Vol. 2 No. 1 Bulan Maret 2021, ISSN: 2721-2033
Chikita Fresya Putri Pratama1, Silvia Prasetyowati 2, Ida Chairanna 3
123Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya
Email : chikitaf93@gmail.com ABSTRAK
Keadaan gigi yang rusak dapat berdampak pada kesehatan tubuh lainnya dan berpengaruh pada estetik seseorang. Upaya yang dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut diantaranya dengan cara kimiawi yaitu memperbanyak makan makanan yang berserat. Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap siswa kelas III SDN Batukerbuy IV Pamekasan tahun 2020 diperoleh nilai debris indeks 2,17 dengan kategori buruk. Sehingga Masalah dalam penelitian ini adalah tingginya nilai debris indeks pasa siswa kelas III SDN Batukerbuy IV Pamekasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas mengunyah buah apel ( anna ) yang dikupas dan yang tidak dikupas kulitnya terhadap perubahan debris indeks siswa. Manfaat penelitian bagi siswa SDN Batukerbuy IV pamekasan mendapat masukan dalam meningkatkan kebersihan gigi dan mulut. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu ( quasi experimental design ) dengan jumlah sasaran kelompok A 18 anak , dan kelompok B 18 anak. Metode pengumpulan data dengan menggunakan lembar penilaian debris indeks. Teknik analisa data yang digunakan adalah paired sample T-test dan independent sample T-test. Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan adanya perbedaan efektifitas mengunyah buah apel anna yang dikupas dan yang tidak dikupas kulitnya terhadap debris indeks siswa kelas III SDN Batukerbuy IV Pamekasan 2020.
Kata Kunci :
Buah Apel, Debris Indeks
ABSTRACT Key word:
Apples, Debris Index
The condition of damaged teeth can have an impact on the health of other bodies and affect one's aesthetics. Efforts are made to maintain oral health, including by chemical means, namely eating more fibrous foods. The results of the examination that had been carried out on grade III students of SDN Batukerbuy IV Pamekasan in 2020 obtained a debris index score of 2.17 in the bad category. So that the problem in this research is the high debris index value of students of class III SDN Batukerbuy IV Pamekasan. The purpose of this study was to determine the effectiveness of chewing peeled and unpeeled apples (anna) on changes in student debris index. The benefits of research for students of SDN Batukerbuy IV Pamekasan received input in improving oral and dental hygiene. This research method is quasi experimental research (quasi experimental design) with the target group A 18 children, and group B 18 children. Methods of data collection using a debris index assessment sheet. The data analysis technique used is the paired sample T-test and independent sample T-test. The results of the research that have been carried out can be concluded that there is a difference in the effectiveness of chewing peeled and unpeeled anna apples on the debris index of grade III students of SDN Batukerbuy IV Pamekasan 2020.
EFEKTIVITAS MENGUNYAH BUAH APEL ( ANNA ) YANG
DIKUPAS KULITNYA DAN TIDAK DIKUPAS KULITNYA
TERHADAP PENURUNAN DEBRIS INDEKS PADA MURID SDN
171
PENDAHULUAN
Gigi dan mulut merupakan bagian penting dalam tubuh manusia. Gigi terdapat dalam rongga mulut dan memiliki berbagai fungsi. Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik kesehatan gigi dan mulut perlu diperhatikan. Keadaan gigi yang rusak dapat berdampak pada kesehatan tubuh lainnya dan berpengaruh pada estetik seseorang (Penda, Kaligis,dkk, 2015). Hasil Riskesdas 2018, mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut sebesar 25,9%. Anak dengan usia 6–14 tahun merupakan usia yang rawan dan kritis yang dapat terkena karies gigi dan pada usia tersebut mempunyai sifat khusus yaitu masa di mana terjadinya peralihan dari gigi susu ke gigi permanen (Pay, Widiati and Sriyono, 2017).
Debris adalah sisa – sisa makanan berupa lapisan lunak yang terdapat di permukaan gigi yang terdiri dari musin, bakteri dan sisa – sisa makanan yang kita makan (Aljufri, 2018). Pembersihan gigi yang kurang baik dapat menyebabkan sisa – sisa makanan yang masih tertinggal didalam mulut. Akumulasi Debris yang terjadi ini dapat diukur dengan menggunakan suatu metode, yaitu debris indeks .
Upaya yang dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut diantaranya dengan cara kimiawi yaitu memperbanyak makan makanan yang berserat. Makanan berserat adalah makanan yang mempunyai daya pembersih gigi yang baik seperti buah nanas, buah pir, buah apel, buah bengkoang. Apel disebut sebagai kalangan sikat gigi alami karna dapat dijadikan sebagai pembersih gigi dari sisa – sisa makanan yang masih tertinggal didalam mulut. Buah apel membantu untuk merangsang gusi, meningkatkan aliran air liur dimulut dan mencegah penumpukan plak pada permukaan gigi. Kandungan dalam apel yang bermanfaat bagi kesehatan gigi adalah tannin.
Apel anna merupakan verietas baru di Indonesia dan dapat tumbuh subur di Malang. Diluar negeri apel anna dikenal dengan nama apel jonathan. Apel anna memiliki ciri antara lain berwarna merah hampir seluruh kulit apel, rasa manis agak asam, daging buah berwarna putih ke kuningan dan berpasir. kadar air yang terkandung pada buah apel anna yang tidak dikupas kulitnya sebesar 84.40 gram.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Aljufri (2017) dalam penelitianya mengenai buah Apel, yang menyatakan bahwa Makanan yang berserat, keras dan kasar dapat menghalangi pembentukan debris pada gigi. Makanan berserat seperti buah-buahan dan sayuran mengandung 75-95% air yang bersifat membersihkan karena harus dikunyah dan dapat merangsang sekresi saliva. Dalam penelitian yang dilakukan Preazy Agung C. Penda (2015) juga menyebutkan hasil penelitian di SMA Negeri 1 Sorong Papua Barat dapat disimpulkan bahwa pengunyahan buah apel yang dilakukan oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Sorong Papua Barat dapat menurunkan indeks plak.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan Debris indeks gigi setelah mengunyah buah apel anna yang dikupas kulitnya dan yang tidak dikupas kulitnya pada siswa kelas III SDN Batukerbuy IV. Penulis memilih anak kelas III dikarenakan pada data Riskesdas 2018 mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut sebesar 25,9%. Anak dengan usia 6–14 tahun. Berdasarkan survei awal di sekolah tersebut belum pernah dilakukan penelitian tentang kebersihan gigi dan mulut. Umumnya siswa lebih menyukai makanan cepat saji tanpa mengetahui manfaat dari buah-buahan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Hasil survei awal mengenai kebersihan gigi dan mulut Siswa SDN Batukerbuy IV Pamekasan, didapatkan nilai debris index rata – rata 2,17 dengan kriteria buruk, ini disebabkan karena debris merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya masalah
kesehatan gigi dan mulut. Maka masalah tingginya debris tersebut tertangani salah satunya dengan cara memberikan pengarahan tentang konsumsi makanan yang berserat dan berair ( Mandalika,2014 cit Inas Dania L 2018 ).
Berdasarkan uraian tersebut maka masalah yang didapat dalam penelitian ini adalah tingginya nilai debris Index Siswa SDN Batukerbuy IV Pamekasan.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa SDN Batukerbuy IV pamekasan dalam meningkatkan kebersihan gigi dan mulut. Karena, Jika dilihat dari penelitian sebelumnya, kandungan air pada buah apel tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan buah apel anna yang saya teliti saat ini.
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1) Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental design). Penelitian ini dilaksanakan di SDN Batukerbuy IV Pamekasan.pada bulan september 2019 sampai maret 2020. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Batukerbuy IV Pamekasan dengan jumlah 36 siswa yang dibagi menjadi 2 kelompok setiap kelompok terdiri dari 6 laki-laki dan 12 perempuan. Sasaran penelitian diperoleh tanpa randomisasi pemilihan kelompok perlakuan.
2) Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat diagnostik seperti kaca mulut dan pinset, dappen glass, masker, sarung tangan, gelas kumur, nierbeken, tempat buah, timbangan digital, dan lembar pemeriksaan penilaian debris. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu buah apel anna, disclosing agent, kapas , alkohol 70%, tisu, dan air mineral.
3) Rancangan Penelitian
Peneliti melakukan penelitian dengan beberapa tahap, yang pertama yaitu pengumpulan data pengetahuan siswa, kemudian pengumpulan data karies gigi molar satu permanen.
a. Prosedur Pengumpulan Data
(1) Mengumpulkan siswa kelas III SDN Batukerbuy IV Pamekasan didalam kelas. (2) Masing – masing siswa diintruksikan untuk memakan biskuit terlebih dahulu
lalu dikunyah sebanyak 32 kali selama 30 detik untuk menyetarakan keadaan awal pada gigi dan mulut sebelum mengunyah buah apel.
(3) Siswa kelas III SDN Batukerbuy IV dibagi menjadi 2 kelompok : a. Kelompok A mengunyah buah apel yang dikupas kulitnya b. Kelompok B mengunyah buah apel yang tidak dikupas kulitnya
(4) Melakukan penelitian debris skor dengan mengolesi gigi indeks dengan
disclosing solution sebelum siswa diberi buah apel.
(5) Siswa kelompok A diinstruksikan untuk mengunyah buah apel dengan yang sudah dikupas kulitnya dengan berat ± 100 gram, dan kelompok B diinstruksikan untuk mengunyah buah apel yang tidak dikupas kulitnya dengan berat ± 100 gram sebanyak 32 kali dengan menggunakan rahang kanan dan kiri secara bergantian dengan cara 5 siswa dipantau oleh 1 guru.
(6) Melakukan penilaian debris skor dengan mengolesi gigi indeks dengan
173 4) Analisis Data
Pada penelitian ini data terlebih dahulu akan diuji apakah kedua data menyebar normal atau tidak, dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov . Kemudian hipotesis diuji dengan menggunakan T-test untuk membandingkan perbedaan mean antar 2 kelompok. Uji T yang dipakai adalah uji T tidak berpasangan (independent sample T test).
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Hasil Pengukuran Rata-Rata Debris Indeks Sebelum Dan Sesudah Mengunyah Buah Apel ( anna ) yang dikupas kulitnya
N:18
Berdasarkan tabel 1. dapat diketahui bahwa sebelum mengunyah buah Apel ( anna ) yang dikupas memiliki rata-rata debris indeks sebesar (2.16) dengan kategori buruk, sesudah mengunyah buah Apel ( anna ) yang dikupas kulitnya memiliki rata-rata debris indeks (1.15) dengan kategori sedang.
Tabel 2. Hasil Pengukuran Rata-Rata Debris Indeks Sebelum Dan Sesudah Mengunyah Buah Apel ( anna ) yang tidak dikupas kulitnya
n = 18
Mengunyah Apel ( anna ) yang
tidak dikupas kulitnya Rata-rata Debris Indeks
Sebelum 2.15
Sesudah 0,98
Berdasarkan tabel 2. dapat diketahui bahwa sebelum mengunyah buah pir memiliki rata-rata debris indeks sebesar (2.15) dengan kategori buruk, sesudah mengunyah buah Apel ( anna ) yang tidak dikupas kulitnya memiliki rata-rata debris indeks (0,98) dengan kategori sedang.
Tabel 3. Perbedaan Debris Indeks Setelah Mengunyah Buah Apel ( anna ) yang dikupas kulitnya dan Buah Apel ( anna ) yang tidak dikupas kulitnya n = 36
Mengunyah Buah Apel ( anna ) yang
dikupas kulitnya Rata-rata Debris Indeks
Sebelum 2.16
Sesudah 1.15
Mengunyah Rata-rata Debris Indeks
Sebelum Sesudah Penurunan
Buah Apel (anna) yang
dikupas kulitnya 2.16 1.15 1.01
Buah Apel (anna) yang
Berdasarkan tabel 3. dapat diketahui bahwa sebelum mengunyah Buah Apel (anna) yang dikupas kulitnya memiliki rata-rata debris indeks sebesar (2.16) dengan kategori buruk, sesudah mengunyah Buah Apel (anna) yang dikupas kulitnya memiliki rata-rata debris indeks (1.15) dengan kategori sedang. Sehingga dapat diketahui terjadi penurunan debris indeks sebesar (1.01). Sementara sebelum mengunyah Buah Apel (anna) yang tidak dikupas kulitnya memiliki rata-rata debris indeks sebesar (2.15) dengan kategori buruk, sesudah mengunyah Buah Apel (anna) yang tidak dikupas kulitnya memiliki rata-rata debris indeks (0.98) dengan kategori sedang. Sehingga dapat diketahui terjadi penurunan debris indeks sebesar (1.17).
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwasanya penurunan debris indeks sebelum dan sesudah mengunyah Buah Apel (anna) yang tidak dikupas kulitnya lebih besar dibandingkan setelah mengunyah Buah Apel (anna) yang dikupas kulitnya.
Tabel 4. Hasil Analisis Debris Indeks Sebelum dan Sesudah Mengunyah Buah Apel ( anna ) yang dikupas kulitnya dan Buah Apel ( anna ) yang tidak dikupas
kulitnya n = 36 Mean Sebelum ±s.d Sesudah ±s.d Sebelum dan sesudah ±s.d P value Mengunyah buah apel
(anna) yang dikupas kulitnya
2.16+0.27 1.15+0.21 1.35.±0.39 < 0.000
Mengunyah buah apel
(anna) yang tidak
dikupas kulitnya
2.15±0.39 0.98±0.29 1.26.±0.37 < 0.000
Berdasarkan tabel.4. dapat diketahui bahwa nilai mean sebelum mengunyah buah apel (anna) yang dikupas kulitnya adalah (2.16) dengan standar deviasi (0.27) , nilai mean sesudah mengunyah buah apel (anna) yang dikupas kulitnya adalah (1.15) . dengan standar deviasi (0.21) dan mean sebelum dan sesudah mengunyah buah apel (anna) yang dikupas kulitnya (1.35) dengan standar deviasi (0.39) dan P value < 0.000 ( P Value < 0.05) maka H1 diterima dan H0 ditolak artinya terdapat perbedaan debris indeks sebelum dan sesudah mengunyah buah apel (anna) yang dikupas kulitnya. Sedangkan nilai mean sebelum mengunyah buah apel (anna) yang tidak dikupas kulitnya adalah (2.15) dengan standar deviasi (0.39), nilai mean sesudah mengunyah buah apel (anna) yang tidak dikupas kulitnya adalah (0.98) dengan standart deviasi (0.29), nilai mean sebelum dan sesudah mengunyah buah apel (anna) yang tidak dikupas kulitnya adalah (1.26) dengan standar deviasi (0.37) dan P value 0.000 (p value < 0.05), maka H1 diterima dan H0 ditolak yang artinya terdapat perbedaan debris indeks sebelum dan sesudah mengunyah buah apel (anna) yang tidak dikupas kulitnya.
PEMBAHASAN
Analisis data didapatkan hasil bahwa rata-rata debris indeks sebelum mengunyah buah apel anna yang dikupas kulitnya termasuk kategori buruk, setelah mengunyah buah apel anna yang dikupas kulitnya kemudian mengalami penurunan
175
menjadi kategori sedang. Penurunan ini terjadi karena makanan padat mempunyai kemampuan untuk mendorong sekresi ludah terhadap rongga mulut sehingga terjadi
self cleansing di dalam rongga mulut. Makanan padat selalu mempunyai kandungan
serat dan membutuhkan kerja otot yang lebih untuk menghancurkan makanan. Kerja otot manusia yang akan memacu produksi saliva sebagai penunjang, proses tersebut yang menunjang terjadinya proses pembersihan secara alami (self cleansing) pada gigi ( Hermawati 2010 cit Eka ayu 2015).
Kemudian hasil analisis data sesudah mengunyah buah apel anna yang dikupas kulitnya mengalami penurunan dari kategori buruk menjadi kategori sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa buah apel anna yang dikupas kulitnya mempunyai sifat membersihkan gigi secara alami. Ini sesuai dengan pernyataan Nurasiki & Amiruddin, (2017) yang menyatakan bahwa Upaya yang dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut diantaranya dengan cara kimiawi yaitu memperbanyak makan makanan yang berserat. Makanan berserat adalah makanan yang mempunyai daya pembersih gigi yang baik seperti buah nanas, buah pir, buah apel, buah bengkoang.
Selain itu Efek membersihkan gigi secara alami ini bisa didapatkan ketika kita mengunyah dengan teknik kunyah yang benar yaitu sebanyak 32 kali (Haida, Cholil, & Aspriyanto, 2014). Sehingga dapat disimpulkan bahwa buah apel anna yang dikupas kulitnya memiliki daya self-cleansing untuk membantu membersihkan sisa makanan atau debris pada gigi karena terdapat perubahan debris indeks sebelum dan sesudah mengunyah buah apel anna yang dikupas kulitnya.
Dari analisis data didapatkan hasil bahwa rata-rata debris indeks sebelum mengunyah buah apel anna yang tidak dikupas kulitnya termasuk kategori buruk, sedangkan setelah mengunyah buah apel anna yang tidak dikupas kulitnya rata-rata debris indeks termasuk kategori sedang.
Apel disebut sebagai kalangan sikat gigi alami karna dapat dijadikan sebagai pembersih gigi dari sisa – sisa makanan yang masih tertinggal didalam mulut. Buah apel membantu untuk merangsang gusi, meningkatkan aliran air liur dimulut dan mencegah penumpukan plak pada permukaan gigi. Kandungan dalam apel yang bermanfaat bagi kesehatan gigi adalah tannin. Zat tannin yang terdapat pada kulit apel ini merupakan zat yang berfungsi membersihkan dan menyegarkan mulut, sehingga dapat mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi yang disebabkan oleh timbunan plak.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Aljufri (2017) dalam penelitianya mengenai buah Apel, yang menyatakan bahwa Makanan yang berserat, keras dan kasar dapat menghalangi pembentukan debris pada gigi. Sunarto menyatakan bahwa makanan yang kaya serat dapat menjadi pembersih alamiah per- mukaan gigi. Makanan berserat seperti buah dan sayur dapat menjadi self-cleaning atau pembersih alamiah bagi lapisan yang menempel di permukaan gigi, karena secara tidak langsung dapat menggosok bagian permukaan gigi. Makanan berserat seperti buah-buahan dansayuran mengan- dung 75-95% air yang bersifat membersihkan karena harus dikunyah dan dapat merangsang sekresi saliva.
Dalam penelitian yang dilakukan Preazy Agung C. Penda (2015) juga menyebutkan hasil penelitian di SMA Negeri 1 Sorong Papua Barat dapat disimpulkan bahwa pengunyahan buah apel yang dilakukan oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Sorong Papua Barat dapat menurunkan indeks plak.
Kulit apel mengandung flavonoid yang disebut quercitin. Quercitin ini mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi. Fungsinya adalah mencegah
serangan radikal bebas sehingga dapat melindungi tubuh dari kemungkinan serangan kanker (Ali Khomsan, 2006).
Berdasarkan data hasil analisis yang diperoleh terdapat perbedaan efektifitas debris indeks antara mengunyah buah apel anna yang dikupas kulitnya dan buah apel anna yang tidak dikupas kulitnya terhadap debris indeks. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata debris indeks sebelum dan sesudah mengunyah buah apel anna yang dikupas kulitnya dan buah apel anna yang tidak dikupas kulitnya. Dimana nilai rata-rata debris indeks sebelum dan sesudah mengunyah buah apel anna yang tidak dikupas kulitnya. lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata debris indeks sebelum dan sesudah mengunyah buah apel anna yang dikupas kulitnya.
Kandungan yang terdapat pada kulit buah apel manalagi (Malus sylvestris Mill.) ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri (Raphael A ,2017). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hapsari dkk, (2015) kadar air yang terkandung pada buah apel anna yang tidak dikupas kulitnya sebesar 84.40 gram.
Faktor lain yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut dengan tiga cara yaitu secara mekanik, kimiawi, dan alami. Pertama secara mekanik dapat dilakukan dengan menggosok gigi dan benang gigi untuk mengontrol pertumbuhan debris. Kedua dengan cara kimiawi dapat dilakukan dengan berkumur dengan obat kumur. Ketiga dengan cara alami yaitu dengan salah satunya mengkonsumsi buah yang mengandung serat dan air. Dengan tiga cara tersebut dapat mencegah timbulnya debris indeks gigi pada rongga mulut apabila dilakukan dengan baik dan benar. (Sriyono,2009)
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan mengenai Perbedaan Efektifitas Mengunyah buah apel anna yang dikupas kulitnya dan apel anna yang tidak dikupas kulitnya Terhadap Debris Indeks pada Siswa Kelas III SDN BATUKERBUY IV Pamekasan Tahun 2019 maka diperoleh simpulan sebagai berikut :1) Rata-rata debris indeks siswa kelas III SDN Batukerbuy IV sebelum mengunyah buah apel anna yang dikupas kulitnya dalam kategori buruk, sedangkan sesudah mengunyah apel anna yang dikupas kulitnya termasuk dalam kategori sedang. 2) Rata-rata debris indeks debris indeks siswa kelas III SDN Batukerbuy IV sebelum mengunyah buah apel anna yang tidak dikupas kulitnya dalam kategori buruk, sedangkan sesudah mengunyah buah apel anna yang tidak dikupas kulitnya termasuk dalam kategori sedang. 3) Terdapat perbedaan efektifitas mengunyah buah jambu apel anna yang dikupas kulitnya dan buah apel anna yang tidak dikupas kulitnya terhadap debris indeks pada Siswa Kelas III SDN Batukerbuy IV Pamekasan Tahun 2019. 4) Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan tersebut maka dapat diberikan saran terhadap guru SDN Batukerbuy IV Pamekasan supaya dapat memotivasi siswa SDN Batukerbuy IV untuk mengkonsumsi makanan yang berserat dan berair seperti buah-buahaan seperti buah apel anna karena buah tersebut bisa menjaga kebersihan gigi dan mulut dan terbukti dapat menurunkan jumlah debris indeks.
DAFTAR PUSTAKA
Aljufri, Y. S. (2018). Perbedaan indeks debris mahasiswa mengunyah buah apel,nanas dan belimbing di jkg poltekkes kemenkes padang. Jurnal Kesehatan Masyarakat
177
Balitbangkes Kemenkes RI, Hasil Utama Riskesdas, 2018
Ermawati, T. (2016). Profil Kebersihan Dan Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Lansia Di Desa Darsono Kabupaten Jember. Ikesma, 12(september 2016), 77–83
Haida, K. E., Cholil, & Aspriyanto, D. (2014). Perbandingan Efektivitas Mengunyah Buah Pir Dan Bengkuang Terhadap Penurunan Indeks Plak. Dentino Jurnal
Kedokteran Gigi, II(1), 24–28.
Hapsari, M. D. Y., & Estiasih, T. (2015). Variasi Proses dan Grade Apel ( Malus sylvestris mill ) pada Pengolahan Minuman Sari Buah Apel : Kajian Pustaka Processing and Grade Variation Apple ( Malus Sylvestris mill ) in Apple Extract Drink Processing : A Review. Jurnal Pangan Dan Argoindustri, 3(3), 939–949. Retrieved from https://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/view/216/223
Kemenkes, 2019. Infodatin: Pusat Data dan informasi Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi Kesehatan Gigi Dan Mulut. Hal.1.
Nugraheni, H., Sadimin, S., & Sukini, S. (2019). Determinan Perilaku Pencegahan Karies Gigi Siswa Sekolah Dasar Di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Gigi, 6(1), 26. https://doi.org/10.31983/jkg.v6i1.4404
Nurasiki, C. A., & Amiruddin, A. (2017). Efektifitas Mengunyah Buah Apel dan Buah Bengkoang Terhadap Penurunan Indeks Plak Pada Murid Sekolah Dasar.
AcTion: Aceh Nutrition Journal, 2(2), 80. https://doi.org/10.30867/action.v2i2.58
Pay, M. N., Widiati, S. and Sriyono, N.W. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Anak dalam Pemeliharaan Kebersihan Gigi dan Mulut’, Majalah
Kedokteran Gigi Indonesia, 2017; 2(1), p.27. doi: 10.22146/majkedgiind.9900
Penda, P. A. C., Kaligis, S. H. M., & . J. (2015). Perbedaan Indeks Plak Sebelum Dan
Sesudah Pengunyahan Buah Apel. E-GIGI, 3(2).
https://doi.org/10.35790/eg.3.2.2015.9631
Pratiwi, Donna, 2009. Gigi Sehat dan Cantik Perawatan Praktis Sehari-Hari. Jakarta: Kompas. Hal.55-60.
Pusat Bahasa Depdiknas,2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.
Putri MH. Herijulianti E, Nurjannah N.Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan
Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran. 2010.
Hal.55-60, 195-200.
Raphael, A., Soegiharto, G. S., & Evacuasiany, E. (2019). Efektivitas Berkumur Ekstrak Kulit Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill.) 12,5% terhadap Penurunan
Indeks Plak. SONDE (Sound of Dentistry), 2(1), 32–43.
https://doi.org/10.28932/sod.v2i1.1791