• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Narkoba

Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya (Kurniawan, 2008). Narkoba dibagi dalam 3 jenis :

1. Narkotika 2. Psikotropika 3. Zat adiktif lainnya 1. Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, atau ketagihan yang sangat berat

(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1997).

Jenis narkotika di bagi atas 3 golongan :

a. Narkotika golongan I : adalah narkotika yang paling berbahaya, daya adiktif sangat tinggi menyebabkan ketergantunggan. Tidak dapat digunakan untuk kepentingan apapun, kecuali untuk penelitian atau ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, morphine, putauw adalah heroin tidak murni berupa bubuk.

(2)

b. Narkotika golongan II : adalah narkotika yang memilki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin dan turunannya, benzetidin, betametadol.

c. Narkotika golongan III : adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi dapat bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : codein dan turunannya (Martono, 2006).

2. Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis, bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku, digunakan untuk mengobati gangguan jiwa (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997).

Jenis psikotropika dibagi atas 4 golongan :

a. Golongan I : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat untuk menyebabkan ketergantungan, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya seperti esktasi (menthylendioxy menthaphetamine dalam bentuk tablet atau kapsul), sabu-sabu (berbentuk kristal berisi zat menthaphetamin). b. Golongan II : adalah psikotropika dengan daya aktif yang kuat untuk menyebabkan

Sindroma ketergantungan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : ampetamin dan metapetamin.

c. Golongan III : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sedang berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: lumubal, fleenitrazepam.

d. Golongan IV : adalah psikotropika dengan daya adiktif ringan berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: nitra zepam, diazepam (Martono, 2006).

(3)

3. Zat Adiktif Lainnya

Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :

a) Rokok

b) Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.

c) Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia, 2008).

2.1.1. Jenis dan Efek yang ditimbulkan oleh Narkoba 1. Ganja/ Mariyuana/ Kanabis

Tanaman perdu dengan daun menyerupai daun singkong dan berbulu halus, jumlah jarinya selalu ganjil, yaitu 5,7,9. Cara penyalahgunaannya adalah dengan mengeringkan dan dicampur dengan tembakau rokok atau langsung dijadikan rokok lalu dibakar dan dihisap. bahan yang digunakan dapat berupa daun, biji maupun bunga. Dibeberapa daerah Indonesia yaitu di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, pulau Jawa dan lain, akibat dari menggunakan adalah berpariasi tergantung dari jumlah, jenis cannabis serta waktu cannabis dipakai. Beberapa efek dapat termasuk euforia, santai, keringanan stres dan rasa sakit, nafsu makan bertambah, perusakan pada kemampuan bergerak, kebingungan, hilangnya konsentrasi serta motivasi berkurang.

2. Kokain

Adalah tanaman perdu mirip pohon kopi, buahnya yang matang berwarna merah seperti biji kopi, kokain merupakan hasil sulinggan dari daun koka yang memiliki zat yang sangat kuat, yang tumbuh di Amerika Tenggah dan Amerika Selatan. Sedangkan kokain

(4)

freebase adalah kokain yang diproses untuk menghilangkan kemurnian dan campurannya sehingga dapat dihisap dalam bentuk kepingan kecil sebesar kismis. Salah satu bentuk populer dari kokain adalah crac, kokain menimbulkan risiko tinggi terhadap pengembangan ketergantungan fisik dan fisiologis, prilaku yang lazim selama dibawah pengaruh kokain dapat termasuk hiperaktif, keriangan, dan bertenaga, ketajaman perhatian, percaya diri dan kegiatan seksual yang meningkat. Pengguna juga dapat berprilaku tidak berpendirian tetap, merasa tidak terkalahkan dan menjadi agresif dan suka bertengkar. Kondisi yang dapat mematikan dapat terjadi dari kepekaan yang tinggi terhadap kokain atau overdosis secara besar-besaran. Beberapa jam setelah pemakaian terakhir, rasa pergolakan dan depresi dapat terjadi.

3. Opium

Adalah bunga dengan bentuk dan warna yang sangat indah, dari getah bunga opiun dibuat candu (opiat), dahulu di Mesir dan Cina digunakan untuk pengobatan, menghilangkan rasa sakit tentara yang terluka akibat perang dan berburu, opium banyak tumbuh didaerah “ segi tiga emas” Burma, Kamboja, Thailand dan segitiga emas Asia Tengah, Afganistan, Iran dan Pakistan. Penggunaan jangka panjang mengakibatkan penurunan dalam kemampuan mental dan fisik, serta kehilangan nafsu makan dan berat badan.

4. Alkohol

Adalah zat aktif yang terdapat dari berbagai jenis minuman keras. merupakan zat yang mengandung etanol yang berfungsi memperlambat kerja sistem saraf pusat, memperlambat refleks motorik, menekan pernafasan, denyut jantung dan mengganggu penalaran dan penilaian. Meskipun demikian apabila digunakan pada dosis rendah alkohol justru membuat tubuh merasa segar (bersifat merangsang).

(5)

Minuman ini terbagi dalam 3 golongan, yaitu

a. Golongan A : yaitu berbagai minuman keras yang mengandung kadar alkohol antara 1% s/d 5%. Contoh minuman keras adalah : bir, greensand, dan lain-lain

b. Golongan B : yaitu berbagai jenis minuman keras yang mengandung kadar alkohol antara 5% s/d 20 %. Contohnya adalah Anggur malaga, dan lain-lain.

c. Golongan C : yaitu berbagai jenis minuman keras yang mengandung kadar alkohol antara 29% s/d 50 %. Contoh adalah Brandy, Vodka, Wine, Drum, Champagne, Wiski, dan lain-lain (Partodiharjo, 2008).

5. Amfetamin

Amfetamin pertama dibuat di Jerman pada akhir abad ke-19 tetapi baru dipatenkan pada 1930-an. Pada 1940-an amfetamin mulai dipakai sebagai terapeutik untuk berbagai macam kondisi medis seperti ayan, depresi dan untuk anak yang hiperkinetik. Merupakan zat perangsang sintetik yang dapat berbentuk tablet, kapsul serta bentuk lainnya yang digunakan untuk kepentingan medis. Amfetamin tersedia dalam merk-merk umum dalam bentuk dexamphetamin (dexedrine) dan pemoline (volisal). Efek amfetamin biasanya hilang setelah 3-6 jam dan pemakai dapat secara tiba-tiba menjadi lelah, suka marah, murung dan tidak bisa konsentrasi, peningkatan kewaspadaan, peningkatan tenaga dan kegiatan, mengurangi nafsu makan dan kepercayaan diri. Penggunaan jangka panjang dapat mengakibatkan malnutrisi, kelelahan, depresi dan psikosis. Kematian yang diakibatkan penggunaan obat perangsang jarang terjadi tetapi lebih mungkin jika amfetamin disuntikkan. 6. Sedatif

Adalah merupakan zat yang dapat mengurangi berfungsinya sistem syaraf pusat. Dapat menyebabkan koma, bahkan kematian jika melebihi takaran.

(6)

7. Ekstasi/ Dolphin/ Black Hear/ Gober/ Circle K.

Sering digunakan sebagai alat penghayal tanpa harus berhalusinasi. tablet ini diproduksi khusus untuk disalahgunakan yaitu untuk mendapatkan rasa gembira, hilang rasa sedih, tubuh terasa fit dan segar. Dari kasus-kasus yang ada memperlihatkan bahwa ekstasi dapat memperlemah reaksi daya tahan tubuh, ada pengaruh terhadap perubahan menstruasi, termasuk ketidak teraturan menstruasi dan jumlah yang lebih banyak atau amenorhoe (tidak haid). Ekstasi merusak otak dan memperlemah daya ingat. Ekstasi merusak mekanisme di dalam otak yang mengatur daya belajar dan berpikir dengan cepat. Terbukti dapat menyebabkan kerusakan jantung dan hati. Pemakai teratur telah mengakui adanya depresi berat dan telah ada kasus-kasus gangguan kejiwaan (Partodiharjo, 2008).

8. Shabu-shabu

Merupakan kombinasi baru yang sedang laris, berbentuk bubuk mengkilat seperti garam dapur, shabu berisi metapetamin yang dicampur dengan berbagai psikotropika. Pemakai yang kronis akan tampak kurus, mata merah, malas mandi, emosi labil, dan loyo. Beberapa kasus menunjukkan dampak shabu-shabu yaitu menyebabkan orang menjadi ganas, serta meningkatkan kepercayaan diri yang tinggi berbuntut tingkah laku yang brutal (Nasution, 2004).

9. Kafein

Merupakan zat perangsang yang dapat ditemukan dalam obat generik, kopi, teh coklat atau makanan bersoda.

10. Tembakau

Merupakan daun–daunan pohon tembakau yang dikeringkan dan pada umunya diproduksi dalam bentuk rokok. Nikotin, terdapat ditembakau, adalah salah satu zat yang

(7)

paling adiktif yang dikenal. Nikotin adalah perangsang susunan saraf pusat (SSP) yang mengganggu keseimbangan neuropemancar. menyebabkan penyempitan pembuluh darah, peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, nafsu makan berkurang, menimbulkan emfisema ringan, sebagian menghilangkan perasaan cita rasa dan penciuman serta memerihkan paru. Penggunaan tembakau jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru, jantung dan pembuluh darah, dan menyebabkan kanker (Partodiharjo, 2008).

2.1.2. Faktor-faktor Penyebab Penggunaan Narkoba 1. Tersedianya Narkoba

Permasalahan penyalahgunaan dan ketergantungan narkoba tidak akan terjadi bila tidak ada narkobanya itu sendiri. Dalam pengamatan ternyata banyak tersedianya narkoba dan mudah diperoleh.

Hawari (1990) dalam penelitiannya menyatakan bahwa urutan mudahnya narkoba diperoleh (secara terang-terangan, diam-diam atau sembunyi-sembunyi) adalah alkohol (88%), sedatif (44%), ganja, opiot dan amphetamine (31%).

Menurut Gunawan (2009) faktor tersedianya narkoba adalah ketersediaan dan kemudahan memperoleh narkoba juga menjadi faktor penyabab banyaknya pemakai narkoba. Indonesia bukan lagi sebagai transit seperti awal tahun 80-an, tetapi sudah menjadi tujuan pasar narkotika. Para penjual narkotika berkeliaran dimana-mana, termasuk di sekolah, lorong jalan, gang-gang sempit, warung-warung kecil yang dekat dengan pemukiman masyarakat.

(8)

Terjadinya penyebab penyalahgunaan narkoba yang sebagian besar dilakukan oleh usia produktif dikarenakan beberapa hal, antara lain :

a. Keluarga

Menurut Kartono dalam Wina (2006) keluarga merupakan satu organisasi yang paling penting dalam kelompok sosial dan keluarga merupakan lembaga didalam masyarakat yang paling utama bertanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan sosial dan biologis anak manusia.

Penyebab penggunaan narkoba salah satunya adalah keluarga dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orang tua) pengguna narkoba

2. Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada jalan keluar yang memuaskan semua pihak dalam keluarga. Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antar saudara.

3. Keluarga dengan orang tua yang otoriter, yang menuntut anaknya harus menuruti apapun kata orang tua, dengan alasan sopan santun, adat-istiadat, atau demi kemajuan dan masa depan anak itu sendiri tanpa memberi kesempatan untuk berdialog dan menyatakan ketidak setujuan.

4. Keluarga tidak harmonis

Menurut Hawari dalam Wina (2006), keluarga harmonis adalah persepsi terhadap situasi dan kondisi dalam keluarga dimana didalamnya tercipta kehidupan beragama yang kuat, suasana yang hangat, saling menghargai, saling pengertian, saling terbuka, saling menjaga dan diwarnai kasih sayang dan rasa saling percaya sehingga memungkinkan anak untuk tumbuh dan berkembang secara seimbang.

(9)

b. Masyarakat

Kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau rawan, dapat menjadi faktor terganggunya perkembangan jiwa kearah perilaku yang menyimpang yang pada gilirannya terlibat penyalahgunaan/ketergantungan narkoba.

Lingkungan sosial yang rawan tersebut antara lain :

1. Semakin banyaknya penggangguran, anak putus sekolah dan anak jalan.

2. Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malam bahkan hingga dini hari dimana sering digunakan sebagai tempat transaksi narkoba.

3. Banyaknya penerbitan, tontonan TV dan sejenisnya yang bersifat pornografi dan kekerasan.

4. Masyarakat yang tidak peduli dengan lingkungan.

5. Kebut-kebutan, coret-coretan pengerusakan tempat-tempat umum.

6. Tempat-tempat transaksi narkoba baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi (Alifia, 2008).

3. Individu a. Harga Diri

Menurut Coopersmith dalam Eka (2006), harga diri adalah Aspek kepribadian yang penting sebagai penilaian yang dibuat individu terhadap dirinya sendiri. Harga diri yang tinggi akan mempengaruhi kepribadian seseorang. Harga diri merupakan evaluasi diri yang ditegakkan dan dipertahankan oleh individu, yang berasal dari interaksi individu dengan orang–orang yang terdekat dengan lingkungannya, dan dari jumlah penghargaan, penerimaan, dan perlakuan orang lain yang diterima individu.

(10)

Menurut Sellet dan Littlefield dalam Sulistiyowati (2008), harga diri merupakan aspek kepribadian yang pada dasarnya dapat berkembang. Kurangnya harga diri pada seseorang dapat mengakibatkan masalah baik akademik, olahraga, pekerjaan dan hubungan sosial . Harga diri dapat dibedakan atas 3, yaitu :

1. Harga diri tinggi, yaitu memiliki sifat aktif, sukes dalam kehidupan sosial, mampu mengontrol diri, menghargai orang lain, dan percaya diri.

2. Harga diri sedang yaitu memiliki sifat hampir sama dengan harga diri tinggi hanya ia bimbang menilai diri perlu dukungan sosial dan percaya diri.

3. Harga diri rendah yaitu memiliki sifat kurang aktif, sebagai pendengar dan pengikut, minder, gugup, sering salah dalam mengambil keputusan dan rendah diri.

Teori yang digunakan adalah dengan menggunakan teori Dr. Florence Rosenberg yang dinamakan dengan teori Self-Esteem Scale, yang menerangkan bahwa harga diri merupakan penilaian individu terhadap kehormatan dirinya, yang diekspresikan melalui sikap terhadap dirinya yang dikembangkan secara luas dalam riset ilmu sosial. Dengan menggunakan 10 item pernyataan, dimana dalam menjawab terdapat pilihan.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Sangat tidak setuju

Dengan pernyataan :

1. Saya merasa orang yang berharga setidaknya untuk orang lain. 2. Saya merasa bahwa saya tidak cukup baik.

(11)

4. Saya dapat melakukan sesuatu hal sama seperti orang lakukan. 5. Saya merasa tidak ada yang dapat saya banggakan.

6. Saya mengambil sikap positif terhadap diri saya. 7. Secara keseluruhan saya puas akan diri saya. 8. Saya ingin agar saya di hargai.

9. Saya merasa tidak berguna.

10. Kadang saya berfikir saya tidak berguna. Nilai pernyataan di kelompokkan atas 2:

Untuk pernyataan 1,2,4,6 dan 7 nilai yang digunakan: a. Sangat setuju : 3

b. Setuju : 2

c. Kurang setuju : 1 d. Sangat tidak setuju : 0

Untuk pernyataan 3,5,8,9 dan10 nilai yang digunakan: a. Sangat setuju : 0

b. Setuju : 1

c. Kurang setuju : 2 d. Sangat tidak setuju : 3 Dengan total nilai antara :

>25 : Harga diri tinggi 15-25 : Harga diri sedang

(12)

2.1.3. Tiga Sifat Jahat Narkoba

Narkoba memiliki 3 sifat jahat yang dapat membelenggu pemakainya untuk menjadi budak setia. Sehingga tidak dapat meninggalkannya, selalu membutuhkannya dan mencintainya melebihi siapapun. tiga sifat khas yang sangat berbahaya:

1. Habitualis adalah sifat pada narkoba yang membuat pemakainya akan selalu teringat, terkenang dan terbayang sehingga cenderung untuk mencari dan rindu. sifat ini lah yang membuat pemakai narkoba yang sudah sembuh dapat kambuh kembali.

2. Adiktif adalah sikap yang membuat pemakainya terpaksa memakai terus dan tidak dapat menghentikan, penghentian atau pengurangan pemakaian narkoba akan menimbulkan ‘efek putus zat’ yaitu perasaan sakit yang luar biasa.

3. Dengan narkoba dan menyesuaikan diri dengan narkoba itu sehingga menuntut dosis yang lebih tinggi. Bila dosis tidak dinaikkan narkoba itu tidak akan bereaksi, tetapi malah membuat pemakainya mengalami sakaw.

2.1.4 Ciri –ciri Umum Pengguna Narkoba

Biasanya orang mengetahui anaknya menggunakan narkoba selalu ketika keadaannya sudah parah dan terlambat. Oleh karena itu ciri awal pengguna narkoba perlu diketahui dengan baik, secara umum penguna narkoba terdiri dari 4 tahap.

1. Tahap Coba-coba

Mulanya hanya coba-coba, kemudian karena terjebak oleh 3 sifat jahat narkoba, ia menjadi mau lagi dan lagi. Sangat sulit melihat gejala awal pengguna narkoba, gejala tersebut adalah

(13)

Gejala psikologi

Terjadi perubahan pada sikap anak, akan timbul rasa takut dan malu yang disebabkan oleh perasaan bersalah dan berdosa, anak lebih sensitif, resah dan gelisah, kemanjaan dan kemesraan akan berkurang bahkan hilang.

Pada fisik

Pada fisik belum tampak pada tubuh anak. Tetapi bila sedang memakai psikotropika, ekstasi, atau sabu, ia akan tampak riang, gembira, murah senyum dan ramah, bila menggunakan jenis putaw, ia akan tampak tenang, tentram, tidak peduli pada orang lain, bila tidak memakai tidak akan tampak gejala apapun.

2. Tahap Pemula

Setelah tahap eksperimen atau coba- coba, lalu meningkat menjadi terbiasa. anak akan terus memakai karena kenikmatannya dan akan terus menggunakannya. Pada tahap ini akan muncul gejala sebagai berikut:

Gejala psikologi

Sikap anak menjadi lebih tertutup, jiwanya resah, gelisa, kurang tenang dan lebih sensitif, hubungan dengan orang tua dan saudara–saudara mulai renggang tidak lagi terlihat riang, ceria. Ia mulai tampak banyak menyembunyikan rahasia.

Pada fisik

Tidak tampak perubahan yang nyata. Bila ia memakai tampak lebih lincah, lebih riang, lebih percayadiri, berarti ia memakai psikotropika stimulan, shabu, atau ekstasi, bila ia tampak lebih tenang, mengantuk, berarti ia memakai obat penenang, ganja, atau putaw. 3. Tahap Berkala

(14)

Setelah berapa kali memakai narkoba sebagai pemakai insidentil, pemakian narkoba terdorong untuk memakai lebih sering lain. Selain merasa nikmat, ia juga mulai merasakan sakaw, kalau terlambat atau berhenti mengkonsumsi narkoba, ia memakai narkoba pada saat tertentu secara rutin. Pemakai sudah menjadi lebih sering dan teratur. Misalnya setiap malam minggu, sebelum pesta tampil, atau sebelum belajar agar tidak mengantuk.

Ciri mental

Sulit bergaul dengan teman baru. Pribadinya menjadi lebih tertutup, lebih sensitif dan mudah tersinggung, ke akraban dengan orang tua dan saudara sangat berkurang dan apabila tidak menggunakan narkoba sikap dan penampilannya sangat murung, gelisa dan kurang percaya diri.

Ciri fisik

Terjadi gejala sebaliknya dari tahap 1 dan 2. Apabila menggunakan, ia tampak normal, apabila tidak menggunakan ia akan tampak murung, lemah, gelisa, malas.

4. Tahap Tetap/Madat

Setelah menjadi pemakai narkoba secara berkala, pemakai narkoba akan dituntut oleh tubuhnya sendiri untuk semakin sering memakai narkoba dengan dosis yang lebih tinggi, bila tidak ia akan merasa penderitaan (sakaw), pada tahap ini pemakai tidak dapat lagi lepas dari narkoba sama sekali, ia harus selalu mengunakan narkoba. ia disebut pemakai setia, pecandu, pemadat atau junkies.

Bila ia memakai akan tampak normal tetapi apabila tidak ia tampak sakit. Dalam satu hari ia dapat memakai 4 sampai 6 kali, bahkan ada yang harus memakai setiap 1 jam.

(15)

Tanda – tanda psikis

Sulit bergaul dengan teman baru, ekslusif, tertutup, sensitif, mudah tersinggung, egois, mau menang sendiri, malas dan lebih menyukai hidup di malam hari. Pandai berbohong, gemar menipu, sering mencuri, merampok dan tidak malu menjadi pelacur (pria atau wanita) ia tidak merasa berat untuk berbuat jahat dan membunuh orang lain termasuk orang tuanya sendiri.

Tanda –tanda fisik

Biasanya kurus lemah (loyo) namun ada juga yang dapat membuat dirinya gemuk dan sehat. Dengan banyak makan dan minum suplement. Gigi kuning kecoklatan, mata sayup, ada bekas sayatan atau tusukan jarum suntik pada tangan, kaki, dada, lidah, atau kemaluan (Partodiharjo, 2008).

2.1.5. Dampak yang ditimbulkan Akibat Penyalahgunaan Narkoba Secara Umum a. Euforia

1. Perasaan senang dan gembira yang luar biasa di tambah munculnya keberanian yang luar biasa.

2. Hilangnya segala beban fikiran, seperti rasa sedih, resah, khawatir, menyesal dan sebagainya.

b. Delirium

1. Disusul dengan ketegangan psikis, tekanan jiwa yang berat sekali.

2. Diikuti kegelisahan jiwa yang besar sehingga timbul gangguan koordinasi gerakan motorik (gangguan kerja otak ).

c. Halusinasi

(16)

2. Indra pendengaran dan penglihatan tidak stabil sehingga terdengar dan tampak sesuatu yang tidak ada.

d. Weakness

1. Keadaan Jasmani dan Rohani lemah.

2. Keadaan lemah dan ingin tidur terus-menerus. e. Drawsines

Keadaan menurun seperti setengah tidur dengan fikiran ingin menggunakan lagi, dan akhirnya menjadi apatis dan tidak menghiraukan sekelilingnya (Alifia, 2008).

2.1.6. Akibat Penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan narkoba memberikan pengaruh yang menyenangkan bagi si pemakai . namun kesenangan itu hanya sesaat, sementara penuh kepalsuan. Seolah-olah hidup bahagia dan menyenangkan, serta indah padahal kenyataannya tidak begitu.

Penyalahgunaan narkoba bukan hanya berpengaruh buruk bagi pemakai saja tetapi juga bagi masyarakat dan negara. Bagi pemakai dampak yang ditimbulkan terbagi atas 3 1. Dampak psikis

a. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah b. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga c. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan

d. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri. 2. Dampak sosial

(17)

b. Merepotkan dan menjadi beban keluarga c. Pendidikan terganggu masa depan suram 3. Dampak fisik

a. Gangguan pada sistem syaraf : kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran b. Gangguan pada jantung dan pembulu darah: infeksi akut otot jantung, gangguan

peredaran darah

c. Gangguan pada kulit : penanahan, alergi

d. Gangguan pada paru-paru : penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernapas, pengerasan jaringan paru.

e. Sering sakit kepala, mual dan muntah, pengecilan hati dan sulit tidur. (Widianti, 2007)

f. Akan berakibat fatal apabila terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over Dosis dapat menyebabkan kematian (Abdalla, 2008).

g. Sedangkan bagi kesehatan reproduksinya, dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kadar hormon testosteron, penurunan dorongan sex, disfungsi ereksi, hambatan ejakulasi, pengecilan ukuran penis, pembesaran payudara dan gangguan sperma. Sedangkan pada wanita terjadi penurunan dorongan sex, gangguan pada hormon estrosen dan progesteron, kegagalan orgasme, hambatan menstruasi, pengecilan payudara, gangguan sel telur, serta pada wanita hamil dapat menyebabkan kekurangan gizi sehingga bayi yang dilahirkan juga dapat kekurangan gizi, berat badan bayi rendah, bayi cacat serta dapat menyebabkan bayi keguguran (Lin, 2007).

(18)

2.1.7. Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Ada 5 bentuk penanggulangan masalah narkoba

1. Promotif ( pembinaan)

Ditujukan kepada masyarakat yang belum mengunakan narkoba, prinsipnya adalah meningkatkan peranan atau kegiatan agar kelompok ini secara nyata lebih sejahtera sehingga tidak pernah berpikir untuk memperoleh kebahagiaan semu dengan memakai narkoba. dengan pelaku program adalah lembaga kemasyarakatan yang difasilitasi dan diawasi oleh pemerintah.

2. Preventif (program pencegahan)

Program ini ditujukan kepada masyarakat sehat yang belum mengenal narkoba agar mengetahui seluk beluk narkoba sehingga tidak tertarik untuk mengunakanya. Selain dilakukan oleh pemerintah, program ini juga sangat efektif bila dibantu oleh lembaga propesional terkait, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat.

Bentuk kegiatan preventif yang dilakukan: Kampanye anti penyalahgunaan Narkoba

Dengan memberikan informasi satu arah tanpa tanya jawab, hanya memberiakan garis besarnya, dangkal dan umum, disampaikan oleh toma, ulama, seniman, pejabat bukan tenaga propesional. Dapat juga dengan mengunakan poster, brosur atau baliho. Dengan misi melawan penyalahgunaan narkoba tanpa penjelasan yang mendalam atau ilmiah tentang narkoba.

a) Penyuluhan seluk beluk narkoba.

b) Pendidikan dan pelantikan kelompok sebaya.

(19)

3. Kuratif (pengobatan)

Ditujukan kepada para penguna narkoba. tujuannya adalah untuk mengobati ketergantungan dan menyembuhkan penyakit, sebagai akibat dari pemakai narkoba, sekaligus menghentikan pemakaian narkoba. tidak sembarangan orang boleh mengobati narkoba. Pengobatan harus dilakukan oleh dokter yang mempelajari narkoba secara khusus. Bentuk kegiatan kuratif.

a. Penghentian pemakaian narkoba.

b. Penggobatan gangguan kesehatan akibat penghentian dan pemakaian narkoba. c. Penggobatan terhadap organ tubuh akibat penggunaan narkoba.

d. Penggobatan terhadap penyakit yang masuk bersama narkoba (penyakit tidak langsung yang disebabkan oleh narkoba) seperti : HIV/AIDS, hepatitis B/C, sifilis, pnemonia, dan lain – lain.

4. Rehabilitatif

Upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang ditujukan kepada pemakai narkoba yang sudah menjalanin program kuratif. Tujuanya agar ia tidak memakai lagi dan bebas dari penyakit ikutan yang disebabkan oleh bekas pemakai narkoba, Pemakai narkoba dapat mengalami penyakit ikutan berupa:

a) Kerusakan fisik (syaraf, otak, darah, jantng, paru-paru, ginjal, hati dan lain-lain). b) Kerusakan mental, perubahan karakter ke arah negatif .

c) Penyakit- penyakit ikutan. 5. Represif

Program penindakan terhadap produsen, bandar, pengedar, dan pemakai berdasarkan hukum. Program ini merupakan program instasi pemerintah yang berkewajiban

(20)

mengawasi dan mengendalikan produksi maupun distribusi semua zat yang tergolong narkoba (Martono, 2006).

2.1.8. Cara Menghindari Jeratan Narkoba

Cara yang dapat dilakukan untuk menghindari jeratan Narkoba

1) Dapatkan dahulu informasi mengenai ketegantungan tentang bahaya narkoba kepada ahlinya atau melalui media seperti koran, majalah, seminar- seminar dan lain-lain.

2) Persiapan diri untuk menolak apabila ditawari. 3) Belajar berkata tidak untuk narkoba.

4) Memiliki cita-cita dalam hidup untuk masa depan.

5) Lakukan kegiatan positif yang berguna untuk orang tua dan sekeliling.

6) Kuatkan iman dan ketakwaan kapada Tuhan yang Maha Esa (Kartono, 2006). 2.1.9. Ciri-ciri Berisiko Tinggi Untuk Menjadi Pengguna Narkoba

Ciri-ciri orang yang berisiko tinggi untuk menjadi pengguna Narkoba 1) Orang yang mudah kecewa.

2) Orang tidak sabaran.

3) Orang suka menentang aturan.

4) Orang yang suka mengambil resiko yang berlebihan. 5) Orang yang cepat bosan.

6) Orang yang sudah menunjukkan perilaku anti sosial sejak usia dini. 7) Pengaruh terhadap keluarga korban narkoba.

(21)

2.2. Variabel yang diteliti

Berdasarkan variabel yang diteliti tersebut, terlihat bahwa pengukuran faktor penggunaan narkoba pada pria menyangkut ketersediaan narkoba, lingkungan dan individu. Tersedianya narkoba adalah ketersediaan dan kemudahan untuk mendapatkan narkoba. Lingkungan adalah menyangkut keluarga dan masyarakat. Individu adalah menyangkut harga diri. Masing-masing defenisi operasional tersaji dalam bab metode penelitian.

Faktor penggunaan narkoba pada pria 1. Tersedianya Narkoba

- Ketersediaan dan kemudahan dalam memperoleh Narkoba 2. Lingkungan - Keluarga - Masyarakat 3. Individu - Harga diri

Referensi

Dokumen terkait

Guna menjawab pertanyaan tersebut peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dengan 2 siklus. Setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan

Penyelenggaraan pemilihan umum di Indonesia pada dasarnya merupakan sarana pemenuhan hak politik warganegara.Inilah sebabnya sering terjadi perbenturan nilai antara hak

Berdasarkan hasil analisa dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara senam yoga dengan kesiapan fisik dan psikologis ibu hamil dalam

Pada proses pemotongan sampel, hendaknya perlu ditentukan pada bagian mana yang sekiranya perlu atau pantas untuk dijadikan sebagai sayatan tipis batuan agar dapat diamati

Whorksop PTK dan penulisan karya tulis ilmiah oleh tim fisika IKIP PGRI Semarang kepada KKG Gugus Satriyo Utomo kecamatan Ngawen kabupaten Blora telah meningkatkan kemampuan guru

JADWAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL TAHUN 2020/2021 PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS INTERNASIONAL (STr) JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS POLITEKNIK NEGERI SEMARANG.. MBI - A MBI - B SENIN

explotion/percikan api. 7) Dampak yang mungkin terjadi dari identifikasi aspek yang memenuhi misalnya sebagai berikut ; pada identifikasi bahaya debu maka penilaian

melampirkan SKA- Struktur pengalaman diatas atau sama dengan 12 tahun ,b).Site Manager (1 org/lokasi), pendidikan S -1 Teknik Sipil , Profesi Keahlian Pelaksana