• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 1 dari 61

BAB I

PENDAHULUAN

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan merupakan unit perwakilan dari BPKP. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dengan tugas utama membantu Presiden mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara dan pembangunan agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sekaligus memberikan masukan bagi penyusun kebijakan yang terkait.

Tugas dan fungsi BPKP, aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan produk BPKP, struktur organisasi serta sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 lebih lanjut diuraikan sebagai berikut :

Sejak terbentuk tahun 1983, tugas dan fungsi BPKP mengalami beberapa kali penyesuaian. Tugas dan fungsi BPKP terakhir diatur berdasarkan Keppres Nomor 103 Tahun 2001 sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013. Selanjutnya sesuai dengan Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 13 Tahun 2014 tanggal 26 Agustus 2014, Perwakilan BPKP merupakan unsur pelaksana BPKP Pusat di daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala BPKP. Wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan mencakup satu provinsi yaitu Provinsi Sulawesi Selatan yang terdiri dari satu pemerintah provinsi, tiga pemerintah kota, dan 21 pemerintah kabupaten.

Tugas Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan adalah melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 2 dari 61 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai fungsi yaitu :

1) Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan;

2) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan;

3) Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP;

4) Pemantauan, pemberian bimbingan, serta pembinaan terhadap kegiatan pengawasan keuangan dan pembangunan;

5) Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, serta perlengkapan dan rumah tangga.

Dengan diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. Menurut PP tersebut, BPKP adalah Auditor Presiden yang bertugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilias keuangan negara dan melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Berdasarkan PP tersebut, BPKP mempunyai tugas dan fungsi baru, yaitu melakukan :

1. Pengawasan intern terhadap akuntabilias keuangan negara atas kegiatan tertentu (Pasal 49 ayat 2), meliputi :

a. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

b. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN);

c. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.

2. Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Pasal 59 ayat 2);

3. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan ke Menteri Keuangan kepada Presiden (pasal 57 ayat 4);

4. Penyampaian ikhtisar laporan hasil pengawasan yang bersifat nasional dari hasil pengawasan BPKP dan APIP lainnya (pasal 54 ayat 3).

(3)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 3 dari 61

A.

ASPEK STRATEGIS EKSTERNAL

Wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan mencakup wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang terdiri atas:

1. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan 2. Pemerintah Kota Makassar

3. Pemerintah Kota Palopo 4. Pemerintah Kota Parepare 5. Pemerintah Kabupaten Gowa 6. Pemerintah Kabupaten Maros

7. Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan 8. Pemerintah Kabupaten Takalar

9. Pemerintah Kabupaten Jeneponto 10. Pemerintah Kabupaten Bantaeng 11. Pemerintah Kabupaten Bulukumba 12. Pemerintah Kabupaten Sinjai 13. Pemerintah Kabupaten Bone 14. Pemerintah Kabupaten Wajo 15. Pemerintah Kabupaten Barru 16. Pemerintah Kabupaten Pinrang

17. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar 18. Pemerintah Kabupaten Enrekang

19. Pemerintah Kabupaten Tana Toraja 20. Pemerintah Kabupaten Toraja Utara 21. Pemerintah Kabupaten Luwu

22. Pemerintah Kabupaten Luwu Timur 23. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara 24. Pemerintah Kabupaten Soppeng

(4)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 4 dari 61 Keduapuluh lima pemerintah daerah tersebut telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) pengelolaan keuangan daerah dengan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan. Di luar pemerintah daerah, juga terdapat 5 BUMN yang berkantor pusat di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dan 29 BUMD serta 30 Rumah Sakit Umum Daerah.

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan juga telah berkerja sama dengan beberapa Perguruan Tinggi Negeri (UNM, Universitas Hasanuddin, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Politeknik Kesehatan Makassar dan UIN Alauddin), Pengadilan Tinggi Agama, KPU Provinsi Sulawesi Selatan, dan beberapa Instansi vertikal yang ada di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

Guna mendukung pelaksanaan kepemerintahan yang bersih, BPKP juga telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan instansi penyidik untuk membantu penyidik dalam menangani kasus-kasus berindikasi TPK.

B.

ASPEK STRATEGIS INTERNAL

Guna mendukung tugas pokok dan fungsi, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan memiliki tiga aspek strategis internal yang berasal dari sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta sumber dana.

1. SUMBER DAYA MANUSIA

Pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan per 31 Desember 2014 berjumlah 172 orang yang dapat diklasifikasikan berdasarkan jabatan dan golongan kepangkatan sebagai berikut :

a. Komposisi Pegawai Menurut Jabatan Per 31 Desember 2014

Komposisi pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan per 31 Desember 2014 menurut jabatan tercermin pada tabel 1.1.

(5)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 5 dari 61 Tabel 1.1.

Komposisi Pegawai Menurut Jabatan Per 31 Desember 2014

b. Komposisi Pegawai Menurut Golongan Per 31 Desember 2014

Komposisi pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan per 31 Desember 2014 menurut golongan sebagaimana tertuang dalam tabel 1.2.

No. Jenjang Jabatan Posisi per 31-12-2013

(Orang)

Mutasi – 2014 Posisi per 31-12-2014 (Orang) Tambah Kurang I. Struktural 9 1 - 10 1. Eselon II 1 - - 1 2. Eselon III 4 1 - 5 3. Eselon IV 4 - - 4

II. Fungsional Tertentu

A. Fungsional Auditor 136 21 32 125 1. Auditor Madya 18 - - 18 2. Auditor Muda 30 3 5 28 3. Auditor Pertama 3 4 - 7 4. Auditor Penyelia 17 - 3 14 5. Auditor Pelaksana Lanjutan 19 6 3 22 6. Auditor Pelaksana 48 - 20 28 7. Calon Auditor 1 8 1 8 B. Fungsional Tertentu Lainnya 4 - - 4 1. Analis Kepegawaian Pelaksana 1 - - 1 2. Arsiparis Pelaksana Lanjutan 2 1 - 3 3. Prakom Pelaksana - - - -

III. Fungsional Umum 33 1 1 33

1. Fungsional Umum 33 1 1 33

(6)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 6 dari 61 Tabel 1.2.

Komposisi Pegawai Menurut Golongan Per 31 Desember 2014

No. Uraian

Posisi per 31-12-2013

(Orang)

Mutasi selama 2014 Posisi per 31-12-2014 (Orang) Tambah Kurang 1. Golongan IV 23 2 1 24 2. Golongan III 103 7 7 103 3. Golongan II 55 6 24 37 4. Golongan I - - - - 5. CPNS 1 8 1 8 Jumlah 182 23 33 172

Jumlah pegawai tersebut menurut jenjang pendidikan dapat terlihat pada grafik 1.1.

Grafik 1.1.

Komposisi pegawai menurut jenjang pendidikan per 31 Desember 2014

Disamping itu, untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas, dipekerjakan tenaga harian lepas sebanyak 29 orang yang ditempatkan disetiap Sub Bagian pada Bagian Tata Usaha.

2. SARANADANPRASARANA

Sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan tugas fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan meliputi tanah, bangunan, peralatan dan mesin

(7)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 7 dari 61 (termasuk didalamnya kendaraan dinas), irigasi dan jaringan. Sarana dan Prasarana terlihat pada tabel 1.3.

Tabel 1.3. Sarana dan Prasarana

No Uraian Jumlah Satuan

1. Tanah 35.982 m2

2. Bangunan 67 unit

3. Peralatan dan Mesin 1.475 unit

4. Irigasi 2 unit

5. Jaringan 1 unit

Selain ruang untuk bekerja, bangunan kantor yang ada telah dilengkapi dengan sarana olah raga, ruang untuk poliklinik, perpustakaan, arsip, aula, dan sarana ibadah.

3. SUMBERDANA

Dana tersedia untuk melaksanakan tugas dan fungsi pada tahun 2014 sebesar Rp29.195.646.000,00 yang bersumber dari DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2014 dengan rincian sebagaimana yang disajikan dalam tabel 1.4.

Tabel 1.4.

Rincian dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Selawesi Selatan tahun 2014 per program

No Program Anggaran (Ribuan Rp)

1 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan

Pembinaan Penyelenggaraan SPIP 5.556.014

2 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 23.217.693

3 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara 421.939

(8)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 8 dari 61 Sesuai dengan Renstra, BPKP melaksanakan jenis kegiatan pengawasan sebagai berikut :

1. Pre-emptif

Jenis kegiatan ini bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur yang diperlukan untuk pengembangan good governance, pelayanan publik dan pemberantasan KKN. Sasaran jenis kegiatan ini adalah berkurangnya penyakit birokrasi yang bersifat laten.

2. Preventif

Jenis kegiatan preventif mencakup kegiatan konsultasi manajemen untuk memecahkan permasalahan kesisteman yang mempengaruhi penciptaan peringatan dini (early warning system) atas proses governance, manajemen risiko dan pencegahan KKN berdasarkan pola kemitraan dengan unsur-unsur manajemen pemerintah. Sasarannya adalah meminimalisasi peluang berlangsungnya moral hazard di birokrasi.

3. Represif

Jenis kegiatan ini berupa audit investigatif untuk menjustifikasi perhitungan kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau tidak ditemukannya indikasi melawan hukum/tindak pidana korupsi. Sasarannya adalah terungkap dan terselesaikannya kasus-kasus penyimpangan dan perbuatan melawan hukum.

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan turut mengembangkan beberapa produk BPKP yang bermanfaat bagi manajemen perubahan. Selain produk untuk pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menurut PP 60 tahun 2008, BPKP juga menghasilkan produk unggulan antara lain :

1. Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Program Pembangunan 2. Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA)

3. Good Governance di Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah 4. Program Peningkatan Kinerja Sektor Korporat

5. Sistem Informasi Akuntansi PDAM

(9)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 9 dari 61 7. Program Pengembangan GCG BUMN/BUMD

8. Program Pengembangan Internal Control BUMN/BUMD berbasis COSO 9. Program Implementasi Penerapan PPK BLU/BLUD

10. Program Anti Korupsi (PAK)

11. Fraud Control Plan (FCP)

12. Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP)

13. Management Assessment Center (MAC)

Sesuai dengan Keputusan Kepala BPKP Nomor Kep 06.00.00-286/K/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 13 Tahun 2014 tanggal 26 Agustus 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh:

1). Bagian Tata Usaha

2). Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat 3). Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah 4). Bidang Akuntan Negara

5). Bidang Investigasi

6). Kelompok Jabatan Fungsional

Bagan Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan terurai pada gambar 1.1.

(10)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 10 dari 61 Gambar 1.1.

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI SELATAN

Bagian Tata Usaha Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Kepegawaian Sub Bagian Umum Sub Bagian Program dan Pelaporan Kepala Perwakilan Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah Bidang Akuntan Negara Bidang Investigasi

Kelompok Jabatan Fungsional

Selama tahun 2014 terdapat perubahan manajemen pada Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan sebagaimana termuat dalam tabel 1.5.

Tabel 1.5.

Perubahan manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Sulsel pada tahun 2014.

No Jabatan Pejabat Lama Pejabat Baru Tanggal

Pelantikan

1 Kepala Perwakilan Hamonangan

Simarmata Deni Suardini 27/1/2014

2 Kepala Bagian Tata Usaha

Muh. Akbar Dewa

Gandamana

Rantjalobo 22/9/2014

3 Kepala Bidang IPP Gandamana Rantjalobo

Muh. Akbar

Dewa 22/9/2014

(11)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 11 dari 61 Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2014 dapat diikhtisarkan sebagai berikut ini :

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan secara ringkas mengenai Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan.

Bab II

Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Menjelaskan muatan Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014.

Bab III

Capaian Kinerja Organisasi

Menjelaskan analisis pencapaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014.

Bab IV Penutup

Menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 dan strategi peningkatan kinerja di masa datang.

(12)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 12 dari 61

BAB II

PERENCANAAN DAN

PERJANJIAN KINERJA

Perencanaan strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan periode tahun 2010-2014 berikut revisinya telah disusun dalam bentuk dokumen Rencana Strategis (Renstra) yang mengacu pada Rencana Strategis BPKP tahun 2010-2014 dan telah digunakan sebagai acuan dalam menyusun perencanaan tahun 2014. Lebih lanjut Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan untuk tahun 2010 - 2014 dapat diuraikan sebagai berikut:

1.

PERNYATAAN VISI

Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis, termasuk terbitnya mandat baru sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008, BPKP menegaskan jati dirinya sebagai Auditor Presiden. Konsekuensinya, BPKP dituntut untuk dapat memberikan informasi yang berharga bagi Presiden dari hasil pengawasan yang dilakukan dan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi pemerintah. Kontribusi BPKP tersebut dimaksudkan untuk membantu pemerintah mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance). Akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai BPKP yang merepresentasikan manfaat yang dapat diberikan BPKP kepada shareholder.

Perubahan lingkungan strategis tersebut, berpengaruh terhadap harapan dan arahan organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan. Oleh karena itu, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan berkomitmen untuk mengakomodasi dan mengantisipasi hal-hal yang terjadi dan akan terjadi akibat dari perubahan tersebut. Komitmen tersebut selanjutnya dituangkan dalam pernyataan visi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan, sebagai berikut:

(13)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 13 dari 61 Terwujudnya visi merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus dihadapi oleh segenap jajaran BPKP baik di tingkat pusat maupun tingkat perwakilan. Sebagai penjabaran dari visi tersebut, ditetapkanlah misi BPKP.

2.

PERNYATAAN MISI

Misi yang ditetapkan untuk mencapai visi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut:

VISI

Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya,

untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara

yang Berkualitas

MISI

1. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap

akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Membina secara efektif penyelenggaraan sistem

pengendalian intern pemerintah di Provinsi Sulawesi Selatan.

3. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern

pemerintah yang profesional dan kompeten di Provinsi Sulawesi Selatan.

4. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan

keputusan yang andal bagi presiden/pemerintah di Provinsi Sulawesi Selatan.

(14)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 14 dari 61 Misi Pertama berkaitan dengan aktualisasi peran Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan sebagai Auditor Presiden dalam melaksanakan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara di Provinsi Sulawesi Selatan. Selain itu, misi ini menegaskan peran BPKP untuk membantu Presiden selaku shareholder BPKP dalam mendorong terwujudnya tata kepemerintahan yang baik dan upaya pencegahan KKN. Misi ini terkait dengan kegiatan pengawasan intern pemerintah yang pada hakekatnya bertujuan memberikan nilai tambah (value added) melalui dua peran utama yaitu aktivitas assurance dan consulting. Dengan peran tersebut, fungsi utama Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan adalah memberikan masukan kepada Presiden/Pemerintah untuk memastikan tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan pengelolaan keuangan negara di Provinsi Sulawesi Selatan. Fungsi lain yang sejalan dengan peran BPKP adalah memberikan rekomendasi perbaikan penerapan tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance) dan membantu pemerintah dalam mencapai tujuannya.

Misi Kedua terkait dengan tugas pembinaan penyelenggaraan SPIP terhadap seluruh instansi pemerintah yang diamanatkan kepada BPKP sesuai dengan pasal 50 PP Nomor 60 Tahun 2008. Peran BPKP dalam pembinaan SPIP tidak terlepas dari posisi strategis BPKP yang langsung berada di bawah Presiden dan membantu Presiden untuk memastikan tercapainya akuntabilitas kinerja Presiden yang merupakan suatu kesatuan akumulatif-integratif dari kinerja berbagai Kementerian/Lembaga dan juga Pemerintah Daerah. Untuk itu perlu dipastikan efektivitas penyelenggaraan SPIP pada seluruh instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah.

Misi Ketiga ditetapkan dalam rangka perwujudan pengawasan yang terpadu, terarah, dan memberi nilai tambah yang dapat mendukung perwujudan kepemerintahan yang baik, bersih dan kredibel, serta berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kinerja APIP yang maksimal dapat diperoleh jika pemberdayaan APIP dijalankan dalam semangat profesionalitas dan kesetaraan antar APIP. Namun, efektivitas sinergi akan menjadi lebih besar jika pihak-pihak yang bersinergi memiliki kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, misi ketiga diperlukan sebagai dasar dalam menetapkan strategi pemberdayaan, pembelajaran, dan pertumbuhan kapasitas

(15)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 15 dari 61 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan sendiri maupun kapasitas APIP secara umum di Provinsi Sulawesi Selatan.

Misi Keempat merupakan aktualisasi peran Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan sebagai Auditor Presiden di Provinsi Sulawesi Selatan dalam rangka membangun sistem dukungan pengambilan keputusan Presiden/Pemerintah yang efektif melalui suatu Sistem Akuntabilitas Presiden (President Accountability Systems) atau yang dikenal sebagai PASs. PASs adalah alat kendali (control) bagi Presiden terhadap implementasi akuntabilitas Presiden dalam pengelolaan keuangannegara di Provinsi Sulawesi Selatan, yang berbasis web, on-line, dengan data yang sedapat mungkin real-time, yang menampilkan informasi secara utuh (integrated) tentang implementasi akuntabilitas Presiden. Dengan sistem seperti ini Presiden akan memperoleh informasi mengenai capaian kinerjanya yang mendekati real-time sehingga dapat melakukan tindakan korektif yang cepat jika terdapat perbedaan antara realisasi dengan rencana pada saat tertentu.

3.

TUJUAN

Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan serta berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau impelementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Tujuan utama Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan tercermin dalam tujuan-tujuan strategis sebagai berikut :

a. Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan Negara b. Meningkatnya tata pemerintahan yang baik

c. Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara

d. Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah

e. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang professional dan kompeten

f. Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah.

(16)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 16 dari 61

4.

SASARAN STRATEGIS

Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu lebih pendek dari tujuan. Sebagaimana tujuan, sasaran strategis merupakan kondisi yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu, sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Dengan pengertian ini, dan dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan yang diharapkan dicapai tahun 2014 adalah sebagai berikut:

5.

INDIKATOR KINERJA UTAMA

Keberhasilan pencapaian program dan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator kinerja yang terdiri dari indikator hasil (outcome) dan indikator keluaran (output). Indikator kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang menunjukkan peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan SPIP. Rincian atas

SASARAN STRATEGIS

1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 90% LKPD

2. Tercapainya optimalisasi penerimaan negara sebesar 87,50%

3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal pada 60% Instansi Pemerintah Daerah dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD

4. Meningkatnya kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%

5. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

6. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% Pemda

7. Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%

8. Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

(17)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 17 dari 61 indikator kinerja tersebut tertuang dalam Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan periode tahun 2010–2014 sebagaimana termuat dalam Lampiran 1.

6.

PROGRAM DAN KEGIATAN

Program pada Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari Program Teknis sebanyak satu program dan Program Generik sebanyak dua program. Program-program tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan yang merupakan sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya berupa personil, barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana atau kombinasi dari beberapa jenis sumber daya sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.

Rincian program dan kegiatan pada Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut :

1) Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan dan Pembinaan Penyelenggaran Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

Kegiatan yang mendukung program ini yaitu pengawasan atas kegiatan lintas sektoral, pengawasan atas kegiatan BUMN, pengawasan berdasarkan penugasan Presiden, pengawasan atas permintaan stakeholders, pengawasan penerimaan Negara, pengawasan PHLN, assessment/evaluasi GCG/KPI/MR, pengawasan investigatif, bimtek/pengembangan sistem pelaporan keuangan, penyusunan pedoman SPIP, sosialisasi SPIP, diklat SPIP dan bimbingan teknis SPIP.

2) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Kegiatan yang mendukung program ini yaitu penyusunan dan evaluasi rencana, pengelolaan kepegawaian dan organisasi, pengelolaan anggaran dan system akuntansi pemerintah, pengelolaan kehumasan, pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan serta pembayaran gaji/tunjangan, pendidikan dan pelatihan pengawasan, penelitian dan pengembangan pengawasan, penyelenggaraan sistem dukungan pengambilan keputusan Pemerintah dan internal BPKP, pembinaan JFA dan tata kelola APIP, serta fasilitasi dukungan manajemen Perwakilan BPKP.

(18)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 18 dari 61 3) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara

Kegiatan yang mendukung program ini yaitu pengadaan sarana dan prasarana, pemeliharaan sarana dan prasarana, penataan administrasi sarana dan prasarana.

Pengukuran pencapaian tujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra dilakukan melalui pengukuran pencapaian sasaran strategis dalam hal ini pengukuran indikator kinerja utama. Untuk menguatkan pencapaian sasaran strategis di tahun 2014 disusun perjanjian kinerja atau penetapan kinerja. Sebagai dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu, dokumen perjanjian kinerja memuat pernyataan dan lampiran formulir yang mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta target kinerja dan anggaran. Target Kinerja Tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 2.

(19)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 19 dari 61

BAB III

CAPAIAN KINERJA

ORGANISASI

Hasil capaian atas pelaksanaan Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP tahun 2014 menunjukkan bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran strategis yang telah ditetapkan termasuk kategori “Memuaskan”. Hal ini terlihat dari tercapainya seluruh sasaran strategis diatas 100%, dengan rincian sebagai berikut:

No Tujuan dan Sasaran Strategis Capaian

(%)

Tujuan 1: Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara

1 Meningkatnya Kualitas 95 % LKKL dan 90 % LKPD 162

2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50 % 118

Tujuan 2: Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik

3 Terselenggaranya SPM pada 60 % IPD dan GG pada 75 % BUMN/D 106 Tujuan 3: Terciptanya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan

Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara

4 Meningkatnya kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80 %

100 Tujuan 4: Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah

5 Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70 % K/L/Pemda 229

Tujuan 5: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten

6 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern yang professional dan Kompeten pada 80 % Pemda

267

7 Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90 % dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100 %

110 Tujuan 6: Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal

bagi Presiden (Pemerintah)

8 Terselenggaranya satu Sistem dukungan Pengambilan keputusan bagi pimpinan 125

Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja yang disajikan menurut tujuan dan sasaran strategis beserta realisasinya anggarannya dapat dilihat pada Lampiran 3.

(20)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 20 dari 61 Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis, terutama terhadap indikator kinerja pada tiap-tiap sasaran strategis. Indikator kinerja untuk tiap sasaran strategis terdiri dari indikator kinerja outcome dan indikator kinerja output.

Secara rinci capaian kinerja masing-masing tujuan dan sasaran strategis dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.

Meningkatnya Kualitas 95 % LKKL dan 90 % LKPD

Rincian untuk pengukuran masing-masing indikator kinerja outcome pada sasaran ini yaitu:

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan

penyusunan Laporan Keuangan Persen 95 110 116

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya

memperoleh opini WDP Persen 90 100 111

3 Persentase Jumlah laporan Keuangan proyek

PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar Persen 95 100 105

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral

yang disampaikan ke pusat Persen 95 126 132

5 Persentase hasil Pengawasan atas permintaan

Presiden disampaikan ke Pusat Persen 95 295 310

6

Persentase hasil Pengawasan atas permintaan Stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh Stakeholders

Persen 95 233 245

7 Persentase BUMD yang mendapat

pendampingan penyelenggaraan akuntansi Persen 35 39 112

(21)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 21 dari 61 Sedangkan rincian untuk pengukuran masing-masing indikator kinerja output pada sasaran ini, yaitu:

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

1 Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi

penyusunan LKKL Laporan 29 38 131

2 Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi

penyusunan LKPD Laporan 43 107 249

3 Laporan hasil pengawasan atas proyek PHLN Laporan 71 79 111

4 Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan 105 133 127

5 Laporan hasil pengawasan atas permintaan

presiden Laporan 38 112 295

6 Laporan hasil pengawasan atas permintaan

stakeholders Laporan 52 168 323

7 Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi

penyusunan LKBUMD Laporan 11 19 173

Penjelasan atas pelaksanaan masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut:

1) Persentase IPP yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan

IKU pertama menunjukkan IKU dominan dalam pencapaian sasaran strategis yaitu “Persentase Instansi Pemerintah Pusat (IPP) yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan” dengan target sebesar 90%. Dalam rangka mendukung IKU tersebut, BPKP proaktif menjalin kerja sama melalui Memorandum of Understanding (MoU), antara lain dengan melakukan pendampingan penyusunan laporan keuangan K/L untuk meningkatkan kemampuan IPP menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAP.

Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan dibandingkan dengan target dalam PKPT.

Dalam tahun 2014, jumlah IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan adalah sebanyak 32 IPP atau 110% dari 29 IPP target dalam PKPT. Realisasi melebihi 100% dikarenakan adanya permintaan dari stakeholders yang tidak termasuk dalam perencanaan.

Instansi pemerintah yang telah mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan adalah Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Hukum dan HAM,

(22)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 22 dari 61 Komisi Pemilihan Umum, Kejaksaan Tinggi, Kementerian Kesehatan, Badan Pertanahan Nasional, dan sebagainya.

Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 95%, maka capaian IKU ini adalah sebesar 116%.

Jika dibandingkan dengan realisasi IKU tahun 2013 sebesar 291%, maka terjadi penurunan sebesar 181% dan jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini mencapai 116% dari target sebesar 95%. Penurunan capaian yang terjadi pada IKU ini disebabkan karena kenaikan target yang signifikan dari tahun 2013 ke tahun 2014, yaitu dari target 2013 sebanyak 14 laporan menjadi 29 laporan.

Untuk menunjang optimalisasi realisasi IKU ini, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan telah mengirimkan surat atensi kepada pihak Satker PSDA perihal Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan pada Satuan Kerja Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kementerian Pekerjaan Umum. Informasi lengkap terkait hal ini dapat dilihat pada Lampiran 9.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan SDM sebanyak 834 OH dan anggaran sebesar Rp57.190.000,00 yang bersumber dari DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan.

2) Persentase IPD yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini WDP

Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari realisasi jumlah IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPD yang diasistensi oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan.

Dalam tahun 2014, IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP sebanyak 21 IPD atau 100% dari 21 IPD yang diasistensi oleh BPKP. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 90%, maka IKU ini tercapai 111%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp673.557.000,00 yang bersumber dari DIPA sebesar Rp413.469.000,00 dan dana pihak ketiga sebesar Rp260.088.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 3.005 OH.

Pada tahun 2014, dari 25 IPD yang dilakukan asistensi oleh BPKP sebanyak 8 pemerintah daerah memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian atas LKPD tahun 2013 dari BPK yaitu Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Maros, Kabupaten

(23)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 23 dari 61 Pangkep, Kabupaten Barru, Kabupaten Gowa, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Luwu Utara, dan Pinrang. Sedangkan pemerintah daerah yang memperoleh opini Wajar dengan Pengecualian sebanyak 13 IPD yaitu Kota Makassar, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Sinjai, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bone, Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Toraja Utara, Kabupaten Wajo, Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Sidrap, Kabupaten Luwu dan Kota Pare-Pare, serta 4 IPD masih memperoleh opini disclaimer dari BPK yaitu Kabupaten Takalar, Kabupaten Jeneponto, Kota Palopo, dan Kabupaten Kepulauan Selayar.

Hal-hal berikut ini menjadi faktor penyebab tidak semua LKPD yang ada di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan mendapat opini minimal WDP.

a. Kekurangsesuaian penyajian LKPD dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP);

b. Kekurangcukupan atas pengungkapan dalam penyajian LKPD terhadap kejadian yang material dan berpengaruh terhadap LKPD secara keseluruhan;

c. Ketidakpatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan, dimana ketentuan peraturan perundang-undangan terkait penyajian informasi keuangan belum cukup dipatuhi dalam semua hal yang material;

d. Efektivitas Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang belum memadai, dimana sistem pengelolaan keuangan belum memenuhi unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) secara efektif untuk menghasilkan LK. Perkembangan realisasi IKU “persentase instansi Pemerintah Daerah yang laporan keuangannya memperoleh opini minmal WDP” sampai dengan tahun 2014 dapat terlihat jelas pada grafik berikut ini.

(24)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 24 dari 61 Untuk mendukung upaya peningkatan opini LKPD minimal WDP, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan telah menyampaikan atensi kepada Gubernur dan para Bupati/Walikota terkait persiapan penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Tahun 2015, agar menyempurnakan administrasi aset tetap, piutang, dan persediaan.

3) Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh Opini

Dukungan Wajar

IKU ini diukur dari jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar dibandingkan dengan jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang diaudit.

Realisasi tahun 2014 IKU ini adalah sebanyak 60 laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar atau sebesar 100% dari 60 Laporan Keuangan proyek PHLN yang diaudit. Dengan demikian capaian IKU tahun 2014 sebesar 105% dari target sebesar 95%. Adapun laporan keuangan proyek PHLN yang mendukung IKU ini diperoleh dari kegiatan:

a. Audit keuangan proyek BERMUTU IDA Credit No. 4349-IND, IBRD Loan No. 7476-IND, dan Grant No. TF090794;

b. Audit keuangan atas PNPM PISEW (JICA No. 543);

c. Audit keuangan Program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini (PPAUD) IDA Credit No. 4205-IND dan Grant GEF No. TF 0568410-IND;

d. Audit dukungan atas laporan keuangan Third Water Supply and Sanitation for Low Income Communities (WSLIC-3) Project IDA Credit No. 4204 IND dan Grant TF 94792;

e. Audit dukungan atas laporan keuangan IBRD 7737-ID Health Professional Education Quality Project (HPEQ);

f. Audit atas laporan keuangan Eastern Indoensia National Road Improvement Project (EINRIP) Loan AIPRD L 002;

g. Audit dukungan atas laporan keuangan Second Water Resources Irigation Sector Management Project (WISMP II);

(25)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 25 dari 61 i. Audit keuangan PNPM Mandiri Perdesaan IBRD No. 7867/8079 TF

098819/098862 IFAD 755.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100% sama dengan realisasi IKU tahun 2013. Jika dibandingkan dari target pada akhir tahun Renstra 2014 sebesar 95%, maka telah melebihi target yaitu mencapai 105%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan anggaran sebesar Rp554.525.000,00 dan SDM sebanyak 2.082 OH. Anggaran tersebut bersumber dari dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp367.170.000,00 dan dana pihak ketiga sebesar Rp187.355.000,00.

4) Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektoral yang Disampaikan ke Pusat

Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP mempunyai kewenangan yang lebih luas dan juga keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan intern yang bersifat lintas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan atas program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait dengan berbagai aspek dapat dilakukan oleh BPKP.

IKU ini diukur dengan menghitung jumlah laporan hasil pengawasan lintas sektoral yang dikirim ke pusat dan membandingkannya dengan jumlah target laporan dari pusat. Dalam tahun 2014, jumlah laporan hasil pengawasan lintas sektoral yang dikirim ke pusat adalah sebanyak 132 laporan atau mencapai 126% dari target kinerja 95%. Realisasi melebihi 100% dikarenakan adanya permintaan dari stakeholders yang tidak termasuk dalam perencanaan.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 maka realisasi IKU tahun 2014 mengalami penurunan sebanyak 76% (dari 202% menjadi 126%).

Adapun laporan hasil pengawasan lintas sektoral yang mendukung realisasi IKU ini dihasilkan dari kegiatan:

a. Audit kinerja Program pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP); b. Audit atas klaim dana Jamkesmas;

c. Audit kinerja Program Percepatan Pembangunan Infrastruktur SDA Irigasi Kecil (P4-ISDA-IK);

(26)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 26 dari 61 d. Audit operasional atas pengelolaan dana Bantuan Sosial (Bansos);

e. Evaluasi program ketahanan pangan;

f. Audit operasional atas dana dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (TP); g. Audit operasional atas program Beras Miskin (Raskin).

Jika dibandingkan dari target pada akhir tahun Renstra 2014 sebesar 95%, maka IKU tahun 2014 telah melebihi target yaitu sebesar 132%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan anggaran sebesar Rp1.165.150.000,00 dan SDM sebanyak 4.799 OH. Anggaran tersebut bersumber dari dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp730.771.000,00 dan dana pihak ketiga sebesar Rp434.379.000,00.

5) Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden Disampaikan ke Pusat

IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke Pusat” merupakan indikator dalam rangka pelaksanaan tugas BPKP melakukan pengawasan intern melalui kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan penugasan dari Presiden, sesuai dengan amanat pasal 49 ayat 2 butir c PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP.

Capaian IKU ini diukur berdasarkan persentase jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat.

Jumlah laporan hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat pada tahun 2014 adalah sebanyak 112 laporan atau sebesar 295% dari target laporan dari Pusat sebanyak 38 laporan. Realisasi melebihi 100% dikarenakan adanya permintaan dari stakeholders yang tidak termasuk dalam perencanaan.

Laporan hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat tersebut dihasilkan dari kegiatan:

a. Monitoring prioritas pembangunan nasional pada Kementerian Kesehatan, Pertanian, Kemendikbud, Sosial, dan Pembangunan Daerah Tertinggal;

b. Evaluasi penyerapan anggaran DIPA TA 2014;

c. Evaluasi program lintas sektoral atas prioritas pembangunan program penanggulangan kemiskinan;

(27)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 27 dari 61 Dibandingkan dengan target IKU sebesar 95%, maka capaian IKU tahun 2014 sebesar 310%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 yang mencapai 134%, maka realisasi tahun ini lebih tinggi yakni sebesar 295%.

Jika dibandingkan dari target pada akhir tahun Renstra 2014 sebesar 95%, maka IKU tahun 2014 telah melebihi target yaitu sebesar 310%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan anggaran sebesar Rp353.582.000,00 dan SDM sebanyak 2.541 OH. Anggaran tersebut berasal dari dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp340.592.000,00 dan dana pihak ketiga sebesar Rp12.990.000,00.

6) Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan

Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders

Jumlah hasil pengawasan atas permintaan stakeholders pada 2014 berjumlah 121 laporan dengan penyumbang terbesar berasal dari laporan atas hasil audit operasional Tunjangan Profesi Guru (TPG), baik Kemendikbud maupun Kementerian Agama.

Seluruh laporan disampaikan tepat waktu atau dengan kata lain capaian IKU ini mencapai 233% dari target 95% atau capaian kinerja mencapai 245%. Realisasi melebihi 100% dikarenakan adanya permintaan dari stakeholders yang tidak termasuk dalam perencanaan.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 (100%), maka realisasi tahun ini meningkat sebesar 133%.

Untuk menunjang optimalisasi realisasi IKU ini, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan telah mengirimkan surat atensi kepada Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan tentang Akuntabilitas Pengelolaan TP Guru PNSD, kepada pihak Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) perihal Reviu Dokumen Pengadaan Barang dan Jasa Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar, kepada Bupati Luwu Utara perihal Upaya Peningkatan Rasio Elektrifikasi, dan kepada Sekretaris Daerah Kota Parepare perihal pemberian tunjangan perumahan dan komunikasi serta belanja operasional bagi anggota dan pimpinan DPRD Kota Parepare, serta kepada para Kepala Daerah perihal Pemantauan Transparansi PBJ. Informasi lengkap terkait hal ini dapat dilihat pada Lampiran 9.

(28)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 28 dari 61 Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan anggaran sebesar Rp946.674.000,00 dan SDM sebanyak 4.340 OH. Anggaran tersebut berasal dari dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp870.169.000,00 dan dana pihak ketiga sebesar Rp76.505.000,00.

7) Persentase BUMD yang Mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan berperan melakukan pendampingan penyelenggaraan akuntansi terhadap BUMD-BUMD yang ada dalam cakupan wilayah kerja. Hal ini dimaksudkan agar tercipta sistem akuntansi yang baik dan tertib.

Untuk mengukur manfaatnya, ditetapkan IKU berupa “Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi”. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi dibandingkan dengan jumlah BUMD yang ada di wilayah kerja perwakilan.

Dalam tahun 2014, BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi sebanyak 9 badan usaha yaitu PDAM Kabupaten Enrekang, PDAM Kota Palopo, PDAM Kabupaten Sinjai, PDAM Kabupaten Bantaeng, PDAM Kota Makassar, PDAM Kabupaten Gowa, PDAM Kabupaten Tana Toraja, PDAM Kabupaten Wajo, PDAM Kabupaten Maros dari total BUMD yang ada di wilayah kerja perwakilan sehingga realisasi IKU ini adalah 39%. Jika dibandingkan dengan target sebesar 35% maka capaian kinerjanya mencapai 112%.

Jika dibandingkan dengan tahun 2013 (35%), maka realisasi tahun ini lebih besar sebesar 4% menjadi 39%.

Jika dibandingkan dari target pada akhir tahun Renstra 2014 sebesar 35%, maka telah melebihi target yaitu mencapai 112%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan anggaran sebesar Rp100.905.000,00 Yang bersumber dari dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp69.325.000,00 dan dana pihak ketiga sebesar Rp31.580.000,00serta menggunakan SDM sebanyak 628 OH.

(29)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 29 dari 61 Perkembangan realisasi IKU “persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi” sampai dengan 2014 dapat dilihat pada grafik berikut ini.

8) Laporan Hasil Bimbingan Teknis/Asistensi Penyusunan LKKL

a. Bidang Perekonomian

Kegiatan yang mendukung capaian ini adalah Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan dan Reviu Laporan Keuangan pada Satker Vertikal di Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

Jumlah laporan terbit atas kegiatan ini sebanyak 9 laporan dari target 2 laporan atau mencapai 450% dari target. Capaian melebihi 100% dikarenakan adanya permintaan dari stakeholders yang tidak termasuk dalam perencanaan.

Dibandingkan realisasi tahun 2013 (10 laporan) untuk indikator output yang sama, maka realisasi pada tahun 2014 mengalami penurunan sebanyak 1 laporan atau lebih rendah sebesar 10% (realisasi tahun 2013 sebanyak 10 laporan).

b. Bidang Polsoskam

Capaian kinerja indikator ini dilakukan melalui kegiatan Bimtek, asistensi, dan Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan.

Jumlah seluruh laporan terbit sebanyak 29 laporan sehingga dengan target 27 laporan capaian kinerja indikator ini sebesar 107%. Capaian melebihi 100% dikarenakan adanya permintaan dari stakeholders yang tidak termasuk dalam perencanaan.

(30)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 30 dari 61 sebanyak 29 laporan sehingga tidak mengalami kenaikan atau penurunan.

9) Laporan Hasil Bimbingan Teknis/Asistensi Penyusunan LKPD

Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung capaian kinerja ini adalah evaluasi atas proses penyusunan dan penetapan APBD TA 2014, asistensi penyusunan LKPD TA 2013, asistensi reviu LKPD TA 2013 pada APIP, sosialisasi pengelolaan keuangan daerah, dan asistensi pengelolaan aset pemerintah daerah.

Jumlah seluruh laporan yang terbit sebanyak 107 dari target sebanyak 43 laporan atau mencapai 249%. Capaian melebihi 100% dikarenakan adanya permintaan dari stakeholders yang tidak termasuk dalam perencanaan.

Dibandingkan realisasi tahun 2013 (98 laporan) untuk indikator output yang sama, maka realisasi pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebanyak 9 laporan atau sebesar 9%.

10) Laporan Hasil Pengawasan atas Proyek PHLN

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung capaian kinerja indikator ini adalah melakukan audit terhadap Program Pembangunan yang dibiayai dari dana PHLN yang bersumber dari Loan IBRD, IDA, ADB, dan JICA.

Jumlah realisasi output kinerja kegiatan ini adalah sebanyak 79 laporan dari target sebanyak 71 laporan atau mencapai 111% dari target. Capaian melebihi 100% dikarenakan adanya permintaan dari stakeholders yang tidak termasuk dalam perencanaan.

Dibandingkan realisasi tahun 2013 (75 laporan) untuk indikator output yang sama, maka realisasi pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebanyak 4 laporan atau sebesar 5%.

11) Laporan Hasil Pengawasan Lintas Sektor

a. Bidang Perekonomian

Penugasan yang mendukung capaian kinerja ini adalah Audit Kinerja Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Tahun Anggaran 2011 dan Audit Interim PPIP Tahun Anggaran 2013.

Jumlah laporan terbit dari seluruh kegiatan tersebut sebanyak 33 laporan dari target sebanyak 19 laporan atau mencapai 174% dari target.

Dibandingkan realisasi tahun 2013 (24 laporan) untuk indikator output yang sama, maka realisasi pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebanyak 9 laporan

(31)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 31 dari 61 atau sebesar 38%.

b. Bidang Polsoskam

Jumlah laporan terbit atas seluruh penugasan ini sebanyak 92 laporan dari target 82 laporan atau mencapai 112% dari target. Capaian melebihi 100% dikarenakan adanya permintaan dari stakeholders yang tidak termasuk dalam perencanaan.

Dibandingkan realisasi tahun 2013 (54 laporan) untuk indikator output yang sama, maka realisasi pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebanyak 38 laporan atau sebesar 70%.

c. Bidang Keuangan Daerah

Jumlah laporan terbit pada kegiatan ini sebanyak 8 laporan dari target sebanyak 4 laporan atau mencapai 200%. Capaian melebihi 100% dikarenakan adanya permintaan dari stakeholders yang tidak termasuk dalam perencanaan. Dibandingkan realisasi tahun 2013 (22 laporan) untuk indikator output yang sama, maka realisasi pada tahun 2014 mengalami penurunan sebanyak 14 laporan atau sebesar 64%.

12) Laporan Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden

a. Bidang Perekonomian

Jumlah seluruh laporan terbit atas pelaksanaan kegiatan sebanyak 5 laporan dari target sebanyak 1 laporan atau mencapai 500% dari target. Capaian melebihi 100% dikarenakan adanya permintaan dari stakeholders yang tidak termasuk dalam perencanaan.

Dibandingkan realisasi tahun 2013 (24 laporan) untuk indikator output yang sama, maka realisasi pada tahun 2014 mengalami penurunan sebanyak 19 laporan atau sebesar 79%.

b. Bidang Polsoskam

Jumlah seluruh laporan terbit atas pelaksanaan kegiatan sebanyak 87 laporan dari target sebanyak 19 laporan atau mencapai 458% dari target. Capaian melebihi 100% dikarenakan adanya permintaan dari stakeholders yang tidak termasuk dalam perencanaan.

Dibandingkan realisasi tahun 2013 (54 laporan) untuk indikator output yang sama, maka realisasi pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebanyak 33

(32)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 32 dari 61 laporan atau sebesar 61%.

c. Bidang Keuangan Daerah

Jumlah seluruh laporan terbit atas pelaksanaan kegiatan sebanyak 20 laporan dari target sebanyak 18 laporan atau mencapai 111% dari target. Capaian melebihi 100% dikarenakan adanya permintaan dari stakeholders yang tidak termasuk dalam perencanaan.

Dibandingkan realisasi tahun 2013 (22 laporan) untuk indikator output yang sama, maka realisasi pada tahun 2014 mengalami penurunan sebanyak 2 laporan atau sebesar 9%.

13) Laporan Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders

Dalam Tahun 2014, realisasi laporan hasil permintaan stakeholders sebanyak 168 laporan atau 323% dari target sebanyak 52 laporan. Capaian melebihi 100% dikarenakan adanya permintaan dari stakeholders yang tidak termasuk dalam perencanaan.

Jika dibandingkan antara realisasi tahun 2013 (10 laporan) untuk indikator output yang sama dengan realisasi pada tahun 2014, maka realisasi tahun 2014 mengalami kenaikan sebanyak 158 laporan atau sebesar 1.580%.

14) Laporan Hasil Bimbingan Teknis/Asistensi Penyusunan LKBUMD

Dalam Tahun 2014, realisasi laporan hasil Bimtek dan asistensi penyusunan laporan keuangan BUMD sebanyak 19 laporan atau 173% dari target sebanyak 11 laporan. Dibandingkan capaian kinerja tahun 2013 (311%) untuk indikator output yang sama, maka capaian kinerja pada tahun 2014 turun sebesar 138%. Capaian melebihi 100% dikarenakan adanya permintaan dari stakeholders yang tidak termasuk dalam perencanaan.

Dibandingkan realisasi tahun 2013 (27 laporan) untuk indikator output yang sama, maka realisasi pada tahun 2014 mengalami penurunan sebanyak 8 laporan atau sebesar 30%.

(33)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 33 dari 61

2.

Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

Rincian untuk pengukuran masing-masing indikator kinerja outcome pada sasaran ini yaitu:

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

1

Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan Negara/daerah yang ditindak lanjuti

Persen 75 93 124

2 Persentase hasil pengawasan BUN yang

disampaikan ke pusat Persen 87,5 100 114

3 Persentase penghematan biaya (cost

saving) Persen 6 7 115

Rata-rata Capaian 118

Sedangkan rincian untuk pengukuran masing-masing indikator kinerja output pada sasaran ini, yaitu :

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

1 Laporan hasil pengawasan atas

penerimaan Negara Laporan 2 2 100

2 Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 78 90 115

Penjelasan atas masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut:

1) Persentase Hasil Pengawasan Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang

Ditindaklanjuti

Pengawasan atas penerimaan negara antara lain untuk mendorong upaya perbaikan sistem manajemen Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang transparan dan akuntabel, sehingga penerimaan yang berasal dari PNBP menjadi meningkat sesuai dengan potensi yang diharapkan.

Kinerja IKU ini diukur berdasarkan jumlah tindak lanjut (rekomendasi/saran) dibandingkan dengan jumlah rekomendasi/saran hasil audit OPN/OPAD. Realisasi IKU ini tahun 2014 adalah sebesar 93% dari target sebesar 75%. Jumlah tindak lanjut (rekomendasi/saran) hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah sampai dengan tahun 2014 sebesar Rp23.070.738.284,00

(34)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 34 dari 61 dibandingkan dengan jumlah rekomendasi/saran hasil audit optimalisasi penerimaan negara/daerah tahun 2014 sebesar Rp24.860.890.884,00.

Realisasi IKU ini tidak sampai 100% disebabkan kurangnya komitmen dari pimpinan objek yang diaudit serta upaya yang telah dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan berupa Surat Penegasan (SP) yang disampaikan kepada pihak objek yang diaudit.

2) Persentase Hasil Pengawasan BUN yang Disampaikan ke Pusat

Capaian IKU ini diukur berdasarkan persentase laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan dengan target laporan dari Pusat.

Jumlah laporan hasil pengawasan BUN yang dikirim ke Pusat adalah sebanyak 90 laporan atau 100% dari 90 target laporan dari Pusat. Dibandingkan dengan targetnya sebesar 87,5%, maka capaian IKU tahun 2014 sebesar 114%.

Laporan hasil pengawasan BUN yang dikirim ke Pusat tersebut dihasilkan dari kegiatan inventarisasi sisa dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan monitoring dan evaluasi pengelolaan dana DAK.

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka realisasi tahun ini lebih rendah sebesar 157%. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 114% jika dibandingkan dengan target pada akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 87.5%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp219.762.000dan SDM sebesar 4.943 OH.

3) Persentase Penghematan Biaya (Cost Saving) Dibandingkan dengan Nilai yang

Diaudit

IKU ini dimaksudkan untuk mengukur manfaat pengawasan intern yang dilakukan BPKP dalam peningkatan penerimaan negara.

Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah nilai rupiah koreksi audit (penghematan) dibandingkan dengan nilai rupiah yang diaudit.

Jumlah nilai koreksi audit yang mengakibatkan penghematan biaya negara dalam tahun 2014 sebesar Rp31.646.372.686,00 atau sebesar 7% dibandingkan nilai yang diaudit sebesar Rp459.304.505.617,00. Dibandingkan dengan targetnya sebesar 6%, maka capaian IKU tersebut adalah 115%.

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (5%), maka realisasi tahun ini lebih tinggi sebesar 2%.

(35)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 35 dari 61 Jika dibandingkan dari target pada akhir tahun Renstra 2014 sebesar 6%, maka capaian IKU yaitu sebesar 115%.

Perkembangan realisasi IKU “persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit” sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada grafik berikut ini.

4) Laporan Hasil Pengawasan atas Penerimaan Negara

a. Bidang Perekonomian

Kegiatan yang mendukung capaian kinerja output ini adalah Audit Operasional PNBP Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan.

Selama tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan tidak melakukan Audit Operasional PNBP Bidang Perekonomian.

b. Bidang Polsoskam

Kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mendukung capaian kinerja indikator ini adalah Audit Operasional atas Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak. Laporan atas penugasan ini telah terbit sebanyak 2 laporan dari target 2 laporan atau mencapai 100%.

Dibandingkan realisasi tahun 2013 (1 laporan) untuk indikator output yang sama, maka realisasi pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebanyak 1 laporan atau sebesar 100%.

5) Laporan Hasil Pengawasan BUN

a. Bidang Keuangan Daerah

Jumlah laporan dukungan hasil pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah terbit sebanyak 90 laporan dari target sebanyak 78 laporan atau mencapai

(36)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 36 dari 61 115%. Capaian melebihi 100% dikarenakan adanya permintaan dari stakeholders yang tidak termasuk dalam perencanaan.

Dibandingkan realisasi tahun 2013 (195 laporan) untuk indikator output yang sama, maka realisasi pada tahun 2014 mengalami penurunan sebanyak 105 laporan atau sebesar 54%.

3.

Terselenggaranya SPM pada 60 % IPD dan Terselenggaranya

Good Governance

pada 75 % BUMN/D

Rincian untuk pengukuran masing-masing indikator kinerja outcome pada sasaran ini yaitu:

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

1

Persentase IPD yang melaksanakan

pelayanan sesuai dengan standar pelayanan minimal

Persen 80 84 105

2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan

sosialisasi/asistensi GCG/KPI Persen 80 87 108

3 Persentase BUMD yang dilakukan audit

kinerja Persen 100 104 104

Rata-rata Capaian 106

Sedangkan rincian untuk pengukuran masing-masing indikator kinerja output pada sasaran ini, yaitu :

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

1 Laporan hasil pengawasan atas kinerja

pelayanan publik Laporan 4 10 250

2 Laporan hasil Bimtek/asistensi GCG/KPI

sektor korporat Laporan 15 38 253

(37)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 37 dari 61 Penjelasan atas masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut:

1) Persentase IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai dengan Standar Pelayanan

Minimal

Dari sejumlah IPD yang menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan, diketahui bahwa hanya 12 IPD yang sudah mencantumkan sebagian SPM dalam dokumen perencanaannya baik Renstra Kabupaten maupun Renstra SKPD yaitu Kabupaten Sinjai, Palopo, Bantaeng, Makassar, Maros, Pangkajene dan Kepulauan, Barru, Soppeng, Gowa, Takalar, Jeneponto, Luwu Timur, Luwu Utara, Wajo, Sidenreng Rappang, Pinrang, Kepulauan Selayar, Parepare, dan Toraja Utara. Realisasi IKU ini adalah 21 dari 25 IPD yang diaudit/evaluasi sudah mencantumkan SPM atau sebesar 84%, sehingga capaian kinerjanya adalah 105% dari target sebesar 80%.

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka realisasi tahun ini lebih tinggi sebesar 12%. Realisasi IKU tahun 2014 jika dibandingkan dengan target pada akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 60%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp69.441.000,00. Realisasi dana yang bersumber dari DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp60.421.000, dana pihak ketiga sebesar Rp9.020.000,00, serta penggunaan SDM sebanyak 290 OH.

2) Persentase BUMN/D/BLU/D yang Dilakukan Sosialisasi/Asistensi GCG/KPI

IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI dibandingkan dengan target PKPT.

Dalam tahun 2014, BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI sebanyak 11 Badan Usaha, yaitu PDAM Kabupaten Jeneponto, PDAM Kabupaten Tana Toraja, PDAM Kabupaten Pinrang, PDAM Kabupaten Wajo, PDAM Kabupaten Luwu Utara, PDAM Kabupaten Bone, PDAM Kabupaten Sinjai, PDAM Kabupaten Sidrap, PDAM Kabupaten Takalar, PT. Semen Tonasa (Persero), PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero). Dan Bimtek Penyusunan KPI sebanyak 2 Badan Usaha yaitu PDAM Kota Palopo dan PDAM Kabupaten Maros. Jika dibandingkan dengan target PKPT sebanyak 15 laporan sehingga realisasi IKU tersebut adalah sebesar 87% atau mencapai kinerja sebesar 108% dari target sebesar 80%.

(38)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 38 dari 61 Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka realisasi tahun ini lebih rendah sebesar 363%. Realisasi IKU tahun 2014 jika dibandingkan dengan target pada akhir periode Renstra tahun 2014 adalah sebesar 108%.

Untuk menunjang optimalisasi realisasi IKU ini, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan telah mengirimkan surat atensi kepada pihak PT IKI dan PT KIMA perihal Komitmen BUMN Bersih. Informasi lengkap terkait hal ini dapat dilihat pada Lampiran 9.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan anggaran sebesar Rp556.187.000,00 yang bersumber dari dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp234.703.000,00 dan dana pihak ketiga sebesar Rp321.484.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.765 OH.

3) Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja

IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang diaudit kinerjanya dibandingkan dengan target PKPT.

Dalam tahun 2014, BUMD yang diaudit kinerjanya oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan berjumlah 28 dan target PKPT adalah 27 sehingga realisasi untuk IKU ini adalah sebesar 104%. Realisasi melebihi 100% dikarenakan adanya permintaan dari stakeholders yang tidak termasuk dalam perencanaan. Realisasi tahun 2014 dengan tahun 2013 adalah sama, yaitu 104%.

Jika dibandingkan dari target pada akhir tahun Renstra 2014 sebesar 100%, maka telah mencapai target yaitu 104%. Realisasi melebihi 100% dikarenakan adanya permintaan dari stakeholders yang tidak termasuk dalam perencanaan.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan anggaran sebesar Rp280.182.000,00 yang bersumber dari dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp277.832.000,00 dan dana pihak ketiga sebesar Rp2.350.000,00serta menggunakan SDM sebanyak 1.652 OH.

(39)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 39 dari 61 Perkembangan realisasi IKU “persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja dapat dilihat pada grafik berikut ini.

4) Laporan Hasil Pengawasan atas Kinerja Pelayanan Publik

Kegiatan yang mendukung capaian indikator laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang keuangan daerah adalah Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah, Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Pendampingan Penyusunan LAKIP, serta Supervisi dan Monitoring Pelayanan Publik.

Jumlah seluruh laporan hasil pengawasan pelayanan publik sebanyak 10 laporan atau mencapai 250% dari target 4 laporan. Realisasi melebihi 100% dikarenakan adanya permintaan dari stakeholders yang tidak termasuk dalam perencanaan. Dibandingkan realisasi tahun 2013 (47 laporan) untuk indikator output yang sama, maka realisasi pada tahun 2014 mengalami penurunan sebanyak 37 laporan atau sebesar 79%.

5) Laporan Hasil Bimtek/Asistensi GCG/KPI Sektor Korporat

Dalam Tahun 2014, realisasi laporan bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat sebanyak 38 laporan atau 253% dari target sebanyak 15 laporan. Capaian indikator keluaran ini dicapai antara lain melalui kegiatan sosialisai GCG, Bimtek penerapan GCG, Assesment penerapan GCG, sosialisasi KPI, dan sosialisasi GCG. Realisasi melebihi 100% dikarenakan adanya permintaan dari stakeholders yang tidak termasuk dalam perencanaan.

(40)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 40 dari 61 maka realisasi pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebanyak 3 laporan atau sebesar 9%.

6) Laporan Hasil Pengawasan atas Kinerja BUMD

Dalam Tahun 2014, realisasi laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD sebanyak 34 laporan atau 126% dari target sebanyak 27 laporan. Realisasi melebihi 100% dikarenakan adanya permintaan dari stakeholders yang tidak termasuk dalam perencanaan.

Hasil evaluasi kinerja 23 PDAM terdiri dari 2 PDAM berkinerja baik (Palopo dan Bantaeng), 10 PDAM berkinerja cukup, 10 PDAM berkinerja kurang, dan 1 PDAM berkinerja tidak baik (Pinrang).

Dibandingkan realisasi tahun 2013 (28 laporan) untuk indikator output yang sama, maka realisasi pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebanyak 6 laporan atau sebesar 21%.

4.

Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda,

BUMN/BUMD dalam upaya pencegahan dan pemberantasan

korupsi menjadi 80 %

Rincian untuk pengukuran masing-masing indikator kinerja outcome pada sasaran ini yaitu:

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

1 Kelompok masyarakat yang mendapatkan

sosialisasi program anti korupsi Kelompok 3 2 67

2

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD beresiko Fraud yang mendapatkan

sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP

Instansi 4 4 100

3

Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK

Instansi 1 1 100

4 Persentase pelaksanaan penugasan HKP,

(41)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 41 dari 61

5 Persentase pelaksanaan Audit

Investigasi/PKKN/PKA Persen 90 98 109

6 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK

oleh instansi berwenang Persen 90 100 111

Rata-rata Capaian 100

Sedangkan rincian untuk pengukuran masing-masing indikator kinerja output pada sasaran ini, yaitu :

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

1 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan 6 7 117

2 Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi

FCP Laporan 5 5 100

3 Laporan hasil kajian pengawasan Laporan 1 1 100

4 Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Audit

Klaim dan Audit Penyesuaian Harga Laporan 7 7 100

5

Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik

Laporan 70 103 147

6 Laporan hasil audit investigasi atas

permintaan Instansi lainnya Laporan 5 1 20

7 Laporan hasil reviu terhadap laporan dan

pengaduan masyarakat Laporan 2 2 100

Penjelasan atas masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut:

1) Kelompok Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi

Fokus kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK) utamanya ditujukan pada kelompok dunia pendidikan karena BPKP yakin bahwa dunia pendidikan yang anti korupsi akan menghasilkan generasi muda yang baik dan menjadi harapan masa depan bangsa Indonesia. Dalam tahun 2014, Sosialisasi Anti Korupsi ini telah dilakukan terhadap para mahasiswa baru serta para pejabat tinggi di lingkungan Universitas Negeri Makassar, dan pada Balai Pendidikan dan Pelatihan Kota Makassar.

Pencapaian IKU ini pada tahun 2014 sebesar 67% yang diperoleh dari realisasi 2 kelompok masyarakat dibandingkan dengan target sebanyak 3 kelompok masyarakat. Tidak tercapainya target atas IKU ini dikarenakan adanya kelompok

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD Masukan : Jumlah Dana Dinas Pemuda dan Terlaksananya sistem laporan kinerja dan keuangan 32,600,000

Produktivitas kelapa sawit yang tinggi pada tahun 2017 dipengaruhi oleh jumlah produksi yang tinggi (21.331,98 ton/tahun) dan intensitas curah hujan yang merata

b) Pemberian tanda pada benda uji. Tarik garis tengah pada setiap sisi ujung benda uji dengan menggunakan alat bantu yang sesuai, sehingga dapat memastikan bahwa kedua garis

Untuk itu, agar mampu membangun preferensi merek yang kuat maka sebaiknya menjalin hubungan intensif dengan pelanggan misalnya dengan memiliki account pada jejaring

Trans 7 (Analisis Tema Authentic Halal Greek Food Yunani) karya Umrotul Fadilah mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Walisongo

Dari data yang ada dilanjutkan dengan perhitungan proporsi metode pengadaan barang, dimana sesuai prinsip pareto bertujuan untuk mengetahui metode mana yang mempunyai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPBD Kabupaten Gresik ini merupakan laporan capaian kinerja (performance results) selama tahun 2020, dengan kata lain Laporan

melaksanakan penyusunan Rencana Strategis (Renstra), Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Laporan Kinerja Pertanggung Jawaban (LKPJ) dan Laporan