitu penjelasan dan proses belajar bersama tentang materi pertemuan III dengan menggunakan metode dan alat bantu yang tersedia.

18. Lakukan evaluasi akhir/pasca-tes pertemuan III, dan akhiri dengan senam hamil secara lengkap.

19. Pertemuan kelas ibu hamil ditutup oleh petugas yang ditunjuk.

 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Untuk memantau perkembangan dan dampak pelaksanaan Kelas Ibu Hamil perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkesinambungan. Seluruh pelaksanaan kegiatan Kelas Ibu Hamil dibuatkan pelaporan dan didokumentasikan.

(9)

VI. KEGIATAN PELAKSANAAN.

 A. Skema kegiatan pelaksanaan kelas ibu hamil

Kebutuhan dalam masyrakat/di tempat, memilih materi yang dibutuhkan

Pertemuan persiapan

Bentuk tim

Sosialisasi kelas ibu hamil kepada masyarakat

Persiapan

Pelaksanaan kelas ibu hamil dan pelaporan

Monitoring

(10)

1. Analisa singkat

Melakukan analisa kebutuhan sebelum melaksanakan kelas ibu hamil bertujuan untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk menunjang kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil.

Misalnya: siapa tim fasilitator yang akan memfasilitasi pertemuan, apakah diperlukan narasumber atau tidak, bagaimana persiapan materi dan alat bantu sudah lengkap atau perlu menambah dengan alat bantu lainnya, dll.

2. Kegiatan pelaksanaan kelas ibu hamil

Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan atau sesuai dengan hasil

kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada setiap pertemuan, materi kelas ibu hamil yang akan di sampaikan disesuaikan dengan pertemuan, kebutuhan dan kondisi ibu hamil tetapi tetap mengutamakan materi pokok. Pada setiap akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil. Senam ibu hamil merupakan kegiatan/ materi ekstra dikelas ibu hamil,  jika dilaksanakan setelah sampai dirumah diharapkan dapat dipraktekan.

Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit dan senam 30 menit.

3. Materi, Metode, dan Alat Bantu

Materi, Metode dan Alat Bantu pada pertemuan kelas ibu hamil pertemuan I s/d III dapat dilihat pada pegangan fasilitator, buku KIA, lembar balik, CD senam ibu hamil dan buku senam ibu hamil.

Untuk pelaksanaan pertemuan kelas ibu hamil, fasilitator terlebih dahulu menyampaikan materi-materi kelas ibu hamil selanjutnya fasilitator bersama peserta menyepakati materi apa saja yang akan dibahas pada setiap pertemuan dan berapa kali pertemuan akan dilaksanakan untuk membahas semua materi kelas ibu hamil (disesuaikan dengan urusan materi dan prioritas kebutuhan setempat).

VII. MONITORING, EVALUASI a. Monitoring

Monitoring dilakukan dalam rangka melihat perkembangan, capaian. Dan masalah dalam pelaksanaan kelas ibu hamil sehingga dari hasil monitoring tersebut dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk perbaikan dan

pengembangan kelas ibu hamil selanjutnya Hal-hal yang dimonitor antara lain:

 Peserta (keadaan dan minat peserta, keahadiran peserta, keaktifan

bertanya)

 Sarana prasarana (tempat, fasilitas belajar)

 Fasilitator (persiapan, penyampaian materi, penggunaan alat bantu,

membangun suasana belajar aktif)

 Waktu (mulai tepat waktu, efektif)

b. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun negative pelaksanaan kelas ibu hamil berdasarkan indikator. Dari hasil evaluasi tersebut bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran guna melakukan perbaikan

(11)

dan pengembangan kelas ibu hamil berkutnya. Evaluasi oleh pelaksana (Bidan/coordinator bidan ) Kecamatan/Desa dilakukan pada setiap kelas ibu, Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kesehatan Provinsi melakukan evaluasi bersama(pertemuan 1 kali setahun.

c. Indikator Kebersihan

Indik ator Input :

  Fasilitator 

Jumlah bidan puskesmas dan bidan di desa yang telah mengikuti pelatihan fasilitator kelas ibu, jumlah fasilitator.

  Peserta

Jumlah ibu hamil umur kehamilan 20 s/d 30 minggu, jumlah peserta maksimal 10 orang ibu hamil/kelas.

 Sarana dan prasarana balajar

 Ada ruangan tempat belajar untuk kapasitas 10 orang (4 cm x 5 cm), kelengkapan media (buku pedoman kelas ibu, buku pegangan kelas ibu, lembar balik, alat peraga lainnya), kelengkapan untuk senam hamil (CD, TV, Tikar/karpet, kursi, bantal ).

Indikator Proses :

 Fasilitator : manajemen waktu, penggunaan variasi metode

pembelajaran, bahasa penyampaian, penggunaan alat bantu, kemampuan melibatkan peserta

 Peserta : frekuensi kehadiran, keaktifan bertanya dan berdiskusi, hasil

pra-test dan pos-tes.

 Penyelenggaraan : kelengkapan tempat, sarana, waktu.

Indikator Output :

 Jumlah ibu/keluarga yang telah memiliki perencanaan persalinan : calon

donor darah, ambulan desa, tubulin dan 1 paket perlengkapan persalinan.

 Jumlah ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan (K4) dalam %.  Jumlah ibu yang memilih pertolongan persalinan ketenaga kesehatan.  Adanya dukungan masyarakat : 1) tersedianya tempat dan fasilitas kelas

ibu, 2) dukungan para suami/keluarga agar ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil, 3) tokoh masyrakat dan tokoh agama mendukung adanya

pelaksanaan dan pengembangan kelas ibu hamil.

 Adanya kesinambungan dan pengembangan kelas ibu hamil.

VIII. PELAPORAN

Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil sebaiknya dibuatkan laporan. Pelaporan hasil pelaksananan kelas ibu hamil dijadikan sebagai dokumen, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pembelajaran bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pelaporan disusun pada setiap selesai

melaksanakan kelas ibu hami.

(12)

 Waktu pelaksanaan  Jumlah peserta  Proses pertemuan

 Masalah dan hasil capaian pelaksanaan  Hasil evaluasi

Pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari bidan/tenaga kesehatan pelaksana kelas ibu hamil ke puskesmas- Dinas Kesehatan Kabupaten-Dinas Kesehatan Provinsi-Departemen Kesehatan.

Pelaporan oleh bidan/pelaksana pertemuan kelas ibu hamil dilakukan setiap selesai pertemuan atau setiap angkatan pelaksanaan kelas ibu hamil, Kabupaten dan

Referensi

Dokumen terkait

Bukti empiris menyatakan bahwa faktor keamanan merespon informasi akuntansi dan menajdikan persepsi para investor terhadap informasi menjadi sangat bermanfaat.Pentingnya

Umumnya, alergi seng oksida jarang terjadi dan hanya satu kasus pengobatan saluran akar yang sukses pada pasien dengan alergi seng oksida yang dilaporkan. 8leh karena itu, barubaru

Perkembangan juga telah menyebabkan  perubahan-perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh informasi

Dalam membentuk kepercayaan pada konsumen, seorang celebrity endorser yang memiliki banyak penggemar harus dapat meyakinkan masyarakat untuk menggunakan produk Rabbani

Software Xilinx ISE Webpack ini kemudian akan digunakan dalam praktikum Sistem Digital Lanjut sebagai IDE ( Integrated Devel- opment Environment ) sistem digital. Langkah

Reuters'in 14 Kasım 200l'de geçtiği şu haber hatır­ lanmaya değer: American Airlines'a ait Airbus A300'ın 12 Kasım Pazartesi günü 09.17'de New York'a düşmesi ve

2. Pada kombinasi berapakah basis beeswax dan paraffin wax memberikan formula optimum dalam formulasi sediaan lipstik ekstrak etanolik ubi jalar ungu dengan

9.1.2 ep 2 9.1.2 ep 2 Budaya mutu dan Budaya mutu dan keselamatan pasien keselamatan pasien diterapkan dalam diterapkan dalam pelayanan klinis pelayanan klinis Evaluasi Evaluasi