• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemahaman Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan tersebut menjadi panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga, perilaku dalam bentuk pengetahuan yakni dengan mengetahui situasi atau rangsangan dari luar. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Apabila perilaku didasari pengetahuan, kesadaran dan sikap positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long tasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yakni:

1. Tahu (Know).

Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

2. Memahami (Compression).

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Application).

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real).

(2)

4. Analisis (Analysis).

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya antara satu sama lain.

5. Sintesis (Synthesis).

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation).

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu suatu criteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dan kuisioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden yang dipilih ( Notoatmodjo, 2002).

2.2. Kesehatan Mata

Kesehatan berdasarkan UU RI No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan Pasal 1 menjelaskan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis. Mata merupakan salah satu aset yang paling berharga sehingga harus dijaga benar kesehatannya.Kesehatan mata adalah penting untuk mempertahankan ketajaman penglihatan (visus) yaitu nilai kebalikan sudut (dalam menit) terkecil di mana sebuah benda masih kelihatan dan dapat dibedakan dan kemampuan untuk membedakan antara dua titik yang berbeda pada jarak tertentu.Kesehatan mata penting untuk mencegah kebutaan (Martine, 2007).

2.2.1. Anatomi dan Faal Mata

Mata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada

(3)

otak, untuk diterjemahkan. Adapun anatomi organ penglihatan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu adneksa mata dan bola mata ( Perdami, 2005 ).

Adneksa mata merupakan jaringan pendukung mata yang terdiri dari kelopak mata, Konjungtiva, Sistem Saluran Air Mata (Lakrimal), Rongga Orbita dan Otot-otot Bola Mata.Kelopak mata berfungsi melindungi mata dan berkedip serta untuk melicinkan dan membasahi mata.Konjungtiva adalah membran tipis yang melapisi dan melindungi bola mata bagian luar.Sistem Saluran Air Mata (Lakrimal) menghasilkan cairan air mata, dimana terletak pada pinggir luar dari alis mata.Rongga Orbita merupakan rongga tempat bola mata yang dilindungi oleh tulang-tulang yang kukuh.Otot-Otot Bola Mata adalah dimana masing-masing bola mata mempunyai 6 (enam) buah otot yang berfungsi untuk menggerakkan kedua bola mata secara terkoordinasi pada saat melirik ( Perdami, 2005 ).

Jika diurut mulai dari yang paling depan sampai bagian belakang, bola mata terdiri dari kornea, sklera, bilik mata depan, uvea, pupil, lensa, badan kaca (Vitreus) ,retina, dan papil saraf optik.Kornea disebut juga selaput bening mata, jika mengalami kekeruhan akan sangat mengganggu penglihatan. Kornea bekerja sebagai jendela bening yang melindungi struktur halus yang berada di belakangnya, serta membantu memfokuskan bayangan pada retina. Kornea tidak mengandung pembuluh darah. Sklera merupakan lapisan berwarna putih di bawah konjungtiva serta merupakan bagian dengan konsistensi yang relatif lebih keras untuk membentuk bola mata. Bilik Mata Depan merupakan suatu rongga yang berisi cairan yang memudahkan iris untuk bergerak. Uvea terdiri dari 3 bagian yaitu iris, badan siliar dan koroid. Iris adalah lapisan yang dapat bergerak untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata.Badan siliar berfungsi menghasilkan cairan yang mengisi bilik mata, sedangkan koroid merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah untuk memberi nutrisi pada bagian mata. Pupil merupakan suatu lubang tempat cahaya masuk ke dalam mata, dimana lebarnya diatur oleh gerakan iris. Bila cahaya lemah, iris akan berkontraksi dan pupil membesar sehingga cahaya yang masuk lebih banyak.

(4)

Sedangkan bila cahaya kuat iris akan berelaksasi dan pupil mengecil sehingga cahaya yang masuk tidak berlebihan.Lensa adalah suatu struktur biologis yang tidak umum. Transparen dan cekung,dengan kecekungan terbesar berada pada sisi depan ( Perdami, 2005 ).

Lensa adalah organ fokus utama, yang membiaskan berkas-berkas cahaya yang terpantul dari benda-benda yang dilihat, menjadi bayangan yang jelas pada retina. Lensa berada dalam sebuah kapsul elastik yang dikaitkan pada korpus

siliare khoroid oleh ligamentum suspensorium. Dengan mempergunakan otot siliare, permukaan anterior lensa dapat lebih atau agak kurang dicembungkan,

guna memfokuskan benda-benda dekat atau jauh. Hal ini disebut akomodasi visual. Badan Kaca (Vitreus) merupakan bagian terbesar yang mengisi bola mata, disebut juga sebagai badan kaca karena konsistensinya yang berupa gel dan bening dapat meneruskan cahaya yang masuk sampai ke retina.Retina merupakan reseptor yang peka terhadap cahaya. Retina adalah mekanisme persyarafan untuk penglihatan. Retina memuat ujung-ujung nervus optikus. Bila sebuah bayangan tertangkap (tertangkap oleh mata) maka berkas-berkas cahaya benda yang dilihat, menembus kornea, aqueus humor, lensa dan badan vitreus guna merangsang ujung-ujung saraf dalam retina. Rangsangan yang diterima retina bergerak melalui

traktus optikus menuju daerah visuil dalam otak, untuk ditafsirkan. Kedua daerah

visuil menerima berita dari kedua mata, sehingga menimbulkan lukisan dan bentuk. Papil Saraf Optik berfungsi meneruskan rangsangan cahaya yang diterima dari retina menuju ke bagian otak yang terletak pada bagian belakang kepala (korteks oksipita) ( Pearce, Evelyn, 1999 ).

Bagian mata yang sangat penting dalam memfokuskan bayangan pada retina adalah kornea, aqueus humor, lensa dan badan vitreus. Seperti yang selalu terjadi dalam menafsirkan semua perasaan yang datang dari luar, maka sejumlah stasiun penghubung bertugas untuk mengirimkan perasaan, dalam hal ini penglihatan. Sebagian stasiun penghubung ini berada dalam retina. Sebelah dalam tepi retina,terdapat lapisan-lapisan batang dan kerucut yang merupakan sel-sel penglihat khusus yang peka terhadap cahaya. Sela-sela berupa lingkaran yang terdapat di antaranya, disebut granula. Ujung proximal batang-batang dan

(5)

kerucut-kerucut itu membentuk sinapsis (penghubung) pertama dengan lapisan bipoler dalam retina. Proses kedua yang dilakukan sel-sel itu adalah membentuk sinapsis kedua dengan sel-sel ganglion besar, juga dalam retina. Axon-axon sel-sel ini merupakan serabut-serabut dalam nervus optikus. Serabut-serabut saraf ini bergerak ke belakang, mula-mula mencapai pusat yang lebih rendah dalam badan-badan khusus talamus, lantas akhirnya mencapai pusat visuil khusus dalam lobus

oksipitalis otak, di mana penglihatan ditafsirkan ( Pearce, Evelyn, 1999 ).

2.2.2. Fungsi Refraksi Mata

Lensa memegang peranan penting dalam pembiasan (refraksi) cahaya. Refraksi adalah pembiasan cahaya apabila cahaya memasuki media yang berbeda kerapatannya (densitasnya) dengan arah miring. Pada saat berkas cahaya datang dari udara melewati bangunan yang bening pada mata yang disebut media refrakta, maka cahaya tadi akan dibengkokkan. Media refrakta meliputi kornea, lensa, dan badan kaca. Lensa adalah bagian yang penting dalam proses ini karena lensa membelokkan cahaya agar cahaya tadi dapat difokuskan (dipusatkan ) di retina. Dari retina cahaya diubah ke dalam impuls cahaya yang dihantarkan melewati nervus optikus ke pusat penglihatan di lobus oksipitalis otak. Apabila lensa berada dengan jarak fokus yang sama, maka bayangan akan kabur apabila objek didekatkan ke mata. Untuk dapat melihat objek yang didekatkan mata dengan jelas harus terjadi perubahan kecembungan lensa untuk dapat mengubah jarak fokus (jarak titik api). Proses ini disebut akomodasi. Akomodasi dimungkinkan karena adanya zonula atau ligamentum suspensorium lentis yang mengelilingi lensa,yang dikendalikan oleh muskulus siliaris. Apabila muskulus

siliaris berkontraksi, ligamentum suspensorium mengalami relaksasi (mengendor)

dan menambah kelengkungan lensa. Kejadian ini diiringi dengan konvergensi mata dan konstriksi pupil untuk memungkinkan cahaya melewati bagian sentral lensa. Pada mata normal dimungkinkan untuk melihat objek sedekat 25 cm ( Pearce, Evelyn, 1999 ).

Kelainan refraksi adalah hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, benda kaca, dan

(6)

panjangnya bola mata. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata demikian seimbang sehingga bayangan benda selalu melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah makula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh. Dikenal beberapa titik di dalam bidang refraksi, seperti

Pungtum Proksimum merupakan titik terdekat dimana seseorang masih dapat

melihat dengan jelas. Pungtum Remotum adalah titik terjauh dimana seseorang masih dapat melihat dengan jelas, titik ini merupakan titik dalam ruang yang berhubungan dengan retina atau foveola bila mata istirahat. Pada emetropia,

pungtum remotum terletak di depan mata. Secara klinis kelainan refraksi adalah

akibat kerusakan pada akomodasi visuil,dan ini adalah sebagai akibat perubahan biji mata, maupun kelainan pada lensa. Kelainan refraksi yang sering dihadapi sehari-hari adalah miopia, hipermetropia, presbiopia, dan astigmatisma (Trisnowiyanto, 2002).

Pada miopia panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar atau kekuatan pembiasan media refraksi terlalu kuat. Pasien dengan miopia akan menyatakan melihat jelas bila dekat, sedangkan melihat jauh kabur atau disebut pasien adalah rabun jauh. Hipermetropia atau rabun dekat merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina. Pada hipermetropia sinar sejajar difokuskan di belakang makula lutea. Presbiopia adalah gangguan akomodasi pada usia lanjut yang dapat terjadi akibat kelemahan otot akomodasi dan lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa. Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia lebih dari 40 tahun, akan memberikan keluhan setelah membaca yaitu berupa mata lelah, berair, dan sering terasa pedas. Kelainan refraksi karena kelengkungan kornea yang tidak teratur disebut astigmatisma. Pada penderita astigmatisma, sistem optik yang astigmatismatik menimbulkan perbesaran atas satu objek dalam berbagai arah yang berbeda. Satu titik cahaya yang coba difokuskan, akan terlihat sebagai satu garis kabur yang panjang. Mata yang astigmatisma memiliki kornea yang bulat

(7)

telur, bukannya seperti kornea biasa yang bulat sferik. Kornea yang bulat telur memiliki lengkung (meridian) yang tidak sama akan memfokus satu titik cahaya atau satu objek pada dua tempat, jauh dan dekat. Lensa yang digunakan untuk mengatasi astigmatisma adalah lensa silinder. Katarak adalah penurunan progresif kejernihan lensa. Lensa menjadi keruh, atau berwarna putih abu-abu, dan ketajaman penglihatan berkurang, Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva akibat suatu proses infeksi atau respons energy (Youngson, Robert. 1995).

2.2.3. Faktor Penyebab Gangguan Kesehatan Mata

Kesehatan mata seseorang tergantung pada pelbagai faktor. Hal ini disebabkan antara lain oleh faktor-faktor seperti kuat penerangan atau pencahayaan. Mata manusia sensitif terhadap kekuatan pencahayaan, mulai dari beberapa lux di dalam ruangan gelap hingga 100.000 lux di tengah terik matahari. Kekuatan pencahayaan ini aneka ragam yaitu berkisar 2000-100.000 di tempat terbuka sepanjang siang dan 50-500 lux pada malam hari dengan pencahayaan buatan. Penambahan kekuatan cahaya berarti menambah daya, tetapi kelelahan relatif bertambah pula. Kelelahan ini diantaranya akan mempertinggi kecelakaan. Namun meskipun pencahayaan cukup, harus dilihat pula aspek kualitas pencahayaan, antara lain faktor letak sumber cahaya. Sinar yang salah arah dan pencahayaan yang sangat kuat menyebabkan kilauan pada obyek. Kilauan ini dapat menimbulkan kerusakan mata. Begitu juga penyebaran cahaya di dalam ruangan harus merata supaya mata tidak perlu lagi menyesuaikan terhadap berbagai kontras silau, sebab keanekaragaman kontras silau menyebabkan kelelahan mata. Sedangkan kelelahan mata dapat menyebabkan irritasi, mata berair dan kelopak mata berwarna merah (konjungtivitis), penglihatan rangkap ,sakit kepala, ketajaman penglihatan merosot, begitu pula kepekaan terhadap perbedaan (contrast sensitivity) dan kecepatan pandangan serta kekuatan menyesuaikan (accomodation) dan konvergensi menurun. Waktu Papar juga bisa menyebabkan gangguan pada ketajaman penglihatan. Pemaparan terus menerus misalnya pada pekerja sektor perindustrian yang jam kerjanya melebihi 40 jam/minggu dapat menimbulkan berbagai penyakit mata akibat kerja. Yang

(8)

dimaksud dengan jam kerja adalah jam waktu bekerja termasuk waktu istirahat (Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat, 1990:101). Meskipun terjadi keanekaragaman jam kerja, umumnya pekerja informal bekerja lebih dari 7 jam/hari. Hal ini menimbulkan adannya beban tambahan pada pekerja yang pada akhirnya menyebabkan kelelahan mata. Bagi faktor umur, kesehatan mata berkurang menurut bertambahnya usia. Pada tenaga kerja berusia lebih dari 40 tahun, visus jarang ditemukan 6/6, melainkan berkurang. Maka dari itu, kontras dan ukuran benda perlu lebih besar untuk melihat dengan ketajaman yang sama.Makin banyak umur, lensa bertambah besar dan lebih pipih, berwarna kekuningan dan menjadi lebih keras. Hal ini mengakibatkan lensa kehilangan kekenyalannya, dan karena itu, kapasitasnya untuk melengkung juga berkurang. Akibatnya, titik-titik dekat menjauhi mata, sedang titik jauh pada umumnya tetap saja (Sidarta, 1997).

2.3. Peranan Kesehatan Mata Melalui Puskesmas

Angka kebutaan di Indonesia diperkirakan sekitar tahun 1982 yaitu 1,3% dari jumlah penduduk, di antaranya kebutaan tersebut dapat dicegah dan diobati. Pada umumnya pelayanan kesehatan mata, terutama dititikberatkan pada pelayanan individu. Selama orientasi kita masih terpaku pada pelayanan individu, maka kebutaan akan bertambah terus yang mungkin pada akhir abad kedua puluh dapat berlipat ganda. Pengetahuan mengenai pencegahan dan pengobatan trakoma atau xeroftalmi, telah kita kuasai, demikian juga memperbaiki ketajaman penglihatan pada katarak dengan berbagai operasi, maupun keratoplasti pada kerusakan kornea. Tetapi yang menjadi masalah utama ialah bagaimana cara penerapannya pada seluruh bangsa Indonesia. Untuk mencapainya, tentu perlu koordinasi yang mantap dalam pelayanan kesehatan mata, dalam usaha pencegahan kebutaan dan penurunan fungsi penglihatan (Sidarta, 1997).

Sejak 1979/1980 telah dimulai pelayanan kesehatan mata melalui Puskesmas, yang merupakan pintu gerbang utama dalam pelayanan kesehatan, yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Menurut terminologi W.H.O. Puskesmas disebut "Primary Eye Care" (P.E.C.), adalah unit terdepan yang

(9)

merupakan bagian integral dari Puskesmas, yang meliputi usaha-usaha peningkatan pencegahan dan pengobatan terhadap individu dan masyarakat, di mana masyarakat merupakan sasaran utama dari pelayanan tersebut (Trisnowiyanto, 2002).

Tujuan Primary Eye Care (P.E.C) adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan mata yang diintegrasikan di Puskesmas, yang berhubungan langsung dengan masyarakat, sehingga angka kesakitan mata dapat ditekan dan kebutaan serta kemunduran fungsi penglihatan dapat dihilangkan. Dalam usahanya mencapai tujuan dari Primary Eye Care maka dibuat kebijakan (Trisnowiyanto, 2002).

Penduduk yang berpenghasilan rendah, baik yang tinggal di desa maupun di kota, mendapat prioritas dalam pelayanan kesehatan mata.Pelayanan terutama ditekankan pada usaha peningkatan kesehatan mata, pencegahan dan pengobatan.Pelayanan kesehatan mata mengutamakan pelayanan penderita yang berobat jalan. Sistem pelayanan kesehatan mata berorientasi pada masyarakat dengan partisipasi aktif mereka.Demi keberhasilan kegiatan Primary Eye Care peranan dokter Puskesmas dan para medik, yang mendapat pendidikan tambahan di bidang Ilmu Kesehatan Mata sangat penting. Karenanya dokter Puskesmas beserta stafnya perlu mendapat penyegaran dan latihan mengenai pengetahuan kesehatan mata, sehingga mereka terampil dalam pekerjaannya di Puskesmas (Sidarta, 1997).

Antara peran dokter beserta staf adalah membuat diagnosa dini dan pengobatan dini dari penyakit mata yang terbanyak pada masyarakat. Melakukan operasi kecil seperti entropion, ektropion, insisi hordeolum, kalasion, pengeluaran benda asing dikornea dan abses kelopak mata. Melakukan pertolongan pertama pada glaukoma kongestif akut, hifema, ulkus kornea dan trauma. Melaksanakan rujukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri ke tingkat yang lebih tinggi contohnya mata merah dengan penurunan visus, katarak dengan visus yang buruk serta ambliopia.Melaksanakan pengawasan lanjut, pada kelainan-kelainan mata sebelum dirujuk misalnya kata rak stadium imatur, yang belum dirujuk, bila belum ada indikasi operasi.Menumbuhkan partisipasi masyarakat dengan

(10)

meningkatkan kesadaran dan motivasi masyarakatMembuat laporan dan pencatatan kasus dengan memperhatikan nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal, keluhan dan gejala, diagnosa dan pengobatan yang diberikan. Melakukan

case finding, baik aktif, maupun pasif, untuk kasus-kasus yang didapat di Primary

Eye Care ataupun di lapangan.Melaksanakan pemeriksaan ketajaman penglihatan memakai Optotipe Snellen. Jika tajam penglihatan tak dapat mencapai 5/10 sebaiknya rujuk. Pemeriksaan tonometri, terutama untuk orang yang berusia 40 tahun atau lebih, memakai tonometer Schiotz, guna menemukan glaukoma secara dini. Melakukan pengobatan sesual seperti pada xeroftalmia, konjungtivitis gonore dan nongonore, trakoma, trauma mata tanpa penurunan tajam penglihatan dan lain-lain (Darling, Vera, dan Margaret, 1996).

2.4. Penjagaan Kesehatan Mata

Pilihan makanan sangat berpengaruh terhadap kesehatan mata. Penelitian menemukan kalau nutrisi berperan penting dalam menjaga kesehatan mata dan mencegah penyakit mata yang berkaitan dengan usia seperti Age-Related Macular Degeneration (ARMD), katarak, Glaucoma and Diabetic Retinopathy.Sebuah studi yang dilakukan National Eye Institute (NEI) menunjukkan kalau vitamin dan nutrisi tertentu merupakan kunci utama mencegahan penyakit mata. Nutrisi dan vitamin tertentu tersebut bisa mencegah penyakit utama mata yang berkaitan dengan usia hingga 39%.Salah satu kandungan dalam makanan yang berperan dalam menjaga kesehatan mata adalah lutein. Lutein merupakan antioksidan karotenoid yang banyak ditemukan pada buah-buahan dan sayuran. Lutein ini juga merupakan pigmen yang memberikan warna kuning dan orange pada sayuran. Antioksidan ini dipercaya sangat penting untuk menjaga kesehatan mata karena bisa melindungi dari katarak dan degenerasi macular. Hal ini biasanya terjadi di area macula retina. Macula merupakan bagian retina yang bertanggung jawab dalam hal penglihatan sentral (central vision). Central vision ini hilang pada mereka yang mengalami degenerasi macula. Beberapa studi juga telah menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi lutein dengan pengurangan risiko mengalami degerasi macular dan katarak. Untuk menghindari gangguan

(11)

mata, pengaturan pilihan makanan adalah penting. Alpukat merupakan salah satu dari makanan yang padat nutrisi untuk mata. Alpukat mengandung lebih banyak lutein dibandingkan dengan buah lainnya. Zat ini sangat penting untuk mencegah degenerasi macular dan katarak. Selain itu, buah ini juga merupakan sumber yang kaya akan nutrisi yang penting untuk mata seperti vitamin A, vitamin C, vitamin B6, dan vitamin E.Wortel sudah lama dikenal sebagai makanan yang baik untuk mata. Hal ini karena makanan ini kaya akan beta karoten. Beta karoten akan diubah oleh tubuh menjadi vitamin A yang berperan penting dalam proses bioelektrik di mata. Selain itu, juga bisa membantu tubuh melepaskan radikal bebas.Brokoli kaya akan vitamin C, kalsium, lutein, zeaxanthin, dan sulforaphane.Telur kaya akan nutrisi mata seperti vitamin A, seng, lutein, lecithin, B12, vitamin D, dan cysteine.Bayam merupakan sumber lain yang kaya vitamin A. Bayam juga mengandung nutrisi yang baik untuk mata seperti lutein dan zeaxathin.Sama seperti bayam, kol juga kaya akan vitamin A, lutein, dan zeaxathin.Tomat kaya akan vitamin C dan lycopene, dua nutrisi yang sangat penting untuk mata.Biji bunga matahari mengandung selenium, nutrisi yang bisa mencegah katarak dan juga menjaga kesehatan mata secara umum. Bawang putih mengandung selenium dn nutrisi yang baik untuk mata lainnya seperti vitamin C dan quercetin.Salmon kaya akan omega-3 yang sangat penting untuk menjaga kesehatan mata secara umum. Salmon juga mengandung asam folik, vitamin D, vitamin B6, vitamin B12, dan vitamin A.

Mata kita harus sering di beri objek pandangan lain bila kita sering kali terfokus pada suatu objek saat melakukan aktifitas sehari-hari, seperti bekerja terlalu lama di depan layar komputer. Hal ini tanpa disadari dapat membuat mata merah, iritasi, gatal, sampai terganggunya daya pandang. Maka dari itu lakukanlah secara rutin olah raga mata, seperti mengedipkan mata, menatap ke bawah dan keatas atau ke kanan dan kiri serta melakukan pijatan di sekeliling mata. Bagi yang sering kali bekerja di depan layar komputer selama berjam-jam, tanpa disadari mata kita sudah mengalami kejang otot karena harus terus menatap layar komputer dengan waktu yang cukup lama, dan ini sering kali membuat mata menjadi kering, merah bahkan sampai iritasi karena radiasi layar komput er maka

(12)

disarankan agar sesekali Anda mencari objek pandang yang berbeda.Bagi pengguna lensa kontak, harus rutin merawat lensa kontak, seperti membersihkan dengan cairan yang benar. Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk yang disarankan ahlinya.Istirahat yang cukup dapat mengembalikan kondisi kesegaran mata.“Mata adalah jendela dunia,” pepatah ini mungkin sangat berarti bila kita mulai mengalami gangguan pada mata kita, maka untuk menjaga agar kita dapat melihat dunia, rawatlah mata. Jangan sembarangan mengucek atau menggosok mata dengan tangan, karena akan mempercepat penyebaran virus dan bakteri yang bisa menyebabkan infeksi pada mata.Sering-sering mencuci tangan, terutama sebelum menyentuh wajah anda.Perbanyakkan beristirahat minimal 8 jam setiap hari untuk kesehatan mata ( Trisnowiyanto, 2002 ).

Referensi

Dokumen terkait

12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan TAP MPR menurut pasal tersebut hanyalah TAP MPR yang masih berlaku menurut Pasal

Berdasarkan data yang dihimpun, ditabulasikan dan diinterpretasikan, maka dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan antara kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam dan

Kedua : Menugasi dosen yang namanya tercantum dalam lampiran Keputusan ini sebagai Pembimbing Akademik Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Pertanian Universitas Lampung

tempat kerja yang aman, bersih dan sehat Sebagian besar Rumah Sakit kurang menggalang kemitraan untuk meningkatkan upaya pelayanan yang bersifat Preventif dan Promotif Isu

bahwa sehubungan dengan perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, keadaan yang menyebabkan pergeseran

At sa ngayon ang mga Filipino ay pinapaikli na ang mga salita para mas madaling sabihin or bigkasin o paggamit ng ating wika ilang halimbawa ng pagpapalawak ng bokabolaryo ay

Dengan adanya suatu investasi akan memberikan peningkatan pendapatan kepada masyarakat, terutama bagi mereka yang dapat diterima bekerja di lokasi

Terlaksananya proses produksi untuk menghasilkan produk bermutu dengan metode yang efisien dan efektif, serta sesuai dengan standar produk dan proses yang telah