• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PT TOSHIBA ELECTRONIC COMPANY (TEC)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PT TOSHIBA ELECTRONIC COMPANY (TEC)"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

i

PADA PT TOSHIBA ELECTRONIC COMPANY (TEC)

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III

Oleh:

NOVA JOSTIN TONAPA 3110911005

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS

POLITEKNIK NEGERI BATAM

2012

(2)

ii

Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Nova Jostin Tonapa

NIM : 3110911005

Tanda Tangan :

Tanggal : 20 Juli 2012

(3)

iii

TUGAS AKHIR

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

MENGGUNAKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA

PT THOSIBA ELECTRONIC COMPANY (TEC)

Oleh:

NOVA JOSTIN TONAPA 3110911005

BATAM, 20 Juli 2012

Dosen Pembimbing

Hendra Gunawan S.E.,M.Sc

100004

Dosen Penguji I Dosen Penguji II

Arniati, Msi.

Chici Ramdhaniah, SE

100003 111078

(4)

iv

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan berkat dan bimbinganNya kepada setiap umat yang berkenan kepadaNya. Kepada PutraNya yang tunggal Yesus Kristus sebagai juruslamat yang dengan segala waktu dan kesehatan yang diberikan olehNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dan menuliskan hasil penelitian ini dalam suatu karya ilmiah, yaitu Tugas Akhir.

Tugas Akhir yang berjudul “Perhtingan Harga Pokok Produksi

Menggunakan Activity Based Costing Pada PT Toshiba Electronic Company (TEC)” ini diajukan kepada Program Studi Akuntansi Jurusan Manajemen Bisnis

Politeknik Negeri Batam sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya.

Selama penulisan skripsi ini, penulis mengalami berbagai rintangan dan hambatan yang datang silih berganti. Namun, berkat motivasi dan bantuan dari berbagai pihak baik dalam bentuk moril maupun materil sehingga semua rintangan dan hambatan dapat diatasi. Oleh karena itu, pada kesempatan berharga ini, penulis secara khusus menyampaikan terima kasih yang tak berhingga kepada yang terhormat Ayahanda Markus Tonapa dan Ibunda tersayang Bertha Liku Aluk, atas segala dukungan yang telah diberikan kepada penulis sejak dalam kandungan sampai sekarang ini. Didikan, tenaga, materi, kasih sayang yang berlimpah dan tak terbatas, lebih lagi atas segala dorongan serta do’a restunya.

(5)

v

hidup yang penulis jalani dan membagi banyak pengalaman mereka dalam menjalani studi maupun kehidupan, sehingga penulis dapat belajar banyak atas kesuksesan mereka dalam hidup dan dalam menuntut ilmu.

Penghargaan dan ucapan terima kasih tak lupa penulis haturkan kepada: 1. Bapak Dr. Priyono Eko Santoyo selaku Direktur Politeknik Negeri Batam. 2. Ibu Ely Kartikanigdyah,SE.,M.Si. Selaku Ketua Program Studi Akuntansi. 3. Ibu Arniati, Msi. Selaku Dosen Wali Kelas Karyawan Angkatan 2009.

4. Bapak Hendra Gunawan, SE, M.Sc. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam menyusun tugas akhir ini, serta memberikan bantuan berupa kritik dan saran yang bermanfaat dalam penyelesaian tugas akhir ini.

5. Ibu Arniati, Msi.dan ibu Chici Ramdhaniah, SE. Selaku Dosen Penguji tugas akhir karena telah memberikan masukan dan arahan atas penyelesaian tugas akhir ini.

6. Teman-teman satu kelas angkatan 2009, “ I Will Miss U All “.

7. Kepada teman dekat yang selalu setia menemani dan juga sudah menjadi motivator sehingga saya bisa menyelesaikan D3 di tahun ini, ucapan terimakasih tidaklah cukup untuk membalas kebaikan kamu hanya bisa berdoa semoga yang terbaik buat kamu dan semoga selalu bahagia bersama keluarga amin.

8. Kepada teman sekantor khusunya dibagian Purchasing terimakasih untuk kebersamaan yang selalu harmonis semoga kedepan tetap terjaga dan semoga kedepan makin solit ayo berjuang bersama untuk memberantas part shortage, fail shipment, dan zero losstime hehe kayak kampanye aja.

(6)

vi

10.Kepada pak Muhammad Ghaffarun, yang yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengajarkan kepada saya tentang perhitungan harga pokok produksi yang berlaku di PT TEC

11.Kepada kak Rita, kak Kecun, kak Ii’, pak Agie, pak Danang, kak Dewi, Ria, Aling yang selalu mau mendengar curhatan aku membangkitkan semangat ketika lagi sedih memberikan arahan untuk tetap melakukan yang terbaik. 12.Teman satu rumah adek-adekku yang baik hati dan manis-manis adekku

Dephie tetap berjuang kakak berdoa yang terbaik buat adik, buat adik Duma, Diah, Kanti terimakasih atas kebersamaan yang sudah terjalin dengan baik berdoa kedepan semoga kita makin baik, kesuksesan buat kalian dan semoga cepat dapat jodoh hehe

13.Kepada sumber-sumber lain yang sangat membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Sang Maha Sempurna, tak ada manusia tanpa keselahan. Semoga segala bantuan yang ikhlas dari berbagai pihak mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa, dan juga segala kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini memberikan motivasi kepada penulis untuk lebih tekun lagi belajar. Semoga Tugas akhir ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi kita semua. Amin.

Batam, Juli 2012

(7)

vii

Sebagai sivitas akademik Politeknik Negeri Batam, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama

NIM

Program Studi Jenis Karya

: Nova Jostin Tonapa : 3110911005

: Akuntansi

: Tugas Akhir/Skripsi/Karya Ilmiah

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Politeknik Negeri Batam Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas tugas akhir saya yang berjudul:

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PT THOSIBA ELECTRONIC COMPANY (TEC)

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Politeknik Negeri Batam berhak menyimpan, mengalih media/memformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Batam Pada tanggal : 20 Juli 2012

Yang menyatakan

(8)

viii

Nama : Nova Jostin Tonapa

Program Studi : Akuntansi

Judul : Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Activity Based Costing Pada PT Toshiba Electronic (TEC)

Saat ini masih banyak perusahaan menggunakan sistem tradisional dalam menghitung HPP nya termasuk PT TEC. Perhitungan biaya suatu produk dalam sistem ini hanya berdasarkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik dan mengabaikan biaya-biaya lainnya seperti, biaya perbaikan mesin dan aktivitas produk lainnya. Mengingat pentingnya biaya dan harga pokok dalam menentukan harga jual penulis tertarik untuk mengetahui cara perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode activity based costing (ABC) karena sistem ini berlandaskan bahwa produk memerlukan aktivitas, sehingga sistem ini menitikberatkan pertanggungjawaban aktivitas dan bukan pertanggungjawaban biaya. Penerapan sistem ABC ini dapat menyajikan sistem informasi yang lebih akurat karena dengan sistem ini dapat dilihat kualitas tingkat efisiensi produksi. Oleh sebab itu diharapkan perusahaan dapat mempertimbangkan sistem ABC dalam menentukan harga pokok produksi.

(9)

ix

Lembar Judul ... i

Halaman Pernyataan Orisinalitas ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Kata Pengantar ... iv

Halaman Pernyataan Persetujuan ... vii

Abstrak ... viii

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 3 1.3 Batasan Masalah... 3 1.4 Tujuan Penelitian ... 4 1.5 Manfaat Penelitian ... 4

1.6 Waktu dan Tempat Penelitian ... 4

1.7 Sistematika Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Pengertian Harga Pokok Produksi ... 6

2.1.1 Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi ... 6

2.1.1.1 Biaya Bahan Baku Langsung ... 7

2.1.1.2 Biaya Tenaga Kerja Lansung (Direct Labour Cost) ... 9

2.1.1.3 Biaya Overhead Pabrik (Overhead Cost) ... 10

2.2 Metode Harga Pokok Pesanan ... 11

2.2.1 Karesteristik Harga Pokok Pesanan ... 11

(10)

x

2.3.1 Konsep Activity Based Costing (ABC) ... 15

2.3.2 Klafikasi Aktivitas ... 15

2.4 Pengertian Akuntansi Biaya Tradisional ... 17

2.4.1 Kelemahan Metode Tradisional ... 17

2.5 Perbedaan Sistem Activity Based Costing dan Traditional ... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 20

3.1 Metodologi Penelitian ... 20

3.1.1 Objek Penelitian ... 20

3.1.2 Teknik Pengumpulan Data ... 20

3.1.3 Metode Analisis Data ... 21

3.2. Gambaran UmumPerusahaan ... 21

3.2.1Sejarah Singkat Perusahaan ... 21

3.2.2 Produk PT TEC Indonesia ... 23

3.2.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 23

3.2.4 Motto Perusahaan ... 25

3.2.5 Struktur Organisasi ... 25

BAB IV PEMBAHASAN ... 30

4.1 Perhitungan Harga Pokok Produksi PT TEC ... 30

4.1.1 Komposisi Biaya Produksi PT TEC ... 31

4.2.2 Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada PT TEC ... 38

4.2 Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Sistem Akuntansi ABC ... 39

4.2.1 Komposisi Biaya Produksi Menggunakan Sistem ABC ... 39

(11)

xi

5.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(12)

xii

Tabel 4.1 Perhitungan Biaya Bahan Baku dan Jumlah Produk...32

Tabel 4.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung...32

Tabel 4.3 Total biaya overhead menurut perusahaan...37

Tabel 4.4 Jumlah Biaya Overhead ke Masing-Masing produk...37

Tabel 4.5 Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Sistem Tradisional...38

Tabel 4.6 Tabel Pengelompokan Jenis Biaya overhead Berdasarkan Tingkat Aktivitas dan Pemicu Biayanya...41

Tabel 4.7 Pengalokasian Biaya Overhead ke Dalam Cost Pool...43

Tabel 4.8 Dasar Alokasi Biaya Overhead...43

Tabel 4.9 Dasar Pembebanan Biaya Overhead Terhadap Produk...43

Tabel 4.10 Perhitungan Pool Rate per Cost Pool...44

Tabel 4.11 Perhitungan Pool Rate per Cost Pool...45

Tabel 4.12 Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Sistem ABC...45

Tabel 4.13 Perbandingan Harga Pokok Produksi Menurut Sistem Tradisional dan Sistem Acitivity Based Costing...46

(13)

xiii

Gambar 3.1 Organisaton Chart. ... 27 Gambar 4.1 Job Order DEN -898024 dengan tipe 000002391-BH...31 Gambar 4.2 Job Order DEN-938546 dan Jumlah dengan tipe 000002931-BG...31

(14)

xiv Lampiran 1 Laporan Magang

Lampiran 2 Jenis-jenis Bahan Baku Lampiran 3 Delivery Order (DO) Lampiran 4 Invoice Bahan Baku

(15)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT TEC Indonesia berdiri sejak 1 Juli 1992 sebagai perusahaan perakitan elektronika dengan produk utama yaitu komputer dan printer. PT TEC Indonesia menempati tiga gedung di areal Batamindo Industrial Park (BIP) Mukakuning Batam dengan jumlah karyawan sekitar 1500 orang. Setiap perusahaan yang telah berdiri tentunya ingin berkembang dan terus menjaga kelangsungan hidupnya begitu juga dengan PT TEC, untuk itu pihak manajemen perusahaan perlu membuat kebijakan yang mengacu pada terciptanya efisiensi dan efektivitas kerja. Kebijakan tersebut dapat berupa penetapan harga pokok produksi, yaitu dengan cara bagaimana menghitung harga pokok produksi secara tepat dan teliti agar dapat menghasilkan perhitungan harga jual yang benar.

Dalam menentukan harga pokok yang tepat dan teliti dari suatu barang produksi, setiap perusahaan harus mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk tertentu. Kebijakan ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk menetapkan harga jual yang tepat dengan laba yang ingin diperoleh perusahaan, sehingga perusahaan tersebut dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang memproduksi produk sejenis. Kesalahan dalam perhitungan harga pokok produksi dapat mengakibatkan penentuan harga jual pada suatu perusahaan menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kedua kemungkinan tersebut dapat mengakibatkan keadaan yang tidak menguntungkan bagi perusahaan, karena dengan harga jual yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan produk yang ditawarkan perusahaan akan sulit bersaing dengan produk yang ada di pasar,

(16)

sebaliknya jika harga produk terlalu rendah akan mengakibatkan laba yang diperoleh perusahaan rendah. Kedua hal tersebut dapat diatasi dengan penentuan harga pokok produksi dan harga jual yang tepat.

Saat ini masih banyak perusahaan menggunakan sistem tradisional dalam menghitung HPP nya termasuk PT TEC. Perhitungan biaya suatu produk dalam sistem ini hanya berdasarkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik dan mengabaikan biaya-biaya lainnya seperti, biaya perbaikan mesin dan aktivitas produk lainnya. Mengingat pentingnya biaya dan harga pokok dalam menentukan harga jual penulis tertarik untuk mengetahui cara perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode activity based costing (ABC) karena sistem ini berlandaskan bahwa produk memerlukan aktivitas, sehingga sistem ini menitikberatkan pertanggungjawaban aktivitas dan bukan pertanggungjawaban biaya. Penerapan sistem ABC ini dapat menyajikan sistem informasi yang lebih akurat karena dengan sistem ini dapat dilihat kualitas tingkat efisiensi produksi. Oleh sebab itu diharapkan perusahaan dapat mempertimbangkan sistem ABC dalam menentukan harga pokok produksi.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan memfokuskan pada masalah harga pokok produksi dan menuangkannya dalam bentuk laporan tugas akhir dengan judul ”PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PT TOSHIBA ELECTRONIC COMPANY (TEC)”.

(17)

1.2 Rumusan Masalah

Dalam perhitungan harga pokok produksi, PT TEC masih menggunakan sistem biaya tradisional dengan hanya berdasarkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik lainnya. Sedangkan biaya lain seperti biaya perbaikan mesin dan biaya aktivitas lainnya yang timbul selain yang disebut di atas dianggap tidak material dan dibebankan secara merata pada seluruh produk. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis merumuskan seperti di bawah ini:

a. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi pada PT TEC.

b. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi PT TEC menggunakan metode ABC.

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terfokus, maka penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut:

a. Batasan Data

Peneliti melakukan penelitian dengan mengambil data selama 2 hari yaitu pada tanggal 7 dan 8 Maret 2012 dengan meneliti pembuatan dua produk yaitu komputer monitor flet ukuran 15 & 12 inch mulai dari awal pembuatan sampai selesai dengan berdasarkan pada job order DEN -898024 Qty 300 pcs & job order DEN-938546 qty 350. Data yang digunakan adalah data laporan produksi, data laporan keuangan, dan daftar list bahan baku langsung dari bagian purchasing dan logistic.

(18)

b. Batasan Lapangan

Penelitian dilakukan pada PT TEC Indonesia khusus di bagian produksi, accounting dan purchasing.

1.4 Tujuan Penelitian

Ada beberapa tujuan dari penelitian ini antara lain:

a. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi pada PT TEC. b. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok pruduksi dengan

menggunakan metode ABC.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari berbagai pihak yang berkepentingan seperti:

a. Bagi perusahaan sebagai informasi dalam menilai perhitungan harga pokok produksi.

b. Bagi para akademisi sebagai tambahan sumbangan informasi akuntansi dan literatur yang dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian dengan topik yang sama di masa yang akan datang.

c. Bagi penulis sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama duduk di bangku kuliah.

1.6 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai dari tanggal 01 Maret 2012 sampai dengan tanggal 07 Mei 2012. Lokasi penelitian ini berada di PT TEC Muka Kuning Batam.

(19)

1.7 Sistematika Penelitian

Dalam penulisan tugas akhir penulis akan membagi menjadi lima bab yang secara garis besarnya dapat diuraikan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, manfaat penelitian, waktu dan tempat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Menjelaskan landasan teori atau konsep yang mendasari penyusunan penelitian ini.

Bab III Metodologi Penelitian dan Gambaran Umum Perusahaan Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai metodologi penelitian yang terdiri dari objek penelitian, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data.

Bab IV Pembahasan

Pada bab ini penulis akan menguraikan jawaban atas rumusan masalah yaitu bagaimana perhitungan harga pokok produksi pada PT TEC dan bagaimana perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode ABC.

Bab V Penutup

Berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang akan dilakukan dan saran yang diberikan kepada perusahaan yang diperoleh dari pembahasan yang juga merupakan jawaban singkat dari rumusan masalah.

(20)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Harga Pokok Produksi

Pengertian harga pokok produksi menurut Muhadi (2001) adalah biaya yang terjadi dalam rangka untuk menghasilkan barang jadi (produk) dalam perusahaan manufactur. Sedangkan menurut Syamrin (2001) harga pokok produksi adalah meliputi semua biaya yang terjadi dalam rangka pembelian atau pembuatan produk. Dari kedua penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi meliputi semua biaya yang dikeluarkan dengan nilai mata uang sehingga menghasilkan suatu produk yang siap untuk dijual atau dipergunakan.

Menurut Muhadi (2001) untuk memperoleh perhitungan harga pokok dapat dilakukan berdasarkan sistem kalkulasi harga pokok yang sebenarnya (historical or actual cost), sistem harga kalkulasi harga pokok standar (standar cost), dan sistem kalkulasi harga pokok normal (normal cost). Tujuan sistem kalkulasi harga pokok sebenarnya adalah membebankan harga pokok yang dihasilkan sesuai biaya yang sesungguhnya terjadi. Tujuan kalkulasi harga pokok standar adalah membebankan harga pokok yang dihasilkan sebesar biaya yang ditentukan di muka. Tujuan kalkulasi harga pokok normal adalah mencatat atau mengukur biaya bahan baku dan tenaga kerja berdasarkan jumlah yang sesungguhnya.

2.1.1 Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi

Menurut Muhadi (2001) ada tiga unsur yang membentuk harga pokok produksi yaitu:

(21)

2.1.1.1 Biaya Bahan Baku Langsung

Pengertian biaya bahan baku menurut Muhadi (2001) adalah bahan yang digunakan untuk menghasilkan barang jadi dan secara fisik menjadi bagian dari barang jadi tersebut. Sedangkan pengertian biaya bahan baku menurut Sunarto (2003) adalah biaya bahan baku merupakan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi untuk membuat barang.

Ada dua metode pencatatatan persediaan dalam akuntansi yaitu: a. Sistem Periodik

Sistem periodik merupakan metode pencatatan yang tidak dapat menunjukkan jumlah persediaan akhir secara langsung di akhir periode akuntansi. Jumlah persediaan akhir dihitung langsung fisiknya di gudang, sedangkan nilai persediaan yang terpakai disesuaikan berdasarkan sisa barang di gudang pada akhir periode.

b. Sistem Perpektual

Sistem ini melakukan pencatatan transaksi secara lengkap. Setiap pemakaian bahan baku dan pembelian dicatat dalam akun persediaan bahan baku tersebut. Dengan melihat catatan akun persediaan atau kartu persediaan maka dapat diketahui berapa jumlah bahan yang dibeli, digunakan, dan persediaan akhir bahan baku.

Menurut Mulyadi (2000) dalam mengatasi masalah penentuan dalam mengatasi penetuan harga pokok per satuan yang dipakai dalam proses produksi, beberapa metode yang dapat digunakan adalah:

1. Metode identifikasi khusus

(22)

3. Metode masuk terakhir keluar pertama 4. Metode rata-rata bergerak

5. Metode biaya standar

6. Metode rata-rata pokok bahan baku pada akhir bulan Berdasarkan urain di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Metode indentifikasi khusus

Dalam metode ini setiap jenis bahan baku yang ada di gudang harus diberi tanda pada harga pokok per satuan berapa bahan baku tersebut dibeli. Setiap pembelian bahan baku yang harga per satuannya berbeda dengan harga persatuan yang ada di gudang, harus dipisahkan penyimpanannya dan diberi tanda pada harga berapa baku tersebut dibeli. Dalam metode ini, tiap-tiap jenis bahan baku yang ada gudang identifikasi harga pokoknya.

2. Metode masuk pertama keluar pertama

Metode masuk pertama keluar pertama menentukan biaya bahan baku dengan anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan baku yang pertama masuk ke gudang digunakan untuk menemukan harga bahan baku yang pertama kali dipakai.

3. Metode masuk pertama keluar pertama

Metode masuk terakhir keluar pertama menentukan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi yang beranggapan bahwa harga pokok per satuan bahan baku yang terakhir masuk ke gudang digunakan harga bahan baku yang pertama kali dipakai produksi.

(23)

4. Metode rata-rata bergerak

Dalam metode ini persediaan yang ada di gudang dihitung dengan harga pokok rata-ratanya, dengan cara membagi total harga pokok dengan jumlah satuannya. Setiap kali terjadi pembelian yang harga per satuannya berbeda dengan harga pokok rata-rata persediaan yang ada di gudang harus dilakukan perhitungan harga pokok rata-rata yang baru. 5. Metode biaya standar

Dalam metode ini bahan baku yang dibeli dicatat dalam kartu persediaan sebesar harga standar yaitu harga ukuran yang mencerminkan harga yang akan terjadi di masa yang akan datang. Harga standar merupakan harga yang diperkirakan untuk tahun anggaran tertentu.

6. Metode rata-rata harga pokok pada akhir bulan

Dalam metode ini, tiap akhir bulan dilakukan perhitungan harga pokok rata-rata per satuan tiap jenis persediaan bahan baku yang ada di gudang. Harga pokok rata-rata persediaan ini kemudian digunakan untuk menghitung harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi pada bulan berikutnya.

2.1.1.2 Biaya Tenaga Kerja Lansung (Direct Labour Cost)

Menurut Muhadi (2001) biaya tenanga kerja langsung adalah biaya yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsung. Sedangkan menurut Sunarto (2003) biaya tenaga kerja langsung adalah kompensasi yang dibayarkan kepada tenaga

(24)

kerja tidak langsung yaitu tenaga yang bekerja di pabrik tetapi tidak melakukan pengolahan secara langsung.

2.1.1.3 Biaya Overhead Pabrik (Overhead Cost)

Pengertian biaya overhead pabrik menurut Muhadi (2001) adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan pengertian biaya overhead pabrik menurut Carter dan Usry (2004), biaya manufaktur yang juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik didefinisikan sebagai penjumlahan dari tiga elemen biaya, yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.

Langkah-langkah penentuan tarif BOP: a. Menyusun anggaran BOP

Dalam menyusun anggaran BOP harus diperhatikan tingkat kapasitas yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran BOP jenis kapasitas yang dapat dipakai:

-Kapasitas teoritas -Kapasitas normal

-Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan b. Memilih data pembebanan BOP

Faktor-faktor yang dapat dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan:

• jenis BOP yang dominan jumlahnya dalam departemen produksi • sifat-sifat BOP tersebut erat berhubungan dengan sifat-sifat dasar

(25)

c. Menghitung tarif BOP d. Satuan produk

e. Biaya bahan baku f. Biaya tenaga kerja

g. Jenis tenaga kerja langsung

2.2 Metode Harga Pokok Pesanan

Metode harga pokok menurut Muhadi (2001) adalah suatu metode pengumpulan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produksi pada perusahaan yang menghasilkan produk dari suatu perusahaan.

2.2.1 Karesteristik Harga Pokok Pesanan

Karakteristik dari metode harga pokok pesanan menurut Muhadi (2001) sebagai berikut:

1. Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya pabrik dikumpulkan secara individual untuk tiap-tiap pesanan.

2. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dibebankan secara langsung terhadap pesanan yang bersangkutan.

3. Biaya overhead pabrik (BOP) dibebankan kepada tiap-tiap pesanan atas dasar tarif yang ditentukan di muka.

4. Untuk pengumpulan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan BOP pada tiap-tiap pesanan digunakan kartu harga pokok pesanan.

(26)

5. Harga pokok per satuan dihitung sebagai berikut: Jumlah harga pokok pesanan tertentu

Jumlah satuan produk satuan

Menurut Mulyani (2000) perusahaan yang produknya berdasarkan pesanan, informasi harga pokok produksi per satuan bermanfaat bagi manajemen untuk:

1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan pada pesanan 2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan 3. Memantau realisasi biaya produksi

4. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan

2.2.2 Metode Harga Pokok Pesanan

Manfaat metode harga pokok pesanan menurut Mulyani (2000) yaitu:

1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada perusahaan. Biaya produksi tiap pesanan akan berbeda dengan biaya produksi pesanan yang lain sehingga dalam penentuan harga jual antara pesanan yang satu dengan yang lainnya juga berbeda.

2. Pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan.

Informasi mengenai total biaya produksi untuk suatu pesanan dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengambil keputusan menerima atau menolak pesanan agar tidak mengalami kerugian.

3. Memantau realisasi biaya produksi.

Jika suatu pesanan diterima, manajemen perlu informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan untuk mengerjakan pesanan

(27)

tersebut. Hal ini dilakukan agar manajemen dapat memantau apakah biaya produksi untuk mengetahui suatu pesanan bisa menghasilkan total biaya produksi pesanan sesuai dengan yang diperhitungkan atau tidak.

4. Menghitung laba rugi tiap perusahaan.

Untuk mengetahui perusahaan menghasilkan laba atau tidak, manajemen memerlukan informasi total biaya produksi dari pesanan tersebut. Informasi tersebut diperlukan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi tiap pesanan dalam menghasilkan laba dan kemampuan untuk menutup biaya non produksi.

2.2.3 Sistem Biaya Produksi

Menurut Bustami dan Nurlela (2009), sistem biaya adalah organisasi dari formulir, catatan dan laporan yang terkoordinasi yang bertujuan untuk melaksanakan kegiatan dan merupakan informasi biaya bagi manajemen. Dalam akuntansi biaya, sistem yang dapat digunakan untuk mengalokasikan dan membebankan biaya ke unit produksi dapat dikelompokkan menjadi tiga sistem yaitu:

a. Sistem biaya sesungguhnya (historical costing)

Sistem ini disebut juga sistem biaya actual adalah suatu sistem dalam pembebanan harga pokok produk atau pesanan atau jasa pada saat biaya tersebut sudah terjadi atau biaya yang sesungguhnya sudah dinikmati. Penyajian hasil baru akan dilakukan apabila semua operasi sudah selesai pada periode akuntansi yang bersangkutan.

(28)

Sistem ini biasanya digunakan pada metode harga pokok proses yang menggunakan pencatatan persediaan produk jadi dengan metode periodik.

b. Sistem biaya ditentukan di muka (standar costing)

Sistem biaya ditentukan di muka adalah suatu sistem dalam pembebanan harga pokok yang ditentukan di muka sebelum suatu produk atau jasa dikerjakan. Metode harga pokok standar ini biasanya digunakan pada perusahaan yang memproduksi secara masal dan menggunakan pencatatan persediaan produk jadi dengan metode perpektual.

c. Sistem harga pokok normal (normal costing)

Pada metode ini, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung berdasarkan biaya sesungguhnya karena biaya tersebut mudah untuk ditelusuri kepada produk tertentu, maka biaya overhead pabrik menggunakan tarif pembebanan di muka, metode ini biasanya digunakan untuk metode harga pokok pesanan (job order costing) yang menggunakan pencatatan persediaan produk jadi dengan metode perpektual

2.3 Pengertian Activity Based Costing (ABC)

Menurut Tunggal (2009), activity based costing adalah metode costing yang mendasarkan pada aktivitas yang didesain untuk memberikan informasi biaya kepada para manajer untuk pembuatan keputusan stratejik dan keputusan lain yang mempengaruhi kapasitas dan biaya tetap. Sedangkan menurut Bustami dan

(29)

Nurlela (2009), activity based costing adalah metode membebankan biaya aktivitas-aktivitas berdasarkan besarnya pemakaian sumber daya dan membebankan biaya pada objek biaya, seperti produk pelanggan, berdasarkan besarnya pemakaian aktivitas, serta untuk mengukur biaya dan kinerja dari aktivitas yang terkait dengan proses dan objek biaya.

2.3.1 Konsep Activity Based Costing (ABC)

ABC adalah suatu sistem akutansi yang terfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk/jasa. ABC menyediakan informasi perihal aktivitas-aktvitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Menurut Hansen dan Mowen (2007) aktivitas adalah setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver), yakni bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi. Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik penghimpun biaya. Sistem ABC mengasumsikan bahwa aktivitas yang mengkomsumsi sumber daya dan bukannya produk.

2.3.2 Klasifikasi Aktivitas

Menurut Hansen dan Mowen (2007) Pada pembentukan kumpulan aktivitas yang saling berhubungan, aktivitas menjadi salah satu dari empat kategori umum aktivitas yaitu: tingkat unit, tingkat batch, tingkat produk, dan tingkat fasilitas. Pengklasifikasian aktivitas menjadi kategori umum ini akan memudahkan

(30)

perhitungan biaya produk, karena biaya aktivitas yang berkaitan dengan yang tingkat berbeda akan merespon jenis penggerak biaya yang berbeda.

Pengertian keempat aktivitas di atas menurut Hansen dan Mowen (2007):

a. Aktivitas tingkat unit adalah aktivitas yang dilakukan setiap kali satu unit produksi.

b. Aktivitas tingkat batch adalah aktivitas yang dilakukan setiap satu batch produk tersebut.

c. Aktivitas tingkat produk adalah aktivitas yang dilakukan bila diperlukan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan.

d. Aktivitas tingkat fasilitas adalah aktivitas yang mendorong proses umum produksi suatu pakbrik.

Berbeda dengan Hansen dan Mowen, menurut Garisson, Norren, dan Brewer (2010) aktivitas menjadi lima:

a. Unit level activities yaitu dilakukan setiap kali sebuah unit produksi. b. Batch level activities dilakukan setiap kali suatu batch ditangani atau

diolah, terlepas dari beberapa banyak unit yang dihasilkan dalam satu batch

c. Product levlel activities berakaitan dengan produk tertentu dan biasanya harus dilaksanakan terlepas dari berapa banyak batch yang dijalankan atau unit produk yang diproduksi atau dijual

d. Customer level activities berkaitan dengan pelanggan tertentu dan mencakup kegiatan sebagai contoh panggilan penjualan, mailing

(31)

katalog, dan dukungan teknis umum yang tidak terkait dengan suatu produk tertentu.

e. Organization sustaining activities dilakukan terlepas dari pelayanan pelanggan, di mana produk yang dihasilkan, berapa banyak batch dijalankan, atau berapa banyak unit yang dibuat.

2.4 Pengertian Akuntansi Biaya Tradisional

Akutansi biaya tradisional didesain pada waktu teknologi manual digunakan untuk pencatatan transaksi keuangan. Pen and ink journal dan general ledger dan subsidary ledger dalam bentuk buku atau kartu menjadi alat utama untuk menangkap dan mengklasifikasikan data biaya, dan akuntansi biaya ini difokuskan untuk menyajikan informasi kos produk. Akuntansi biaya tradisional didesain untuk perusahaan manufaktur. Oleh karena itu menurut Hansen dan Mowen (2000) biaya dibagi berdasarkan tiga fungsi pokok yaitu:

a. Fungsi produksi b. Fungsi pemasaran

c. Fungsi administrasi dan umum.

2.4.1 Kelemahan Metode Tradisional

Menurut Tunggal (2009) metode tradisional juga mengalokasikan biaya kapasitas mengganggur ke produk. Akibatnya, produk dibebani oleh sumber daya yang sebenarnya tidak digunakan. Akhirnya metode tradisional cenderung terlalu mengandalkan pada basis alokasi level unit seperti jam kerja langsung dan jam mesin. Hal ini akan menyebabkan pembebanan biaya yang terlalu tinggi dan

(32)

untuk pembebanan biaya yang terlalu rendah untuk produk dengan volume terlalu rendah dan dapat menyebabkan kesalahan dalam pembuatan keputusan.

Kelemahan praktek akuntansi tradisional menurut Grieco (1995) dalam Tunggal (2009):

a. Gagal memberikan manajemen suatu jendela kinerja.

b. Menguatkan tendensi manajemen menjadi semakin memberi perhatian laba daripada lini produksi.

c. Gagal mengajukan gangguan-gangguan yang menurunkan laba dan memberikan suatu peluang untuk kompetisi merebut pangsa pasar. d. Gagal mengidentifikasikan peluang penyembuhan dalam suatu

perusahaan.

e. Mengutamakan perbaikan sesaat untuk mengurangi biaya dari pada dengan cara mengurangi tenaga kerja atau memaksa pemasok mengurangi biaya.

2.5 Perbedaan Sistem Activity Based Costing dan Traditional

Adapun perbedaan antara sistem ABC dengan sistem tradisional menurut Tunggal, A. W (2000):

1. ABC menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai pemacu untuk menentukan berapa besar setiap overhead, tidak langsung dari produk. Sedangkan sistem tradisional mengalokasikan overhead berdasarkan satu atau dua basis alokasi yang non-representatif.

(33)

2. ABC membagi konsumsi overhead kedalam empat kategori unit, batch, produk dan penopang fasilitas. Sedangkan sistem tradisional membagi biaya tradisional ke dalam unit dan yang lain.

3. Fokus ABC adalah pada biaya, mutu dan faktor waktu. Sistem tradisonal terutama menfokus pada kinerja keuangan jangka pendek, seperti laba, dengan cukup akurat,

4. ABC memerlukan masukan dari seluruh dapartemen. Persyaratan ini mengarah ke integritas organisasi yang lebih baik dan memberikan suatu pandangan fungsional silang mengenai organisasi.

5. ABC mempunyai kebutuhan yang jauh lebih kecil untuk analisis varian daripada sistem tradisional, karena kelompok biaya (cost pools) dan pemacu (driver) jauh lebih akurat dan jelas, dan karena ABC dapat menggunakan biaya historis pada akhir periode untuk menghitung biaya aktual apabila kebutuhan muncul.

6. Karena sistem ABC terdiri dari berbagai pusat aktivitas (activities cost centers), biaya dianggarkan yang digunakan untuk melakukan studi ABC seharusnya diharapkan lebih mendekati biaya aktual daripada sistem tradisional.

(34)

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM

PERUSAHAAN

3.1 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti sebagai alat bantu dalam melakukan penelitian. Dengan metode penelitian tersebut, langkah-langkah penelitian dapat dilakukan secara berurutan. Metode penelitian memiliki peranan yang penting dalam menentukan arah kegiatan suatu penelitian sehingga tujuan penelitian dapat tercapai.

3.1.1 Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perhitungan harga pokok produksi pada PT TEC Batam yang bergerak di perusahaan manufactur electronic.

3.1.2 Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Teknik yang dilakukan penulis dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti sehingga diperoleh gambaran umum mengenai harga pokok produksi yang diteliti.

b. Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara bertatap muka langsung dengan mengajukan pertanyaan lisan kepada narasumber yaitu di bagian accounting, purchasing, production dan bagian receiving

(35)

3.1.3 Metode Analisis Data

Dalam menyusun penelitian ini, metode yang digunakan oleh penulis untuk menganalisa data adalah metode analis deskriptif. Analisa deskriprif yang menggambarkan suatu fenomena apa adanya tentang suatu variabel pada saat penelitian dilakukan dan disertai dengan pengukuran-pengukuran atau penilaian data-data yang dikumpulkan. Data yang digunakan adalah data laporan produksi, data laporan accounting, data laporan purchasing dan logistic

3.2Gambaran Umum Perusahaan 3.2.1 Sejarah singkat perusahaan

PT TEC Indonesia merupakan salah satu perusahaan dalam TOSHIBA TEC Group yang berbasis di Jepang, suatu jaringan perusahaan yang bergerak di bidang industri elektronika. TOSHIBA TEC Group mencakup 23 perusahaan di 16 negara yaitu:

1. TEC Amerika Inc (USA) 2. TEC Canada (Canada)

3. TEC Electronica S.A.de C.V (Mexico)

4. T-TEC Europe Retail Information Systems S.A (Belgium) 5. TEC Italia S.R.I. (Italy)

6. TEC Polska Sp.z o.o. (Poland) 7. TEC Australia pty.Ltd. (Australia)

8. Beijing Shangrong Electronics Machinery Co.Ltd. (China) 9. Tonye systems Co.Ltd. (Taiwan)

(36)

10. Dae Myung Infotech Co.Ltd. (Korea)

11. TOSHIBA TEC U.K Imaging Systems Ltd. (UK) 12. T-TEC Germany Imaging Systems Gmbh (Germany) 13. T-TEC France Imaging Systems S.A (France)

14. T-TEC Italia Imaging Systems S.P.A (Italia) 15. United O.A Limited (China)

16. TAISHIBA International Co.Ltd (Taiwan)

17. TOSHIBA America Business Solutions Inc (USA) 18. T-TEC Euro Imaging Systems Ltd. (France) 19. TEC Singapore Electronics Pte.Ltd (Singapore) 20. TIM Electronics Sdn.Bhd. (Malaysia)

21. PT TEC INDONESIA (Indonesia) 22. TOSHIBA Copyeng Machine (China)

23. T-TEC (H.K) Logistic & Procurement Limited (China)

PT TEC Indonesia berdiri sejak 1 Juli 1992 sebagai perusahaan perakitan elektronika dengan produk utama yaitu printer. PT TEC Indonesia menempati 3 gedung di areal Batamindo Industrial Park (BIP) Mukakuning Batam yaitu di Lot 108-110 dengan jumlah karyawan kurang lebih 1500 orang. PT TEC Indonesia sudah disertifikasi dalam ISO 9000:2000 (Quality Management System), ISO 14001:2004 (Environmental Management System), SMK3 (Sistem Managemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dan dalam waktu dekat akan disertifikasi untuk OHSAS18001 (Occupational Health and Safety Audit System).

(37)

Produk yang dihasilkan oleh PT TEC Indonesia, terdiri dari:

1. Printer Cash Register model Impact 3/4, Mark V, Mambo, Macarena, Crabtree (costumer : IBM)

2. Komputer Touch Screen untuk Cash Register model Yosemite/Everglades, Bryce, Biscayne, Redwood, Hatteras (costumer : IBM)

3. Printer untuk Cash Register model Bobby, Eagle, Hogan, Sam (customer : NCR)

4. Paper cutter for ATM machine model N40CDT (customer : NCR) 5. Printer untuk keperluan kantor model Tyrrell (customer : APTI)

Selain produk-produk tersebut PT TEC Indonesia juga memproduksi barang-barang sub assembly, seperti:

1. Print head : kepala printer dalam bentuk dot matrix

2. PCBA (Printer Circuit Board) : papan rangkaian elektronik dalam bentuk power supply, mother board, main board dan sub card.

3.2.3Visi dan Misi Perusahaan

PT TEC Indonesia memiliki kebijakan mutu atau yang biasa dikenal sebagai TEC Quality Policy yang terdiri dari:

a. Target Control (Kontrol sasaran)

Dalam melaksanakan tugas yang diberikan, setiap karyawan harus mempunyai sasaran atau target yang pasti. Pada dasarnya sasaran yang harus digunakan telah ditentukan oleh perusahaan dan dalam pelaksanaannya setiap karyawan harus melaksanakannya sesuai dengan

(38)

tujuan perusahaan. Sasaran yang dimaksud adalah sasaran yang nyata (bisa dihitung), sehingga dapat dikontrol atau dikendalikan dan dapat di tentukan tingkat pencapaiannya.

b. Quality Built-in (Mutu terpadu)

Dalam pelaksanaan tugas yang diberikan, setiap karyawan harus mengetahui dan memahami dengan benar proses pekerjaan masing-masing, sehingga dengan demikian tidak akan terjadi kesalahan-kesalahan yang tidak semestinya selama proses pekerjaan berlangsung. Hal penting lain yang perlu diperhatikan adalah kesadaran dan ketelitian yang tinggi dari setiap karyawan dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai mutu yang tinggi sesuai dengan yang diinginkan.

c. Evaluation atau Feedback (Evaluasi dan umpan balik)

Setiap karyawan harus memiliki kewaspadaan yang tinggi terhadap ketidaknormalan yang dijumpai ataupun terhadap setiap penyimpangan, baik yang menyangkut proses kerja, mesin-mesin yang dipakai maupun material yang digunakan. Dalam menghadapi penyimpangan yang terjadi, setiap karyawan diharapkan untuk mampu bertindak tegas dalam mengurangi terjadinya berbagai bentuk pemborosan, baik tenaga kerja maupun waktu, sehingga baik karyawan maupun perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang memuaskan. TEC Quality Policy merupakan semboyan yang harus dimengerti, dipahami, dan dilaksanakan sebaik-baiknya oleh semua karyawan PT TEC Indonesia karena pada hakekatnya semboyan ini merupakan suatu misi yang ingin dicapai oleh perusahaan.

(39)

3.2.4Motto Perusahaan Dalam bahasa Inggris

“High quality produk begin from job quality” Dalam bahasa Indonesia

”Produk berkualitas tinggi berawal dari kualitas kerja”

Maksudnya adalah untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang bagus harus dimulai dengan kualitas kerja yang bagus dari setiap pekerja.

3.2.5Struktur Organisasi

Untuk melakukan aktifitas bisnisnya, PT TEC Indonesia membagi semua pekerjaan dalam beberapa Divisi,yaitu divisi:

1. Manufacturing

Bagian ini bertanggung jawab terhadap proses produksi, jaminan kualitas produk, dan perancangan sistem atau metode untuk produksi.

2. Quality Ensurance

Bagian ini bertanggung jawab menjaga mutu atau kualitas barang hasil produksi sebelum dikirim kepada konsumen atau pemesan.

3. Supply chain Management yang terdiri dari dapartemen planning, purchasing, logistic dan shipping.

Bagian bertanggung jawab untuk mengurus persediaan material, part, atau komponen yang diperlukan untuk kelangsungan proses produksi (persediaan material sesuai dengan pesanan dalam jumlah yang besar). 4.Information System

(40)

Bagian ini bertanggung jawab menyiapkan jaringan informasi untuk setiap divisi di perusahaan, melakukan upgrade program atau software terbaru untuk mendukung aktivitas perusahaan, dan memelihara atau memperbaiki sistem jaringan apabila terjadi kerusakan/masalah.

5. Account

Bagian ini bertanggung jawab terhadap perhitungan kondisi keuangan perusahaan serta masalah pembayaran upah tenaga kerja, mencatat pengeluaran dan pemasukan keuangan perusahaan.

6. Human Resource and Administration (HRA)

Bagian ini bertanggung jawab mencari dan mempersiapkan tenaga kerja yang sesuai dengan permintaan dan kualifikasi dari bagian produksi atau bagian lainnya

(41)

Gambar 3.1 Organisation Chart

a. Tata tertib dan disiplin kerja perusahaan

Sama seperti di sekolah untuk memperlancar aktivitas, perusahaan juga mempunyai peraturan dan tata tertib. Setiap karyawan wajib mengikuti dan mengindahkan peraturan dan tata di luar lingkungan perusahaan.

Contoh tata tertib yang ada di perusahaan, setiap karyawan:

 Harus hadir di tempat tugas masing-masing dan pulang

meninggalkan perusahaan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

MANUFACTURING HUMAN ACCOUNT

RESOURCE & ADM HRA EHS & FACILITY SUPPLY CHAIN MANAGEMENT MANUFACTURING PLANNER MAIN ASSEMBLY SUB ASSEMBLY BUYER LOCAL VENDOR QUALITY ASSURANCE OVERSEAS VENDOR PART QUALITY ASSURANCE LOGISTIC MANUFACTURI NG SHIPPING INFORMATION SYSTEM

(42)

 Wajib mematuhi semua ketentuan, petunjuk dan instruksi yang diberikan oleh atasannya atau oleh pimpinan perusahaan.

Adanya peraturan dan tata tertib diikuti dengan adanya sanksi terhadap setiap pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertib tersebut. Untuk itu perusahaan mengacu pada undang-undang ketenagakerjaan, akan memberikan teguran secara lisan atau konseling, dan juga memberikan surat peringatan pertama sampai ketiga jika karyawan masih mengulangi pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertib yang telah ditetapkan. b. Keselamatan kerja di perusahaan

Dalam melakukan proses produksinya, PT TEC Indonesia sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan karyawan karena karyawan merupakan aset terpenting suatu perusahaan. Dalam hal ini perusahaan menyediakan pakaian dan sepatu seragam untuk aktivitas sehari-hari.Selain itu perusahaan juga menyediakan perlengkapan pengamanan bagi karyawan sesuai persyaratan keamanan kerja seperti masker, kacamata, sarung tangan karet, sarung tangan kain, sepatu safety, dan lain-lain.

Perusahaan juga mendaftarkan setiap karyawan sebagai peserta jamsostek untuk memprotek karyawan jika terjadi suatu kecelakaan kerja. Yang dimaksud dengan kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi saat sedang bekerja di perusahaan ataupun lalu lintas yang dialami karyawan saat akan berangakat kerja atau saat akan pulang kerja pada rute yang biasa dilalui dari perusahaan ke rumah karyawan dan sebaliknya dari rumah karyawan ke perusahaan.

(43)

Perusahaan juga memberikan training tentang keselamatan kerja bagi tiap karyawan, dan juga membentuk tim untuk emergency case seperti tim yang menangani jika terjadi tumpahan bahan kimia (chemical spillage control team), team yang menangani masalah api (fire fighter team), tim P3K (First Aid). Perusahaan juga memberikan pelatihan emergency evacuation drill, suatu simulasi yang dilakukan sekali setahun untuk melatih karyawan tentang apa yang harus dilakukan jika terjadi suatu kebakaran.

(44)

30

BAB IV

PEMBAHASAN

Salah satu elemen laporan keuangan yang menjadi parameter untuk pengukur kinerja manajemen adalah laba. Oleh sebab itu pengguna informasi sering memfokuskan pada laporan laba rugi yang di dapatkan oleh suatu perusahaan. Hal itulah yang memotivasi manajemen untuk mengatur laba supaya lebih baik. Salah satu komponen laba rugi yang mempengaruhi adalah harga pokok produksi (Belkaoui, 1993). Dalam bab ini pembahasan akan dimulai dari bagaimana perhitungan harga pokok produksi pada PT TEC dan juga komposisi biaya produksi yang ada di perusahaan. Dilanjutkan dengan analisis penerapan sistem ABC pada perusahaan dan perbandingan antar kedua sistem dalam perhitungan harga pokok produksi di PT TEC.

4.1 Perhitungan Harga Pokok Produksi PT TEC

PT TEC menghitung harga pokok produksi dengan menggunakan sistem tradisional karena PT TEC hanya menghitung biaya suatu produk dengan menggunakan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik dan mengabaikan biaya-biya yang berhubungan langsung dengan aktivitas.

Perhitungan harga pokok produksi merupakan suatu konsep penentuan harga pokok produksi yang membebankan seluruh biaya produksi, baik yang berperilaku variabel maupun tetap pada produk. Perhitungan harga pokok produksi menurut sistem tradisional memfokuskan pada produk sebagai penyebab timbulnya biaya. Sistem ini menggunakan volume produksi seperti jam tenaga

(45)

kerja langsung, jam mesin, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, atau unit yang di produksi dalam membebankan biaya overhead kepada produk.

4.1.1 Komposisi Biaya Produksi PT TEC

Berikut adalah komposisi biaya produksi dari perhitungan HPP pada PT TEC yaitu menjelaskan tentang job order, biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Gambar 4.1 dan gambar 4.2 menjelaskan tentang nomor job order serta tipe model dan jumlah unit yang diproduksi dan gambar ini merupakan salah satu sistem yaitu oracle untuk mempermudah devisi lain untuk melihat Job Order

Gambar 4.1 Job Order DEN -898024 dengan tipe 000002391-BH

(46)

PT TEC Indonesia mengklafisikasikan biaya-biaya produksinya sebagai berikut:

1. Biaya Bahan Baku

Yang termasuk dalan biaya bahan baku langsung adalah biaya material yang dibutuhkan untuk pembuatan produk.

Tabel 4.1 Perhitungan Biaya Bahan Baku dan Jumlah Produk

Jenis Produk Jumlah jenis bahan baku Total harga bahan baku Jumlah produksi Biaya bahan baku 00000L2923-BH 677 $449.29 300 $134,787 000002931-BG 569 $534.149 350 $186,952.40

Berikut adalah cara perhitungan untuk tabel 4.1

Biaya Bahan Baku = Total harga bahan baku x Jumlah Produksi

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Merupakan gaji yang dibayarkan kepada karyawan pabrik yaitu operator, staff dan management, yang berhubungan langsung dengan proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi.

Berikut ini merupakan tabel biaya tenaga kerja langsung pada job order DEN -898024.

Tabel 4.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung

No Keterangan 00000L2923-BH 00TSAD0024001

1 jumlah produksi 300 350

2 output per jam 20 20

3 jumlah jam TKL 15 17.5

4 biaya TKL per jam ( Tarif PT TEC) $3.110 $3.110

5 biaya TKL per unit $0.156 $0.156

(47)

Berikut adalah cara perhitungan untuk tabel 4.2

Tarif TKL = Rata-Rata Gaji Karyawan perbulan termasuk lembur dibagi normal working days (173 jam)

= $ 537.63 173 = $ 3.11

Biaya TKL per unit = Biaya TKL per Jam Output Perjam = $3.11

20 = $0.156

Total Biaya TKL = Biaya TKL per Unit x Jumlah Produksi = $0.156 x 300

= $46.8

3. Biaya Overhead

Merupakan biaya yang terjadi karena proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang tidak dapak didefinisikan atau dibebankan secara langsung ke produk. Biaya overhead pada perusahaan PT TEC terdiri dari: biaya listrik dan air, biaya sewa gedung, biaya rental, biaya stationary, biaya rental, biaya set up machine, dan biaya inspeksi.

a. Biaya Air dan listrik

Biaya ini meliputi biaya yang dikeluarkan untuk membayar listrik dan air dalam melakukan proses produksi di gedung lot 108.

Penggunaan air selama satu bulan adalah 664 m3/bulan, dan harga yang dibebankan Batamindo adalaha $1.70/m3. Seperti diketahui untuk

(48)

pembuatan 2 produk diperlukan waktu pengerjaan selama 32.5 jam, sehingga penggunaan air selama 32.5 jam adalah = 40.87m3

Biaya air yang dibebankan adalah sebagai berikut = (penggunaan air 32.5 jam x rate per m3) = (40.87m3 x $1.7)

= $69.48 - Biaya Listrik

Penggunaan listrik perbulan untuk gedung lot 208 adalah 65.910 Kwh, dimana biaya yang dikeluarkan untuk 1 Kwh adalah $ 0.204. Jumlah listrik yang digunakan untuk pembuatan kedua produk adalah 4056,96 Kwh

Biaya listrik yang dibebankan adalah

= (penggunaan listrik 32.5 jam x rate per Kwh) = (4056,96 Kwh x $0.204)

= $827,62

Total biaya listrik air untuk pembuatan 2 produk = $69.48 + $827,62 = $897.1

b. Sewa Gedung

Biaya yang dikeluarkan untuk membayar sewa gedung yang digunakan oleh perusahaan dalam satu bulan adalah $5.5 per m2. Sedangkan area produksi yang digunakan adalah 600m2, jadi biaya perbulan yang dibayar perusahaan adalah = 600m2 x $5.5 = $3300

Sewa gedung yang harus dibayar untuk pembuatan kedua produk adalah $148.96

(49)

c. Biaya Stationary

Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan dalam produksi antara lain sarung tangan, masker, helm, pena, kertas, tissue dan lain-lain yang berhubungan dengan perlengkapan-perlengkapan untuk pembuatan produk tersebut. Biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk pembelian stationary dalam pembuatan kedua unit produk tersebut adalah $19.85

d. Biaya Rental

Biaya yang dikeluarkan untuk menyewa 2 bus karyawan, 1 lory dan 1 unit mesin fotocopy perbulan adalah $1,720.43. Dan biaya rental yang dikeluarkan untuk pembutan kedua produk adalah $105.9

e. Biaya Set up Machine

Kelompok biaya 2 merupakan kelompok biaya aktivitas yang timbul akibat penggunaan sumber daya tidak langsung yang mengacu pada banyaknya set up yang dilakukan karena berhubungan dengan diversitas dan kompleksitas produk yang disebabkan karena produk memiliki karakteristik, bentuk, dan dimensi yang berbeda-beda. Biaya yang termasuk dalam kelompok ini adalah biaya set up machine. Untuk pembuatan kedua unit produk dilakukan 4 kali set up machine dengan total waktu 2 jam yang dilakukan oleh satu orang maintenance, biaya set up machine untuk = waktu set up x rate TKL = 2jam x $3.11 = $6.22

f. Biaya Inspeksi

Biaya yang berkaitan dengan banyaknya inspeksi yang dilakukan untuk pembuatan produk dengan tujuan untuk menjaga kualitas suatu produk.

(50)

Untuk pembuatan ke dua produk atau sekitar 650 unit dilakukan inspeksi sampling 10% dari total produksi atau sama dengan 65 unit. Inspeksi untuk 1 unit diperlukan waktu selama 5 menit, jadi total waktu inspeksi yang diperlukan adalah 325 menit atau sama dengan 5.42 jam

Biaya yang diperlukan untuk inspeksi adalah = jumlah waktu inspeksi x rate TKL = 5.42 jam x $3.11 = $16.86

g. Biaya perawatan mesin

Biaya yang timbul akibat sumber daya tidak langsung berdasarkan pada pemacu biaya berapa kali melakukan perawatan pada mesin. Dalam satu bulan dilakukan perawatan mesin selama 32 jam. Jadi biaya maintenance untuk pembuatan kedua produk adalah 1.97 jam x rate TKL = 1.97 x $3.11 = $6.12

h. Biaya perbaikan mesin

Biaya yang timbul akibat sumber daya tidak langsung berdasarkan pada pemacu biaya berapa kali melakukan perbaikan pada mesin. Dalam sebulan terakhir dilakukan perbaikan untuk 1 mesin dengan biaya sebesar $300. Jadi biaya perbaikan mesin yang dikenakan pada satu mesin adalah Biaya Perbaikan x rate TKL

= $18.47 x 3.11= $57.44 i. Biaya degreating

Biaya yang dikeluarkan untukk melakukan pembersihan terhadap produk dari minyak-minyak akibat dari proses sebelumnya biaya yang dibutuhkan adalah $6.62 jadi biaya degreating adalah biaya degreating x rate TKL = $6.62 x 3.11 = $20.5882

(51)

Tabel 4.3 Total biaya overhead menurut perusahaan

No Jenis Biaya Jumlah dalam ($)

1 air dan listrik $897.1

2 sewa gedung $148.96

3 biaya stationary $19.85

4 biaya Rental $105.9

5 biaya inspeksi $16.86

6 Biaya set up machine $6.22

7 Biaya perawatan mesin $6.12

8 Biaya Degreating $20.5882

9 Biaya perbaikan mesin $57.44

Total $1,279.0382

Tarif overhead = Total biaya overhead

Total Jam Tenaga Kerja Langsung = $1,279.0382

32.5

= $ 39.36

Untuk menghitung biaya overhead masing-masing tipe produk perusahaan mengalihkan tarif biaya overhead per jam kerja langsung dengan jumlah jam tenaga kerja langsung yang digunakan oleh masing-masing produk. Dibawah ini merupakan perhitungan untuk biaya overhead yang di serap 2 produk

Tabel 4.4 Jumlah Biaya Overhead ke Masing-Masing produk

Tipe Produk Tarif Overhead ($) Total JTKL per Tipe Total

00000L2923-BH 39.36 15 $590.4

00000L2931-BG 39.36 17.5 $688.8

Setelah semua biaya diklasifikasikan, maka pembebanan biaya produksi pada tiap tipe produk per unit dapat dihitung dengan cara menjumlahkan biaya bahan baku utama, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead yang dikomsumsi oleh masing-masing tipe produk, kemudian membagi semua biaya ini

(52)

ke tiap unit produk yg diproduksi. Berikut adalah tabel perhitungan untuk harga pokok produksi menggunakan sistem tradisional pada PT TEC Indonesia.

Tabel 4.5 Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Sistem Tradisional

Jenis Biaya produksi 00000L2923-BH 00000L2931-BG

Biaya bahan baku $134,787 $186,952.40

Biaya TKL $46.8 $54.60

Biaya overhead $590.4 $688.8

Total biaya produksi menurut sistem tradisional $135,424.2 $187,695.8

Jumlah Produksi 300 350

Biaya produksi/unit $451.41 $536.2737

Berikut adalah cara perhitungan untuk tabel 4.5

Total Biaya Produksi Menurut Sistem Tradisional adalah penjumlahan dari Biaya Bahan Baku, Biaya TKL dan Biaya Overhead

Biaya Produksi per Unit diperoleh dari = Total Biaya Produksi Jumlah Produksi = $135,424.2

300 = $451.41

4.1.2 Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada PT TEC

Dari perhitungan HPP PT TEC di atas dapat membuktikan bahwa PT TEC menghitung HPPnya dengan menggunakan sistem tradisional karena hanya berdasarkan biaya haban baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead tampa mempertibambangkan aktivitas-aktivitas yang terjadi selama dua produk diproduksi yang sebenarnya aktivitas-aktivitas ini sangat mempengaruhi harga pokok produksi suatu barang.

(53)

4.2 Perhitungan Harga Pokok Produsksi Menggunakan Sistem ABC

Menurut Tunggal (2009), activity based costing adalah metode costing yang mendasarkan pada aktivitas yang didesain untuk memberikan informasi biaya kepada para manajer untuk pembuatan keputusan stratejik dan keputusan lain yang mempengaruhi kapasitas dan biaya tetap. Letak perbedaan utama antara sistem akutansi biaya tradisional dengan sistem ABC adalah pada pembebanan biaya overheadnya. Untuk perhitungan biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung antara sistem akuntansi biaya tradisional dengan sistem ABC adalah sama. Biaya ini masuk ke dalam aktivitas tingkat unit (unit level activity) karena berhubungan langsung dengan unit yang diproduksi.

4.2.1 Komposisi Biaya Produksi Menggunakan Sistem ABC

ABC adalah suatu sistem akuntansi yang terfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk/jasa. ABC menyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut.Menurut Hansen dan Mowen (2007) aktivitas adalah setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver), yakni bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran dalam organisasi. Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik penghimpunan biaya. Sistem ABC mengasumsikan bahwa aktivitas yang mengkomsumsi sumber daya dan bukannya produk.

Aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan proses penciptaan nilai dari produk yang dihasilkan oleh PT TEC Indonesia adalah sebagai berikut:

(54)

Segala aktivitas yang dilakukan untuk mengolah bahan baku menjadi bahan jadi 2. Set up mesin

Segala aktivitas yang dilakukan dalam rangka mempersiapkan mesin-mesin untuk melakukan proses produksi.

3. Perawatan dan perbaikan

Segala aktivitas yang berhubungan dengan perawatan dan perbaikan mesin-mesin serta fasilitas lainnya yang digunakan untuk proses produksi.

4. Penanganan produk bahan baku sampai barang jadi

Segala aktivitas yang berhubungan dengan pengangkutan, penerimaan, dan pengiriman barang jadi dan bahan baku langsung.

5. Pengendalian mutu

Segala aktivitas yang berhubungan dengan pengendalian kualitas barang yang diproduksi. Apakah sudah sesuai dengan permintaan pelanggan atau belum.

Menurut Hansen dan Mowen (2007), sistem ABC menggolangkan aktivitas-aktivitas menjadi empat tingkat yaitu unit lebel activity, batch related activity, product sustaining activity. Untuk PT TEC aktivitas-aktivitas tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

1. Unit level activity cost

Biaya ini dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah produk yang dihasilkan, biaya yang termasuk dalam kelompok ini adalah biaya utama yang terdiri dari biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung, biaya listrik dan air, biaya rental dan gedung.

(55)

Biaya ini berhubungan dengan jumlah batch produk yang diproduksi. Biaya yang termasuk dalam kelompok ini adalah biaya set up machine

3. Produck sustaining activity cost

Baiya ini berhubungan dengan penjagaan kualitas produk yang dihasilkan biaya yang termasuk dalam kelompok ini adalah biaya inspeksi.

4. Fasilitas sustaining activity cost

Biaya ini berhubungan dengan kegiatan untuk mempertahankan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan. Biaya yang termasuk dalam kelompok ini adalah biaya perawatan dan perbaikan dan penyusutan mesin.

Menurut Hansen dan Mowen (2007) aktivitas adalah setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver), yakni bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi. Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik penghimpun biaya.

Tabel 4.6 Tabel Pengelompokan Jenis Biaya overhead Berdasarkan Tingkat Aktivitas dan Pemicu Biayanya.

No Jenis overhead pabrik Tingkat Aktivitas cost driver

1 biaya listrik dan air Unit Jumlah unit produksi

2 biaya sewa Gedung Unit Jumlah unit produksi

3 biaya stationary Unit Jumlah unit produksi

4 biaya perbaikan mesin Fasilitas Banyaknya pebaikan mesin

5 biaya perawatan mesin Fasilitas Banyaknya perawatan mesin

6 biaya inspeksi Produk Banyaknya inspeksi

7 biaya set up machine Batch Banyaknya set up

8 Biaya Degreating unit Jumlah unit produksi

9 Biaya Rental Unit Jumlah unit produksi

Penetapan cost driver untuk masing-masing cost pool yang dipilih adalah sebagai berikut:

(56)

1. Unit level activity

Untuk cost pool yang berkaitan dengan unit level activity, cost driver yang digunakan adalah jumlah unit produksi, karena biaya-biaya yang termasuk dalam cost pool ini dipengaruhi oleh jumlah unit yang diproduksi.

2. Batch related activity

Untuk cost pool yang berkaitan dengan batch acitivity, cost driver yang digunakan adalah banyaknya set up yang dilakukan karena berhubungan dengan diversitas dan kompleksitas produk yang disebabkan karena produk memiliki karakteristik, bentuk, dan dimensi yang berbeda-beda.

3. Product sustaining activity

Untuk cost pool yang berkaitan dengan product sustaining activity, cost driver yang digunakan adalah banyaknya inspeksi yang dilakukan dalam pengawasan proses produksi.

4. Facility sustaining activity

Untuk cost pool yang berkaitan dengan facility sustaning activity, cost driver yang digunakan adalah floor space karena semakin banyak dan besar mesin dan bangunan yang dimiliki maka biaya penyusutan biaya perbaikan serta perawatan akan semakin besar pula.

(57)

Berikut ini merupakan tabel pengelompokan biaya overhead ke cost poll Tabel 4.7 Pengalokasian Biaya Overhead ke Dalam Cost Pool

No Jenis Biaya Unit Level Batch Product Facility

1 air dan listrik $897.1

2 sewa gedung $148.96

3 biaya stationary $19.85

4 biaya Rental $105.9

5 biaya inspeksi $19.437

6 Biaya set up machine $6.22

7 Biaya perawatan mesin $6.12

8 Biaya perbaikan mesin $57.44

9 Biaya Degreating $20,5882

Total $1,192.3982 $6.22 $19.437 $63.56

Berikut ini dasar pengalokasian biaya oeverhead pada dua produk di atas Tabel 4.8 Dasar Alokasi Biaya Overhead

No Dasar Alokasi 00000L2923-BH 00000L2931-BG Total

1 Jumlah Produksi 300 350 650

2 Banyaknya Set up 2 2 4

3 Banyaknya Inspeksi 30 35 65

4 Banyaknya perawatan 2 2 4

Di bawah ini merupakan tabel pengalokasian pembebanan biaya overhead terhadap produk

Tabel 4.9 Dasar Pembebanan Biaya Overhead Terhadap Produk

No Jenis Biaya 00000L2923-BH 00000L2931-BG

1 air dan listrik V V

2 sewa gedung V V

3 biaya stationary V V

4 biaya Rental V V

5 biaya inspeksi V V

6 Biaya set up machine V V

7 Biaya perawatan mesin V V

8 Biaya degreating V X

Gambar

Gambar 4.1 Job Order DEN -898024 dengan tipe 000002391-BH
Tabel 4.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tabel 4.3 Total biaya overhead menurut perusahaan
Tabel 4.5 Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Sistem Tradisional
+6

Referensi

Dokumen terkait

Beban adalah suatu kebutuhan energi listrik yang besarnya berubah- ubah tergantung kepada kebutuhan dari konsumen yang harus disuplai oleh PLN melalui

Tesis yang berjudul : “HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN SUPERVISI DENGAN KETEPATAN PENYUSUNAN PARTOGRAF YANG DILAKUKAN BIDAN” ini adalah karya penelitian saya

5. Bila mahasiswa menerima tamu selain tamu dari akademik akan diberi sanksi berupa scorsing. Bila mahasiswa meninggalkan praktek selama praktek belum berakhir

Dalam rangka meningkatkan kapasitas Fasilitator Senior dan Fasilitator Masyarakat agar mampu melaksanakan kegiatan Program Pamsimas dan mendukung keberlanjutannya, maka bersama

Dalam menggunakan metode hands on learning diperlukan beberapa bahan dan perlu memperhatikan beberapa hal dalam mengajari anak yaitu, yang pertama keamanan untuk anak

13 Pada penelitian Rahayu dkk., pada tahun 2018 telah dilakukan variasi komposisi untuk kedua bahan magnet tersebut, diperoleh bahwa semakin banyak neodimium

2 Ambil kain yang berada dibawah lengan klien dan bersihkan lengan klien dengan alkohol untuk menghilangkan sisa-sisa larutan antiseptik atau tanda yang telah

Metode yang digunakan adalah uji aktivitas acc deaminase dilakukan pada media Dworkin – Foster (DF) dan PCR gen acdS menggunakan primer spesifik ACC serta analisis