• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 46 LS. Kecamatan Kalijati memiliki luas 6.718,00 Ha. terdiri dari 10 desa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 46 LS. Kecamatan Kalijati memiliki luas 6.718,00 Ha. terdiri dari 10 desa"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Kondisi Daerah Penelitian

1. Letak dan Luas Daerah Penelitian

Kecamatan Kalijati Terletak Di Kabupaten Subang. Kecamatan Kalijati terletak pada 107o34’12’’sampai 107o43’12’’ BT dan 6o25’16’’ sampai 6o34’ 46’’LS. Kecamatan Kalijati memiliki luas 6.718,00 Ha. terdiri dari 10 desa yaitu Ciruluk, Kalijati Timur, Marengmang, Banggala Mulya, Jalupang, Tanggulun Barat, Kaliangsana, Kalijati Barat, Tanggulun Timur, Caracas. Adapun wilayah Kecamatan Kalijati sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Kecamatan Purwadadi b. Sebelah Selatan : Kecamatan Sagalaherang c. Sebelah Barat : Kecamatan Cipendeuy d. Sebelah Timur : Kecamatan Dawuan

Aksesibilitas menuju wilayah Kecamatan kalijati relatif mudah, Karena mudah dijangkau dengan berbagai jenis kendaraaan. Namun demikian Aksesibilitas ke Desa-Desa di Kecamatan Kalijati memiliki Aksesibilitas yang berbeda, desa yang lokasi dekat dengan jalan provinsi memiliki Aksesibilitas baik sedangkan yang jauh kurang baik, prasarana transportasi antara desa tidak beraspal atau tidak berbatu ditunjang dengan jumlah kendaraan umum yang terbatas sehingga jenis kendaraan umum yang ada hanya ojeg atau masyarakat yang memiliki kendaraan sendiri sehingga mereka biasa pergi ke

(2)
(3)

kota atau ke pasar sesuai kebutuhan masing-masing, begitupun dengan letak sekolah-sekolah menengah atas yang berada di Kecamatan Kalijati yang berada di pelosok dan jalannya kurang bagus sehingga menyulitkan anak-anak untuk pergi ke sekolah.

2. Kondisi Demografis

Kondisi demografis merupakan gambaran penduduk yang melibatkan variabel demografi seperti jumlah penduduk, komposisi, persebaran, kelahiran, kematian, dan migrasi. Variabel-variabel tersebut dapat memberikan gambaran keadaan penduduk termasuk keadaan sosial ekonominya. Tingkat kemajuan suatu masyarakat khususnya masyarakat yang berada di Kecamatan Kalijati yang menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas juga akan terlihat dari kondisi demografisnya. Dalam penelitian ini hanya akan dibahas beberapa variabel demografi yaitu jumlah dan kepadatan penduduk, kondisi pendidikan berdasarkan jenis kelamin usia sekolah menengah atas.

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Menurut data monografi semester 1 tahun 2009, Kecamatan Kalijati memiliki jumlah penduduk 55.639 jiwa, terdiri dari jumlah laki-laki 26.676 jiwa dan perempuan 28.963 jiwa dan jumlah kepala keluarga 12.470 jiwa, mayoritas penduduk yang ada di Kecamatan Kalijati beragama islam dan penduduk asli.

(4)

Tabel 4.1

Kepadatan Penduduk Kasar Tiap Desa Di Kecamatan Kalijati Tahun 2009

No Desa Jumlah(Jiwa) Luas(Km2)

Kepadatan (Jiwa/Km2) 1 Ciruluk 4134 5,083 813 2 Kalijati Timur 7741 2,933 2.639 3 Marengmang 5558 14,640 380 4 Banggala Mulya 3491 14,676 238 5 Jalupang 4385 1,666 2.632 6 Tanggulun Barat 6679 8,027 832 7 Kaliangsana 3736 5,631 663 8 Kalijati Barat 10206 1,861 5.484 9 Tanggulun Timur 6325 6,887 918 10 Caracas 3384 5,776 585 Jumlah 55.639 67,180 Jumlah Rata-rata 5.563 6,718 Rata-rata

Sumber: Propil Desa Kecamatan Kalijati Semester 2 (2009)

Menurut Bintarto (1977:26), mengemukakan kepadatan desa berdasarkan kepadatan penduduknya sebagai berikut:

a) Desa terkecil jika kepadatan penduduknya 100 jiwa/Km2 b) Desa kecil jika kepadatan penduduknya 100-500 jiwa/Km2 c) Desa sedang jika kepadatan penduduknya 500-1000 jiwa/Km2 d) Desa besar jika kepadatan penduduknya 1000-3000 jiwa/Km2 e) Desa terbesar jika kepadatan penduduknya >3000jiwa/Km2

Berdasarkan klasifikasi di atas, desa Kalijati Barat merupakan desa terbesar kepadatan penduduknya, desa Jalupang dan desa Kalijati Timur merupakan desa besar kepadatan penduduknya, Desa Ciruluk, Desa Tanggulun Barat, Desa Tanggulun Timur, Desa Kaliangsana merupakan Desa

(5)
(6)

Sedang kepadatan penduduknya dan Desa Marengmang, Desa Banggala merupakan Desa kecil kepadatan penduduk.

b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Usia SMA/ Sederajat

Tabel 4.2

Usia Sekolah Menengah Atas/Sederajat

No

Nama Desa

Jumlah usia sekolah

Jumlah Laki-laki Perempuan 1 Ciruluk 133 121 254 2 Kalijati Timur 203 205 408 3 Marengmang 116 120 236 4 Banggala Mulya 88 90 178 5 Jalupang 132 90 222 6 Tanggulun Barat 143 147 290 7 Kaliangsana 100 83 183 8 Kalijati Barat 273 321 594 9 Tanggulun Timur 106 106 212 10 Caracas 89 55 144 Total 1383 1338 2721

(7)

c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian Kecamatan Kalijati dapat di lihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3

Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah(jiwa) Persentase(%)

1 Petani 4055 24,92 2 Pedagang/Wirasuasta 3091 18,99 3 ABRI/POLRI 355 2,18 4 PNS 1120 6,88 5 Buruh 5518 33,91 6 Lain-Lain 2130 13,09 Jumlah 16269 100

Sumber: Propil Desa Kecamatan Kalijati Semester 2 (2009)

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat di kecamatan kalijati mata pencahariannya sebagai buruh mencapai 33,91% , petani 24,92%, pedagang/wiraswasta 18,99%, lain-lain terdiri dari pengusaha, pengrajin kecil, peternak hewan mencapai 13,09% sedangkan PNS hanya ada 6,88% dan propesi sebagai ABRI/POLRI 2,18 paling sedikit dibandingkan dengan mata pencaharian yang lain.

d. Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan

Sumber daya manusia di suatu wilayah berdasarkan latar belakang tingkat pendidikan, akan mencerminkan kualitas sumber daya manusia di wilayah tersebut. Pendidikan merupakan jembatan yang menghubungkan manusia dengan kemajuan, kesejahteraan, tanpa pendidikan sumberdaya manusia tidak mungkin berkembang, dan mungkin saja penduduk tanpa

(8)

pendidikan akan terpuruk karena tanpa ilmu pengetahuan penduduk akan mudah di bohongi maka pendidikan sangat penting bagi keberlanjutan Negara ini. Di bawah ini tabel komposisi penduduk menurut pendidikan yang berada di Kecamatan Kalijati sebagai berikut:

Tabel 4.4

Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan

No Pendidikan Jumlah(jiwa) Persentase(%)

1 Belum sekolah 6788 23,89

2 Tidak Tamat sekolah 0 0

3 Tamat SD/sederajat 15925 56,05 4 Tamat SLTP/Sederajat 24 0,08 5 Tamat SMA/SEDERAJAT/Sederajat 5210 18,33 6 Tamat Akademik/Sederajat 211 0,74

7 Tamat Perguruan Tinggi/Sederajat 253 0,89

Jumlah 28411 100

Sumber: Propil Desa Kecamatan Kalijati Semester 2 (2009)

Berdasarkan tabel di atas Kecamatan Kalijati dalam tingkat pendidikan sudah cukup dapat dilihat yang tidak tamat sekolah tidak ada dan kebanyakan penduduk sudah tamat SD mencapai 56,05%, belum sekolah 23,89%, tamat SMA/SEDERAJAT/Sederajat 18,33, Tamat perguruan tinggi mencapai 0,89%, tamatan akademik 0,74% dan tamatan SLTP/Sederajat hanya mencapai 0,08%, paling rendah dibandingkan dengan yang lain.

(9)

2. Sebaran Bangunan SMA/Sederajat

Persebaran sekolah yang dimaksudkan dalam penelitian ini sejauh mana masyarakat memanfaatkan sekolah yang dekat dengan tepat tinggalnya dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang ada di luar Kecamatan. Persebaran lokasi sekolah menengah atas sangat penting adanya karena dengan persebaran sekolah tersebut tidak berada dalam satu tempat sehingga apabila tersebar setidaknya masyarakat bisa memilih sekolah tersebut bisa berdasarkan waktu, jarak maupun biaya yang dikeluarkan persebaran sekolah juga akan mempengaruhi terhadap jumlah masuknya siswa. Selain itu juga dengan adanya persebaran sekolah yang telah di bangun akan banyak memberikan manfaat bagi masyarakat dalam memilih sekolah tersebut dan betapa pentingnya pendidikan.

Sekolah menengah atas yang berada di Kecamatan Kalijati tersebar ke dalam tiga desa yaitu sarana sekolah yang ada di Kecamatan Kalijati untuk sekolah lanjut tingkat akhir ada lima sekolah, yaitu SMK Angkasa 1 Kalijati dan SMK Angkasa 2 Kalijati berada di Desa Kalijati Barat, SMA At-Tawazun Kalijati berada di Desa Kalijati Timur, SMA PGRI Kalijati berada di Desa Kalijati Timur, dan SMAN 1 Kalijati, berada di Desa Tanggulun Barat.

Posisi sekolah atau letak posisi sekolah ditinjau dari situation secara tidak langsung ataupun tidak langsung letak sekolah biasanya mempengaruhi orang tua dalam memilih sekolah sebagai anaknya untuk menuntut ilmu dan mengembangkan dirinya pada sekolah tersebut. Lokasi sekolah yang berada

(10)

dekat dengan jalan raya atau dalam pemukiman biasanya menjadi pertimbangan juga pada orang tua untuk menyekolahkan anakya.

Sekolah menengah atas yang berada di Kecamatan Kalijati yang dekat dengan dengan jalan utama hanya ada 3 sekolah yaitu sekolah SMK Angkasa 2 Kalijati berada di Desa Kalijati Barat, SMA At-Tawazun Kalijati berada di Desa Kalijati Timur, Sma Pgri Kalijati berada di Desa Kalijati Timur, dan yang berada di pelosok yaitu SMK Angkasa 1 Kalijati dan SMAN 1 Kalijati, berada di Desa Tanggulun Barat. Dapat di lihat pada gambar 4.3 sebagai berikut:

(11)
(12)

B.Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Faktor Fisik a. Lokasi

Pada studi geografi, lokasi merupakan variabel penting yang dapat mengungkapakan berbagai hal tentang gejala atau fenomena yang dipelajari. Menurut Sumaatmadja (1981:118), menjelaskan bahwa : lokasi suatu benda dalam ruang dapat menjelaskan dan dapat memberikan kejelasan pada benda atau gejala geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi. Pada studi geografi, lokasi merupakan variabel penting yang dapat mengungkapkan berbagai hal tentang gejala atau fenomena yang dipelajari. Lokasi sangat erat kaitanya dengan jarak di permukaan bumi.

Tabel 4.5

Lokasi Sekolah Yang Berada Di Pusat Kota

No Lokasi sekolah Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Tidak 11 15

2 Ia 64 85

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Masyarakat yang berada di Kecamatan Kalijati memilih sekolah untuk anaknya melanjutkan ke sekolah menengah atas yang lokasi sekolahnya berada di pusat kota, dari tabel ditas di jelaskan masyarakat yang menyekolahkan anakanya di pusat kota hampir sebagian besar dan masyarakat yang tidak menyekolahkan anaknya tidak di pusat kota hampir setengahnya.

(13)

Tabel 4.6

Lokasi Sekolah Yang Berada Dekat Dengan Jalan Raya

No Lokasi sekolah Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Tidak 14 19

2 Ia 61 81

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas memilih sekolahnya berada dekat dengan jalan raya hampir sebagian besar masyarakat menjawab lokasi anaknya sekolah dekat dengan jalan raya dan hampir setengahnya masyarakat tidak menyekolahkan anaknya ke sekolah yang lokasinya dekat dengan jalan raya.

Tabel 4.7 Lokasi Sekolah

No Lokasi sekolah Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Stategis 53 71

2 Pelosok 22 29

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Lokasi sekolah biasanya sangat berpengaruh terhadap daya tarik atau daya serap masyarakat untuk menyekolahkan anaknya kesekolah yang lokasinya mudah di jangkau dan ongkosnya tidak terlalu besar dapat di lihat dari tabel di atas masyarakat banyak menyekolahkan anaknya sebagian besar ke sekolah yang letaknya strategis dengan presentase 71% yang termasuk dan menyekolahkan anaknya ke sekolah yang berada di pelosok hampir

(14)

setengahnya dilihat dari presentase diatas. Kebanyakan masyarakat yang menyekolahkan di pelosok karena anak tersebut mempunyai kendaraan sendiri dengan menggunakan motor jadi ongkos lebih irit.

Tabel 4.8

Transportasi Menuju Sekolah

No Transportasi menuju sekolah Frekuensi(f) Presentase(%) 1 Sulit 13 17 2 Mudah 46 61 3 Cukup 16 21 Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Transportasi merupakan hal yang terpenting bagi kelancaran untuk bepergian baik keluar kota ataupun di daerah sendiri, dari tabel di atas masyarakat memilih sekolah menengah atas sebagian besar anaknya memilih transportasi yang mudah, dan hampir setengahnya masyarakat memilih cukup. Adapun masyarakat yang memilih transportasinya sulit hanya sebagian kecil mungkin dikarenakan sekolah tersebut memiliki daya tarik tersendiri bisa sekolah favorit ataupun yang lainnya tapi dalam hal ini transportasi merupakan hal terpenting bagi kelancaran pergi ke sekolah, agar anak tidak telat masuk sekolah karena harus menunggu kendaraan atau angkutan umum.

(15)

b. Jarak

Jarak sekolah biasanya mempengaruhi dalam memilih sekolah karena apabila dalam pandangan jarak yang jauh biasanya sulit untuk sampai atau lama di bawah ini jarak dari tempat tinggal menuju sekolah menengah atas yang berada di Kecamatan Kalijati dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9

Jarak Ke SMA/Sederajat

No Jarak Frekuensi(f) Presentase(%)

1 1-3km 13 17

2 3-5km 59 78

3 5-7km 3 4

4 >7km 0 0

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Berdasarkan tabel di atas bahwa sekolah menengah atas yang berada di Kecamatan Kalijati dari rumah masyarakat berjarak 3-5 km hampir seluruhnya, sisanya sebagian kecil sedangkan >7 km tidak ada. Dapat disimpulkan bahwa jarak ke sekolah menengah atas tidak terlalu jauh dari pemukiman masyarakat yang berada di Kecamatan Kalijati.

(16)

Tabel 4.10 Jarak Ke Sekolah

No Jarak Frekuensi(f) Presentase(%)

1 1-3km 31 41

2 3-5km 13 17

3 5-7km 4 5

4 >7km 27 36

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Pada tabel diatas jarak masih mempengaruhi terhadap pemelihan sekolah menengah atas setengahnya masih memilih sekolah yang dekat dengan tempat tinggalnya dan ada juga masyarakat yang memilih sekolah yang lebih jauh dari rumahnya hampir setengahnya dan sisanya sebagian kecil memilih jarak yang lebih jauh.

Tabel 4.11

Pengaruh Jarak Bagi Kelancaran Sekolah

No Pengaruh jarak Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Berpengaruh 16 21

2 Tidak berpengaruh 58 77

3 Tidak ada jawaban 1 1

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Dari tabel diatas dapat di lihat sejauh mana jarak berpengaruh bagi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas hampir selurunya masyarakat menjawab bahwa jarak tidak berpengaruh di lihat dari keterjangkauan anaknya pergi ke sekolah karena walaupun sekolah dekat

(17)

dengan rumah akan tetapi ongkos yang di keluarkan lebih besar ketimbang ongkos yang di keluarkan ke sekolah yang dituju walaupun lebih jauh akan tetapi ongkosnya lebih murah karena sekolahnya berada dekat dengan jalan raya.

Tabel 4.12

Waktu Tempuh Yang Dibutuhkan Untuk Sampai Ke Sekolah No Waktu tempuh Frekuensi(f) Presentase(%)

1 10-15 menit 5 7

2 15-20 menit 31 41

3 20-30 menit 21 28

4 >30 menit 18 24

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Dilihat dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa di Kecamatan Kalijati waktu tempuh untuk sampai kesekolah menengah atas atau dimana anak tersebut sekolah hampir setengahnya 10-15 menit, 15-20 menit , 20-30 menit , >30 menit untuk sampai kesekolah masing-masing

c. Keterjangkauan

Keterjangkauan suatu sekolah atau pada umumnya, tergantung pada kondisi permukaan buminya suatu daerah tersebut dan pada umumnya pula, keterjangkauan tersebut akan berubah perlahan sejalan dengan berkembangnya perkembangan ilmu-ilmu, seperti Ilmu Ekonomi, Ilmu Komunikasi, Teknologi (IPTEK), dan Transportasi.

(18)

Tabel 4.13

Keadaan Jalan Menuju Sekolah

No Kondisi jalan Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Baik 31 41

2 jelek 21 28

3 Cukup 21 28

4 Rusak 2 3

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Keadaan jalan di Kecamatan Kalijati sendiri masih kurang bagus terutama ke pelosok-pelosok masih kurang diperhatikan oleh pemerintah setempat. Jalan yang kelihatan bagus haya jalan yang dekat dengan jalan provinsi atau dekat dengan jalan raya. Dari penjelasan tabel di atas keadaan jalan menuju sekolah menengah atas hampir setengahnya menjawab sudah baik dan sisanya menjawab sebagian kecil masih rusak dan jelek . Jadi kondisi jalan sangat mempengaruhi dalam pemilihan sekolah juaga agar anak mereka pergi kesekolah tidak merasa kesulitan.

Tabel 4.14

Jenis Kendaraan Yang Digunakan Ke Sekolah

No Jenis kendaraan Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Mobil 7 9

2 Motor 57 76

3 Ojeg 4 5

4 Jalan kaki 7 9

Jumlah 75 100

(19)

Pada tabel di atas jenis kendaraan yang di gunakan ke sekolah menengah atas yang berada di Kecamatan Kalijati kebanyakan masyarakat memberikan kendaraan sendiri yaitu dengan menggunakan motor dengan jumlah Presentase(%) yang mengunakan motor hampir seluruhnya dengan presentase 76%, sisanya sebagian kecil menggunakan mobil, ojeg dan jalan kaki. Jadi dapat disimpulkan masyarakat di Kecamatan Kalijati lebih memberikan kendaraan sendiri untuk pergi kesekolah untuk menghindari kesiangan sekolah dan pengiritan ongkos apabila menggunkan motor.

Tabel 4.15

Keterjangkauan Sekolah

No Keterjangkauan Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Tidak 18 24

2 Ia 57 76

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Dalam penelitian ini keterjangkauan sekolah yang ada di pelosok lebih dekat namun ongkos yang di keluarkan lebih besar akan tetapi masyarakat lebih memilih sekolah yang jauh karena letak sekolah dekat dengan jalan raya dan ongkos yang dikeluarkan lebih sedikit dibanding sekolah yang dekat dengan rumah tapi di pelosok. Selain kondisi jalan, kelancaran transportasi dan jenis transportasi juga merupakan alasan kenapa masyarakat memilih sekolah di luar kecamatan akan tetapi mudah dijangkau. Pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa masyarakat memilih sekolah menengah atas yang sekolahnya mudah di jangkau hampir seluruhnya menjawab sekolahnya

(20)

mudah di jangkau baik menggunakan kendaraan apapun dan sebagian kecil masyarakat yang menjawab sulit dijangkau.

2. Faktor Sosial a. Pendapatan

Kecamatan Kalijati memiliki jumlah penduduk 55.639 jiwa, terdiri dari jumlah laki-laki 26.676 jiwa dan perempuan 28.963 jiwa. Jumlah kepala keluarga Kecamatan Kalijati ialah 12.470 KK. Berdasarkan data monografi Kecamatan Kalijati tahun 2009 semester 1. Dan jumlah kepadatan penduduk Kecamatan Kalijati mencapai 828 jiwa/km2. Pendapatan atau penghasilan pokok masyarakat sangat berpengaruh bagi keberlanjutan kehidupan masyarakat tersebut karena dengan adanya penghasilan setidaknya masyarakat bisa mencukupi setiap kebutuhannya berdasarkan keperluan yang di butukkan bukan hanya kebutuhan pokok saja akan tetapi kebutuhan yang lainnya juga di bawah ini tabel masyarakat Kecamatan Kalijati berdasarkan penghasilan pokok yang dilakukan dengan cara penelitian.

Tabel 4.16

Penghasilan Pokok Masyarakat Berdasarkan Pekerjaannya

No Penghasilan pokok Frekuensi(f) Presentase(%)

1 <Rp 500.000 6 8

2 Rp500.000-Rp1.000.000 45 60

3 Rp1.000-000-Rp1.500-0000 14 19

4 >Rp1.500.000 10 13

Jumlah 75 100

(21)

Penghasilan pokok masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas yang berada di kecamatan kalijati berdasarkan pekerjaannya dapat dilihat pada tabel di atas bahwa sebagian besar pendapatannya mencapai Rp500.000-Rp1.000.000, sebagian kecil

pendapatannya mencapai Rp1.000-000-Rp1.500-0000, mencapai

>Rp1.500.000 dan <Rp 500.000. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas memiliki penghasilan yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan pendidikan.

Tabel 4.17

Penghasilan Masyarakat Berdasarkan Kebutuhanya

No Mencukupi Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Tidak 59 79

2 Ia 16 21

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Penghasilan masyarakat berdasarkan tabel di atas dan tabel 4.17 bahwa masyarakat di Kecamatan Kalijati hampir seluruhnya menjawab tidak mencukupi tiap bulannya baik pengeluarannya digunakan pendidikan, kesehatan, kontrakan rumah ataupun kebutuhan yang lainnya sedangkan sebagian kecil menjawab mencukupi tiap bulannya.

(22)

Tabel 4.18 Jumlah Tanggungan

No Tanggungan Frekuensi(f) Presentase(%)

1 1-3 65 87

2 3-5 10 13

3 5-7 0 0

4 >7 0 0

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Dilihat dari tabel di atas bahwa masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas yang memiliki tanggungan 1-3 hampir seluruhnya, yang memiliki tanggungan 3-5 hanya sebagian kecil sedangkan tanggungan 5-7 dan >7 tidak ada artinya bahwa masyarakat tidak memiliki tanggungan sebanyak itu.

Jadi masyarakat di sana hanya sedikit jumlah tanggungannya karena kebanyakan anaknya sudah menikah jadi yang menjadi tanggungan yang masih sekolah saja baik anak yang belum sekolah, SD, SMA/Sederajat, SMA/Sederajat ataupun PT. Jadi apabila dilihat dari jumlah tanggungannya masyarakat di Kecamatan Kalijati masih sanggup untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

(23)

Tabel 4.19 Pendidikin Formal

No Pentingnya Pendidikan formal Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Cukup penting 14 19

2 Sangat penting 42 56

3 Penting 15 20

4 Tidak begitu penting 4 5

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia.

Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan konsep dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang di lakukan bahwa masyarakat masih memandang pendidikan sangat penting berdasarkan tabel diatas dan sisanya menjawab sebagian kecil masyarakat menjawab cukup penting, penting dan tidak terlalu penting.

(24)

Tabel 4.20

Biaya Yang Dikeluarkan Tiap Bulannya

No Jumlah Biaya yang dikeluarkan Frekuensi(f) Presentase(%)

1 <Rp 500.000 5 7

2 Rp500.000-Rp1.000.000 18 24

3 Rp1.000-000-Rp1.500-000 46 61

4 >Rp1.500.000 7 9

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Biaya merupakan bentuk pengeluaran yang dikeluarkan untuk kebutuhan setiap hari, minggu, bulan atau pertahun. Masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas tiap bulannya pengelurannya hampir sebagian besar mengeluarkan biaya Rp500.000-Rp1.000.000, hampir setengahnya mengeluarkan Rp1.000-000-Rp1.500-000, , >Rp1.500.000 dan tidak ada masyarakat yang pengeluaranya <Rp 500.000.

Tabel 4.21

Biaya Transportasi Ke Sekolah

No Jumlah Biaya transportasi Frekuensi(f) Presentase(%)

1 <Rp 2000 4 5

2 Rp2000-5000 46 61

3 Rp5000-8000 21 28

4 >Rp8000 4 5

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Transportasi merupakan hal yang paling penting bagi kelancaran menuju sekolah menengah atas karena biasanya transportasi yang mudah di dapat dan murah akan lebih memilih sekolah yang transportasinya mudah

(25)

karena apabila transportasi lancar maka mempengaruhi bagi kelancaran sekolah contohnya anak tidak akan kesiangan. Pada tabel di atas dapat dilihat masyarakat yang mengeluarkan ongkosnya sebagian besar Rp2000-5000, hampir setengahnya mengeluarkan Rp5000-8000, dan sisanya mengeluarkan >Rp8000 , <Rp 2000 hanya sebagian kecil saja. Jadi dapat disimpulkan masyarakat tiap harinya bisa mengeluarkan uang jajan anaknya bisa mencapai Rp10000 ataupun lebih karena disesuaikan dengan ongkos dan kebutuhan yang lainnya.

Tabel 4.22

Pengeluaran Yang Dipakai Tiap Bulannya Selain Buat Makan No Jumlah Biaya yang dikeluarkan Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Pendidikan 73 97

2 Trasfortasi 0 0

3 Kesehatan 1 1

4 Kontrakan rumah 1 1

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Pada tabel di atas dapat dilihat masyarakat tiap bulanya pengeluaran yang dipakai selain buat makan hampir seluruhnya masyarakat memanfaatkan buat pendidikan betapa pentingnya pendidikan bagi kelangsungan bangsa dan keberlanjutan kehidupannya kelak apabila anak bisa sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi selainnya masayarakat mengeluarkan buat kesehatan dan kontrakan rumah hanya sebagian kecil saja. Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat masih mengangap penting pendidikan bagi kehidupan selanjutnya

(26)

dan bekal bagi anak kelak kerena apabila pendidikan semakin tinggi mungkin moral bangsa ini tidak akan rusak.

b. Mata Pencaharian

Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya yang tak pernah terbatas, sedangkan alat pemenuhan kebutuhannya sangat terbatas. Kebutuhan tersebut didapat dengan menggunakan biaya dan usaha sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka manusia mencari sumber mata pencaharian agar tetap bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Mata pencaharian responden di Kecamatan Kalijati dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.23

Jenis Pekerjaan Pokok

No Jenis pekerjaan pokok Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Petani 27 36 2 Pedagang/Wiraswasta 20 27 3 ABRI/POLRI 4 5 4 PNS 10 13 5 Lainnya 14 19 Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Mata pencaharian merupakan faktor utama bagi masyarakat terhadap kebutuhannya karena dari mata pencaharian tersebut kebutuhan mereka dapat terpenuhi atau tidak, dari tabel di atas di jelaskan bahwa masyarakat Kecamatan Kalijati yang menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas

(27)

hampir setengahnya sebagai anak petani, dagang/wiraswasta, sebagian kecil anak PNS, ABRI/POLRI dan pekerjaan lainnya meliputi sebagai ojeg ataupun pengrajin sebagai mata pencaharian. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnnya bahwa masyarakat di Kecamatan Kalijati hampir sebagian besar sebagai petani.

Tabel 4.24

Masyarakat Yang Memiliki Pekerjaan Sampingan No Masyarakat yang memiliki

pekerjaan sampingan

Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Ia 28 37

2 Tidak 47 63

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas yang memiliki pekerjaan sampingan hampir setengahnya memiliki pekerjaan sampingan sisanya sebagian besar masyarakat tidak memiliki pekerjaan sampingan karena sebagian besar masyarakat Kalijati sebagi petani.

Karena dengan masyarakat mempunyai pekerjaan sampingan dapat menambah pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari agar mencukupi karena pendapatan yang di peroleh tidak sepenuhnya dipakai untuk makan akan tetapi digunakan untuk biaya pendidikan, kesehatan ataupun untuk membayar kontrakan rumah agar bisa kebutuhan tiap bulannya bisa mencukupi.

(28)

Tabel 4.25

Masyarakat Berdasarkan Jenis Pekerjaan Sampingan

No Jenis Pekerjaan Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Petani 3 4

2 Pedagang/wiraswasta 8 11

3 Tukang/buruh 3 4

4 lainya 14 19

Jumlah 28 48

Sumber: hasil penelitian 2010

Pekerjaan merupakan hal yang penting bagi keberlanjutan kehidupan kerena dengan adanya pekerjaan maka kebutuhan sehari-hari akan bisa tercukupi selain pekerjaan pokok ada juga pekerjaan sampingan yang dengan pekerjaan sampingan tersebut akan membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari yang tidak tercukupi oleh pekerjaan pokok. Berdasarkan penelitian dari 75 responden yang menyekolahkan anaknya kesekolah menengah atas dari 75 responden yang memiliki pekerjaan sampingan hanya 28 orang, dapat dilihat dari dari tabel diatas hanya sebagian

kecil pekerjaan sampingannya sebagai petani dan buruh,

(29)

Tabel 4.26

Penghasilan Berdasarkan Jenis Pekerjaan Sampingan No Pendapatan pekerjaan sampingan Frekuensi(f) Presentase(%)

1 <Rp 500.000 14 19

2 Rp500.000-Rp1.000.000 11 15

3 Rp1.000-000-Rp1.500-0000 1 1

4 >Rp1.500.000 2 3

Jumlah 75 38

Sumber: hasil penelitian 2010

Pada tabel diatas pendapatan masyarakat yang memiliki pekerjaan sampingan sebagian kecil pendapatannya <Rp 500.000, Rp500.000-Rp1.000.000, 1% Rp1.000-000-Rp1.500-0000, >Rp1.500.000 hanya 2%. Itu artinya dari 75 responden masyarakat yang memiliki pekerjaan sampingan hanya 28orang.

3. Bentuk Partisipasi Masyarakat

Bentuk partisipasi masyarakat terhadap pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan merupakan dasar untuk kita lebih maju lagi agar kedepannya lebih bermanfaat bagi kehidupan kita ataupun orang lain.

Dari tabel di bawah ini dapat dilihat sejauh mana masyarakat ikut berpartisipasi terhadap pendidikan dan betapa pentingnya pendidikan itu bagi kehidupan anaknya di masa yang akan datang.

(30)

Tabel 4.27

Bentuk Parisipasi Masyarakat Dalam Menghadiri Undangan Dari Sekolah

No Undangan sekolah Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Ia 71 95

2 Tidak 4 5

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Dari tabel diatas Masyarakat yang berada di Kecamatan Kalijati yang menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas apabila ada undangan dari sekolah masyarakat suka menghadirinya ini dapat di lihat hampir seluruhnya masyarakat hadir, dan hanya sebagian kecil masyarakat yang tidak datang.

Hal ini masyarakat sudah ikut berpartisipasi dalam pendidikan dengan cara masyarakat tersebut sudah menyempatkan datang ke sekolah tersebut. Adapun yang tidak datang ke sekolah karena orang tuanya sibuk bekerja dan anak tersebut tinggal bersama neneknya sehingga tidak bisa datang karena alasan sudah tua.

Tabel 4.28

Partsisipasi Masyarakat Dalam Kegiatan Sekolah

No Partisipasi masyarakat Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Ia 72 96

2 Tidak 3 4

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Pada tabel diatas dijelakan berdasarkan hasil penelitian, masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan sekolah dapat dilihat hampir

(31)

seluruhnya masyarakat ikut berpartisipasi dan sebagian kecil masyarakat tidak ikut berpartisipasi dari jumlah presentase dapat disimpulkan bentuk partisipasi masyarakat terhadap pendidikan sangat tinggi dibandingkan yang tidak berpartisipasi. Artinya dalam kemajuan suatu sekolah peranserta orang tua sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan perkembangan sekolah untuk ke depannya agar lebih baik lagi.

Tabel 4.29

Bentuk Partisipasi Masyarakat Yang Diberikan Ke Sekolah

No Bentuk partisipasi Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Tenaga 9 12

2 Uang 64 85

3 Pikiran 2 3

4 Harta benda 0 0

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Patisipasi masyarakat menurut Mubyarto (1984:35), adalah “kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program pembangunan sesuai dengan kemampuan setiap orang atau anggota masyarakat tanpa disertai pengorbanan kepentingannya sendiri maupun masyarakatnya”.

Partisipasi masyarakat merupakan inti dari sebuah program bersama, dengan kata lain partisipasi masyarakat merupakan wujud pertanggung jawaban masyarakat terhadap suatu program. Masyarakat diberi wewenang untuk berpartisipasi dalam mengelola berbagai macam program terutama yang berkaitan dengan pendidikan.

(32)

Berdasarkan hasil penelitian dan untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel di atas bentuk partisipasi masyarakat yang diberikan kepada sekolah dilihat dari tabel diatas hampir seluruhnya masyarakat memberikan uang karena alasanya uang lebih bermanfaat, praktis dan lain sebagainya, tetapi ada juga yang memberikan tenaga hanya sebagian kecil dengan alasan tidak memiliki uang jadi tenaga dan pikiran yang bisa diberikan.

Tabel 4.30

Masyarakat Menyekolahkan Anaknya Ke SMA/ Sederajat No Daerah sekolah SMA/Sederajat Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Luar kecamatan 45 60

2 Dalam kecamatan 30 40

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Sekolah merupakan tempat dimana anak didik, mengembangkan diri mereka mau kearah yang mana sekolah juga merupakan tempat kedua selain di rumah, pada tabel diatas dapat dilihat masyarakat cenderung ke mana dalam memilih sekolah hampir sebagian besar masyarakat menyekolahkan anaknya ke luar Kecamatan dan setengahnya masyarakat menyekolahkan anaknya di dalam Kecamatan. Masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke luar kecamatan yang tempat tinggalnya dekat dengan jalan raya alasannya walaupun di desa tersebut ada sekolah akan tetapi masyarakat lebih memilih ke luar karena ongkos yang dikeluarkan tidak terlalu besar dan kendaraan menuju ke sekolah mudah.

(33)

Tabel 4.31 Nama Sekolah

No Nama Sekolah Frekuensi(f) Presentase(%)

1 SMK Angkasa 1 Kalijati 5 6

2 SMK Angkasa 2 Kalijati 5 6

3 SMAN 1 Kalijati 10 13

4 SMA Pgri Kalijati 8 10

5 SMA At-Tawazun 2 3 6 SMK 2 Subang 11 15 7 SMAN 2 Subang 15 20 8 SMAN 1 Subang 9 12 9 SMKN 1 Subang 8 11 10 SMAN 1 Purwakarta 2 3 Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Pada tabel 4.32 Nama-nama sekolah yang dipilih oleh masyarakat di Kecamatan Kalijati untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas. Pada tabel diatas lima sekolah yang berada di dalam Kecamatan yaitu SMK Angkasa 1 Kalijati, SMK Angkasa 2 Kalijati, SMAN 1 Kalijati, SMA Pgri Kalijati, SMA At-Tawazun dan sisanya SMA/Sederajat yang berada di luar kecamatan, yang paling banyak di pilih SMA yang berada di luar kecamatan yaitu SMA 2 Subang hampir 20% karena letaknya strategis dan dekat dengan raya, mudah di jangkau merupakan sekolah favorit.

(34)

Tabel 4.32

Alasan Masyarakat Menyekolahkan Anaknya Ke SMA/ Sederajat Yang Berada Di Luar/Dalam Kecamatan

No Alasan masyarakat menyekolahkan ke sekolah tersebut Frekuensi(f) Presentase(%) 1 Mudah dijangkau 39 52 2 Sekolah favorit 32 43 3 Pasilitas memadai 4 5

4 Sarana dan prasarana 0 0

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas hampir sebagian besar sekolahnya mudah dijangkau, hampir setengahnya sekolah favorit dan sebagian kecil pasilitasnya memadai dan untuk saran dan prasarana tidak ada yang memilih ke sekolah, karena alasan masuk sekolah karena sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa sekolah tersebut mudah di jangakau karena sejauh apapun pasti masyarakat tersebut tidak bermasalah dengan jarak dan lokasi. Hal ini sesuai yang di kemukakan oleh, Pasya Kamil Gurniwan (2006:111) ialah hubungan interaksi antar tempat dapat dicapai, Baik menggunakan sarana transportasi umum, tradisional, atau jalan kaki.

(35)

C.Analisis Data Uji Hipotesis

Berdasarkan analisis perhitungan korelasi produk moment dan uji t maka dapat disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.33 Perhitungan Hipotesis

No Variabel Nilai r Uji t

1 Lokasi 0,037 0,319

2 Pendapatan 0,689 11,190

Sumber: hasil penelitian 2010

1. Pengaruh Lokasi Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

Kecamatan Kalijati memiliki jumlah penduduk Kecamatan Kalijati memiliki jumlah penduduk 55.639 jiwa, terdiri dari jumlah laki-laki 26.676 jiwa dan perempuan 28.963 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk berdasarkan usia masuk sekolah lanjut tingkat akhir berjumlah 2721 jiwa. Tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan cukup tinggi terbukti masyarakatnya hampir 50% sudah menyelesaikan wajib belajar 9 tahun.

Sarana sekolah yang ada di Kecamatan Kalijati untuk sekolah lanjut tingkat akhir ada lima sekolah, yaitu SMK Angkasa 1 Kalijati dan SMK Angkasa 2 Kalijati berada di Desa Kalijati Barat, SMA At-Tawazun Kalijati berada di Desa Kalijati Timur, SMA PGRI Kalijati berada di Desa Kalijati Timur, dan SMAN 1 Kalijati, berada di Desa Tanggulun Barat.

(36)

Persebaran sekolah tersebut sudah strategis apabila di lihat dalam peta namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang menyekolahkan anaknya di sekolah di luar kecamatan. Hal ini terkait dengan transportasi, keterjangkauan, sarana dan prasarana di sekolah tersebut dari hasil perhitungan lokasi tidak berpengaruh terhadap pemilihan sekolah banyak yang memilih sekolah yang berada di luar kecamatan dari pada memilih yang dekat dengan tempat tinggal. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi

product moment di dapat 0,011 artinya pengaruhnya “sangat rendah”.

Kemudian untuk menyakinkan bahwa koefisien korelasi hasil perhitungan mempunyai arti (bermakna). Di uji dengan menggunakan rumus t rumusnya sebagai berikut:

t=

√

( )

Dengan menggunkan rumus tersebut maka didapat hasil uji t dengan hasil t lebih kecil dari t tabel distribusi (t=0,803 >t1= 1,667) dengan demikian dapat dijelaskan bahwa ho=p=0 diterima dan ha=p≠0 ditolak. Dapat disimpulkan lokasi tidak memiliki hubungan dengan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan, artinya lokasi sekolah tidak mempengaruhi terhadap daya serap siswa, karena lokasi yang berada di pelosok akan memperhambat bagi kelancaran sekolah begitupun dengan transportasi dan ongkos yang dikeluarkan akan lebih besar walaupun jaraknya dekat. Hal ini terkait dengan Jarak sekolah dari tempat tinggal dapat menjadi pertimbangan untuk memilih sekolah. Karena apabila lokasi sekolah dekat

(37)

dengan tempat tinggal biasanya menjadi prioritas dalam pemilihan tempat belajar, dan sebaliknya apabila lokasi sekolah jauh dari tempat tinggal biasanya menjadi pertimbangan kedua untuk memilih sekolah.

Jarak merupakan pembatas yang mempunyai sifat alamiah. Jarak mempunyai kaitan dengan lokasi dan upaya dalam pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan manusia. Faktor jarak menunjukan jauh dekatnya suatu objek untuk dapat dijangkau. Jarak dapat dibedakan menjadi dua yaitu jarak absolut yang ditentukan oleh satuan meter atau kilometer dan jarak relatif yang ditentukan oleh faktor lain seperti waktu. Jarak waktu dalam penelitian ini adalah jarak antara sekolah tujuan dan sekolah terdekat dengan tempat tinggal siswa yang ditentukan oleh satuan kilometer.

Tabel 4.34

Perbandingan Jarak Terdekat Dengan Sekolah Tujuan No Jarak sekolah (f) (%) No Jarak sekolah

Terdekat (f) (%) 1 1-3km 13 17 1 1-3km 31 41 2 3-5km 59 78 2 3-5km 13 17 3 5-7km 3 4 3 5-7km 4 5 4 >7km 0 0 4 >7km 27 36 Jumlah 75 100 Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Mengacu pada standar jarak dalam kota menurut Chapin dalam Jayadinata, idealnya lokasi sekolah menengah atas dari tempat tinggal adalah 20 menit atau 30 menit, hampir 24% lokasi sekolah yang dipilih oleh

(38)

masyarakat untuk menyekolahkan anaknya tidak ideal jika dilihat dari segi jarak absolut yaitu lebih dari 3 km.

Pemilihan lokasi sekolah yang jauh bukan karena tidak adanya sekolah akan tetapi cenderung disebabkan oleh faktor lain diluar faktor jarak absolut . Jadi masyarakat di kecamatan kalijati lebih memilih sekolah yang jaraknya lebih jauh dari tempat tinggal.

Keterjangkauan pada umumnya, tergantung pada kondisi permukaan buminya suatu daerah tersebut selain itu keterjangkauan tersebut akan berubah perlahan sejalan dengan berkembangnya perkembangan ilmu-ilmu, seperti Ilmu Ekonomi, Ilmu Komunikasi, Teknologi (IPTEK), dan Transportasi.

Berdasarkan pedoman wawancara masyarakat Kecamatan Kalijati memilih menyekolahkan anaknya yang mudah di jangkau, walaupun sekolah dekat dengan tempat tinggal tetapi masyarakat lebih memilih menyekolahkan anaknya ke luar kecamatan karena sekolah yang berada di luar kecamatan lebih mudah di jangkau, dari pada sekolah yang berada di dalam kecamatan di lihat dari berbagai macam kendala tidak adanya transportasi, jalan jelek, biaya yang di keluarkan lebih mahal dari pada sekolah yang di luar kecamatan karena lokasi sekolah tidak berpengaruhi terhadap pemilihan sekolah menengah atas, dan berbagai macam alasan juga kenapa masyarakat lebih memilih sekolah di luar kecamatan selain mudah dijangkau sekolahan tersebut merupakan sekolah favorit, ongkos yang

(39)

dikeluarkan tidak terlalu mahal walaupun jaraknya lebih jauh tapi kendaraan atau alat transportasi lancar.

Namun pada kenyataannya dalam perhitungan korelasi product

moment dengan hasil 0,037 artinya “sangat rendah (tak berkorelasi)”

Kemudian untuk menyakinkan bahwa koefisien korelasi hasil perhitungan mempunyai arti (bermakna). Di uji dengan menggunakan rumus t rumusnya sebagai berikut:

t=

√

( )

Dengan menggunkan rumus tersebut maka didapat hasil uji t dengan hasil t lebih kecil dari t tabel distribusi (t=0,093<t1= 1,667) dengan demikian dapat dijelaskan bahwa ho=p=0 diterima dan ha=p≠0 ditolak. Berdasarkan uji t diatas keterjangkuan tidak memiliki hubungan dengan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan. Artinya keterjangkuan tidak mempengaruhi terhadap partisipasi masyarakat terhadap pendidikan karena walaupun sekolah jauh masyarakat tetap memilih sekolah yang mudah di jangkau dibandingkan sekolah yang berada di dalam Kecamatan.

2. Latar Belakang Sosial Ekonomi Penduduk

Latar belakang sosial ekonomi dapat mempengaruhi pola pikir seseorang dalam menghadapi sesuatu. Tinggi tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi anak, menyebabkan seseorang memiliki kecenderungan atau alasan tertentu yang melatar belakangi dalam pemilihan

(40)

sekolah. Alasan tersebut muncul karena masyarakat menginginkan agar anaknya lebih dapat mengembangkan kemampuannya sendiri. Latar belakang sosial ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebarapa penting masyarakat memandang nilai pendidikan.

a. Pentinggnya Pendidikin Formal Bagi Masyarakat

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan masyarakat, dengan adanya pendidikan manusia dapat mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya, selain itu dengan adanya pendidikan manusia dapat meningkatkan pengetahuannya maupun keterampilannya (skill). Untuk mengetahui apakah masyarakat di Kecamatan Kalijati memandang pentingnya pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.35 Pendidikan Formal

No Pentingnya Pendidikan formal Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Cukup penting 14 19

2 Sangat penting 42 56

3 Penting 15 20

4 Tidak begitu penting 4 5

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat memandang pendidikan formal sebagian besar menjawab sangat penting dan sisanya menjawab sebagian kecil masyarakat menjawab cukup penting, penting dan tidak terlalu penting. Hal ini bahwa masyarakat sudah menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi kehidupan sekarang atau kehidupan yang akan

(41)

datang karena dengan pendidikan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa akan lebih baik lagi dan sumber daya manusia akan berkwalitas lagi.

b. Pengaruh Pendapatan Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya yang tak pernah terbatas, sedangkan pemenuhan kebutuhannya sangat terbatas. Kebutuhan tersebut didapat dengan menggunakan biaya dan usaha. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan pedoman wawancara setiap responden memiliki tingkatan pendapatan yang berbeda. Semakin tinggi pendapatan yang mereka miliki, maka semakin baik taraf kehidupan yang mereka dapatkan. Tingkat pendapatan berpengaruh terhadap pemilihan sekolah menengah atas.

Hal ini dapat di buktikan dengan hasil perhitungan rumus perhitungan korelasi product moment dengan hasil 0,689 artinya “kuat” bedasarkan dari pedoman koefisien korelasi pada tabel koefisien korelasi. Karena apabila pendapatan tinggi maka masyarakat dapat menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi, sebaliknya masyarakat yang tidak memiliki penghasilan yang lebih menyekolahkan anaknya semampunya sudah cukup yang penting anaknya sudah mengecam pendidikan hingga sampai sekolah menengah atas.

(42)

Kemudian untuk menyakinkan bahwa koefisien korelasi hasil perhitungan mempunyai arti (bermakna). Di uji dengan menggunakan rumus t rumusnya sebagai berikut:

t=

√

( )

Dengan menggunkan rumus tersebut maka didapat hasil uji t dengan hasil t lebih besar dari t tabel distribusi (t= 11,190>t1= 1,667) dengan demikian dapat dijelaskan bahwa ho=p=0 ditolak dan ha=p≠0 diterima. Berarti terdapat hubungan yang kuat pendapatan dengan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang. Dimana pendapatan sangat mempengaruhi terhadap pendidikan untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

Mata pencaharian merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik kebutuhan sehari-hari ataupun kebutuhan yang lain setiap mata pencaharian dapat mempengaruhi terhadap pendapatan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia mencari sumber mata pencaharian agar tetap dapat bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya.

Mata pencaharian merupakan faktor utama bagi masyarakat terhadap kebutuhannya karena dari mata pencaharian tersebut kebutuhan mereka dapat terpenuhi atau tidak, Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnnya

(43)

bahwa masyarakat di Kecamatan Kalijati hampir sebagian besar sebagai petani.

D.Pembahasan

Suatu tempat atau wilayah yang berkaitan dengan karakteristik tempat atau suatu wilayah, karakteristik tempat yang bersangkutan sudah dapat diabstraksikan lebih jauh. Lokasi relatif memberikan gambaran tentang keterbelakangan, perkembangan dan kemajuan wilayah yang bersangkutan dibandingkan dengan wilayah lainnya. lokasi relatif dapat ditinjau dari site dan situasi (situation). Site adalah semua sifat atau karakter internal dari suatu daerah tertentu sedangkan situasi adalah lokasi relatif dari tempat atau wilayah yang bersangkutan yang berkaitan dengan sifat-sifat eksternal suatu region. (Sumaatmadja, 1981:118)

Lokasi sekolah yang tersebar seharusnya memiliki angka masukan siswa yang merata dan lebih banyak lagi, masyarakat menyekolahkan anaknya ke sekolah yang lebih dekat, meskipun pada kenyataanya lokasi sekolah strategis minat siswa untuk sekolah belum maksimal apalagi masyarakat yang tempat tinggalnya dekat dengan jalan raya masyarakat lebih memilih sekolah yang berada di luar Kecamatan dengan alasan ongkos yang di keluarkan lebih sedikit dibandingkan sekolah yang berada di dalam Kecamatan berdasarkan analisis hipotesis dapat di peroleh hasil perhitungan, lokasi tidak berpengaruh terhadap pemilihan sekolah banyak

(44)

yang memilih sekolah yang berada di luar Kecamatan daripada memilih yang dekat dengan tempat tinggal.

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi product moment di dapat 0,011 artinya pengaruhnya “sangat rendah”. Kemudian untuk menyakinkan bahwa koefisien korelasi hasil perhitungan mempunyai arti (bermakna). Maka di uji dengan uji t didapat hasil uji t dengan hasil t lebih kecil dari t tabel distribusi (t=

0,803

>t1= 1,667) dengan demikian dapat dijelaskan bahwa ho=p=0 diterima dan ha=p≠0 ditolak. Dapat disimpulkan lokasi tidak memiliki hubungan dengan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan, artinya lokasi sekolah tidak mempengaruhi terhadap daya serap siswa, hal ini terbukti masyarakat di Kecamatan Kalijati lebih memilih sekolah yang jauh dari rumah karena sekolah tersebut merupakan sekolah pavorit, mudah di jangkau, jenis transfortasi lancar, frekuensi kendaraan 24 jam dan ongkos yang di keluarkan lebih murah dibandingkan sekolah yang berada di dalam kecamatan, walaupun dekat dengan rumah tetapi ongkos yang di keluarkan lebih besar daripada sekolah di Luar kecamatan dan di tunjang dengan kualitas sekolah tersebut, karena lokasi yang berada di pelosok akan memperhambat bagi kelancaran sekolah begitupun dengan transportasi dan ongkos yang dikeluarkan akan lebih besar walaupun jaraknya dekat.

Jarak merupakan pembatas yang mempunyai sifat alamiah. Jarak mempunyai kaitan dengan lokasi dan upaya dalam pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan manusia. Jarak dari tempat tinggal dapat menjadi pertimbangan untuk memilih lokasi sekolah.

(45)

Lokasi sekolah yang dekat dengan tempat tinggal biasanya menjadi prioritas dalam pemilihan tempat belajar, sebaliknya lokasi sekolah yang jauh dari tempat tinggal biasanya menjadi pertimbangan kedua dalam memilih sekolah.

Faktor jarak menunjukan jauh dekatnya suatu objek untuk dapat dijangkau. Jarak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jarak absolut yang ditentukan oleh satuan meter maupun kilometer dan jarak relatif yang ditentukan oleh faktor lain seperti waktu. (Sumaatmadja,1981:118)

Jarak absolut dalam penelitian ini adalah jarak antara sekolah tujuan dan sekolah terdekat dengan tempat tinggal siswa yang di tentukan dengan satuan kilometer. Mengacu pada standar jarak relatif dalam kota. Idealnya waktu tempuh sampai ke sekolah menengah atas ialah 20 menit atau 30 menit, (Chapin dalam Jayadinata:1999:161)

Pemilihan lokasi sekolah yang jauh bukan karena tidak adanya sekolah akan tetapi cenderung disebabkan oleh faktor lain diluar faktor jarak absolut . sehingga masyarakat di Kecamatan Kalijati lebih memilih sekolah yang jaraknya lebih jauh dari tempat tinggal.

Meskipun lokasi sekolah memiliki jarak yang lebih jauh masyarakat tetap menyekolahkan anaknya kerena pendidikan merupakan yang terpenting bagi perkembangan anak. selain itu masyarakat memilih sekolah di luar kecamatan karena sekolah tersebut merupakan sekolah favorit dan mudah di jangkau oleh siswa.

(46)

Kecamatan Kalijati memiliki jumlah penduduk 55.639 jiwa, terdiri dari jumlah laki-laki 26.676 jiwa dan perempuan 28.963 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk berdasarkan usia masuk sekolah lanjut tingkat akhir berjumlah 2721 jiwa. Sarana sekolah yang ada di Kecamatan Kalijati untuk sekolah lanjut tingkat akhir ada lima sekolah, yaitu SMK Angkasa 1 Kalijati dan SMK Angkasa 2 Kalijati berada di Desa Kalijati Barat, SMA At-Tawazun Kalijati berada di Desa Kalijati Timur, SMA PGRI Kalijati berada di Desa Kalijati Timur, dan SMAN 1 Kalijati, berada di Desa Tanggulun Barat.

Keterjangkauan pada umumnya. Tergantung pada kondisi permukaan bumi suatu daerah tersebut dan pada umumnya pula, keterjangkauan tersebut akan berubah perlahan sejalan dengan berkembangnya perkembangan ilmu-ilmu, seperti Ilmu Ekonomi, Ilmu Komunikasi, Teknologi (IPTEK), dan Transportasi. Hubungan atau interaksi antar tempat dapat di capai, baik menggunakan sarana transportasi umum, tradisional, atau jalan kaki, (Kamil Pasya Gurniwan,2006:111).

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan pedoman wawancara pada masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas bahwa keterjangkuan suatu tempat tidak berpengaruh terhadap pemilihan sekolah hal ini masih terkait atau ada hubungannya dengan faktor jarak, lokasi sekolah bahwa walaupun sekolahnya jauh tetapi masyarakat di Kecamatan Kalijati lebih memilih sekolah yang berada di luar Kecamatan terkait dengan kondisi jalan, transportasi karena walaupun

(47)

sekolah menengah atas lebih dekat dengan tempat tinggal, tetapi waktu tempuh terkadang membutuhkan waktu yang sangat lama karena sulitnya transportasi dan ongkos yang di keluarkan lebih besar daripada sekolah yang berada di luar Kecamatan karena aksesibilitas jalan bagus selain mudah dijangkau sekolahan tersebut merupakan sekolah favorit, ongkos yang dikeluarkan tidak terlalu mahal walaupun jaraknya lebih jauh tetapi kendaraan atau alat transportasi lancar.

Berdasarkan hasil perhitungan dan hasil penelitian yang di lakukan keterjangkuan suatu tempat atau lokasi sekolah tidak mempengaruhi terhadap partisipasi masyarakat terhadap pendidikan karena walaupun jarak, waktu tempuh tidak masalah karena masyarakat lebih memilih sekolah yang mudah di jangkau walaupun sekolahnya lebih jauh dari pada sekolah yang berada di dalam Kecamatan. Masyarakat di Kecamatan Kalijati lebih memilih sekolah yang berada di luar Kecamatan dengan alasan sekolah tersebut mudah di jangkau, sekolah favorit dan anaknya menginginkan masuk sekolah ke sekolah tersebut dan ongkos yang di keluarkan lebih irit.

Latar belakang pendidikan biasanya dapat mempengaruhi terhadap pemilihan lokasi sekolah, berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan pedoman wawancara. Masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas mayoritas memiliki penghasilan diatas upah minimum berkisar sebagian besar pendapatannya mencapai Rp500.000 sampai Rp 1.500.000 Dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas memiliki penghasilan mencukupi untuk

(48)

memenuhi kebutuhan sehari-hari dan pendidikan. Masyarakat yang memiliki mata pencaharian sampingan hanya 28orang.

Transportasi merupakan hal yang paling penting bagi kelancaran menuju sekolah menengah atas, berdasarkan hasil penelitian mayoritas masyarakat mengeluarkan biaya transportasi untuk pendidikan berkisar antar Rp 2000 sampai Rp 8000. Berdasarkan analisis pendapatan masyarakat, Semakin besar peluang menyekolahkan anak karena biaya transportasi bisa tercukupi hal ini menunjukan bahwa taraf kehidupan mereka semakin baik pula. (Payaman, 1997:34)

Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan kepada masyarakat di Kecamatan Kalijati yang menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas hampir sebagian besar menjawab tidak mencukupi.

Berdasarkan hasil perhitungan rumus perhitungan korelasi product

moment dengan hasil 0,689 artinya “kuat” berdasarkan dari pedoman

koefisien korelasi pada tabel koefisien korelasi. Bahwa pendapatan mempengaruhi terhadap partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di Kecamatan Kalijati karena apabila pendapatan tinggi maka masyarakat dapat menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi, sebaliknya masyarakat yang tidak memiliki penghasilan yang lebih, masyarakat menyekolahkan anaknya semampunya sudah cukup yang penting anaknya sudah mengecam pendidikan hingga sampai sekolah menengah atas, (Payaman, 1997:34).

(49)

Cara orang tua melatih anak untuk menguasai cara-cara mengurus diri, Sikaf orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak Peranserta keluarga sangat mempengaruhi juga terhadap pendidikan anak, (Hasbullah, 1999:8).

Kemudian untuk menyakinkan bahwa koefisien korelasi hasil perhitungan mempunyai arti (bermakna). Di uji dengan uji t maka didapat dengan hasil t lebih besar dari t tabel distribusi (t= 11,190>t1= 1,667) dengan demikian dapat dijelaskan bahwa ho=p=0 ditolak dan ha=p≠0 diterima. Berarti terdapat hubungan yang kuat pendapatan dengan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang.

Tingkat pendapatan berpengaruh terhadap pemilihan sekolah menengah atas. Hal ini sesuai dengan yang di kemukakan oleh (Payaman, 1997:21). Karena semakin besar pendapatan yang di peroleh maka semakin besar pula kesempatan masyarakat tersebut dapat menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi lagi agar anak tersebut dapat berhasil.

Dan berdasarkan penelitian masyarakat di Kecamatan Kalijati bentuk partisipasi masyarakat terhadap pendidikan tinggi hal ini dapat di lihat dalam partisipasi masyarakat turut serta mengambil bagian dalam suatu kegiatan dan turut memanfaatkan serta menikmati hasil yang di capai, (Margono, 1995:80), hal ini sesuai dengan masyarakat ikut berpartisipasi dalam kegiatan sekolah dan datang menghadiri undangan dari sekolah dan

(50)

memberikan sumbangan. Berdasarkan penelitian yang di lakukan masyarakat dalam bentuk partisipasi masyarakat untuk sekolah hampir sebagian besar memberikan uang karena uang lebih dibutuhkan dan praktis dari pada bentuk partisipasi yang lain misalnya tenaga, pikiran, harta benda walaupun ada yang memberikan sumbangan tersebut namun hanya beberapa orang, (Pasaribu dan Simanjuntak, 1986:265).

Tingkat pendidikan tercermin pada setiap mata pencaharian yang dimiliki masyarakat yang ada di Kecamatan Kalijati untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas berdasarkan hasil penelitian kepada masyarakat dijelaskan bahwa masyarakat Kecamatan Kalijati yang menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas hampir setengahnya sebagai anak petani, dagang/wiraswasta, sebagian kecil anak PNS, ABRI/POLRI dan pekerjaan lainnya meliputi sebagai ojeg ataupun pengrajin sebagai mata pencaharian.

Masyarakat di Kecamatan Kalijati dalam bentuk partisipasi terhadap pandidikan tinggi dilihat dari bentuk partisipasi masyarakat yang di berikan dan hampir sebagian besar masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan sekolah untuk menunjang keberhasilan sekolah tersebut.

Mata pencaharian dengan pendapatan sangat berhubungan karena pendapatan dapat dilihat dari mata pencaharian, hal ini terkait dengan hubungan pendidikan dan produktivitas tercermin dalam tingkat penghasilan kerena pendidikan lebih tinggi mengakibatkan produktivitas kerja yang

(51)

tinggi juga, pendapatan seorang serjana adalah 52,8% lebih tinggi dari pendapatan rata-rata seorang serjana muda 139,6%, 187,7%, dan 300% lebih tinggi daripada masing-masing pendapatan rata-rata lulusan SMA, SLTP dan tamatan SD hal ini yang di kemukakan oleh, (Payaman, 1997:21).

Gambar

Tabel 4.10  Jarak Ke Sekolah
Tabel 4.18  Jumlah Tanggungan
Tabel 4.19  Pendidikin Formal
Tabel 4.31  Nama Sekolah
+3

Referensi

Dokumen terkait

Para responden sudah menjawab 20 pernyataan dari masing-masing variabel yaitu 10 pernyataan untuk pemanfaatan koleksi koran dan 10 pernyataan untuk kebutuhan

Tujuan program ini untuk mengajak para mahasiswa peduli dengan lingkungan yang ada, di samping untuk menanamkan kebiasaan bagaimana berdialog yang baik, juga

Alat tangkap mayoritas yang dimiliki nelayan adalah pancing, yang umumnya dimiliki 2-3 gulung per nelayan guna menangkap ikan-ikan karang, kemudian tangguk untuk menangkap udang

Selain itu, dengan adanya maanta lamang golek dianggap juga dapat mempererat atau memperkokoh tali persaudaraan baik antara anak daro dengan keluarga beserta

Dan biasanya masyarakat yang melakukan partisipasi dalam bentuk tenaga adalah masyarakat tingkat bawah atau masyarakat kecil yang hanya menunggu perintah dari

kekurangannya sebagai upaya untuk meningkatkan peran istri nelayan dalam kehidupan rumah-tangganya, (b) Pemerintah Daerah: sebagai masukan bagi stakeholder dalam rangka

Jika digabungkan dengan hasil uji statistika paired-t untuk utilitas maka diperoleh kesimpulan bahwa sistem alternatif kedua yang terbaik dikarenakan sistem alternatif pertama

Bahwa setelah diundangkanya Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA), maka berdasarkan atas Pasal yang mengatur tentang Ketentuan-Ketentuan Konversi yaitu Pasal II sampai dengan