• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN DIVISI COMMUNICATION RELATION UNTUK MENJAGA CITRA PT PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEGIATAN DIVISI COMMUNICATION RELATION UNTUK MENJAGA CITRA PT PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I MEDAN"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

KEGIATAN DIVISI COMMUNICATION RELATION UNTUK

MENJAGA CITRA PT PERTAMINA (PERSERO) MARKETING

OPERATION REGION I MEDAN

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Oleh:

Susana Mabelia Br Karo

106116024

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN DIPLOMASI

UNIVERSITAS PERTAMINA

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Kasih KaruniaNya

penulis dapat menyelesaikan kerja praktik serta laporan kerja praktik penulis. Program kerja

praktik adalah salah satu mata kuliah yang ada pada kurikulum program sarjana Universitas

Pertamina dimana mahasiswa melakukan praktik bekerja pada dunia nyata dalam bidang ilmu

masing-masing.

Laporan KP ini penulis susun sebagai pelengkap dari program kerja praktik yang telah penulis

lakukan selama ±1 bulan. Dalam penyelesaian laporan kerja praktik penulis ini tidak terlepas dari

banyak pihak yang telah memberikan masukan serta bantuan kepada penulis. Untuk itu penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Farah Mulyasari selaku dosen pembimbing kerja praktik penulis yang senantiasa

memberikan arahan serta masukan kepada penulis.

2. Ibu Faradita Dwilifia. M dan Pak Wien Racusudo selaku pembimbing kerja praktik penulis

di Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan

3. Seluruh staff Communication Relation & CSR PT Pertamina (Persero) Marketing

Operation I Medan yang telah memberikan saya arahan serta pengalaman selama kerja

praktik.

4. Ibu Ita Musfirowati Hanika selaku dosen wali penulis yang telah memberikan penulis

masukan serta arahan sebelum penulis melakukan kerja praktik.

5. Orang tua penulis yang senantiasa mendoakan dan mendukung penulis selama penulis

menyelesaikan program kerja praktik ini.

6. Kakak dan Adik penulis yang telah memberikan penulis dukungan untuk menyelesaikan

program kerja praktik ini.

7. Jelly, Herna, Chyntia, Nisrina, Annisa dan Fimi selaku teman dekat penulis yang telah

memberikan penulis semangat untuk menyelesaikan program kerja praktik penulis ini.

8. Serta teman-teman program studi Komunikasi Universitas Pertamina yang telah

memberikan bantuan serta dukungan selama pelaksanaan serta penyelesaian laporan kerja

praktik.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan dari semua pihak yang telah

memberikan masukan serta bantuan kepada penulis hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan

laporan kerja praktik ini. Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan kerja

praktik ini, untuk itu penulis menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun untuk

penulis serta laporan kerja praktik ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca serta

pengembangan ilmu. Terima kasih.

Jakarta, 10 September 2019

(5)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi... iii

Daftar Gambar ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

1.3 Tempat dan pelaksanaan KP ... 2

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 3

2.1 Sejarah PT Pertamina MOR I Medan... 3

2.2 Logo, Makna dan Visi Misi ... 5

2.3 Struktur Organisasi PT Pertamina MOR I Medan ... 6

2.4 Penempatan ... 7

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK ... 8

3.1 Media Monitoring ... 8

3.2 Membuat Berita Pers ... 10

3.3 Membuat Undangan Media Gathering ... 11

3.4 Melakukan Media Klipping ... 12

3.5 Menghubungi Rekan Media... 13

3.6 Membuat Survey tentang Sosial Media ... 13

3.7 Mengikuti Kegiatan Program Mitra Binaan ... 14

3.8 Melakukan Pengecekan Berkas Calon Mitra Binaan ... 15

BAB IV HASIL KERJA PRAKTIK ... 17

4.1 Memberikan Pengetahuan tentang Media Monitoring ... 17

4.2 Meningkatkan Kemampuan berkomunikasi ... 18

4.3 Meningkatkan Kemampuan Praktik PR dalam Dunia Kerja ... 18

4.4 Mendapatkan Pengalaman Kegiatan Bersama Mitra Binaan ... 18

BAB V TINJAUAN TEORITIS ... 20

5.1 Investigating Need & Issues ... 21

5.2 Analytical Skills ... 21

(6)

5.4 Audience Identification ... 22

5.5 Implementation & budgeting ... 22

5.6 Evaluation & Measurements ... 22

5.7 Strategic Thingking & Management ... 22

5.8 Managing Issues & Crisis Communication ... 22

5.9 Problem Solving & Decision Making ... 22

5.10 Managing Relationship... 22

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 24

6.1 Kesimpulan ... 24

6.2 Saran ... 24

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo PT Pertamina MOR I... 5

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT Pertamina MOR I ... 6

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT Pertamina MOR I ... 7

Gambar 3.1 Media Monitoring ... 9

Gambar 3.2 Media Monitoring ... 9

Gambar 3.3 Media Monitoring ... 10

Gambar 3.4 Media Monitoring ... 10

Gambar 3.5 Berita Pers ... 11

Gambar 3.6 Undangan Media Gathering ... 12

Gambar 3.7 Media Klipping ... 13

Gambar 3.8 Media Klipping ... 13

Gambar 3.9 Survey Media Sosial ... 14

Gambar 3.10 Kegiatan “Pelatihan Cabai” ... 15

Gambar 3.11 Kegiatan “Pelatihan Cabai” ... 15

Gambar 3.12 Pengecekan Berkas Calon Mitra Binaan ... 16

Gambar 3.13 Pengecekan Berkas Calon Mitra Binaan ... 16

(8)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ilmu pengetahuan teknologi dan informasi saat ini berkembang dengan sangat pesat, hal ini juga diikuti dengan penyebaran informasi yang sangat cepat dan luas. Kecanggihan seta perkembangan jaman ini membuat sumber daya manusia dituntut untuk memiliki wawasan, kemampuan, kualitas dan kompeten di bidang mereka agar mampu menjadi sumber daya yang unggul dan menghasilkan hal yang bermanfaat.

Berdasarkan hal diatas, universitas menjadi salah satu wadah yang dituntut untuk mengasilkan sumber daya yang sesuai kriteria agar lulusan mereka dapat menghadapi persaingan yang ada. Kerja Praktik atau KP ini merupakan kesempatan bagi mahasiswa untuk dapat menerapkan teori yang telah didapatkan di bangku kuliah, karena teori tanpa praktek tidak cukup sebagai bekal mahasiswa untuk dapat turun ke masyarakat. Dengan terjun langsung ke dunia kerja, diharapkan mahasiswa dapat belajar secara langsung dan memahami cara beradaptasi dalam menghadapi realitas dunia kerja, serta memanfaatkan teori-teori yang didapat untuk diterapkan.

Penulis selaku mahasiswa Program Studi Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Diplomasi Universitas Pertamina ingin memenuhi tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan informasi untuk mengembangkan kemampuan profesional dalam kajian komunikasi khususnya pada bidang Public Relation. Penulis memilih PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I yang selanjutnya akan disingkat dengan PT Pertamina MOR I untuk menerapkan atau mempraktikkan pengetahuan dan teori bidang Public Relations yang selama ini telah penulis pelajari di bangku perkuliahan.

Public Relations (PR) merupakan mediator yang berada antara pimpinan organisasi dengan publiknya, baik dalam upaya membina hubungan masyarakat internal maupun eksternal. Sebagai publik, mereka berhak mengetahui rencana kebijaksanaan, aktivitas, program kerja, dan rencana usaha suatu organisasi/ perusahaan berdasarkan keadaan, harapan-harapan, dan sesuai dengan keinginan publik sasarannya (Ruslan, 2003: 14-15).

Penulis berharap selama kegiatan KP ini dapat melakukan berbagai kegiatan PR pada divisi Communication Relation (Comrel) di PT Pertamina MOR I Medan. Dengan begitu penulis dapat merasakan serta mempraktikkan secara langsung kegiatan PR yang selama ini dipelajari di bangku kuliah serta menerapkan teori-teori PR yang selama ini telah dipelajari oleh penulis. Selain itu melalui kegiatan ini penulis juga mendapatkan pengalaman untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja untuk menjadi tenaga ahli yang profesional khususnya di bidang PR atau kehumasan.

(9)

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dan manfaat dari kegiatan KP ini adalah sebagai berikut :

9. Memenuhi salah satu mata kuliah KP di Universitas Pertamina.

10. Menerapkan teori dan keterampilan praktis yang diperoleh selama pembelajaran di kampus atau perkuliahan.

11. Memperdalam dan meningkatkan keterampilan serta kreativitas khususnya di bidang Komunikasi (Public Relation).

12. Bagi perusahaan, program KP ini diharapkan dapat berguna dalam melakukan perbaikan dengan memanfaatkan keahlian dan keterampilan mahasiswa untuk membantu memecahkan permasalahan keteknik-industrian yang dihadapi oleh perusahaan.

13. Mengasah dan meningkatkan kemampuan softskills penulis, yaitu melakukan komunikasi dengan baik, berjejaring, belajar cara beradaptasi dan menghadapi dunia kerja.

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan KP

Tempat pelaksanaan KP ini dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) khususnya di lingkungan kantor Marketing Operation Region I yang beralamat di Jl. K.L. Yos Sudarso No. 8-10, Kelurahan Silalas, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan dengan waktu pelaksanaan KP dimulai sejak 7 Juni 2019 hingga 15 Juli 2019.

(10)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT Pertamina MOR I Medan

Dalam Saragih (2019), berdirinya PT. Pertamina awalnya dikarenakan perebutan kembali lapangan minyak Sumatera Utara oleh para pejuang dari pihak Jepang pada bulan September 1985. Perebutan itu menyebabkan seluruh tambang minyak yang berada di Pangkalan Berandan maupun yang ada di Rantau, Kuala Simpang, Aceh Timur, dikuasai oleh Indonesia. Kemudian dalam waktu yang hampir bersamaan, didirikanlah perusahaan minyak nasional pertama yang diberi nama Perusahaan Tambang Minyak Negara Republik Indonesia (PTMNRI).

Segera sesudah terjadinya serah-terima, karyawan-karyawan perminyakan di tempat itu segera melakukan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan produksi yang sempat turun. Tetapi tidak berapa lama pada tanggal 13 Agustus 1947, tiga minggu setelah Belanda melancarkan agresinya yang pertama tempat tersebut dibumi hanguskan. Pada tanggal 22 Juli 1957, pemerintah memutuskan untuk menyerahkan lapangan minyak Sumatera Utara kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) yang pengusahaannya diserahkan kepada PT. Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera Utara (PT. ETMSU).

Penyerahan penguasaan bulan Juli 1957 tersebut menjadi lengkap setelah Menteri Perdagangan dan Industri mengeluarkan keputusan tanggal 15 Oktober 1957 yang mengesahkan pembentukan PT. ETMSU. Untuk menegaskan bahwa minyak adalah milik nasional dan bahwa perusahaan yang baru dibentuk itu bukan perusahaan daerah dan tidak bersifat kedaerahan, maka diadakan pergantian nama. Maka sejak tanggal 10 Desember 1957, PT. Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera Utara dirubah menjadi PT Perusahaan Milik Nasional (PT Permina) yang kemudian diubah lagi menjadi PN Permina dalam tahun 1957 itu adalah lapangan minyak tempat Shell memulai usahanya lebih kurang 70 tahun sebelumnya, lapangan dan fasilitas yang telah dihancurkan oleh sekutu selama perang dunia kedua. Tahun 1961, terdapat perusahaan minyak dan gas milik negara : PN PERMINA (ex PT. PERMINA), PN PERATAMIN dan PN PERTAMIGAN.

Diantara puing-puing dan reruntuhan yang menjadi modal permulaan usaha perminyakan nasional itu ialah kilang minyak di Pangkalan Berandan, yang dibangun oleh perusahaan Belanda pada tahun 1982, terletak ±83 km di barat laut Medan, fasilitas pangkapalan di Pangkalan Susu ±25 km di sebelah utara Pangkalan Berandan, lapangan minyak Rantau di daerah Aceh ±55 km dari Pangkalan Berandan yang diproduksi untuk pertama kalinya pada tahun 1929 dan beberapa lapangan lainnya di dekat Rantau. Tahun 1966 PN PERMIGAN dilikuidasi. Tahun 1968 PN PERMIGAN dan PN PERTAMIN dilebur menjadi PN PERTAMINA.

Pada Maret 1966, Menteri Minyak dan Gas menetapkan lima daerah eksplorasi dan produksi PN Pertamina, yaitu :

1. Unit I meliputi daerah Sumatera Utara dan Aceh dengan kantor pusat I Pangkalan Berandan.

2. Unit II meliputi daerah Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Jambi dengan kantor pusat di Plaju.

(11)

3. Unit III meliputi daerah Jawa dan Madura dengan kantor pusat di Jakarta.

4. Unit IV meliputi daerah Kalimantan, termasuk Tarakan dan Bunyu dengan kantor pusat di Balik Papan.

5. Unit V meliputi daerah Irian Jaya, Sulawesi, dan Nusa Tenggara dengan kantor pusat di Sorong.

Daerah eksplorasi dan produksi tersebut kemudian bertambah lagi dengan Unit VI yang meliputi Sumatera Tengah. Sejalan dengan perkembangan dan tuntutan kebutuhan organisasi yang menyangkut kegiatan operasi perminyakan dipisahkan antara kegiatan hulu dan hilir. Berdasarkan UU No. 8 Tahun 1971 PN PERTAMINA berubah menjadi PERTAMINA (Perusahaan

Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara).

Tahun 1995 melalui Surat Keputusan Direktur Utama Pertamina nomor kpts-Perusahaan nomor 1589-Cooooo-1995-So tanggal 28 Desember 1995 pemasaran untuk wilayah provinsi NAD-Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau dilaksanakan oleh Unit Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri I (UPPDN I) yang berkedudukan di Medan. Berdasarkan UU MIGAS No. 22 Tahun 2001 PERTAMINA berubah menjadi PT. Pertamina (Persero) pada tanggal 17 September 2003.

Dan melalui Surat Keputusan Direksi nomor Kpts-P076-Cooooo-2001-So tanggal 25 Juni 2001 sebelum UPPDN I diubah menjadi Unit Pemasaran I (Upms-I).Sehingga sebutan lengkapnya adalah PT. Pertamina (Persero) Upms-I Medan atau PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I. Pada 10 Desember 2005 PERTAMINA dengan logo baru dan semangat baru yang “Selalu hadir Melayani”. Di Indonesia, PT. PERTAMINA (Persero) memiliki delapan wilayah pemasaran atau disebut dengan Marketing Operation Region (MOR), yaitu:

1.

Region Pemasaran I

Pertamina MOR I – Medan Sumatra Utara

2. Sales Area Sumatra Bagian Selatan

Pertamina MOR II - Plaju – Palembang

3.

Region Pemasaran III

Pertamina MOR III – Jakarta Pusat

4.

Sales Area Jawa Bagian Tengah Pertamina MOR IV – Semarang

5.

Region Pemasaran V Pertamina MOR V – Surabaya

6.

Region Pemasaran VI

Pertamina MOR VI – Balikpapan

7.

Region Pemasaran VII Pertamina MOR VII – Makassar

8.

Sales Area Maluku Papua

(12)

Pertamina MOR VIII – Ambon – Maluku

KP dilaksanakan di PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I. PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I merupakan salah satu wilayah pemasaran PT. PERTAMINA (Persero) yang berada di Medan Sumatera Utara. PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I menaungi 5 provinsi yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Aceh, Riau dan Kepualuan Riau.

2.2 Logo, Makna, Visi, Misi PT Pertamina MOR I

Logo PT Pertamina MOR I

Adapun logo dari perusahaan PT Pertamina MOR I Medan adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Logo PT Pertamina MOR I Sumber: www.pertamina.com

Makna Logo PT Pertamina MOR I

 Elemen huruf “P”, memiliki arti sebagai bentuk representasi dari anak panah menggambarkan Pertamina yang bergerak maju dan progresif.

 Warna-warna mencolok, menunjukkan langkah besar yang diambil Pertamina dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih poesitif dan dinamis.

 Warna merah, mencerminkan keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam menghadapi berbagai berbagai macam kesulitan.

 Warna biru, mencerminkan andal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.

 Warna hijau, menggambarkan wawasan energi yang terbarukan dan ramah lingkungan. (Pertamina, 2019)

Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi: “Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia”. Untuk mewujudkan Visi Perseroan sebagai Perusahaan kelas dunia, maka Perseroan sebagai Perusahaan milik Negara (100% saham dimiliki Negara) turut melaksanakan serta menunjang 10 kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, terutama di bidang penyelenggaraan usaha energi, yaitu minyak dan gas bumi,

(13)

energi baru dan terbarukan baik di dalam maupun di luar negri. Pengembangan

optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perseroan harus menghasilkan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip –prinsip Perseroan Terbatas.

2. Misi: “Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan serta terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat”. Misi Perseroan menjalankan usaha inti minyak, gas, bahan bakar nabati serta kegiatan pengembangan, eksplorasi, produksi serta niaga energi baru dan terbarukan (new and renewble energy) secara terintegrasi. (Pertamina, 2019)

2.3 Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab dan fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan dan agar perusahaan dapat berjalan kearah tujuan yang diinginkan. PT Pertamina (Persero) MOR I menyusun struktur organisasinya sedemikian rupa sehingga terlihat jelas pembagian tugas dan wewenangnya serta pertanggungjawaban atas tugas yang didelegasikan dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada dasarnya struktur organisasi yang dimiliki oleh perusahaan ini berbentuk garis, artinya disamping pucuk pimpinan yang mempunyai wewenang komando, juga diperlukan staff atau pejabat yang dapat memberikan masukan dan nasehat sesuai dengan bidang keahliannya.

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT Pertamina MOR I

(14)

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT Pertamina MOR I

2.4 Penempatan

Dalam penempatan peserta magang, PT Pertamina (Persero) MOR I menempatkan peserta magangnya sesuai dengan proposal serta surat permohonan magang yang telah diberikan oleh penulis melalui HRD PT Pertamina (Persero) MOR I. Dengan demikian penulis ditempatkan pada divisi Communication

Relation and CSR sesuai dengan proposal dan surat permohonan magang yang dilampirkan oleh penulis.

Namun, sesuai dengan tema proposal magang yang diajukan penulis, penulis lebih di spesifikasikan untuk melakukan tugas-tugas pada bagian Communication Relation.

(15)

BAB III

KEGIATAN KERJA PRAKTIK

Divisi Communication Relation atau yang biasa di sebut Humas (Hubungan Masyarakat) atau PR (Public Relation) di PT Pertamina MOR I merupakan divisi yang mengatur tentang system informasi dan komunikasi yang terjadi di PT Pertamina MOR I Medan baik internal maupun eksternal. Informasi dan komunikasi yang dimaksud tidak terlepas dari media, masyarakat, maupun internal di perusahaan. Mengingat PT Pertamina (Persero) MOR I yang memegang 5 provinsi yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Aceh, Kepulauan Riau dan Riau. Pengolahan informasi dan komunikasi sangat diperlukan agar dapat

Berikut beberapa kegiatan Divisi Communication Relation PT Pertamina MOR I yang dilakukan oleh penulis:

Divisi Communication Relation atau yang biasa di sebut Humas (Hubungan Masyarakat) atau PR (Public Relation) di PT Pertamina MOR I merupakan divisi yang mengatur tentang system informasi dan komunikasi yang terjadi di PT Pertamina MOR I baik internal maupun eksternal. Informasi dan komunikasi yang dimaksud tidak terlepas dari media, masyarakat, maupun internal di perusahaan. Mengingat PT Pertamina (Persero) MOR I yang memegang 5 provinsi yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Aceh, Kepulauan Riau dan . Pengolahan informasi dan komunikasi sangat diperlukan agar dapat

Berikut beberapa kegiatan Divisi Communication Relation PT Pertamina MOR I yang dilakukan oleh penulis:

3.1 Media Monitoring (Online dan Cetak)

Kegiatan media monitoring penulis lakukan setiap hari khususnya dipagi hari sekitar pukul 07.00-08.00 wib untuk memberikan laporan kepada atasan penulis yang selanjutnya akan dibawa atasan penulis untuk poci meeting bersama manager divisi. Poci meeting yang di maksud adalah meeting atau rapat singkat yang dilakukan setiap pagi hari untuk melihat bagaimana isu atau berita yang sedang terjadi terkait dengan PT Pertamina MOR I. Berita yang dimaksud juga mencakup setiap berita yang meliputi 5 provinsi yang dinaungi oleh PT Pertamina MOR I yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Aceh, Riau dan Kepulauan Riau. Selama melakukan media monitoring ini, berita yang harus di laporkan tidak hanya berita yang beirisi informasi negatif namun juga berita yang berisi informasi positif terhadap PT Pertamina MOR I yang ada pada berita online maupun koran.

(16)

Gambar 3.1 Media Monitoring Sumber: dokumentasi pribadi penulis

Gambar 3.2 Media Monitoring Sumber: dokumentasi pribadi penulis

(17)

Gambar 3.3 Media Monitoring Sumber: whatsapp pribadi penulis

Gambar 3.4 Media Monitoring Sumber: whatsapp pribadi penulis

(18)

3.2 Membuat Berita Pers

PT Pertamina MOR I merupakan salah satu unit pemasaran dari PT Pertamina yang sangat aktif dalam pemberitaan media. Untuk itu, peran berita pers sangat penting bagi PT Pertamina MOR I untuk memberikan informasi serta membuat klarifikasi terhadap isu atau berita yang beredar. Saat melaksanakan KP, penulis diperintahkan untuk membuat berita pers terkait dengan sikap yang diambil oleh PT Pertamina MOR I terkait kelangkaan tabung gas LPJ menjelang Idul Fitri 2019.

Gambar 3.5 Berita Pers Sumber: dokumen pribadi penulis

3.3 Membuat Undangan Media Gathering

Saat penulis melakukan KP di PT Pertamina MOR I, divisi tempat penulis melakukan KP melakukan kegiatan media gathering pada tanggal 19-21 Juni 2019 di Kota Bandung, Jawa Barat. Untuk itu, penulis diperintahkan oleh atasan penulis untuk membuat undangan bagi rekan-rekan media yang menjadi sasaran kegiat gathering. Dimana kemudian undangan ini akan dikirimkan pada masing-masing pimpinan redaksi agar dapat mengajukan satu nama jurnalis mereka yang akan mengikut kegiatan media gathering.

(19)

Gambar 3.6 Undangan Media Gathering Sumber: dokumen pribadi penulis

3.4 Melakukan Media Klipping

Media klipping merupakan bagian dari media monitoring, dimana dalam media klipping penulis hanya berfokus pada koran saja. Setiap berita di koran yang terkait pada PT Pertamina MOR I maa penulis harus mengguting bagian berita tersebut untuk selanjutnya penulis tempelkan pada lembar klipping yang telah disediakan tak lupa pula penulis menyertakan keterangan tanggal serta koran yang melampirkan berita tersebut. Media klipping ini berfungsi untuk memonitoring berita atau informasi yang sedang beredar serta sebagai bentuk laporan yang kemudian dapat digunakan untuk mengontrol isu yang dialami oleh PT Pertamina MOR I serta mempermudah control serta tindak lanjut terhadap isu tersebut. Media klipping juga sangat berperan untuk mempermudah kita dalam melihat isu-isu yang mungkin belum terselesaikan atau mengontrol perkembangan isu yang telah kita tindaklanjuti.

(20)

Gambar 3.7 Media Klipping Sumber: dokumentasi pribadi penulis

Gambar 3. 8 Media Klipping Sumber: dokumentasi pribadi penulis

(21)

3.5 Menghubungi Rekan Media

Menghubungi rekan media merupakan kegiatan lanjutan dari membuat undangan media gathering. Penulis menghubungi beberapa media yang namanya telah diajukan oleh pempinan direksi mereka masing-masing. Untuk melakukan komunikasi kepada rekan media penulis menggunakan jejaring sosial Whatsapp. Menghubungi rekan media ternyata tidak semudah yang penulis bayangkan, karena penulis harus menghadapi beberapa pribadi reka media yang cukup berbeda-beda menurut penulis. Mulai dari rekan media yang kritis sehingga banyak meontarkan pertanyaan, rekan media yang sangat sulit memberikan konfirmasi padahal penulis diberi waktu yang cukup singkat untuk mendapatkan konfirmasi keberangakatan mereka, ada pula rekan media yang sangat tidak sabaran sampai menelepon penulis berkali-kali di luar jam kerja, dan peribadi-pribadi yang lain.

3.6 Membuat Survey tentang Sosial Media

Sosial media milik PT Pertamina MOR I khususnya Instagram masih memiliki peran yang minim untuk berinteraksi dengan masyarakat, dengan demikian penulis diperintahkan oleh atasan penulis untuk membuat survey yang akan disebarkan berisi tentang pendapat masyarakat terhadap akun Instagram milik PT Pertamina MOR I yaitu (@pertaminamor1). Selain itu dalam survey ini juga dimunculkan pertanyaan tentang pendapat masyarakat terkait feed, kelemahan dan kelebihan, masukan, dll terhadap akun Instagram PT Pertamina MOR I. kemudian survey ini nantinya akan menjadi masukan bagi PT Pertamina MOR I untuk meningkapkan fungsi dari sosial media ini akan dapat bermanfaat juga bagi masyarakat.

Hal ini membuat penulis menyadari sebuah kekurangan atau kendala yang dimiliki oleh divisi commrel PT Pertamina MOR I Medan yaitu tidak adanya tenaga ahli dibidang sosial media untuk mengolah sosial media yang di miliki oleh PT Pertamina MOR I Medan. Menurut penulis sendiri pengelolaan terhadap konten, strategi dan interkasi dari sosial media sebuah perusahaan besar seperti PT Pertamina MOR I Medan sendiri sangat penting untuk mendukung interaksi yang baik dengan masyarakat atau stakeholder PT Pertamina MOR I Medan. Apalagi sekarang ini media sosial memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk opini masyarakat serta memiliki dampak untuk mempengaruhi citra dari sbeuah perusahaan.

Gambar 3.9 Survey Media Sosial Sumber: hasil survey pribadi penulis

(22)

3.7 Mengikuti Kegiatan Program Mitra Binaan (CSR)

Walaupun terfokus pada bagian Comrel namun penulis juga mengejrakan beberapa pekerjaan dari bagian CSR pada KP penulis. Seperti yang penulis sudah jelaskan sebelumnya, divisi Comrel dan CSR di PT Pertamina MOR I merupakan sebuah kesatuan divisi. Pada saat penulis melakukan KP di PT Pertamina MOR I penulis juga sempat mengikuti kegiatan CSR yang berupa kegiatan program binaan yaitu kegiatan “Pelatihan Cabai”. Pada saat kegiatan ini penulis membantu beberapa staff CSR untuk membawa berbagai perlengkapan, menyiapkan souvenir kepada pembicara dan peserta, melalukan liputan dan membantu hal-hal lain selama kegiatan “pelatihan Cabai”.

Selama pelatihan ini penulis juga menyadari kurangnya keterlibatan divisi comrel dalam kegiatan ini, walaupun kegiatan ini merupakan program dari divisi CSR namun kegiatan ini adalah wadah yang tepat bagi divisi comrel untuk melakukan liputan tersendiri atau bahkan melakukan interaksi secara langsung bersama masyarakat.

Gambar 3.10 Kegiatan “Pelatihan Cabai” Sumber: dokumentasi pribadi penulis

Gambar 3.11 Kegiatan “Pelatihan Cabai” Sumber: dokumentasi pribadi penulis

(23)

3.8 Melakukan Pengecekan Berkas Calon Mitra Binaan (CSR)

Kegiatan ini juga merupakan bagain dari CSR PT Pertamina MOR I, dalam hal ini penulis diperintahkan untuk menyeleksi dan memeriksa kelengkapan berkas-berkas dari masyarakat yang mencalonkan dirinya untuk menjadi mitra binaan dari berbagai kegiatan CSR PT Pertamina MOR I.

Gambar 3.12 Pengecekan Berkas Calon Mitra Binaan Sumber: dokumentasi pribadi penulis

Gambar 3.13 Pengecekan Berkas Calon Mitra Binaan Sumber: dokumentasi pribadi penulis

(24)

BAB IV

HASIL KERJA PRAKTIK

Berikut ini adalah hasil atau pengalaman yang di dapatkan oleh penulis selama kegiatan KP di PT Pertamina MOR I Medan. Penulis menggolongkan hasil KP menjadi dua bagian yaitu hasil dari kegiatan fokus utama penulis yakni media monitoring serta hasil dari kegiatan KP penunjang lain yang masih terkait dalam praktik PR.

4.1 Memberikan Pengetahuan tentang Media Monitoring

Media monitoring merupakan sebuah bentuk kegiatan Public Relation (PR) yang sangat penting untuk dilakukan. Kegiatan media monitoring merupakan kegiatan yang kompleks namun sering dianggap sebagai kegiatan yang sederhana dan sering disepelekan. Setelah melakukan kegiatan KP di PT Pertamina MOR I penulis menyadari bahwa kegiatan media monitoring tidaklah sesederhana yang terlihat. Kegiatan media monitoring tidak hanya sebatas mencari berita yang ada di media online maupun cetak namun kegiatan media monitoring harus terus dilakukan secara berkala dan cermat. Melakukan media monitoring harus dilakukan dengan teliti dari setiap sumber dan data yang ada sehingga berita atau informasi yang dikumpulkan sudah maksimal dan luas.

Selain itu, media monitoring juga tidak hanya berhenti pada mengupulkan berita-berita terkait. Media monitoring juga membuat kita harus berhubungan dengan media atau jurnalis secara langsung apabila ada berita yang kiranya harus di klarifikasi atau di takedown. Kegiatan ini akan terus berlanjut hingga tujuan yang diinginkan tercapai, tak hanya untuk berita atau isu yang negatif, isu atau berita yang positif juga harus diambil perhatian yaitu dengan cara menciptakan relasi yang baik dengan media maupun jurnalis agar mereka mampu membentu peran PR dalam menaikkan citra sebuah perusahaan.

Kemampuan media monitoring lain yang dapat dipelajari oleh penulis adalah media klipping, media klipping khususnya digunakan untuk media yang bersifat cetak seperti koran datau majalah. Media klipping mungkin adalah hal yang sederhana namun apabila tidak dilakukan dengan cermat dan jelas seperti menyertakan tanggal, nama media yang memuat, halaman, bahkan berita itu sendiri maka media klipping yang dihasilkan tidak akan maksimal dan tidak akan rapi untuk dijadikan sebagai laporan atau arsip nantinya. Media klipping juga lebih baik bila dilakukan secara rutin serta berurutan agar penawasan terhadap berita dapat termonitor dengan baik dan professional. Untuk media online sendiri berbeda dengan media cetak, untuk media online tidak dilakukan klipping namun di lakukan rekapitulasi yang biasanya di tentukan bersadarkan bulan atau topik pembertitaan.

Selain itu, kemampuan untuk mencari berita online juga tidak semudah yang saya bayangkan, ternyata dalam mencari berita harus di butuhkan keuletan serta ketelitian. Hal ini dikarenakan masih banyak berita-berita online yang tidak bisa kita dapatkan dalam satu tempat pencarian saja. Untuk itu kita harus teliti dalam mencari berita yang memuat perusahaan kita misalnya menggunakan beberapa tempat pencarian online, menggunakan keyword maupun mengunjungi setiap situs berita online yang memungkinkan untuk memuat berita dari perusahaan tempat kta bekerja.

Setelah mengumpulkan berita-berita tersebut, seorang PR juga diharuskan melakukan kontrol terhadap berita tersebt salah satunya adalah memberikan klarifikasi atau tanggapan terhadap berita yang miring atau negative terhadap perusahaan tempat kita bekerja. Salah satu cara untuk menanggapi isu yang negatif yang saya dapatkan selama KP adalah dengan menghubungi secara

(25)

langsung media atau pers yang terlibat dalam pemberitaan tersebut dan melakukan lobbying serta klarifikasi yang dapat membantah berita tersebut. sehingga kemudian pihak pers atau media tersebut bersedia untuk menurunkan atau menghapus berita tersebut dan akan lebih baik lagi apabila ia bersedia memuat berita baru yang lebih mengarah pada isu yang positif. Hal ini juga memberikan saya pengalaman atau pelajarn dalam berkomunikasi dengan pihak media atau pers dalam menanggapi sebuah krisis atau pemberitaan yang negative sehingga pemberitaan tersebut dapat dihapuskan dan malah menjalin hubungan baik dengan media mapun pers tersebut.

4.2 Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi

Menjadi seorang PR juga tidak hanya berhubungan dengan media maupun jurnalis. Selama penulis melakukan kegiatan KP di PT Pertamina MOR I penulis juga melihat bagaimana cara seorang PR dalam mengahdapi masyarakat yang mengunjungi kantor PT Pertamina MOR I secara langsung. Masyarakat yang berkunjung juga beragam, mulai dari masyarakat yang complain, masyarakat yang ditipu dengan email yang berisi panggilan untuk bekerja di PT Pertamina, masyarakat yang ingin meminjam asset perusahaan padahal ia sudah pensiun, masyarakat yang ingin mengikuti program CSR PT Pertamina MOR I hingga media yang mempermasalahkan masalah tender dari pembangunan kantor PT Pertamina MOR I yang sedang dilaksanakan dan masih banyak lagin.

Untuk mengahadapi setiap pihak yang datang ke kantor PT Pertamina MOR I juga dilakukan dengan cara yang berbeda, melihat atasan penulis menghadapi setiap pihak dengan komunikasi yang baik serta untuk meminimalisir konflik, penulis belajar bahwa kemampuan berkomunikasi dengan baik dan dapat menyesuaikan pihak yang kita hadapi sangat penting bagi seorang PR. Dengan demikian pengalaman yang penulis dapatkan selama melakukan KP di PT Pertamina MOR I memberikan penulis pelajaran yang besar dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi penulis.

4.3 Meningkatkan Kemampuan Praktik PR Lain dalam Dunia Kerja

Kemampuan atau skill yang harus dimiliki oleh seorang pekerja PR dalam dunia kerja bukan lah hal yang sedikit dan mudah. Melalui KP penulis di PT Pertamina MOR I penulis dapat melatih berbagai skills atau kemampuan praktik PR penulis yang paling dasar yaitu writing dan speaking. Selama penulis melakukan kegiatan praktik penulis banyak mengamati atasan penulis dalam berkomunikasi dengan masyarakat, media maupun pihak lain yang terkait.

Selain itu, penulis juga beberapa waktu melakukan kegiatan menulis seperti berita, siaran pers dan undangan media. Kesempatan menulis ini membuat penulis banyak belajar mengenai cara menulis yang baik untuk praktik PR dan hal ini juga tidak terlepas dari arahan dari pembimbing magang penulis. Kemudian, hamper setiap hari kerja berhadapan dengan berita online maupun cetak membuat penulis banyak belajar cara menulis berita yang baik dan benar.

4.4 Mendapatkan Pengalaman Kegiatan Bersama Mitra Binaan

Selama melakukan kegiatan KP saya mendapat kesempatan untuk mengikuti kegiatan CSR yang berupa kegiatan program binaan yaitu kegiatan “Pelatihan Cabai” di Desa Sidodadi di Deli Serdang, Sumatera Utara. Selama kegiatan tersebut saya ikut serta dalam membantu berjalannya kegiatan tersebut seperti melakukan dokumentasi, berinteraksi dengan masyarakat yang menjadi peserta serta dengan pimpinan dari PT Pertamina MOR I serta pimpinan dari Balai Besar Pengembangan

(26)

Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) yang menjadi pembicara dalam kegiatan tersebut. Dalam kegiatan ini saya mndapatkan pengalaman dalam berkomunikasi secara langsung dengan stakeholder PT Pertamina MOR I Medan serta bentuk dari kegiatan CSR PT Pertamina MOR I Medan.

(27)

BAB V

TINJAUAN TEORITIS

The 1978 World Assembly of Public Relations Associations in Mexico dalam Wilcox et al (2003) disitasi

dalam Theaker (2004) mengatakan bahwa “Public relations is the art and social science of analysing

trends, predicting their consequences, counselling organisation leaders and implementing planned programmes of action which will serve both the organisation’s and the public interest”. Yang berarti

bahwa “Hubungan masyarakat (humas) adalah seni dan ilmu sosial untuk menganalisis tren, memprediksi konsekuensinya, menasihati pemimpin organisasi dan mengimplementasikan program aksi yang terencana yang akan melayani kepentingan organisasi dan kepentingan public”.

Selain itu dikutip dari Wilcox et Al (2003) disitasi dalam Theaker (2004) Harlow juga mengatakan bahwa “Public relations is a distinctive management function which helps establish and maintain mutual lines of communication, understanding, acceptance and co-operation between an organisation and its publics; involves the management of problems or issues; helps management to keep informed on and responsive to public opinion; defines and emphasises the responsibility of management to serve the public interest; helps management keep abreast of and effectively utilise change, serving as an early warning system to help anticipate trends; and uses research and ethical communication techniques as its principal tools” yang berarti bahwa Hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen yang berbeda yang membantu membangun dan memelihara jalur komunikasi, pemahaman, penerimaan, dan kerja sama timbal balik antara organisasi dan publiknya; melibatkan pengelolaan masalah atau masalah; membantu manajemen untuk selalu mendapat informasi dan responsif terhadap opini publik; mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik; membantu manajemen mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, berfungsi sebagai sistem peringatan dini untuk membantu mengantisipasi tren; dan menggunakan penelitian dan teknik komunikasi etis sebagai alat utamanya.

Berdasarkan pada dua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa PR atau Humas memiliki fungsi komunikasi yang cukup besar bagi sebuah perusahaan dalam meningkatkan citra perusahaan tersebut. hal ini terkait dengan teori Citra atau Image Theory yang dinyatakan oleh Frank Jefkins, ia mengatakan dalam buku Public Relations nya (2003), bahwa definisi citra dalam konteks humas, citra diartikan sebagai “kesan, gambaran, atau impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan) atas sosok keberadaan berbagai kebijakan personil personil atau jasa-jasa dari suatu organisasi atau perusaahaan”. Ia juga menyatakan bahwa citra suah perusahaan itu adalah persepsi masyarakat yang muncul melalui pengalaman, perasaan, kepercayaan serta pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.

Hal ini sangat terkait dengan kegiatan yang dilakukan oleh penulis, dimana penulis melakukan kegiatan media monitoring, menghubungi pers, melakukan survey tentang media sosial, mengikuti kegiatan bersama masyarakat dan lainnya. Kegiatan yang dilakukan penulis ini merupakan bentuk dari kebijakan atau strategi yang dilakukan oleh divisi comrel PT Pertamina MOR I Medan untuk membentuk image atau citra yang baik dari PT Pertamina MOR I Medan sehingga persepsi yang muncul di masyarakat mengenai PT Pertamina MOR I Medan adalah persepsi yang baik atau positif.

Citra sering dianggap sebagai suatu hal yang abstrak atau tidak bisa diukur namun hal ini bisa dipatahkan dengan munculnya penelitian-penelitian tentang citra dari sebuah perusahaan yang kemudian dapat memperlihatkan bahwa citra sebuah b perusahaan itu dapat diukur dan diubah.

(28)

Frank Jefkins (2003) menyatakan bahwa ada empat komponen pembentukan citra, yaitu persepsi, kognisi, motivasi serta sikap. Sama Hal nya dengan Jefkins, Ardianto dan Soemirat (2004) menjelaskan bagaimana efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang dalam sebuah model dibawah ini:

Gambar 5.1 Model Pembentukan Citra

Gambar diatas memperlihatkan bahwa stimulus adalah input yang diberikan kemudian di proses melalui pola pikir tentang sesuatu yang dipercaya dapat mempengaruhi persepsi, motivasi dan sikap mereka sehingga akhirnya menghasilkan output yaitu berupa respon atau perilaku tertentu. Sama hal nya dengan sebuah perusahaan, perusahaan akan memberikan sebuah rangsangan kepada masyarakat yang kemudian akan memperngaruhi persepsi, motivasi, kognisi maupun sikap masyarakat dan akan memunculkan sebuah persepsi atau citra yang dilihat masyarakat terhadap perusahaan tersebut yang kemudian akan mempengaruhi prilaku dari masyarakat tersebut.

Hal ini sama hal nya dengan yang dilakukan oleh PT Pertamina MOR I Medan, dimana PT Pertamina MOR I Medan melakukan kegiatan-kegiatan bersama masyarakat serta mengontrol isu-isu yang muncul di media agar stimulus yang diterima oleh masyarakat tentang PT Pertamina MOR I Medan adalah hal yang baik sehingga persepsi, kognisi, maupun motivasi yang di kelola oleh masyarakat akan menghasilkan respon atau perilaku yang menunjukkan bahwa PT Pertamina MOR I Medan memiliki citra yang baik terhadap masyarakat.

Selain teori diatas, penulis juga mempraktikkan beberapa keterampilan PR dalam melakukan kegiatan KP. Pada umumnya seorang PR harus memiliki beberapa keterampilan (skill), yaitu:

5.1 Investigating Need & Issues

Keterampilan ini merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh praktisi PR dalam melakukan investigasi atau research kebutuhan dari sebuah perusahaan ataupun isu yang sedang tren terkait perusahaan tersebut. keterampilan ini membant praktisi PR untuk lebih matang dalam mambuat sebuah rencana ataupun tindakan yang akan dilakukan.

5.2 Analytical Skills

Selain keterampilan untuk melakukan research, kemampuan untuk menganalisis sesuatu juga merupakan hal yang harus dimiliki oleh seorang praktik PR. Kemampuan analisis ini akan membantu praktisi PR dalam mengetahuan kondisi yang sedang terjadi serta lebih teliti dalam menghadapi kondisi yang sedang maupun akan terjadi.

5.3 Planning & Set Objective

(29)

Keterampilan dalam melakukan perencanaan serta menentukan sebuah tujuan juga menjadi sebuah skill yang penting untuk dimiliki. Hal ini tidak terlepas dariperan seorang PR maupun kegiatan yang akan dilakukannya. Keterampilan ini akan sangat dibutuhkan ketika seorang PR akan melakukan sebuah strategi, kegiatan, kampanye, survey dan lain-lain.

5.4 Audience Identification

Agar tujuan atau rencana yang sudah dilakukan dapat tercapai, penting untuk menentukan identifikasi target yang ingin kita sasar. Untuk itu kemampuan untuk mengidentifikasi audiens merupakan kesatuan keterampilan dengan keterampilan lainnya yang harus dimiliki oleh seorang PR agar hal yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat tercapai.

5.5 Implementation & Budgeting

Dalam melaksanakan sebuah kegiatan atau sebuah rencana penting untuk mengetahui implementasi yang tepat untuk kegiatan tersebut serta melakukan penganggaran yang tepat agar tidak merugikan perusahaan ataupun organisasi yang kita naungi.

5.6 Evaluation & Measurements

Setelah melakukan sebuah kegiatan atau kampanye kegiatan seorang PR tidak hanya berhenti sampai disitu. Justru hasil atau pengukuran dari hasil kegiatan tersebut adalah hal yang cukup penting agar dapat mengukur keberhasilan dari kegiatan tersebut. untuk itu seorang PR harus memiliki kemampuan untuk melakukan evaluasi serta pengukuran setelah kegiatan.

5.7 Strategic Thinking & Management

Strategi berpikir dan managemen strategi adalah dua hal yang tidak bisa dilepaskan dari seorang PR. Karena strategi berpikir dan managemen strategi merupakan hal yang akan terus menerus dilakukan oleh seorang PR selama ia menjadi PR sebuah perusahaan atau organisasi agar perusahaan atau organisasi yang ia naungi dapat berkembang serta dinamis.

5.8 Managing Issues & Crisis Communication

Salah satu peran utama dari seorang PR adalah mempertahankan bahkan meningkatkan citra sebuah perusahaan untuk itu sangat penting bagi seorang PR untuk memiliki keterampilan dalam mengelola isu yang sedang terjadi ataupun sebuah krisis komunikasi yang terjadi pada sebuah perusahaan atau organisasi.

5.9 Problem Solving & Decision Making

Keterampilan untuk mengambil sebuah keputusan serta menyelesaikan masalah juga merupakan sebuah keterampilan yang akan sering digunakan dan juga akan memiliki dampak yang yang luas setelahnya. Untuk itu seorang PR dituntut untuk mengambil keputusan serta menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat.

5.10 Managing Relationship

Selain Sembilan keterampilan diatas keterampilan terakhir ini juga sama pentingnya dengan ketrampulan sebelumnya diatas. Mengelola suatu hubungan adalah hal yang wajib dilakukan oleh seorang PR agar memiliki relasi yang luas serta baik secara internal maupun eksternal perusahaan

(30)

atau organisasi. Hal ini juga kemudian dapat mendukung meningkatnya citra sebuah perusahaan atau organisasi.

Dari 10 keterampilan diatas keterampilan yang paling diterapkan ketika penulis melakukan kegiatan KP adalah keterampilan Investigating need & issue, Managing Issues & Crisis Communication serta

Managing Relationship. Ketiga keterampilan PR ini paling dominan penulis gunakan selama melakukan

KP karena kegiatan yang penulis kerjakan selam aKP seperti media monitoring, melakukan research tentang sosial media maupun kampanye, menghubungi rekan media dan tamu secara langsung dan lainnya membuat penulis melatih ketiga keterampilan tersebut. ketiga keterampilan diatas menurut penulis juga merupakan keterampilan yang akan sangaat mempengaruhi rangsangan yang akan diterima masyarakat sebelum nantinya akan mengelola rangsangan tersebut dalam kognisi, persepsi, motivasi maupun sikap masyarakat itu sendiri.

Walaupun seluruh keterampilan diatas merupakan satu kesatuan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang PR agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik serta mampu mencapai tujuannya untuk menciptakan relasi, mengelola isu atau krisis serta meningkatkan citra perusahaan maupun organisasi yang ia naungi. Kesepuluh keterampilan ini juga akan berkaitan satu sama lainnya sehingga dalam praktiknya dibutuhkan keselarasan dalam setiap keterampilan ini.

(31)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan KP yang penulis lakukan selama sebulan di PT Pertamina MOR I Medan kesimpulan yang dapat penulis ambil mengenai Peran PR atau humas dalam sebuah perusahaan adalah peran dari praktisi PR dalam mengelola informasi dari sebuah perusahaan sangatlah dinamis dan kompleks. Pengelolaan informasi seringkali dianggap hal yang sepele namun memiliki dampak yang cukup besar bagi sebuah perusahaan apabila tidak di kelola dengan baik. Pengelolaan informasi ini juga tidak hanya dilakukan secara internal namun juga secara eksternal kepada seluruh stakeholder perusahaan.

Pengelolaan informasi yang baik nantinya dapat menciptakan hubungan yang baik bagi sebuah perusahaan yang kemudian juga akan menciptakan isu maupun citra yang baik dari perusahaan tersebut. Selain itu menjaga citra yang sudah baik dari sebuah perusahaan bukanlah hal yang mudah apalagi di era digital saat ini. Peran media menjadi salah satu tantangan besar yang harus di hadapi serta di jaga. Benar seperti kata pepatah bahwa “mempertahankan lebih sulit dari mendapatkan”. Sama hal nya dengan citra sebuah perusahaan mempertahankan citra baik sebuah perusahaan yang sebuah baik bukanlah hal yang mudah apalagi meningkatkannya.

Selain itu, selama melakukan kegiatan magang penulis mendapatkan banyak pengalaman terkait berkomunikasi dengan baik dengan stakeholder khususnya masyarakat dan media. Kemudian, penulis juga mendapatkan banyak pelajaran tentang melakukan kegiatan media monitoring dalam menjaga citra sebuah perusahaan PT Pertamina MOR I Medan. Serta bagaimana menerapkan keterampilan PR digunakan dalam dunia kerja seorang humas atau PR. Pengalaman-pengalaman ini tidak lain penulis dpaatkan selama mengikuti berbagai kegiatan di PT Pertamina MOR I Medan dimana setiap kegiatan ini berfungsi untuk menciptakan stimulus yang baik terhadap setiap stakeholder terutama masyarakat agar dapat memberikan respon baik terhadap PT Pertamina MOR I Medan yang kemudian dapat menjaga bahkan meningkatkan citra baik dari PT Pertamina MOR I Medan.

5.2 Saran

Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan magang di PT Pertamina MOR I Medan, terdapat beberapa saran beserta masukan dari penulis untuk PT Pertamina MOR I khususnya pada divisi Comunication Relation dan CSR adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan pegawai khusus untuk mengelola Sosial Media

Spesialis sosial media sebenarnya merupakan peran yang sangat penting untk dimiliki oleh setiap perusahaan, begitu juga bagi PT Pertamina MOR I. Hal ini juga dapat menjadi salah satu solusi dari masalah kurangnya manfaat sosial media PT Pertamina MOR I. Selain itu, peran ini juga dapat lebih memaksimalkan konten maupun fungsi dari sosial media yang dimiliki oleh PT Pertamina MOR I.

2. Meningkatkan kegiatan yang melibatkan masyarakat sehingga tidak hanya CSR yang berfokus pada kegiatan bersama masyarakat.

(32)

Menurut penulis, bagian Communication relation dari PT Pertamina MOR I masih kurang melakukan interaksi secara langsung terhadap masyarakat. Untuk kegiatan atau interaksi bersama rekan media menurut penulis sudah cukup baik, namun untuk masyarakat secara langsung sendiri masih belum optimal dan masih lebih di dominasi oleh bagian CSR saja. Hal ini juga membuat seperti sebuah jarak antara Communication relation dengan CSR yang seharusnya menjadi satu kesatuan divisi namun terlihat cukup berbeda dan memiliki fokus berbeda.

(33)

26 DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Soleh Soemirat. (2002). Dasar-Dasar Public Relations. Cetakan pertama. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Ardianto, Soleh Soemirat. (2004). Dasar-Dasar Public Relations. Cetakan pertama. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Frank Jefkins. (2003). Public Relations, Edisi Kelima, Terjemahan Daniel Yadin. Jakarta: Erlangga

Pertamina. (2019, Agustus 31). Retrieved from Pertamina.com: https://www.pertamina.com/ Ruslan, R. (2003). Metode Penelitian PR dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja. Grafindo Persada. Saragih, I. S. U. (2019). Aspek Etika dalam Hubungan Antara Public Relations Officer dengan Jurnalis (Analisis Deskriptif Kualitatif Mengenai Aspek Etika dalam Hubungan Antara Public Relations Officer PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I dengan Jurnalis Media Online di Kota Medan).

(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)

Gambar

Gambar 2.1 Logo PT Pertamina MOR I  Sumber: www.pertamina.com
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT Pertamina MOR I
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT Pertamina MOR I
Gambar 3.1 Media Monitoring  Sumber: dokumentasi pribadi penulis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil akhir yang diperoleh adalah sebuah sistem informasi berbasis web yang berisi tentang kebudayaan batak Toba berupa Upacara adat, Ulos, Gondang, Makanan khas dan

Skripsi yang berjudul “ Analisis Variasi Genetik Ikan Penja Indigenous Perairan Polewali Mandar dan Ikan Nike (Awaous sp.) Indigenous Perairan Gorontalo ”, yang

The findings of this study show that there are four types of politeness strategy applied by Sumbawanese students during the teaching and learning English: bald on record,

Pada pembelajaran Problem Posing tipe Post Solution Posing, siswa diminta untuk membuat soal yang sejenis dengan soal yang telah diberikan oleh guru dan dapat

Pengukuran konstanta dielektrik pada semen dilakukan dengan menggunakan metode kapasitif pelat sejajar dan pengukuran resistivitas dilakukan dengan menggunakan metode

[r]

Sampel diambil dua kelas dari keenam kelas populasi yaitu siswa kelas X TGB 1 sebagai siswa kelas kontrol dan siswa kelas X TGB 5 sebagai siswa kelas eksperimen dengan

Kandungan protein dan lemak di dalam biji jagung manis lebih tinggi daripada jagung biasa.. Untuk membedakan jagung manis dan jagung biasa, pada umumnya jagung manis berambut